Penelitian Kelompok
dibuat untuk memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi
di Politeknik Pariwisata Palembang
Mengetahui, Mengusulkan,
Pembantu Direktur 1 Ketua Tim Peneliti
Menyetujui,
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1.Judul Penelitian : Strategi Pengembangan Food Preneur khas daerah di Destinasi Wisata Lubuk
Linggau Selama Pandemi
2. Tim Peneliti
Alokasi Waktu
No Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi Asal
(jam/minggu)
Arief Marna Poltekpar
1 Ketua Tata boga ..................
Sonjaya Palembang
HACCP dan metode Poltekpar
2 Melati Pratama Anggota 1 ..................
penulisan Palembang
Metode Penulisan dan Poltekpar
3 Trisna Rahmania Anggota 2 ..................
Bahasa Palembang
3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian):
Kuliner khas Lubuk Linggau dan UMKM di destinasi Air Terjun Temam Lubuk Linggau
4. Masa Pelaksanaan
Mulai : bulan: April tahun : 2020
Berakhir : bulan: Oktober tahun : 2020
7. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa konstribusinya)
Pemkot Lubuk Linggau, kontribusinya memberikan data mengenai wisatawan dan
jumlah wisatawan
iii
8. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori, atau rekayasa) :
Strategi pengembangan food preneur untuk kota setingkat kabupaten
9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata, tekankan pada
gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung pengembangan iptek)
10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah internasional
bereputasi, nasional terakreditasi, atau nasional tidak terakreditasi dan tahun rencana publikasi)
Jurnal nasional terakreditasi yaitu akademi pariwisata medan tahun 2021
11. Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun rencana
perolehan atau penyelesaiannya
Buku mengenai kuliner khas Lubuk Linggau tahun 2022
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
1. Air terjun temam/Niagara mini Lubuk Linggau ……………………………….. 4
2. Sayur sereh geprek kunyit ………………………………………......................... 5
3. Roti koeng atau kue raden ……………………………………............................ 6
4. Kopi duren ……………………………………………………............................ 7
5. Diagram analisis SWOT ……………………………………............................ 16
6. Watervag air terjun temam ……………………………………………… 18
7. Lapak usaha di sektor utara (a dan b), dan lapak usaha di sektor selatan (c ) …. 19
8. Peta denah air terjun temam ……………………………………………… 19
9. Jembatan gantung dekat lokasi kuliner sektor utara ……………………… 21
vi
DAFTAR TABEL
HALAMAN
1. Contoh bisnis food preneur …………………………………………………………… 8
2. Penelitian Terdahulu terkait pengembangan food preneur .…………………………… 9
3. Alternative strategi ……………………………………………………………………. 28
4. Matriks Internal strategic Factor Analysis Summary (IFAS) ……………………….. 30
5. Matriks Eksternal strategic Factor Analysis Summary (EFAS) ……………………... 31
vii
STRATEGI PENGEMBANGAN FOOD PRENEUR KHAS DAERAH
DI DESTINASI WISATA LUBUK LINGGAU SELAMA PANDEMI
oleh
Arief Marna Sonjaya, Melati Pratama, dan Trisna Rahmania
ABSTRAK
Lubuk Linggau adalah salah satu kota setingkat kabupaten di Sumatera Selatan yang dipilih
sebagai lokus penelitian karena pariwisatanya sedang dikembangkan, terutama tempat wisata Air
Terjun Temam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah pelaku usaha dan jenis
kuliner yang ditawarkan di destinasi wisata Kota Lubuk Linggau; mengidentifikasi dan
menganalisis permasalahan food preneur dalam pengembangan bisnis kuliner; dan menyusun
strategi pengembangan food preneur di destinasi wisata Kota Lubuk Linggau. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan survei yang dilakukan melalui
observasi dan wawancara dengan teknik semi terstruktur. Data penelitian diambil melalui snow
ball sampling dan diolah menggunakan analisis internal dan eksternal SWOT (Strengthness,
Weakness, Oportunities, Threatness). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pelaku usaha
yang ada di sekitar daerah destinasi wisata Air Terjun Temam berjumlah 16 kios, tetapi karena
pandemi yang beroperasi hanya 5 kios saja dengan makanan yang diwarkan berjenis makanan
instan, bukan makanan khas daerah. Selain itu, berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal
SWOT, dengan adanya kekurangan pedagang makanan khas, maka dapat dikatakan terdapat
peluang besar untuk pengembangan food preneur di sekitar wilayah destinasi wisata tersebut.
Namun, dibutuhkan sinergi dan kerja sama pemerintah dan pelaku pariwisata untuk proses
pengembangan food preneur tersebut. Adapun strategi pengembangan food preneur berdasarkan
hasil penelitian menggunakan SWOT, disusun melalui matriks IFAS dan EFAS agar food preneur
kuliner khas di sekitar wilayah destinasi dapat berkembang untuk menarik pengunjung atau
wisatawan yang lebih banyak, khususnya di masa pasca pandemi atau di era new normal.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Lubuk Linggau adalah salah satu kota setingkat kabupaten yang terletak
paling Barat dari Provinsi Sumatera Selatan. Kota Lubuk Linggau memiliki posisi
geografis dengan menjadi kota perlintasan jalur tengah Sumatera yang
menghubungkan provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Bengkulu di sisi Barat,
Provinsi Lampung di sisi Selatan, dan wilayah lainnya di bagian Utara Pulau
Sumatera. Kota Lubuk Linggau juga menjadi kota transit atau kota pertemuan untuk
berbagai kepenting sosial, ekonomi, dan budaya (Pemkot Lubuk Linggau, 2017).
