Anda di halaman 1dari 65

Kode Rumpun Ilmu: 304

LAPORAN PENELITIAN INSTITUSI/ KELOMPOK/ INDIVIDU

STRATEGI PENGEMBANGAN FOOD PRENEUR KHAS DAERAH


DI DESTINASI WISATA LUBUK LINGGAU SELAMA PANDEMI

Penelitian Kelompok
dibuat untuk memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi
di Politeknik Pariwisata Palembang

TIM PENGUSUL PENELITIAN


Ketua Arief Marna Sonjaya 0424128604
Anggota ke-1 Melati Pratama 8874101019
Anggota ke-2 Trisna Rahmania 8894101019

PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


POLITEKNIK PARIWISATA NEGERI PALEMBANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN

Judul Penelitian : Strategi Pengembangan Food Preneur khas daerah di


Destinasi Wisata Lubuk Linggau
Kode Rumpun Ilmu : 304
Nama Rumpun Ilmu : Terapan
Ketua Peneliti
1. Nama Lengkap : Arief Marna Sonjaya, M.Par., CHE.
2. NIP : 198612242019021002
3. NIDN/NIDK : 0424128604
4. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
5. Program Studi : Seni Kuliner
6. Instansi : Politeknik Pariwisata Palembang
7. Nomor HP : 089514346968
8. Alamat Surel :
Anggota Peneliti ke-1
1. Nama Lengkap : Melati Pratama, S.TP., M.Si.
2. NIDN/NIDK : 8874101019
3. Perguruan Tinggi : Politeknik Pariwisata Palembang
Anggota Peneliti ke-2
1. Nama Lengkap : Trisna Rahmania, M.Pd.
2. NIDN/NIDK : 8894101019
3. Perguruan Tinggi : Politeknik Pariwisata Palembang

Palembang, November 2020

Mengetahui, Mengusulkan,
Pembantu Direktur 1 Ketua Tim Peneliti

Dr. L. Suhairi Hazisma, M.Si. Arief Marna Sonjaya, M.Par, CHE.


NIDN. 0028046006 NIDN. 0424128604

Menyetujui,
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Dony Riyadi, M.M.Par.


NIDN. 3801128001

ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1.Judul Penelitian : Strategi Pengembangan Food Preneur khas daerah di Destinasi Wisata Lubuk
Linggau Selama Pandemi

2. Tim Peneliti

Alokasi Waktu
No Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi Asal
(jam/minggu)
Arief Marna Poltekpar
1 Ketua Tata boga ..................
Sonjaya Palembang
HACCP dan metode Poltekpar
2 Melati Pratama Anggota 1 ..................
penulisan Palembang
Metode Penulisan dan Poltekpar
3 Trisna Rahmania Anggota 2 ..................
Bahasa Palembang

3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian):
Kuliner khas Lubuk Linggau dan UMKM di destinasi Air Terjun Temam Lubuk Linggau

4. Masa Pelaksanaan
Mulai : bulan: April tahun : 2020
Berakhir : bulan: Oktober tahun : 2020

5. Usulan Biaya Penelitian

 Perjadin ke-1 : Rp .....................................................................................


 Perjadin ke-2 : Rp .....................................................................................

6. Lokasi Penelitian (lab/studio/lapangan) : Air Terjun Temam Lubuk Linggau

7. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa konstribusinya)
Pemkot Lubuk Linggau, kontribusinya memberikan data mengenai wisatawan dan
jumlah wisatawan

iii
8. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori, atau rekayasa) :
Strategi pengembangan food preneur untuk kota setingkat kabupaten

9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata, tekankan pada
gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung pengembangan iptek)

Memberikan kebijakan mengenai bagaimana strategi untuk mengembangkan bisnis usaha


di kota setingkat kabupaten

10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah internasional
bereputasi, nasional terakreditasi, atau nasional tidak terakreditasi dan tahun rencana publikasi)
Jurnal nasional terakreditasi yaitu akademi pariwisata medan tahun 2021

11. Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun rencana
perolehan atau penyelesaiannya
Buku mengenai kuliner khas Lubuk Linggau tahun 2022

iv
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………… vi


DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………... vii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….………………………... 1
1.1 Latar Belakang ………............………………………………...…............................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............………………………………………………………... 3
1.3 Tujuan Penelitian ………............………………………………………………... 3
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ………............………………………………………... 3
1.5 Manfaat Penelitian ………………………............………………………………... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………... 4
2.1 Profil Kota Lubuk Linggau ………………………............………………………... 4
2.2 Kuliner Khas Kota Lubuk Linggau …….………………………….……............…….7
2.3 Food Preneur ……………………………………........................................................8
2.4 Penelitian Terdahulu …………………………………………………………………..9
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………………….…... 13
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ............………………………………………………… 13
3.2 Jenis dan Sumber Data ……………............……………………....................... 13
3.3.Pendekatan Penelitian ……………………............……………................................... 13
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……………............………………....... 14
BAB IV HASIL DAN PENELITIAN …………………………………………………….. 18
BAB V PENUTUP ………………………………………………………………………….. 34
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….. 36

v
DAFTAR GAMBAR

HALAMAN
1. Air terjun temam/Niagara mini Lubuk Linggau ……………………………….. 4
2. Sayur sereh geprek kunyit ………………………………………......................... 5
3. Roti koeng atau kue raden ……………………………………............................ 6
4. Kopi duren ……………………………………………………............................ 7
5. Diagram analisis SWOT ……………………………………............................ 16
6. Watervag air terjun temam ……………………………………………… 18
7. Lapak usaha di sektor utara (a dan b), dan lapak usaha di sektor selatan (c ) …. 19
8. Peta denah air terjun temam ……………………………………………… 19
9. Jembatan gantung dekat lokasi kuliner sektor utara ……………………… 21

vi
DAFTAR TABEL

HALAMAN
1. Contoh bisnis food preneur …………………………………………………………… 8
2. Penelitian Terdahulu terkait pengembangan food preneur .…………………………… 9
3. Alternative strategi ……………………………………………………………………. 28
4. Matriks Internal strategic Factor Analysis Summary (IFAS) ……………………….. 30
5. Matriks Eksternal strategic Factor Analysis Summary (EFAS) ……………………... 31

vii
STRATEGI PENGEMBANGAN FOOD PRENEUR KHAS DAERAH
DI DESTINASI WISATA LUBUK LINGGAU SELAMA PANDEMI

oleh
Arief Marna Sonjaya, Melati Pratama, dan Trisna Rahmania

ABSTRAK

Lubuk Linggau adalah salah satu kota setingkat kabupaten di Sumatera Selatan yang dipilih
sebagai lokus penelitian karena pariwisatanya sedang dikembangkan, terutama tempat wisata Air
Terjun Temam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah pelaku usaha dan jenis
kuliner yang ditawarkan di destinasi wisata Kota Lubuk Linggau; mengidentifikasi dan
menganalisis permasalahan food preneur dalam pengembangan bisnis kuliner; dan menyusun
strategi pengembangan food preneur di destinasi wisata Kota Lubuk Linggau. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan survei yang dilakukan melalui
observasi dan wawancara dengan teknik semi terstruktur. Data penelitian diambil melalui snow
ball sampling dan diolah menggunakan analisis internal dan eksternal SWOT (Strengthness,
Weakness, Oportunities, Threatness). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pelaku usaha
yang ada di sekitar daerah destinasi wisata Air Terjun Temam berjumlah 16 kios, tetapi karena
pandemi yang beroperasi hanya 5 kios saja dengan makanan yang diwarkan berjenis makanan
instan, bukan makanan khas daerah. Selain itu, berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal
SWOT, dengan adanya kekurangan pedagang makanan khas, maka dapat dikatakan terdapat
peluang besar untuk pengembangan food preneur di sekitar wilayah destinasi wisata tersebut.
Namun, dibutuhkan sinergi dan kerja sama pemerintah dan pelaku pariwisata untuk proses
pengembangan food preneur tersebut. Adapun strategi pengembangan food preneur berdasarkan
hasil penelitian menggunakan SWOT, disusun melalui matriks IFAS dan EFAS agar food preneur
kuliner khas di sekitar wilayah destinasi dapat berkembang untuk menarik pengunjung atau
wisatawan yang lebih banyak, khususnya di masa pasca pandemi atau di era new normal.

Kata kunci: Air Terjun Temam, pengembangan, food preneur, SWOT

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lubuk Linggau adalah salah satu kota setingkat kabupaten yang terletak
paling Barat dari Provinsi Sumatera Selatan. Kota Lubuk Linggau memiliki posisi
geografis dengan menjadi kota perlintasan jalur tengah Sumatera yang
menghubungkan provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Bengkulu di sisi Barat,
Provinsi Lampung di sisi Selatan, dan wilayah lainnya di bagian Utara Pulau
Sumatera. Kota Lubuk Linggau juga menjadi kota transit atau kota pertemuan untuk
berbagai kepenting sosial, ekonomi, dan budaya (Pemkot Lubuk Linggau, 2017).
Lubuk Linggau dipilih dalam penelitian ini karena Lubuk Linggau
merupakan kota yang sektor pariwisatanya sedang dikembangkan dan memiliki
Taman Nasional Kerinci Sebelat yang merupakan salah satu destinasi pariwisata.
Beberapa destinasi wisata lainnya adalah Air Terjun Temam I dan II, Air Terjun
Taqli, DAM air Watervang, Museum Subkos Garuda, Benteng Kuto Ulak Lebar,
dan situs peninggalan jaman batu besar. Destinasi wisata yang menjadi lokus dalam
penelitian ini adalah Air Terjun Temam.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat dilihat bahwa Air Terjun
Temam memiliki jumlah pengunjung tertinggi dibanding destinasi lainnya di Kota
Lubuk Linggau, yaitu sebanyak 66.528 wisawatan di Tahun 2019 dan 21.143
wisatawan selama pandemi di akhir Juli 2020. Air Terjun Temam juga merupakan
destinasi unggulan Kota Lubuk Linggau, tetapi destinasi wisata tersebut belum
dilengkapi dengan penjual/pedagang kuliner khas atau kuliner masih sulit ditemui.
Padahal, wisatawan yang datang ke suatu destinasi, selain bertujuan untuk
berwisata juga bermaksud untuk menikmati kuliner khas di daerah tersebut. Hal ini
senada dengan yang disampaikan Rismiyanto dan Danangdjojo (2015) bahwa trend
wisatawan sekarang adalah datang ke suatu daerah untuk mencari atau berburu
makanan khas daerah yang dikunjungi dan tidak segan untuk membayar mahal
suatu hidangan.
Kebutuhan wisatawan yang besar terhadap kuliner di destinasi wisata
menjadikan bisnis kuliner dan restoran memberikan pengaruh yang besar terhadap

