Anda di halaman 1dari 128

TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.

01
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Halaman : 1/6
(RESERVES) Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Pengertian Dan Klasifikasi Cadangan
(Reserves)

PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI CADANGAN (RESERVES)

1. PENGERTIAN CADANGAN (RESERVES)


Cadangan (reserves) adalah perkiraan volume minyak, kondensat, gas alam, natural gas liquids dan
substansi lain yang berkaitan yang secara komersial dapat diambil dari jumlah yang terakumulasi di
reservoir dengan metode operasi yang ada dengan kondisi ekonomi dan atas dasar regulasi
pemerintah saat itu. Perkiraan cadangan didasarkan atas interpretasi data geologi dan/atau
engineering yang tersedia pada saat itu.

Cadangan biasanya direvisi begitu reservoir diproduksikan seiring bertambahnya data geologi
dan/atau engineering yang diperoleh atau karena perubahan kondisi ekonomi.

Perhitungan cadangan melibatkan ketidakpastian yang tingkatnya sangat tergantung pada tersedianya
jumlah data geologi dan engineering yang dapat dipercaya. Atas dasar ketersediaan data tersebut
maka cadangan digolongkan menjadi dua, yaitu proved reserves dan unproved reserves. Unproved
reserves memiliki tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari proved reserved dan digolongkan
menjadi probable atau possible.

2. PROVED RESERVES
Proved reserves dapat diperkirakan dengan cukup teliti untuk dapat diambil atas dasar kondisi
ekonomi saat itu (current economic conditions). Kondisi ekonomi tersebut termasuk harga dan biaya
pada saat dilakukan perkiraan (perhitungan) reserves. Proved reserves digolongkan menjadi
developed atau undeveloped.

Pada umumnya reserves disebut proved jika kemampuan produksi reservoir secara komersial
didukung oleh uji produksi (production test) atau uji lapisan (formation test). Terminologi proved
merujuk pada volume reserves dan tidak pada produktifitas sumur atau reservoir semata. Pada kasus-
kasus tertentu, proved reserves mungkin dapat dihitung berdasarkan analisa data log dan/atau data
core yang menunjukkan bahwa kandungan reservoir adalah hidrokarbon dan memiliki kesamaan
dengan reservoir di daerah yang sama yang sedang diproduksi, atau telah dibuktikan dapat diproduksi

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.01
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Halaman : 2/6
(RESERVES) Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Pengertian Dan Klasifikasi Cadangan
(Reserves)

saat dilakukan uji lapisan (formation test).

Luas reservoir yang dapat dikatakan proved meliputi (1) daerah yang dibatasi oleh sumur delineasi
dan dibatasi oleh garis kontak fluida (fluid contacts), jika ada, dan (2) daerah yang belum dibor yang
diyakini produktif secara komersial atas dasar data geologi dan engineering yang tersedia. Jika tidak
ada fluid contacts, batas dari proved reserves adalah struktur yang telah diketahui mengandung
hidrokarbon terkecuali jika ada data engineering dan kinerja reservoir yang cukup definitif.

Dikatakan proved reserves jika memiliki fasilitas untuk melakukan proses dan transportasi
hidrokarbon pada saat perkiraan cadangan, atau ada komitmen untuk memasang fasilitas tersebut
nantinya.

Proved undeveloped reserves merujuk pada lokasi yang belum dibor dan memenuhi kriteria berikut :
(1) lokasinya adalah offset dari sumur yang telah terbukti dapat berproduksi secara komersial pada
formasi yang sama,
(2) lokasinya di dalam batas-batas zona produktif yang telah dinyatakan sebagai proved,
(3) lokasinya sesuai dengan regulasi saat itu tentang penetapan well spacing, jika ada, dan
(4) perlu dipastikan bahwa lokasi tersebut akan dikembangkan (diproduksikan).
Di luar empat kriteria tersebut, lokasi yang belum dibor digolongkan proved undeveloped jika
berdasarkan interpretasi data sumur-sumur yang ada menunjukkan bahwa formasi tersebut kontinyu
secara lateral dan mengandung hidrakarbon yang dapat diambil secara komersial.

Reserve yang dapat diproduksikan dengan menggunakan metode atau teknik improved recovery
digolongkan sebagai proved apabila (1) ditunjukkan oleh keberhasilan testing dari proyek
percontohan (pilot project) atau dari produksi atau dari respon tekanan dari metode tersebut yang
dilakukan pada reservoir itu, atau di reservoir yang berdekatan dengan sifat-sifat batuan dan fluida
yang serupa mendukung analisa engineering, dan (2) proyek improved recovery tersebut pasti akan
dilakukan.

Reserves yang akan diambil dengan improved recovery methods yang perlu melalui keberhasilan
serangkaian tes digolongkan sebagai proved hanya (1) setelah produksi yang cukup baik dari

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.01
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Halaman : 3/6
(RESERVES) Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Pengertian Dan Klasifikasi Cadangan
(Reserves)

reservoir itu, baik dari percontohan (representative pilot) maupun dari yang sudah terpasang
(installed program), dan proyek improved recovery tersebut pasti akan dilakukan.

Proved reserves, berdasarkan statusnya, digolongkan menjadi dua yaitu developed dan undeveloped.
Penggolongan status reserve menetapkan status pengembangan dan produksi dari sumur dan/atau
reservoir.

2.1. DEVELOPED
Developed reserves diyakini dapat diambil dari sumur yang ada (termasuk reserves behind pipe).
Improved recovery reserves dikatakan developed hanya setelah peralatan untuk maksud itu
dipasang, atau apabila biaya untuk pengadaan dan pemasangan peralatan tersebut sangat kecil.
Developed reserves terbagi lagi menjadi producing dan nonproducing.

Producing
Producing reserves diperkirakan dapat diambil dari interval perforasi yang terbuka pada saat
perhitungan reserves, dan sedang berproduksi. Improved recovery reserves dianggap producing
hanya setelah beroperasi.

Nonproducing
Producing reserves meliputi shut-in dan behind-pipe reserves. Shut-in reserves diperkirakan
dapat diambil dari interval perforasi yang terbuka pada saat perhitungan reserves, tetapi belum
mulai produksi, atau ditutup karena kondisi pasar atau kondisi sambungan pipa, atau tidak dapat
berproduksi karena alasan mekanik, dan waktu tentang kapan akan dijual masih belum pasti.

Behind-pipe reserves diperkirakan dapat diambil dari zona yang ditembus oleh sumur (behind
casing) yang memerlukan kerja komplesi sebelum dimulai produksi.

2.2. UNDEVELOPED
Undeveloped reserves diperkirakan dapat diambil :
1. dari sumur baru pada daerah yang belum dibor (undrilled acreage),
2. dari memperdalam sumur yang ada sehingga menembus reservoir yang berbeda, atau

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.01
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Halaman : 4/6
(RESERVES) Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Pengertian Dan Klasifikasi Cadangan
(Reserves)

3. jika diperlukan pembiayaan yang relatif besar untuk melakukan (a) komplesi pada sumur yang
ada atau (b) pemasangan fasilitas produksi dan transportasi.

3. UNPROVED RESERVES
Unproved reserve didasarkan pada data geologi dan/atau engineering seperti halnya yang digunakan
untuk menentukan proved reserves; tetapi ketidakpastiannya secara teknik, ekonomi, kontrak dan
regulasi lebih besar.

Perhitungan unproved reserves dapat dibuat untuk perencanaan internal atau evaluasi khusus.
Unproved reserves tidak bisa ditambahkan dalam proved reserves. Unproved reserves dibagi lagi
menjadi dua, yaitu : probable dan possible.

3.1. PROBABLE RESERVES


Probable reserves meliputi :
1. reserve yang diperkirakan menjadi proved jika dilakukan pemboran dimana data subsurface
belum cukup untuk menyatakannya sebagai proved;
2. reserve dalam formasi yang produktif berdasarkan data log tetapi tidak memiliki data core
atau tes lain yang definitive (seperti uji produksi atau uji lapisan) dan tidak serupa dengan
reservoir yang proved atau berproduksi dalam daerah tersebut;
3. penambahan reserves (incremental reserves) karena adanya infill drilling tetapi saat itu belum
disetujui tentang well spacing yang lebih kecil;
4. reserve akibat metode improved recovery yang telah dibuktikan dengan serangkaian tes yang
berhasil selama perencanaan dan persiapan pilot project atau program tersebut, tetapi belum
beroperasi sementara sifat batuan, fluida dan karakteristik reservoir mendukung keberhasilan
aplikasi metode improved recovery secara komersial;
5. reserve dalam daerah suatu formasi yang telah terbukti produktif di daerah lain pada lapangan
yang sama tetapi daerah tersebut dipisahkan oleh patahan dan interpretasi geologi
menunjukkan bahwa daerah itu lebih tinggi dari daerah yang terbukti produktif;
6. reserve karena adanya workover, treatment, retreatment, perubahan peralatan, atau prosedur
mekanik lainnya dimana prosedur tersebut belum terbukti berhasil pada sumur-sumur yang
memiliki sifat dan kelakuan yang sama di reservoir yang sama;

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.01
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Halaman : 5/6
(RESERVES) Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Pengertian Dan Klasifikasi Cadangan
(Reserves)

7. penambahan reserves di proved producing reservoir dimana alternatif interpretasi tentang


kinerja dan data volumetrik mengisyaratkan reserves yang lebih besar dari reserves yang telah
digolongkan sebagai proved.

3.2. POSSIBLE RESERVES


Possible reserves meliputi :
1. reserve yang dibuat dengan ekstrapolasi struktur atau stratigrafi di luar dari daerah yang telah
digolongkan sebagai probable, berdasarkan interpretasi geologi dan geofisik;
2. reserve dalam formasi yang produktif berdasarkan pada data log atau core tetapi produksinya
dibawah produksi yang komersial;
3. penambahan reserves (incremental reserves) karena adanya infill drilling berdasarkan data
yang secara teknik memiliki tingkat ketidakpastian tinggi;
4. reserve akibat metode improved recovery yang telah dibuktikan dengan serangkaian tes yang
berhasil selama perencanaan dan persiapan pilot project atau program tersebut, tetapi belum
beroperasi sementara sifat batuan, fluida dan karakteristik reservoir meragukan keberhasilan
aplikasi metode improved recovery secara komersial;
5. reserve dalam daerah suatu formasi yang telah terbukti produktif di daerah lain pada lapangan
yang sama tetapi daerah tersebut dipisahkan oleh patahan dan interpretasi geologi
menunjukkan bahwa daerah itu lebih rendah dari daerah yang terbukti produktif;

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.01
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Halaman : 6/6
(RESERVES) Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Pengertian Dan Klasifikasi Cadangan
(Reserves)

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Reserves Definition Committee, "SPE MONOGRAPH I - Guidelines For Application of The


Definitions For Oil and Gas Reserves,” The Society of Petroleum Evaluation Engineers,
December 1988.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.01
Halaman : 1/4
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

PENENTUAN ZONA DAN SELANG PERFORASI DITINJAU DARI ASPEK RESERVOIR

Metode Penentuan Net Pay Menggunakan SP Log dan Gamma Ray Log

Metode dasar dan klasik dalam menentukan net pay adalah menggunakan SP log dan/atau gamma ray
log. Menggunakan kriteria normal log untuk menentukan top dan base suatu formasi, atau setidaknya
perubahan tipe batuan dapat diketahui dari SP log atau gamma ray log. Metode penentuan net pay
menggunakan dua log diatas menggunakan asumsi : seluruh batu pasir adalah porous, permeable,
mengandung hidrokarbon, tidak terdapat tar dan bitumen pada batu pasir, dan terdapat partikel shale di
ruang pori. Penentuan net pay dengan menggunakan kedua jenis log di atas memberikan defleksi positif
untuk reservoir dan defleksi negatif untuk non-reservoir.