Lubuk Linggau dipilih dalam penelitian ini karena Lubuk Linggau
merupakan kota yang sektor pariwisatanya sedang dikembangkan dan memiliki
Taman Nasional Kerinci Sebelat yang merupakan salah satu destinasi pariwisata.
Beberapa destinasi wisata lainnya adalah Air Terjun Temam I dan II, Air Terjun
Taqli, DAM air Watervang, Museum Subkos Garuda, Benteng Kuto Ulak Lebar,
dan situs peninggalan jaman batu besar. Destinasi wisata yang menjadi lokus dalam
penelitian ini adalah Air Terjun Temam.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat dilihat bahwa Air Terjun
Temam memiliki jumlah pengunjung tertinggi dibanding destinasi lainnya di Kota
Lubuk Linggau, yaitu sebanyak 66.528 wisawatan di Tahun 2019 dan 21.143
wisatawan selama pandemi di akhir Juli 2020. Air Terjun Temam juga merupakan
destinasi unggulan Kota Lubuk Linggau, tetapi destinasi wisata tersebut belum
dilengkapi dengan penjual/pedagang kuliner khas atau kuliner masih sulit ditemui.
Padahal, wisatawan yang datang ke suatu destinasi, selain bertujuan untuk
berwisata juga bermaksud untuk menikmati kuliner khas di daerah tersebut. Hal ini
senada dengan yang disampaikan Rismiyanto dan Danangdjojo (2015) bahwa trend
wisatawan sekarang adalah datang ke suatu daerah untuk mencari atau berburu
makanan khas daerah yang dikunjungi dan tidak segan untuk membayar mahal
suatu hidangan.
Kebutuhan wisatawan yang besar terhadap kuliner di destinasi wisata
menjadikan bisnis kuliner dan restoran memberikan pengaruh yang besar terhadap
1
perekonomian di daerah destinasi wisata, termasuk Kota Lubuk Linggau.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Lubuk Linggau Tahun 2003, bisnis
kuliner, perhotelan, dan restoran berkontribusi terhadap pereknomian Kota Lubuk
Linggau sebanyak 39,40%. Kuliner umumnya banyak ditawarkan di tengah Kota
Lubuk Linggau. Beberapa usaha kuliner yang terdapat di Kota Lubuk Linggau,
antara lain Nasi Bakar 88, Rumah Makan Singgalang, Rumah Makan Simpang
Raya, Javana Resto, Singgalang Jaya, Gubug Makan Mang Engking, Barcheta
Café, Dailydose, Laraso Café, Dapur Kito, Angkringan Bandot, Minicafe Bakery
Imute, Pondok Sempurna, dan sebagainya.
Namun, terdapat hal lain yang juga menjadi permasalahan, yaitu ragam
kuliner yang ditawarkan di destinasi juga bukan merupakan kuliner khas daerah
Lubuk Linggau. Kuliner yang ditawarkan di antaranya adalah ayam geprek, bakso,
pecel lele, nasi bakar, martabak India, dan makanan siap saji. Menurut Pemkot
Lubuk Linggau (2017), Lubuk Linggau memiliki kuliner khas daerah Linggau,
yaitu sayur sereh geprek kunyit, roti koeng, durian cokelat, kopi durian, patin
bamboo, ikan bekasam, dan sego itam manis yang seharusnya dapat ditawarkan
oleh food preneur dari masing-masing destinasi.
Punia (2018) mengatakan food preneur adalah pengusaha makanan yang
mengelola bisnis makannya dengan keterampilan dan strategi tersendiri. Menurut
Dewi (2018), food preneur adalah orang yang rajin menciptakan peluang bisnis di
sektor industri dan jasa makanan. Tingginya kontribusi bisnis kuliner dalam
prekenonomian Lubuk Linggau dan ketersediaan usaha kuliner yang minim di
destinasi wisata Kota Lubuk Linggau, serta kuliner khas yang sulit ditemui
membuat peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Food Preneur Khas Daerah di Destinasi Wisata Lubuk Linggau
selama pandemi”. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada para pelaku bisnis kuliner untuk mengembangkan bisnisnya di lokasi
destinasi, sehingga dapat menarik wisatawan dalam jumlah yang lebih banyak.
2
1.2 Rumusan Masalah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Air terjun ini pertama kali dikenalkan oleh orang Belanda pada tahun
1920, karena area tersebut dahulu merupakan lokasi liburan orang-orang
Belanda. Air Terjun Temam hanya dibuka pada hari libur atau tanggal merah
saja, karena di luar tanggal tersebut lokasi ini sepi dikunjungi. Air Terjun
Temam telah banyak dikunjungi, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Adapun beberapa wisatawan mancanegara yang telah mengunjungi destinasi
air terjun ini berasal dari Malaysia, Jerman, Brunei, Singapura, dan Belanda
(Antara, 2019).
Sayur ini memiliki rasa rempah dedaunan yang kuat yang berasal dari
bumbu geprek, seperti bawang merah, bawang putih, cabe merah, dan
sereh. Hal ini dapat dilihat dari tampilan warna sayur tersebut. Sayur ini
biasanya disajikan di rumahan sebagai lauk pauk (Agoes, 2019).
5
2.2.2 Roti koeng
Roti koeng atau yang disebut dengan roti koing, memiliki nama
lain kue raden. Roti koing memiliki ciri berbentuk bulat, sedikit keras,
berasa tawar, dan umumnya dimakan bersama secangkir teh atau roti.