1
perekonomian di daerah destinasi wisata, termasuk Kota Lubuk Linggau.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Lubuk Linggau Tahun 2003, bisnis
kuliner, perhotelan, dan restoran berkontribusi terhadap pereknomian Kota Lubuk
Linggau sebanyak 39,40%. Kuliner umumnya banyak ditawarkan di tengah Kota
Lubuk Linggau. Beberapa usaha kuliner yang terdapat di Kota Lubuk Linggau,
antara lain Nasi Bakar 88, Rumah Makan Singgalang, Rumah Makan Simpang
Raya, Javana Resto, Singgalang Jaya, Gubug Makan Mang Engking, Barcheta
Café, Dailydose, Laraso Café, Dapur Kito, Angkringan Bandot, Minicafe Bakery
Imute, Pondok Sempurna, dan sebagainya.
Namun, terdapat hal lain yang juga menjadi permasalahan, yaitu ragam
kuliner yang ditawarkan di destinasi juga bukan merupakan kuliner khas daerah
Lubuk Linggau. Kuliner yang ditawarkan di antaranya adalah ayam geprek, bakso,
pecel lele, nasi bakar, martabak India, dan makanan siap saji. Menurut Pemkot
Lubuk Linggau (2017), Lubuk Linggau memiliki kuliner khas daerah Linggau,
yaitu sayur sereh geprek kunyit, roti koeng, durian cokelat, kopi durian, patin
bamboo, ikan bekasam, dan sego itam manis yang seharusnya dapat ditawarkan
oleh food preneur dari masing-masing destinasi.
Punia (2018) mengatakan food preneur adalah pengusaha makanan yang
mengelola bisnis makannya dengan keterampilan dan strategi tersendiri. Menurut
Dewi (2018), food preneur adalah orang yang rajin menciptakan peluang bisnis di
sektor industri dan jasa makanan. Tingginya kontribusi bisnis kuliner dalam
prekenonomian Lubuk Linggau dan ketersediaan usaha kuliner yang minim di
destinasi wisata Kota Lubuk Linggau, serta kuliner khas yang sulit ditemui
membuat peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Food Preneur Khas Daerah di Destinasi Wisata Lubuk Linggau
selama pandemi”. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada para pelaku bisnis kuliner untuk mengembangkan bisnisnya di lokasi
destinasi, sehingga dapat menarik wisatawan dalam jumlah yang lebih banyak.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Food Preneur/usaha kuliner di destinasi wisata Kota Lubuk


Linggau dilihat dari jumlah pelaku usaha dan kuliner yang ditawarkan
selama pandemi?
2. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman food preneur di
destinasi Kota Lubuk Linggau selama pandemi ?
3. Bagaimana strategi pengembangan Food Preneur di destinasi wisata Kota
Lubuk Linggau ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengidentifikasi jumlah pelaku usaha dan jenis kuliner yang ditawarkan di
destinasi wisata Kota Lubuk Linggau selama pandemi
2. Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan food preneur dalam
pengembangan bisnis kuliner menggunakan analisis SWOT (Strengthness,
Weakness, Oportunities, Threatness) selama pandemi
3. Menyusun strategi pengembangan food preneur di destinasi wisata Kota
Lubuk Linggau.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, ruang lingkup


penelitian ini dibatasi pada destinasi wisata yang akan diambil sebagai sampel
penelitian, yaitu destinasi wisata Air Terjun Temam.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Dapat menjadi referensi baru bagi peneliti selanjutnya mengenai jumlah
Food Preneur/usaha kuliner di destinasi wisata Kota Lubuk Linggau
2. Dapat menjadi referensi bagi pembaca mengenai kuliner khas Lubuk
Linggau.
3. Dapat menjadi referensi bagi pelaku bisnis untuk mengembangkan Food
Preneur khas di destinasi Kota Lubuk Linggau melalui pelatihan dan
pembimbingan lanjutan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Kota Lubuk Linggau


2.1.1 Air Terjun Temam
Air Terjun Temam atau yang disebut dengan Niagara mini adalah salah
satu air terjun yang ada di Provinsi Sumatera Selatan dan dijadikan destinasi
wisata alam unggulan dari Kota Lubuk Linggau. Air Terjun Temam
bertempat di Kota Lubuk Linggau Sumatera Selatan. Lubuk Linggau dapat
diakses dari Kota Palembang selama tujuh jam menggunakan kereta api.
Lokasi Air Terjun Temam juga berjarak 15 menit dari Bandara Silampari dan
hanya berjarak kurang lebih satu jam dari Kota Lubuk Linggau (Ramadhani
dan Rezkisari, 2018).

Gambar 1. Air Terjun Temam/ Niagara mini Lubuk Linggau


(Ramadhani, 2018)

Air Terjun Temam memiliki panjang 25 meter dan tinggi 12 meter.


Terdapat banyak anak tangga dan jembatan gantung yang membentang di
samping air terjun. Selain menawarkan keindahan alam, Air Terjun Temam
juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas lain, yaitu taman bunga dan area
bermain flying fox.

4
Air terjun ini pertama kali dikenalkan oleh orang Belanda pada tahun
1920, karena area tersebut dahulu merupakan lokasi liburan orang-orang
Belanda. Air Terjun Temam hanya dibuka pada hari libur atau tanggal merah
saja, karena di luar tanggal tersebut lokasi ini sepi dikunjungi. Air Terjun
Temam telah banyak dikunjungi, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Adapun beberapa wisatawan mancanegara yang telah mengunjungi destinasi
air terjun ini berasal dari Malaysia, Jerman, Brunei, Singapura, dan Belanda
(Antara, 2019).

2.2 Kuliner Khas Kota Lubuk Linggau


2.2.1 Sayur Sereh Geprek Kunyit
Sayur sereh geprek kunyit adalah salah satu makanan khas Lubuk
Linggau yang berbahan dasar perenggi, ikan salai patin, jagung, dan
bumbu geprek.

Gambar 2. Sayur sereh geprek kunyit (Agoes, 2019)

Sayur ini memiliki rasa rempah dedaunan yang kuat yang berasal dari
bumbu geprek, seperti bawang merah, bawang putih, cabe merah, dan
sereh. Hal ini dapat dilihat dari tampilan warna sayur tersebut. Sayur ini
biasanya disajikan di rumahan sebagai lauk pauk (Agoes, 2019).

5
2.2.2 Roti koeng
Roti koeng atau yang disebut dengan roti koing, memiliki nama
lain kue raden. Roti koing memiliki ciri berbentuk bulat, sedikit keras,
berasa tawar, dan umumnya dimakan bersama secangkir teh atau roti.

Gambar 3. Roti koing atau kue raden (Putri, 2017)

Roti koing memiliki sejarah yang unik karena dibuat secara


tidak sengaja. Pada zaman penjajahan, gula merupakan benda yang
cukup sulit ditemukan sehingga dibuatlah roti tanpa gula. Roti koing
ini berasal dari Kota Palembang, tetapi karena Lubuk Linggau
merupakan daerah sekitar wilayah Palembang atau masih termasuk
daerah Sumatera Selatan, maka roti ini juga terkenal di Lubuk
Linggau. Roti koing banyak ditemui di pasar-pasar tradisional Kota
Palembang dan sering dijadikan oleh-oleh Lubuk Linggau. Satu
bungkus roti koing memiliki harga Rp.3000,- untuk kemasan kecil dan
Rp. 10.000,- untuk kemasan besar (Putri, 2017).

2.2.3 Kopi Duren atau Kopi Durian

Selain alpukat dan gula merah, kopi duren atau kopi durian
sering dijadikan oleh-oleh khas Lubuk Linggau. Kopi durian
merupakan hasil perpaduan antara buah kopi dan buah durian.
Resep ini ditemukan oleh bapak Madian, warga keluarahan Mesat
Seni, Lubuk Linggau. Kopi durian berawal saat musim durian,

6
ketika orang-orang di Sumatera Selatan mengkonsumsi durian asli
sambil minum kopi.

Gambar 4. Kopi durian


2.2.4 Patin bamboo
Patin bamboo adalah salah satu makanan khas Lubuk Linggau
berbahan dasar tempoyak, ikan patin, dan bumbu rempah-rempah
(Youtube ngelong Lubuk Linggau, 2020).

2.2.5 Ikan bekasam


Ikan bekasam adalah salah satu makanan khas Lubuk
Linggau dengan bahan dasar ikan yang difermentasi (Youtube
ngelong Lubuk Linggau, 2020).

