Ringkasan Usbn Biologi
Ringkasan Usbn Biologi
Credit: Pricsilla G., A. Maureen, Jason R., Hans K., Nathanael S., Immanuel
Y., Ferdy A. Tessa P., Marlene I.
PILIHAN GANDA
1. Metode ilmiah
a. Merumuskan masalah
b. Observasi: Mencari data pendukung, bisa melalui pengamatan langsung atau secara
kepustakaan (teori).
c. Merumuskan hipotesis: Dugaan sementara tentang penyelesaian masalah.
d. Membuat rencana penelitian: Menentukan variabel dan perlakuan yang diinginkan
i. Variabel bebas: Variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
berubahnya atau timbulnya variabel terikat.
ii. Variabel kontrol: Variabel yang dibuat konstan.
iii. Variabel terikat: Variabel yang muncul karena perlakuan variabel bebas.
e. Melaksanakan penelitian
f. Mengumpulkan data
g. Menganalisis data: Data kuantitatif (dalam bentuk angka) dan data kualitatif (dalam
bentuk deskripsi).
h. Menyusun laporan: Laporan berisi pendahuluan, metode penelitian, hasil penelitian,
kesimpulan, dan daftar pustaka.
i. Mempresentasikan laporan: Menginformasikan pada orang lain agar orang lain
mengetahui percobaan tersebut.
i) Dicotyledoneae
• Tumbuhan biji berkeping dua
• Berakar tunggang
• Tulang daun menyirip atau menjari
• Batang bercabang dan memiliki kambium
• Bagian mahkota bunga berjumlah kelipatan 2, 4, atau 5
ii) Monocotyledoneae
• Memiliki biji yang tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga.
• Bentuk akar serabut.
• Bentuk tulang daun melengkung atau sejajar.
• Jumlah mahkota bunga kelipatan 3.
• Pada akar dan batang tidak terdapat kambium.
• Batang tidak bercabang.
b) Gymnospermae
• Bakal biji terlindung oleh kulit biji dan tidak terlindung oleh daun buah.
• Belum memiliki bunga.
• Alat reproduksinya berupa strobilus atau runjung.
• Penyerbukan umumnya terjadi karena bantuan angin.
• Memiliki akar, batang, dan daun sejati.
• Berakar tunggang, batang tumbuh tegak bercabang-cabang, dan memiliki
kambium sehingga dapat tumbuh membesar.
• Umumnya berdaun tunggal, kecil, kaku, dan berwarna hijau.
Jenis limbah:
a. Limbah Padat
Limbah yang berbentuk padat yang mana ada yang mudah terurai seperti limbah organik misal
sampah daun dan limbah padat yang tak mudah terurai seperti plastik dan kaca.
b. Limbah Cair
Limbah yang berupa cairan dan biasanya jenis limbah cair ini sangat riskan mencemari lingkungan
sehingga dikenal sebagai entitas pencemar air dan tanah. Untuk skala industri limbah cair umumnya
terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik sisa dari hasil
produksi sedang limbah yang biasa dihasilkan oleh rumah tangga/domestik dapat berupa air kotor
dari hasil mandi, cuci dan toilet.
c. Limbah Gas dan Partikel
Limbah yang biasa terdapat di udara. Untuk kategori limbah ini banyak dihasilkan oleh industri dan
pabrik besar. Jenis limbah partikel bisa berupa asap, kabut maupun debu sedang untuk gas apabila
kandungannya dalam udara telah melebihi batas maksimum dapat diartikan sebagai limbah suatu
missal CO2 yang berlebihan dari hasil pembakaran pabrik dan industri.
d. Jenis Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun):
Limbah yang memenuhi salah satu karakter yang mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif; harus cepat ditangani.
Gas pencemar:
Karbon Monoksida (CO): Jika terhirup, badan lemas dan dapat menyebabkan kematian. Ini
diakibatkan karena CO memiliki afinitas yang lebih tinggi dibanding O2 terhadap Hb.
