Anda di halaman 1dari 14

PULAU FANI

LOKASI

Gambar 2.1 gambar 2.2

Koordinat: 1°4′0″LU 131°16′0″BT Pulau Fani adalah pulau terluar Indonesia yang
terletak di Samudra Pasifik dan berbatasan dengan negara Palau. Pulau Fani ini
merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Sorong, provinsi Irian Jaya
Barat. Pulau ini berada di sebelah utara dari Kota Sorong dengan koordinat 1° 4′28″
LU, 131° 16′49″ BT.

a. Pulau Fani terletak di koordinat 01 derajat 04’ 28 ,02’’ LU – 131 derajat 15’
49,04’’.BT berada diperbatasan Indonesia dengan Negara Palau. Pulau Fani
mempunyai panjang 4400 meter dan lebar 500 meter dan banyak ditumbuhi oleh
pohon kelapa , sukun, keladi, dan pohon-pohon karang. Air tawar cukup mudah
ditemui, di sekeliling pulau dapat dengan mudah ditemukan air tawar dengan cara
menggali sumur ( 2 meter ). Namun dipulau tidak ditemui sungai maupun ketinggian.
Daratan pulau Fani merupakan tanah berkarang di mana karang lebih dominan dari
tanah. Tidak dijumpai sungai, goa atau dataran tinggi. Terdapat dua tanjung yang
mengarah ketimur.

b. Pulau Fani terletak di Samudra Pasifik yang berbatasan dengan laut,


adapun batas- batasnya sbb :

- Sebelah Utara : Negara Republik Palao

- Sebelah Selatan : Pulau Igi, Pulau Miaren,dan Kepulauan Ayau

- Sebelah Timur : Kepulauan Maphia

- Sebelah Barat : Kepulauan Halmahera

DEMOGRAFI

Pulau Fani termasuk dalam wilayah Kabupaten Raja Ampat. Penduduk yang
ada di pulau Fani pada umumnya penduduk pendatang yang tidak menetap. Mereka
berasal dari masyarakat Reni dan Rutum. Untuk data terbaru penduduk musiman
yang ada jumlahnya ada 11 KK. Jumlah kedatangan mereka tidak menentu dan
tidak bersamaan antar pulau. Di antaramasyarakat pendatang musiman tersebut
terdiri dari berbagai suku di mana setiap suku merasa berhak atas pulau tersebut.
Kadang-kadang sesama mereka berebut lahan untuk lahan berkebun. Bahasa yang
mereka pakai sehari hari mengunakan bahasa Papua namun mereka lancar
menggunakan bahasa Indonesia. Kedatangan mereka tergantung kondisi cuaca.
Mayoritas agama yang mereka anut adalah kristen. Kehidupan sosial sesama
mayarakat sangat bagus di mana saling menghormati sesama pemeluk agama, baik
dengan masyarakat pendatang maupun sesama mereka (toleransi tinggi).
Masyarakat masih memegang teguh pelestarian adat istiadat dan kebudayaan
setempat.
MASYARAKAT

a. Kehidupan sosial masyarakat pendatang musiman yang ada di Pulau Fani


tidak jauh berbeda dengan yang ada di kampung Reni dan kampung Rutum karena
berasal dari Distrik Reni Rutum dan pada umumnya masih memegang adat istiadat
yang ada, Kepercayaan umum penduduk pendatang Pulau fani adalah Roh Halus
nenek moyang, mahluk halus suwanggi,dongeng gaib,sumpah-sumpah dan nujum,
binatang-binatang setempat tertentu dapat mempengaruhinya karena di anggap suci
seperti, keong Biawak, Kuskus. Contoh : Memancing menggunakan keong,
menangkap kuskus/ biawak akan mendatangkan cuaca buruk ke pulau fani.
Merusak (menebang) pohon kelapa tanpa izin Kepala adat akan di datangi Roh
penunggu pulau.

b. Tingkat kepatuhan dan loyalitas masyarakat terhadap pimpinan adat dan


pimpinan agama sangat tinggi dan bahkan sering mengalahkan kepatuhan dan
loyalitas masyarakat kepada aparat pemerintah sehingga sering terjadi dalam
penyelesaian permasalahan selalu mengedepankan hukum adat daripada hukum
positif.

c. Sesama masyarakat masih sering terjadi berebut lahan untuk berkebun di


mana salah satu dari keturunan Marga mereka merasa sebagai orang pertama yang
berhak atas pulau tersebut Suku yang mendiami pulau Fani merupakan bagian dari
suku di Pulau Reni Rutum yaitu : Dimara, Mayor, Mirino, Mambrasar,
Wafdarum,Wanma,Fakdawer,Arfan

d. Bahasa yang di gunakan di Pulau pada umumnya bahasa Indonesia.