Metode di atas dapat diterapkan jika stratigrafi reservoir adalah clean sandstone atau sekuen shale yang
sangat porous dan permeable di clean sand. Metode ini selalu digunakan pada langkah awal penentuan
net pay dari suatu reservoir, keputusan kritis dalam metode ini adalah penentuan batuan reservoir dan
batuan non-reservoir.

Metode Penentuan Net Pay Menggunakan Porosity Log, SP Log dan Gamma Ray Log

Metode lain yang lebih rumit adalah menggunakan porosity log yang digabung dengan SP log atau
gamma ray log. Setelah reservoir atau gross sandstone ditentukan dari litologi kemudian ditentukan
batuan yang porous dan permeable.

Seluruh tipe porosity log seperti : sonic, microlog, microlaterolog, density dan caliper dapat digunakan
untuk menentukan net pay sesuai dengan kebutuhan. Setelah porositas dapat ditentukan dengan
menggunakan porosity log, maka dilakukan porosity cut-off, porosity cut-off adalah batas harga porositas
terendah dimana reservoir tidak dapat memproduksi hidrokarbon atau tidak mengandung hidrokarbon.

Dalam melakukan cut-off porositas, maka sensitivitas alat logging yang digunakan harus disebutkan. Jika
porosity log digunakan untuk membuat perkiraan secara kuantitatif dari porositas pada net sand, harga
porositas terendah yang diukur menggunakan log digunakan secara langsung sebagai harga cut-off. Jika

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.01
Halaman : 2/4
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

porosity log digunakan untuk mengevaluasi net pay secara kuantitatif hanya batuan reservoir dengan
porositas lebih besar dari batas terendah yang dihitung sebagai net pay, dengan kata lain jika dari log
menampilkan harga porositas dari suatu interval, maka interval tersebut adalah net pay reservoir.

Metode di atas baik digunakan pada clean porous dan permeable reservoir dengan harga porositas yang
besar. Metode ini memberikan hasil yang bagus pada reservoir sandstone dan limestone yang memiliki
perbedaan porositas yang sangat besar. Metode ini sangat berguna untuk menentukan interval pada
lapisan limestone yang berselang dengan dolomite karena harga porositas pada dolomite lebih besar
dibanding porositas di limestone.

Langkah selanjutnya dalam menentukan net pay adalah menggabung analisa core, porosity log, SP log
dan gamma ray log. Dari penggabungan data tersebut, maka permeabilitas dan saturasi air dapat
digunakan untuk membantu dalam penentuan net pay. Cut-off harga permeabilitas dapat dibuat dan
dikorelasikan dengan porositas cut-off. Sedangkan cut-off saturasi dibangun menggunakan log resistivity
dan analisa core, cut-off saturasi digunakan untuk menentukan total minyak yang terjebak di reservoir.

Parameter lain yang sangat penting dalam penentuan net pay adalah permeabilitas relatif, data ini dapat
diperoleh dari hasil analisa core. Permeabilitas relatif sangat berguna ketika melakukan secondary
recovery. Permeabilitas terhadap udara dari batuan reservoir dengan permeabilitas terhadap air atau
minyak selalu membuat perubahan yanh signifikan dalam penentuan cut-off permeabilitas. Salah satu
faktor utama yang mempengaruhi permeabilitas relatif dari suatu reservoir adalah kehadiran clay.

Jika penentuan net pay bertujuan untuk menginventaris jumlah reservoir, waterflooding dan injeksi gas,
maka metode dan alat yang digunakan untuk menentukan net pay harus lebih beragam untuk
mendapatkan tebal net pay yang terpercaya dan konsekuen dengan volume in-place.

Penentuan Harga Cut-Off

Dari uraian di atas, penentuan harga cut-off untuk mengatasi problem yang muncul selama penentuan net
pay, berbeda dengan penentuan net pay untuk menentukan kandungan hidrokarbon di tempat.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.01
Halaman : 3/4
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Umumnya penentuan harga cut-off untuk porositas dan permeabilitas didasarkan dari penilaian secara
intuitif. Namun penilaian secara intuitif tidak bisa diterapkan untuk sebaran data porositas dan
permeabilitas yang beragam. Sebagai contoh jika suatu reservoir memiliki harga permeabilitas dari 1,000
millidarcy sampai 0.1 millidarcy, maka kita dapat mengambil harga 0.1 millidarcy sebagai harga cut-off.
Contoh lain jika suatu reservoir memiliki beberapa interval dan harga permeabilitas 50 millidarcy, maka
dalam hal ini penentuan net atau non-net pay lebih penting dibanding menggunakan harga permeabilitas
sebagai harga cut-off. Jika pada lapisan 50 millidarcy itu tidak terdapat data-data yang mendukung
tentang keberadaaan hidrokarbon seperti tidak terdapat saturasi gas atau minyak dari hasil analisa core,
oil staining, fluorescence dan tidak ada saturasi minyak dari perhitungan log, maka dapat disimpulkan
bahwa lapisan tersebut tidak termasuk net pay. Hal lain yang dapat digunakan untuk menentukan net pay
adalah DST atau tes produksi, apakah menghasilkan hidrokarbon atau tidak, bila menghasilkan
hidrokarbon, maka harga cut-off dapat digunakan dengan mengambil harga 50 millidarcy sebagai harga
cut-off. Untuk menghitung kandungan hidrokarbon di tempat, maka interval reservoir yang memiliki
permeabilitas 50 millidarcy tetap dimasukkan walaupun minyak atau gas tidak terproduksi, namun
memiliki harga saturasi minyak atau gas.

Proses Penentuan Kedalaman Perforasi


Proses pengambilan keputusan tentang kedalaman/zona perforasi berdasarkan pertimbangan reservoir
ditunjukkan oleh Tabel 1. Dalam tabel tersebut, harga Sw, φ, Rt diperoleh dari data log. Harga
permeabilitas diperoleh dari data core, data tekanan, atau interpretasi log. Sedangkan gas reading dan
cutting show diperoleh selama pemboran.

Tabel 1. Persiapan Data Untuk Menentukan Kedalaman Perforasi

Kedalaman Sw φ k Gas Cutting Rt Separasi Ranking


Reading Show Keputusan

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.01
Halaman : 4/4
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Daftar Pustaka

1. Synder R. H. : “A Review of the Concepts and Methodology of Determining Net Pay,” SPE 3609,
1971.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.02
Halaman : 1/6
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

CARA PEMBUATAN PETA CADANGAN

1. TUJUAN

Membuat peta isopach batuan reservoir yang mengandung hidrokarbon.

2. METODE DAN PERSYARATAN


2.1. METODE
Pembuatan kontur ketebalan lapisan yang mengandung hidrokarbon.

2.2. PERSYARATAN
Tersedia kombinasi log dari sumur yang menembus lapisan, sehingga dapat ditentukan puncak
dan dasar lapisan, ketebalan bersih lapisan dan batas fluida bila ada. Hasil UKL (Uji Kandung
Lapisan) dapat membantu penetapan kedalaman batas-batas fluida.

3. LANGKAH KERJA
1. Siapkan peta lokasi yang menunjukkan titik tembus sumur kedalaman lapisan.
2. Siapkan log sumur yang menembus lapisan yang telah teruji kandungan hidrokarbon secara
positif. Dari analisis log ini diperoleh parameter berikut :
a. Kedalaman puncak dan dasar lapisan dengan batuan γ - Ray dan microlog.
b. Ketebalan bersih lapisan dengan bantuan microlog, ketebalan mana ditentukan dari log yang
menunjukkan seperti positif.
c. Kedalaman batas gas-minyak bila ada dan ketebalan bersih lapisan gas dan minyak dengan
bantuan log FDC, CNL dan Microlog. Batas gas-minyak ditandai oleh bertambah besarnya
hasil rekaman porosity unit CNL (mendekati hasil bacaan FDC) ketika log menembus lapisan
minyak.
d. Kedalaman batas minyak-air, bila ada, dari ketebalan bersih lapisan minyak dan air dengan
bantuan log EFT, CNL, FDC.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.02
Halaman : 2/6
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Catatan :
• Penentuan ketebalan lapisan didasarkan pada ketebalan proyeksi vertikal dari titik tembus ke
lapisan.
• Perlu dilakukan perhitungan tebal lapisan bagi sumur yang menembus lapisan secara miring.
Hasil UKL dapat digunakan sebagai pegangan utama dalam menentukan batas-batas fluida,
kedalaman paling dangkal yang memberikan produksi cairan 100% air (hw) dan yang
memberikan produksi. Cairan 100% minyak (ho) digunakan sebagai parameter penentuan
kedalaman batas minyak-air rata-rata (hwoc).

hwoc = 0.5(ho + hw ) (1)

• Kedudukan alat pada waktu menentukan batas gas-minyak, kalau ada, yang menghasilkan
faktor perbandingan gas minyak sesaat (R) ≈ 10,000 SCF/STB digunakan sebagai pegangan
dalam penentuan kedalaman batas gas-minyak.
3. Siapkan tabulasi data yang berisikan nomor sumur, kedalaman puncak dan dasar lapisan,
ketebalan bersih lapisan yang mengandung minyak, air, gas dan ketebalan total serta kedalaman
batas fluida.

Nomor Kedalaman * Tebal Bersih Kedalaman Batas


Sumur Fluida
Puncak Dasar Gas Minyak Air Total

4. Buat peta kontur puncak lapisan pada kertas transparan (peta # l). Dari peta ini diperoleh kontur
perpotongan batas gas-minyak dan minyak-air, bila ada.
5. Buat peta kontur dasar lapisan pada kertas transparan (peta # 2). Dari peta ini diperoleh kontur
perpotongan batas minyak-air, bila ada.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.02
Halaman : 3/6
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Catatan :
• Bila tidak ada batas fluida, maka lingkupan struktural pembatas keberadaan hidrokarbon yang
paling rendah digunakan sebagai batas terbawah dari reservoir.
• Guna data seismik sebagai pedoman pembuatan peta kontur.
6. Buat peta isopach ketebalan bersih lapisan pada kertas transparan (peta # 3).
7. Ambil kertas transparan dan jiplak kontur perpotongan batas fluida dengan puncak lapisan dari
peta # l beserta kedudukan titik tembus sumur pada puncak lapisan (peta # 4).
8. Jiplak kontur batas fluida dari peta # 2 pada peta # 4.
9. Jiplak peta isopach ketebalan bersih dari peta # 3 ke atas peta # 4. Garis isopach ketebalan bersih
yang terletak di dalam kontur perpotongan batas fluida dengan puncak lapisan sama dengan garis
ketebalan bersih hidrokarbon.
10. Buat garis isopach di antara kedua kontur batas fluida dengan menggunakan kontur perpotongan
batas fluida dengan dasar lapisan sebagai garis ketebalan 0.
Catatan :
• Metode pembuatan metoda isopach di atas berlaku untuk batas minyak-air yang horisontal
atau memiliki kedalaman yang relatif sama.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.02
Halaman : 4/6
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Bankhead, Jr., C. C. : "Processing of Geological and Engineering Data in Multiply Fields for
Evaluation", Petr. Trans, Reprint Series No. 3, SPE-AIME, 1970.
2. Dickey, P. A. : "Petroleum Development Geology", Penn Well Publ. 3rd ed., 1986.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.02
Halaman : 5/6
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

5. DAFTAR SIMBOL

ho = kedalaman sekat terbawah pada saat UKL menghasilkan 100% minyak, ft


hw = kedalaman sekat terbawah pada saat UKL menghasilkan 100 % air, ft
hwoc = kedalaman batas minyak-air, ft
R = faktor perbandingan gas-minyak sesaat, SCF/STB

Singkatan :

FDC = Compensated Density Log


CNL = Compensated Neutron Log
EFT = Electromagnetic Propagation Log

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.02
Halaman : 6/6
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
Penentuan batas reservoir merupakan masalah utama pembuatan isopach cadangan hidrokarbon.
Batas reservoir berupa puncak dan dasar lapisan serta batas fluida, bila ada. Ada dua sumber
informasi yang dapat digunakan untuk menentukan batas-batas fluida, yaitu : log dan uji
kandung lapisan (UKL). Yang terakhir merupakan pegangan utama.