Karbon Dioksida (CO2): Efek rumah kaca, menyebabkan pemanasan global.
SO, SO2, NOx: Hujan asam dan sakit mata.
Kloro Fluoro Karbon (CFC): Merusak ozon, menimbulkan radiasi uv (tanaman menjadi kerdil, mutasi
genetik, kanker kulit, dan matinya mikroorganisme)
8. Jaringan Tumbuhan
Berdasarkan sifatnya, jaringan tumbuhan dibedakan menjadi jaringan meristem dan jaringan
permanen.
1. Jaringan meristem merupakan jaringan embrional yang terdiri
atas kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan
jaringan yang lain. Ciri-ciri jaringan meristem:
2. Jaringan permanen (jaringan dewasa) terdiri atas sel-sel yang sudah tidak membelah dan
telah mengalami diferensiasi. Jaringan permanen meliputi jaringan, sebagai berikut:
a. Jaringan Pelindung
Jaringan pelindung biasa berupa epidermis
berfungsi melindungi tumbuhan dari pengaruh
luar yang merugikan. Ciri-ciri epidermis:
1. Terdiri atas satu lapis sel
2. Tersusun atas sel-sel hidup
3. Memiliki beragam bentuk
4. Tidak memiliki klorofil
5. Mengalami modifikasi membentuk
derivat jaringan epidermis, misalnya stomata, spina, filamen, sel kipas, sel
kersik, dan trikoma
6. Dinding sel epidermis yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan,
sedangkan epidermis yang berbatasan dengan bagian dalam tetap tipis.
Parenkim disebut jaringan dasar karena terletak hampir di semua bagian tubuh
tumbuhan. Ciri-ciri parenkim:
1. Sel bersegi banyak.
2. Dinding sel tipis dan mempunyai vakuola besar untuk menyimpan cadangan
makanan.
3. Terdiri atas sel hidup.
4. Mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas.
5. Dapat bersifat meristematis karena dapat membelah diri.
1. Jaringan Kolenkim
a. Merupakan penguat utama organ-organ tumbuhan
b. Umumnya terletak di bawah epidermis
c. Dinding selnya tidak mengandung lignin tapi mengandung selulosa,
pektin, dan hemiselulosa
d. Sel-sel kolenkim mengalami penebalan setempat pada dinding selnya.
2. Jaringan Sklerenkim
a. Hanya terdapat pada jaringan tumbuhan yang tidak lagi mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan
b. Terdiri atas sel-sel mati
c. Dinding selnya sangat tebal dan kuat karena mengandung lignin
d. Ada yang berbentuk benang panjang dan ada pula yang kecil yang
tidak beraturan
d. Jaringan Pengangkut
9. Sistem Pernafasan
a. Alat Pernapasan Manusia
Udara masuk ke tubuh manusia melalui alat pernapasan yang meliputi rongga
hidung, faring, pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), cabang batang
tenggorokan (bronkus), dan paru-paru (pulmo). Di bagian dalam paru-paru terdapat
percabangan bronkus(bronkiolus) dan alveolus. Alveolus merupakan perluasan permukaan
paru-paru. Alveolus menjadi ujung dari saluran pernapasan manusia. Pada dinding alveolus
inilah terjadi pertukaran antara O2 dan CO2.