2.3 Food Prenuer


2.3.1 Definisi dan Contoh Food Prenuer
Food preneur berarti menciptkan peluang bisnis makanan
berdasarkan ilmu pengetahuan dan inovatif (besthospitalitydegrees,
2020). Menurut Punia (2018), food preneur adalah pengusaha
makanan yang mengelola sendiri bisnis makanannya dengan
keterampilan bisnis sendiri, di mana bisnis ini dikembangkan oleh
anak muda (young food preneur).
Bisnis kuliner adalah salah satu jenis bisnis yang bersifat
timeless yaitu memberikan dampak bagi orang banyak baik bagi
pengusaha maupun wisatawan. Menurut Mustika dan Apriliani
(2013), faktor yang mempengaruhi kebertahanan pedagang kuliner
yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi

7
kemudahan memperoleh modal usaha, ketersediaan bahan baku, dan
proses pengolahan bahan baku, sedangkan faktor eksternal meliputi
proses pemasaran dan pengaruh keberadaan pesaing.
Punia (2018) juga mengatakan bahwa contoh bisnis makanan
yang digeluti atau dijalankan oleh anak muda dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1
Contoh Bisnis Food Preneur
Food preneur Set-up Goal setting Tujuan
Jeptezahluwalia Double roti Menyediakan Launcing ke 20
(28 th) makanan sesuai negara dalam 3
dengan target tahun ke depan
pelanggan
Narmada K (27 Krishnas Memperkenalkan Launcing ke
th) popcorn makanan ringan berapa daerah
dengan kalori seperi Mumbai,
yang ditentukan Chenai dan
Bangalore
Samiasait (24 Tryst Membuat sendiri Membuka outlet
th) es krim keju di masing-
masing kota
Karthyayini (28 Susu segar Membuat biji Sudah
th) dan sidhartan gandum organic mempunyai
(28 th) 5000 pelanggan
atau lebih
Agromina D’crispy fried Menjual ayam Dapat
entrepreneur chicken goreng berkembang
culinary pesat di
Indonesia
Agromina Es coklat Menjual es Frenchise dapat
entrepreneur D’champion coklag berkembang di
culinary Indonesia

8
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian terkait Strategi Pengembangan food preneur khas daerah
sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Adapun daftar
penelitian terdahulu terkait food preneur tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2
Penelitian Terdahulu terkait Pengembangan Food Preneur

Identitas jurnal/artikel Rangkuman

Analisis strategi Strategi yang digunakan industri kreatif


pengembangan produk dikecamatan Bandar sribawono dalam
pangan lokal dalam penyediaan bahan baku proses produksi dan
meningkatkan industri dampaknya terhadap lingkungan sekitar
kreatif prespektif secara keseluruhan syairah sesuai dengan
ekonomi syariah. Skripsi konsep ekonomi yaitu halal, baik dan aman,
Fakultas Ekonomi dan dan tidak merusak lingkungan sekitar .
Bisnis Islam, Universitas Alternative strategi para pelaku industri
Islam Negeri Raden kreatif bersifat diferensiasi, intensif, dan
Fatah Lampung. Leli integrasi. Diantaranya, mengikuti pelatihan,
Farida. 2018 meningkatkan kualitas produk, melakukan
kerjasama dengan pemerintah atau lembaga-
lembaga terkait, mengoptimalkan kegiatan
produksi, harga terjangkau, memperluas
jangkauan pemasaran, menggunakan bauran
pemasaran meliputi produk yang halal,
Strategi pengembangan Agar usaha Warung Lemang Daeng Awing
usaha kuliner : studi dapat terus berkembang di tengah
kasus warung lemang di bermunculannya banyak pesaing dengan
Jeneponto, Sulawesi tingkat persaingan yang begitu ketat, maka
selatan. Jurnal social perlu ditetapkan strategi yang tepat.
ekonomi pertanian. 1. Menerapkan strategi menyiapkan
Safitri et al. 2018. makanan dan minuman serta menyajikan

9
lemang saat penyuplai mendatangi usaha
untuk menyuplai bahan, mengundang
penyuplai pada saat melaksanakan acara
keluarga/keagamaan dan memberikan
bonus ketika penyuplai membeli lemang.
2. Menerapkan strategi untuk seluruh
tenaga kerja dengan memberikan
tambahan insentif jika terjadi
penambahan produksi, menyiapkan
makanan dan minuman serta
mengundang pada saat melaksanakan
acara keluarga/keagamaan.
3. Strategi khusus kepada tenaga kerja
diterapkan sesuai dengan bidang
pekerjaannya yaitu dengan menyiapkan
sarapan bagi tenaga kerja pengolahan
bahan, menyiapkan minuman dingin dan
mengajak berlibur/memancing bagi
tenaga kerja pembakaran lemang, serta
memberikan pinjaman uang ketika
tenaga kerja kasir membutuhkan uang
yang mendesak.
4. Dalam mempertahankan kualitas
lemang, Daeng Awing senantiasa
memperhatikan atribut produk, yaitu rasa
dengan strategi tidak mengurangi
takaran bahan yang telah ditetapkan,
aroma dengan strategi proses
pembakaran tetap dengan menggunakan
kayu bakar hingga pinggiran lemang
mulai menguning, tekstur dengan
strategi menggunakan bahan baku beras

10
ketan impor, warna dengan strategi tidak
menggunakan bahan pewarna, bentuk
dan ukuran dengan strategi tetap
menggunakan bambu dengan bentuk dan
ukuran yang terstandar
Strategi pengembangan Penelitian ini mendeskripsikan strategi yang
bisnis makanan pada pernah diterapkan, untuk menganalisis
usaha depot dapur jawa. lingkungan internal dan eksternal serta untuk
Agora. Winarta. 2015. menyusun alternatif strategi pengembangan
bisnis pada Depot Dapur Jawa. Jenis
penelitian ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif yang didukung dengan wawancara
semi terstruktur untuk memperoleh data-data
yang digunakan. Dalam menentukan
informan wawancara menggunakan teknik
snowball sampling. Keabsahan data diuji
menggunakan teknik triangulasi sumber data.
Dalam menyusun alternatif strategi
menggunakan Analisa SWOT (Strength,
Weakness, Opportunites dan Threats).
Strategi alternatif untuk pengembangan
Depot Dapur Jawa merupakan strategi
pengembangan pasar yang bertujuan agar
dapat membuka cabang untuk memperluas
pangsa pasarnya sesuai dengan visinya.

Strategi peningkatan Peningkatan jumlah pengunjung Hotel tiap


penjualan makanan tahun berpotensi untuk lebih berkembang,
tradisional sunda melalui namun masalahnya daya tarik Makanan
daya Tarik produk wisata Tradisional Sunda yang terdapat di hotel
kuliner di The Jayakarta tersebut belum diketahui oleh banyak orang.
Bandung suit hotel and Penelitian ini bertujuan untuk

11
spa. Tourism and memformulasikan strategi peningkatan
Hospitality Essentials penjualan yang tepat untuk diterapkan di The
(THE) journals. Fajri. Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa
2018. melalui pendekatan analisis SWOT. Dimana
berdasarkan hasil analisis SWOT, faktor
eksternal dengan skor tertinggi yang
mempengaruhi peningkatan penjualan adalah
faktor peluang yaitu branding kota Bandung
sebagai tujuan wisata kuliner, sedangkan
ancaman tertinggi adalah makanan dari
negara lain. Faktor internal dengan skor
tertinggi adalah faktor kekuatan yaitu daya
tarik menu yang ditawarkan, sedangkan
faktor kelemahan yaitu promosi. Strategi
yang cocok diterapkan adalah strategi
penetrasi pasar dan strategi peningkatan
produk.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April—November 2020 di destinasi


wisata Air Terjun Temam Lubuk Linggau Provinsi Sumatera Selatan.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
1. Data primer diambil melalui observasi dan wawancara yang dilakukan
terhadap para pengelola destinasi dan UMKM kuliner di sekitar
destinasi. Data yang diambil untuk menjawab permasalahan dalam
penelitian, meliputi kuliner yang menjadi ciri khas di destinasi dengan
memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
(Strengthness, Weakness, Oportunities, Threatness).
2. Data sekunder yang digunakan adalah data mengenai bahan baku
kuliner, UMKM, dan pengunjung dari BPS Lubuk Linggau.

3.3 Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk
menjelaskan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari
food preneur/kuliner Lubuk Linggau. Sementara itu, metode kuantitatif
digunakan untuk menyusun dan menentukan strategi yang akan diterapkan
dalam rangka pengembangan food preneur yang ada di destinasi Lubuk
Linggau. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan survei. Pendekatan tersebut digunakan dalam proses
pengumpulan data melalui wawancara yang dilakukan dengan pengajuan
daftar pertanyaan kepada pengelola destinasi, UMKM Lubuk Linggau dan
pengunjung Air Terjun Temam Lubuk Linggau.

13
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Informasi

Teknik pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini di antaranya:

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan mendatangi destinasi wisata Air terjun


temam, dan melakukan pengamatan terhadap :
a. Jumlah Food Preneur/usaha kuliner di destinasi wisata Kota Lubuk
Linggau
b. Jenis kuliner yang ditawarkan di destinasi wisata Kota Lubuk
Linggau
Data selanjutnya dilengkapi melalui wawancara/ indepth interview.

2. Wawancara Mendalam (indepth interview)


Wawancara dilakukan secara mendalam dengan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan agar lebih terarah (instrumen pertanyaan di
Lampiran 1). Wawancara yang digunakan juga adalah jenis wawancara
semi terstruktur, yaitu teknik wawancara yang dilakukan dengan strategi
pewawancara sudah menyiapkan pertanyaan terlebih dahulu, sehingga
proses wawancara akan terarah dengan baik. Adapun wawancara yang
dilakukan digunakan untuk memperoleh informasi dan mengumpulkan
data mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari food
preneur/kuliner Lubuk Linggau. Jumlah UMKM yang diwawancara
sebanyak 5 pelaku bisnis.

3. Studi Literature
Studi literature dibutuhkan untuk menganalisis berdasarkan SWOT
dan menyusun strategi agar kuliner khas Lubuk Linggau dapat
dikembangkan dan destinasi air terjun temem Lubuk Linggau.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel


Sampel menurut Walpole (1995) memiliki definisi suatu himpunan
bagian dari populasi (data keseluruhan pengamatan yang menjadi

14
pengamatan). Pengambilan sampel diperlukan untuk mempermudah
peneliti dalam penarikan kesimpulan. Prosedur pengambilan sampel
mempengaruhi bias dalam pengambilan kesimpulan.
Dalam menentukan informan wawancara, peneliti menggunakan
teknik snowball sampling. Keabsahan data diuji menggunakan teknik
triangulasi sumber data. Dalam menyusun alternatif strategi, peneliti
menggunakan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunites dan
Threats).