UKL dilakukan bertahap mulai dari bawah lapisan ke atas. Dalam UKL, reservoir minyak yang
berdampingan dengan aquifer, cairan yang diproduksikan berangsur berubah dari 100 % air, air
+ minyak, kemudian 100% minyak. Kedudukan penyekat terbawah pada saat UKL
menghasilkan 100 % minyak (ho) dan pada saat UKL menghasilkan 100 % air (hw) digunakan
sebagai penentuan kedalaman batas minyak air (hwoc) :

hwoc = 0.5(ho + hw )

Batas gas minyak ditentukan pada saat UKL menghasilkan faktor perbandingan gas-minyak
sesaat (R) ≈ 10,000 SCF/STB. Kedudukan penyekat teratas pada saat itu menentukan kedalaman
batas gas-minyak.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 1 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

PERHITUNGAN VOLUME RESERVOIR MENGGUNAKAN PLANIMETER

1. TUJUAN

Menghitung volume batuan reservoir dari peta isopach dan peta kontur dengan planimeter.

2. METODE DAN PERSYARATAN


2.1. METODE
1. Teknik trapesoide dan piramide.
2. Plot kedalaman puncak dan dasar lapisan terhadap luas.

2.2. PERSYARATAN
Tidak ada persyaratan khusus.

3. LANGKAH KERJA
3.1. TEKNIK TRAPESOIDE DAN PIRAMIDE
1. Tentukan kontur yang akan diukur dengan planimeter. Jika bagian kontur terlalu besar,
sehingga tidak dapat diukur dengan planimeter dalam satu kali putaran, maka bagilah bagian
tersebut menjadi beberapa bagian.
2. Ukurlah luas bidang kontur. Jika bidang kontur dibagi menjadi beberapa bagian, ukurlah
luas tiap bagian dan jumlahkan untuk memperoleh luas kontur.
3. Susunlah hasil pengukuran setiap bidang kontur. Paling tipis di atas dan menebal ke bawah.
4. Hitung perbandingan luas suatu bidang dengan luas bidang di atasnya (berdasarkan susunan
di langkah (3), yaitu :
A j +1
Aj
dimana : j = nomor urut sesuai dengan langkah 3
j = 0, untuk susunan teratas

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 2 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

5. Hitung volume batuan di antara dua bidang sebagai berikut :


A j +1
- Apabila > 0.5 , gunakan persamaan trapesoide, yaitu : ∆Vb = 0.5∆h( A j + A j +1 )
Aj

A j +1
- Apabila < 0.5 , gunakan persamaan piramide, yaitu :
Aj

∆h
∆Vb = ( A j + A j +1 + ( A j . A j +1 ) 0.5 )
3
6. Jumlahkan volume batuan yang diperoleh dari langkah 5 untuk memperoleh volume batuan
reservoir.

3.2. BERDASARKAN PLOT ANTARA KEDALAMAN DAN LUAS KONTUR


1. Bagilah bidang kontur kedalaman puncak lapisan menjadi beberapa bagian. Luas masing-
masing bagian harus memadai, sehingga dapat diukur dengan planimeter.
2. Hitunglah luas bagian-bagian setiap bidang dan jumlahkan luas tersebut untuk memperoleh
luas bidang keseluruhan. Cara mengukur luas bidang-bidang tersebut dapat dilihat pada
Lampiran A.
3. Dari langkah 2 diperoleh luas bidang untuk setiap kontur kedalaman. Plot antara luas bidang
ini terhadap kedalaman dengan luas bidang kontur sebagai sumbu absis dan kedalaman
sebagai sumbu ordinat.
4. Ulangi langkah 1 sampai 3 untuk kontur kedalaman dasar lapisan.
5. Pada plot tersebut gambarkan kedalaman batas air-minyak dan batas gas-minyak.
6. Perhitungan volume reservoir dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Bagilah daerah pasir yang mengandung minyak menjadi beberapa selang kedalaman.
b. Tarik garis batas selang.
c. Baca luas kontur kedalaman pada kurva puncak dan dasar lapisan untuk setiap batas
selang kedalaman.
d. Baca luas kontur puncak dasar lapisan pada setiap harga tengah selang kedalaman.
e. Hitung perbedaan luas kontur puncak dan dasar lapisan pada setiap selang dan harga
tengah selang, yaitu :
• pada setiap selang kedalaman :
∆Li = Lpi − Ldi

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 3 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

dimana i = batas selang


• pada setiap selang kedalaman :
∆Li+0.5 = Lpi+0.5 – Ldi+0.5
dimana i = batas selang
f. Hitung volume reservoir pada setiap selang kedalaman dengan menggunakan persamaan :
∆h
∆V = (∆Li + 4∆Li + 0.5 + ∆Li +1 )
6
h = selang interval
g. Volume reservoir keseluruhan adalah :
n
V = ∑ ∆V j
j =1

n = jumlah selang

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 4 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Frick, Thomas C. dan Taylor, R. William : "Petroleum Production Handbook", Volume 2, Society
of Petroleum Engineers of AIME, Dallas - Texas, 1962.
2. Craft, B. C. dan Hawkins, M. F. : "Applied Petroleum Reservoir Engineering", Prentice-Hall Inc.,
Englewood Clifts, N. J., 1959.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 5 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

5. DAFTAR SIMBOL

A = luas bidang kontur


h = selang interval
∆h = selang interval
Ld = luas kontur dasar lapisan
Lp = luas kontur puncak lapisan
∆Vb = volume batuan antara dua bidang kontur

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 6 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

6. LAMPIRAN
6.1. PETUNJUK PEMAKAIAN PLANIMETER
Planimeter dipakai untuk mengukur luas bidang datar yang mempunyai bentuk tidak beraturan,
dimana rumus-rumus geometrinya tidak sederhana lagi.
Planimeter memiliki beberapa model seperti tertera dalam Gambar 1. Roller Planimeter dan
bagian-bagiannya pada Gambar 2. Secara lebih teliti gambar dial ditunjukkan pada Gambar 3
dan 4. Untuk alat lain dapat dipelajari dari buku petunjuk yang menyertainya.

6.1.1. Mencari Faktor Kalibrasi


1. Buat bujur sangkar dengan sisi 4 cm.
2. Lakukan pengukuran luas bidang bujur sangkar tersebut dengan planimeter menurut
butir 6.1.2.
3. Baca angka yang tertera pada alat planimeter, misalnya angka 47. Angka ini sesuai
dengan luas bujur sangkar, yaitu : 16.
4. Letakkan tracing magnifer pada titik awal; kemudian tekan zero setting lever (14)
untuk mengatur harga nol pada dial (16).
5. Mulai dari titik awal telusuri dengan hati-hati garis batas searah jarum jam (terhadap
titik awal) dan selalu meletakkan titik tengah kaca pembesar penelusur pada garis
tersebut.
6. Baca angka yang tertera sesuai dengan petunjuk "cara membaca".
7. Kalikan angka yang diperoleh dengan faktor kalibrasi.

6.1.2. Mengukur Luas Bidang


1. Letakkan kertas yang berisi peta pada suatu bidang datar dan rata. Kertas harus statis
(tidak bergeser).
2. Letakkan planimeter di atas kertas tersebut. Balljointseat (7) kira-kira, di tengah-
tengah gambar, sehingga seluruh batas bidang gambar dapat dijelajahi oleh tracing
magnifier (2) planimeter. Letak planimeter dapat digerakkan sejajar Pole Roller (5),
sehingga peta seluruhnya atau sebagian dari peta dapat terjelajahi.
3. Apabila bidang yang diukur terlalu lebar, maka bidang tersebut harus dibagi secara
merata menjadi beberapa bagian, dimana tiap segmen akan diukur terpisah. Luas
bidang keseluruhan adalah jumlah dari luas segmen-segmennya.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 7 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

4. Tentukan suatu titik (dan beri tanda) pada bidang batas. Titik tersebut dipergunakan
sebagai titik awal proses penelusuran dan juga sebagai titik akhir penelusuran.

6.1.3. Cara Membaca Hasil


1. Dial (16) bernomor 1 sampai 0 (10 angka) menunjukkan jumlah perputaran (10).
2. Measuring wheel bernomor 1 sampai 0 (10 angka) dan setiap nomor menunjukkan
1/10 (sepersepuluh) putaran roda pengukur.
3. Setiap measuring wheel dibagi lagi menjadi 10 garis, sehingga setiap garis
menunjukkan 1/100 (seperseratus) putaran measuring wheel.
4. Vernier menunjukkan 1/1,000 skala measuring wheel.
5. Lakukan pengukuran pada langkah (3) paling sedikit tiga kali. Apabila hasilnya
berdekatan, hitung harga rata-ratanya. Misalkan harga rata-rata tersebut 47.3.
6. Faktor kalibrasi diperoleh dari perbandingan luas sebenarnya (16 cm2) terhadap angka
pembacaan pada pengukuran 47.3. Dengan kata lain faktor kalibrasi skala dial = (16
cm2/47.3) = 0.33826638477 cm2.

6.2. MENGHITUNG VOLUME RESERVOIR TRAPEZOIDE DAN PIRAMIDE


1. Data yang telah tersedia adalah :
• Peta isopach dari suatu reservoir ideal (Gambar 5).
• Hasil pengukuran luas dengan planimeter, Tabel 1 kolom 2.
2. Perhitungan volume reservoir tertera pada Tabel l.

TABEL 1

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 8 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Luas Kontur = Putaran Skala Planimeter × Faktor Kalibrasi


Luas Sebenarnya = Luas Kontur Faktor × Skala
a), b) dan c) dihitung sebagai berikut :
a) ∆V = (5/2) (231 + 154) = 963 ac-ft
b) ∆V = (5/3) (154 + 74 + (154 × 74)0.5) = 558 ac-ft
c) ∆V = (4/3) (74 + 0 (74 × 0)0.5 = (4/3) (74) = 99 ac-ft
6
Volume keseluruhan = ∑ ∆V
i =0
i = 6,713 ac-ft

6.3. PERHITUNGAN VOLUME RESERVOIR BERDASARKAN PLOT ANTARA


KEDALAMAN DAN LUAS KONTUR

Soal dikutip dari : "Petroleum Production Handbook" Vol. II, Frick, Thomas C. dan Taylor, R.
William, hal. 37-8 - 37-9.

1. Data yang tersedia adalah sebagai berikut :

TABEL 2
Kedalaman Luas kontur puncak lapisan Luas kontur dasar lapisan
7250 0 -
7300 24 0
7350 88 42
7400 209 106
7450 378 242
7500 571 409

Batas gas-minyak pada kedalaman : 7,350 ft.


Batas minyak-air pada kedalaman : 7,450 ft.

