Menyatakan bahwa buku dengan judul "Analisis Produksi Katekin Gambir di Pakpak
Bharat", dengan editorial Lermansius Haloho dan penulis Palmarum Nainggolan, M.A
Girsang, Sarman Paul Lumbantobing, Tommy Purba dan Shabil Hidayat, dengan uraian
kontributorship, sebagai berikut :
1. Lermansius Haloho, sebagai Kontributor Utama
2. Palmarum Nainggolan, sebagai Kontributor Utama
3. M.A Girsang, sebagai Kontributor Utama
4. Tommy Purba, sebagai Kontributor Utama
5. Sarman Paul Lumbantobing, sebagai Kontributor Utama
6. Shabil Hidayat, sebagai Kontributor Utama
Penulis,
Lermansius Haloho Palmarum Nainggolan M.A Girsang
Penulis :
Palmarum Nainggolan
Moral Abadi Girsang
Tommy Purba
Sarman Paul Lumbantobing
Shabil Hidayat
Proses kaji ulang tersebut, tertuang dalam buku ini. Buku di tangan Anda ini merupakan
perpanjangan tangan dari pelaksanaan serangkaian kegiatan ilmiah untuk melihat seberapa besar
potensi kadar katekin hasil olahan gambir yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat. Buku ini,
diharapkan mampu menjadi pedoman bagi petani, penyuluh, mahasiswa, praktisi pertanian,
pengusaha/investor, maupun pemerintah daerah dalam mengembangkan usaha tani gambir.
SAMBUTAN
Puji dan syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat rahmatNya,
KEPALA BAPPELITBANGDA
JALAN BERUTU, S.Pd., MM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkah dan
perkenaan-Nya, buku dengan judul Analisis Potensi Katekin Gambir di
Kabupaten Pakpak Bharat dapat kami selesaikan. Adapun isi dari buku ini
adalah hasil dari untuk mengetahui kadar katekin gambir dan menyusun Road
Map pengembangan katekin serta mengetahui kelayakan usahatani katekin
gambir di Kabupaten Pakpak Bharat.
Dalam penyusunan buku ini kami telah berupaya menyajikan
semaksimal mungkin, akan tetapi kemungkinan masih ada kelemahan mengingat
waktu dan kemampuan kami terbatas.
Kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Jalan Berutu, SPd, MM selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat dan Ibu Dr.
Khadijah El Ramija, SPi, MP selaku Kepala Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sumatera Utara yang telah mempercayakan kami melaksanakan kegiatan
penelitian hingga tertuang dalam buku ini.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang tidak
dapat kami sebut satu per satu yang telah membantu pelaksanaan penelitian
hingga tersusunnya buku ini, terutama bapak/ibu petani gambir, pengolah gambir
dan PPL yang telah memberikan data dan informasi penting dalam pelaksanaan
kegiatan di lapangan dan penyusunan buku ini.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………… i
DAFTAR ISI .…………………………………………..........…….…. ii
DAFTAR TABEL ...…………………………………………......…… iv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………...…….. v