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis eksternal dan internal SWOT. Analisa
lingkungan internal berdasarkan fungsi bisnis terdiri dari aspek pemasaran,
keuangan, produksi/operasional, dan sumber daya manusia. Pemasaran
dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi,
menciptakan, dan memenuhi kebutuhan pelanggan dan keinginan untuk
produk dan layanan. Ada tujuh fungsi dasar pemasaran, yaitu (1) analisis
pelanggan, (2) menjual produk / jasa, (3) perencanaan produk dan jasa, (4)
harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, dan (7) analisis peluang (David,
2013). Aspek keuangan dapat dirumuskan melalui penentuan kekuatan dan
kelemahan keuangan. Likuiditas suatu perusahaan, leverage, modal,
profitabilitas, pemanfaatan aset, arus kas, dan ekuitas kerja dapat
menghilangkan beberapa strategi sebagai alternatif yang layak. Faktor
keuangan sering mengubah strategi yang ada dan mengubah rencana
implementasi (David, 2013).
Produksi/operasional terdiri dari semua kegiatan yang mengubah
input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi/operasional meliputi
input, transformasi, dan output yang berbeda-beda di industri dan pasar.
Roger Schroeder dalam Bateman dan Snell (2007) menyarankan agar
manajemen produksi/operasional terdiri dari lima fungsi, yaitu (1) proses,
(2) kapasitas, (3) persediaan, (4) tenaga kerja, dan (5) kualitas (David,
2013). Sumber daya manusia merupakan fungsi manajemen yang terkait

15
dengan staffing, pelatihan, penilaian kinerja, penghargaan dan hubungan
kerja.
Analisis lingkungan eksternal dalam penelitian ini menggunakan
Porter’s Five Forces Model yang terdiri dari rivalry among competing firm,
potential entry of new competitors, potential development of subtitute
products, bargaining power of suppliers, dan bargaining power of
consumer (Porter, 2008 dan David, 2013). Ketika sudah menganalisa
lingkungan internal dan eksternal organisasi, diperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
organisasi. Suatu penilaian semacam ini biasanya disebut sebagai analisis
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats).
Analisis SWOT membantu manajer meringkas fakta-fakta yag
relevan dan penting dari analisis eksternal dan internal yang telah mereka
lakukan (Bateman dan Snell, 2007). Sementara menurut Raunch (2007),
analisis SWOT adalah alat perencanaan strategis yang memindai kekuatan
dan kelemahan internal, serta pengaruh eksternal yang dapat menjadi
peluang atau ancaman yang selanjutnya dianalisis untuk memperoleh
strategi untuk masa depan.

Gambar 5. SWOT analysis diagram (Pearce and Robinson, 2005)

Cell 1: Kondisi pada kuadran ini adalah yang paling menguntungkan.


Perusahaan memiliki banyak peluang dan kekuatan sehingga dapat

16
memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Strategi yang dapat digunakan
adalah Growth Oriented Strategy (Pearce dan Robinson, 2005).
Cell 2: Pada kuadran ini memperlihatkan kondisi dimana perusahaan
mengidentifikasi beberapa kunci yang tidak menguntungkan. Dalam situasi
ini, strategi akan berusaha untuk memindahkan sumber daya yang kuat dan
kompetensi untuk membangun peluang jangka panjang di pasar produk
yang lebih oportunistik. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi
diversifikasi produk atau pasar (Pearce dan Robinson, 2005).
Cell 3: Pada kuadran ini, perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat
besar tetapi memiliki beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus
strategi perusahaan ini adalah dapat menghilangkan kelemahan internal agar
dapat mengejar peluang pasar yang lebih baik (Pearce dan Robinson, 2005).
Cell 4: Situasi pada kuadran ini paling tidak menguntungkan. Perusahaan
menghadapi ancaman lingkungan dari posisi sumber daya yang lemah.
Situasi ini jelas membutuhkan strategi yang mengurangi atau mengarahkan
keterlibatan dalam produk atau pasar (Pearce dan Robinson, 2005).

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jumlah Pelaku Usaha dan Jenis Kuliner yang Ditawarkan di Destinasi
Wisata Kota Lubuk Linggau

Air Terjun Temam adalah salah satu destinasi yang memadukan antara
wisata alam dan buatan, karena destinasi ini selain menyediakan mini Niagara
juga menyediakan watervag di sisi Selatan air terjun sebagai wahana bermain
air untuk wisatawan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Watervag Air
Terjun Temam dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6. Watervag Air Terjun Temam

Destinasi Air Terjun Temam beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00
s.d. pukul 16.00 WIB. Di sekitar destinasi, terdapat 16 kios sebagai lapak
usaha. Kios-kios tersebut menyediakan berbagai jenis usaha, baik usaha
menegah maupun usaha mikro. Penampakan kios destinasi dapat dilihat pada
Gambar 7 berikut.

18
(a) (b)

(c)
Gambar 7. Lapak usaha di sektor utara (a dan b),dan lapak usaha di sektor selatan (c)

Kios yang berada di sektor Utara destinasi beroperasi setiap hari, sedangkan
kios yang berada di sektor Selatan destinasi beroperasi hanya di hari tertentu, yaitu
Sabtu dan Minggu. Denah peta Air terjun temam dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Peta denah air terjun temam

19
Volume pengunjung yang tidak menentu atau berfokus pada hari-hari
tertentu saja menyebabkan pendapatan para pelaku usaha menjadi tidak pasti.
Austriana (2005) menyatakan bahwa semakin lama dan banyak wisatawan
berkunjung ke suatu destinasi wisata maka semakin banyak pula uang yang
dibelanjakan di destinasi tersebut. Kegiatan berkunjung, baik wisatawan
domestik maupun mancanegara akan menimbulkan gejala konsumtif, sehingga
dapat memperbesar pendapatan sektor pariwisata suatu daerah. Pendapatan
pelaku usaha destinasi wisata Air Terjun Temam yang tidak menentu
menyebabkan pelaku usaha tidak berani untuk menawarkan kuliner lebih banyak
lagi dan jam operasional yang lebih lama lagi.

4.2 Pengembangan Bisnis Kuliner Berdasarkan Analisis SWOT


(Strengthness, Weakness, Oportunities, Threatness)
Analisis SWOT adalah perbandingan antara kondisi internal dan
eksternal, dimana analisis dilakukan dengan mengidentifikasi masing-masing
faktor baik dari sudut pandang usaha maupun konsumen (Rahman dan Rahmah,
2018). Analisis SWOT pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Identifikasi analisis SWOT yaitu berdasarkan indikator-indikator
internal eksternal yaitu pemasaran, keuangan, produksi, dan sumber daya
manusia.

4.2.1 Faktor internal food prenur meliputi kekuatan dan kelemahan


A.1. Kekuatan (Strengths)

Kekuatan Food Preneur khas Lubuk Linggau adalah sebagai berikut.


a. Kuliner dapat ditawarkan ke semua kalangan pengunjung, mulai
dari anak-anak, anak muda, hingga dewasa.
Wisatawan Air Terjun Temam berasal dari kalangan anak-anak, muda,
hingga dewasa, karena selain menawarkan pemandangan air terjun,
destinasi ini juga menawarkan wahana permainan air bagi anak-anak
untuk berenang. Wahana ini lebih aman bagi anak-anak dibandingkan air
terjun. Hal ini karena tidak semua pengunjung boleh untuk turun ke area
air terjun mengingat arus air yang begitu deras.

20
b. Penjualan kuliner dapat dilakukan di seluruh area destinasi wisata
Pengelola destinasi wisata Air terjun temam tidak secara ketat membatasi
area untuk berusaha kuliner. Gerai usaha kuliner dapat dibuka disisi
manapun destinasi wisata. Namun di era pandemic, pihak pengelola
destinasi membuka dua lokasi kuliner. Sebanyak 10 kios berada di sektor
Utara destinasi dan 6 kios berada di sektor Selatan destinasi. Sektor Utara
destinasi, posisinya tepat di dekat jembatan gantung. Lokasi kuliner ini
dapat memberikan pemandangan air terjun yang indah secara alami. Satu
lokasi lagi di sektor Selatan destinasi, yaitu di area parkir destinasi.
Masing-masing pelaku usaha kuliner menyediakan kursi dan meja untuk
para wisatawan menikmati kuliner dan pemandangan.

Gambar 9. Jembatan gantung dekat lokasi kuliner sektor Utara

Berdasarkan hasil observasi, dapat dilihat bahwa dari 16 kios, hanya lima
kios yang beroperasi.

c. Konsep penjualan kuliner dilakukan sesuai dengan kebutuhan


wisatawan
Konsep dan jenis makanan yang ditawarkan oleh pelaku usaha
menyesuaikan minat dan kebutuhan wisatawan. Pelaku usaha kuliner di
sekitar destinasi sebelum pandemi COVID-19 menjual berbagai macam
kuliner, seperti nasi ayam geprek, nasi goreng, lotek, bakso, model, pempek,

21
mie instan, dan makanan lainnya. Menu-menu tersebut dijual mengingat
kebutuhan wisatawan terhadap makanan biasa dan makanan ringan saat
berkunjung ke destinasi.
Namun, di era pandemi seperti saat ini, karena jumlah wisatawan
menurun, maka para pelaku usaha hanya menjual makanan instan saja.
Berdasarkan hasil wawancara, mereka dapat menawarkan dan menjual
makanan yang lebih dari biasanya jika jumlah wisatawan kembali
meningkat dan kuliner khas memang yang diminta.

d. Harga yang ditawarkan masih relatif terjangkau, untuk makanan


dan minuman instan berkisar Rp 5000,00 s.d. Rp 10.000,00.
Harga yang ditawarkan pelaku usaha destinasi masih cukup terjangkau,
yaitu air mineral botol untuk ukuran 500 ml dijual dengan harga Rp
5.000,00. Dapat dilihat bahwa ini merupakan harga yang tidak lumrah untuk
ditawarkan di area destinasi.

e. Usaha kuliner khas tidak memerlukan modal yang besar dan dapat
dibuat sendiri dalam jumlah yang banyak
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada Ibu Young, Elma dan Eka,
usaha dapat dijalankan menggunakan modal sendiri dan diproduksi sendiri,
karena mereka merupakan penduduk asli atau telah lama menetap di daerah.

f. Bahan baku tersedia


Kuliner khas Lubuk Linggau seperti durian cokelat, kopi durian, roti koeng,
bolu avocado, sayur kunyit, dan olahan ikan patin dapat diproduksi dengan
mudah karena komoditi tersebut mudah ditemukan di Lubuk Linggau dan
dihasilkan di daerah tersebut.

g. Pelaku kuliner antusias dalam mengikuti pelatihan


Kegiatan penunjang bisnis kuliner seperti pengolahan makanan dan promosi
dapat dilakukan kepada pelaku usaha kuliner destinasi Lubuk Linggau
karena para pelaku usaha aktif dan memiliki antusias yang tinggi terhadap
pengembangan bisnis kuliner.

22
h. UMKM memiliki kerjasama dengan pihak pengelola destinasi
Pihak pengelola destinasi memberikan kerjasama kepada pelaku usaha
berupa kios atau lokasi penjualan kuliner, yaitu di sektor Utara dan Selatan
destinasi wisata. Kios yang berada di sektor Utara destinasi tidak dilakukan
penarikan retribusi lokasi, sedangkan untuk sektor Selatan, pengelola
menarik retribusi dari pelaku usaha karena lokasinya tepat di depan pintu
masuk destinasi.

