(Modul 5 - Kelompok Rabu 3 - 12216006) PDF
(Modul 5 - Kelompok Rabu 3 - 12216006) PDF
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM PETROFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR TABEL
4
I. TUJUAN
1. Memahami prinsip dan cara kerja alat PERL-200 dalam melakukan
penentuan permeabilitas absolut dengan menggunakan fluida cair.
2. Memahami konsep permeabilitas dan penerapannya di dalam lingkungan
teknik perminyakan.
3. Menentukan nilai permeabilitas absolut core sample menggunakan fluida cair
dengan alat PERL-200.
5
Pada percobaan ini digunakan alat permeameter PERL-200 yang mengukur
permabilitas absolut batuan dengan fluida cair yang diketahui viskositasnya.Untuk
mendapatkan nilai permeabilitas diperlukan dimensi dari core plug dan flowrate
dari aliran. Dimensi dari core plug diukur dengan menggunakan jangka sorong
sedangkan flowrate dari aliran diukur dengan gelas ukur dan stopwatch.
Untuk mengkonversi satuan tekanan dari bacaan permeameter (psig) dimana
𝑝𝑠𝑖𝑎 = 𝑝𝑠𝑖𝑔 + 14.7
1 𝑎𝑡𝑚 = 14.7 𝑝𝑠𝑖𝑎
Persamaan untuk menentukan permeabilitas core menjadi
14500 × 𝑉 × 𝜇 × 𝐿̅
𝑘=
𝑃×𝑡×𝐴
Dimana k permeabilitas batuan (mD), V volume fluida diantara garis
referensi (cc), μ viskositas air/brine (cP) , 𝐿̅ panjang rata-rata sampel core (cm), P
tekanan stabil saat pendesakan (psig), t waktu alir fluida melewati garis referensi
tabung ukur (sekon) dan A luas penampang dari core plug (cm 2).
1. Alat
1. PERL-200
2. Fancher Core Holder
3. Jangka sorong
4. Stopwatch
5. Source gas N2 (lengkap dengan regulator)
6. Peralatan penjenuhan fluida
7. Beaker plastic 50 mL
8. Sumber listrik 220 volt
2. Bahan
1. Sampel core yang sudah dijenuhi
2. Aquades
6
Core D1 D2 D3 L1 L2 L3
I 2.64 2.63 2.64 3.56 3.505 3.545
Tabel 4.1 Tabel Dimensi Core Sampel
V. PENGOLAHAN DATA
1. Pengolahan Data Dimensi Core
𝐷1 + 𝐷2 + 𝐷3
̅=
𝐷
3
𝜋 2
𝐴= 𝐷
4
Diameter (cm) Diameter Luas
Sampel
Average Penampang
Core D1 D2 D3
(cm) (cm2)
I 2.64 2.63 2.64 2.636667 5.457329
7
P (psig) P (atm )
Pengukuran
1 15.18 2.033
2 14.89 2.735
3 15.16 2.031
4 9.94 1.676
5 10.27 1.699
6 10.26 1.698
7 5.16 1.351
8 5.19 1.353
9 5.15 1.350
Tabel 5.2 Tabel Konversi Tekanan
8
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam percobaan modul 5 ini digunakan 3 jenis alat yang berbeda yaitu
jangka sorong untuk mengukur dimensi dari core, stopwatch untuk mengukur
waktu alir, dan PERL – 200 untuk mengukur permeabilitas dari core.
Jangka sorong berkerja dengan prinsip pengukuran panjang yang artinya
kita mengukur besaran panjang dari suatu core dan manyatakannya kedalam
angka penting. Pengukuran jangka sorong ini menggunakan satuan cm dengan 2
angka di belakang koma yang berarti errornya adalah 0.005 cm. Pengukuran
untuk suatu core dilakukan tiga kali dengan mengambil sisi yang berbeda
kemudian dirata – rata. Hal ini dilakukan karena core tidak berbentuk silinder
sempurna.
Stopwatch bekerja dengan prinsip pengukuran waktu yang artinya kita
mengukur besaran waktu dari suatu fluida yang mengalir dan menyatakannya
dalam angka penting. Pengukuran stopwatch ini menggunakan satuan sekon
dengan 2 angka di belakang koma yang berarti errornya adalah 0.005 s.
Pengukuran dengan menggunakan stopwatch cukup dilakukan satu kali saja
dengan memastikan stopwatch dimatikan saat fluida menyentuh batas.
PERL-200 bekerja dengan prinsip menginjeksikan suatu fluida satu fasa
ke core dengan menggunakan bantuan tekanan gas nitrogen dimana kondisi
ruangan di dalam PERL-200 dan Fancher Core Holder adalah isothermal. Fluida
satu fasa dialirkan dari tabung reservoir, diinjeksikan ke core dengan bantuan
tekanan gas nitrogen, dan perubahan ketinggian fluida dicatat waktunya. Alat ini
menerapkan prinsip Darcy untuk mengukur suatu permeabilitas.
Sedangkan keberjalanan praktikum ini berjalan dengan lancar, tidak
terjadi kerusakan pada alat sehingga data dapat diambil dengan baik. Namun
kami memiliki kendala karena kami tidak berhati-hati dalam melakukan
pengukuran waktu alir. Kesalahan lain kami adalah membiarkan air mencapai
batas bawah tabung akrilik. Hal ini menyebabkan proses pengukuran dilakukan
lagi karena gas memasuki bagian pipa sambung core holder.
9
Permeability vs 1/P (atm)
0.4
0.35
Permeability (Darcy)
0.3
0.25
0.2
0.15 y = 0.2642e0.0422x
0.1 R² = 0.0012
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8
1/P (atm)
Dapat dilihat pada grafik bahwa pada core I berlaku pada setiap tekanan
yang berbeda didapatkan nilai permeabilitas yang berbeda pula, yaitu untuk
setiap k nya dan permeabilitas rata-ratanya didapatkan nilai sebesar 0.273872 D.
Permeabilitas yang diukur dalam percobaan ini adalah permeabilitas
absolut karena kita mengalirkan fluida satu fasa dengan kondisi core terjenuhi
oleh fasa tersebut 100%. Disini berlaku Hukum Darcy untuk menghitung
permeabilitasnya. Permeabilitas absolut diketahui untuk mengetahui gamabran
permeabilitas secara general pada suatu reservoir.
Permeabilitas merupakan fungsi dari saturasi fluida. Semakin tinggi
saturasi fluida makin besar permeabilitas effektif dari fluida karena semakin
besar volume fluida yang mengisi pori. Hubungan matematis bahwa
permeabilitas bergantung pada ukuran pori didapat dari gabungan hukum Darcy
dan Persamaan Poiseuille.
Adapun beberapa asumsi yang digunakan dalam percobaan ini sehingga
percobaan ini dapat dikatakan valid yaitu
1. Hukum Darcy berlaku :
a. Fluida inkompresibel
b. Fluida Newtonian
c. Saturasi fluida terdiri dari 1 fasa
d. Kondisi aliran isothermal
e. Flow regime aliran laminar
f. Aliran steady-state
10
g. Fluida tidak bereaksi terhadap batuan (tidak ada clay content)
2. Core yang diukur berbentuk silinder sempurna
3. Tekanan overburden tidak mempengaruhi permeabilitas batuan.
4. Tekanan yang terukur merupakan tekanan stabil
5. Pengaruh gravitasi diabaikan dan aliran horizontal
VII. KESIMPULAN
Amyx, James W., Bass,Jr., Daniel M., dan Whiting, Robert L.. 1960. Petroleum
Reservoir Engineering : Phisical Properties. New York: McGraw-Hill.
Craft, Hawkins. 1959. Applied Petroleum Reservoir Engineering. New York:
Prentice Hall Inc.
Monicard, R. P..1980. Properties of Reservoir Rock : Core Analysis.
GulfPublishing Co., Edition Technic.
11
IX. JAWAB PERTANYAAN
1. Jelaskan Penerapan permeabilitas absolut, permeabilitas efektif, dan
permeabilitas relatif dalam dunia perminyakan!
Jawab
Permeabilitas Absolut dalam dunia teknik perminyakan digunakan untuk
menentukan tingkat kemudahan batuan mengalirkan fluida secara umum.
Permeabilitas Efektif dalam dunia teknik perminyakan dapat digunakan untuk
menentukan seberapa besar minyak yang dapat terproduksi dari suatu sistem
sumur. Selain itu permeabilitas efektif juga dapat digunakan untuk menentukan
titik pengeboran dalam eksplorasi
Permeabilitas relatif dalam dunia perminyakan digunakan untuk menentukan
sifat kebasahan batuan. Batuan yang bersifat water wett memiliki krw yang
relatif lebih kecil dibandingkan kro nya. Sedangkan batuan yang bersifat oil wett
memiliki kro yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan krw
12