Selain alpukat dan gula merah, kopi duren atau kopi durian
sering dijadikan oleh-oleh khas Lubuk Linggau. Kopi durian
merupakan hasil perpaduan antara buah kopi dan buah durian.
Resep ini ditemukan oleh bapak Madian, warga keluarahan Mesat
Seni, Lubuk Linggau. Kopi durian berawal saat musim durian,
6
ketika orang-orang di Sumatera Selatan mengkonsumsi durian asli
sambil minum kopi.
7
kemudahan memperoleh modal usaha, ketersediaan bahan baku, dan
proses pengolahan bahan baku, sedangkan faktor eksternal meliputi
proses pemasaran dan pengaruh keberadaan pesaing.
Punia (2018) juga mengatakan bahwa contoh bisnis makanan
yang digeluti atau dijalankan oleh anak muda dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1
Contoh Bisnis Food Preneur
Food preneur Set-up Goal setting Tujuan
Jeptezahluwalia Double roti Menyediakan Launcing ke 20
(28 th) makanan sesuai negara dalam 3
dengan target tahun ke depan
pelanggan
Narmada K (27 Krishnas Memperkenalkan Launcing ke
th) popcorn makanan ringan berapa daerah
dengan kalori seperi Mumbai,
yang ditentukan Chenai dan
Bangalore
Samiasait (24 Tryst Membuat sendiri Membuka outlet
th) es krim keju di masing-
masing kota
Karthyayini (28 Susu segar Membuat biji Sudah
th) dan sidhartan gandum organic mempunyai
(28 th) 5000 pelanggan
atau lebih
Agromina D’crispy fried Menjual ayam Dapat
entrepreneur chicken goreng berkembang
culinary pesat di
Indonesia
Agromina Es coklat Menjual es Frenchise dapat
entrepreneur D’champion coklag berkembang di
culinary Indonesia
8
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian terkait Strategi Pengembangan food preneur khas daerah
sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Adapun daftar
penelitian terdahulu terkait food preneur tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2
Penelitian Terdahulu terkait Pengembangan Food Preneur
9
lemang saat penyuplai mendatangi usaha
untuk menyuplai bahan, mengundang
penyuplai pada saat melaksanakan acara
keluarga/keagamaan dan memberikan
bonus ketika penyuplai membeli lemang.
2. Menerapkan strategi untuk seluruh
tenaga kerja dengan memberikan
tambahan insentif jika terjadi
penambahan produksi, menyiapkan
makanan dan minuman serta
mengundang pada saat melaksanakan
acara keluarga/keagamaan.
3. Strategi khusus kepada tenaga kerja
diterapkan sesuai dengan bidang
pekerjaannya yaitu dengan menyiapkan
sarapan bagi tenaga kerja pengolahan
bahan, menyiapkan minuman dingin dan
mengajak berlibur/memancing bagi
tenaga kerja pembakaran lemang, serta
memberikan pinjaman uang ketika
tenaga kerja kasir membutuhkan uang
yang mendesak.
4. Dalam mempertahankan kualitas
lemang, Daeng Awing senantiasa
memperhatikan atribut produk, yaitu rasa
dengan strategi tidak mengurangi
takaran bahan yang telah ditetapkan,
aroma dengan strategi proses
pembakaran tetap dengan menggunakan
kayu bakar hingga pinggiran lemang
mulai menguning, tekstur dengan
strategi menggunakan bahan baku beras
10
ketan impor, warna dengan strategi tidak
menggunakan bahan pewarna, bentuk
dan ukuran dengan strategi tetap
menggunakan bambu dengan bentuk dan
ukuran yang terstandar
Strategi pengembangan Penelitian ini mendeskripsikan strategi yang
bisnis makanan pada pernah diterapkan, untuk menganalisis
usaha depot dapur jawa. lingkungan internal dan eksternal serta untuk
Agora. Winarta. 2015. menyusun alternatif strategi pengembangan
bisnis pada Depot Dapur Jawa. Jenis
penelitian ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif yang didukung dengan wawancara
semi terstruktur untuk memperoleh data-data
yang digunakan. Dalam menentukan
informan wawancara menggunakan teknik
snowball sampling. Keabsahan data diuji
menggunakan teknik triangulasi sumber data.
Dalam menyusun alternatif strategi
menggunakan Analisa SWOT (Strength,
Weakness, Opportunites dan Threats).
Strategi alternatif untuk pengembangan
Depot Dapur Jawa merupakan strategi
pengembangan pasar yang bertujuan agar
dapat membuka cabang untuk memperluas
pangsa pasarnya sesuai dengan visinya.
11
spa. Tourism and memformulasikan strategi peningkatan
Hospitality Essentials penjualan yang tepat untuk diterapkan di The
(THE) journals. Fajri. Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa
2018. melalui pendekatan analisis SWOT. Dimana
berdasarkan hasil analisis SWOT, faktor
eksternal dengan skor tertinggi yang
mempengaruhi peningkatan penjualan adalah
faktor peluang yaitu branding kota Bandung
sebagai tujuan wisata kuliner, sedangkan
ancaman tertinggi adalah makanan dari
negara lain. Faktor internal dengan skor
tertinggi adalah faktor kekuatan yaitu daya
tarik menu yang ditawarkan, sedangkan
faktor kelemahan yaitu promosi. Strategi
yang cocok diterapkan adalah strategi
penetrasi pasar dan strategi peningkatan
produk.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
1. Data primer diambil melalui observasi dan wawancara yang dilakukan
terhadap para pengelola destinasi dan UMKM kuliner di sekitar
destinasi. Data yang diambil untuk menjawab permasalahan dalam
penelitian, meliputi kuliner yang menjadi ciri khas di destinasi dengan
memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
(Strengthness, Weakness, Oportunities, Threatness).