2. Plot antara luas bidang kontur terhadap kedalaman pada kertas milimeter, Gambar 6.
3. Pada denah tersebut tarik garis batas gas-minyak dan batas air-minyak.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 9 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

4. Tandai daerah yang mengandung minyak saja (bidang arsiran).


5. Volume reservoir dihitung sebagai berikut :
• Gambar volume diagram hanya untuk daerah yang mengandung minyak saja seperti
tercantum pada Gambar 7.
• Bagi denah tersebut menjadi 4 selang dengan tebal 25 ft kemudian tarik garis batas selang.
• Baca luas kontur pada setiap batas selang dan harga tengah selang untuk puncak lapisan
dan dasar lapisan.
• Hitung perbedaan luas kontur antara puncak lapisan dan dasar lapisan pada setiap batas
selang dan harga tengah selang, Tabel 3.
• Volume untuk setiap selang dapat dihitung sebagai berikut :
Selang I :
(25 / 2)
∆V1 = (44 + 4(40) + 74) = 1,158.33 ac-ft
3
Selang II :
(25 / 2)
∆V2 = (74 + 4(89) + 103) = 2,220.83 ac-ft
3
Selang III :
(25 / 2)
∆V3 = (103 + 4(131) + 120) = 3,112.50 ac-ft
3
Selang IV :
(25 / 2)
∆V4 = (120 + 4(128) + 136) = 3,200 ac-ft
3
6. Volume reservoir yang mengandung minyak :
4
V = ∑ ∆Vi
i =1

= (1,158.33 + 2,220.83 + 3,112.50 + 3,200) = 9,691.66 acre-feet

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 10 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

TABEL 3
PERHITUNGAN VOLUME RESERVOIR

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 11 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

6.4. GAMBAR YANG DIGUNAKAN

Gambar 1. JENIS PLANIMETER

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 12 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 13 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Gambar 3. DRUM dan DIAL

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 14 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Gambar 4. DIAL dan ROLLER

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 15 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Gambar 5. PETA ISOPACH DARI SUATU RESERVOIR IDEAL

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 16 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Gambar 6. VOLUME DIAGRAM

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.03
Halaman : 17 / 17
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Gambar 7. VOLUME DIAGRAM

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 1 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

PERHITUNGAN OOIP DAN OGIP

1. TUJUAN

Menentukan pengambilan maksimum (primary ultimate recovery) suatu reservoir minyak atau gas
dengan cara volumetrik yang meliputi perhitungan volume minyak atau gas di tempat (original oil
atau gas in place) dan penentuan faktor perolehan primer (primary recovery factor).

2. METODE DAN PERSYARATAN


2.1. METODE
Perhitungan volume awal minyak atau gas di tempat menggunakan metode volumetrik.
Penentuan faktor perolehan primer menggunakan metode empirik.

2.2. PERSYARATAN
Metode empiris untuk penentuan faktor perolehan ini terutama digunakan untuk reservoir yang
belum diproduksikan atau belum mempunyai data produksi yang memadai.

3. LANGKAH KERJA
3.1. PENENTUAN VOLUME AWAL MINYAK DAN GAS DI TEMPAT
1. Siapkan data penunjang sebagai berikut :
a. Volume batuan reservoir (Vb), ac-ft
b. Porositas rata-rata (φ)
c. Saturasi air awal rata-rata (Swi)
d. Faktor volume formasi awal (Boi, Bgi), bbl/STB dan bbl/SCF

Catatan : − Volume batuan reservoir diperoleh berdasarkan perhitungan pada TR


03.02.01 dan TR 03.02.02.
− Porositas dari data log atau core.
− Porositas dari data log atau core.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 2 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

− Saturasi air awal rata-rata diperoleh dari data log.


− Faktor volume formasi awal (Boi, Bgi) diperoleh dari data PVT lab atau dari
korelasi empirik.

2. Apabila reservoir yang dihitung adalah reservoir minyak, maka volume awal minyak di
tempat (N) dan gas yang terlarut (Gs) ditentukan berdasarkan persamaan berikut ini :
Vbφ (1 − S w )
N = 7,758 (1)
Boi

G s = NRsi (2)

3. Apabila reservoir yang dihitung adalah reservoir gas dan tudung gas (gas cap), maka
volume awal gas di tempat dari reservoir gas bebas (non-associated gas) dan tudung gas
dihitung berdasarkan persamaan (3) :
G = 43,560 Vbφ (1 − S wi ) Ei (3)

dimana :
1
Ei =
B gi

ZT
B gi = 0.02827
P
4. Apabila reservoir yang dihitung adalah reservoir kondensat, maka volume awal total
hidrokarbon di tempat dapat ditentukan berdasarkan data geometri dan petrofisik reservoir
serta data PVT dengan menggunakan persamaan (3). Sedangkan volume awal gas kering di
tempat (Gg) dapat dihitung berdasarkan data hasil uji laju produksi gas kering dan kondensat
:

 RM o 
Gg =  G
 RM o + 132,790γ o 
dimana :
42.43γ o
Mo ∼
1.008 − γ o

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 3 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Volume awal kondensat di tempat (GL) adalah :


Gg
GL =
R
Catatan :
1. Cara penentuan beberapa perubahan bebas (variabel) di atas dapat dilihat pada Pedoman
Kerja bersangkutan.
2. Harga R dihitung berdasarkan laju produksi gas di permukaan yang berasal dari separator
dan tanki serta laju produksi kondensat.

3.2. PENENTUAN FAKTOR PEROLEHAN PRIMER


Metode yang digunakan adalah korelasi empirik dan berguna sebagai perkiraan awal jika
simulasi reservoir secara numerik belum memungkinkan untuk dilakukan.
1. Siapkan data penunjang sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut :
a. Petrofisik : φ, k (Darcy), cf (psi-1), cw (psi-1), Sw
b. Fluida : µo (cp), µw (cp), ρo (gr/cm3), Bo (bbl/STB), Bg (bbl/SCF)
c. Tekanan : Pi (psia), Pb (psia), Pa (psia)
d. Geometri : A (acre)
2. Tentukan jenis daya dorong reservoir (driving mechanism) dari UKL (Uji Kandung Lapisan)
atau log sumur.
3. Hitung faktor perolehan primer dengan menggunakan rumus empirik sesuai dengan daya
dorong yang telah ditentukan. Klasifikasi daya dorong reservoir adalah sebagai berikut :
a. Reservoir Minyak
Daya dorong gas terlarut (depletion, solution gas) :
0.1741
 φ (1 − S wi )   k  P 
E d = 41.815 0.1611 0.0979( S wi ) 0.3722  b  (7)
 Bob   µ ob   Pa 
Daya dorong air :
−0.0422
 φ (1 − S wi )   k µ wi  P 
E w = 54.898 0.0422 0.0770( S wi ) −0.1903  i  (8)
 Boi   µ oi   Pa 

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 4 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Pengurasan karena gravitasi (gravity drainage) :


Faktor perolehan reservoir karena pengaruh gravitasi (Egv) diperoleh dari grafik korelasi,
lihat pada Lampiran 6.3; setelah diketahui harga perkalian modulus penyerapan φd
(drainage modulus) dengan waktu t :
E gv (%) = f (ϕ d t ) (9)

350 k o ρ o sin α
ϕd = (10)
µ o S oi Lφ
A
L = 208.7 (11)
cos α

Catatan :
1. Perhitungan Ed dimulai dari tekanan jenuh Pb (bubble point presure). Bila tekanan
reservoir pada keadaan awal Pi > Pb, maka faktor perolehan mulai dari tekanan Pi
sampai Pb dapat diperkirakan sebesar :
Boi
E db = ce ( Pi − Pb ) × 100 (12)
Bob
co S oi + c w S wi + c f
ce = (13)
(1 − S wi )
( Bob − Boi )
co = (14)
Boi ( Pi − Pb )
Bila tidak ada data cw dan cf, maka gunakan harga perkiraan berikut ini :
c w = 3 × 10 −6 psi -1

c f = 3 × 10 −6 psi -1
2. Faktor perolehan gas yang terlarut (associated gas) minimum sama dengan faktor
perolehan minyak.

b. Reservoir Gas dan Reservoir Kondensat


Reservoir Gas atau Tudung Gas - daya dorong deplesi :
 B gi 
E gd (%) = 1001 −  (15)
 B 
 ga 

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 5 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Reservoir Gas - daya dorong air :


 S gr B gi 
E gw (%) = 100 1 −  (16)
 (1 − S wi ) B ga 
Catatan :
1. Khusus untuk tudung gas berlaku anggapan :
a. Gas yang berasal dari padanya tidak turut terproduksi selama tahap produksi primer
dari minyak.
b. Sebagian gas dari tudung gas akan mendesak minyak bila minyak diproduksikan.
Sebagian dari gas yang telah menempati pori-pori reservoir minyak akan tertinggal
apabila tudung gas ini diproduksikan di kemudian hari.
2. Harga Sgr diperoleh dari data pendesakan gas oleh air dalam core. Bila tidak ada,2)
maka gunakan Sgr = 30 %.

Reservoir kondensat di permukaan EgL dapat dihitung berdasarkan persamaan (17) :


ln Eg = − 20.243 − 0.65314 ln R + 1.3921 ln Pi + 2.7958 ln( o API )

Vbφ (1 − S wi )
+ ln + 13.562 (17)
GL

3.3. PENGAMBILAN MAKSIMUM PRIMER


Pengambilan maksimum primer dihitung berdasarkan persamaan umum berikut ini :

 Faktor Perolehan 
PM = (Volume di tempat ) ×   (18)
 100 

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 6 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Amyx, J. W, dkk. : "Petroleum Reservoir Engineering", Mc.Graw Hill Book Co., New York,
1960.
2. Craft, B. C. dan Hawkins, M. F. : "Applied Petroleum Reservoir", Prentice-Hall Inc., New Jersey,
1959.
3. Dykstra, H. : "The Prediction of Oil Recovery by Gravity Drainage", Trans. AIME (1978), vol.
265.
4. Eaton, B. A. dan Jacoby, R. H. : "A Few Depletion Performance Correlation for Gas Condensate
Reservoir Fluids", AIME Reprint Series No. 3.
5. Frick, T. C. dan Taylor, R. M. : "Petroleum Production Handbook", SPE vol. II, 1962.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 7 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

5. DAFTAR SIMBOL

A = luas daerah penyerapan sumur, acre


Bg = faktor volume gas, bbl/SCF (17.7 psia, 60°F)
Bo = faktor volume minyak, bbl/STB
cf = kompresibilitas formasi, psi-1
cw = kompresibilitas air formasi, psi-1
Ed = faktor perolehan minyak dari daya dorong gas terlarut, %
Edb = faktor perolehan minyak dari Pi sampai Pb, %
Egd = faktor perolehan gas dari reservoir gas atau tudung gas jenis depletion, %
Egi = faktor perolehan kondensat, %
Egv = faktor perolehan minyak dari pengaruh pengurasan gravitasi, %
Egw = faktor perolehan gas dari reservoir gas jenis daya dorong air, %
Ew = faktor perolehan minyak dari jenis daya dorong air, %
G = volume awal gas di tempat, SCF
Gg = volume awal gas kering di tempat, SCF
GL = volume awal kondensat di tempat dalam gas ekivalen, STB
Gs = volume awal gas terlarut di tempat, SCF
k = permeabilitas mutlak, Darcy
ko = permeabilitas efektif minyak, Darcy
L = jarak sumur sejajar dengan kemiringan lapisan, ft
Mo = berat molekul minyak, tidak bersatuan
N = volume awal minyak di tempat, STB
P = tekanan reservoir, psia
R = perbandingan laju produksi gas-minyak, SCF/STB
Rs = faktor kelarutan gas, SCF/STB
Sgr = saturasi gas tersisa, fraksi
So = saturasi minyak, fraksi
Sw = saturasi air, fraksi
T = temperatur reservoir, °R (= °F + 460)
t = waktu produksi, hari
Vb = volume batuan reservoir, ac-ft

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 8 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Z = faktor deviasi gas


α = sudut kemiringan formasi, derajat
φ = porositas, fraksi
γo = specific gravity minyak, fraksi (SG air = 1.0)
ρo = berat jenis minyak, gram/cm3
ϕ = modulus penyerapan
µo = viskositas minyak, cp
µw = viskositas air, cp

Subskrip :
a = pada waktu ditinggalkan
b = pada tekanan jenuh
i = keadaan awal
o = minyak
g = gas
w = air

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 9 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
Perhitungan pengambilan maksimum suatu reservoir berdasarkan metode volumetrik
membutuhkan perkiraan awal empat kelompok data :
1. petrofisik
2. fluida
3. tekanan reservoir
4. geometri
Dari keempat kelompok data itu diperoleh peubah bebas untuk menghitung volume awal minyak
atau gas di tempat serta faktor perolehan.
Faktor perolehan tersebut ditentukan berdasarkan persamaan empirik dan grafik korelasi sebagai
hasil dari kajian ulah reservoir (reservoir performance) yang sejenis atau hasil pengamatan di
laboratorium. Perhitungan faktor perolehan suatu reservoir tergantung jenis hidrokarbon, gas,
kondensat atau minyak dan jenis daya dorong reservoir.

