Anda di halaman 1dari 37

Ringkasan USBN Biologi 2019

Credit: Pricsilla G., A. Maureen, Jason R., Hans K., Nathanael S., Immanuel
Y., Ferdy A. Tessa P., Marlene I.

PILIHAN GANDA
1. Metode ilmiah
a. Merumuskan masalah
b. Observasi: Mencari data pendukung, bisa melalui pengamatan langsung atau secara
kepustakaan (teori).
c. Merumuskan hipotesis: Dugaan sementara tentang penyelesaian masalah.
d. Membuat rencana penelitian: Menentukan variabel dan perlakuan yang diinginkan
i. Variabel bebas: Variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
berubahnya atau timbulnya variabel terikat.
ii. Variabel kontrol: Variabel yang dibuat konstan.
iii. Variabel terikat: Variabel yang muncul karena perlakuan variabel bebas.
e. Melaksanakan penelitian
f. Mengumpulkan data
g. Menganalisis data: Data kuantitatif (dalam bentuk angka) dan data kualitatif (dalam
bentuk deskripsi).
h. Menyusun laporan: Laporan berisi pendahuluan, metode penelitian, hasil penelitian,
kesimpulan, dan daftar pustaka.
i. Mempresentasikan laporan: Menginformasikan pada orang lain agar orang lain
mengetahui percobaan tersebut.

2. Peranan mikroorganisme dalam bioteknologi


a. Nata de coco: Acetobacter xylinum membentuk nata
b. Yogurt: Lactobacillus bulgaricus memberikan aroma sedangkan Streptococcus
thermophilus memberikan cita rasa.
c. Keju: Streptococcus dan Lactobacillus mengubah laktosa menjadi asam laktat lalu
menjadi dadih dan akhirnya gumpalan.
d. Tempe: Rhizopus oryzae mensintesis enzim pemecah pati/amilase sedangkan
Rhizopus oligosporus mensintesis enzim pemecah protein/protease.
e. Kecap: Aspergillus wentii → Mengurai kacang kedelai jadi kecap.
f. Oncom: Neurospora sitophila menghasilkan warna merah-oranye
g. Roti: Saccharomyces cerevisiae untuk mengembangkan adonan, asidifikasi, dan
produksi rasa pada roti.
h. Tape: Saccharomyces cerevisiae mengubah fruktosa dan glukosa pada singkong
menjadi alkohol dan CO2, sedangkan Mucor clamydosporus dan Endomycopsis
fibuligera membantu memecahkan pati menjadi gula.
i. Minuman beralkohol: Jamur Aspergillus mengubah pati menjadi glukosa,
Saccharomyces mengubah glukosa menjadi etanol, bakteri Acetobacter mengubah
etanol menjadi asam cuka, bakteri Methanobacterium mengubah asam cuka menjadi
metanol.
3. Pengelompokan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri
a. Tumbuhan tidak berpembuluh (Atracheophyta) seperti lumut (Bryophyta). Ciri-cirinya tidak
mempunyai pembuluh pengangkut xilem dan floem serta belum mempunyai akar, batang, dan
daun sejati.
b. Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta): sudah memiliki pembuluh pengangkut.
(1) Tumbuhan paku (Pteridophyta): Reproduksi dengan spora.
(2) Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) memiliki ciri-ciri umum:
• Memiliki akar, batang, dan daun sejati.
• Mempunyai alat perkembangbiakkan generatif berupa biji yang dihasilkan dari
organ bunga sehingga tumbuhan berbiji juga disebut tumbuhan berbunga
(Anthophyta).
• Hasil perkembangbiakkan secara kawin adalah zigot yang kemudian berkembang
menjadi embrio. Embrio tersimpan di dalam biji dan akan tumbuh menjadi
individu baru.

a) Angiospermae (biji tertutup)


• Bakal bijinya terlindungi oleh daun buah.
• Tumbuhan ini memiliki organ tubuh, seperti akar, batang, dan daun sejati.
Akarnya selain berfungsi menyerap unsur hara, juga menegakkan batang.
• Sistem perakarannya ada yang serabut dan ada yang tunggang.
• Batangnya ada yang lunak dan ada yang keras berkayu.
• Pada beberapa tumbuhan berbiji tertutup, batang, akar, atau umbinya ada
yang berfungsi sebagai alat penyimpan makanan cadangan.
• Bentuk daun relatif tipis, lebar, dan struktur uratnya sangat bervariasi/
• Memiliki bunga sesungguhnya.
• Pembuahan terjadi secara ganda.

i) Dicotyledoneae
• Tumbuhan biji berkeping dua
• Berakar tunggang
• Tulang daun menyirip atau menjari
• Batang bercabang dan memiliki kambium
• Bagian mahkota bunga berjumlah kelipatan 2, 4, atau 5

ii) Monocotyledoneae
• Memiliki biji yang tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga.
• Bentuk akar serabut.
• Bentuk tulang daun melengkung atau sejajar.
• Jumlah mahkota bunga kelipatan 3.
• Pada akar dan batang tidak terdapat kambium.
• Batang tidak bercabang.

b) Gymnospermae
• Bakal biji terlindung oleh kulit biji dan tidak terlindung oleh daun buah.
• Belum memiliki bunga.
• Alat reproduksinya berupa strobilus atau runjung.
• Penyerbukan umumnya terjadi karena bantuan angin.
• Memiliki akar, batang, dan daun sejati.
• Berakar tunggang, batang tumbuh tegak bercabang-cabang, dan memiliki
kambium sehingga dapat tumbuh membesar.
• Umumnya berdaun tunggal, kecil, kaku, dan berwarna hijau.

Menghasilkan heterospora berupa mikrospora dan megaspora. Mikrospora berkembang menjadi


mikrogametofit dan berisi serbuk sari. Sedangkan megaspora berkembang menjadi megagametofit.
Setelah serbuk sari dilepas, butir serbuk sari berkembang menjadi sperma. Pada saat penyerbukan,
serbuk sari melekat pada bakal biji. Selanjutnya, sperma bergerak menuju sel telur melalui buluh
serbuk sari, lalu membunuhnya membentuk zigot yang nantinya berkembang menjadi embrio dan
biji. Gymnospermae juga dikelompokkan menjadi Cycadinae, Gnetinae, Ginkgoinae, dan Coniferae.
Contohnya pakis haji, melinjo, ginkgo, pinus, damar, dan balsem.

4. Ciri-ciri tumbuhan (gambar)

5. Peranan komponen ekosistem


Produsen: Organisme autotrof dan sumber energi utama bagi organisme lain.
Konsumen: Organisme heterotrof (herbivora – pemakan tumbuhan, karnivora – pemakan daging,
dan omnivora – pemakan segala).
Dekomposer: Merombak sisa produk organisme atau organisme yang mati. Jadi dari senyawa
organik diubah menjadi anorganik. Contohnya jamur dan bakteri.
Detritivor: Pemakan partikel-partikel organik hasil penguraian organisme yang telah mati dan sisa
organisme (detritus). Jadi, detritivor tidak bisa mengubah zat organik, hanya memakannya saja.
Contohnya cacing, luwing, dan rayap.
Tingkat trofik I: Produsen.
Tingkat trofik II: Konsumen 1.
Tingkat trofik III: Konsumen 2, dst.

6. Interaksi antarkomponen ekosistem


a. Simbiosis: Hubungan dua jenis organisme yang hidup saling berdampingan.
(1) Mutualisme: Keduanya untung. Contohnya jamur dan akar tumbuhan yang
membentuk mikoriza, ikan remora dan ikan hiu, dan bunga dengan kupu-kupu.
(2) Komensalisme: Satu untung, satu biasa aja. Contohnya anggrek dengan tanaman
inang, ikan badut dengan anemon laut, hewan ternak dan burung pemakan serangga.
(3) Parasitisme: Satu untung, satu rugi. Contohnya cacing perut dengan manusia, benalu
dengan tanaman inang, kutu, tali putri, dll.
b. Kompetisi: Persaingan antarorganisme dalam memenuhi kebutuhan yang sama, misalnya
beberapa jenis burung pemakan serangga yang sama.
c. Predasi: Hubungan memangsa. Contohnya harimau dengan rusa.
d. Antibiosis: Salah satu mengeluarkan zat antibiotik yang membahayakan makhluk hidup lain.
Contohnya, jamur Penicillium dengan mikroorganisme lain yang dapat menghambat atau
mematikan makhluk hidup lain.

