Anda di halaman 1dari 8

Makna Dupa/Hio

Dupa yang dipakai dalam sembahyang umat Buddha biasanya berjumlah 3 batang. Dupa
sebanyak 3 batang ini melambangkan "pantangan", "tekad", "bijaksana". Menurut ajaran
agama Buddha, pantangan melahirkan tekad, tekad membentuk kebijaksanaan.

Dupa dalam penancapannya di agama Buddha biasanya ada urutan yang juga mengandung
makna tersendiri. Biasanya dimulai dengan menancapkan yang di tengah, kemudian
sebelah kanan baru kemudian sebelah kiri. Dupa tengah mempunyai arti bersujud pada
Buddha, dupa kanan bersujud pada Dharma(ajaran Buddha) dan dupa kiri bermakna
bersujud pada Bhiksu.
Makna dan Kegunaan

Makna Membakar Dupa / Hio


Membakar dupa/hio mangandung makna :
- Jalan Suci itu berasal dari kesatuan hatiku.
- Hatiku dibawa melalui keharuman dupa.
- Menenteramkan pikiran, memudahkan konsentrasi, meditasi. (seperti aroma therapy
pada jaman sekarang)
- Mengusir hawa atau hal-hal yang bersifat jahat.
- Mengukur waktu : terutama pada jaman dahulu, sebelum ada lonceng atau jam. (seperti
pada saat duel di film-film kungfu)

Macam dan Arti Warna Dupa / Hio


1. Dupa yang bergagang Hijau
Gunanya khusus untuk bersembahyang di depan jenasah keluarga sendiri atau dalam masa
perkabungan.
2. Dupa yang bergagang Merah
Gunanya untuk bersembahyang pada umumnya. (contoh : ke altar Tuhan, altar Nabi, para
suci, dan leluhur)
3. Dupa yang tidak bergagang, berbentuk piramida, bubukan dsb-nya
Gunanya untuk menenteramkan pikiran, mengheningkan cipta, mengusir hawa jahat;
dinyalakan pada tempat dupa –> tidak sama dengan tempat menancapkan dupa.
4. Dupa yang berbentuk spiral, seperti obat nyamuk.
Hanya untuk bau-bauan.
5. Dupa besar bergagang panjang
Gunanya khusus untuk upacara sembahyang besar.
6. Dupa tanpa gagang
Berbentuk panjang lurus, dibakar pada kedua ujungnya. Gunanya untuk bersembahyang kepada Tuhan
atau untuk dipasang pada Swan Lo (Xuan Lu). Bisa juga lagi dalam masalah gawat sekali, urgent
memohon pertolongan sang Dewa dengan segera.

Ketentuan Jumlah/Penggunaan Dupa

1. Dupa yang bergagang Hijau


# 2batang : digunakan untuk menghormat jenasah keluarga sendiri atau kehadapan
altarnya yang masih belum melampaui masa berkabung atau sembahyang. Boleh juga
dipakai satu batang saja.
2. Dupa yang bergagang Merah
# 1 batang : dapat digunakan untuk segala upacara sembahyang; bermakna
memusatkan pikiran untuk sungguh-sungguh bersujud.
# 2 batang : untuk menghormat kepada arwah orang tua/yang meninggalnya telah
melampaui 2 x 360 hari.
# 3 batang : untuk bersembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa/Nabi/Para Suci.
# 4 batang : sama makna dengan 2 batang.
# 5 batang : untuk menghormat arwah umum, umpamanya pada sembahyang imlek.
Mengandung makna melaksanakan Lima Kebajikan atau sembahyang Thu thi kung
(hok tek ceng sin).
# 8 batang : sama guna dengan 2 batang, khusus untuk upacara kehadapan jenasah oleh
Pimpinan Upacara dari Majelis Agama. Mengandung makna Delapan Kebajikan.
# 9 batang : untuk bersembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa/Nabi/Para Suci.
# 1 pak : Boleh sebagai pengganti 9 batang atau 1 batang; ini kurang/tidak perlu.

Pratima Buddha Maitreya yang tampak di zaman sekarang adalah wujud dari
Bhiksu Berkantong. SenyumanNya yang memenuhi wajah, daun telinga yang
terkulai ke bawah, perut yang bulat besar, leher dan dada yang lebar, tangan
menggengam kantong, sikapNya yang lugu, polos dan jujur.

Setiap orang ketika menatapNya akan timbul rasa suka yang mendalam.
Pada umumnya Beliau dipanggil dengan sebutan Buddha Tawaria (Laughing
Buddha) dan Buddha Bahagia (Happy Buddha). Bahkan banyak yang
menjadikan Buddha Maitreya sebagai symbol rezeki sehingga menyebutNya
Buddha Keberuntungan (Lucky Buddha).

Wajah Tersenyum Kasih - Wajah senyum Buddha Maitreya penuh dengan


kasih sayang. Baik tua-muda, pria-wanita, atau agama dan bangsa apapun
akan ikut tersenyum secara spontan ketika memandang pratima Buddha
Maitreya tersebut. Semua makhluk berbahagia!

