Dampak Pabrik Rokok
Dampak Pabrik Rokok
RINGKASAN / PENGANTAR
Kegiatan penimbul dampak lingkungan pada pabrik rokok antara lain adalah
kegiatan pengolahan tembakau dan cengkeh; kegiatan pencampuran tembakau,
cengkeh, dan saos; serta kegiatan pengepakan rokok.
Dampak lingkungan fisik kimia antara lain meliputi : penurunan kualitas udara,
peningkatan kebisingan, timbulnya bau, penurunan kualitas air, timbulan
sampah, dan sebagainya.
Dampak lingkungan biologi antara lain meliputi : gangguan terhadap biota darat
(flora darat dan fauna darat), gangguan terhadap biota air (plankton, benthos,
ikan).
*) Disampaikan dalam rangka Kegiatan Penyuluhan Dampak Lingkungan Kegiatan Pabrik Rokok
pada Masyarakat di Sekitar Pabrik Rokok, di Kabupaten Pati, 25 Juni 2009
**) Staf. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia dan Staf. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
(PPLH) Lembaga Penelitian (Lemlit), Universitas Diponegoro, Semarang
PENDAHULUAN
1
Pembangunan adalah upaya merubah suatu keadaan dari kondisi tertentu ke
suatu keadaan yang lebih baik. Dalam proses pembangunan, manusia berupaya
mengembangkan kemampuannya untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun
tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan tersebut juga sering kali
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Dampak tersebut
merupakan beban sosial yang harus ditanggung oleh masyarakat dan
Pemerintah. Oleh karena itu pembangunan yang bijaksana harus dilandasi
wawasan lingkungan sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan dengan
mempertimbangkan generasi sekarang maupun yang akan datang.
2
sementara kegiatan yang merusak lingkungan semakin lama semakin besar.
Oleh karena itu proses kerusakan lingkungan harus dapat dicegah dan
ditanggulangi melalui pengendalian lingkungan sejak dini.
PENGERTIAN - PENGERTIAN
Limbah merupakan buangan yang sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan
secara teknis dan ekonomis. Bila suatu saat limbah tersebut dapat dimanfaatkan
secara teknis dan ekonomis, maka buangan tersebut sudah tidak dapat lagi
dikatakan sebagai limbah. Limbah terdiri dari limbah padat, limbah cair, limbah
gas, bau dan bising.
3
dan pengembangan lingkungan hidup. Pengelolaan juga mengandung arti
pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak lingkungan.
Baku mutu lingkungan merupakan batas kadar atau makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen lain yang ada atau unsur pencemar yang dapat
ditenggang adanya dalam lingkungan pada kondisi tertentu sesuai dengan
peruntukannya.
4
lingkungan biologi, lingkungan sosial-ekonomi, dan lingkungan sosial-budaya.
Sumber utama dampak lingkungan adalah kegiatan pengolahan dan
pencampuran bahan pembuatan rokok (proses primer) dan proses produksi
rokok (proses sekunder).
Agar tembakau dan cengkeh tidak mudah rusak saat dirajang dan di proses
selanjutnya, maka kedua bahan tersebut dilembabkan dengan cara disemprot
uap air, sehingga kadar airnya naik, dan selanjutnya dikeringkan lagi dengan
dryer. Dari proses ini, maka tembakau dan cengkeh telah menjadi master
tobacco and clove dan siap untuk di blending bersama saos (casing and
flavour). Saos (casing and flavour) adalah bahan pemberi rasa dan aroma yang
ditambahkan agar campuran tembakau mempunyai karakter sesuai desain
aroma dan rasa.
Bahan saos ada yang diperoleh dengan cara ekstraksi, tetapi ada juga yang
dibeli berupa sediaan jadi dari supplier. Bahan tersebut kemudian
dikomposisikan menjadi casing dan flavour, kemudian diaplikasikan ke
tembakau dengan jalan disemprotkan secara merata. Hasil blending ini
selanjutnya masuk ke maker atau proses produksi (secondary process).