7. Dampak perubahan lingkungan


Faktor penyebab perubahan lingkungan:
a. Alam: Bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami, dll.
b. Manusia: Kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang meningkat menyebabkan
eksploitasi alam sehingga menimbulkan polusi. Suatu zat disebut polutan jika jumlahnya melebihi
batas normal dan berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat.

Berdasarkan zat pencemarnya: Pencemaran fisik, kimiawi, dan biologis.


Berdasarkan lokasinya: Pencemaran air, tanah, dan udara.

Dampak perubahan lingkungan:


• Peristiwa alam menyebabkan kerusakan serius terhadap lingkungan, seperti pengurangan
populasi akibat kematian berbagai jenis makhluk hidup.
• Pembukaan lahan menyebabkan hilangnya habitat, punahnya flora dan fauna tertentu,
perubahan daur hidrologi, dan berkurangnya kesuburan tanah.
• Peningkatan usaha pertanian dengan menggunakan pestisida dapat menyebabkan resistensi
hama, terbunuhnya organisme bukan sasaran, adanya residu pada hasil panen, dan pencemaran
air dan tanah.
• Penggunaan pupuk kimia dapat menyebabkan eutrofikasi dan mengganggu penyerapan air pada
tanah.
• Penggunaan bibit unggul monokultur mengurangi keanekaragaman makhluk hidup.

Jenis limbah:
a. Limbah Padat
Limbah yang berbentuk padat yang mana ada yang mudah terurai seperti limbah organik misal
sampah daun dan limbah padat yang tak mudah terurai seperti plastik dan kaca.
b. Limbah Cair
Limbah yang berupa cairan dan biasanya jenis limbah cair ini sangat riskan mencemari lingkungan
sehingga dikenal sebagai entitas pencemar air dan tanah. Untuk skala industri limbah cair umumnya
terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik sisa dari hasil
produksi sedang limbah yang biasa dihasilkan oleh rumah tangga/domestik dapat berupa air kotor
dari hasil mandi, cuci dan toilet.
c. Limbah Gas dan Partikel
Limbah yang biasa terdapat di udara. Untuk kategori limbah ini banyak dihasilkan oleh industri dan
pabrik besar. Jenis limbah partikel bisa berupa asap, kabut maupun debu sedang untuk gas apabila
kandungannya dalam udara telah melebihi batas maksimum dapat diartikan sebagai limbah suatu
missal CO2 yang berlebihan dari hasil pembakaran pabrik dan industri.
d. Jenis Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun):
Limbah yang memenuhi salah satu karakter yang mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif; harus cepat ditangani.
Gas pencemar:
Karbon Monoksida (CO): Jika terhirup, badan lemas dan dapat menyebabkan kematian. Ini
diakibatkan karena CO memiliki afinitas yang lebih tinggi dibanding O2 terhadap Hb.
Karbon Dioksida (CO2): Efek rumah kaca, menyebabkan pemanasan global.
SO, SO2, NOx: Hujan asam dan sakit mata.
Kloro Fluoro Karbon (CFC): Merusak ozon, menimbulkan radiasi uv (tanaman menjadi kerdil, mutasi
genetik, kanker kulit, dan matinya mikroorganisme)

8. Jaringan Tumbuhan

Berdasarkan sifatnya, jaringan tumbuhan dibedakan menjadi jaringan meristem dan jaringan
permanen.
1. Jaringan meristem merupakan jaringan embrional yang terdiri
atas kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan
jaringan yang lain. Ciri-ciri jaringan meristem:

a. Aktif membelah dan belum mengalami diferensiasi


b. Berukuran kecil dan berdinding tipis
c. Memiliki nukleus relatif kecil, bervakuola kecil, dan
mengandung banyak sitoplasma
d. Berbentuk kuboid dan prismatik

2. Jaringan permanen (jaringan dewasa) terdiri atas sel-sel yang sudah tidak membelah dan
telah mengalami diferensiasi. Jaringan permanen meliputi jaringan, sebagai berikut:
a. Jaringan Pelindung
Jaringan pelindung biasa berupa epidermis
berfungsi melindungi tumbuhan dari pengaruh
luar yang merugikan. Ciri-ciri epidermis:
1. Terdiri atas satu lapis sel
2. Tersusun atas sel-sel hidup
3. Memiliki beragam bentuk
4. Tidak memiliki klorofil
5. Mengalami modifikasi membentuk
derivat jaringan epidermis, misalnya stomata, spina, filamen, sel kipas, sel
kersik, dan trikoma
6. Dinding sel epidermis yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan,
sedangkan epidermis yang berbatasan dengan bagian dalam tetap tipis.

b. Jaringan Dasar (Parenkim)

Parenkim disebut jaringan dasar karena terletak hampir di semua bagian tubuh
tumbuhan. Ciri-ciri parenkim:
1. Sel bersegi banyak.
2. Dinding sel tipis dan mempunyai vakuola besar untuk menyimpan cadangan
makanan.
3. Terdiri atas sel hidup.
4. Mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas.
5. Dapat bersifat meristematis karena dapat membelah diri.

Berdasar fungsinya, parenkim dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:

1. Parenkim asimilasi (Klorenkim) : mengandung klorofil untuk fotosintesis,


contohnya pada jar palisade dan spons
2. Parenkim penimbun: untuk menyimpan makanan cadangan dalam bentuk
berbeda-beda. Misalnya sebagai larutan di vakuola atau cairan di sitoplasma.
3. Parenkim air: Parenkim yang mampu menyimpan air
4. Parenkim udara (aerenkim): Parenkim yang mampu menyimpan udara
5. Parenkim pengangkut: Terdapat di sekitar jaringan pengangkut (Xilem &
Floem)

Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

1. Parenkim Palisade : Berbentuk silindris, memanjang, tegak, mengandung


kloroplas
2. Parenkim Bunga Karang: Bentuk tidak teratur, ruang antarsel lebih besar,
berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
3. Parenkim Lipatan : Parenkim yang memiliki dinding sel yang mengalami
lipatan ke dalam dan mengandung banyak kloroplas
4. Parenkim Bintang : Berbentuk seperti bintang

c. Jaringan Penguat (Mekanik)


Berguna untuk memperkukuh tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:

1. Jaringan Kolenkim
a. Merupakan penguat utama organ-organ tumbuhan
b. Umumnya terletak di bawah epidermis
c. Dinding selnya tidak mengandung lignin tapi mengandung selulosa,
pektin, dan hemiselulosa
d. Sel-sel kolenkim mengalami penebalan setempat pada dinding selnya.
2. Jaringan Sklerenkim
a. Hanya terdapat pada jaringan tumbuhan yang tidak lagi mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan
b. Terdiri atas sel-sel mati
c. Dinding selnya sangat tebal dan kuat karena mengandung lignin
d. Ada yang berbentuk benang panjang dan ada pula yang kecil yang
tidak beraturan

d. Jaringan Pengangkut

Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan pengangkut dibedakan menjadi 2, yaitu:


1. Xilem
Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar ke daun
2. Floem
Floem berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

