Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses menua senantiasa disertai dengan perubahan di semua sistem

didalam tubuh manusia. Perubahan di semua sistem di dalam tubuh manusia

tersebut salah satu misalnya terdapat pada sistem saraf. Perubahan tersebut dapat

mengakibatkan terjadinya penurunan dari fungsi kerja otak (Fatmah, 2020).

Penelitian terkini menyebutkan bahwa walaupun tanpa adanya penyakit

neurodegeneratif, jelas terdapat perubahan struktur otak manusia seiring

bertambahnya usia. Serta, perubahan patologis pada serebrovaskular juga

berhubungan dengan kemunduran fungsi kognitif (Kuczynski, 2017).

Kemunduran yang dialami lansia tersebut akan membawa implikasi pada berbagai

aspek kehidupan, baik berkeluarga maupun bermasyarakat. Salah satunya adalah

masalah yang berkaitan dengan kehidupan lansia, yaitu beban ketergantungan

(dependency ratio) yang semakin besar. Setiap penduduk usia produktif akan

menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut. Seiring dengan usia yang

semakin bertambah, lansia mengalami beberapa masalah dalam kehidupannya,

Pada lansia diatas 65 tahun beresiko terkena penyakit demensia Alzheimer.

Demensia adalah suatu penyakit otak organik irreversible yang menyebabkan

gangguan ingatan serta kepribadian, kemunduran dalam perawataan diri,

kerusakan kemampuan kognitif dan disorientasi

Ketergantungan lanjut usia yang paling nyata terlihat pada penurunan

dalam memenuhi aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Pemenuhan

1
2

aktivitas kehidupan sehari-hari pada usia lanjut di bagi menjadi dua yaitu usia

lanjut yang masih aktif dan usia lanjut yang pasif sehingga dalam pemenuhan

aktivitas sehari-hari tidak dapat dilakukan sendiri tetapi juga harus melibatkan

anggota keluarga dan tim kesehatan lainnya. Dalam keadaan ini, keluarga

memegang peranan penting dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari orang usia

lanjut (S.Tamher, 2017).

Keluarga merupakan konteks sosial primer untuk promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit (Potter & Perry, 2009). Keluarga bertindak sebagai yang

pertama sekali mengenal adanya gangguan kesehatan pada salah satu anggota

keluarga. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga (lansia), keluarga

sebagai individu (klien) tetap berperan dalam melakukan peran sebagai anggota

keluarga. Peran yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dalam menjalankan

tugas kesehatan keluarga terhadap lansia, seperti mengenali masalah kesehatan

pada lansia, membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, memberi

perawatan pada lansia, mempertahankan suasana rumah yang sehat, serta

menggunakan fasilitas kesehatan yang ada (Friedman, 1998 dalam Mubarak, dkk

2016).

Peningkatan jumlah populasi lansia saat ini menjadi isu penting bagi

dunia. Berdasarkan data World Population Prospect : The 2-15 Reviions,

pada tahun 2019 terdapat 901 juta jumlah lansia yang terdiri dari jumlah

populasi global. Pada tahun 2015 – 2030 jumlahnya diproyeksikan akan tumbuh

sekitar 56% menjadi 1,4 milyar (Unites Nations, 2019). Jumlah orang lanjut usia

(Lansia) di Indonesia saat ini sekitar 27,1 juta orang atau hampir 10% dari total

penduduk. Dari hasil Sensus Penduduk 2020, diketahui penduduk lansia di Jawa
3

Timur pada Tahun 2020 telah mencapai 13,10 persen yang menunjukkan bahwa

struktur penduduk Jawa Timur tergolong penduduk tua.

Gejala yang sering muncul pada lansia yang demensia seperti perubahan

perilaku, kognisi, dan perubahan aktivitas hidup sehari-hari. Menurut Singh

Manoux (2013) saat memasuki usia Pra Lansia rendahnya tingkat aktivitas fisik

dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Pernyataan ini juga diperkuat dalam

penelitian Cumming (2012) yang menyatakan bahwa aktivitas fisik juga dapat

melindungi kesehatan otak di usia tua. Pada umumnya lansia mengalami

penurunan daya ingat yang terus terjadi disetiap kehidupannya. Penyebab dari

lansia masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa teori menjelaskan

kemungkinan adanya faktor genetic.

Semakin lanjut usia seseorang maka kemampuan fisiknya akan semakin

menurun, sehingga dapat mengakibatkan kemunduran pada peran-peran sosialnya.

Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan

hidupnya, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan

bantuan orang lain. Dalam hal ini perawat berperan penting dalam memeberikan

penyuluhan dan pendidikan kepada keluarga tentang tugas – tugas keluarga dalam

membantu lansia agar bias mandiri dalam memennuhi kebutuhan personalnya.

1.1 Rumusan Masalah

Apa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas keluarga dalam

pemenuhan kebutuihan sehari – hari lansia demensia di Desa Murtajih Kecamatan

Pademawu?
4

1.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas keluarga

dalam pemenuhan kebutuihan sehari – hari lansia demensia di Desa Murtajih

Kecamatan Pademawu

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Bagi profesi keperawatan

1. Penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan

perencanaan keperawatan yang akan dilakukan tentang faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan kebutuihan

sehari – hari lansia demensia di Desa Murtajih Kecamatan Pademawu

2. Pedoman dalam membuat protap untuk kualitas asuhan keperawatan

keluarga

1.3.2 Bagi Peneliti keperawatan yang akan datang

1. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

kesehatan

2. Data sekunder sebagai acuan dalam melanjutkan penelitian yang masih

berkaitan

1.3.3 Bagi responden

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran tentang

faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas keluarga pada keluarga yang

mempunyai lansia yang mengalami demensia

2. Peningkatan partisipasi dan toleransi dalam keluarga terhadap anggota

keluarga yang sedang sakit

1.3.4 Bagi Instansi terkait


5

1. Masukan untuk penyusunan kebijakan pembangunan

2. Evaluasi terhadap perkembangancakupan dan keberhasilan program

1.3.5 Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi

1. Sebagai referansi dalam pembuatan modul.

2. Sebagai pengembangan keilmuan dan seni dalam penanganan demensia.

Anda mungkin juga menyukai