6.2. CONTOH PERHITUNGAN


6.2.1. Perhitungan Pengambilan Maksimum Reservoir Gas Kering
(1) Reservoir gas jenis deplesi
Suatu reservoir gas kering memiliki data berikut ini :
Vb = 40,000 ac-ft
φ = 0.22
Swi = 0.23
P Bg
(psi) (bbl/SCF)
Pi = 2,500 0.006667
500 0.036232

(a) Volume awal gas di tempat adalah :


Vbφ (1 − S wi )
G = 43,560 SCF
B gi

(40,000)(0.22)(1 − 0.23)
= 43,560
0.006667
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 10 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

= 4.43 × 1010 SCF


(b) Faktor perolehan gas sampai tekanan Ps = 500 psia adalah :
 B gi 
E gd = 1001 − %
 B 
 ga 

 0.006667 
= 1001 − 
 0.036232 
= 81.6 %
(c) Pengambilan maksimum gas :
E gd
G = 4.43 × 1010 (0.816)
100
= 3.61 × 1010 SCF

(2) Reservoir gas dengan daya dorong air


(a) Penentuan volume awal gas di tempat adalah sama seperti pada contoh minyak.
Bila diketahui data petrofisik, PVT dan geometri reservoir seperti berikut :
Vb = 21,000 ac-ft
φ = 0.172
Swi = 0.25

P Bg
(psia) (bbl/SCF)
Pi = 3,200 0.005262
2,500 0.006667

Maka, harga G adalah :


(21,000)(0.72)(1 − 0.25)
G = 43,560 SCF
0.005262
= 2.24 × 1010 SCF

(b) Faktor perolehan gas Egw dipengaruhi harga saturasi gas tersisa Sgr dan tekanan
akhir Pa. Dalam contoh di atas, tekanan Pa = 2500 psia mengingat daya dorong air

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 11 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

sangat kuat dan harga Sgr tidak diketahui. Untuk kasus seperti itu gunakan harga Sgr
= 0.30.
 S gr B gi 
E gr = 1001 −  %
 1 − S wi B ga 
 0.3 0.005262 
= 1001 − 
 1 − 0.25 0.006667 
= 68.4 %

(c) Pengambilan maksimum gas adalah :


E gw
=G SCF
100
= 2.24 × 1010 (0.684) SCF

= 1.53 × 1010 SCF

(3) Reservoir gas jenis tudung gas


Produksi gas yang berasal dari tudung gas primer dipengaruhi oleh saat berakhirnya
produksi primer reservoir minyak yang terletak di bawahnya. Selama produksi minyak
berlangsung, gas dari tudung gas akan mengembang dan mendesak minyak. Hanya
sebagian gas yang terletak dalam zone minyak ini dapat diperoleh kembali bila tudung
gas ini diproduksikan di kemudian hari. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
hanya (1 – x) dari volume gas di tempat pada kondisi awal yang dapat diproduksikan
secara depletion. Harga perkiraan terbaik dari x adalah 0.15.
Berikut ini contoh perhitungan cadangan gas dari tudung gas.
Diketahui data sebagai berikut :
a. Volume awal gas dari tudung gas (G) :
G = 1 × 1010 SCF

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 12 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

b. Data PVT :
P Bg
(psia) (bbl/SCF)

Pi = 3,250 0.005319

2,500 0.006667

500 0.036232

P = 2,500 psia adalah tekanan pada saat tudung gas mulai diproduksikan dan P =
500 psia adalah tekanan pada saat akhir tudung gas diproduksikan.
Pengambilan maksimum gas adalah :

 E gd 
= (1 − x)G 
 100 
 0.005319 
= (1 − 0.15)(1 × 1010 )1 − 
 0.036232 
= 7.25 × 109 SCF

6.2.2. Perhitungan Pengambilan Maksimum Reservoir Minyak


(1) Reservoir minyak dengan daya dorong gas terlarut.
Sebagai contoh digunakan suatu reservoir minyak tidak jenuh (under saturated
reservoir) dimana data geometri reservoir, petrofisik dan PVT adalah sebagai berikut :
Volume batuan (Vb) = 15,000 ac-ft
Porositas (φ) = 0.174
Saturasi air (Swi) = 0.34
Faktor kelarutan gas awal (Rsi) = 1,000 SCF/STB
Permeabilitas absolut (k) = 0.020 Darcy

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 13 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

P Bo
(psia) (bbl/STB)

Pi = 3,500 1.333

Pb = 2,500 1.355

Tidak diperoleh data cw dan cf.

(a) Perhitungan volume awal minyak di tempat (N) menggunakan persamaan sebagai
berikut :
Vbφ (1 − S wi )
N = 7,758 STB
Boi
(15,000)(0.174)(1 − 0.34)
= 7,758
1.333
= 10.03 × 106 STB

(b) Volume awal gas di tempat (Gs) dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
G s = NRsi SCF

= 10.03 × 10 6 (1,000)
= 10.03 × 109 SCF

(c) Perhitungan faktor perolehan untuk reservoir yang tidak jenuh dibagi atas dua
bagian, yaitu dari tekanan Pi sampai Pb dan dari Pb sampai Pa.
Faktor perolehan dari Pi sampai Pb dihitung dengan runtunan perhitungan seperti di
bawah ini.
1. Hitung co :
( Bob − Boi )
co = psi-1
Boi ( Pi − Pb )
(1.355 − 1.333)
=
1.333(3,500 − 2,400)
= 15 × 10 −6 psi-1

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 14 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

2. Hitung ce.
Mengingat data cw dan cf tidak diketahui, maka gunakan harga perkiraan :
c w = 3 × 10 −6 psi-1

c f = 3 × 10 −6 psi-1

co S oi + c w S wi + c f
ce =
(1 − S wi )
15(1 − 0.34) + 3(0.34) + 3
= × 10 −6
(1 − 0.34)
= 21.1 × 10-6 psi-1

3. Hitung Edb :
Boi
E db = ce ( Pi − Pb )
Bob
1.333
= (21.1 × 10 −6 )(3,500 − 2,400) × 100
1.355
= 2.3 %

Faktor perolehan dari Pb sampai Pa (untuk contoh ini digunakan harga 500 psia) :
0.1611 0.0979 0.1741
φ (1 − S wi )   k   Pb 
E d = 41.815    ( S wi ) 0.3722
 
 Bob   µ bo   Pa 

 0.174(1 − 0.34) 
0.611 0.0979
 0.020 
= 41.815   
 1.355  0.5 
0.1741
 2,400 
× (0.34) 0.3722
 
 500 
= 18 %

(d) Pengambilan maksimum minyak :

 E + Ed 
= N  db  STB
 100 

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 15 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

= 10.03 × 10 6 (0.023 + 0.18)


= 2.04 × 106 STB

(e) Produksi kumulatif gas minimum adalah sebesar :

 E + Ed 
= G s  db 
 100 
= 10.03 × 10 9 (0.023 + 0.18)

= 2.04 × 10 9 SCF

(2) Reservoir minyak dengan daya dorong air


Untuk contoh perhitungan digunakan data geometri reservoir, petrofisik dan PVT
seperti di bawah ini :
Volume batuan (Vb) = 30,000 ac-ft
Porositas (φ) = 0.282
Saturasi (Swi) = 0.35
Permeabilitas absolut (k) = 0.25 Darcy
Faktor kelarutan gas (Rsi) = 500 SCF/STB
Viskositas air (µwi) = 0.54 cp
Viskositas minyak (µoi) = 1.31 cp
Tekanan reservoir awal (Pi) = 1,986 psia
Tekanan reservoir pada waktu ditinggalkan = 800 psia
Faktor volume formasi minyak awal (Boi) = 1.10 bbl/STB

(a) Perhitungan volume awal minyak di tempat :


Vbφ (1 − S wi )
N = 7,758 STB
Boi
(30,000)(0.282)(1 − 0.35)
= 7,758 STB
1.10
= 38.78 × 10 STB
6

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 16 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

(b) Volume awal gas di tempat :


G s = N Rsi
= 38.78 × 10 6 (500)
= 1.94 × 1010 SCF

(c) Faktor perolehan primer adalah :


0.0422 0.0770 −0.2159
 φ (1 − S wi )   k µ wi   Pi 
EW = 54.898    ( S wi ) − 0.1903
 
 B oi   µ oi   Pa 
− 0.2159
 0.282(1 − 0.35) 
0.0422
 0.25 × 0.54 
0.0770
− 0.1903  1,986 
= 54.898    (0.34)  
 1.1   1.31   800 
= 42.9 %
(d) Pengambilan maksimum minyak adalah :

E 
= N  w  STB
 100 
= 38.78 × 10 6 (0.429)
= 16.64 × 10 6 STB
(e) Pengambilan maksimum gas :

E 
= G S  w  SCF
 100 
= 1.94 × 1010 (0.429)
= 0.83 × 1010 SCF

(3) Reservoir minyak karena pengaruh gravitasi


Contoh perhitungan menggunakan grafik korelasi yang menganggap bahwa reservoir
diproduksikan pada laju produksi sama atau lebih kecil dari laju produksi yang
diakibatkan oleh daya gravitasi saja.
Data yang diperlukan adalah :
Volume awal minyak di tempat (N) = 51.4 × 106 STB
Porositas (φ) = 0.226
Saturasi air awal (Swi) = 0.31
Permeabilitas efektif minyak (ko) = 0.3 Darcy

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 17 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Berat jenis minyak pada keadaan awal (Po) = 0.719 gm/cc


Viskositas minyak pada keadaan awal (µo) = 1.05 cp
Spasi sumur, berbentuk bujur sangkar (A) = 7 acre
Kemiringan formasi = 17.5°

Runtunan perhitungan selanjutnya adalah sebagai berikut.


(a) Perhitungan jarak antara sumur yang sejajar dengan kemiringan formasi :

 A 
L = 208.7  
 cosα 
 7 
= 208.7  
 cos 17.5 
= 579 ft

(b) Perhitungan modulus penyerapan (ϕd) :


350 k o ρ o sinα
ϕd =
µ o S oi L φ
350(0.3)(0.719)(sin 17.5)
=
(1.05)(0.69)(579)(0.226)
= 0.239

(c) Perhitungan ϕd × t
Dalam contoh ini digunakan spasi sumur yang kecil dan sebagai perkiraan gunakan
t = 5 tahun sebagai lama waktu produksi :
ϕ d × t = 0.239(5 × 365)
= 436

(d) Penentuan faktor perolehan minyak selama t tahun


Dari grafik pada Gambar 1 diperoleh harga Egv = 57.0 % untuk harga ϕd × t = 436.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 18 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

(e) Pengambilan maksimum minyak adalah :


E gv
=N STB
100
= 51.4 × 10 6 (0.570) = 29.3 × 10 6 STB

6.2.3. Perhitungan Pengambilan Maksimum Reservoir Kondensat


Reservoir kondensat adalah reservoir hidrokarbon yang pada kondisi awalnya berfasa gas;
bila hidrokarbon ini diproduksikan, maka sebagian dari padanya akan berubah menjadi
cairan atau kondensat. Sebagai patokan sederhana, dasar klasifikasi reservoir kondensat
adalah apabila (R) < 100,000 SCF/STB.