9. Sistem Pernafasan
a. Alat Pernapasan Manusia
Udara masuk ke tubuh manusia melalui alat pernapasan yang meliputi rongga
hidung, faring, pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), cabang batang
tenggorokan (bronkus), dan paru-paru (pulmo). Di bagian dalam paru-paru terdapat
percabangan bronkus(bronkiolus) dan alveolus. Alveolus merupakan perluasan permukaan
paru-paru. Alveolus menjadi ujung dari saluran pernapasan manusia. Pada dinding alveolus
inilah terjadi pertukaran antara O2 dan CO2.
b. Mekanisme Pertukaran Udara
1. Pernapasan luar (eksternal)
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) yang terjadi antara udara
dan darah yang berlangsung di dalam paru-paru. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas
yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke darah melalui proses difusi. Reaksinya
sebagai berikut
Hb+O2 ---> HbO2
2. Pernapasan Dalam (internal)
Pernapasan dalam merupakan pertukaran gas dalam jaringan tubuh. Pada pernapasan
dalam, darah masuk ke jaringan tubuh. Oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi
masuk ke cairan jaringan tubuh. Reaksinya sbg berikut HbO2--->Hb+O2

c. Mekanisme pernapasan dada dan perut


1. Pernapasan Dada
A. Inspirasi terjadi apabila otot antartulang rusuk luar berkontraksi maka tulang-tulang rusuk
terangkat sehingga volume rongga dada membesar. Keadaan tersebut mengakibatkan
tekanan dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan udara diluar tubuh. Akibatnya, udara
luar yang memiliki tekanan lebih besar masuk ke paru-paru
B. Ekspirasi terjadi apabila otot antartulang rusuk luar berelaksasi maka tulang-tulang rusuk
kembali ke posisi semula sehingga volume rongga dada mengecil. Keadaan tersebut
mengakibatkan tekanan dalam rongga dada lebih besar dari tekanan luar tubuh. Akibatnya,
udara dalam rongga dada keluar dari paru-paru.
2. Pernapasan Perut
A. Inspirasi terjadi apabila otot diafragma berkontraksi maka posisi diafragma mendatar
sehingga volume rongga dada membesar. Keadaan tersebut mengakibatkan tekanan dalam
rongga dada lebih kecil dari tekanan udara diluar tubuh. Akibatnya, udara luar yang
memiliki tekanan lebih besar masuk ke paru-paru
B. Ekspirasi terjadi apabila otot diafragma berelaksasi posisi diafragma kembali ke posisi
semula sehingga volume rongga dada mengecil. Keadaan tersebut mengakibatkan tekanan
dalam rongga dada lebih besar dari tekanan luar tubuh. Akibatnya, udara dalam rongga dada
keluar dari paru-paru.
D. Volume udara pernapasan
Volume udara pernapasan adalah volume udara pernapasan yang keluar masuk melalui
sistem pernapasan. Volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi beberapa macam seperti
berikut.
1. Volume tidal adalah volume udara pernapasan biasa besarnya +- 500cc
2. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume) atau udara komplementer adalah volume
udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah melakukan inspirasi biasa +- 1500cc
3. Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume) atau udara suplementer adalah volume
udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah melakukan ekspirasi biasa +- 1500cc
4. Volume sisa/residu (residual volume) adalah volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru
setelah melakukan ekspirasi maksimal +- 1000cc
5. Kapasitas vital (vital capacity) adalah volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin
setelah melakukan inspirasi maksimal, besarnya +- 3500cc. KV ini rumusnya volume tidal+volume
cadangan inspirasi+volume cadangan ekspirasi
6. Volume total paru-paru (total lung volume) adalah volume udara yang dapat ditampung paru-
paru semaksimal mungkin ,+- 4500 cc. Rumusnya volume sisa+kapasitas vital

10. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan

Eksternal: Nutrisi, sinar matahari, suhu, kelembaban, dan gaya gravitasi


Internal: Gen dan hormon
● Auksin: Pertumbuhan (Pembelahan sel); terhambat oleh sinar matahari
● Giberelin: pertumbuhan raksasa
● Sitokinin: Sitokinesis, perimbunan (tumbuh menjadi lebat)
● Gas etilen: Pematangan buah
● Asam absisat: Penghambat (misal, pengguguran daun,
● Asam traumalin: Perbaikan jaringan rusak, pembelahan sel pada daerah luka
● Kalin: Pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan
a. Rhizokalin: Akar
b. Kaulokalin: Batang
c. Filokalin: Daun
d. Antokalin: Bunga

11. Fungsi jaringan tumbuhan (No 8)


12. Sistem ekskresi

1. Ginjal (pembentukan urin)


Terjadi di organ ginjal pada struktur nefron. Proses pembuatan urin :
A. Filtrasi : proses penyaringan darah di glomerulus dan kapsula bowman. Berisi asam
amino, glukosa, ureum, keratin dan kreatinin. Hasil berupa urin primer. Tidak boleh ada
protein dan darah
B. Reabsorpsi : penyerapan kembali zat-zat yang berguna oleh tubuh seperti glukosa, ion
natrium kalium dan klorida, serta air. Berisi garam-garam sisa, asam amino yang telah rusak,
air, sisa antibiotic.
Membentuk hasil berupa urine sekunder Ada 2 jenis reabsorbsi air :
❏ Reabsorbsi obligat (tidak dapat dikontrol) : terjadi dari tubulus kontortus proksimal
hingga lengkung henle.
❏ Reabsorbsi fakultatif (Dapat dikontrol) : Terjadi di tubulus kontortus distal. Dikontrol
oleh hormon ADH (antidiuretic hormon) atau vasopressin.
C. Augmentasi : penambahan molekul-molekul yang tidak dibutuhkan. Terjadi di tubulus
distal dan kolektivus. Hasil berupa urine sesungguhnya.

13. Sistem pernapasan (Aplikasi No 9)

14. Gangguan sistem gerak

1. Kifosis → Tulang belakang bengkok ke belakang / bungkuk


2. Lordosis → Tulang belakang bengkok ke depan
3. Skoliosis → Tulang belakang bengkok ke kanan dan kiri
4. Fisura → Tulang retak akibat benturan dengan benda keras
5. Fraktura → Tulang patah, putusnya jaringan tulang akibat benturan
6. Rakitis → Penyakit tulang akibat kurangnya vitamin D, kaki berbentuk huruf X dan O
7. Osteoporosis → Penyakit menurunnya massa tulang yang menyebabkan tulang menjadi
rapuh
8. Arthritis → Radang sendi akibat infeksi / terlalu banyak mengangkat beban
9. Memar sendi → robeknya selaput sendi
10. Atrofi → Mengecilnya otot akibat jarang digunakan
11. Hipertrofi → Membesarnya ukuran otot akibat aktivitas otot berlebih
12. Tetanus → Otot terus kejang sampe ga bisa kontraksi akibat infeksi bakteri Clostridium
tetani

15. Gangguan sistem saraf

1. Meningitis → Peradangan selaput otak (meninges), Bakteri Neisseria meningitis atau virus
2. Hidrosefalus → peradangan selaput otak shg cairan otak terkumpul dan kepala membesar
3. Gegar Otak → gangguan pada otak akibat benturan keras
4. Parkinson → gangguan produksi dopamin karena neuron degenerasi
5. Neuritis → iritas neuron akibat infeksi, kurang vitamin, keracunan
6. Gigantisme → raksasa akibat kelebihan hormon somatotropin (anak)
7. Akromegali → pertumbuhan tulang ga normal akibat kelebihan somatotropin (dewasa)
8. Kretinisme → kerdil akibat kurang hormon tiroksin (anak)
9. Miopi → rabun jauh, lensa terlalu cembung
10. Hipermetropi → rabun dekat, lensa terlalu pipih
11. Buta warna → tidak bisa bedain warna
12. Astigmatisme → tidak rata permukaan kornea
13. Tuli konduktif → gangguan penghantaran bunyi di telinga bagian luar / tengah
14. Tuli Saraf → gangguan pendengaran sensorineural akibat kerusakan sel saraf auditori

Pengaruh NAPZA ke saraf


1. Opium → otot layu, nafsu makan turun, lemah ingatan, sianosis mata
2. Heroin → pengerasan otot, insomnia, perasaan gelisah
3. Kokain → berat badan turun, halusinasi, kejang-kejang, paranoid, gangguan hati dan ginjal,
rusak otot jantung
4. Ganja → daya tahan tubuh turun, peredaran darah terganggu, lemah ingatan, penurunan
daya otak, insomnia
5. Amfetamin → meningkatkan detak jantung, stress, lesu, badan kaku
6. Morfin → pendarahan hidung, tubuh lemah, mulut kering, iritasi pusat pernafasan. Bisa
koma sampai mati