Bahasa daerah tiap kampung berbeda dialek dan variasinya, sehingga dimengerti
oleh satu suku atau satu kampung saja.Bahasa daerah yang lebih mudah untuk di
pelajari karena sudah mempunyai tata bahasa dan dapat di terapkan dalam kamus
yaitu Bahasa daerah Yapen waropen

c. Kerukunan beragama bagi masyarakat di Pulau Fani yang beragama kriten


cukup baik dengan pendatang Personel yang beragama islam. Terdapat 3 tempat
peribadatan gereja terbuka dan 1 mushola.
e. Mata pencaharian penduduk pulau fani adalah pada malam hari mencari
teripang, ikan ikan karang dan pada siang hari mencari kopra dan membuat minyak
kelapa.

f. Terdapat Sarana penerangan ( Central Listrik Solar Cell ) berkekuatan 3000


Watt / 220 volt yang mampu menyuplay listrik kampung reni, rutum sampai pos
Marinir

g. Sarana Komunikasidi Pulau fani belum terdapat sarana komunikasi,


masyarakat sekitar hanya mengandalkan informasi dari personel marinir atau yang
menggunakan sarana komunikasi melalui radio.

MASALAH

1. Illegal fishing

Pada umumnya kegiatan illegal fishing dilakukan oleh nelayan asing dari
Philipina.

2. Illegal Logging

Pelaksanaan operasi Hutan Lestari yang dilaksanakan secara rutin di wilayah


Raja Ampat mengakibatkan penurunan kegiatan illegal logging secara signifikan.

Adanya keinginan masyarakat agar Pemerintah memperhatikan dan


memperjelas status kayu non police line yang masih banyak di sejumlah tempat
seperti di daerah Kab. Sorong Selatan dan Kab. Teluk Bintuni Kab Raja ampat

3. Illegal Migran

Belum didapatkan data kejadian tentang illegal migran di wilayah kepulauan Fani

4. Pencemaran laut

Dengan adanya beberapa perusahaan pertambangan nikel di Pulau Gag, Pulau


Kawei dan Manuran Kepulauan Waigeo Utara berpotensi menimbulkan pencemaran
laut karena pada umumnya perusahaan tersebut belum mempunyai sarana
pelabuhan yang memadai yang bisa berimbas sampai ke pulau Fani

5. Penyelundupan

Kepulauan Fani yang berada di perbatasan dengan negara tetangga Palau


mempunyai potensi terjadinya penyelundupan namun karena kondisi sosial dan
ekonomi di wilayah perbatasan Pulau Fani dan Kepulauan Ayau Raja Ampat kurang
menguntungkan sehingga indikasi terhadap kegiatan ini belum terlihat.

6. Survei illegal

Wilayah Raja Ampat Khususnya Kepulauan Fani yang mempunyai sumber daya laut
yang melimpah seperti keanekaragaman hayati bawah laut tentunya menarik minat
para peneliti untuk melakukan kegiatan survei termasuk survei illegal.

7. Pelanggaran wilayah

Pelanggaran wilayah kegiatan illegal fishing yang dilakukan oleh nelayan dari
Philipina dan negara Palau

8. Pengrusakan sumber daya laut

a. Penangkapan ikan dengan handak :

1.` Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak (handak) yang


dilakukan oleh oknum-oknum pelaku yang berasal dari Pulau Ram/Buaya dan
nelayan yang berasal dari Buton Sulawesi Tenggara.

2. Bahan pembuat bom yaitu “pupuk urea” didapatkan dari nelayan-nelayan dari
Sulawesi Tenggara.

b. Penangkapan ikan dengan menggunakan potasium


Masih adanya kegiatan penangkapan ikan hidup jenis Napoleon (Maming) dan
Kerapu(Garopa) yang diduga menggunakan potasium yang dilakukan oleh kapal-
kapal dari luar wilayah Sorong dan Raja Ampat .

KENDALA

Untuk menuju Pulau Fani, bisa menggunakkan beberapa cara diantaranya


bisa menuju Waisai terlebih dahulu untuk melihat suasana ibu kota Raja Ampat
serta, membeli berbagai kebutuhan makanan serta kebutuhan lainnya, atau bisa
langsung menempuh perjalanan laut menuju Pulau Fani tanpa singgah di Waisai.