A.2. Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan dari Food Preneur khas Lubuk Linggau adalah sebagai berikut.
a. Jumlah wisatawan yang tidak menentu untuk berkunjung ke destinasi
Berdasarkan rekapitulasi pengelola destinasi, jumlah pengujung pada hari
Sabtu dan Minggu serta hari libur nasional atau hari-hari besar 70% lebih
banyak dibanding pengunjung di hari Senin sampai Jumat. Apalagi di era
pandemi seperti saat ini, destinasi wisata Air Tejun Temam bahkan tidak
ada pengunjung sama sekali.

b. Penjualan kuliner tidak dilakukan setiap hari


Jam operasional pelaku usaha kuliner dipengaruhi oleh pengunjung yang
datang ke destinasi Air terjun temam. Jumlah pengunjung yang kadang ada
dan tidak, menyebabkan para pelaku usaha harus memutar otak agar kuliner
yang dijajakan tidak terbuang. Para penjual memilih untuk memasarkan
produk-produk instan yang memiliki masa kadaluarsa lama dan mudah
disajikan, sehingga kerugian dapat diminimalisasi. Penjualan kuliner yang
tidak konsisten ini dilakukan oleh pelaku usaha yang berada di sektor
Selatan destinasi/ bagian pintu masuk.

c. Arus keuangan berjalan dengan lambat


Jam operasioanl yang tidak konsisten dan jumlah pengunjung yang tidak
menentu menyebabkan arus keuangan berjalan lambat. Berdasarkan hasil
wawancara, biasanya pelaku usaha mendapatkan hanya keuntungan 30%,

23
dan di era pandemi mendapatkan uang per hari sekitar Rp 10.000—Rp
20.000 saja.

d. Kualitas makanan diragukan


Selain jumlah wisatawan atau pengunjung yang sedikit, wisatawan yang
berkunjung ke destinasi Air Terjun Temam umumnya membawa makanan
sendiri dari rumah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada
beberapa pengunjung, mereka meragukan kualitas makanan yang dijual
oleh pelaku usaha. Salah satunya adalah kebersihan tempat dan proses
pembuatan makanan.

e. Pelaku usaha tidak mengerti dengan teknologi


Pelaku usaha di area destinasi Temam terdiri dari 95% kalangan ibu-ibu
yang berusia 38 hingga 50 tahun. Pelaku usaha merupakan penduduk
setempat yang mengisi hari-hari mereka mencari rezeki, sehingga
penguasaan terhadap teknologi cenderung kurang, terutama untuk promosi.

4.2.2 Faktor internal food prenur meliputi peluang dan ancaman


B.1. Peluang (Oportunities)
Peluang dari Food Preneur khas Lubuk Linggau adalah sebagai berikut.
a. Wisatawan domestik dan mancanegara tertarik dengan kuliner
khas Lubuk Linggau
Wisatawan yang dapat berkunjung ke destinasi Air Terjun Temam dapat
berasal dari wisatawan domestik dan mancanegara. Sebagian besar
wisatawan yang datang ke Lubuk Linggau mencari komoditi dan makanan
khas daerah Lubuk Linggau. Dari keenam kuliner khas Lubuk Linggau
(duren coklat, kopi cokelat, roti koeng, bolsu, sayur kunyit dan ikan patin),
Bolsu atau singkatan dari bolu susu adalah modifikasi kuliner yang mulai
dikembangkan dan cukup diminati oleh wisatawan. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah pembeli, kemasan yang menarik, memiliki berbagai varian
rasa yang bersumber dari komoditi khas di wilayah Lubuk Linggau, dan
dipromosikan langsung oleh Wali Kota Lubuk Linggau. Berdasarkan hasil

24
wawancara kepada owner, diperoleh informasi bahwa dalam waktu dekat
Bolsu akan dijual di Bandara. Hal ini sebenarnya telah direncanakan jauh
sebelum Covid melanda, sehingga pemasaran di bandara tertunda.

b. Penjualan dapat dilakukan melalui pelaku usaha di destinasi dan


online
Kuliner-kuliner khas Lubuk Linggau sudah mulai tenggelam, hal ini
ditunjukkan dengan tidak semua pengunjung dan pengusaha kuliner
mengetahui kuliner khas daerah Linggau. Salah satu cara pelestarian
kuliner Lubuk Linggau adalah dengan memodifikasi kuliner. Salah
satunya dilakukan oleh pelaku usaha Bolsu. Bolsu adalah salah satu bolu
khas Lubuk Linggau yang memadukan avocado dan durian sebagai bahan
dalam pembuatan bolu. Seperti yang kita ketahui, Linggau terkenal dengan
buah alpukat dan durian. Bolsu sudah mulai dipasarkan melalui Instagram
tapi belum dipasarkan di destinasi. .

c. Harga masih dapat dijangkau wisatawan


Ketersediaan komoditi kuliner yang terjangkau di Lubuk Linggau, dan
proses pembuatan yang terbilang mudah membuat biaya produksi kuliner
khas tidak banyak. Menurut Mulyadi (2002), biaya produksi dan biaya non
produksi, serta laba dapat menentukan harga jual suatu produk.
Jumlah produksi kuliner dapat ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan. Jika dilihat dari wisatawan yang didominasi oleh generasi
millenial, maka kebutuhan akan kuliner khas yang memiliki kemasan dan
cita rasa menarik lebih dibutuhkan oleh wisatawan. Selain itu, kuliner
tersebut juga bisa dengan mudah dibawa sebagai oleh-oleh khas daerah
destinasi.
Selain itu, tenaga kerja dapat diperoleh dari sekitar destinasi.
Memajukan destinasi membuat usaha kuliner tersebut dapat bermanfaat
memberikan peluang kerja bagi masyarakat sekitar dan mampu
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar wilayah destinasi.

25
B.2. Ancaman (Threatness)
Ancaman dari Food Preneur khas Lubuk Linggau adalah sebagai berikut.
a. Riset tidak memberikan positif terhadap pengembangan makanan
Kuliner yang dibutuhkan oleh wisatawan destinasi Air Terjun Temam
adalah kuliner khas daerah. Kuliner ini dapat dengan mudah diolah oleh
pelaku usaha. Namun, permasalahan utama yang terjadi di destinasi Air
terjun temam adalah pada jumlah wisatawan, apalagi di era pandemi.
Jumlah wisatawan yang tidak bertambah dikhawatirkan membuat riset
terhadap pengembangan tidak memberikan dampak positif terhadap
perkembangan bisnis kuliner khas Lubuk Linggau.

b. Budaya wisatawan yang masih melekat


Wisatawan yang paling banyak berkunjung ke destinasi wisata Air Terjun
Temam terutama saat pandemi ini adalah wisatawan local. Wisatawan lokal
memiliki karakter unik. Penerapan aturan mengenai tidak boleh membawa
makanan dari luar destinasi sudah pernah dilakukan, tetapi banyak komplain
yang timbul dari wisatawan mengenai kebijakan ini. Hal ini membuat
tempat wisata sepi, sehingga aturan tersebut kembali ditiadakan.

c. Pengelola destinasi tidak dapat mempromosikan kuliner khas daerah


Selain karena tenggelamnya kuliner khas daerah Lubuk Linggau, pengelola
destinasi juga belum mempromosikan kuliner khas Lubuk Linggau. Hal itu
terjadi karena wisatawan yang berkunjung ke Air terjun temam sedikit,
terutama di era pandemi.

4.3 Penyusunan Strategi Pengembangan Food Preneur di Destinasi Wisata


Kota Lubuk Linggau

Berdasarkan identifikasi faktor internal dan eksternal, dapat dibuat


matriks IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) dan EFAS
(Eksternal Strategic Factor Analysis Summary) dengan menentukan bobot
masing-masing variabel yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian
dilanjutkan dengan penentuan rating dan jumlah skor yang diperoleh dari tiap

26
variabel. Nilai rating diperoleh dari penentuan besarnya tingkat pengaruh
variabel dalam faktor internal maupun eksternal terhadap pengembangan food
preneur khas Lubuk Linggau, sedangkan nilai skor merupakan hasil perkalian
antara persentase bobot dengan rating di tiap variabel.
Menurut Rangkuti (2004), IFAS disusun untuk merumuskan faktor-
faktor strategis internal dalam strengths dan weakness, sedangkan EFAS
disusun untuk merumuskan factor-faktor strategis eksternal dalam
opportunities dan threats. Berdasarkan hasil identifikasi SWOT, alternatif
strategy dibuat dalam matriks SWOT pada tabel berikut.

27
Tabel 3
Alternatif Strategi

Faktor internal Kekuatan/Strengths (S) Kelemahan/ Weakness (W)


 Kuliner untuk semua kalangan  Jumlah wisatawan yang tidak menentu
 Penjualan di area destinasi  Penjualan kuliner yang dilakukan tidak
 Konsep mengikuti wisatawan setiap hari
 Harga relative terjangkau  Arus keuangan berjalan lambat
 Usaha tidak membutuhkan modal besar  Kualitas makanan diragukan
 Bahan baku tersedia  Pelaku usaha tidak mengerti teknologi
 Pelaku usaha antusias untuk pengembangan
 Adanya kerjasama antara pelaku usaha dan
Faktor Eksternal
pengelola destinasi
Peluang/ Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
 Wisatawan tertarik dengan kuliner khas  Penjualan kuliner khas Lubuk linggau Melakukan kegiatan untuk meningkatan jumlah
 Penjualan dapat dilakukan oleh pelaku dilakukan baik di area destinasi maupun wisatawan ke destinasi air tejun temam
usaha di destinasi dan online online dengan
 Harga masih dapat dijangkau wisatawan  Penjualan kuliner khas dilakukan dengan
melakukan kerjasama antara pelaku usaha
dan pengelola