Bahan master tobacco and clove bersama saos (flavour and casing), filter,
kertas dan lem serta material kemasan di dalam proses produksi akan dirangkai
menjadi rokok. Mula-mula tembakau, cengkeh, dan saos di-blending. Hasil
5
blending ini bersama filter dari filter maker selanjutnya masuk ke cigarette
making process untuk di proses menjadi rokok. Produksi rokok yang telah
dihasilkan selanjutnya dimasukkan ke cigarette packaging process, sehingga
dihasilkan rokok dalam kemasan. Rokok dalam kemasan kemudian dikemas lagi
dalam dalam kardus-kardus dan selanjutnya dimasukkan ke dalam gudang
penyimpanan produk (warehouse).
6
5. Air limbah buangan boiler
6. Air limbah rumah tangga.
Dampak lingkungan biologi antara lain : gangguan terhadap flora dan fauna
darat, gangguan terhadap biota air (plankton, benthos, ikan).
Gangguan flora dan fauna darat disebabkan oleh adanya dampak lanjut dari
penurunan kualitas udara dan kebisingan.
Gangguan terhadap biota air disebabkan oleh dampak lanjut dari penurunan
kualitas air.
7
Pendapatan asli daerah disebakan oleh adanya restribusi daerah oleh pabrik
rokok.
Gangguan terhadap biota air disebabkan oleh dampak lanjut dari penurunan
kualitas air.
1. Pendekatan Teknologi
8
tinggi yang dilengkapi dengan filter. Dampak peningkatan kebisingan dapat
dikelola dengan pembuatan ruang kedap suara bagi mesin-mesin penghasil
bising, perawatan mesin-mesin, dan lain-lain.
3. Pendekatan Institusional
9
c. Mengadakan kerjasama dengan instansi terkait untuk melaksanakan
pengelolaan lingkungan hidup dengan cara koordinasi lintas sektor sampai
tingkat desa.
LIMBAH PADAT:
o Jengkok (kotoran) pengolahan tembakau dan cengkeh dapat dijual untuk
dimanfaatkan kembali,
o Aki bekas, kemasan bekas, pallet bekas dimanfaatkan kembali,
o Keranjang/ tikar bekas, lumpur dari IPAL dibuat kompos,
o Filter bekas/ sortiran, kayu bekas pallet dibakar,
o Sampah rumah tangga dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah.
o Sortiran kerikil, pasir diarahkan sebagai bahan urugan fasum-fasos (jalan
kampung).
LIMBAH CAIR
Oli bekas:
Oli bekas diserahkan ke pihak ke-3 yang berwenang untuk didaur ulang.
Air Limbah:
Dasar pengelolaan air limbah adalah minimisasi jumlah (debit) air limbah dan
kualitas (kandungan pencemar) mulai dari sumbernya dan untuk lebih
10
menerapkan pengelolaan akhir yang efektif dan efisien. Keberhasilan
penerapan produksi bersih sejak dari hulu memegang peran penting pada
proses pengolahan akhir dari air limbah.
Pengolahan fisik-kimia:
Merupakan proses awal pengolahan air limbah yang berasal dari cucian dan
proses produksi yang bertujuan untuk mengurangi beban pada pengolahan
biologis, meliputi:
Pengolahan biologis:
Merupakan inti dari proses pengolahan air limbah untuk mengurai kandungan
organik menggunakan mikroba yang butuh oksigen. Mikroba tersebut dapat
menguraikan kandungan organik dalam air limbah sehingga kadar pencemar
dalam air limbah menjadi menurun.
11
WASTE WATER
Screen
Collecting Tank
(80 m3)
Pre-Sedimentasi
(30 m3)
Cair
Bio Reaktor 0
(700 m3)
Bio Reaktor 1
(600 m3)
Return
Padat sludge
Bio Reaktor 2
(300 m3)
Sedimentasi
(175 m3)
Padat Cair
Thickener Penjernihan
Padat
(80 m3) (175 m3)
Cair
Filter Press
(1m3/press) Kolam Ikan
PENGOMPOSAN SUNGAI
12
LIMBAH KE UDARA
o Debu organik (dari dan di dalam proses produksi)
o Emisi udara dari cerobong boiler dan genset.