Jika menuju Waisai terlebih dahulu, bisa menggunakkan kapal rakyat yang
melayani penyebrangan Sorong-Waisai setiap harinya tiap jam 14:00 WIT. Namun,
pelayaran hanya di lakukan satu hari sekali sehingga jangan sampai terlambat tiba
di Pelabuhan Perikanan Sorong. Ongkosnya hanya Rp 120.000*) per orang,
kemudian setelah menempuh perjalanan sekitar 2 hingga 3 jam, anda akan tiba di
Waisai. Dari Waisai menuju Pulau Fani anda bisa menggunakkan perahu motor
yang bisa anda temukan di dermaga Waisai. Jika anda memutuskan langsung
menuju Pulau Fani, anda bisa langsung menyewa perahu motor juga dari Pelabuhan
Perikanan Sorong. Waktu tempuh memang cukup lama, walaupun anda menyewa
perahu motor dengan tenaga 300 PK, lama perjalanan menuju pulau ini bisa
mencapai 6 jam perjalanan.

Biaya sewapun terbilang cukup mahal, akan dikenakan biaya sewa sekitar
Rp 5 juta*) hingga Rp 9 juta*) per harinya tergantung dari kapasitas perahu motor
yang anda sewa serta tenaga yang dimilikinya. Semakin besar dan cepat maka akan
semakin mahal karena bahan bakar yang digunakkan pun juga lebih banyak.

Saat ini pulau fani hanya baru memiliki sarana dermaga yang dibuat dari
papan.selain itu juga ada sarana bantu navigasi pelayaran yang masih berfungsi
dengan baik .
Belum adanya sarana pendidikan. Kesuhatan , telekomunikasi yang
memadai guna menunjang pengolahan sumberdaya di pulau fani agar maksimal.
Dan juga kurangnya ketersediaan air bersih.

LANGKAH PEMERINTAH

Secara umum langkah pemerintah antara lain sebagai berikut :

.Pertama, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana


Tata Ruang Wilayah Nasional tengah di-review dengan memperhatikan aspek-
aspek: Penanganan kawasan perbatasan sebagai ’beranda depan’ negara dengan
memadukan antara pendekatan pertahanan-keamanan dan kesejahteraan
masyarakat, Sinergisitas pengembangan wilayah kelautan dengan daratan secara
saling menguntungkan melalui pengembangan kawasan andalan laut dan kota-kota
pantai, Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan Penanganan
kawasan tertinggal (termasuk pulau-pulau kecil yang terpencil/terisolir) yang
terintegrasi dalam kesatuan pengembangan kawasan andalan dan pusat-pusat
pertumbuhan.Kedua, Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar yang mempunyai tujuan :a. Menjaga
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, keamanan nasional,
pertahanan negara dan bangsa, serta menciptakan stabilitas kawasan

b. Memanfaatkan sumber daya alam dalam rangka pembangunan berkelanjutan

c. Memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan

Ketiga, Pemerintah mengeluarkan peraturan-peraturan terkait Pengelolaan


Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil atau dikenal dengan UU PWP dan PPK.34
Undang-undang Nomor. 27/2007 menjadi petunjuk dalam pelaksanaan kebijakan-
kebijakan pemerintah terkait wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Beberapa hal
yang diatur dalam UU ini meliputi Perencanaan pengelolaan; Pemanfaatan ber
dasarkan ekosistem; Pemanfaatan pulau-pulau kecil; Hak Pengusahaan Perairan
Pesisir (HP3); Konservasi; Hak akses masyarakat; Pengawasan dan pengendalian;
Mitigasi bencana; Sanksi.

Keempat, dibentuknya Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP).


Pembentukan badan itu merupakan amanat Undang-Undang No. 43 Tahun 2008
tentang Wilayah Negara, terutama pada Bab IV Kelembagaan. Sesuai dengan
Pasal 14 ayat (1), untuk mengelola batas wilayah negara dan mengelola kawasan
perbatasan pada tingkat pusat dan daerah, pemerintah pusat dan pemerintah
daerah membentuk Badan Pengelola Nasional dan Badan Pengelola Daerah.

Langkah lain dari pemerintah yaitu mengirim beberapa anggota TNI untuk
mengamankan pulau fani dari ancaman atau perebutan dari negara lain karena
pulau dani merupakan pulau terluar yang rawan untuk diakui oleh negara lain. Yaitu
petugas kesehatan dan pengamanan dari marinir.