28
Ancaman/ Threats (T) Strategi ST Strategi WT
 Riset tidak memberikan dampak positif  Pembinaan pengembangan dilakukan dengan  Kegiatan promosi oleh pengelola destinasi
terhadap pengembangan melakukan kerjasama antara pelaku usaha menarik wisatawan terus dilakukan baik
 Budaya wisatawan local yang masih dan pengelola destinasi secara online maupun offline
melekat  Pembinaan dilakukan baik untuk pembinaan  Kebijakan untuk tidak membawa makanan
 Pengelola destinasi yang tidak soft skill maupun hard skill, pembinaan dari luar diterapkan kembali
mempromosikan kuliner khas melayani wisatawatan maupun pengolahan  Perbaikan terhadap kualitas makanan baik
produk dan pembinaan penggunaan tempat maupun cara pengolahan agar
teknologi wisatawan yakin yang ditandai dengan
sertifikasi produk

29
Tabel 4
Matriks Internal strategic Factor Analysis Summary (IFAS)

No Kekuatan/ Bobot Rangking Nilai


Strengths
1 Kuliner untuk semua 0,08 3 0,25
kalangan
2 Penjualan di area 0,12 4 0,5
destinasi
3 Konsep mengikuti 0,12 4 0,5
wisatawan
4 Harga relative 0,08 3 0,25
terjangkau
5 Usaha tidak
membutuhkan modal 0,125 3 0,37
besar
6 Bahan baku tersedia 0,125 3 0,37
7 Pelaku usaha antusias 0,17 4 0,67
untuk pengembangan
8 Adanya kerjasama
antara pelaku usaha 0,17 5 0,84
dan pengelola destinasi
Total score 1 3,75

No Kelemahan/ Bobot Rangking Nilai


Weakness
1 Jumlah wisatawan
yang tidak menentu 0,27 1 0,27

2 Penjualan kuliner yang


dilakukan tidak setiap 0,2 1 0,2
hari

3 Arus keuangan 0,13 1 0,13


berjalan lambat
4 Kualitas makanan
diragukan 0,2 2 0,4

5 Pelaku usaha tidak


mengerti teknologi 0,2 2 0,4

Total score 1 3,8

30
Tabel 5
Matriks Eksternal strategic Factor Analysis Summary (EFAS)

No Peluang/ Bobot Rangking Nilai


Opportunities
1 Wisatawan tertarik 0,28 3 0,86
dengan kuliner khas
2 Penjualan dapat
dilakukan oleh pelaku 0,43 4 1,71
usaha di destinasi dan
online
3 Harga masih dapat 0,28 3 0,86
dijangkau wisatawan
Total score 1 3,42

No Ancaman/ Threats Bobot Rangking Nilai


1 Riset tidak
memberikan dampak 0,25 2 0,5
positif terhadap
pengembangan
2 Budaya wisatawan
local yang masih 0,375 1 0,375
melekat
3 Pengelola destinasi
yang tidak 0,375 1 0,375
mempromosikan
kuliner khas
Total score 1 1,25

Dari hasil susunan faktor-faktor internal dan eksternal di atas, dapat dihasilkan
rangkaian skor sebagai berikut:

1. Kekuatan (S) = 3,75


2. Kelemahan (W) = 3,8
3. Peluang (O) = 3,42
4. Ancaman (T) = 1,25
5. Kekuatan (S) – Kelemahan (W) = 3,75 – 3,8 = - 0,5
6. Peluang (O) – Ancaman (T) = 3,42 – 1,25 = 2,17

31
Dari skor di atas, dapat disusun suatu tabel rekap skor IFAS dan
EFAS sebagai berikut.

Skor internal Skor eksternal Pilihan strategi


S<W(-) O > T (+) Penggunaan strategi
3,75 – 3,8 3,42 – 1,25 rasionalisasi

Berdasarkan hasil perhitungan skor IFAS dan EFAS, pengembagan


food preneur khas Lubuk linggau terdapat pada kuadran 3. Strategi
yang sesuai untuk permasalahan yang terjadi adalah strategi
rasionalisasi. Strategi rasionalisasi pada kuadaran 3 mengartikan bahwa
bisnis kuliner khas Lubuk linggau di destinasi Air Terjun Temam
menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi memiliki beberapa
kendala atau kelemahan internal. Peluang pasar yang besar dalam
strategi ini maksudnya adalah destinasi Air terjun temam merupakan
salah satu destinasi yang memiliki komoditi khas yang tidak dimiliki
oleh semua daerah seperti avocado mentega, durian dan gula merah.

Kelemahan atau kendala internalnya adalah jumlah wisatawan yang


sedikit. Menurut Pearce dam Robinson (2005), Fokus strategi

32
rasionalisasi dalam pengembangan usaha kuliner khas daerah Lubuk
Linggau ini adalah dengan menghilangkan kelemahan internal agar
dapat mengejar peluang pasar yang lebih baik. Kelemahan internal
destinasi Lubuk Linggau adalah jumlah wisatawan yang tidak menentu,
penjualan kuliner yang tidak dilakukan setiap hari, arus keuangan yang
berjalan lambat, kualitas makanan yang diragukan, dan pelaku usaha
yang tidak mengerti teknologi.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menghilangkan
kelemahan itu adalah dengan menerapkan beberapa aturan di destinasi,
seperti (1) membuat suatu kegiatan promosi yang dapat meningkatkan
jumlah wisatawan ke destinasi Air Terjun Temam, baik secara online
maupun offline; (2) membuat kebijakan untuk tidak membawa
makanan dari luar, dan (3) perbaikan terhadap kualitas makanan, baik
dari tempat maupun makanan yang dijual.

33
BAB V
PENUTUP
1.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat


disimpulkan bahwa jumlah food preneur yang ada di sekitar destinasi Air
Terjun Temam Kota Lubuk Linggau sebanyak 16 kios, tetapi pada saat
pandemi seperti sekarang ini, hanya 5 kios saja yang beroperasi. Kios
tersebut hanya menjual makanan instan atau cepat saji dan tidak
menyediakan kuliner khas Lubuk Linggau, sehingga kurang menarik
wisatawan.
Berdasarkan identifikasi internal dan eksternal, destinasi air terjun
temam memiliki berbagai macam kelemahan, kekuatan, peluang dan
ancaman. Kelamahan utama adalah jumlah wisatawan yang tidak menentu
atau sedikit, kekuatan utamanya pada ketersediaan bahan baku khas di
sekitar destinasi air terjun temam, peluangnya adalah harga yang relative
terjangkau, dan ancamannya adalah budaya wisatawan yang masih melekat.
Hasil EFAS dan IFAS menunjukkan strategi yang sesuai dalam
pengembangan food preneur di destinasi Air terjun temam Lubuk linggau
adalah startegi rasionalisasi yaitu dengan menambah dan menstabilkan
jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi Air terjun temam.

1.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah


sebagai berikut:
1) Strategi dapat dilakukan dengan mengadakan atraksi yang dapat menambah
minat wisatawan terutama di era pandemi, salah satunya adalah lomba
kreasi kuliner di destinasi Air terjun temam, pagelaran musik dan lainnya.
2) Strategi ini akan disosialisasikan kepada Dinas Pariwisata lahat, pengelola
destinasi dan pelaku usaha agar dapat segera dilaksanakan,
3) Melalui sosialisasi ini diharapkan agar :

34
a. Pemerintah dan seluruh pelaku pariwisata diharapkan ikut andil dalam
mensosialisasikan Air terjun temam selain itu memberikan pelatihan
kepada pengelola destinasi dan pelaku usaha
b. Pihak pengelola diharapkan melakukan promosi dan menyediakan kios
khusus kuliner khas agar wisatawan lebih tertarik berkunjung ke
destinasi Air Terjun Temam.
c. Pihak peneliti dapat melanjutkan penelitian dalam bentuk kegiatan
bimbingan teknis terkait pengembangan food preneur kuliner khas
kepada pelaku pariwisata di wilayah destinasi wisata Air Terjun Temam
Kota Lubuk Linggau.

35
DAFTAR PUSTAKA

Agoes A. 2019. Sayur sereh kunyit geprek (khas Lubuklinggau). (Online)


(https://cookpad.com/id/resep/7335586-sayur-sereh-kunyit-geprek-khas-
lubuk-linggau, diakses pada 22 Maret 2020).
Antara. 2019. Wisata air terjun temam Lubuklinggau dipercantik dengan jembatan
kaca 250 meter. (online) (https://banten.antaranews.com/
berita/56542/wisata-air-terjun-temam-lubuklinggau-dipercantik-dengan-
jembatan-kaca-250-meter, diakses pada 21 Maret 2020).
Bateman TS Dan SA Snell. 2007. Management: Leading and Collaborating in a
Competitive World. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Besthospitalitydegress. 2020. The rise of foodpreneurs. (Online) (https://www.be
sthospitalitydegrees.com/foodpreneurs/, diakses pada 20 Maret 2020).
David F R. 2013. Strategic Management: Concepts and Cases (14th ed.). United
States: Pearson Education, In
Dewi IC. 2018. Buku panduan Foodpreneur untuk dosen dan mahasiswa. OTTIMO
International master gourment academy. Akademi kuliner dan patiseri
OTTIMO international. Surabaya.
Fajri I. 2018. Strategi peningkatan penjualan makanan tradisional sunda melalui
daya Tarik produk wisata kuliner di The Jayakarta Bandung suit hotel and
spa. Tourism and Hospitality Essentials (THE) journals. 8(1) : 45-56.
Pearce JA dan RB Robinson. 2005. Strategic Management: Formulation,
Implementation and Control (9th ed.). New York: McGaw-Hill Companies,
Inc.
Pemerintah Kota Lubuk linggau. 2017. Sekilas Lubuklinggau. (Online)
(http://lubuklinggaukota.go.id/public/static/6/Geografis, diakses pada 17
Maret 2020).
Porter ME. 2008. On Competition. Boston : Harvard Business School Publishing
Punia, K. 2018. Rise of young foodpreneurs: strategies to stay in the competitive
market. Remarking an analisation. 3 (2) : 30-32.

