I. Formula
1.1 Formula dalam modul
1
Sebagai zat aktif merupakan vitamin B kompleks yang digunakan
untuk defisiensi folat yaitu pada anemia megaloblastik, alkoholik dan
gangguan malabsorpsi. Sangat berperan dalam pembentukan sel-sel
tubuh sekaligus sel pembawa kode genetic juga berguna dalam proses
pembentukan sel-sel saraf pusat.
2.2 Natrii Chloridum
Sumber ion klorida dan ion natrium ( zat pengisotonis )
2.3 Dinatrii Edetas
Sebagai agen pengkelat
2.4 Natrii Hidroksidum
Sebagai pelarut acidum folicum dengan cara mengubah menjadi
bentuk garamnya
2.5 Aqua Pro Injection
Sebagai pelarut sekaligus pembawa sediaan injeksi karena sudah steril
2
dari pirogen, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, tidak mengandung logam
berat, dan zat pereduki, dengan memiliki pH antara 5-7.
3
Gambar 4.2.1 Mikroskopik dengan SEM Natrii Chloridum
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th edition, 2009, 637)
Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau
serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian
air mendidih dan dalam lebih kurang 10
bagian gliserol P; sukar larut dalam etanol
(95%) P.
Kegunaan : Sumber ion klorida dan ion natrium.
OTT : Larutan natrium klorida bersifat korosif
dengan besi; membentuk endapan bila
bereaksi dengan perak; garam merkuri; agen
oksidasi kuat pembebas klorine dari larutan
asam sodium klorida; kelarutan pengawet
nipagin menurun dalam larutan sodium
klorida.
Stabilitas : Larutan sodium klorida stabil tetapi dapat
menyebabkan perpecahan partikel kaca dari
tipe tertentu wadah kaca. Larutan cair ini
dapat disterilisasi dengan cara autoklaf atau
filtrasi. Dalam bentuk padatan stabil dan
harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
sejuk dan tempat kering.
(Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995, hal 584)
4.3 Dinatrii Edetas
4
Gambar 4.3. Struktur Dinatrii Edetas
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th edition, 2009, 243)
Rumus Molekul :
C10H14N2Na2O8BM: 336.2 untuk anhidrat
5
Berat Molekul : 40
Pemerian : bentuk batang, butiran, masa hablur, atau
keping, kering, keras rapuh, dan
menunjukan susunan hablur, putih, mudah
meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
Segera menyerap karbondioksida.
(Farmakope Indonesia III, hal. 412)
Kegunaan dalam : zat pembasa dan zat penyangga (buffer
formula agent).
pH
: pH 12 (0.05% w/w);
pH 13 (0.5% w/w);
pH 14 (5% w/w).
6
Gambar 4.5. Struktur Aqua Pro Injection
(Sumber: Farmakope Indonesia Edisi V, hal. 96)
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak berasa.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar dan
elektrolit
Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia yang
stabil dalam bentuk fisik (es, air, dan uap).
OTT : Dalam formula, air dapat bereaksi dengan
bahan tambahan lainnya yang mudah
terhidrolisis.
pH : 7
Alasan : Aquadest digunakan sebagai pembawa
sediaan i.m.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Pada saat
penyimpanan dan penggunaan harus
terlindungi dari kontaminasi partikel-
partikel ion dan bahan organik yang dapat
menaikan konduktivitas dan jumlah karbon
organik, serta harus terlindungi dari partikel-
partikel lain dan mikroorganisme yang dapat
tumbuh dan merusak fungsi air.
(Sumber: Farmakope Indonesia Edisi V, hal. 96)
V. Perhitungan Bahan
5.1 Perhitungan Tonisitas
5.1.1 Konsentrasi Natrium Folicum
C=
C=
7
C = 0,5261 %
5.1.2 Tonisitas
W=
W=
= 0,011 mmol
0,011 mmol =
N =
8
0,1 N =
N =
0,1 N =
9
Daftar Pustaka
Anonim. 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Nunez, Alvarest & Medina, C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients.
Sixth Edition. Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor).
London: Pharmaceutical Press dan American Pharmacists Assosiation.
10