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. vi
1. PENDAHULUAN………..………………………………….….. 1
1.1 Latar Belakang ……......……………………………………...… 1
1.2 Rumusan Masalah ....………………………………………….... 3
1.3 Pertanyaan Penelitian ....……………………………………...… 3
1.4 Maksud dan Tujuan ...………………………………………...… 4
1.5 Waktu Penelitian ……………………………………………….. 4
II. LANDASAN TEORITIS.............……………..………………… 5
2.1. Konsep analisis produksi...………………………….………...… 5
2.2. Kandungan dan komposisi kimia dalam Gambir...……………… 5
2.3. Pengolahan Gambir …..…………………………………………. 6
2.4. Pengusahaan Gambir …..……………………………………….. 7
III. METODE PENELITIAN .....………………..…………………... 11
3.1. Mengetahui kandungan katekin daun Gambir………………...… 11
3.2. Analisis usaha tani dan pengolahan Gambir di Pakpak Bharat…. 13
3.3. Mengetahui potensi produksi katekin di Pakpak Bharat……....... 13
3.4. Road Map pengembangan katekin Gambir di Pakpak Bharat…... 14
3.5. Analisis kelayakan usaha katekin gambir di Pakpak Bharat……. 14
IV. HASIL PENELITIAN ..……...…….………………………….… 15
4.1. Kondisi Umum Usaha Tani Gambir di Kab. Pakpak Bharat…..... 15
4.1.1. Profil Daerah Gambir di Pakpak Bharat………………… 15
4.1.2. Luas Areal Tanaman Gambir dan Produksi Hasil Gambir
di Pakpak Bharat………………………………………… 18
4.1.3. Sistem Usaha Gambir di Pakpak Bharat………………... 19
4.1.4. Analisis Usaha Tani dan Pengolahan Gambir di Pakpak 28
ii
Bharat……………………………………………………
4.2. Proses ekstraksi Gambir menjadi Katekin......…………………... 31
4.2.1. Pengolahan Gambir menjadi Katekin dengan Bahan
Baku Gambir Asalan………………………………….… 31
4.2.2. Pengolahan Gambir menjadi Katekin dengan Bahan
Baku Pasta Gambir……………………………………… 34
4.3. Tingkat kandungan katekin Gambir di Pakpak Bharat…….……. 36
4.3.1. Tingkat Kandungan Gambir Berdasarkan Varietas……... 36
4.3.2. Tingkat Kandungan Gambir Berdasarkan Ketinggian
Tempat…………………………………………………... 37
4.3.3. Tingkat Kandungan Gambir Berdasarkan Metode
Pengolahan……………………………………………… 39
4.4. Road Map pengembangan Katekin Gambir di Pakpak Bharat….. 41
4.4.1. Kebutuhan Pengembangan Agroindustri Gambir di Kab.
Pakpak Bharat…………………………………………… 45
4.4.2. Perbaikan Teknologi Pengolahan Gambir………………. 49
4.4.3. Pemasaran……………………………………………….. 50
4.5. Analisis kelayakan industri Katekin di Kab. Pakpak Bharat……. 55
V. REKOMENDASI KEBIJAKAN..…………………. ...………… 64
5.1. Kesimpulan .......……………………..………………………..… 64
5.2. Rekomendasi...…………………………………………………... 64
DAFTAR PUSTAKA.……………………………………...…... 66
LAMPIRAN ………………………………….…………...……. 69
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Foto Tanaman Gambir…………………………………………….. 69
2. Foto Focus Group Discussion……………………………………... 70
3. Foto Observasi dan Wawancara…………………………………… 71
4. Foto Pengolahan Gambir…………………………………………... 74
5. Foto Pengolahan Katekin………………………………………….. 86
6. Foto Seminar Hasil………………………………………………… 88
7. Hasil Scan Tanda Daftar Varietas Lokal…………………………... 90
8. Hasil Scan Hasil Uji Laboratorium Katekin Gambir Pakpak
Bharat……………………………………………………………… 95
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Pencucian
Perebusan
Pengepresan
Penyaringan
Pengendapan
Penirisan
Pencetakan
Pengeringan
Analisis di Laboratorium
Tabel 1. Kelas Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Gambir di Kab. Pakpak Bharat
No. Kelas Faktor Luas lahan Dalam
Pembatas (ha) persen (%)
Lahan tergolong sesuai
1. S1 (sangat sesuai) - - -
2. S2 (sesuai) Eh 9.523 7,02
3. S2 (sesuai) eh, rc 480 0,35
4. S2 (sesuai) eh, nr 22.566 16,64
5. S2 (sesuai) Nr 7.602 5,61
6. S3 (sesuai bersyarat) Eh 14.257 10,51
7. S3 (sesuai bersyarat) Oa 877 0,65
8. S3 (sesuai bersyarat) Tc 4.836 3,57
9. S3 (sesuai bersyarat) tc,eh 4.005 2,95
Lahan tergolong tidak sesuai
10. N (tidak sesuai) Eh 37.205 27,44
11. N (tidak sesuai) eh, lp 31.742 23,41
12. N (tidak sesuai) Lp 2.509 1,85
Jumlah 135.602 100,00
Sumber : BPTP Sumatera Utara (2006)
Keterangan : eh : bahaya erosi; nr : rentensi hara; rc : kondisi perakaran; oa :
keterbatasan oksigen; tc : ketinggian tempat; lp : penyiapan lahan
4.1.2. Luas Areal Tanaman Gambir dan Produksi Hasil Gambir di Pakpak
Bharat
Komoditas tanaman perkebunan yang menjadi pilihan utama petani di
Pakpak Bharat salah satunya adalah gambir. Terdapat 12 komoditas perkebunan
dan terluas adalah kelapa sawit, karet, kemenyan dan gambir. Dominasi tanaman
perkebunan tahunan ini disebabkan oleh kondisi lingkungan tumbuh dan ciri
produk yang dapat disimpan lama. Kondisi lingkungan seperti topografi lahan
bergelombang (15-25%) seluas 21.619 ha (17,7%) hingga curam dan terjal (>
25%) seluas 90.467 ha (74,3% luas Pakpak Bharat), sehingga pilihan komoditas
sangat terbatas.
Tabel 3. Luas Areal Tanam dan Produksi Perkebunan Tahun 2019 di Kabupaten
Pakpak Bharat
No. Tanaman Perkebunan Luas Area (ha) Produksi (ton)
1. Gambir 1.577,00 1.957,00
2. Kopi Arabika 708,81 72,00
3. Kopi Robusta 108,91 82,12
4. Kelapa sawit 2.005,91 2.056,97
5. Karet 1.666,00 800,00
6. Coklat 222,00 65,00
7. Kulit manis 40,85 10,39
8. Kemenyaan 2024,04 300,97
9. Kelapa 3,50 1,41
10. Tembakau 9,00 3,44
11. Nilam 17,00 10,68
12. Lada 6,90 1,43
Sumber : Pakpak Bharat Dalam Angka (BPS, 2020)
Dari data pada Tabel 3, pada tahun 2019 luas areal tanaman gambir adalah
1.577 ha yang tersebar di 8 kecamatan, dan sentra utama terdapat di Kecamatan
Sitellu Tali Urang Jehe (1.082 ha), Pargetteng-genteng Sengkut (219 ha), dan
Kecamatan Salak (144 ha).