b. Mekanisme Pertukaran Udara
1. Pernapasan luar (eksternal)
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) yang terjadi antara udara
dan darah yang berlangsung di dalam paru-paru. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas
yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke darah melalui proses difusi. Reaksinya
sebagai berikut
Hb+O2 ---> HbO2
2. Pernapasan Dalam (internal)
Pernapasan dalam merupakan pertukaran gas dalam jaringan tubuh. Pada pernapasan
dalam, darah masuk ke jaringan tubuh. Oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi
masuk ke cairan jaringan tubuh. Reaksinya sbg berikut HbO2--->Hb+O2
1. Meningitis → Peradangan selaput otak (meninges), Bakteri Neisseria meningitis atau virus
2. Hidrosefalus → peradangan selaput otak shg cairan otak terkumpul dan kepala membesar
3. Gegar Otak → gangguan pada otak akibat benturan keras
4. Parkinson → gangguan produksi dopamin karena neuron degenerasi
5. Neuritis → iritas neuron akibat infeksi, kurang vitamin, keracunan
6. Gigantisme → raksasa akibat kelebihan hormon somatotropin (anak)
7. Akromegali → pertumbuhan tulang ga normal akibat kelebihan somatotropin (dewasa)
8. Kretinisme → kerdil akibat kurang hormon tiroksin (anak)
9. Miopi → rabun jauh, lensa terlalu cembung
10. Hipermetropi → rabun dekat, lensa terlalu pipih
11. Buta warna → tidak bisa bedain warna
12. Astigmatisme → tidak rata permukaan kornea
13. Tuli konduktif → gangguan penghantaran bunyi di telinga bagian luar / tengah
14. Tuli Saraf → gangguan pendengaran sensorineural akibat kerusakan sel saraf auditori
Susuk KB/KB implan → Tabung plastik kecil dan fleksibel seukuran korek api, yang berisi
hormon untuk mencegah kehamilan.
2. Kondom (laki) dan diafragma, IUD (intrauterine device) (cewe) → Menghambat secara
mekanik.
IUD DIAFRAGMA
3. Spermatisida [ jeli, buih, vaginal douche (pembilasan liang sanggama dengan
menyemprotkan air kedalam)] → secara kimia.
Vaginal douche
Jeli, buih
4. Sterilisasi → memotong/mengikat saluran telur dan sperma/vas deferens. Metode
tubektomi(cewe) dan vasektomi(laki)
5. Sistem kalender → menghitung masa subur pas haid
Sistem pertahanan nonspesifik: tidak membedakan mikroorganisme patogen satu dengan yang
lainnya, terdiri dari:
1. Permukaan tubuh:
A. Fisik: kulit dan membran mukosa
B. Mekanis: rambut hidung dan silia
C. Kimiawi: Sekret yang dihasilkan kulit dan membran mukosa
D. Biologis: bakteri tidak berbahaya dan membran mukosa
2. Respon Peradangan (Inflamasi) oleh histamin dan prostaglandin
3. Fagositosis → mikroorganisme/partikel asing dimakan oleh sel fagosit
4. Protein Antimikroba:
A. Komplemen: membunuh bakteri penginfeksi dengan membentuk lubang pada dinding
dan membran sel bakteri tersebut
B. Interferon: membentuk zat yang mencegah replikasi virus
Sistem pertahanan spesifik: apabila patogen berhasil melewati pertahanan nonspesifik, melibatkan
peran limfosit dan antibodi
1. Limfosit: Sel B (membentuk antibodi dan mengingat antigen kalo nyerang untuk kedua
kali), Sel T (menyerang patogen, mengaktifkan makrofag untuk fagositosis, menurunkan
respon imun)
2. Antibodi:
IgM Dilepaskan ke aliran darah saat terjadi infeksi pertama kali (respons kekebalan primer)
IgG Banyak terdapat di darah dan diproduksi saat terjadi infeksi kedua (respons kekebalan
sekunder). IgG juga mengalir lewat plasenta dan memberi kekebalan pasif dari ibu
kepada janin.
IgA Ditemukan di air mata, air ludah, keringat, dan membran mukosa. Berfungsi mencegah
infeksi pada permukaan epitelium. Juga terdapat dalam kolostrum yang berfungsi
mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran pencernaan
IgD Ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor dan berfungsi merangsang
pembentukan antibodi oleh sel B plasma
IgE Ditemukan terikat pada basofil di dalam sirkulasi darah dan mastosit di dalam jaringan
yang berfungsi mempengaruhi sel untuk melepaskan histamin yang terlibat dalam reaksi
alergi.