(1) Volume awal hidrokarbon dari reservoir kondensat dihitung secara volumetrik sebagai
halnya dengan reservoir gas kering. Sedangkan volume awal ekivalen gas dari
kondensat diperoleh berdasarkan hasil uji produksi di permukaan. Untuk menghitung
harga G diperlukan data volume gas kering (Gg) dan volume kondensat dalam bentuk
gas (GL) :
Volume batuan (Vb) = 50,000 ac-ft
Tekanan reservoir pada kondisi awal (Pi) = 2,740 psia
Porositas (φ) = 0.25
Saturasi air (Swi) = 0.30
Temperatur reservoir (T) = 215 °F
Hasil uji produksi memberikan data di bawah ini :
Laju produksi kondensat (qo) = 242 STB/hari
Laju produksi gas dari separator (qgs) = 3.10 × 106 SCF/hari
Laju produksi gas dari tanki (qgt) = 0.12 × 106 SCF/hari
Massa jenis gas separator (γgs) = 0.650
Massa jenis gas tanki (γgt) = 1.20
Massa jenis kondensat (γo) = 48 °API

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 19 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Langkah perhitungan adalah sebagai berikut :


(a) Penentuan harga R :
q gs + q gt SCF
R=
qo STB
(3.10 + 0.12)10 6
=
242
SCF
= 13,306
STB

(b) Penentuan harga masa jenis kondensat, γo :


141.5
γo =
API + 131.5
o

141.5
=
48 + 131.5
= 0.7883

(c) Penentuan harga berat molekul kondensat, Mo :


44.29 γ o
Mo =
1.03 − γ o
44.29 (0.7883)
=
1.03 − γ o
= 144.5

(d) Perhitungan masa jenis gas rata-rata :


q gs × γ gs + q gt × γ gt
γg =
q gs + q gt
3.10 × 0.650 + 0.12 × 1.20
=
3.10 + 0.12
= 0.670

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 20 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

(e) Penentuan massa jenis dari fluida yang keluar dari sumur :
R γ g + 4,584 γ o
γ wf =
R + 132,800γ o M o
(13,305 × 0.670) + ( 4,584 × 0.7883)
=
13,305 + (132,800 × 0.7883) / 144.5
= 0.893
Berdasarkan harga γwf dapat ditentukan harga Z, dengan menggunakan metode
seperti tercantum pada Pedoman Kerja : Penentuan Parameter Fluida Reservoir
Berdasarkan Metoda Korelasi. Untuk contoh di atas diperoleh harga Z = 0.82.

(f) Penentuan harga Bg :


ZT bbl
B gi = 0.02829
Pi SCF
(0.82)(215 + 460)
= 0.02829
2,740
bbl
= 0.005715
SCF

(g) Volume awal gas di tempat (G) :


Vbφ (1 − S w i )
G = 43,560 SCF
B gi
(50,000)(0.25)(1 − 0.30)
= 43560
0.005715
= 6.67 × 10 10
SCF

(h) Penentuan volume awal gas kering di tempat (Gg) :

 R Mo 
G g =   G
 R M o + 132,790 γ o 
(13,305)(144.5)
= (6.67 × 1010 )
(13,305)(144.5) + (132,790)(0.7883)
= 6.33 × 1010 SCF

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 21 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

(i) Penentuan volume awal kondensat di tempat (GL) :


Gg
GL = STB
R
6.33 × 1010
=
13,305
= 4.76 × 10 6 STB

(2) Pengambilan maksimum kondensat dapat dihitung berdasarkan faktor perolehan


kondensat. Runtutan perhitungan adalah sebagai berikut :
(a) Penentuan faktor perolehan kondensat Egl :

ln E gl = −20.243 − 0.65314 ln R + 1.3921 ln P + 2.7958 ln( o API )


 V φ (1 − S wi ) 
+ ln b  + 13.562
 GL 
= −20.243 − 0.65314 ln(13,305) + 1.3921 ln(2,740) + 2.7958 ln(48)
 (50,000)(0.25)(1 − 0.30) 
+ ln  + 13.562
 4.76 × 10 6 
= 14.3 %

(b) Perhitungan pengambilan maksimum kondensat


E gl
= GL STB
100
= 4.76 × 10 6 × 0.143 = 0.681 × 10 6 STB

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.04
Halaman : 22 / 22
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

6.3. GRAFIK FAKTOR PEROLEHAN MINYAK DARI RESERVOIR BERTENAGA GRAVITY


DRIVE

Gambar 1. Grafik Hubungan Faktor Perolehan (Egv) Minyak dari Reservoir Bertenaga Gravity
Drive Terhadap Ψd+

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.05
Halaman : 1/7
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

SIMULASI MONTE CARLO

1. PENDAHULUAN
Dalam perhitungan cadangan, simulasi Monte Carlo dilakukan untuk mengetahui distribusi dari
hasilnya yang dapat diantisipasi berdasarkan distribusi dari data masukannya. Setiap variabel yang
menjadi data masukan dapat memiliki distribusi dan rentang harga yang berbeda berdasarkan data
yang terkumpul di lapangan.

Sebagai contoh perolehan minyak (BAF—barrel per acre foot) didefinisikan oleh persamaan
7,758φ (1 − S w ) RF
BAF = (1)
Boi
dimana:
φ = porositas, fraksi

Sw = saturasi air, fraksi

Boi = faktor volume formasi minyak awal, rb/stb


RF = faktor perolehan, fraksi

Tentunya jika kita mengetahui atau menentukan dengan pasti harga porositas, saturasi air, faktor
perolehan dan faktor volume formasi minyak awal, harga perolehan minyak akan dapat dihitung.
Bagaimanapun kasus yang ideal seperti tersebut tidak pernah terjadi, tetapi mungkin kita mengetahui
mengetahui rentang harga dari data-data tersebut. Kemudian, pertanyaannya adalah berapa harga
parameter-parameter data tersebut yang akan digunakan dalam perhitungan perolehan minyak?

Sebaiknya seluruh rentang harga dari setiap parameter dipertimbangkan dalam perhitungan. Simulasi
Monte Carlo memungkinkan hal ini untuk dilakukan, yaitu dengan menggunakan distribusi untuk
setiap parameter yang memiliki ketidakpastian atau sumber datanya memiliki rentang ketidaktelitian
yang kemudian menggabungkannya untuk mendapatkan distribusi perolehan minyak yang mungkin
berbeda sama sekali distribusinya dengan distribusi data-data masukannya. Model seperti ini sangat
berguna terutama pada tahap eksplorasi dimana belum banyak sumber data yang dapat diperoleh.
Proses tadi ditampilkan pada Gambar 1.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.05
Halaman : 2/7
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Model 7758φ (1 − S w ) RF
BAF =
Boi

“Professional
Judgements” tentang f(φ) f(Sw) f(Boi) f(RF)
ketidakpastian data
masukan

Hasil simulasi Monte Carlo f(BAF)

Gambar 1. Ilustrasi Hasil Simulasi Monte Carlo

2. PROSES SIMULASI
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan simulasi Monte Carlo adalah sebagai berikut:
a. Mendefinisikan semua variabel
Dalam kasus perhitungan BAF, perlu diidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dan terlibat
dalam perhitungan (dalam hal inim porositas, saturasi air, faktor volume formasi minyak awal,
dan faktor perolehan.
b. Membuat model
Model disini adalah menggambarkan bagaimana hubungan antara keluaran dengan semua
variabel masukannya. Model ini dapat berupa persamaan matematik seperti pada persamaan 1.
c. Penggolongan data masukan
Data masukan digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang memiliki
kepastian/ketelitian tinggi (deterministic) dan kelompok yang bervariasi pada suatu rentang
harga tertentu (probalistic).
d. Mendefinisikan distribusi bilangan acak
Distribusi dari setiap variabel yang probalistic dapat diperoleh dari beberapa nara sumber yang

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.05
Halaman : 3/7
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

ahli dalam bidang yang berhubungan, dari analogi dengan data lapangan terdekat atau memiliki
kesamaan.

e. Melakukan simulasi
Simulasi dilakukan dengan melakukan beberapa kali (100 sampai 1000 kali) sampling terhadap
semua data masukan menggunakan random number (0-1) generator yang dipilih. Hasil keluaran
model berdasarkan data masukan yang dipilih setiap sampling kemudian dicari distribusi, rata-
rata (mean), nilai tengah (median) dan nilai paling mungkin (modulus). Distribusi hasil simulasi
Monte Carlo ditampilkan dalam bentuk pdf (probability density function) dan cdf (cumulative
density function) seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Kurva cdf kemudian diubah menjadi
“Expection Plot” yang kemudian dijadikan dasar dalam menentukan proved, probable dan
possible reserve seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Penentuan proved, probable dan possible
reserve dengan cara ini dikenal dengan penentuan reserve secara probalistik, yang secara
berurutan disebut sebagai P90, P50, dan P10. Pada “Expectation Plot” P90 memiliki arti
kemungkinan diperolehnya nilai di atas nilai P90 adalah sebesar 90%.

Gambar 2. Kurva pdf dan cdf dari Hasil Simulasi Monte Carlo

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.05
Halaman : 4/7
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

Gambar 3. Expectation Plot

3. JENIS-JENIS DISTRIBUSI DATA


Distribusi data dapat berupa normal, log normal, segi empat (uniform) dan segi tiga (triangle). Selain
jenis distribusi yang disebutkan tadi, jenis yang lainnya yang spesifik tergantung distribusi yang
diamati dari hasil pengukuran di lapangan (sesuai dengan histogram yang dibuat). Prosedur
perhitungan sampling pada proses simulasi Monte Carlo akan diberikan untuk distribusi segi empat,
dan segi tiga.

3.1. Distribusi Segi Empat


Perhatikan distribusi segi empat yang ditunjukkan oleh Gambar 4, dimana f(x) adalah fungsi
probabilitas densitas dan x adalah harga data. Sedangkan F(x≤xi) adalah frekuensi kumulatif.
Harga frekuensi kumulatif berkisar antara 0 dan 1. Didalam teori sampling, frekuensi kumulatif
F(x≤xi) ini memiliki pengertian sebagai kemungkinan untuk memperoleh data yang kurang atau
sama dengan xi dalam proses sampling. Jadi untuk mendapatkan sampel data yang kurang atau
sama dengan harga terbesar, kemungkinannya sama dengan satu (1) karena setiap sampling
kondisi tersebut akan selalu terpenuhi. Sedangkan kemungkinan untuk mendapatkan data yang
kurang atau sama dengan harga minimum kemungkinannya mendekati nol.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.05
Halaman : 5/7
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

f(x) F(x=xi)

xL xi xH

1.0

F(x=xi)

0
xL xi xH

Gambar 4. Distribusi segi empat (uniform)

Jika luas yang diarsir pada kurva f(x) terhadap x pada daerah antara xL dan xi adalah F(x≤xi) maka
luas daerah antara xL dan xH pada kurva f(x) terhadap x adalah sama dengan 1, karena F(x≤xH) =
1. Oleh karena itu:
(x H − x L ) f ( x) = 1 (2)
sehingga didapat f(x)
1
f ( x) = (3)
(x H − x L )
Frekuensi kumulatif dihitung berdasarkan persamaan
xi − x L
F ( x ≤ xi ) = f ( xi )( x − x L ) = (4)
xH − xL
Karena F(x≤xi) didapat dari random generator komputer, Rn, maka harga xi yang bersesuaian
dengan Rn adalah:
xi = x L + Rn ( x H − x L ) (5)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.05
Halaman : 6/7
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

3.2. Distribusi Segi Tiga


Contoh dari distribusi segi tiga diberikan oleh Gambar 5 dan 6, dimana xL, xC, dan xH adalah
harga terkecil, harga tengah dan harga terbesar. Untuk harga xi ≤ xC, dengan cara yang serupa,
diperoleh formula sebagai berikut:

xi = x L + (x H − x L )(xC − x L )Rn (6)