Gambar 7. Padi Ladang yang Telah Ditanami Gambir Dari Benih Stek Gambir
Gambar 10. Pengolahan Daun Gambir Dengan Alsintan di Desa Binanga Boang
Kecamatan Salak
Perkembangan Harga
Produk berupa getah gambir dibedakan 2 bentuk yaitu bulat telur dan
pipih. Bulat telur biasanya digunakan untuk bahan menyirih dan transaksi
berdasarkan jumlah biji dengan harga sekitar Rp. 1.300 - 2.000/biji tergantung
ukuran (bobot) dan warna. Sedangkan untuk pasar ekspor biasanya bentuknya
pipih dengan harga sekitar Rp. 25.000 - 80.000 per kg dijual kepada pedagang
pengumpul di desa.
Pemasaran Gambir
Kelembagaan pemasaran produk getah gambir di desa sentra produk sudah
terbentuk melalui pekan desa, kecamatan dan kabupaten. Di Desa Bandar Baru
misalnya terdapat 10 orang pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul
memasarkan hasil ke pedagang Sidikalang dan Medan serta Perumda PAL Salak.
Dalam praktek pemasaran harga sangat ditentukan oleh pedagang pengumpul dan
kualitas produk belum dapat mempengaruhi harga jual petani. Selama dalam
proses tataniaga di tingkat desa, pedagang pengumpul belum ada perlakukan
khusus, hanya mengeringkan bila produk dari petani kurang kering dan mengemas
dalam karung.
Dari tabel 6 di atas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi daun gambir
untuk luasan 1 ha di Kabupaten Pakpak Bharat adalah Rp. 8.172.489. dengan
produksi sebanyak 7.368 kg/ha, maka petani bisa mendapatkan hasil penjualan
sebanyak Rp. 11.052.000/tahun dengan pendapatan bersih sekitar Rp.
2.879.511/tahun. Dari hasil tersebut dapat diperoleh bahwa R/C rasio dari
usahatani gambir di kabupaten ini adalah 1,35. Angka ini menunjukkan bahwa
kegiatan usahatani daun gambir di Kabupaten Pakpak Bharat layak secara
ekonomi dan finansial sebagai pendapatan petani berusaha daun gambir dalam
setahun.
Biaya untuk usaha tani on farm tanaman gambir, paling banyak di
operasional tenaga kerja (panen) yang mencapai Rp. 6.000.000,-, dimana biaya ini
tidak dikeluarkan secara tunai, karena tenaga kerjanya bersumber dari anggota
Gambar 13. Diagram Pengolahan Gambir menjadi Katekin dengan Bahan Baku
Gambir Asalan
Gambar 17. Diagram Pengolahan Gambir menjadi Katekin dengan Bahan Pasta
Gambir
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa secara umum kadar katekin ketiga
varietas yang dibudidayakan di Kabupaten Pakpak Bharat hampir memiliki kadar
katekin yang sama dan berada di atas standar SNI yaitu varietas Brakrak berada
pada kisaran 76-77%, varietas Cina sekitar 73-78 dan varietas Siarang kisaran 73-
77 %.
Mutu I Mutu II I II I II I II
1. Kadar Air, b/b Maks. Maks. 18 18 18 18 19 19
14 16
2. Kadar Abu, b/b Maks. 5 Maks. 5 2 2 3 3 2 3
3. Kadar Katekin, b/b adbk Min. 60 Min. 50 80 75 64 60 59 63
4. Kadar Bahan tak Larut
dalam :
- Air b/b adbk Maks. 7 Maks. 8 10 7 14 16 18
10
- Alkohol b/b adbk Maks. Maks. 7 7 14 15 17 16
12 16
5. Tanin - - 20 30 16 34 25 39
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa kadar katekin paling tinggi
diperoleh pada gambir yang berasal dari lokasi dengan ketinggian > 800 m dpl
yaitu sebesar 80%, sementara untuk gambir yang berasal dari daerah dengan
ketinggian 600 m dpl dan dibawahnya memiliki kadar katekin yang hampir sama
yaitu kisaran 59-64%. Katekin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder
tanaman yang memiliki banyak gugus fenol. Senyawa polifenol berperan sebagai
antimikroba dan antioksidan (Silvikasari, 2010). Pembentukan metabolit sekunder
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain suhu, pH, aktivitas air, dan intensitas
cahaya. Laju reaksi thermal (non fotokimia) peka terhadap suhu dan beberapa laju
reaksi akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu 10 C. Ketinggian tempat
berhubungan dengan suhu udara dimana setiap kenaikan 100 m, suhu udara akan
menurun sebesar 0,6 C sehingga jumlah panas yang diterima bumi juga semakin
menurun (Muhsanati, 2012). Hasil penelitian Ferita (2011) mengindikasikan
adanya kecenderungan faktor ketinggian tempat mempengaruhi kadar katekin
yang terkandung dalam tanaman gambir. Di Kabupaten Pakpak Bharat sendiri
sentra penanaman gambir tersebar mulai dari dataran rendah sampai dataran
tinggi.
B0 : Perlakuan Petani
B1 : Press 1 kali + Daun Muda
B2 : Press 1 kali + Daun Tua
B3 : Press 2 kali + Daun Muda
B4 : Press 2 kali + Daun Tua
Daun muda yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun gambir yang
masih muda, berwarna hijau muda dan berumur kurang dari 3 bulan. Sedangkan
daun tua adalah daun yang sudah tua, berwarna hijau tua dan berumur lebih dari 3
bulan.