16. Gangguan sistem ekskresi

1. Uremia → tertimbunnya urea dalam darah sehingga mengakibatkan keracunan.


2. Albuminuria → urine mengandung albumin (protein) yang disebabkan oleh kerusakan
pada glomerulus.
3. Diabetes insipidus → penyakit kekurangan hormon vasopresin atau hormon antidiuretik
(ADH) yang mengakibatkan hilangnya kemampuan mereabsorpsi cairan. Akibatnya,
penderita bisa mengeluarkan urine berlimpah mencapai 20 liter.
4. Diabetes melitus → terdapat glukosa dalam urine. Terjadi karena menurunnya hormon
insulin yang dihasilkan pankreas.
5. Nefritis→ gangguan pada ginjal karena infeksi bakteri streptococcus sehingga protein
masuk ke dalam urine.
6. Batu ginjal → adanya endapan garam kalsium di dalam kantong kemih
7. Gagal ginjal→ ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga harus
dibantu dengan cuci darah atau cangkok ginjal.
8. Hematuria→ urin mengandung darah karena adanya kerusakan pada glomerulus.
9. Anuria → tidak terbentuk urin
10. Poliuria → urin berlebih
11. Dehidrasi → kurang cairan (uji lab: urin warna kuning coklat, ph asam, bau menyengat)
12. Xerosis → kulit kasar dan kering
13. Lentigo → bercak2 hiperpigmentasi
14. Kusta/lepra → infeksi kronis akibat Mycobacterium leprae
15. Hepatitis → peradangan hati akibat konsumsi alkohol dan obat dosis tinggi
16. Penyakit kuning → warna kulit dan mata kuning
17. Sirosis hati → kerusakan sel hati akibat konsumsi alkohol jadi hati keras

17. Alat kontrasepsi


Tujuan: Mencegah terjadinya pembuahan sel telur oleh spermatozoid
1. Pil KB, suntik KB, dan susuk KB → menghambat/menghentikan terjadinya ovulasi secara
hormonal.

Susuk KB/KB implan → Tabung plastik kecil dan fleksibel seukuran korek api, yang berisi
hormon untuk mencegah kehamilan.
2. Kondom (laki) dan diafragma, IUD (intrauterine device) (cewe) → Menghambat secara
mekanik.

IUD DIAFRAGMA
3. Spermatisida [ jeli, buih, vaginal douche (pembilasan liang sanggama dengan
menyemprotkan air kedalam)] → secara kimia.
Vaginal douche

Jeli, buih
4. Sterilisasi → memotong/mengikat saluran telur dan sperma/vas deferens. Metode
tubektomi(cewe) dan vasektomi(laki)
5. Sistem kalender → menghitung masa subur pas haid

18. Peran sistem imun

Sistem pertahanan nonspesifik: tidak membedakan mikroorganisme patogen satu dengan yang
lainnya, terdiri dari:
1. Permukaan tubuh:
A. Fisik: kulit dan membran mukosa
B. Mekanis: rambut hidung dan silia
C. Kimiawi: Sekret yang dihasilkan kulit dan membran mukosa
D. Biologis: bakteri tidak berbahaya dan membran mukosa
2. Respon Peradangan (Inflamasi) oleh histamin dan prostaglandin
3. Fagositosis → mikroorganisme/partikel asing dimakan oleh sel fagosit
4. Protein Antimikroba:
A. Komplemen: membunuh bakteri penginfeksi dengan membentuk lubang pada dinding
dan membran sel bakteri tersebut
B. Interferon: membentuk zat yang mencegah replikasi virus

Sistem pertahanan spesifik: apabila patogen berhasil melewati pertahanan nonspesifik, melibatkan
peran limfosit dan antibodi
1. Limfosit: Sel B (membentuk antibodi dan mengingat antigen kalo nyerang untuk kedua
kali), Sel T (menyerang patogen, mengaktifkan makrofag untuk fagositosis, menurunkan
respon imun)
2. Antibodi:
IgM Dilepaskan ke aliran darah saat terjadi infeksi pertama kali (respons kekebalan primer)

IgG Banyak terdapat di darah dan diproduksi saat terjadi infeksi kedua (respons kekebalan
sekunder). IgG juga mengalir lewat plasenta dan memberi kekebalan pasif dari ibu
kepada janin.

IgA Ditemukan di air mata, air ludah, keringat, dan membran mukosa. Berfungsi mencegah
infeksi pada permukaan epitelium. Juga terdapat dalam kolostrum yang berfungsi
mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran pencernaan

IgD Ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor dan berfungsi merangsang
pembentukan antibodi oleh sel B plasma

IgE Ditemukan terikat pada basofil di dalam sirkulasi darah dan mastosit di dalam jaringan
yang berfungsi mempengaruhi sel untuk melepaskan histamin yang terlibat dalam reaksi
alergi.

• Kekebalan Humoral: melibatkan sel B dan antibodi dalam darah dan limfa. Disebut respon
kekebalan primer. Sekunder kalo antigen yang sama kembali masuk tubuh
• Kekebalan Seluler: melibatkan sel T untuk menyerang sel-sel asing secara langsung
• Kekebalan Aktif: dihasilkan tubuh itu sendiri, bisa alami melalui penyakit (misalnya cacar),
bisa juga buatan (melalui vaksinasi)
• Kekebalan Pasif: menerima antibodi dari luar, bisa alami (pemberian ASI), bisa juga buatan
(penyuntikan antiserum)

19. Gangguan pertumbuhan tanaman


Faktor Internal: genetik dan hormon-hormon (liat no 10) → kekurangan / kelebihan hormon,
hormon tidak bekerja dengan baik
Faktor Eksternal: suhu udara tidak optimal, cahaya matahari (menghambat), kelembaban, pH tidak
optimal, air dan mineral tidak tercukupi

20. Gangguan peredaran darah

1. Anemia → kurang hemoglobin, Fe, dan eritrosit. (lab: Jika hasilnya kurang dari 4-5 juta per
mm3 darah).
2. Leukemia → produksi leukosit melebihi batas normal (lab: jika hasil lebih dari 7000 per
mm3 darah).
3. Demam berdarah → virus oleh nyamuk. Menyerang trombosit jadi turun drastis (lab : jika
hasil kurang dari 150-300 ribu per mm3 darah)
4. Hemofilia → penyakit turunan, darah sukar membeku
5. Embolus → tersumbatnya pembuluh darah akibat benda asing tersangkut
6. Trombosis → tersumbat pembuluh darah akibat bekuan komponen darah
7. Sickle Cell → bentuk sel darah merah sabit bisa menyumbat pembuluh darah dan terjadi
hemolisis (pecah). Daya ikat oksigen lemah.
Gangguan pada pembuluh darah
1. Hipertensi → tekanan darah tinggi dalam arteri tekanan sistolik 140-200 mmHg dan
diastolik 90-110 mmHg. Sakit kepala, nafas pendek, penglihatan kabur. (Tekanan normal
90/60 sampai 120/80)
2. Varises → pelebaran pembuluh balik/vena. Varises di anus (ambeien). Katup-katup
pembuluh balik tidak menutup dgn sempurna dan lemah dinding pembuluh darah.
3. Koronaria trombosis → penyempitan pembuluh arteri koronaria. Terbentuk gumpalan darah
sehingga terganggu dan berkurang aliran darah. Menyebabkan otot jantung kurang nutrisi
dan oksigen (Serangan jantung)
4. Sklerosis → keadaan pembuluh arteri hilang elastisitasnya karena zat kapur dan kolesterol.
Kurang oksigen pada organ tertentu, meningkatkan tekanan darah, penumpukan lemak di
arteri koroner (Jantung koroner)
a. Arteriosklerosis: akibat zat kapur (pengerasan)
b. Aterosklerosis: akibat kolestrol/lemak (penyumbatan)

21. Percobaan pertumbuhan

Ingenhousz (Hydrilla): Membuktikan fotosintesis menghasilkan oksigen.


Sachs: Membuktikan fotosintesis membutuhkan cahaya dan menghasilkan amilum.
Engelman (Spirogyra): Membuktikan fotosintesis membutuhkan klorofil

22. Fungsi organel sel


● Fungsi bagian-bagian sel:
a. Membran plasma: melindungi isi sel dan mengatur keluar masuknya zat
b. Dinding sel: memberi bentuk sel dan melindungi isi sel
c. Nukleus: pengendali seluruh kegiatan sel
d. Sitoplasma: sumber bahan kimia penting bagi sel dan tempat terjadinya reaksi
metabolisme
e. Retikulum endoplasma: tempat sintesis lemak dan kolesterol, menampung protein
yang dihasilkan ribosom, transportasi molekul, serta detoksifikasi
f. Ribosom: tempat sintesis protein
g. Kompleks golgi: ekskresi sel, pembentukan dinding sel, dan pembentukan lisosom
h. Lisosom: menghasilkan enzim hidrolitik untuk mencerna makanan yang masuk ke
seel
i. Mitokondria: respirasi sel
j. Kloroplas: tempat berlangsungnya fotosintesis
k. Vakuola: tempat menyimpan zat makanan seperti amilum dan gula
l. Sentriol: berperan dalam pembelahan sel
● Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
a. Sel hewan: tidak ada dinding sel, tidak ada kloroplas, tidak ada plastida, vakuola
kecil, ada sentiol, ada sentrosom
b. Sel tumbuhan: ada dinding sel, ada kloroplas, ada plastida, vakuola besar, tidak ada
sentriol, tidak ada sentrosom

23. Katabolisme
→ penguraian senyawa komplek menjadi senyawa sederhana, menghasilkan energi (eksergonik)
Respirasi Aerob (butuh Oksigen):

Proses ATP NADH FADH2 Hasil lain

Glikolisis 2 2 - 2 As. Piruvat,

Dekarboksilasi - 2 - 2 Asetil CoA, 2 CO2


oksidatif

Siklus 2 6 2 4 CO2
krebs/siklus
asam sitrat
Transport 34 - - Catatan:
elektron
1 FADH2 = 2 ATP

1 NADH = 3 ATP

Total 36-38 ATP


1. Glikolisis (sitosol/sitoplasma)

2. Dekarboksilasi Oksidatif (antara matriks dan membran luar)


3. Siklus Krebs (Matriks Mitokondria)

4. Transpor Elektron (Membran dalam mitokondria)

Metabolisme Protein dan Lemak :


24. DNA dan RNA

*DNA juga terdapat pada mitokondria


25. Transpor membran

Membran plasma berfungsi sebagai tempat keluar dan masuknya ion, molekul, serta senyawa dan
atau ke dalam sel. Bersifat selektif permeabel, artinya memiliki kemampuan untuk melakukan
seleksi terhadap zat yang melaluinya. Ada 2 macam perpindahan:

a. Transpor pasif: perpindahan yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran
(1) Osmosis: Perpindahan pelarut dari membran selektif permeabel dan larutan berkonsentrasi
rendah (hipotonik) menuju larutan berkonsentrasi tinggi (hipertonik).
● Krenasi: Mengerutnya sel hewan akibat keluarnya cairan sel (berada di hipertonik).
● Hemolisis: Pecahnya sel hewan karena masuknya cairan dari luar secara terus-menerus
(berada di hipotonik).
● Plasmolisis: Lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan akibat keluarnya
sebagian air dari dalam sel (berada di hipertonik).
● Turgid: Membengkaknya sel tumbuhan karena masuknya cairan dari luar ke dalam sel
(berada di hipotonik).
(2) Difusi: Proses pergerakan acak partikel dari larutan berkonsentrasi tinggi (hipertonik) ke
larutan berkonsentrasi rendah (hipotonik) sehingga mencapai kesetimbangan.
b. Transpor aktif
Uniport (a single substance, moves in a single direction).
Symport (two substances, moves in the same direction).
Antiport (two substances, moves in opposite directions).
(1) Pompa ion: Transpor ion melewati membran plasma yang melawan gradien konsentrasi.
Misal pompa ion Na+ dan K+ di dalam tubuh.
(2) Kotranspor: Transpor suatu zat yang mengaktifkan transpor zat lain melewati membran
plasma. Misal sel-sel tumbuhan memompakan ion hidrogen untuk mengaktifkan transpor
sukrosa ke dalam sel.
(3) Endositosis dan Eksositosis: transpor makromolekul dengan membentuk lipatan membran
plasma.
● Endositosis: Membran plasma mengelilingi makromolekul di luar sel kemudian
melipat membentuk vesikel. Vesikel masuk ke dalam sel bersamaan dengan suatu
makromolekul. Fagositosis (zat padat) dan pinositosis (zat cair).
● Eksositosis: Vesikel bergabung dengan membran plasma dan mengeluarkan
makromolekul dari dalam sel.

26. Reproduksi sel


1. Siklus cell

● Interfase terjadi replikasi DNA (dari 1 salinan menjadi 2 salinan).


● Fase gap 1 belum terjadi replikasi DNA. (1C, 2n)
● Fase sintesis(S) DNA dalam inti mengalami replikasi sehingga menghasilkan salinan 2
DNA. (2C, 2n)
● Fase gap 2 replikasi DNA telah selesai, dan sel bersiap-siap mengadakan pembelahan.

2. Reproduksi Sel
Reproduksi sel atau pembelahan sel terjadi melalui tahap-tahap tertentu, yang
bertujuan untuk mengatur informasi genetik induk yang akan diturunkan ke sel anakan.
1. Pembelahan mitosis dan meiosis
A. Pembelahan mitosis
Pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh (somatik). Pada pembelahan sel yang
menghasilkan sifat kromosom berpasangan (2n) ini terjadi proses pembelahan nukleus
menjadi dua nukleus dan setiap anakan menerima 1 set kromosom. Satu set kromosom
tersebut berbentuk benang-benang halus yang jumlahnya sama dengan jumlah kromosom sel
induknya. Mitosis berfungsi mempertahankan faktor genetik dari generasi ke generasi
berikutnya tetap normal dan menjaga sel anakan yang terbentuk tetap memiliki sifat
induknya.

Ada 4 fase mitosis


1) Profase
a) Membran inti dan anak inti menghilang.
b) Benang-benang kromatin membentuk kromosom.
c) Kromosom menduplikasi diri menjadi sepasang kromatid.
d) Pada sel hewan, sentriol membelah dan bergerak ke arah kutub. Di sekitar sentriol
terbentuk benang-benang spindel.

2) Metafase
a) Benang-benang spindel terlihat jelas. Benang-benang tersebut mengikat sentromer dari
setiap kromosom.
b) Kromosom berada dibidang ekuator. Penampakan kromosom paling jelas.

3) Anafase
a) Benang-benang spindel memendek.
b) Kromatid menuju kutub yang berlawanan.
c) Membran sel melekuk pada tahap akhir anafase.

4) Telofase
a) Mulai terbentuk membran inti.
b) Kromatid menipis dan mulai terbentuk anak inti.
c) Sitoplasma menebal dan terjadi sitokinesis.

2. Pembelahan meiosis (1 dan 2)


a) Profase 1
1) Leptoten: terbentuk kromosom (penebalan kromatin).
2) Zigoteno: sinapsis.
3) Pakiten: kromosom membelah membentuk kromatid sehingga kromosom mengandung
empat kromatid (tetrad).
4) Diploten: kromosom homolog saling menjauhkan diri sehingga terjadi kiasma crossing
over).
5) Diakinesis: siap untuk pembelahan selanjutnya (hilangnya membran inti/karioteka).

b) Metafase 1
1) Terbentuk benang-benang spindel.
2) Kromosom berjajar di sepanjang ekuator.

c) Anafase 1
Kromosom homolog bergerak ke kutub berlawanan.

d) Telofase 1
1) Membran inti dan anak inti kembali terbentuk.
2) Terbentuk dua sel anakan melalui proses sitokinesis.