Debu organik berasal dari berbagai aktivitas dari penyiapan bahan baku
(cengkeh dan tembakau), proses pemotongan/ rajang, pencampuran/ blending
sampai proses linting. Pengelolaan yang diterapkan terutama:
Pengelolaan emisi udara dari sumber kegiatan ini dititik beratkan pada
pemilihan peralatan yang hemat energi, kinerja pembakaran yang baik,
melewatkan emisi udara pada cerobong yang cukup tinggi, dan perawatan
mesin-mesin secara berkala.
KEBISINGAN :
Sistem pengelolaan yang diterapkan:
o Pemilihan peralatan yang cenderung lebih tenang.
o Program perawatan berkala terhadap mesin-mesin yang berpotensi
menimbulkan kebisingan,
o Mengisolasi sumber kebisingan sehingga getaran dan suara bising tidak
menyebar ke luar,
o Pengurangan intensitas kebisingan terhadap operator dengan
penggunaan APD (ear plug atau ear muff) tergantung tingkat penurunan
kebisingan yang hendak dicapai.
o Menerapkan daerah penyangga/ buffer zone terhadap pemukiman
penduduk sekitar untuk daerah dengan tingkat kebisingan yang masih
relatif tinggi
o Melakukan penghijauan di sekeliling pabrik sebagai peredam bunyi/
suara ke lingkungan di luar kegiatan/ masyarakat.
13
BAU :
Pada dasarnya bau adalah indikasi adanya kandungan zat kimia di udara. Bau
bisa didapati di proses produksi (bahan baku (cengkeh, tembakau), saos,
rempah-rempah, flavor, essence, dlsb.), dari septic tank (H2S), di bak/ tempat
sampah/ penimbunan sampah domestik (pembusukan anaerobik) di pengolahan
limbah (pembusukan lumpur/ biomass), diproses pengomposan (terlalu basah
dan terjadi pembusukan anaerobik)
Sistem pengelolaan bau lebih terfokus pada cara pencegahan dan minimisasi
terjadi/ timbulnya proses ke-bau-an (emisi bahan kimia yang tidak diharapkan ke
udara) terutama akibat kegiatan operasional pengelolaan limbah dan/ atau
akibat proses pembusukan secara anaerobik dan tidak terkontrol. Kegiatan
operasional dilakukan berdasarkan penerapan ProTap/ SOP. Proses lanjutan
adalah penanaman pohon di sekeliling operasional kegiatan sebagai zona
peredam bau.
14
PENGELOLAAN DAMPAK KOMPONEN BIOLOGI :
Dampak terhadap komponen biologi merupakan dampak sekunder atau dampak
lanjutan dari komponen fisik kimia. Dengan demikian pengelolaan dampak
terhadap komponen fisik kimia secara otomatis merupakan pengelolaan
terhadap komponen biologi, baik terhadap biota darat (flora fauna darat)
maupun terhadap biota air (plankton, benthos, dan ikan atau nekton)
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa identifikasi sumber dampak, dampak
yang dtimbulkan, dan pengelolaan lingkungan merupakan hal yang penting
(kata kunci) di dalam pelestarian lingkungan, sehingga dapat tercipta suatu
pembangunan yang berkelanjutan. Adapun pendekatan pengelolaan yang
dilakukan meliputi : pendekatan teknologi, sosial-ekonomi, dan insitusional.
Dengan mengetahui, mendalami dan memahami tentang metoda pengelolaan
dan pemantauan lingkungan, maka diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta
dan dapat diimplementasikan di daerah masing-masing, sehingga diharapkan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan dapat berjalan secara lebih terarah,
efektif, dan efisien.
15
DAFTAR PUSTAKA
16