Kemudian yang dimaksud dengan perlakuan Press 1 kali adalah air yang
digunakan untuk mengukus daun gambir adalah air bersih, sedangkan Press 2 kali
adalah bahwa air yang digunakan untuk mengukus daun gambir adalah air perasan
daun gambir yang telah diolah sebelumnya.
Hasil uji analisis kandungan gambir berdasarkan beberapa metode
pengolahan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pohon Gambir
Gambir Antioksidan,
Adhesive Produk Nano
untuk Antimikroorga-
menginang Gambir
nisme
Produk Produk
Senyawa Kimia
Utama Biofarmaka/
Sediaan
Penyamak
Gambir Biofarmaka
murni Pewarna
Alami
Gambir Kosmetika
Anti
terstandarisasi Kerak
Campuran Boiler
Biopestisida
Katekin
Pakan Sapi Pelapis
Pedaging Logam
Tanin
1. Tablet antidiare 7. Gel dan Krim: 10. Sabun transparan Biopestisida
2. Kapsul - anti jerawat 11. Gel luka permukaan
haemorrhoid
3. Tablet hisap - anti ageing 12. Gel luka bakar Peluruh
4. Tablet buih - anti ketombe 13. Gambir aprodisiaka dan Anti
5. Obat kumur 8. Pasta gigi 14. Minuman kesehatan Karat
(katevit) pada
6. Lotion luka bakar 9. Pasta gambir 15. Teh Gambir Logam
KEKUATAN KELEMAHAN
1. Memiliki lahan yang sesuai untuk 1. Teknologi pengolahan gambir pada
perkebunan gambir di Kabupaten Pakpak tingkat petani masih sangat tradisional
Bharat dan tidak efisien
2. Memiliki lahan yang sesuai untuk 2. Mutu gambir asalan rendah dan tidak
pengembagan area baru sama dari setiap petani
3. Memiliki pengalaman yang lama dalam 3. Memiliki ketergantungan yang sangat
pengolahan gambir secara tradisional kuat terhadap pembeli India (pasar India)
FAKTOR INTERNAL 4. Dikenal secara nasional sebagai produsen 4. Akses yang rendah terhadap lembaga
Gambir asalan pembiayaan
FAKTOR EKSTERNAL 5. Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat 5. Nilai tambah gambir sangat rendah
memiliki komitmen yang tinggi untuk 6. Litbang terhadap produk gambir sangat
meningkatkan kualitas dan nilai tambah rendah
produk gambir
PELUANG STRATEGI S-O STRATEGI W-O
1. Ekstensifikasi area produksi 1. Ekstensifikasi lahan yang sesuai bagi 1. Memanfaatkan industri dalam negeri
gambir perkebunan gambir untuk meningkatkan sebagai pengguna untuk mengurangi
2. Perbaikan teknologi budidaya total produksi gambir ketergantungan pada pasar India
gambir 2. Intensifikasi transfer teknologi, untuk 2. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan
3. Perbaikan teknologi meningkatkan produktivitas produksi teknologi untuk meningkatkan mutu
pengolahan gambir gambir produk gambir
4. Menciptakan produk bernilai 3. Menciptakan pengolahan produk 3. Meningkatkan mutu manajemen ter-padu
tinggi dari gambir seperti hilir untuk mendiversifikasi produk bagi agri industri gambir
katekin dan tanin gambir ekspor
5. Meningkatkan penggunaan 4. Membangun kerjasama bisnis antara
gambir di dalam negeri untuk petani dengan eksportir gambir dalam
4.4.3. Pemasaran
Pengembangan Diversifikasi
Bahan Antara Produk Akhir
untuk Industri
Penyiapan
Penyediaan Bibit Perbaikan Perbaikan Teknologi untuk Peremajaan
Unggul Teknologi Teknologi Perluasan Lahan
Pengembangan Tanaman Gambir
Budidaya Pengolaha Gambir
Produk yang Sudah Tua
Tanaman n Hilir/Katecin
Peningkatan Penguatan
Peningkatan
Kemampuan Permodalan
Litbang
SDM
Penguatan
Kelembagaan
Gambar 23. Kerangka Pengembangan Agroindustri Gambir dan Katekin di Kabupaten Pakpak Bharat
53
54
kebutuhan jejaring kerja yang kokoh mendukung untuk pengembangan klaster
agroindustri gambir dalam penyelesaian persoalan kelembagaan tersebut. Agar klaster
industri gambir dapat berkembang dan berkelanjutan, perlu dibentuk manajemen
klaster yang dapat menyiapkan rencana strategis, taktis dan operasional
pengembangan agroindustri gambir, melaksanakan rencana tersebut serta melakukan
pengendalian saat rencana pengembangan agroindustri gambir tersebut dijalankan.
Manajemen klaster tersebut juga bertugas untuk mengkoordinasikan para UMK
gambir dan pengolah tradisional, pedagang, perguruan tinggi dan lembaga penelitian
serta lembaga keuangan. Pada saat yang sama manajemen klaster juga memberikan
masukan kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam penyiapan
berbagai aturan, kebijakan maupun infrastruktur bagi pengembangan agroindustri
gambir pada masa yang akan datang.