Sedangkan untuk harga xi > xC, persamaannya adalah

xi = x H − (x H − x L )( x H − xC )(1 − Rn ) (7)

f(x)

xL xi xC xH

Gambar 5. Distribusi segi tiga: xi ≤ xC.

f(x)

xL xC xi xH

Gambar 6. Distribusi segi tiga: xi > xC.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.02.05
Halaman : 7/7
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Volumetrik

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Newendorp, P. dan Schuyler, J.: “Decision Analysis For Petroleum Exploration”, Planning
Press, 2nd Ed., Aurora, CO, 2000.
2. Cronquist, C.: ”Estimation and Classification of Reserves of Crude Oil, Natural Gas, and
Condensate”, SPE, Richardson, TX, 2001
3. LAPI ITB: “Pembuatan Standarisasi POD (Plan of Development) Pertamina Hulu: Laporan
Akhir”, Bandung, 2003.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 1 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

PENENTUAN CADANGAN MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN METODE


MATERIAL BALANCE

1. TUJUAN
Menggunakan metode Material Balance untuk menentukan besar cadangan hidrokarbon dan kinerja
reservoir.

2. METODE DAN PERSYARATAN


2.1. METODE
Menggunakan persamaan-persamaan Material Balance yang telah diturunkan untuk berbagai
jenis reservoir.

2.2. PERSYARATAN
Terdapat dalam masing-masing bab.

3. LANGKAH KERJA
Siapkan data pendukung sesuai kebutuhan menurut kelompok data berikut :
1. Data Produksi :
a. Produksi kumulatif minyak (Qo)
b. Perbandingan gas-minyak kumulatif (Rp)
c. Produksi kumulatif air (Wp)
d. Produksi kumulatif gas (Gp)

2. Data PVT :
a. Faktor volume formasi minyak (Bo)
b. Faktor volume formasi gas (Bg)
c. Faktor volume formasi air (Bw)
d. Viskositas air (µw)
e. Kompresibilitas minyak (co)
f. Kompresibilitas air (cw)
g. Kompresibilitas gas (cg)
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 2 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

h. Solution gas oil ratio (Rs)


i. Faktor deviasi gas (Z)

3. Data Petrofisik :
a. Porositas batuan ( φ o)
b. Kompresibilitas formasi (cf)
c. Saturasi air awal (Swi)

4. Data Tekanan :
a. Tekanan reservoir awal (Pi)
b. Sejarah tekanan reservoir pada saat produksi (cf)

5. Geometri :
a. Jari-jari reservoir minyak (rr)
b. Jari-jari batas luar aquifer (ra)
c. Perbandingan volume tudung gas dengan minyak (m)

3.1. RESERVOIR GAS VOLUMETRIK


Reservoir hanya terdiri dari gas dan tidak memiliki aquifer. Pada reservoir ini, kompresibilitas
formasi cukup kecil. Metode-metode yang digunakan adalah P/Z dan Havlena-Odeh.
3.1.1. Metode Plot P/Z
1. Siapkan tabulasi data produksi gas (Gp), dan data tekanan (P) sebagai fungsi waktu dan
data PVT (Z) sebagai fungsi dari tekanan.
2. Untuk setiap harga tekanan, P, hitung P/Z.
3. Plot P/Z terhadap kumulatif produksi gas, Gp, pada kertas kartesian dan tarik garis
linear melalui titik-titik (Gp, P/Z)j.
4. Perpotongan antara garis linear pada langkah 3 dengan garis P/Z = 0 adalah harga
initial gas-in-place, G, atau IGIP.
5. Sedangkan perpotongan antara garis linear pada langkah 3 dengan garis (P/Z)
abandonment adalah harga cadangan gas.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 3 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

3.1.2. Metode Havlena-Odeh


1. Siapkan tabulasi data produksi gas (Gp) dan data tekanan (P) sebagai fungsi waktu serta
data PVT (Bg) sebagai fungsi dari tekanan.
2. Untuk setiap harga tekanan, hitung F dan E :
F = G p Bg (1)

E = ( B g − B gi ) (2)

3. Plot F terhadap E, pada kertas kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (E, F)j
dimulai dari titik (0,0).
4. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh dari butir 3, yang harganya sama dengan
initial gas-in-place, G, atau IGIP.

3.2. RESERVOIR GAS TEKANAN ABNORMAL


Reservoir gas dengan tekanan normal memiliki gradien tekanan awal yang berkisar antara 0.43
dan 0.5 psi/ft. Reservoir yang memiliki gradien tekanan yang lebih besar disebut memiliki
tekanan abnormal.

Pada reservoir gas dengan tekanan abnormal gradien tekanan awal dapat mencapai 0.85 psi/ft.
Kompresibilitas formasi bisa mendekati harga kompresibitas gas. Oleh karena itu kompresibilitas
formasi dan kompresibitas air perlu dipertimbangkan dalam perhitungan material balance.

3.2.1. Metode Ramagost dan Farshad


1. Siapkan tabulasi data produksi gas (Gp), dan data tekanan (P) sebagai fungsi waktu serta
data PVT (Z, cw) sebagai fungsi dari tekanan, kompresibilitas formasi (cf), dan saturasi
air awal (Swi)
2. Untuk setiap harga tekanan, P, hitung harga Y dan X :

P   c w S wi + c f  
Y= 1 −   ∆P  (3)
Z   1 − S wi  
X = Gp (4)

3. Plot Y terhadap X pada kertas kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (X, Y)j.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 4 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

4. Perpotongan antara garis linear pada langkah 3 dengan garis Y = 0 adalah harga initial
gas-in-place, G, atau IGIP.
5. Sedangkan perpotongan antara garis linear pada langkah 3 dengan garis Y yang dihitung
pada tekanan abandonment adalah harga cadangan gas.

3.2.2. Metode Roach


1. Siapkan tabulasi data produksi gas (Gp), dan data tekanan (P) sebagai fungsi waktu serta
data PVT (Z, cw) sebagai fungsi dari tekanan, kompresibilitas formasi (cf), dan saturasi
air awal (Swi)
2. Untuk setiap harga tekanan, P, hitung harga Y dan X :
(P / Z )i
−1
(P / Z )
Y= (5)
Pi − P

(P / Z )i
Gp
(P / Z )
X = (6)
Pi − P
3. Plot Y terhadap X pada kertas kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (X, Y)j.
4. Hitung kemiringan garis linear (ml) yang diperoleh dari butir 3, yang harganya sama
dengan inverse dari initial gas-in-place, G, atau IGIP :
G = 1 / ml (7)

5. Sedangkan perpotongan garis linear yang diperoleh dari butir 3 dengan X = 0 harganya

 S wi c w + c f 
sama dengan  .
 1 − S wi 

3.2.3. Metode Havlena-Odeh


1. Siapkan tabulasi data produksi gas (Gp), dan data tekanan (P) sebagai fungsi waktu serta
data PVT (Bg, cw) sebagai fungsi dari tekanan, kompresibilitas formasi (cf), dan saturasi
air awal (Swi)
2. Untuk setiap harga tekanan, hitung F dan E :
F = G p Bg (8)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 5 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

 c w S wi + c f 
E = ( B g − B gi ) + B gi   ∆P (9)
 1 − S wi 
3. Plot F terhadap E, pada kertas kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (E, F)j
dimulai dari titik (0,0).
4. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh dari butir 3, yang harganya sama dengan
initial gas-in-place, G, atau IGIP.

3.3. RESERVOIR GAS DENGAN WATER DRIVE


Daya dorong air berasal dari perembesan air aquifer ke lapisan gas yang berdampingan. Langkah
perhitungan dimulai dengan memilih persamaan perembesan air dengan aliran mantap (steady
state) atau aliran tidak mantap (unsteady state).
t
Aliran mantap : We = K ∫ (P − P )dθ
0
i s (10)

Aliran tidak mantap : We = B ∑ ∆Ps Q(t D ) (11)

3.3.1. Model Perembesan Air Mantap


1. Siapkan tabulasi data produksi (Gp, Wp), dan data tekanan (P) sebagai fungsi waktu serta
data PVT (Bg) sebagai fungsi dari tekanan.
2. Hitung harga integral dari persamaan (10) dengan menggunakan persamaan berikut :
t
  Pj −1 + Pj 
I (t ) = ∫ (Pi − Px )dθ = ∆t j  P0 −   (12)
0   2 
Catatan :
1. Bila tabulasi data dibuat untuk tiap kuartal, maka ∆tj adalah sama besar.
2. ∆tj adalah selang waktu antara tekanan P j −1 dan Pj.

3. Harga tekanan untuk menghitung I(t) diambil pada batas minyak-air pada kondisi
awal (original water-oil contact).
3. Untuk setiap harga t atau P hitung F dan E menggunakan persamaan :
F = G p B g + W p Bw (13)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 6 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

 c w S wc + c f 
E = ( B g − B gi ) + B gi   ∆P (14)
 1 − S wc 
Y = F/E (15)
X = I (t ) / E (16)

4. Plot Y terhadap X pada kertas grafik kartesian dan perhatikan penyebaran titik-titik
tersebut. Bila penyebaran titik menunjukkan kecenderungan hubungan yang linear,
maka pilihan model perembesan air yang mantap sudah tepat. Lanjutkan dengan
langkah berikut 5. Kalau tidak, lanjutkan dengan langkah 7.
5. Tentukan titik potong garis linear dari butir 4 dengan sumbu Y. Harga Y pada titik
potong itu sama dengan initial gas-in-place.
6. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh pada butir 4. Harga kemiringan ini sama
dengn konstanta perembesan air (K) dan besarnya perembesan air dapat dihitung dengan
persamaan :
We (t ) = K × I (t ) (17)

7. Bila plot Y terhadap X tidak menunjukkan kecenderungan hubungan yang linear


gunakan model perembesan air yang tidak mantap.

3.3.2. Model Perembesan Air Tidak Mantap


Penyiapan data produksi, tekanan, dan PVT sama seperti butir 1 (Model Perembesan Air
Mantap). Langkah perhitungan selanjutnya dimulai dengan menentukan harga I(t) :
I (t ) = ∑ ∆PQ(t D ) (18)

1. Untuk setiap selang tekanan hitung harga ∆Pj, dengan menggunakan persamaan berikut
:
∆P1 = 1
2 (P0 − P1 ) (19)

dan untuk j > 1 :


∆Pj = 1
2 (P j −2 − Pj ) (20)

Pembagian selang tekanan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 7 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

Catatan :
Tekanan (P) diukur di batas minyak-air pada kondisi awal (original water-oil
contact).
2. Hitung harga tD untuk setiap harga t dengan menggunakan persamaan :
kt
t D = 0.578 (21)
µ wφ c rr2
Catatan :
a. Perkiraan jari-jari reservoir minyak (rr) berdasarkan kontur batas minyak air pada
peta isopach.
b. Harga kompresibilitas (c) adalah :
c = cw + c f (22)

c. Perkiraan parameter tD seteliti mungkin untuk perkiraan permulaan konstanta


persamaan (21), yaitu :
k
η = 0.578 (23)
µ wφ crr2

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 8 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

3. Perkirakan harga ra/rr. Laju penurunan tekanan reservoir (dP/dt) dapat dijadikan
indikasi ukuran aquifer. Laju penurunan tekanan yang rendah dapat diartikan ukuran
aquifer yang sangat besar.
4. Berdasarkan harga tD dan ra/rr, hitung Q(tD) dengan bantuan Tabel 1. Gunakan
interpolasi kalau harga tD tidak ada pada tabel tersebut.
5. Hitung harga I(tD) berdasarkan persamaan :
I (t ) = ∑ ∆PQ(t D ) (18)

sebagai berikut.