2. Data sekunder yang digunakan adalah data mengenai bahan baku
kuliner, UMKM, dan pengunjung dari BPS Lubuk Linggau.
13
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Informasi
1. Observasi
3. Studi Literature
Studi literature dibutuhkan untuk menganalisis berdasarkan SWOT
dan menyusun strategi agar kuliner khas Lubuk Linggau dapat
dikembangkan dan destinasi air terjun temem Lubuk Linggau.
14
pengamatan). Pengambilan sampel diperlukan untuk mempermudah
peneliti dalam penarikan kesimpulan. Prosedur pengambilan sampel
mempengaruhi bias dalam pengambilan kesimpulan.
Dalam menentukan informan wawancara, peneliti menggunakan
teknik snowball sampling. Keabsahan data diuji menggunakan teknik
triangulasi sumber data. Dalam menyusun alternatif strategi, peneliti
menggunakan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunites dan
Threats).
15
dengan staffing, pelatihan, penilaian kinerja, penghargaan dan hubungan
kerja.
Analisis lingkungan eksternal dalam penelitian ini menggunakan
Porter’s Five Forces Model yang terdiri dari rivalry among competing firm,
potential entry of new competitors, potential development of subtitute
products, bargaining power of suppliers, dan bargaining power of
consumer (Porter, 2008 dan David, 2013). Ketika sudah menganalisa
lingkungan internal dan eksternal organisasi, diperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
organisasi. Suatu penilaian semacam ini biasanya disebut sebagai analisis
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats).
Analisis SWOT membantu manajer meringkas fakta-fakta yag
relevan dan penting dari analisis eksternal dan internal yang telah mereka
lakukan (Bateman dan Snell, 2007). Sementara menurut Raunch (2007),
analisis SWOT adalah alat perencanaan strategis yang memindai kekuatan
dan kelemahan internal, serta pengaruh eksternal yang dapat menjadi
peluang atau ancaman yang selanjutnya dianalisis untuk memperoleh
strategi untuk masa depan.
16
memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Strategi yang dapat digunakan
adalah Growth Oriented Strategy (Pearce dan Robinson, 2005).
Cell 2: Pada kuadran ini memperlihatkan kondisi dimana perusahaan
mengidentifikasi beberapa kunci yang tidak menguntungkan. Dalam situasi
ini, strategi akan berusaha untuk memindahkan sumber daya yang kuat dan
kompetensi untuk membangun peluang jangka panjang di pasar produk
yang lebih oportunistik. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi
diversifikasi produk atau pasar (Pearce dan Robinson, 2005).
Cell 3: Pada kuadran ini, perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat
besar tetapi memiliki beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus
strategi perusahaan ini adalah dapat menghilangkan kelemahan internal agar
dapat mengejar peluang pasar yang lebih baik (Pearce dan Robinson, 2005).
Cell 4: Situasi pada kuadran ini paling tidak menguntungkan. Perusahaan
menghadapi ancaman lingkungan dari posisi sumber daya yang lemah.
Situasi ini jelas membutuhkan strategi yang mengurangi atau mengarahkan
keterlibatan dalam produk atau pasar (Pearce dan Robinson, 2005).
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Jumlah Pelaku Usaha dan Jenis Kuliner yang Ditawarkan di Destinasi
Wisata Kota Lubuk Linggau
Air Terjun Temam adalah salah satu destinasi yang memadukan antara
wisata alam dan buatan, karena destinasi ini selain menyediakan mini Niagara
juga menyediakan watervag di sisi Selatan air terjun sebagai wahana bermain
air untuk wisatawan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Watervag Air
Terjun Temam dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.
Destinasi Air Terjun Temam beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00
s.d. pukul 16.00 WIB. Di sekitar destinasi, terdapat 16 kios sebagai lapak
usaha. Kios-kios tersebut menyediakan berbagai jenis usaha, baik usaha
menegah maupun usaha mikro. Penampakan kios destinasi dapat dilihat pada
Gambar 7 berikut.
18
(a) (b)
(c)
Gambar 7. Lapak usaha di sektor utara (a dan b),dan lapak usaha di sektor selatan (c)
Kios yang berada di sektor Utara destinasi beroperasi setiap hari, sedangkan
kios yang berada di sektor Selatan destinasi beroperasi hanya di hari tertentu, yaitu
Sabtu dan Minggu. Denah peta Air terjun temam dapat dilihat pada Gambar 8.
19
Volume pengunjung yang tidak menentu atau berfokus pada hari-hari
tertentu saja menyebabkan pendapatan para pelaku usaha menjadi tidak pasti.
Austriana (2005) menyatakan bahwa semakin lama dan banyak wisatawan
berkunjung ke suatu destinasi wisata maka semakin banyak pula uang yang
dibelanjakan di destinasi tersebut. Kegiatan berkunjung, baik wisatawan
domestik maupun mancanegara akan menimbulkan gejala konsumtif, sehingga
dapat memperbesar pendapatan sektor pariwisata suatu daerah. Pendapatan
pelaku usaha destinasi wisata Air Terjun Temam yang tidak menentu
menyebabkan pelaku usaha tidak berani untuk menawarkan kuliner lebih banyak
lagi dan jam operasional yang lebih lama lagi.