Pemerintah perlu menetapkan berbagai kebijakan dan aturan yang akan
memperkuat dukungan bagi pengembangan agroindustri gambir pada masa yang akan
datang seperti ketentuan tentang tata guna lahan yang dapat mencegah konversi lahan
perkebunan gambir ke komoditas lain ataupun penggunaan lain seperti pertambangan,
pemukiman dan sebagainya. Disamping itu, pemerintah perlu melakukan penyiapan
infrastruktur pendukung, serta beberapa kebijakan seperti kebijakan pendanaan bagi
agroindustri gambir khususnya usaha mikro dan kecil, kebijakan investasi asing
untuk pengembangan industri hilir gambir serta pembatasan ekspor gambir asalan.
55
Tabel 12. Perincian Kebutuhan Investasi Pendirian Industri Katekin
No Komponen Jumlah Satuan Harga Nilai Total Nilai Sisa
Satuan (Rp) (Rp) (Rp)
1 Tanah dan bangunan
Tanah 2.000 m2 50.000 100.000.000 100.000.000
Bangunan 500 m2 2.000.000 1.000.000.000 500.000.000
Total 1 1.100.000.000 600.000.000
2 Fasilitas Penunjang
Instalasi listrik 1 paket 25.000.000 25.000.000 0
Instalasi air 1 paket 25.000.000 25.000.000 0
Instalasi IPAL 1 paket 75.000.000 75.000.000 0
Total 2 125.000.000 0
3 Mesin dan Peralatan
Mesin Produksi
a. Hammer Mills 1 unit 60.000.000 60.000.000 6.000.000
b. Tangki Pencampuran 1 unit 80.000.000 80.000.000 8.000.000
c. Screener 1 unit 50.000.000 50.000.000 5.000.000
d. Sentrifuse 1 unit 80.000.000 80.000.000 8.000.000
f. Tangki Pencucian 1 unit 80.000.000 80.000.000 8.000.000
g. Spray Dryer 1 unit 80.000.000 80.000.000 8.000.000
h. Boiler 1 unit 150.000.000 150.000.000 15.000.000
i. Pompa 4 unit 7.000.000 28.000.000 2.800.000
j. Pengemas 1 unit 100.000.000 100.000.000 10.000.000
k.Peralatan pengolahan air 1 unit 80.000.000 80.000.000 8.000.000
(demineralisasi)
l. Genset 1 unit 60.000.000 60.000.000 6.000.000
m. Destilator 1 unit 90.000.000 90.000.000 9.000.000
n. Dust colector 2 unit 20.000.000 40.000.000 4.000.000
56
Subtotal 978.000.000 97.800.000
Instalasi peralatan 1 unit 50.000.000 50.000.000 5.000.000
Subtotal 50.000.000 5.000.000
Alat laboratorium 1 paket 50.000.000 50.000.000 5.000.000
Subtotal 50.000.000 5.000.000
Perlengkapan utilitas 1 paket 50.000.000 50.000.000 5.000.000
Subtotal 50.000.000 5.000.000
Total 3 1.128.000.000 112.800.000
Total, 1,2,3 2.353.000.000 712.800.000
57
Tabel 13. Komposisi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Industri Katekin.
No. Deskripsi Jumlah Satuan Biaya Biaya satuan per Total (Rp)
satuan(Rp) tahun (Rp)
A Biaya Tetap
1 Biaya Produksi Tetap
a. Listrik (Non Mesin) 1 Per Bulan 800.000 9.600.000 9.600.000
b. BBM 240 Liter/Bulan 1.560.000 18..720.000 18.720.000
c. Maintenance 1 Per Bulan 1.000.000 12.000.000 12.000.000
d. Gaji Manajer Produksi dan 1 Orang/Bulan 4.000.000 52.000.000 52.000.000
QC
Subtotal 92.320.000
2 Biaya Pemasaran Tetap
a. Promosi 1 Per Bulan 1.000.000 12.000.000 12.000.000
b. Gaji Bagian Pema-saran
Manajer Pemasaran 1 Orang/Bulan 3.000.000 36.000.000 36.000.000
Staf Pemasaran 2 Orang/Bulan 1.500.000 18.000.000 36.000.000
Sub total 84.000.000
3 Biaya Produksi
a. Biaya Bahan Baku dan
penunjang
Gambir Asalan 5.000 Kg/Bulan 35.000.000 420.000.000 420.000.000
Air Demineralisasi 10.000 Liter/Bulan 30.000.000 360.000.000 360.000.000
Pelarut Isopropanol 10.000 Liter/Bulan 30.000.000 360.000.000 360.000.000
58
b. Biaya Kemasan 1.000 Unit/Bulan 25.000.000 300.000.000 300.000.000
c. Gaji Tenaga Kerja
Langsung
Operator 9 Orang/Bulan 1.750.000 21.000.000 189.000.000
Laboran 1 Orang/Bulan 2.000.000 24.000.000 24.000.000
Buruh 3 Orang/Bulan 1.200.000 14.400.000 43.200.000
Sub Total 1.696.200.000
Total 1.872.000.000
59
Tabel 14. Penyusutan Tanah, Bangunan, Mesin dan Peralatan
Jenis Nilai Awal Nilai Sisa Umur ekonomis (tahun) Penyusutan / tahun
Tanah 100.000.000 100.000.000 10 0