36
Putri P. 2017. Roti koing camilan tawar khas Palembang. (Online)
(https://bobo.grid.id/read/08675677/roti-koing-camilan-tawar-khas-
palembang, diakses pada 22 Maret 2020).
Ramadhani CA. 2018. Air terjun temam yang berubah warna di malam hari.
(Online) (https://republika.co.id/berita/p2dt9t328/air-terjun-temam-yang-
berubah-warna-di-malam-hari, diakses pada 20 Maret 2020).
Ramadhani CA dan I Rezkisari. 2018. Trik berbisnis kuliner minim modal untuk
IRT. (Online) (https://www.republika.co.id/berita/q09nh0328/gaya-
hidup/kuliner /19/10/28/q02bqx328-trik-berbisnis-kuliner-minim-modal-
untuk-irt, diakses pada 20 Maret 2020).
Raunch P.2007. SWOT Analyses and SWOT Strategy Formulation for Forest
Owner Coorperations in Austria. European Journal of Forest Research. 126
(3) : 413-420
Rismiyanto, E dan T Danangdjojo. 2015. Dampak wisata kuliner oleh-oleh khas
Yogyakarta terhadap Perekonomian Masyarakat. Jurnal Maksipreneur. 5 (1)
: 46-64.
Safitri I, D Salman, Rahmadanih. 2018. Strategi pengembangan usaha kuliner :
studi kasus warung lemang di Jeneponto, Sulawesi selatan. Jurnal social
ekonomi. 14 (2) : 183-194.
Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Erlangga.
Winarta M. 2015. Strategi pengembangan bisnis makanan pada usaha depot dapur
jawa. Agora. 3(1) : 463-469.
Youtube ngelong Lubuklinggau. 2020. Ayo ngelong ke Lubuklinggau 22 2 22
festival culinary makanan khas Lubuklinggau. (Online) (https://www.
youtube.com/watch?v=I04lOBwHqXA, diakses pada 20 Maret 2020).

37
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Anggaran Biaya
Rincian biaya terdapat pada Lampiran 2.
Tabel 2. Format Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Dosen Muda yang
Diajukan

Biaya yang
No Jenis Pengeluaran diusulkan
(Rp)
Honorarium untuk pelaksana, petugas laboratorium,
pengumpul data, pengolah data, penganalisis data, honor
1.
operator, dan honor pembuat sistem (maksimum 30% dan
dibayarkan sesuai ketentuan)
Pembelian bahan habis pakai untuk ATK, fotocopy, surat
menyurat, penyusunan laporan, cetak, penjilidan laporan,
2.
publikasi, pulsa, internet, bahan laboratorium, langganan
jurnal (maksimum 60%)
Perjalanan untuk biaya survei/sampling data,
3. seminar/workshop DN-LN, biaya akomodasi-konsumsi,
perdiem/lumpsum, transport (maksimum 40%)
Sewa untuk peralatan/mesin/ruang laboratorium, kendaraan,
4. kebun percobaan, peralatan penunjang penelitian lainnya
(maksimum 40%)
Jumlah

B. Sumber Dana Penelitian


Sumber dana Penelitian Dosen Pemula dapat berasal dari Politeknik Pariwisata
Palembang

C. Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan penelitian dibuat dengan tahapan yang jelas untuk 1 tahun
dalam bentuk diagram batang (bar chart) seperti dibawah ini

38
Lampiran C. Format Jadwal Kegiatan

Bulan Ke -
N
Jenis Kegiatan
o
1 2 3 4 5 6 7
1 Penyusunan Tim Peneliti
2 Penyusunan Proposal Penelitian
Penyusunan Pertanyaan-pertanyaan dalam
3
Kuesioner
4 Pengambilan data
5 Pengolahan data
6 Penyusunan laporan

39
Lampiran 1. Instrumen wawancara
Fungsi Bisnis Indikator Faktor internal Faktor eksternal
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Pemasaran Analisis Pelanggan Makanan Pelanggan luar Pelanggan
(David, 2013) Pelanggan dapat berasal daerah daerah luar tidak
dari berbagai memiliki rasa tertarik tertarik
daerah dan khas yang dengan dengan
dari berbagai tidak biasa makanan khas makanan
kalangan dilidah daerah
(anak pelanggan
muda/bukan)
Menjual Penjualan Penjualan Penjualan Penjualan
produk/distri dilakukan di tidak dapat dilakukan
busi sekitar area dilakukan dilakukan oleh anak
destinasi setiap hari melalui UMKM muda yang
wisata dan online belum
berpengalam
an
Perencanaan Konsep Konsep System Konsep yang
produk/jasa penjualan penjualan pemasaran dibuat gagal/
dapat tidak sesuai dapat tidak dapat
dilakukan dengan dikonsep oleh mengemban
sesuai dengan realisasi anak muda gkan
kemajuan yang penjualan
zaman berwirausaha makanan
sesuai dengan daerah
kreativitas
Harga Menyesuaikan Harga tidak Harga yang Harga tidak
dengan harga berkompetisi relative sesuai
daerah terjangkau dengan biaya
produksi
Riset Riset Riset Riset dapat Riset tidak
pemasaran pemasaran dilakukan dilakukan oleh memberikan
dilakukan saat bisnis anak muda dampak
untuk sedang yang positif yang
mengembang berjalan berwirausaha banyak
kan penjualan terhadap
makanan pengembang
an makanan
daerah
Keuangan Modal Usaha dapat Butuh waktu Modal dapat Anak muda
(David, 2013) dilakukan untuk diperoleh yang
dengan modal mengembali dengan berwirausah
minim kan modal mengajukan a tidak punya
bantuan ke modal
pemerintah
setempat

40
Profit Penjualan Butuh waktu Keuntungan Tidak
makanan untuk yang diperoleh mendapat
daerah memperoleh banyak keuntungan
mendapatkan keuntungan
keuntungan
Arus kas Arus keuangan Arus Arus keuangan Arus
pasti berjalan keuangan berjalan keuangan
berjalan dengan cepat tidak
lambat berjalan
Produksi/op Proses Proses Proses Proses Proses
erasional pembuatan pembuatan pembuatan pembuatan
(David, 2013) cepat makanan mudah
ribet
Kapasitas Makanan Produksi Produksi dapat Kapasitas
dapat sedikit ditambah makanan
diproduksi sesuai dengan yang
dalam jumlah kebutuhan dihasilkan
yang banyak tidak mampu
menyaingi
kapasitas
makanan
yang lain
Persediaan Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan
makanan makanan makanan ada makanan
sesuai dengan tidak pasti sedikit
jumlah
pengunjung
Tenaga kerja Membutuhka Membutuhk Tenaga kerja Tidak ada
n tenaga kerja an tenaga dapat tenaga kerja
yang sedikit kerja yang diperoleh dari yang dapat
banyak penduduk mengolah
sekitar makanan
destinasi khas daerah
Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas tidak
makanan makanan makanan dapat
sangat disukai diragukan dapat bersaing
pelanggan ditingkatkan dengan
makanan lain
yang sudah
ada
Sumber daya Staffing Usaha Staff tidak Staff dapat Tidak ada
manusia makanan selalu stand direkrut dari orang yang
(Bateman daerah tidak by penduduk mampu
dan Snell, membutuhkan sekitar bekerja
2007) staf khusus destinasi untuk
mengemban
gkan
makanan
daerah

41
Pelatihan Pelatihan Peleatihan Pelatihan Tidak ada
sangat dapat tidak dapat diikuti staff yang
dilakukan memberikan oleh seluruh dapat
untuk dampak/pen staff mengikuti/
meningkatkan garuh pengusaha berminat
kualitas dan terhadap pelatihan
kuantitas kinerja
produk karyawan/st
aff
Penilaian Penilaian Penilaian Penilaian Penilaian
kinerja kinerja staff kinerja tidak kinerja dapat atas kinerja
dapat dilakukan dengan mudah tidak dapat
dilakukan dilakukan dilakukan
guna untuk
memperbaiki
efisiensi
produksi
Penghargaan Penghargaan Tidak Penghargaan Penghargaan
diberikan memberikan dapat dapat
secara berkala penghargaan meningkatkan menyebabka
kepada SDM semangat n
yang kerja kecemburua
berprestasi n sosial
Hubungan UMKM UMKM tidak UMKM dapat Pengelola
kerja memiliki memiliki meningkatkan destinasi
kerjasama hubungan minat tidak dapat
dengan kerja dengan pelanggan mempromosi
pengelola pengelola terhadap kan produk
destinasi destinasi destinasi UMKM
wisata

42
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Penelitian

Format Justifikasi Anggaran

1. Honor
Honor per tahun
(Rp)
Pelaksana Honor/jam (Rp) Waktu (jam) Minggu
Thn Thn
Thn I
... n
Ketua 50.000 90 4.500.000
Anggota 1 50.000 65 3.250.000
Anggota 2 50.000 65 3.250.000
Sub total (Rp)
2. Peralatan penunjang
Harga Peralatan
Justifikasi Harga Satuan Penunjang (Rp)
Material Kuantitas
Pemakaian (Rp) Thn Thn
Thn I
... n
Peralatan penunjang 1
Peralatan penunjang 2
Sub total (Rp)
3. Bahan Habis Pakai
Biaya per Tahun
Justifikasi Harga Satuan (Rp)
Material Kuantitas
Pemakaian (Rp) Thn Thn
Thn I
... n
Material 1
Material 2
Material n
Sub total (Rp)
4. Perjalanan
Biaya per Tahun
Justifikasi Harga Satuan (Rp)
Perjalanan Kuantitas
Perjalanan (Rp) Thn Thn
Thn I
... n
Perjalanan ke Lokus
Pertama
Perjalanan ke Lokus
kedua
Sub total (Rp)

43
5. Lain-lain
Biaya per Tahun
Harga Satuan (Rp)
Kegiatan Justifikasi Kuantitas
(Rp) Thn Thn
Thn I
... n
Lain-lain
(administrasi,
publikasi, seminar,
laporan, lainnya
sebutkan)
Perjalanan ke Lokus
.....
Sub total (Rp)
Thn Thn
Thn I
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN (Rp) ... n

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUH TAHUN (Rp)

44
Lampiran 3. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas

Format Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas

Nama / Instansi Alokasi Waktu


No Bidang Ilmu Uraian Tugas
NIDN Asal (jam/minggu)
Arief
1. Poltekpar Tata boga 4 jam Mengidentifikasi masalah
Marna S
Melati
2. Poltekpar HACCP/metpen 3 jam Menganalisis masalah
Pratama
Marfirah Manajemen
3. Poltekpar 3 jam Menyusun strategi
Yansyah SDM

45
Lampiran 4. Biodata ketua dan anggota tim pengusul (Lampiran E).

Format Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul

A. Identitas Diri
*Ketua Peneliti*

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Arief Marna Sonjaya,S.ST.Par,M.Par,.CHE


2 Jenis Kelamin Laki laki
3 Jabatan Fungsional Dosen Asisten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 198612242019021002
5 NIDN 042412860
6 Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 24 Desember 2019
7 E-mail ariefmarna.sonjaya86@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 089514346968
9 Alamat Kantor JL. Sapta pesona , jakbaring,palembang
10 Nomor Telepon/Faks
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 50 orang; S-2 = … orang; S-3 = … orang
12 Nomor Telepon/Faks
1. OTBP 1
2. PDM
13 Mata Kuliah yang Diampu
3. HSK
4. PBJB
5. MAI

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan Tinggi STP Trisakti Jakarta STP Trisakti Jakarta
Bidang Ilmu Perhotelan Pariwisata
Tahun Masuk-Lulus 2005 – 2008 2015 - 2017
Pengaruh penambahan Pemanfaatan limbah kulit
Judul rendaman air kapur sirih singkong menjadi keripik kulit
Skripsi/Tesis/Disertasi dalam pembuatan keripik singkong yang aman untuk di
kulit singkong. konsumsi
Nama
Pembimbing/Promotor

46
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jml
Sumber* (Juta
Rp)
1 2019 Desain menu atlit
Pemanfaatan ikan mujair menjadi keripik ikan mujair sebagai
2
oleh oleh di DESA wisata oku selatan.