• Kekebalan Humoral: melibatkan sel B dan antibodi dalam darah dan limfa. Disebut respon
kekebalan primer. Sekunder kalo antigen yang sama kembali masuk tubuh
• Kekebalan Seluler: melibatkan sel T untuk menyerang sel-sel asing secara langsung
• Kekebalan Aktif: dihasilkan tubuh itu sendiri, bisa alami melalui penyakit (misalnya cacar),
bisa juga buatan (melalui vaksinasi)
• Kekebalan Pasif: menerima antibodi dari luar, bisa alami (pemberian ASI), bisa juga buatan
(penyuntikan antiserum)
1. Anemia → kurang hemoglobin, Fe, dan eritrosit. (lab: Jika hasilnya kurang dari 4-5 juta per
mm3 darah).
2. Leukemia → produksi leukosit melebihi batas normal (lab: jika hasil lebih dari 7000 per
mm3 darah).
3. Demam berdarah → virus oleh nyamuk. Menyerang trombosit jadi turun drastis (lab : jika
hasil kurang dari 150-300 ribu per mm3 darah)
4. Hemofilia → penyakit turunan, darah sukar membeku
5. Embolus → tersumbatnya pembuluh darah akibat benda asing tersangkut
6. Trombosis → tersumbat pembuluh darah akibat bekuan komponen darah
7. Sickle Cell → bentuk sel darah merah sabit bisa menyumbat pembuluh darah dan terjadi
hemolisis (pecah). Daya ikat oksigen lemah.
Gangguan pada pembuluh darah
1. Hipertensi → tekanan darah tinggi dalam arteri tekanan sistolik 140-200 mmHg dan
diastolik 90-110 mmHg. Sakit kepala, nafas pendek, penglihatan kabur. (Tekanan normal
90/60 sampai 120/80)
2. Varises → pelebaran pembuluh balik/vena. Varises di anus (ambeien). Katup-katup
pembuluh balik tidak menutup dgn sempurna dan lemah dinding pembuluh darah.
3. Koronaria trombosis → penyempitan pembuluh arteri koronaria. Terbentuk gumpalan darah
sehingga terganggu dan berkurang aliran darah. Menyebabkan otot jantung kurang nutrisi
dan oksigen (Serangan jantung)
4. Sklerosis → keadaan pembuluh arteri hilang elastisitasnya karena zat kapur dan kolesterol.
Kurang oksigen pada organ tertentu, meningkatkan tekanan darah, penumpukan lemak di
arteri koroner (Jantung koroner)
a. Arteriosklerosis: akibat zat kapur (pengerasan)
b. Aterosklerosis: akibat kolestrol/lemak (penyumbatan)
23. Katabolisme
→ penguraian senyawa komplek menjadi senyawa sederhana, menghasilkan energi (eksergonik)
Respirasi Aerob (butuh Oksigen):
Siklus 2 6 2 4 CO2
krebs/siklus
asam sitrat
Transport 34 - - Catatan:
elektron
1 FADH2 = 2 ATP
1 NADH = 3 ATP
Membran plasma berfungsi sebagai tempat keluar dan masuknya ion, molekul, serta senyawa dan
atau ke dalam sel. Bersifat selektif permeabel, artinya memiliki kemampuan untuk melakukan
seleksi terhadap zat yang melaluinya. Ada 2 macam perpindahan:
a. Transpor pasif: perpindahan yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran
(1) Osmosis: Perpindahan pelarut dari membran selektif permeabel dan larutan berkonsentrasi
rendah (hipotonik) menuju larutan berkonsentrasi tinggi (hipertonik).
● Krenasi: Mengerutnya sel hewan akibat keluarnya cairan sel (berada di hipertonik).
● Hemolisis: Pecahnya sel hewan karena masuknya cairan dari luar secara terus-menerus
(berada di hipotonik).
● Plasmolisis: Lepasnya membran plasma dari dinding sel tumbuhan akibat keluarnya
sebagian air dari dalam sel (berada di hipertonik).