2. Meiosis ii
Pada meiosis 2 tidak terjadi reduksi kromosom seperti halnya pada meiosis i. Tahap-tahap
pembelahan pada meiosis ii sama dengan tahap-tahap pembelahan pada mitosis.

3. Gametogenesis
A. Spermatogenesis, proses pembentukan sperma dalam tubulus seminiferus. Terjadi
melalui 3 tahap yaitu penggandaan, pertumbuhan, pematangan.
1) Tahap penggandaan, sel primordial mengalami mitosis berulang-ulang membentuk
spermatogonia (tunggal=spermatogonium.
2) Tahap pertumbuhan, spermatogonium bersifat diploid. Spermatogonia tumbuh dan
berkembang membentuk spermatosit primer (diploid).
3) Tahap pematangan, spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk 4 buah
spermatid (haploid). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi sperma (haploid).

B. Oogenesis
a) Tahap penggandaan: dalam ovarium janin ketika masih dalam kandungan. Pada tahap
penggandaan, sel primordial mitosis membentuk oogonia (tunggal=oogonium) yg bersifat
diploid.
b) Tahap pertumbuhan: pada ovarium bayi. Pada tahap pertumbuhan oogonium mengalami
pembelahan mitosis membentuk oosit primer (diploid). Oosit primer berada dalam keadaan
dorman (istirahat) sampai anak perempuan mengalami pubertas.
3) Tahap pematangan: dimulai pada masa puber, terjadi perubahan hormonal. Perubahan
tersebut mengakibatkan oosit primer membelah secara meiosis 1 menghasilkan oosit
sekunder (ukuran besar) dan badan polar 1 (berukuran kecil). Oosit sekunder berhenti
mengalami pembelahan saat terjadi ovulasi. Pembelahan meiosis ii ini kemudian dilanjutkan
ketika sel telur mengalami fertilisasi. Pada pembelahan ini, oosit sekunder menghasilkan
ootid (haploid) dan badan polar ii (haploid). Ootid akan mengalami diferensiasi menjadi
ovum dan badan polar ii mengalami degenerasi. Badan polar 1 juga akan berdiferensiasi
menjadi dua badan polar. Namun, kadang badan polar 1 degenerasi sebelum pembelahan.

C. Tumbuhan

1. Mikrosporogenesis

Mikrosporogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan. Terjadi di dalam kepala sari. Di
dalam kepala sari, terdapat kantong serbuk sari yang di dalamnya ada berbagai sel-sel induk serbuk
sari (mikrospora) yang diploid.
Tahapan pembentukan mikrosporogenesis:
● Sel induk mikrospora melakukan pembelahan meiosis I dan menghasilkan sepasang sel
haploid.
● Sepasang sel haploid membelah meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid yang
berkelompok menjadi satu (tetrad).
● Setiap mikrospora mengalami pembelahan kariokinesis sehingga menghasilkan 2 inti
haploid. Yaitu inti vegetatif (inti saluran serbuk sari) (untuk buka jalan buat inti generatif)
dan inti generatif.
● Inti generatif membelah secara mitosis sehingga membentuk dua inti sperma yang dikenal
dengan inti generatif I (membuahi ovum) dan inti generatif II (dengan inti kandung lembaga
sekunder membentuk endosperm (3n))

2. Megasporogenesis
Megasporogenesis merupakan pembentukan gamet betina. Berlangsung di dalam ovarium (bakal
buah). Di dalam ovarium, terdapat bakal biji (ovulum) yang mengandung sel induk megaspora.
Tahapan megasporogenesis

● Sebuah sel induk megaspora dengan inti diploid di ovarium mengalami pembelahan meiosis
I dan menghasilkan dua sel haploid.
● Kedua sel haploid tersebut mengalami pembelahan meiosis II sehingga menghasilkan 4
megaspora haploid.
● Tiga anakan di antaranya mengalami degenerasi (mati).
● Megaspora yang masih hidup mengalami 3 kali mitosis diikuti kariokinesis tanpa sitokinesis
dan dihasilkan sel besar (kandung lembaga muda) dan 8 inti haploid
● 8 inti anakan tersebut adalah 2 kandung lembaga sekunder, 3 antipoda, 2 sel sinergid, dan 1
ovum.

27. Mekanisme kerja enzim

Enzim bekerja sebagai biokatalisator, yaitu menurunkan energi aktivasi dari suatu reaksi. Dapat
dijelaskan dengan teori gembok (harus pas dengan substrat) dan teori induced fit (saling adjust
supaya pas). Enzim dipengaruhi oleh
a. Suhu: Suhu optimum 38-40. Jika rendah tidak aktif, jika di panas mengalami denaturasi.
b. pH: Biasanya optimum antara 6-8. Tidak cocoknya pH menyebabkan perubahan sisi aktif
enzim sehingga enzim mengalami denaturasi.
c. Konsentrasi enzim: Semakin banyak, semakin cepat, lalu konstan jika semua substrat terikat
oleh enzim.
d. Konsentrasi substrat: Meningkat, lalu konstan jika semua sisi aktif sudah bekerja (v maks).
e. Zat penghambat (inhibitor): Penghambat enzim. Kompetitif berarti bersaing berikatan
dengan sisi aktif; diatasi dengan penambahan substrat. Nonkompetitif berarti melekatkan
diri pada luar sisi aktif sehingga sisi aktif enzim berubah dan tidak dapat berfungsi lagi.
f. Zat penggiat (aktivator): Mempermudah terjadinya ikatan, misalnya garam-garam dari
logam alkali dalam kondisi encer dapat memicu aktivitas enzim.
28. Katabolisme (Aplikasi No 23)
29. Anabolisme (Aplikasi)
→ Penyusunan senyawa kompleks dari sederhana
Fotosintesis : 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2
1. Reaksi Terang (Grana/Tumpukan Tilakoid) → Butuh H20 (Air) dan cahaya matahari
a. Fosforilasi Siklik (hanya pada fotosistem I) → Pembentukan ATP

B. Fosforilasi Non-Siklik (fotosistem I dan II) → Pembentukan NADPH dan O2

2. Reaksi Gelap (stroma/cairan) → butuh CO2, ATP dan NADPH (dari reaksi terang)
● Fiksasi, pengikatan CO2 dengan RuBP, enzim rubisco
● Reduksi, pembentukan PGAL dengan memanfaatkan NADPH
● Sintesis, pembentukan glukosa
● Regenerasi, pembentukan kembali RuBP
Untuk membentuk 1 molekul glukosa (C6H12O6) butuh:
- 12 NADPH
- 18 ATP
- 6 CO2
- 2 G3P / PGAL

30. Transpor pasif (No 25)

31. Percobaan kerja enzim

a. Suhu: Semakin tinggi suhu maka semakin cepat kerja enzim, tetapi jika sudah melebihi 40 C
(di atas rata-rata suhu tubuh), enzim akan mengalami denaturasi.
b. pH: Setiap enzim memiliki pH optimal berbeda-beda; amilase netral, pepsin asam, dan
tripsin basa

32. Gametogenesis (No 26)


33. Mutasi kromosom
a. Sindrom Turner
● Kariotipe: 45 XO (44A/22AA + XO) akibat kehilangan 1 X
● Disebabkan oleh sel telur yang tidak mengandung kromosom X dibuahi oleh sperma
yang mengandung kromosom X. Formula kromosom 2n-1
● Tinggi badan cenderung pendek (kurang lebih 120 cm)
● Leher pendek, sisi leher tumbuh tambahan daging seperti bersayap
● Payudara dan rambut kelamin tidak tumbuh.
● Puting susu terletak berjauhan.
● Tanda kelamin sekunder tidak tumbuh.
● Mengalami keterbelakangan mental.
● Individu bersifat steril.
● Diderita oleh wanita.

b. Sindrom Klinefelter
● Kariotipe: 47 XXY (kelebihan X) (44A + XXY) diderita oleh pria tetapi memiliki
tanda-tanda kewanitaan.
● Disebabkan oleh sel telur yang membawa kromosom X dibuahi oleh sperma yang
mengandung kromosom XY atau sel telur yang membawa kromosom XX dibuahi oleh
sperma dengan kromosom Y.
● Tumbuh payudara.
● Pertumbuhan rambut kurang.
● Lengan dan kaki panjang.
● Suara seperti wanita.
● Testis kecil.
● Bersifat steril.
● Tunamental.