Bangunan 1.000.000.000 500.000.000 10 50.000.000
Mesin dan eralatan 1.128.000.000 112.800.0000 10 11.280.000
Total 61.280.000
60
Tabel 15. Perhitungan Biaya Operasional Industri Katekin
Komponen Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
1.Biaya Tetap
Biaya Produksi Tetap 93.320.000 93.320.000 93.320.000 93.320.000 93.320.000
Biaya Pemasaran Tetap 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000
Penyusutan 61.280.000 61.280.000 61.280.000 61.280.000 61.280.000
Total biaya tetap 238.600.000 238.600.000 238.600.000 238.600.000 238.600.000
2. Biaya Variabel
Biaya Produksi 1.696.200.000 1.781.000.000 1.870.000.000 1.963.563.000 2.061.741.000
Biaya Pemasaran 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000
Total biaya variabel 1.780.200.000 1.865.000.000 1.954.000.000 2.047.563.000 2.145.741.000
Biaya Total 2.018.800.000 2.103.600.000 2.192.600.000 2.286.163.000 2.384.341.000
61
Tabel 16. Rekapitulasi Produksi dan Proyeksi Penerimaan Industri Katekin
Tahun Kapasi tas Produksi Biaya tetap Biaya variabel Harga jual Total
ke- Produksi katekin per (Rp/tahun) (Rp/tahun) katekin (Rp) Penerimaan (Rp)
tahun (kg)
1 50% 2.500 238.600.000 1.780.200.000 1.000.000 2.500.000.000
2 60% 3.000 238.600.000 1.865.000.000 1.000.000 3.000.000.000
3 70% 3.500 238.600.000 1.954.000.000 1.000.000 3.500.000.000
4 90% 4.500 238.600.000 2.047.563.000 1.000.000 4.500.000.000
5 100% 5.000 238.600.000 2.145.741.000 1.000.000 5.000.000.000
6 100% 5.000 238.600.000 2.253.028.000 1.100.000 5.500.000.000
7 100% 5.000 238.600.000 2.253.028.000 1.100.000
5.500.000.000
8 100% 5.000 238.600.000 2.253.028.000 1.100.000
5.500.000.000
9 100% 5.000 238.600.000 2.253.028.000 1.100.000 5.500.000.000
10 100% 5.000 238.600.000 2.253.028.000 1.200.000 6.000.000.000
62
Tabel 17. Proyeksi Laba Rugi Industri Katekin
Tahun ke-
Komponen 1 2 3 4 5
A. Penerimaan
a. Katekin
Harga (Rp) 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000
Volume produksi (Kg) 2.500 3.000 3.500 4.500 5.000
Penjualan katekin (Rp) 2.500.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 4.500.000.000 5.000.000.000
Total Penerimaan 2.500.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 4.500.000.000 5.000.000.000
B. Pengeluaran
Biaya tetap 238.600.000 238.600.000 238.600.000 238.600.000 238.600.000
Biaya variabel 1.780.200.000 1.865.000.000 1.954.000.000 2.047.563.000 2.145.741.000
Total Pengeluaran 2.018.800.000 2.103.600.000 2.192.600.000 2.286.163.000 2.384.341.000
Laba Sebelum Pajak 481.200.000 896.400.000 1.308.000.000 2.213.837.000 2.615.659.000
Pajak penghasilan 72.180.000 134.460.000 196.200.000 332.075.550 393.348.850
Laba setelah pajak 409.020.000 761.940.000 1.111.800.000 1.881.761.450 2.222.310.150
63
BAB V
REKOMENDASI KEBIJAKAN
5.1. Kesimpulan
1.2. Rekomendasi
1. Optimalisasi on farm tanaman gambir untuk meningkatkan produksi dan kualitas
gambir.
64
2. Perbaikan teknologi pengolahan gambir yang menghasilkan kadar katekin
tertinggi.
3. Pengembangan industri katekin dengan skala yang menguntungkan secara
ekonomi.
4. Promosi untuk memperluas pasar katekin produksi Kabupaten Pakpak Bharat.
65
DAFTAR PUSTAKA
66
Kailaku, S.I, J. Sumangat dan Hernani, 2012. Formulasi Granul Efervesen Kaya
Antioksidan dari Ekstrak Daun Gambir. J. Pascapanen 9 (1) 2012: 27 – 34.
Harahap, I.Y., T.C. Hidayat, Y. Pangaribuan, G. Simangunsong, E. S. Sutarta, E. Listia
dan S. Rahutomo, 2011. Mucuna 67 ioindust : Pengembangan dan
Pemanfaatannya di Perkebunan Kelapa Sawit. Seri Kelapa Sawit Populer 02,
edisi 2. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. 44 hal.
Haryono, 2014. Bioindustri Atasi Rendahnya Produktivitas Pertanian. Seminar
Avoiding the Middle Income Trap: Lesson Learn and Strategies for Indonesia
to Growth Equitably and Sustainably.