Daun Telinga Panjang - Buddha Maitreya maha penyayang, mampu


memahami dan menghayati semua bahasa, bahkan diriNya dimarahi dan
dicerca, Beliau tidak pernah marah.

Perut yang Besar dan Bulat - Buddha Maitreya maha pengasih,


menampung segala masalah dunia. Buddha Maitreya senantiasa memaklumi
semua golongan manusia tanpa diskriminasi.
Dada yang Lapang - melambangkan jiwa polos, tulus dan jujur Buddha
Maitreya Dalam hatiNya, semua makhluk sama rata dan tiada diskriminasi.

Kantong Maitreya - melambangkan Maha Kasih dan Dharma Agung Buddha


Maitreya yang tiada tara. KantongNya mampu menampung segala pusaka di
jagat raya, mampu membawa kebahagiaan dan masa depan yang gemilang
bagi umat manusia, serta mengakhiri kekacauan dunia.

Penampilan Yang Polos - Tampaknya polos lugu, sebenarnya merupakan


cinta kasih dan kearifan Buddha Maitreya yang tak terhingga. Lugu polos
merupakan metode terbaik untuk mengatasi berbagai masalah, pertikaian,
perdebatan dan perbedaan. Dengan Maha KasihNya, Beliau berperilaku
seperti orang lugu. Buddha Maitreya menyebut diriNya Buddha Lugu. Buddha
Maitreya dengan sikap yang tidak membeda-bedakan, tidak bertikai dan
menuntut, berusaha sepenuh hati membantu orang lain meraih keberhasilan
tanpa pamrih. Beliau tidak hanya menyelesaikan segala pertikaian umat
manusia, tetapi Beliau juga menuntun umat manusia memancarkan
kecemerlangan hati nuraninya, mewujudkan dunia sukawati di muka bumi ini.
Ikrar Agung Buddha Maitreya

Ikrar Agung Buddha Maitreya adalah:


Merubah dunia yang penuh kekacauan menjadi Dunia Masyarakat Madani.
Merubah dunia yang penuh kekotoran menjadi Bumi Suci.
Merubah dunia yang penuh kejahatan dan diskriminasi menjadi Dunia
Nirwana.

Buddha Maitreya telah menegakkan Ikrar AgungNya sejak berjuta-juta


kehidupan terdahulu. Beliau membina dengan hati kasih dan mengamalkan
perilaku kasih di setiap kelahiranNya. KasihNya yang tiada tara bukan hanya
tertuju kepada manusia, namun juga kepada segala makluk, segala
kehidupan, bahkan langit, bumi, beserta segenap isinya.

Buddha Maitreya sangat mencintai dunia ini. Mencintai semua insan manusia.
Mencintai makhluk yang beterbangan di angkasa, hewan yang berlarian dan
merayap di daratan dan binatang yang hidup dalam lautan. Mencintai segala
kehidupan di bumi ini hingga sebutir pasir dan sebongkah batu. Buddha
Maitreya menghormati langit dan bumi sebagai orang tuaNya. Segala
makhluk hidup sejiwa denganNya. Mencintai semua bangsa hewan sebagai
saudaraNya. Beliau berikrar untuk membawakan sukacita kepada langit,
bumi, manusia dan segala makhluk di muka bumi ini! Beliau berikrar
mewujudkan Bumi Suci dan Taman Sukacita Alam Raya di dunia ini,
sehingga langit, bumi, manusia dan segala makhluk hidup abadi, damai,
sentosa dan bahagia. Terbebas dari segala malapetaka dan bencana.

Buddha Maitreya dengan kasihNya yang tiada tara bertekad menolong umat
manusia menuntaskan penderitaan hidup. Buddha Maitreya bertekad
mewujudkan Bumi Suci dan Taman Sukacita Alam Raya yang paling damai,
maju, makmur, kuat, bahagia, sejahtera, ceria, harmonis, gembira, sempurna,
sukacita, cemerlang, bebas leluasa, serba berkecukupan, tiada kilesa dan
penderitaan serta tiada bencana di dunia.

Buddha Maitreya berikrar menciptakan keharmonisan antarnegara dan


sesama manusia. Melampaui batas kewarganegaraan, suku bangsa, warna
kulit, agama dan religi. Melenyapkan perbedaan kaya-miskin, hina-mulia,
cerdas-bodoh, cantik-jelek. Dunia menjadi SATU KELUARGA!

Pratima Buddha Maitreya yang tampak di zaman sekarang adalah wujud dari
Bhiksu Berkantong. SenyumanNya yang memenuhi wajah, daun telinga yang
terkulai ke bawah, perut yang bulat besar, leher dan dada yang lebar, tangan
menggengam kantong, sikapNya yang lugu, polos dan jujur.