20
b. Penjualan kuliner dapat dilakukan di seluruh area destinasi wisata
Pengelola destinasi wisata Air terjun temam tidak secara ketat membatasi
area untuk berusaha kuliner. Gerai usaha kuliner dapat dibuka disisi
manapun destinasi wisata. Namun di era pandemic, pihak pengelola
destinasi membuka dua lokasi kuliner. Sebanyak 10 kios berada di sektor
Utara destinasi dan 6 kios berada di sektor Selatan destinasi. Sektor Utara
destinasi, posisinya tepat di dekat jembatan gantung. Lokasi kuliner ini
dapat memberikan pemandangan air terjun yang indah secara alami. Satu
lokasi lagi di sektor Selatan destinasi, yaitu di area parkir destinasi.
Masing-masing pelaku usaha kuliner menyediakan kursi dan meja untuk
para wisatawan menikmati kuliner dan pemandangan.
Berdasarkan hasil observasi, dapat dilihat bahwa dari 16 kios, hanya lima
kios yang beroperasi.
21
mie instan, dan makanan lainnya. Menu-menu tersebut dijual mengingat
kebutuhan wisatawan terhadap makanan biasa dan makanan ringan saat
berkunjung ke destinasi.
Namun, di era pandemi seperti saat ini, karena jumlah wisatawan
menurun, maka para pelaku usaha hanya menjual makanan instan saja.
Berdasarkan hasil wawancara, mereka dapat menawarkan dan menjual
makanan yang lebih dari biasanya jika jumlah wisatawan kembali
meningkat dan kuliner khas memang yang diminta.
e. Usaha kuliner khas tidak memerlukan modal yang besar dan dapat
dibuat sendiri dalam jumlah yang banyak
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada Ibu Young, Elma dan Eka,
usaha dapat dijalankan menggunakan modal sendiri dan diproduksi sendiri,
karena mereka merupakan penduduk asli atau telah lama menetap di daerah.
22
h. UMKM memiliki kerjasama dengan pihak pengelola destinasi
Pihak pengelola destinasi memberikan kerjasama kepada pelaku usaha
berupa kios atau lokasi penjualan kuliner, yaitu di sektor Utara dan Selatan
destinasi wisata. Kios yang berada di sektor Utara destinasi tidak dilakukan
penarikan retribusi lokasi, sedangkan untuk sektor Selatan, pengelola
menarik retribusi dari pelaku usaha karena lokasinya tepat di depan pintu
masuk destinasi.
Kelemahan dari Food Preneur khas Lubuk Linggau adalah sebagai berikut.
a. Jumlah wisatawan yang tidak menentu untuk berkunjung ke destinasi
Berdasarkan rekapitulasi pengelola destinasi, jumlah pengujung pada hari
Sabtu dan Minggu serta hari libur nasional atau hari-hari besar 70% lebih
banyak dibanding pengunjung di hari Senin sampai Jumat. Apalagi di era
pandemi seperti saat ini, destinasi wisata Air Tejun Temam bahkan tidak
ada pengunjung sama sekali.
23
dan di era pandemi mendapatkan uang per hari sekitar Rp 10.000—Rp
20.000 saja.
24
wawancara kepada owner, diperoleh informasi bahwa dalam waktu dekat
Bolsu akan dijual di Bandara. Hal ini sebenarnya telah direncanakan jauh
sebelum Covid melanda, sehingga pemasaran di bandara tertunda.
25
B.2. Ancaman (Threatness)
Ancaman dari Food Preneur khas Lubuk Linggau adalah sebagai berikut.
a. Riset tidak memberikan positif terhadap pengembangan makanan
Kuliner yang dibutuhkan oleh wisatawan destinasi Air Terjun Temam
adalah kuliner khas daerah. Kuliner ini dapat dengan mudah diolah oleh
pelaku usaha. Namun, permasalahan utama yang terjadi di destinasi Air
terjun temam adalah pada jumlah wisatawan, apalagi di era pandemi.
Jumlah wisatawan yang tidak bertambah dikhawatirkan membuat riset
terhadap pengembangan tidak memberikan dampak positif terhadap
perkembangan bisnis kuliner khas Lubuk Linggau.
26
variabel. Nilai rating diperoleh dari penentuan besarnya tingkat pengaruh
variabel dalam faktor internal maupun eksternal terhadap pengembangan food
preneur khas Lubuk Linggau, sedangkan nilai skor merupakan hasil perkalian
antara persentase bobot dengan rating di tiap variabel.
Menurut Rangkuti (2004), IFAS disusun untuk merumuskan faktor-
faktor strategis internal dalam strengths dan weakness, sedangkan EFAS
disusun untuk merumuskan factor-faktor strategis eksternal dalam
opportunities dan threats. Berdasarkan hasil identifikasi SWOT, alternatif
strategy dibuat dalam matriks SWOT pada tabel berikut.
27
Tabel 3
Alternatif Strategi
28
Ancaman/ Threats (T) Strategi ST Strategi WT
Riset tidak memberikan dampak positif Pembinaan pengembangan dilakukan dengan Kegiatan promosi oleh pengelola destinasi
terhadap pengembangan melakukan kerjasama antara pelaku usaha menarik wisatawan terus dilakukan baik
Budaya wisatawan local yang masih dan pengelola destinasi secara online maupun offline
melekat Pembinaan dilakukan baik untuk pembinaan Kebijakan untuk tidak membawa makanan
Pengelola destinasi yang tidak soft skill maupun hard skill, pembinaan dari luar diterapkan kembali
mempromosikan kuliner khas melayani wisatawatan maupun pengolahan Perbaikan terhadap kualitas makanan baik
produk dan pembinaan penggunaan tempat maupun cara pengolahan agar
teknologi wisatawan yakin yang ditandai dengan
sertifikasi produk
29
Tabel 4
Matriks Internal strategic Factor Analysis Summary (IFAS)
30
Tabel 5
Matriks Eksternal strategic Factor Analysis Summary (EFAS)
Dari hasil susunan faktor-faktor internal dan eksternal di atas, dapat dihasilkan
rangkaian skor sebagai berikut:
31
Dari skor di atas, dapat disusun suatu tabel rekap skor IFAS dan
EFAS sebagai berikut.