Hendrayana, R., 2011. M-P3MI dalam Perspektif Percepatan Pembangunan Pertanian
Berawal dari Desa. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian.
Hernani, 2011. Teknologi Pengolahan Gambir. Balai Besar Pascapanen. Badan
Litbangtan
Hilmi, H.L. dan D. Rahayu, 2018. Artikel Tinjauan: Aktivitas Farmakologi Gambir
(Uncaria gambir ROXB). Farmaka Suplemen Vol. 16 (2) : 134-141
Ibrahim T.M., P. Nainggolan, A. Kasril, A. Banurea dan B. Cibro, 2015. Pengkajian
Optimasi Produksi Lahan Gambir melalui Integrasi dengan Sapi Potong
mendukung Swasembada Daging di Sumatera Utara. Laporan Akhir Kegiatan
KP3SL 2015. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara.
Ibrahim T.M., T. Marbun, E. Romjali, A.D. Harahap, A. Batubara, Nieldalina, S.
Simatupang, A.J. Harahap, M.A. Girsang, J. Sianipar, E. Sihite, M. Fadly dan
Karmini. 1999. Sistem Pertanian dan Alternatif Komoditas Pertanian Arahan
Berdasarkan Agroekologi di Sumatera Utara. JPPTP 1(2) : 81-94
Isnawati, A., 2010. Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Senyawa Katekin dan Kuersetin
pada Tiga Mutu Ekstrak Gambir. Laporan Program Insentif Riset Terapan.
Puslitbang Biomedis & Farmasi. Departemen Kesehatan. 35 Hal.
Malrianti, Y., A. Kasim1, A. Asben dan G. Yeni, 2020. Kenaikan nilai aktivitas
antioksidan nanokatekin dibanding katekin sediaankonvensional dan peluang
aplikasinya padahardcandy. Jurnal Litbang Industri Vol 10 (1): 7-14.
67
Muchtar, H., Yeni, G., Hermianti, W., Diza, Y.H., 2010. Pembuatan konsentrat
polifenol gambir (Uncaria gambir Roxb) sebagai bahan antioksidan pangan. J. Ris.
Ind. 4, 71–82.
Nainggolan, P., dan D. Parhusip, 2012. Tanaman Gambir Komoditas Spesifik Lokasi
di Kabupaten Pakpak Bharat. Prosiding Semnas dan Kongres Sumber Daya
Genetik di Medan, 12-14 Desember 2012. Hal 355-365.
Nainggolan, P., P. Siringoringo, L. Sebayang, dan D. Parhusip, 2012. Model
Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-P3MI) Berbasis
Gambir di Pakpak Bharat. Laporan Hasil Pengkajian. BPTP Sumut. 44 hal.
Noor Roufiq, A., M. Hadad dan A.M. Hasibuan, 2008. Status Teknologi Budidaya
dan Pengolahan Gambir.
PD Pakpak Agro Lestari, 2020. Laporan Hasil Uji Katekin Gambir Pakpak Bharat.
Baristand Padang. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Pusdatin, 2018. Data Ekspor Impor Komoditas Pertanian. Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian. Kementerian Pertanian
Risfaheri dan L. Yanti, 1993. Pengaruh Ketuaan dan Penanganan Daun sebelum
Pengempaan terhadap Rendemen dan Mutu Gambir. Bull. Penel. Rempah dan
Obat 8 (1): 46-51
Umrotun, HM. Wahyudi dan M. Sholahuddin. 2018. Peta Potensi dan Analisis
SWOT; Ekonomi Kreatif Berorientasi Eksport di Surakrta. CV. Budi Utama.
Yogyakarta. 169 hal.
68
Lampiran 1. Foto Tanaman Gambir
69
Lampiran 2. Foto Focus Group Discussion
70
Lampiran 3. Foto Observasi dan Wawancara
71
Survey Kecamatan Tinada
72
Survey Kecamatan Salak
73
Lampiran 4. Foto Pengolahan Gambir
74
Pemadatan daun ke dalam jaring sebelum direbus
75
Penirisan air rendaman dan rebusan air dengan cara menumbuk sebelum masuk ke
alat pres
76
Penyaringan larutan hasil press-an
77
Pembuatan starter/penuai 10 % daun muda dari jumlah massa daun yang direbus
berfungsi untuk mempercepat pengentalan.
78
Larutan yang sudah dicampur dengan starter, dituang lagi ke wadah-wadah kecil
dan diberi label.
79
Menuang larutan yang telah matang untuk disaring di dalam goni dan dibiarkan
selama 24 jam.
80
Larutan gambir yang telah menjadi pasta siap dibentuk/dicetak
81
B1 yang telah dibentuk lalu dijemur.
82
B3 yang telah dibentuk lalu dijemur.
83
S0 yang telah dibentuk lalu dijemur.
84
Gambir kering hasil olahan petani grade 1, untuk dimakan dengan daun sirih.
85
Lampiran 5. Foto Pengolahan Katekin
86
Ruang penjemuran katekin
87
Lampiran 6. Foto Seminar Hasil
88
Narasumber Tommy Purba bidang pascapanen
89
Lampiran 7. Hasil Scan Tanda Daftar Varietas Lokal
90
91
92
93
Lampiran 8. Hasil Scan Hasil Uji Laboratorium Katekin
Gambir Pakpak Bharat
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
Biodata Editor
114
Biodata Penulis
115
Sarman Paul Lumbantobing, Lahir di Sidikalang pada tanggal 09
Februari 1984. Gelar sarjana prodi Sosial Ekonomi Pertanian
diperoleh dari Universitas HKBP Nommensen pada tahun 200. Saat
ini bekerja sebagai peneliti di BRIN (Badan Riset dan Inovasi
Nasional), lingkup Pusat Riset Koperasi, Korporasi, dan Ekonomi
Kerakyatan, yang bernaung di bawah Organisasi Riset Tata Kelola
Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat.
116
PERIANIIAN KERJASAMA
050/46/BAPPE DA/VIILI 202t
: R-qsz/Kt tlfitH D Ttov)n)l
vv/
-v--
ATTTARA
TENTANG
Pada hari ini Selasa, tanggal bulan Agustus tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu (5 Agustus 202L),
yang bertancia tangan di bawah ini :
Atas dasar pertimbangan yang diuraikan tersebut di atas, PARA PIHAK selanjutnya menerangkan
dengan ini telah sepakat dan setuju untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang saling
menguntungkan dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :
PASAL 1
Perjanjian Kerjasama ini adalah sebagai langkah awal dalam rangka usaha kerjasama yang saling
irenguntuRgkan dengan memanfaatkan potensi, keahlian dan fasiiitas yang dimiliki masing-masing
pihak dalam rangka belanja jasa konsultansi berorientasi layanan-jasa studi penelitian dan bantuan
teknik dalam Penyusunan Penelitian Analisis Produksi Katekin Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat.
PASAL 2
Ruang lingkup pekerjaan yang disepakati dalam Perjanjian Kerjasama ini adalah pelaksanaan
Peneiitian yaitu beianja jasa konsuitansi berorientasi layanan-jasa stuoi penelitian cjan bantuan
teknik dalam Penyusunan Penelitian Analisis Produksi Katekin Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat.
PASAL 3
Untuk melaksanakan satuan pekerjaan pada Pasal 2 di atas, PARA PIHAK akan menindaklanjuti
dengan Kontrak Kerja yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dari PIHAK PERTAMA
dengan Ketua Tm Pelaksana dari PIHAK KEDUA, yang memuat hak dan kewajiban, kedudukan,
tugas sefta peran dan fungsi dari PPK Penanggung jawab Anggaran dan Ketua Tlm Pelaksana dari
PIHAK KEDUA,
PASAL 4
Total HargalBiaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sudah termasuk Pajak.
PASAL 5
1. Perjanjian Kerjasama ini berlaku sampai dengan tanggal 23 Desember 2021, terhitung mulai
sejak Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani dan dapat diperpanjang untuk iangka waktu
tertentu yang disepakati oleh PARA PIHAK, sebelum atau setelah Perjanjian Kerjasama ini
berakhir.
2. Apabila ketentuan mengenai jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) diatas tidak segera
ditindaklanjuti sebagaimana pelaksanaan ketentuan Pasal 3 dalam Perjanjian Kerjasama ini,
maka dengan sendirinya Perjanjian Kerjasama saling menguntungkan ini batal dan/atau
berakhir.
Demikian Perjanjian Kerjasama ini dibuat rangkap 2 (dua), disepakati dan ditandatangani oleh
PARA PIHAK dalam keadaan sadar, sehat jasmani dan rohani, tanpa ada tekanan, pengaruh,
paksaan dari pihak nnanapun, dengan berm.eterai cukup, dan berlaku sejak ditanda-tangani-
PIHAK PERTAMA,
T
Jalan Berutu, S.Pd.. MM
NrP. 19681231 199301 1 002 NrP. 19690228 199603 2002
PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN DAERAH
(BAPPELITBANGDA)
Kompleks Panorama Indah Sindeka - Salak Kode Pos 22272
e-mail : bappedapakpakbharat@pakpakbharatkab.go.id
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
KABUPATEN PAKPAK BHARAT
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TENTANG
PEMBENTUKAN TIM STUDI ANALISIS TINGKAT KADAR KATEKIN GAMBIR
DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2021.
Kesatu : Menetapkan Tim Studi Analisis Tingkat Kadar Katekin Gambir Di Kabupaten
Pakpak Bharat Tahun 2021 dengan susunan tim sebagaimana tercantum
pada lampiran keputusan ini.
Kedua : Tim Perencana dan Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud pada diktum
Kesatu masing-masing mempunyai tugas, sebagai berikut :
Tim Perencana :
1. Menyusun jadwal rencana kegiatan penelitian;
2. Menyusun dan menyiapkan administrasi pelaksanaan penelitian;
3. Memfasilitisasi pelaksanaan penelitian.
Tim Pelaksana :
1. Menjadi tenaga ahli peneliti;
2. Melaksanakan seluruh rangkaian penelitian sesuai dengan rencana kerja
yang telah ditetapkan;
3. Menjadi narasumber dalam setiap rapat-rapat penelitian;
4. Melakukan survei lapangan / pengambilan sampel penelitian;
5. Membuat dokumen laporan hasil penelitian.
Ketiga : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pakpak Bharat
Tahun 2021.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Salak
Pada tanggal : 01 September 2021