Setiap orang ketika menatapNya akan timbul rasa suka yang mendalam.
Pada umumnya Beliau dipanggil dengan sebutan Buddha Tawaria (Laughing
Buddha) dan Buddha Bahagia (Happy Buddha). Bahkan banyak yang
menjadikan Buddha Maitreya sebagai symbol rezeki sehingga menyebutNya
Buddha Keberuntungan (Lucky Buddha).

Wajah Tersenyum Kasih - Wajah senyum Buddha Maitreya penuh dengan


kasih sayang. Baik tua-muda, pria-wanita, atau agama dan bangsa apapun
akan ikut tersenyum secara spontan ketika memandang pratima Buddha
Maitreya tersebut. Semua makhluk berbahagia!

Daun Telinga Panjang - Buddha Maitreya maha penyayang, mampu


memahami dan menghayati semua bahasa, bahkan diriNya dimarahi dan
dicerca, Beliau tidak pernah marah.

Perut yang Besar dan Bulat - Buddha Maitreya maha pengasih,


menampung segala masalah dunia. Buddha Maitreya senantiasa memaklumi
semua golongan manusia tanpa diskriminasi.

Dada yang Lapang - melambangkan jiwa polos, tulus dan jujur Buddha
Maitreya Dalam hatiNya, semua makhluk sama rata dan tiada diskriminasi.

Kantong Maitreya - melambangkan Maha Kasih dan Dharma Agung Buddha


Maitreya yang tiada tara. KantongNya mampu menampung segala pusaka di
jagat raya, mampu membawa kebahagiaan dan masa depan yang gemilang
bagi umat manusia, serta mengakhiri kekacauan dunia.

Penampilan Yang Polos - Tampaknya polos lugu, sebenarnya merupakan


cinta kasih dan kearifan Buddha Maitreya yang tak terhingga. Lugu polos
merupakan metode terbaik untuk mengatasi berbagai masalah, pertikaian,
perdebatan dan perbedaan. Dengan Maha KasihNya, Beliau berperilaku
seperti orang lugu. Buddha Maitreya menyebut diriNya Buddha Lugu. Buddha
Maitreya dengan sikap yang tidak membeda-bedakan, tidak bertikai dan
menuntut, berusaha sepenuh hati membantu orang lain meraih keberhasilan
tanpa pamrih. Beliau tidak hanya menyelesaikan segala pertikaian umat
manusia, tetapi Beliau juga menuntun umat manusia memancarkan
kecemerlangan hati nuraninya, mewujudkan dunia sukawati di muka bumi ini.
Ikrar Agung Buddha Maitreya

Ikrar Agung Buddha Maitreya adalah:


Merubah dunia yang penuh kekacauan menjadi Dunia Masyarakat Madani.
Merubah dunia yang penuh kekotoran menjadi Bumi Suci.
Merubah dunia yang penuh kejahatan dan diskriminasi menjadi Dunia
Nirwana.

Buddha Maitreya telah menegakkan Ikrar AgungNya sejak berjuta-juta


kehidupan terdahulu. Beliau membina dengan hati kasih dan mengamalkan
perilaku kasih di setiap kelahiranNya. KasihNya yang tiada tara bukan hanya
tertuju kepada manusia, namun juga kepada segala makluk, segala
kehidupan, bahkan langit, bumi, beserta segenap isinya.

Buddha Maitreya sangat mencintai dunia ini. Mencintai semua insan manusia.
Mencintai makhluk yang beterbangan di angkasa, hewan yang berlarian dan
merayap di daratan dan binatang yang hidup dalam lautan. Mencintai segala
kehidupan di bumi ini hingga sebutir pasir dan sebongkah batu. Buddha
Maitreya menghormati langit dan bumi sebagai orang tuaNya. Segala
makhluk hidup sejiwa denganNya. Mencintai semua bangsa hewan sebagai
saudaraNya. Beliau berikrar untuk membawakan sukacita kepada langit,
bumi, manusia dan segala makhluk di muka bumi ini! Beliau berikrar
mewujudkan Bumi Suci dan Taman Sukacita Alam Raya di dunia ini,
sehingga langit, bumi, manusia dan segala makhluk hidup abadi, damai,
sentosa dan bahagia. Terbebas dari segala malapetaka dan bencana.

Buddha Maitreya dengan kasihNya yang tiada tara bertekad menolong umat
manusia menuntaskan penderitaan hidup. Buddha Maitreya bertekad
mewujudkan Bumi Suci dan Taman Sukacita Alam Raya yang paling damai,
maju, makmur, kuat, bahagia, sejahtera, ceria, harmonis, gembira, sempurna,
sukacita, cemerlang, bebas leluasa, serba berkecukupan, tiada kilesa dan
penderitaan serta tiada bencana di dunia.

Buddha Maitreya berikrar menciptakan keharmonisan antarnegara dan


sesama manusia. Melampaui batas kewarganegaraan, suku bangsa, warna
kulit, agama dan religi.

Anda mungkin juga menyukai