32
rasionalisasi dalam pengembangan usaha kuliner khas daerah Lubuk
Linggau ini adalah dengan menghilangkan kelemahan internal agar
dapat mengejar peluang pasar yang lebih baik. Kelemahan internal
destinasi Lubuk Linggau adalah jumlah wisatawan yang tidak menentu,
penjualan kuliner yang tidak dilakukan setiap hari, arus keuangan yang
berjalan lambat, kualitas makanan yang diragukan, dan pelaku usaha
yang tidak mengerti teknologi.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menghilangkan
kelemahan itu adalah dengan menerapkan beberapa aturan di destinasi,
seperti (1) membuat suatu kegiatan promosi yang dapat meningkatkan
jumlah wisatawan ke destinasi Air Terjun Temam, baik secara online
maupun offline; (2) membuat kebijakan untuk tidak membawa
makanan dari luar, dan (3) perbaikan terhadap kualitas makanan, baik
dari tempat maupun makanan yang dijual.
33
BAB V
PENUTUP
1.1 Simpulan
1.2 Saran
34
a. Pemerintah dan seluruh pelaku pariwisata diharapkan ikut andil dalam
mensosialisasikan Air terjun temam selain itu memberikan pelatihan
kepada pengelola destinasi dan pelaku usaha
b. Pihak pengelola diharapkan melakukan promosi dan menyediakan kios
khusus kuliner khas agar wisatawan lebih tertarik berkunjung ke
destinasi Air Terjun Temam.
c. Pihak peneliti dapat melanjutkan penelitian dalam bentuk kegiatan
bimbingan teknis terkait pengembangan food preneur kuliner khas
kepada pelaku pariwisata di wilayah destinasi wisata Air Terjun Temam
Kota Lubuk Linggau.
35
DAFTAR PUSTAKA
36
Putri P. 2017. Roti koing camilan tawar khas Palembang. (Online)
(https://bobo.grid.id/read/08675677/roti-koing-camilan-tawar-khas-
palembang, diakses pada 22 Maret 2020).
Ramadhani CA. 2018. Air terjun temam yang berubah warna di malam hari.
(Online) (https://republika.co.id/berita/p2dt9t328/air-terjun-temam-yang-
berubah-warna-di-malam-hari, diakses pada 20 Maret 2020).
Ramadhani CA dan I Rezkisari. 2018. Trik berbisnis kuliner minim modal untuk
IRT. (Online) (https://www.republika.co.id/berita/q09nh0328/gaya-
hidup/kuliner /19/10/28/q02bqx328-trik-berbisnis-kuliner-minim-modal-
untuk-irt, diakses pada 20 Maret 2020).
Raunch P.2007. SWOT Analyses and SWOT Strategy Formulation for Forest
Owner Coorperations in Austria. European Journal of Forest Research. 126
(3) : 413-420
Rismiyanto, E dan T Danangdjojo. 2015. Dampak wisata kuliner oleh-oleh khas
Yogyakarta terhadap Perekonomian Masyarakat. Jurnal Maksipreneur. 5 (1)
: 46-64.
Safitri I, D Salman, Rahmadanih. 2018. Strategi pengembangan usaha kuliner :
studi kasus warung lemang di Jeneponto, Sulawesi selatan. Jurnal social
ekonomi. 14 (2) : 183-194.
Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Erlangga.
Winarta M. 2015. Strategi pengembangan bisnis makanan pada usaha depot dapur
jawa. Agora. 3(1) : 463-469.
Youtube ngelong Lubuklinggau. 2020. Ayo ngelong ke Lubuklinggau 22 2 22
festival culinary makanan khas Lubuklinggau. (Online) (https://www.
youtube.com/watch?v=I04lOBwHqXA, diakses pada 20 Maret 2020).
37
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Anggaran Biaya
Rincian biaya terdapat pada Lampiran 2.
Tabel 2. Format Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Dosen Muda yang
Diajukan
Biaya yang
No Jenis Pengeluaran diusulkan
(Rp)
Honorarium untuk pelaksana, petugas laboratorium,
pengumpul data, pengolah data, penganalisis data, honor
1.
operator, dan honor pembuat sistem (maksimum 30% dan
dibayarkan sesuai ketentuan)
Pembelian bahan habis pakai untuk ATK, fotocopy, surat
menyurat, penyusunan laporan, cetak, penjilidan laporan,
2.