c. Sindrom Jacob
● Kariotipe: 47 XYY (kelebihan Y) (44A+ XYY) diderita oleh pria.
● Sindrom ini karena sel telur X dibuahi oleh sperma YY (akibat gagal berpisah).
● Berperawakan tinggi.
● Bersifat antisosial dan agresif.
● Suka melawan hukum.

d. Sindrom Down
● Kariotipe: 47 XX atau 47 XY. (45A + 21 + XX/XY) Kromosom yang mengalami
trisomi adalah autosom nomor 21 sehingga formula kromosom adalah 2n+1
● Lengan/kaki kadang-kadang bengkak.
● Kepala lebar.
● Wajah bulat.
● Mulut selalu terbuka.
● Hidung besar dan lebar.
● Mongolisme, bertelapak tebal seperti telapak kera, garis tangan abnormal.
● Mata sipit miring ke samping, jarak kedua mata lebar.
● Bibir tebal, lidah menjulur, air liur selalu menetes, serta gigi kecil-kecil dan jarang.
● IQ rendah (kurang lebih 40)

e. Sindrom Edwards
● Kariotipe: 45A + 16/17/18 + XX/XY
● Sindrom ini terjadi akibat gagal berpisah pada autosom 16,17, atau 18 ketika
pembentukan sel telur sehingga formula kromosom 2n+1
● Tulang tengkorak lonjong dan rahang bawah rendah.
● Dada pendek dan lebar.
● Kedudukan telinga rendah dan tidak wajar.
● Mulut kecil.
● Mengalami keterbelakangan mental.

f. Sindrom Metafemale (Wanita Super)


● Kariotipe: 44A + XXX diderita oleh wanita.
● Sindrom ini terjadi akibat sel telur yang mengandung kromosom XX (akibat gagal
berpisah) dibuahi oleh sperma X.
● Payudara tidak berkembang.
● Menstruasi tidak teratur dan steril.
● Mengalami gangguan mental.
● Pada umumnya tidak berusia panjang.

g. Sindrom Patau
● Kariotipe: 45A + 13/14/15 + XX/XY mengalami trisomi pada autosom 13, 14, atau 15.
● Polidaktili.
● Mata kecil.
● Mempunyai celah bibir.
● Mengalami kelainan pada otak, jantung, ginjal, usus, cacat mental, dan tuli.

h. Sindrom Cri du Chat


● Delesi pada kromosom nomor 5.
● Suara tangisan seperti seekor kucing.

34. Pautan dan pindah silang

a. Pautan gen: Gen-gen terletak pada lokus yang berdekatan dalam kromosom yang sama dan
saat proses pembentukan gamet saling berkait atau berikatan.
b. Pindah silang: Pemisahan dan pertukaran bagian kromatid dari sepasang kromosom
homolog yang menghasilkan kombinasi baru dari sifat induknya. Besarnya pindah silang
(NPS) dapat dihitung dengan:
Jumlah rekombinan: Yang berbeda dengan parental

35. Peta silsilah


Kotak: Pria
Lingkaran: Perempuan

ESSAY

36. Daur Biogeokimia

a. Daur Nitrogen

Jalur 1 : Nitrogen difiksasi (diserap) oleh tanah dan digunakan bakteri Rhizobium leguminosarum
yang ada di tanaman Leguminosae. Ketika tanaman dimakan, nitrogen dalam bentuk asam amino
dilanjutkan ke hewan. Ketika hewan maupun tanaman leguminosarum mati, nitrogen akan di
amonifikasi oleh Bacillus subtilis menjadi amonium yang akan difiksasi oleh bakteri nitritasi
(Nitrosomonas/Nitrosococcus). Asam nitrit yang terbentuk akan di nitratasi (Nitrobacter). Proses
nitritasi dan nitratasi disebut proses nitrifikasi. Asam nitrat yang terbentuk akan diasimilasi oleh
tanaman atau dilepas ke udara dengan bantuan bakteri Clostridium denitrificans.

Jalur 2: Nitrogen difiksasi oleh Nostoc/Gloeocapsa/Clostridium pasteurianum (Bakteri di tanah


maupun rawa-rawa). Nitrogen akan diubah menjadi amonium dan dilanjutkan dengan nitrifikasi.
Hasil nitrifikasi akan diasimilasi oleh tanaman atau dilepas ke udara.
b. Daur Fosfor

Tumbuhan menyusun fosfat organik dan ketika di makan hewan, fosfat akan berpindah ke hewan.
Ketika tanaman atau hewan mati, jasad akan dimakan oleh detritivor dan diurai menjadi fosfat
inorganik. Fosfat juga didapat melalui pelapukan batu-batuan. Fosfat akan digunakan kembali oleh
tanaman atau dibawa ke laut dan dibentuk menjadi batu kembali.

c. Daur Sulfur

Tanaman sebagai sumber utama sulfur organic (SO4) akan dimakan hewan dan sulfur akan
berpindah ke hewan. Ketika makhluk hidup mati, jasad akan didekomposisi dan oleh bakteri,
sulfur dapat diubah menjadi sulfur anorganic (H2S) ataupun bahan bakar fosil. H2S akan
dikeluarkan melalui erupsi gunung merapi maupun aktivitas industri dan terakumulasi
diawan. Ketika hujan turun, hujan akan membawa sulfur dalam bentuk hujan asam kembali
ke tanah dan digunakan kembali oleh tanaman.
d. Daur Karbon & oksigen

Karbon dalam bentuk glukosa atau amilum dalam tanaman akan digunakan oleh hewan sebagai
nutrisi. Hewan akan mengeluarkan CO2 ke atmosfer. Pabrik yang menggunakan bahan bakar maupun
transportasi akan menghasilkan gas karbon dioksida/monoksida dan dilepaskan ke atmosfer. Bakteri
tanah yang mendekomposisi jasad juga akan mengeluarkan CO2. CO2 akan digunakan tanaman
membentuk amilum kembali.

Daur oksigen dimulai ketika CO2 digunakan oleh makhluk autotrof (contoh: tanaman, ganggang)
digunakan untuk fotosintesis menghasilkan O2. O2 akan digunakan oleh makhluk hidup lain untuk
metabolisme di dalam tubuhnya dan dilanjutkan dengan daur karbon.

e. Daur air

37. Sistem reproduksi


● Sistem Reproduksi Laki-Laki:
A. Penis: Alat kopulasi.
B. Skrotum: Pelindung testis.
C. Testis: Menghasilkan kelenjar testosteron dan tempat pembentukan sperma
D. Epididimis: Tempat pematangan sperma dan tempat penyimpanan sementara
sperma sampai matang.
E. Vas deferens: Menyalurkan sperma dari epididimis menuju vesikula
seminalis.
F. Vesikula seminalis: menyediakan energi bagi sperma dan memudahkan
gerakan sperma.
G. Kelenjar prostat: menghasilkan cairan pemberi suasana basa dan berperan
untuk kelangsungan hidup sperma.
H. Kelenjar cowper: berfungsi untuk mensekresikan mukus dan cairan bening
untuk menetralkan urine yang masih tersisa dalam uretra.
I. Uretra: saluran urin dan sperma.

● Sistem Reproduksi Wanita

A. Labium mayora dan minora: bagian terluar alat kelamin.


B. Ovarium: penghasil sel telur.
C. Tuba fallopi / Oviduk: tempat berlangsungnya fertilisasi.
D. Uterus: tempat pertumbuhan dan perkembangan janin.
E. Fimbriae / Infundibulum menangkap ovum waktu ovulasi.
F. Serviks: menjaga pendatang yang tidak diinginkan.
G. Vagina: tempat memasukan penis, saluran bagi cairan lendir dan darah
menstruasi.
H. Vulva: ujungnya, yang nutup.