● Turgid: Membengkaknya sel tumbuhan karena masuknya cairan dari luar ke dalam sel
(berada di hipotonik).
(2) Difusi: Proses pergerakan acak partikel dari larutan berkonsentrasi tinggi (hipertonik) ke
larutan berkonsentrasi rendah (hipotonik) sehingga mencapai kesetimbangan.
b. Transpor aktif
Uniport (a single substance, moves in a single direction).
Symport (two substances, moves in the same direction).
Antiport (two substances, moves in opposite directions).
(1) Pompa ion: Transpor ion melewati membran plasma yang melawan gradien konsentrasi.
Misal pompa ion Na+ dan K+ di dalam tubuh.
(2) Kotranspor: Transpor suatu zat yang mengaktifkan transpor zat lain melewati membran
plasma. Misal sel-sel tumbuhan memompakan ion hidrogen untuk mengaktifkan transpor
sukrosa ke dalam sel.
(3) Endositosis dan Eksositosis: transpor makromolekul dengan membentuk lipatan membran
plasma.
● Endositosis: Membran plasma mengelilingi makromolekul di luar sel kemudian
melipat membentuk vesikel. Vesikel masuk ke dalam sel bersamaan dengan suatu
makromolekul. Fagositosis (zat padat) dan pinositosis (zat cair).
● Eksositosis: Vesikel bergabung dengan membran plasma dan mengeluarkan
makromolekul dari dalam sel.
2. Reproduksi Sel
Reproduksi sel atau pembelahan sel terjadi melalui tahap-tahap tertentu, yang
bertujuan untuk mengatur informasi genetik induk yang akan diturunkan ke sel anakan.
1. Pembelahan mitosis dan meiosis
A. Pembelahan mitosis
Pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh (somatik). Pada pembelahan sel yang
menghasilkan sifat kromosom berpasangan (2n) ini terjadi proses pembelahan nukleus
menjadi dua nukleus dan setiap anakan menerima 1 set kromosom. Satu set kromosom
tersebut berbentuk benang-benang halus yang jumlahnya sama dengan jumlah kromosom sel
induknya. Mitosis berfungsi mempertahankan faktor genetik dari generasi ke generasi
berikutnya tetap normal dan menjaga sel anakan yang terbentuk tetap memiliki sifat
induknya.
2) Metafase
a) Benang-benang spindel terlihat jelas. Benang-benang tersebut mengikat sentromer dari
setiap kromosom.
b) Kromosom berada dibidang ekuator. Penampakan kromosom paling jelas.
3) Anafase
a) Benang-benang spindel memendek.
b) Kromatid menuju kutub yang berlawanan.
c) Membran sel melekuk pada tahap akhir anafase.
4) Telofase
a) Mulai terbentuk membran inti.
b) Kromatid menipis dan mulai terbentuk anak inti.
c) Sitoplasma menebal dan terjadi sitokinesis.
b) Metafase 1
1) Terbentuk benang-benang spindel.
2) Kromosom berjajar di sepanjang ekuator.
c) Anafase 1
Kromosom homolog bergerak ke kutub berlawanan.
d) Telofase 1
1) Membran inti dan anak inti kembali terbentuk.
2) Terbentuk dua sel anakan melalui proses sitokinesis.
2. Meiosis ii
Pada meiosis 2 tidak terjadi reduksi kromosom seperti halnya pada meiosis i. Tahap-tahap
pembelahan pada meiosis ii sama dengan tahap-tahap pembelahan pada mitosis.
3. Gametogenesis
A. Spermatogenesis, proses pembentukan sperma dalam tubulus seminiferus. Terjadi
melalui 3 tahap yaitu penggandaan, pertumbuhan, pematangan.
1) Tahap penggandaan, sel primordial mengalami mitosis berulang-ulang membentuk
spermatogonia (tunggal=spermatogonium.
2) Tahap pertumbuhan, spermatogonium bersifat diploid. Spermatogonia tumbuh dan
berkembang membentuk spermatosit primer (diploid).