publikasi, pulsa, internet, bahan laboratorium, langganan
jurnal (maksimum 60%)
Perjalanan untuk biaya survei/sampling data,
3. seminar/workshop DN-LN, biaya akomodasi-konsumsi,
perdiem/lumpsum, transport (maksimum 40%)
Sewa untuk peralatan/mesin/ruang laboratorium, kendaraan,
4. kebun percobaan, peralatan penunjang penelitian lainnya
(maksimum 40%)
Jumlah
C. Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan penelitian dibuat dengan tahapan yang jelas untuk 1 tahun
dalam bentuk diagram batang (bar chart) seperti dibawah ini
38
Lampiran C. Format Jadwal Kegiatan
Bulan Ke -
N
Jenis Kegiatan
o
1 2 3 4 5 6 7
1 Penyusunan Tim Peneliti
2 Penyusunan Proposal Penelitian
Penyusunan Pertanyaan-pertanyaan dalam
3
Kuesioner
4 Pengambilan data
5 Pengolahan data
6 Penyusunan laporan
39
Lampiran 1. Instrumen wawancara
Fungsi Bisnis Indikator Faktor internal Faktor eksternal
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Pemasaran Analisis Pelanggan Makanan Pelanggan luar Pelanggan
(David, 2013) Pelanggan dapat berasal daerah daerah luar tidak
dari berbagai memiliki rasa tertarik tertarik
daerah dan khas yang dengan dengan
dari berbagai tidak biasa makanan khas makanan
kalangan dilidah daerah
(anak pelanggan
muda/bukan)
Menjual Penjualan Penjualan Penjualan Penjualan
produk/distri dilakukan di tidak dapat dilakukan
busi sekitar area dilakukan dilakukan oleh anak
destinasi setiap hari melalui UMKM muda yang
wisata dan online belum
berpengalam
an
Perencanaan Konsep Konsep System Konsep yang
produk/jasa penjualan penjualan pemasaran dibuat gagal/
dapat tidak sesuai dapat tidak dapat
dilakukan dengan dikonsep oleh mengemban
sesuai dengan realisasi anak muda gkan
kemajuan yang penjualan
zaman berwirausaha makanan
sesuai dengan daerah
kreativitas
Harga Menyesuaikan Harga tidak Harga yang Harga tidak
dengan harga berkompetisi relative sesuai
daerah terjangkau dengan biaya
produksi
Riset Riset Riset Riset dapat Riset tidak
pemasaran pemasaran dilakukan dilakukan oleh memberikan
dilakukan saat bisnis anak muda dampak
untuk sedang yang positif yang
mengembang berjalan berwirausaha banyak
kan penjualan terhadap
makanan pengembang
an makanan
daerah
Keuangan Modal Usaha dapat Butuh waktu Modal dapat Anak muda
(David, 2013) dilakukan untuk diperoleh yang
dengan modal mengembali dengan berwirausah
minim kan modal mengajukan a tidak punya
bantuan ke modal
pemerintah
setempat
40
Profit Penjualan Butuh waktu Keuntungan Tidak
makanan untuk yang diperoleh mendapat
daerah memperoleh banyak keuntungan
mendapatkan keuntungan
keuntungan
Arus kas Arus keuangan Arus Arus keuangan Arus
pasti berjalan keuangan berjalan keuangan
berjalan dengan cepat tidak
lambat berjalan
Produksi/op Proses Proses Proses Proses Proses
erasional pembuatan pembuatan pembuatan pembuatan
(David, 2013) cepat makanan mudah
ribet
Kapasitas Makanan Produksi Produksi dapat Kapasitas
dapat sedikit ditambah makanan
diproduksi sesuai dengan yang
dalam jumlah kebutuhan dihasilkan
yang banyak tidak mampu
menyaingi
kapasitas
makanan
yang lain
Persediaan Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan
makanan makanan makanan ada makanan
sesuai dengan tidak pasti sedikit
jumlah
pengunjung
Tenaga kerja Membutuhka Membutuhk Tenaga kerja Tidak ada
n tenaga kerja an tenaga dapat tenaga kerja
yang sedikit kerja yang diperoleh dari yang dapat
banyak penduduk mengolah
sekitar makanan
destinasi khas daerah
Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas tidak
makanan makanan makanan dapat
sangat disukai diragukan dapat bersaing
pelanggan ditingkatkan dengan
makanan lain
yang sudah
ada
Sumber daya Staffing Usaha Staff tidak Staff dapat Tidak ada
manusia makanan selalu stand direkrut dari orang yang
(Bateman daerah tidak by penduduk mampu
dan Snell, membutuhkan sekitar bekerja
2007) staf khusus destinasi untuk
mengemban
gkan
makanan
daerah
41
Pelatihan Pelatihan Peleatihan Pelatihan Tidak ada
sangat dapat tidak dapat diikuti staff yang
dilakukan memberikan oleh seluruh dapat
untuk dampak/pen staff mengikuti/
meningkatkan garuh pengusaha berminat
kualitas dan terhadap pelatihan
kuantitas kinerja
produk karyawan/st
aff
Penilaian Penilaian Penilaian Penilaian Penilaian
kinerja kinerja staff kinerja tidak kinerja dapat atas kinerja
dapat dilakukan dengan mudah tidak dapat
dilakukan dilakukan dilakukan
guna untuk
memperbaiki
efisiensi
produksi
Penghargaan Penghargaan Tidak Penghargaan Penghargaan
diberikan memberikan dapat dapat
secara berkala penghargaan meningkatkan menyebabka
kepada SDM semangat n
yang kerja kecemburua
berprestasi n sosial
Hubungan UMKM UMKM tidak UMKM dapat Pengelola
kerja memiliki memiliki meningkatkan destinasi
kerjasama hubungan minat tidak dapat
dengan kerja dengan pelanggan mempromosi
pengelola pengelola terhadap kan produk
destinasi destinasi destinasi UMKM
wisata
42
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Honor
Honor per tahun
(Rp)
Pelaksana Honor/jam (Rp) Waktu (jam) Minggu
Thn Thn
Thn I
... n
Ketua 50.000 90 4.500.000
Anggota 1 50.000 65 3.250.000
Anggota 2 50.000 65 3.250.000
Sub total (Rp)
2. Peralatan penunjang
Harga Peralatan
Justifikasi Harga Satuan Penunjang (Rp)
Material Kuantitas
Pemakaian (Rp) Thn Thn
Thn I
... n
Peralatan penunjang 1
Peralatan penunjang 2
Sub total (Rp)
3. Bahan Habis Pakai
Biaya per Tahun
Justifikasi Harga Satuan (Rp)
Material Kuantitas
Pemakaian (Rp) Thn Thn
Thn I
... n
Material 1
Material 2
Material n
Sub total (Rp)
4. Perjalanan
Biaya per Tahun
Justifikasi Harga Satuan (Rp)
Perjalanan Kuantitas
Perjalanan (Rp) Thn Thn
Thn I
... n
Perjalanan ke Lokus
Pertama
Perjalanan ke Lokus
kedua
Sub total (Rp)
43
5. Lain-lain
Biaya per Tahun
Harga Satuan (Rp)
Kegiatan Justifikasi Kuantitas
(Rp) Thn Thn
Thn I
... n
Lain-lain
(administrasi,
publikasi, seminar,
laporan, lainnya
sebutkan)
Perjalanan ke Lokus
.....