38. Prinsip-prinsip bioteknologi dan dampaknya bagi kesejahteraan manusia

Prinsip-prinsip dalam rekayasa genetika:


a. DNA Rekombinan: melibatkan bakteri atau virus sebagai perantara. Tahapan DNA
rekombinan sebagai berikut:
● Mengisolasi DNA.
● Transplantasi gen/DNA.
● Memasukkan DNA ke sel hidup.
b. Fusi Protoplasma: Penggabungan 2 sel dari jaringan yang sama atau 2 sel dari organisme
yang berbeda pada suatu medan listrik.
● Menyiapkan protoplasma pada tumbuhan.
● Mengisolasi protoplasma dengan menghilangkan dinding sel.
● Pengujian viabilitas (aktivitas hidup) dengan melihat aktivitas organelnya.
● Fusi protoplasma dengan suatu medan listrik.
● Hasil fusi diseleksi lalu dibiakkan.
c. Kultur jaringan: Berdasarkan teori totipotensi, yaitu setiap sel tumbuhan memiliki
kemampuan untuk menjadi individu baru pada lingkungan yang sesuai.

(1) Bioteknologi dalam bidang pertanian


● Tanaman anti serangga
Tanaman yang tahan hama serangga dapat diperoleh melalui proses transplantasi gen. Isolasi
plasmid Ti dari bakteri Agrobacterium tumefaciens. Plasmid kemudian disisipi dengan gen delta
endotoksin Bacillus thuringiensis. Selanjutnya, plasmid dimasukkan kembali ke A. tumefaciens.
Plasmid akan memasukkan gen delta endotoksin ke kromosom sel tumbuhan. Sel-sel tumbuhan
yangs udah mengandung gen delta endotoksin ditumbuhkan dengan metode kultur jaringan.
Tanaman yang dihasilkan akan mampu memproduksi protein delta endotoksin yang merupakan
racun bagi hama.
● Biofertilizer: mikroba untuk pupuk hayati
● Tanaman monokultur dan banyak: Dengan sifat totipotensi; kultur jaringan
(2) Bioteknologi dalam bidang pertambangan: Thiobacillus ferrooxidans untuk pemisahan
logam tembaga dari bijihnya
(3) Bioteknologi dalam bidang kesehatan
● Antibiotik: Menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri dan mikroorganisme
lain.
● Interferon: Respons terhadap infeksi virus sebagai pelindung tubuh terhadap
serangan penyakit.
● Antibodi monoklonal: Diproduksi dengan sel tumor dan sel limpa mamalia. Sel
tumor dapat memperbanyak tanpa henti, sedangkan sel limpa sebagai antigen yang
akan menghasilkan antibodi. Hasil penggabungan kedua sel dinamakan sel
hibridoma. Sel hibridoma menghasilkan antibodi secara kontinu.
● Insulin: Mula-mula gen manusia penghasil insulin diisolasi dari kromosom. Plasmid
dari bakteri dikeluarkan oleh bakteri. Gen penghasil insulin disisipkan pada plasmid
bakteri. Plasmid yang telah mengandung gen insulin manusia lalu dikultur bersama-
sama dengan E. coli sehingga bakteri tersebut mengandung plasmid rekombinan.
Gen penghasil insulin manusia tersebut dapat mengarahkan sel E. coli untuk
menghasilkan insulin untuk membantu mengatasi penyakit diabetes.
● Vaksin: Mengisolasi gen yang mengkode antigen dari mikroba yang bersangkutan.
Gen tersebut disisipkan pada plasmid yang sama, akan tetapi telah dilemahkan.
Mikroba yang telah disisipi gen tersebut akan membentuk antigen murni yang jika
disuntikkan pada manusia, sistem kekebalan tubuh akan menghasilkan antibodi yang
berfungsi melawan antigen yang masuk ke tubuh.
(4) Bioteknologi dalam bidang lingkungan
• Pseudomonas putida: menguraikan minyak bumi pada kasus pencemaran air laut
oleh pengeboran minyak lepas pantai maupun tumpahan minyak di laut
• Bacillus subtilis: memisahkan logam berat yang ada dalam limbah industri
• Thiobacillus ferrooxidans: menangani limbah di pertambangan batubara dengan
teknik disulfurisasi batubara
• Pembuatan Biogas: Biogas merupakan gas yang berasal dari hasil fermentasi
senyawa organik oleh bakteri. Bahan-bahan organik yang terdapat pada kotoran
hewan dapat dimanfaatkan untuk memproduksi biogas melalui proses fermentasi
menggunakan mikroorganisme tertentu dalam keadaan anaerob

Dampak Aplikasi Bioteknologi bagi Masyarakat dan Lingkungan:


● Penemuan tumbuhan yang tahan serangga membuat lingkungan bebas dari pestisida, tetapi
penanaman tanaman transgenik secara massal dikhawatirkan mengganggu ekosistem.
● Dalam sosial ekonomi, muncul kecemburuan terhadap penanam modal besar yang
memperoleh tanaman transgenik kualitas unggul, tetapi para petani semakin terpuruk karena
tidak mendapatkannya.
● Dampak dalam kesehatan, ditemukan pengguna insulin yang alergi terhadap insulin
transgenik.

39. Hukum Hardy weinberg


(p+q)2 = p2 + 2pq + q2 = 1
p^2 = frekuensi individu homozigot AA
2pq = frekuensi individu heterozigot Aa
q^2 = frekuensi individu homozigot aa

Hukum berlaku jika:


a. Tidak terjadi mutasi.
b. Terjadi perkawinan secara acak.
c. Tidak terjadi aliran gen, baik imigrasi maupun emigrasi.
d. Populasi cukup besar.
e. Tidak ada seleksi alam.
40. Hereditas manusia

Cacat terpaut kromosom seks (gonosom)


● Hemofilia
Darah sukar membeku. Dikendalikan oleh gen resesif yang terpaut kromosom X.
● Buta Warna
Penyakit keturunan oleh gen resesif color blind (cb). Terpaut kromosom x
● Anodontia
Kelainan yang dibawa oleh kromosom x dan muncul dalam keadaan resesif. Menyebabkan
gigi ompong
● Hypertrichosis
Sifat keturunan tumbuh rambut di bagian tertentu pada daun telinga, wajah. Penyebab gen
resesif yang terpaut pada kromosom Y.

Cacat terpaut kromosom tubuh (autosom)


● Albino
Tidak mampu memproduksi pigmen melanin. Peka terhadap cahaya karena pada irisnya
tidak memiliki pigmen. Disebabkan oleh gen resesif .
● Polidaktili
Kelainan berupa kelebihan jumlah jari tangan dan kaki. Diwariskan oleh gen autosom
dominan P, sedangkan p untuk normal.
● Fenilketonuria
Resesif autosom
● Brachidaktili
Kelainan ruas jari yang memendek. Disebabkan oleh gen dominan B , letal apabila
homozigot dominan. Heterozigot brachydaktylie
● Talasemia
Rendahnya kemampuan pembentukan hemoglobin. Thalasemia dibagi menjadi mayor dan
minor. Mayor bergenotipe ThTh biasanya mengakibatkan kematian, minor Thth tdk
mengakibatkan kematian.
● Dentinogenesis Imperfecta
Tulang gigi berwarna seperti air susu. Kelainan disebabkan tulang gigi berwarna seperti air
susu. Disebabkan oleh gen dominan Dt. keadaan normal gen dt.
● Kebotakan
Kebotakan disebabkan oleh gen dominan B. adapun gen b mengakibatkan rambut normal.
Genotipe BB mengakibatkan mengalami kebotakan. Bb pada laki2 mengakibatkan
kebotakan. Bb pada perempuan tidak mengakibatkan kebotakan karena hormon estrogen
yang dimiliki perempuan menutup sifat kebotakan
● Anonychia
Kelainan pada sebagian jari sehingga jari tidak berkuku. Ac dominan Sedangkan alel ac
normal.
● Sickle Cell Anemia
Gen S dominan, s normal. Keadaan homozigot dominan SS bersifat letal.
Sickle cell anemia berbentuk bulan sabit.

Anda mungkin juga menyukai