3) Tahap pematangan, spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk 4 buah
spermatid (haploid). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi sperma (haploid).
B. Oogenesis
a) Tahap penggandaan: dalam ovarium janin ketika masih dalam kandungan. Pada tahap
penggandaan, sel primordial mitosis membentuk oogonia (tunggal=oogonium) yg bersifat
diploid.
b) Tahap pertumbuhan: pada ovarium bayi. Pada tahap pertumbuhan oogonium mengalami
pembelahan mitosis membentuk oosit primer (diploid). Oosit primer berada dalam keadaan
dorman (istirahat) sampai anak perempuan mengalami pubertas.
3) Tahap pematangan: dimulai pada masa puber, terjadi perubahan hormonal. Perubahan
tersebut mengakibatkan oosit primer membelah secara meiosis 1 menghasilkan oosit
sekunder (ukuran besar) dan badan polar 1 (berukuran kecil). Oosit sekunder berhenti
mengalami pembelahan saat terjadi ovulasi. Pembelahan meiosis ii ini kemudian dilanjutkan
ketika sel telur mengalami fertilisasi. Pada pembelahan ini, oosit sekunder menghasilkan
ootid (haploid) dan badan polar ii (haploid). Ootid akan mengalami diferensiasi menjadi
ovum dan badan polar ii mengalami degenerasi. Badan polar 1 juga akan berdiferensiasi
menjadi dua badan polar. Namun, kadang badan polar 1 degenerasi sebelum pembelahan.
C. Tumbuhan
1. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan. Terjadi di dalam kepala sari. Di
dalam kepala sari, terdapat kantong serbuk sari yang di dalamnya ada berbagai sel-sel induk serbuk
sari (mikrospora) yang diploid.
Tahapan pembentukan mikrosporogenesis:
● Sel induk mikrospora melakukan pembelahan meiosis I dan menghasilkan sepasang sel
haploid.
● Sepasang sel haploid membelah meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid yang
berkelompok menjadi satu (tetrad).
● Setiap mikrospora mengalami pembelahan kariokinesis sehingga menghasilkan 2 inti
haploid. Yaitu inti vegetatif (inti saluran serbuk sari) (untuk buka jalan buat inti generatif)
dan inti generatif.
● Inti generatif membelah secara mitosis sehingga membentuk dua inti sperma yang dikenal
dengan inti generatif I (membuahi ovum) dan inti generatif II (dengan inti kandung lembaga
sekunder membentuk endosperm (3n))
2. Megasporogenesis
Megasporogenesis merupakan pembentukan gamet betina. Berlangsung di dalam ovarium (bakal
buah). Di dalam ovarium, terdapat bakal biji (ovulum) yang mengandung sel induk megaspora.
Tahapan megasporogenesis
● Sebuah sel induk megaspora dengan inti diploid di ovarium mengalami pembelahan meiosis
I dan menghasilkan dua sel haploid.
● Kedua sel haploid tersebut mengalami pembelahan meiosis II sehingga menghasilkan 4
megaspora haploid.
● Tiga anakan di antaranya mengalami degenerasi (mati).
● Megaspora yang masih hidup mengalami 3 kali mitosis diikuti kariokinesis tanpa sitokinesis
dan dihasilkan sel besar (kandung lembaga muda) dan 8 inti haploid
● 8 inti anakan tersebut adalah 2 kandung lembaga sekunder, 3 antipoda, 2 sel sinergid, dan 1
ovum.
Enzim bekerja sebagai biokatalisator, yaitu menurunkan energi aktivasi dari suatu reaksi. Dapat
dijelaskan dengan teori gembok (harus pas dengan substrat) dan teori induced fit (saling adjust
supaya pas). Enzim dipengaruhi oleh
a. Suhu: Suhu optimum 38-40. Jika rendah tidak aktif, jika di panas mengalami denaturasi.
b. pH: Biasanya optimum antara 6-8. Tidak cocoknya pH menyebabkan perubahan sisi aktif
enzim sehingga enzim mengalami denaturasi.
c. Konsentrasi enzim: Semakin banyak, semakin cepat, lalu konstan jika semua substrat terikat
oleh enzim.
d. Konsentrasi substrat: Meningkat, lalu konstan jika semua sisi aktif sudah bekerja (v maks).
e. Zat penghambat (inhibitor): Penghambat enzim. Kompetitif berarti bersaing berikatan
dengan sisi aktif; diatasi dengan penambahan substrat. Nonkompetitif berarti melekatkan
diri pada luar sisi aktif sehingga sisi aktif enzim berubah dan tidak dapat berfungsi lagi.
f. Zat penggiat (aktivator): Mempermudah terjadinya ikatan, misalnya garam-garam dari
logam alkali dalam kondisi encer dapat memicu aktivitas enzim.
28. Katabolisme (Aplikasi No 23)
29. Anabolisme (Aplikasi)
→ Penyusunan senyawa kompleks dari sederhana
Fotosintesis : 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2
1. Reaksi Terang (Grana/Tumpukan Tilakoid) → Butuh H20 (Air) dan cahaya matahari
a. Fosforilasi Siklik (hanya pada fotosistem I) → Pembentukan ATP
2. Reaksi Gelap (stroma/cairan) → butuh CO2, ATP dan NADPH (dari reaksi terang)
● Fiksasi, pengikatan CO2 dengan RuBP, enzim rubisco
● Reduksi, pembentukan PGAL dengan memanfaatkan NADPH
● Sintesis, pembentukan glukosa
● Regenerasi, pembentukan kembali RuBP
Untuk membentuk 1 molekul glukosa (C6H12O6) butuh:
- 12 NADPH
- 18 ATP
- 6 CO2
- 2 G3P / PGAL
a. Suhu: Semakin tinggi suhu maka semakin cepat kerja enzim, tetapi jika sudah melebihi 40 C
(di atas rata-rata suhu tubuh), enzim akan mengalami denaturasi.
b. pH: Setiap enzim memiliki pH optimal berbeda-beda; amilase netral, pepsin asam, dan
tripsin basa
b. Sindrom Klinefelter
● Kariotipe: 47 XXY (kelebihan X) (44A + XXY) diderita oleh pria tetapi memiliki
tanda-tanda kewanitaan.
● Disebabkan oleh sel telur yang membawa kromosom X dibuahi oleh sperma yang
mengandung kromosom XY atau sel telur yang membawa kromosom XX dibuahi oleh
sperma dengan kromosom Y.
● Tumbuh payudara.
● Pertumbuhan rambut kurang.
● Lengan dan kaki panjang.
● Suara seperti wanita.
● Testis kecil.
● Bersifat steril.
● Tunamental.
c. Sindrom Jacob
● Kariotipe: 47 XYY (kelebihan Y) (44A+ XYY) diderita oleh pria.
● Sindrom ini karena sel telur X dibuahi oleh sperma YY (akibat gagal berpisah).
● Berperawakan tinggi.
● Bersifat antisosial dan agresif.
● Suka melawan hukum.
d. Sindrom Down
● Kariotipe: 47 XX atau 47 XY. (45A + 21 + XX/XY) Kromosom yang mengalami
trisomi adalah autosom nomor 21 sehingga formula kromosom adalah 2n+1
● Lengan/kaki kadang-kadang bengkak.
● Kepala lebar.
● Wajah bulat.
● Mulut selalu terbuka.
● Hidung besar dan lebar.
● Mongolisme, bertelapak tebal seperti telapak kera, garis tangan abnormal.
● Mata sipit miring ke samping, jarak kedua mata lebar.
● Bibir tebal, lidah menjulur, air liur selalu menetes, serta gigi kecil-kecil dan jarang.
● IQ rendah (kurang lebih 40)
e. Sindrom Edwards
● Kariotipe: 45A + 16/17/18 + XX/XY
● Sindrom ini terjadi akibat gagal berpisah pada autosom 16,17, atau 18 ketika
pembentukan sel telur sehingga formula kromosom 2n+1
● Tulang tengkorak lonjong dan rahang bawah rendah.
● Dada pendek dan lebar.
● Kedudukan telinga rendah dan tidak wajar.
● Mulut kecil.
● Mengalami keterbelakangan mental.
g. Sindrom Patau
● Kariotipe: 45A + 13/14/15 + XX/XY mengalami trisomi pada autosom 13, 14, atau 15.
● Polidaktili.
● Mata kecil.
● Mempunyai celah bibir.
● Mengalami kelainan pada otak, jantung, ginjal, usus, cacat mental, dan tuli.
a. Pautan gen: Gen-gen terletak pada lokus yang berdekatan dalam kromosom yang sama dan
saat proses pembentukan gamet saling berkait atau berikatan.
b. Pindah silang: Pemisahan dan pertukaran bagian kromatid dari sepasang kromosom
homolog yang menghasilkan kombinasi baru dari sifat induknya. Besarnya pindah silang
(NPS) dapat dihitung dengan:
Jumlah rekombinan: Yang berbeda dengan parental
ESSAY
a. Daur Nitrogen
Jalur 1 : Nitrogen difiksasi (diserap) oleh tanah dan digunakan bakteri Rhizobium leguminosarum
yang ada di tanaman Leguminosae. Ketika tanaman dimakan, nitrogen dalam bentuk asam amino
dilanjutkan ke hewan. Ketika hewan maupun tanaman leguminosarum mati, nitrogen akan di
amonifikasi oleh Bacillus subtilis menjadi amonium yang akan difiksasi oleh bakteri nitritasi
(Nitrosomonas/Nitrosococcus). Asam nitrit yang terbentuk akan di nitratasi (Nitrobacter). Proses
nitritasi dan nitratasi disebut proses nitrifikasi. Asam nitrat yang terbentuk akan diasimilasi oleh
tanaman atau dilepas ke udara dengan bantuan bakteri Clostridium denitrificans.
Tumbuhan menyusun fosfat organik dan ketika di makan hewan, fosfat akan berpindah ke hewan.
Ketika tanaman atau hewan mati, jasad akan dimakan oleh detritivor dan diurai menjadi fosfat
inorganik. Fosfat juga didapat melalui pelapukan batu-batuan. Fosfat akan digunakan kembali oleh
tanaman atau dibawa ke laut dan dibentuk menjadi batu kembali.
c. Daur Sulfur
Tanaman sebagai sumber utama sulfur organic (SO4) akan dimakan hewan dan sulfur akan
berpindah ke hewan. Ketika makhluk hidup mati, jasad akan didekomposisi dan oleh bakteri,
sulfur dapat diubah menjadi sulfur anorganic (H2S) ataupun bahan bakar fosil. H2S akan
dikeluarkan melalui erupsi gunung merapi maupun aktivitas industri dan terakumulasi
diawan. Ketika hujan turun, hujan akan membawa sulfur dalam bentuk hujan asam kembali
ke tanah dan digunakan kembali oleh tanaman.
d. Daur Karbon & oksigen
Karbon dalam bentuk glukosa atau amilum dalam tanaman akan digunakan oleh hewan sebagai
nutrisi. Hewan akan mengeluarkan CO2 ke atmosfer. Pabrik yang menggunakan bahan bakar maupun
transportasi akan menghasilkan gas karbon dioksida/monoksida dan dilepaskan ke atmosfer. Bakteri
tanah yang mendekomposisi jasad juga akan mengeluarkan CO2. CO2 akan digunakan tanaman
membentuk amilum kembali.
Daur oksigen dimulai ketika CO2 digunakan oleh makhluk autotrof (contoh: tanaman, ganggang)
digunakan untuk fotosintesis menghasilkan O2. O2 akan digunakan oleh makhluk hidup lain untuk
metabolisme di dalam tubuhnya dan dilanjutkan dengan daur karbon.
e. Daur air