Gambar 2.3 basecamp marinir di pulau fani

Dalam menjalankan tugas marinir dihadapkan oleh beberapa


masalah antara lain keterbatasan air tawar dan berbagai macam pantangan atau
peraturan adat istiadat masyarakat setempat seperti dilarang membunuh tikus ,
padahal persediaan makanan marinir seringkali habis sebelum waktunya
dikarenakan diamakan oleh hewan pengerat dan juga larangan untuk membakar
kepiting dan lobster.

POTENSI PULAU FANI

Pulau Fani juga tidak jauh berbeda dengan pulau terluar lainnya yaitu
dicirikan dengan pohon kelapa lebih banyak, selain vegetasi lainnya seperti kayu
besi, pohon kaswari, sagu dan vegetasi pandan. Pantai yang terabrasi ringan terkait
dengan musim utara yang berlangsung pada bulan Desember- Pebruari. Lebar
pantai rata-rata 13 meter.
Pulau Fani memiliki potensi air tanah cukup baik dan layak untuk dikonsumsi
karena tidak berbau, berasa dan berwarna kedalaman air tanah sekitar 2 meter.
Menurut keterangan salah satu tokoh maayarakat di Kep. Ayau di bagian dalam
pulau terdapat rawa gambut.

Peluang pengembangan ekonomi yang cukupbaik yaitu sector perikanan dan


perkebunan kelapa. Potensi kedua sector tesebut cukup baik di pulau fangkawab
(pulau dani) , pulau ini memiliki potensi untuk menyuplai pengembangan industri
minyak goring dan produksi hasil laut. Tingginya keanekaragaman biota laut dan
masih terpeliharanya ekosistem yang ada dikepulauan fani memberikan peluang
pengembangan industry wisata.

POTENSI WISATA

Gambar 2.4 pantai pulau fani

Pulau ini memiliki pantai dengan pasir putih yang halus. Selain itu jajaran
pohon kelapa yang banyak, sangat mencirikan karakteristik dari pulau-pulau
perbatasan ini, bisa menjadikan kawasan pinggir pantai pulau ini tampak rindang.

Pantai yang di miliki oleh pulau ini tergolong landai dengan kemiringan yang
agak tajam. Terumbu karang yang di miliki oleh kawasan perairan pulau ini pun
tergolong cantik dan beragam pula, walaupun masih ditemukan beberapa kerusakan
karena pengeboman ikan. Tapi, seiring dengan ketatnya penjagaan dan dukungan
dari masyarakat sekitar, karang yang di miliki oleh wilayah perairan Pulau Fani
sudah membaik.

Pada kedalaman laut sekitar 1 meter hingga 15 meter, anda sudah bisa
melihat beberapa jenis karang yang hidup khususnya jenis karang tepi. Selain
menikmati pantainya, anda juga bisa sedikit ketengah laut untuk melakukan aktivitas
penyelaman sembari melihat keragaman biota lautnya dan berenang bersama
beberapa gerombolan ikan-ikan kecil. Anda juga bisa berjalan-jalan di pulau sembari
melihat beberapa kapal sitaan yang berasal dari Negara lain karena tertangkap
melakukan illegal fishing.

Beberapa pembangunan juga sudah di lakukan di pulau ini dengan adanya


beberapa rumah panggung yang bisa digunakkan oleh masyarakat. Selain itu, dulu
juga sudah dibangun tanggul penahan air laut. Sayangnya, tanggul tersebut tidak
bertahan lama karena hempasan laut Samudera Pasifik yang begitu deras.

SOLUSI

Dalam mengatasi maslah dan kendala yang terjadi di pulau fani di perlukan
partisipasi oleh berbagai macam pihak agar permasalahan dapat segera
diselesaikan yaitu partisipasi antara pihak pemerintah dan pihak masyarakat yang
mendiami pulau fani , langkah langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut :

pertama, pemerintah daerah membuat kebijakan yang isinya sesuai dengan


keadaan pulau fani. Hal tersebut dibutuhkan karena dapat dijadikan sebagai
landasan hukum pelaksanaan dan tindakan masyarakat dalam mengelola pulau-
pulau terluar. Sehingga tidak terjadi perebutan lahan Kebijakan ini hendaknya
didasarkan atas realita yang ada di pulau fani,