Sub total (Rp)
Thn Thn
Thn I
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN (Rp) ... n
44
Lampiran 3. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas
45
Lampiran 4. Biodata ketua dan anggota tim pengusul (Lampiran E).
A. Identitas Diri
*Ketua Peneliti*
B. Riwayat Pendidikan
46
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jml
Sumber* (Juta
Rp)
1 2019 Desain menu atlit
Pemanfaatan ikan mujair menjadi keripik ikan mujair sebagai
2
oleh oleh di DESA wisata oku selatan.
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari
sumber lainnya.
Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)
1
dst
47
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1
dst
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
dst
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah .....................................................
48
*Biodata Anggota Peneliti *
B. Riwayat Pendidikan
49
C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jml
Sumber* (Juta
Rp)
Identifikasi sifat fisik-mekanik kertas untuk distribusi
1 2016 Pribadi 5
produk agroindustri
Identifikasi atribut aroma dan rasa rempah dengan profiled
2 2017 Pribadi 1
test
Pengembangan kuliner kota Palembang untuk menyambuat
3 2017 ASIAN GAMES 2018 dengan menggunakan Model Bisnis Poltekpar 20
Canvas (BMC)
Peran dakwah habib hasan al munawar pada kuliner dan adat
4 2017 Pribadi 1
kebiasaan kota Palembang-Sumatera Selatan
Desain menu breakfast para atlet (bola tangan dan balap
5 2019 Poltekpar 20
sepeda) di OKU Selatan
Strategi pengolahan ikan mujair untuk menu para atlet di
6 2019 Poltekpar 5
OKU selatan
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari
sumber lainnya.
Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2019 Roti masuk desa Pribadi 5
dst
50
Kemasan berindikator sebagai Prosiding seminar hasil ISBN : 978-602-8853-
2
pemantau kualitas pempek PPM IPB 27-9, 2015
Identifikasi sifat fisik-mekanik
3 kertas untuk distribusi produk Jurnal agroindustry halal Vol.2, no.2, tahun 2016
agroindustri
Kinerja label untuk memprediksi
Journal of agroindustrial Vol.26, no.3, tahun
4 umur simpan pempek pada
technology 2016
berbagai kondisi penyimpanan
Identifikasi atribut aroma dan rasa
5 Jurnal agroindustry halal Vol.3, no.2 tahun 2017
rempah dengan profiled test
Peran dakwah habib hasan al-
6 Jurnal dakwah tabliqh Vol 18, no.2, tahun 2017
munawar pada kuliner dan adat
Preview : PreshLife pemantaun
7 Prosiding Tekper UNSRI Vol.1, no.1 tahun 2018
kualitas pempek
Menu design of breakfast for
8 Jurnal Poltekpar Medan Vol.8, No. 2 Tahun 2020
women athelets in OKU Selatan
Karakteristik tepung papaya
mengkal dengan penambahan
9 Jurnal Agroindustri Halal Vol.6, No.2 Tahun 2020
kalsium pada proses pengeringan
vakum
Preferensi atlet OKU Selatan
terhadap cita rasa olahan ikan
10 Jurnal Perikanan Tropis Vol.7, No. 2 Tahun 2020
mujair dengan metode C-Sat
(Customer Satisfication)
Waktu dan
No. Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah
Tempat
3rd International conference on Identification of phenol red as
3-4 agst 2015,
1 adaptive and intelligent staphylococcus aureus indicator
ICC Bogor
agroindustry (ICAIA) label
Sept 2018,
Pengemgan hilir produk pertanian Preview : PreshLife pemantaun
2 pasca sarjana
BKS Barat kualitas pempek
UNSRI
Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1
2
51
dst
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah .....................................................
tanda tangan
52
*Biodata Anggota Peneliti*
B. Riwayat Pendidikan
53
2. Dr.
Subadiyono, M.
Pd.
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jml (Juta
Sumber*
Rp)
1 2015 Pengaruh Media Pembelajaran Teks Eksposisi DIKTI
Kemenpar-
Pengembangan Kuliner Khas Tanjung
2 2018 Poltekpar
Kelayang Belitung
Palembang
dst
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari
sumber lainnya.
Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Jml (Juta
Sumber*
Rp)
1
dst
54
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1
Dst
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
dst
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah .....................................................
tanda tangan
55
Lampiran 4. Surat pernyataan ketua peneliti
Strategi Pengembangan Food Preneur khas daerah di Destinasi Wisata Lubuk Linggau
yang diusulkan dalam skema Penalitian Kelompok untuk tahun anggaran 2020
bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
56
57