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari
sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)
1
dst

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat


DIKTI maupun dari sumber lainnya.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun


1
dst

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

Nama Pertemuan Ilmiah /


No. Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Seminar
1
dst

47
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1
dst

H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID


1
dst

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya


dalam 5 Tahun Terakhir

Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya Tempat


No. Tahun Respon Masyarakat
yang Telah Diterapkan Penerapan
1
dst

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)

Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
dst

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah .....................................................

Palembang, 26 Maret 2020


Pengusul,

( Arief Marna Sonjaya, M.Par, CHE )

48
*Biodata Anggota Peneliti *

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Melati Pratama, S.TP., M.Si


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Tenaga Pengajar
4 NIP/NIK/Identitas lainnya
5 NIDN 8874101019
6 Tempat, Tanggal Lahir Palembang, 8 Agustus 1989
7 E-mail Melatipratama07002@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 081279869916
Jalan Sapta Pesona No.10 silaberani SU 1
9 Alamat Kantor
Palembang
10 Nomor Telepon/Faks
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan D-3 = 49 orang; S-2 = … orang; S-3 = … orang
12 Nomor Telepon/Faks
1. Aplikasi Gizi
2. Hazard Analysisi Critial Control Point
13 Mata Kuliah yang Diampu
3. Aplikasi Statistik
4. Komoditi Pangan 1
5. Komoditi Pangan 2
6. Metode Peulisan Ilmiah

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan Tinggi Universitas Sriwijaya Insititut Pertanian Bogor
Bidang Ilmu Teknologi Hasil Pangan Teknologi Industri Pangan
Tahun Masuk-Lulus 2007 – 2011 2013-2016
Karakteristik proses
Perancangan label indicator
Judul pembuatan tepung papaya
bakteri pathogen untuk
Skripsi/Tesis/Disertasi mengkal dengan pengeringan
pemantauan kualitas pempek
vakum
Nama
Dr. Gatot Priyanto, MS Dr. Endang Warsiki, M.Si
Pembimbing/Promotor

49
C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jml
Sumber* (Juta
Rp)
Identifikasi sifat fisik-mekanik kertas untuk distribusi
1 2016 Pribadi 5
produk agroindustri
Identifikasi atribut aroma dan rasa rempah dengan profiled
2 2017 Pribadi 1
test
Pengembangan kuliner kota Palembang untuk menyambuat
3 2017 ASIAN GAMES 2018 dengan menggunakan Model Bisnis Poltekpar 20
Canvas (BMC)
Peran dakwah habib hasan al munawar pada kuliner dan adat
4 2017 Pribadi 1
kebiasaan kota Palembang-Sumatera Selatan
Desain menu breakfast para atlet (bola tangan dan balap
5 2019 Poltekpar 20
sepeda) di OKU Selatan
Strategi pengolahan ikan mujair untuk menu para atlet di
6 2019 Poltekpar 5
OKU selatan

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari
sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2019 Roti masuk desa Pribadi 5
dst

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat


DIKTI maupun dari sumber lainnya.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun


rd
3 International
Identification of phenol red as
conference on adaptive ISBN : 978-1-4673-
1 staphylococcus aureus indicator
and intelligent 7405-7, 2015
label
agroindustry (ICAIA)

50
Kemasan berindikator sebagai Prosiding seminar hasil ISBN : 978-602-8853-
2
pemantau kualitas pempek PPM IPB 27-9, 2015
Identifikasi sifat fisik-mekanik
3 kertas untuk distribusi produk Jurnal agroindustry halal Vol.2, no.2, tahun 2016
agroindustri
Kinerja label untuk memprediksi
Journal of agroindustrial Vol.26, no.3, tahun
4 umur simpan pempek pada
technology 2016
berbagai kondisi penyimpanan
Identifikasi atribut aroma dan rasa
5 Jurnal agroindustry halal Vol.3, no.2 tahun 2017
rempah dengan profiled test
Peran dakwah habib hasan al-
6 Jurnal dakwah tabliqh Vol 18, no.2, tahun 2017
munawar pada kuliner dan adat
Preview : PreshLife pemantaun
7 Prosiding Tekper UNSRI Vol.1, no.1 tahun 2018
kualitas pempek
Menu design of breakfast for
8 Jurnal Poltekpar Medan Vol.8, No. 2 Tahun 2020
women athelets in OKU Selatan
Karakteristik tepung papaya
mengkal dengan penambahan
9 Jurnal Agroindustri Halal Vol.6, No.2 Tahun 2020
kalsium pada proses pengeringan
vakum
Preferensi atlet OKU Selatan
terhadap cita rasa olahan ikan
10 Jurnal Perikanan Tropis Vol.7, No. 2 Tahun 2020
mujair dengan metode C-Sat
(Customer Satisfication)

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

Waktu dan
No. Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah
Tempat
3rd International conference on Identification of phenol red as
3-4 agst 2015,
1 adaptive and intelligent staphylococcus aureus indicator
ICC Bogor
agroindustry (ICAIA) label
Sept 2018,
Pengemgan hilir produk pertanian Preview : PreshLife pemantaun
2 pasca sarjana
BKS Barat kualitas pempek
UNSRI

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1
2

51
dst

H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID


Label indicator warna pada kemasan makanan
Int.CI.8/C 12M/ 1/34,
untuk mendeteksi pertumbuhan bakteri
1 2016 C 12Q 1/04, 1/42, G
staphylococcus aureus pada makanan di dalam
01N 33/02
kemasan

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya


dalam 5 Tahun Terakhir

Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya Tempat


No. Tahun Respon Masyarakat
yang Telah Diterapkan Penerapan
1
2
dst

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun


Tangerang Selatan Global Innovation Forum
1 Inovator 2016
(TGIF)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah .....................................................

Palembang, 26 Maret 2020


Pengusul,

tanda tangan

( Melati Pratama, M.Si)

52
*Biodata Anggota Peneliti*

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Trisna Rahmania, M.Pd.


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Dosen
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 1671104306930003
5 NIDN 8894101019
6 Tempat, Tanggal Lahir Palembang, 03 Juni 1993
7 E-mail trisnarahmania93@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 081244442166
9 Alamat Kantor Jl. Sapta Pesona , Jakabaring, Palembang
10 Nomor Telepon/Faks -
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan
12 Nomor Telepon/Faks
BAI
13 Mata Kuliah yang Diampu
MPL

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Universitas Universitas
Nama Perguruan Tinggi
Sriwijaya Sriwijaya
Magister
Pendidikan
Pendidikan
Bahasa, Sastra
Bidang Ilmu Bahasa (BKU
Indonesia, dan
Bahasa
Daerah
Indonesia)
Tahun Masuk-Lulus 20011—2015 2015—2017
Pengembangan
Pengembangan
Bahan Ajar
Modul
Menulis Puisi
Pembelajaran
Berbasis Web
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Teks Eksposisi
pada Siswa
Siswa Kelas X
Kelas XI SMA
SMA Negeri 7
Negeri 5
Palembang
Palembang
1. Prof. Dr.
Mulyadi Eko 1. Prof. Dr.
Nama Pembimbing/Promotor Purnomo, M.Pd. Mulyadi Eko
2. Sri Inderawati, Purnomo, M.Pd.
M.Pd.

53
2. Dr.
Subadiyono, M.
Pd.

C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jml (Juta
Sumber*
Rp)
1 2015 Pengaruh Media Pembelajaran Teks Eksposisi DIKTI
Kemenpar-
Pengembangan Kuliner Khas Tanjung
2 2018 Poltekpar
Kelayang Belitung
Palembang
dst

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari
sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Jml (Juta
Sumber*
Rp)
1
dst

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat


DIKTI maupun dari sumber lainnya.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun


1
dst

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

Nama Pertemuan Ilmiah /


No. Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Seminar
1
Dst

54
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1
Dst

H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID


1
Dst

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya


dalam 5 Tahun Terakhir

Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Tempat Respon


No. Tahun
Lainnya yang Telah Diterapkan Penerapan Masyarakat
1
dst

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)

Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
dst

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah .....................................................

Palembang, 26 Maret 2020


Pengusul,

tanda tangan

( Trisna Rahmania, M.Pd )

55
Lampiran 4. Surat pernyataan ketua peneliti

KOP PERGURUAN TINGGI

SURAT PERNYATAAN KETUA PELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Arief Marna Sonjaya, M.Par, CHE
NIDN : 042412860
Pangkat / Golongan : ..................................................................
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul:

Strategi Pengembangan Food Preneur khas daerah di Destinasi Wisata Lubuk Linggau

yang diusulkan dalam skema Penalitian Kelompok untuk tahun anggaran 2020
bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Palembang, 26 Maret 2020


Mengetahui Yang menyatakan,
Direktur Politekpar Palembang,
meterai Rp6000
Cap dan tanda tangan tanda tangan

( Dr. Zulkifili Harahap, MM.Par, CHE ) ( Arief Marna Sonjaya, M.Par,)


NIP. 197301112002121001 NIP.198612242019021002

56
57

Anda mungkin juga menyukai