Kedua, memberikan pengertian dan pemahaman tentang pentingnya


mempertahankan pulau fani karena merupakan terluar bagi ketahanan nasional
terhadap masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah pulau fani sehingga
masyarakat mengerti apa yang seharusnya dilakukan demi kesejahteraan dan
keamanan daerahnya. Hal tersebut harus dilakukan dengan cara dan media yang
tepat mengingat kondisi masyarakat pulau fani terluar yang masih rendah tingkat
pendidikannya. Melalui kesadaran yang tumbuh di antara masyarakat pulau-pulau
terluar, diharapkan dapat pula dibangun rasa nasionalisme yang lebih baik. Dengan
pengertian dan rasa nasionalisme yang cukup, masyarakat akan merasa memiliki
pulau fani.

Ketiga, pemerintah pusat lebih memperhatikan kondisi dari pulau fani karena
merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dilakukan dengan
cara pembukaan lapangan pekerjaan dan perbaikan pendidikan di pulau fani.
Peningkatan mutu pendidikan dan kesehatan diperlukan karena selama ini
pendidikan dan kesehatan pulau fani masih memprihatinkan. Pengelolaan
sumberdaya yang tersedia juga tidak akan dapat maksimal. Dan juga pendidikan
dan kesehatan penting agar pulau fani tidak mengelami klaim oleh negara lain.

Keempat, penanaman modal untuk program pembangunan semaksimal


mungkin di daerah wilayah pulau.. Hal tersebut dapat dimulai dengan
pengembangan ekonomi secara selektif dan bertahap dengan memperhatikan
tahapan perencanaan sehingga tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat ,. Dengan adanya usaha
peningkatan perekonomian ini, diharapkan selain kesejah-teraan masyarakat yang
ada di pulaufani dapat membaik, dapat pula meminimal-kan berbagai tindak
kejahatan ekonomi (illegal logging, illegal fishing, dan lain-lain) yang terjadi di
perbatasan.

Kelima, pemerintah daerah dapat melakukan promosi mengenai potensi


pariwisata serta keindahan pulau fani yang nantinya dapat meningkatkan
pendapatan daerah yang akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Promosi
dapat dilakukan melalui pengiriman duta wisata yang mempromosikan potensi
sumber daya, kekayaan pulau yang bersangkutan, serta peluang-peluang investasi
baik secara domestic kmaupun internasional. Melalui promosi ini Indonesia dapat
memperkenalkan pulau-pulau tersebut sebagai milik Indonesia, sehingga klaim
pulau tersebut sebagai milik bangsa lain dapat dihindari. Di samping itu, usaha ini
merupakan usaha pengelolaan secara efektif (effective occupation), sehingga klaim
oleh negara lain atas dasar effective occupation.

Dapat diringkas beberapa tugas penting bagi bangsa Indonesia dalam


melindungi dan melakukan optimalisasi pengelolaan pulau fani, antara lain :

Pertama, melaksanakan penataan dan penguatan kelembagaan pemerintah


pusatmaupun daerah sehingga mampu menghasilkan kebijakan yang efektif dan
tepat sasaran;

Kedua, mewujudkan format kerja terpadu dan komprehensif antara


pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dengan fokus peningkatan
kesejahteraan masyarakat dari aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kelembagaan;
Ketiga,melakukan pengembangan dan penataan sarana dan prasarana
dengan memperhatikan daya dukung lingkungan antara lain
transportasi,komunikasi, sumber air bersih, infrastruktur yang mendukung.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pasirpantai.com/papua/pulau-fani-raja-ampat-papua/

http://jalan2.com/objek-wisata/detail/pulau-fani

http://www2.jawapos.com/baca/artikel/15242/pulau-fani-wilayah-terluar-raja-ampat-
terdekat-republik-palau

https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Fani

http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-pulau/index.php/public_c/pulau_info/419

http://jakartagreater.com/kisah-prajurit-marinir-di-pulau-terluar/

NUGROHO . MOHAMMAD ALI .2011. PEMBERDAYAAN PULAU TERLUAR


TIDAK BERPENGHUNI DI SEKITAR SELAT MALAKA DALAM MENINGKATKAN
KETAHANAN NEGARA (PERSPEKTIF STRATEGIS KETAHANAN
NASIONAL).PASCASARJANA UI : JAKARTA

SATRIYO . AYUB . 3 SEPTEMBER 2010 . JURNAL DINAMIKA HUKUM VOL 10 .


OPTIMALISASI PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PULAU PULAU
TERLUAR DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai