Anda di halaman 1dari 4

Policy Brief MARET 2016

Dr. N.W. Suriastini, M.Phil*, Dr. Yuda Turana**, Firman Witoelar, Ph.D*,
Bondan Supraptilah, SE., MA*, Teguh Yudo Wicaksono, Ph.D*, Endra Dwi M, SE*
*SurveyMETER, **UNIKA Atma Jaya, Alzheimer’s Indonesia Scientific Committee

Angka
diketahui secara pasti berapa banyak lanjut
usia di Indonesia yang mengalaminya.
Pengetahuan masyarakat tentang demensia

Prevalensi Alzheimer (pikun) sebagai sebuah penyakit


juga masih kecil. Sebagian besar masyarakat
menganggap demensia Alzheimer (Pikun)

Demensia: sebagai bagian dari proses penuaan yang


sifatnya alami. Di sisi lain penyakit demensia
alzheimer belum ada obatnya sehingga
Perlu Perhatian deteksi dini sangat perlu dilakukan, termasuk
angka prevalensi pada masyarakat perlu
Kita Semua diketahui untuk mengetahui beban dari
komunitas dan pelayanan kesehatan.
Salah satu tujuan dari survei demensia di DI
Latar Belakang Yo g y a k a r t a y a n g d i l a k u k a n o l e h
SurveyMETER pada tahun 2016 dengan
Kurang dari empat tahun Indonesia akan support dari Knowledge Sector Initiative DFAT
memiliki struktur penduduk yang tua, yaitu adalah untuk mendapatkan prevalensi
persentase penduduk yang berusia 60 tahun demensia. Survey ini dibangun dari hasil studi
atau lebih paling tidak 10%. Seiring dengan Demensia di Jakarta dan juga dari Survei
peningkatan jumlah penduduk lanjut usia Kehidupan Rumah Tangga Indonesia
terjadi juga peningkatan jumlah penduduk (SAKERTI) atau Indonesia Family Life Survey
dengan penyakit degeneratif seperti (IFLS). DI Yogyakarta merupakan provinsi
demensia. Sebanyak 60-70 % demensia, dengan persentase jumlah lanjut usia
merupakan demensia Alzheimer. Demensia terbanyak di Indonesia. Persentase lanjut usia
Alzheimer (pikun) merupakan penyakit Indonesia 15 tahun lagi terlihat di DI
degeneratif dimana terjadinya penurunan Yogyakarta sekarang. Angka prevalensi
fungsi otak yang mempengaruhi emosi, daya demensia dari survei demensia di DI
ingat, pengambilan keputusan, perilaku dan Yogyakarta menunjukan nilai yang lebih tinggi
fungsi otak lainnya hingga mengganggu dibandingkan dengan angka prevalensi pada
aktivitas sehari-hari. Pada saat ini belum tingkat internasional. Seberapa besar lebih

1
tingginya tingkat prevalensi demensia pada berbelanja untuk keper luan sendiri,
setiap kelompok umur, tempat tinggal dan menyiapkan makanan untuk diri sendiri,
implikasinya dipaparkan dalam policy brief minum obat dengan dosis dan waktu yang
ini. tepat, melakukan pekerjaan rumah tangga
sehari-hari, berbelanja kebutuhan sehari-hari
dan mengelola keuangan sendiri.
Pendekatan

Prevalensi dihitung dari survei lanjut usia Hasil


dalam skala besar di DI Yogyakarta yang
representatif menggambarkan populasi yaitu
Prevalensi demensia lanjut usia umur 60
Survei Demensia di DI Yogyakarta. Survei
tahun atau lebih di DI Yogyakarta mencapai
tidak hanya mewawancarai lanjut usia tetapi
20.1%. Semakin meningkatnya umur maka
juga pendamping/caregiver, masing-masing
tingkat prevalensi demensia juga meningkat.
berjumlah 1.976 lanjut usia dan 1.415
Pada umur 60 tahun 1 dari 10 lanjut usia DI
pendamping/caregiver. Mereka bertempat
Yogyakarta mengalami demensia. Memasuki
tinggal di 1.500 rumah tangga yang tersebar
usia 70an tahun 2 dari 10 lanjut usia yang
d i 1 0 0 d e s a / ke l u ra h a n , d i s e m u a
terkena demensia. Ketika memasuki usia
kabupaten/kota DI Yogyakarta. Studi ini
80an tahun 4-5 dari 10 lanjut usia yang
mengumpulan berbagai pengukuran untuk
terkena demensia dan akhirnya saat
mendeteksi dini demensia.
memasuki usia 90an tahun 7 dari 10 lanjut
Menggunakan data yang dilakukan pada usia mengalami demensia. Jika dibandingkan
Bulan Desember 2015 - Januari 2016 ini dengan prevalensi pada tingkat global
memungkinkan melakukan perhitungan prevalensi demensia di DI Yogyakarta jauh
prevalensi demensia secara spesifik dengan lebih tinggi (Gambar 1).
menggunakan tiga alat ukur.
Ketiga alat ukur tersebut
adalah: Mini Mental State 80
70,4
Examination (MMSE), 70
pengukuran mini keadaan 60
mental untuk mengetahui 49,5
50
secara objektif keadaan 41,5
40 38,6
kognitif seseorang; kedua,
AD8, delapan pertanyaan 30
tentang kondisi dari lanjut 22,5 21,7 20,1
20
usia terkait dengan penurun- 11,6
10 7,0 9,4 6,5
an memori, emosi, peng- 1,3 2,2 3,8
ambilan keputusan, tingkah 0
laku dan fungsi otak lainnya 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 80 - 84 85 - 89 90 +
yang dilaporkan oleh pen-
Global DI Yogyakarta
damping/caregiver; Ketiga
Instrumental Activity Daily
Livining (IADL), enam perta- Gambar 1. Perbandingan Prevalensi Demensia DI Yogyakarta tahun
2016 dan Global. Sumber global:
nyaan terkait dengan kemam- http://www.alzheimerstreatment.space/2015/10/18/causes-of-
puan melakukan aktivitas alzheimers-disease/
keseharian diantara nya:

2
Perempuan memiliki angka
prevalensi demensia lebih 25,0 23,0
tinggi dibandingkan dengan 22,0
20,1
laki-laki karena pengaruh dari 20,0
17,9 17,8
hormon estrogen dan usia
perempuan lebih panjang 15,0
dibandingan dengan laki-laki.
Dari sisi tempat tinggal, lanjut 10,0
usia yang tinggal di perkotaan
5,0
lebih rendah prevalensi
demensianya dibandingkan
0,0
dengan yang tinggal di Total Laki-laki Perempuan Perkotaan Perdesaan
perdesaan. Hal ini terjadi
karena faktor pendidikan dan Gambar 2. Prevalensi Demensia Berdasarkan Gender dan
Tempat Tinggal
aktivitas yang menstimuli
peng gunaan otak lebih
banyak di perkotaan dibandingkan dengan di mengetahuinya kurang dari 1%. Untuk setiap
perdesaan (Gambar 2). gejala demensia pengetahuan pendamping
dan lanjut usia hanya berkisar 4-16%.
Pengetahuan lanjut usia yang tidak demensia Pengetahuan lanjut usia umumnya lebih
dan pendamping/caregiver tentang sepuluh rendah dari pengasuh/caregivernya. Di
gejala Alzheimer sangat rendah. Tidak ada antara pendamping/caregiver pengetahuan
Lanjut usia yang menyatakan kesepuluh dari pendamping/caregiver dari lanjut usia
gejala tersebut adalah gejala penyakit. yang tidak ada demensia lebih tinggi (Gambar
Sedangkan untuk pendam ping yang 3).

0,0 5,0 10,0 15,0

Pengasuh/caregiver Pengasuh/caregiver Lansia Non Demensia


ada Demensia tidak ada Demensia

Gambar 3.Pengetahuan Lanjut usia dan Pendamping/caregiver tentang 10 Gejala Demensia Alzheimer

3
Adanya data angka prevalensi dan penge- Implikasi dan
tahuan umum gejala Alzheimer ini
memberikan informasi berbasis bukti pada Rekomendasi
berbagai pemangku kepentingan untuk
bersama-sama melakukan introspeksi diri, Angka prevalensi demensia sebesar 20,1% ini
meningkatkan promosi tentang gejala, memberikan beban yang lebih berat pada
pencegahan sejak dini dan persiapan keluarga, masyarakat dan juga sistem
penanggulangan sehingga lanjut usia di masa pelayanan kesehatan di D.I. Yogyakarta. Di
mendatang kwalitas hidupnya dapat lebih beberapa daerah lain yang persentase jumlah
baik. lanjut usianya mendekati D.I. Yogyakarta
seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah namun
tingkat pendidikan serta pelayanan kesehat-
annya tidak setinggi Yogyakarta muncul
Kesimpulan kekhawatiran angka prevalensi demensianya
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di D.I.
Prevalensi demensia lansia DI Yogyakarta Yogyakarta. Hal ini menjadi dasar yang kuat
tinggi. Angka prevalensi tergantung pada untuk melakukan studi semacam ini di
umur, jenis kelamin dan tempat tinggal. propinsi-propinsi lainnya atau dalam skala
Semakin meningkatnya usia angka prevalensi yang lebih besar
demensianya semakin tinggi. Perempuan
memiliki prevalensi yang lebih tinggi Pada saat yang sama, para pemangku kepen-
dibandingkan dengan laki-laki, demikian juga tingan harus duduk bersama dan bekerja
dengan yang tinggal di perdesaan memiliki sama untuk memperluas penyebaran penge-
prevalensi yang lebih tinggi dibandinggkan tahuan akan demensia (10 gejala umum
dengan yang tinggal di perkotaan. Perma- demensia Alzheimer) dan meningkatkan
salahan menjadi lebih komplek karena upaya pencegahan dini melalui cara-cara
pengetahuan lansia dan pendamping/care- yang inovatif dan melalui perluasan dan
giver tentang 10 gejala umum demensia peningkatan pelayanan kesehatan untuk
Alzheimer sangat rendah. lanjut usia.

SurveyMETER
Jl. Jenengan Raya No. 109 Maguwoharjo, Depok,
Sleman, Yogyakarta 55282
Phone. 0274 - 4477464 | Fax. 0274 - 4477004
email: sm@surveymeter.org | website: www.surveymeter.org

Anda mungkin juga menyukai