Dari butir 1, 2 dan 3 susun tabulasi :

tD ∆P Q(tD) I(tD)
0 - - -
tD1 ∆P1 Q(tD)1 I(tD)1
tD2 ∆P2 Q(tD)2 I(tD)2
tD3 ∆P3 Q(tD)3 I(tD)3
tD4 ∆P4 Q(tD)4 I(tD)4
. . .
. . .
. . .
tDj ∆Pj Q(tD)j I(tD)j

Harga I(tD) dihitung sesuai dengan persamaan berikut :


I (t D )1 = ∆P1Q(t D )1 (24)

I (t D ) 2 = ∆P1Q(t D ) 2 + ∆P2 Q(t D )1 (25)

I (t D ) 3 = ∆P1Q(t D ) 3 + ∆P2 Q(t D ) 2 + ∆P3 Q(t D )1 (26)

I (t D ) j = ∆P1Q(t D ) j + ∆P2 Q(t D ) j −1 + ∆P3 Q(t D ) j − 2 + ...


+ ∆Pj − 2 Q(t D ) 3 + ∆Pj −1Q(t D ) 2 + ∆Pj Q(t D )1

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 9 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

6. Untuk setiap harga t atau P hitung F dan E menggunakan persamaan :


F = G p B g + W p Bw (13)

 c w S wc + c f 
E = ( B g − B gi ) + B gi   ∆P (14)
 1 − S wc 
Y = F/E (15)
X = I (t ) / E (16)
7. Plot Y terhadap X pada kertas grafik kartesian dan perhatikan penyebaran titik-titik
tersebut. Bila penyebaran titik menunjukkan kecenderungan hubungan yang linear,
maka model perembesan air yang dipilih sudah tepat.
8. Tentukan titik potong garis linear dari butir 7 dengan sumbu Y. Harga Y pada titik
potong itu sama dengan initial gas-in-place.
9. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh pada butir 7. Harga kemiringan ini sama
dengn konstanta perembesan air (B), dan besarnya perembesan air dapat dihitung
dengan persamaan :
We (t ) = B × I (t ) (27)

3.4. RESERVOIR MINYAK BERDAYA DORONG DEPLETION


Reservoir tidak memiliki tudung gas primer, sehingga langkah perhitungan disusun sebagai
berikut :
1. Siapkan tabulasi data produksi gas (Np, Rp), dan data tekanan (P) sebagai fungsi waktu serta
data PVT (Rs, Bg, Bo, cw) sebagai fungsi dari tekanan.
2. Untuk setiap harga tekanan, hitung F dan Eo dan Efw dengan menggunakan persamaan :
[ (
F = N p Bo + R p − Rs B g ) ] (28)

E o = ( Bo − Boi ) + (Rsi − Rs )B g (29)

(c S wi + c f )
E fw = Boi
w
(Pi − P ) (30)
1 − S wi
X = Eo + E fw (31)

Jadi untuk setiap harga tekanan Pj diperoleh Fj, Eoj dan Efwj (Xj).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 10 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

3. Plot F terhadap X, pada kertas grafik kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (X, F)j
dimulai dari titik (0,0).
4. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh dari butir 3, yang harganya sama dengan volume
minyak awal di tempat atau initial oil-in-place (N).

3.5. RESERVOIR MINYAK BERDAYA DORONG AIR


Reservoir tidak memiliki tudung gas primer. Daya dorong air berasal dari perembesan air aquifer
ke lapisan minyak yang berdampingan. Langkah perhitungan dimulai dengan memilih persamaan
perembesan air dengan model aliran mantap (steady state) atau aliran tidak mantap (unsteady
state), yang dibahas pada bagian 3.3.
1. Siapkan tabulasi data produksi gas (Np, Wp, Rp), dan data tekanan (P) sebagai fungsi waktu
untuk selang yang sama, misalnya tiap ¼ tahun (kuartal) serta data PVT (Rs, Bg, Bo, Bw, cw)
sebagai fungsi dari tekanan.
2. Hitung harga I(t) untuk model perembesan air mantap atau model perembesan air tidak mantap
seperti yang telah diuraikan pada bagian 3.3.
3. Untuk setiap harga t atau P hitung F, Eo, dan Efw dengan menggunakan persamaan :
[ (
F = N p Bo + R p − Rs B g + W p Bw ) ] (32)

E o = ( Bo − Boi ) + (Rsi − Rs )B g (33)

(c S wi + c f )
E fw = Boi
w
(Pi − P ) (34)
1 − S wi
F
Y= (35)
Eo + E fw

I (t )
X = (36)
E o + E fw

Catatan :
a. Untuk P > Pb, Rp = Rs = Rsi
b. Untuk P < Pb pengaruh cw dan cf atas perhitungan dapat diabaikan.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 11 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

4. Plot Y terhadap X pada kertas grafik kartesian dan perhatikan penyebaran titik-titik tersebut.
Bila penyebaran titik menunjukkan kecenderungan hubungan yang linear, maka model
perembesan air yang dipilih sudah tepat.
5. Tentukan titik potong garis linear dari butir 4 dengan sumbu Y. Harga Y pada titik potong itu
sama dengan volume minyak awal di tempat (N).
6. Hitung kemiringan garis linear yang diperoleh pada butir 7. Harga kemiringan ini sama dengan
konstanta perembesan air (K untuk model perembesan air mantap dan B untuk model
perembesan air tidak mantap) dan besarnya perembesan air dapat dihitung dengan persamaan
17 atau persamaan 27 :
We (t ) = K × I (t ) (17)

We (t ) = B × I (t ) (27)

3.6. RESERVOIR MINYAK BERDAYA DORONG TUDUNG GAS


Reservoir minyak ini termasuk reservoir jenuh dengan tekanan reservoir awal sama dengan
tekanan jenuh dari hidrokarbon. Dalam pembahasan selanjutnya reservoir ini tidak mengandung
daya dorong air. Langkah perhitungan mengikuti runtutan berikut ini :
1. Siapkan tabulasi data produksi gas (Np, Rp), dan data tekanan (P) sebagai fungsi waktu untuk
selang yang sama, misalnya tiap ¼ tahun (kuartal) serta data PVT (Rs, Bg, Bo) sebagai fungsi
dari tekanan.
2. Untuk setiap harga t atau P, hitung F, Eo, dan Eg dengan menggunakan persamaan :
[ (
F = N p Bo + R p − Rs B g ) ] (28)

E o = ( Bo − Boi ) + (Rsi − Rs )B g (29)

 Bg 
E g = Boi  − 1 (37)
 B gi 
 
Y = F / Eo (38)

X = E g / Eo (39)

3. Plot Y terhadap X pada kertas grafik kartesian dan tarik garis linear melalui titik-titik (X, Y).
4. Titik potong garis linear Y dari butir 3 adalah harga volume minyak awal di tempat (N) dan
kemiringannya adalah m N. Jadi ukuran tudung gas (m) dapat dihitung.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 12 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Craft, B. C. dan Hawkins, M. F. : “Applied Petroleum Engineering”, Prentice-Hall Inc., N. J., 1959.
2. Dake, L. P. : “Fundamentals of Reservoir Engineering”, Elsevier Publ. Co., New York, 1978.
3. Havlena, D. dan Odeh, A. S. : “The Material Balance as an Equation of Straight Line-Part II, Field
Cases”, JPT July 1964, 815-822.
4. Hurst, W. : “Technical Note-The Material Balance Equation”, SPE 4920, 1974.
5. Pletcher, J. L. : “Improvements to Reservoir Material-Balance Methods”, SPE Reservoir Evaluation
& Engineering Journal (February 2002), 49-59.
6. Lee, W. dan Wattenbarger, R. A. : “Gas Reservoir Engineering”, SPE Richardson, Texas, 1996.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 13 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

5. DAFTAR SIMBOL

B = konstanta perembesan air tidak mantap, bbl/psi


Bg = faktor volume formasi gas, bbl/SCF
Bo = faktor volume formasi minyak, bbl/STB
Bw = faktor volume formasi air, bbl/STB
co = kompresibilitas minyak, psi-1
cw = kompresibilitas air, psi-1
cf = kompresibilitas formasi, psi-1
G = volume gas awal di tempat (initial gas-in-place), SCF
Gp = produksi gas kumulatif, SCF
k = permeabilitas, mD
K = konstanta perembesan air mantap, bbl/psi/konstanta
m = perbandingan volume tudung gas terhadap volume zone minyak, fraksi
N = volume minyak awal di tempat (initial oil-in-place), STB
Np = produksi minyak kumulatif, STB
P = tekanan reservoir, psi
Pi = tekanan awal, psi
Q(t) = faktor perembesan, tidak berdimensi
Rp = perbandingan gas-minyak kumulatif, SCF/STB
rr = jari-jari reservoir, ft
ra = jari-jari luar aquifer, ft
Rs = faktor kelarutan gas, SCF/STB
Rsi = faktor kelarutan gas awal, SCF/STB
Sw = saturasi air, fraksi
Swi = saturasi awal air, fraksi
t = waktu sejak reservoir diproduksikan, kuartal
tD = faktor waktu, tidak berdimensi
We = perembesan air kumulatif, bbl
Wp = produksi air kumulatif, STB

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.03
Halaman : 14 / 14
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Material Balance

Huruf Yunani :

φ = porositas, fraksi

µw = viskositas air, cp

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 1 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

METODE DECLINE CURVE

1. TUJUAN
Membuat perkiraan cadangan minyak atau gas berdasarkan kurva penurunan laju produksi (Decline
Curve).

2. METODE DAN PERSYARATAN


2.1. METODE
Memilih penurunan laju produksi yang sesuai dari tiga jenis penurunan :
a. Penurunan Eksponensial, apabila hasil plot log laju produksi terhadap waktu atau plot log laju
produksi terhadap produksi kumulatif cenderung garis lurus.
b. Penurunan Harmonik, hasil plot log laju produksi terhadap produksi kumulatif cenderung
lurus.
c. Penurunan Hiperbolik, apabila hasil plot antara log laju produksi terhadap waktu dan log laju
produksi terhadap produksi kumulatif tidak merupakan garis lurus; tetapi dengan
menggunakan prinsip pergeseran sumbu plot log q terhadap log t cenderung lurus.

2.2. PERSYARATAN
Sejarah produksi harus mencerminkan produktivitas formasi atau karakteristik reservoir tidak
terpengaruh oleh faktor-faktor :
• perubahan kondisi operasi produksi
• kerusakan sumur (damage)
• kegagalan atau kerusakan peralatan dan sebagainya

3. LANGKAH KERJA
3.1. PENURUNAN EKSPONENSIAL q vs Np
1. Siapkan data sebagai berikut :
- Tabel qo terhadap Np atau qg terhadap Gp
- Laju batas ekonomik (qa)
2. Plot qo terhadap Np atau qg terhadap Gp pada kertas grafik kartesian.
3. Buat garis lurus melalui titik-titik data pada butir 2.
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 2 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

4. Harga cadangan (Np atau Gp) dibaca pada ektrapolasi garis lurus sampai qa.

3.2. PENURUNAN EKSPONENSIAL Log q vs Np


1. Siapkan data sebagai berikut :
- Tabel qg terhadap t atau qo terhadap t
- Laju batas ekonomik (qa)
2. Plot qg atau qo terhadap t pada kertas grafik semilog dengan qg atau qo pada skala log.
3. Buat garis lurus melalui titik-titik data pada butir 2.
4. Hitung harga D dari persamaan :
q1 = qi e − Dt (1)

dimana q1 dan qi dibaca pada garis lurus yang dibuat.


5. Hitung cadangan dari persamaan :
qi − q a
( N p atau G p ) = (2)
D

3.3. METODE HARMONIK


1. Siapkan data sebagai berikut :
- Tabel qo terhadap Np atau qg terhadap Gp
- Laju batas ekonomik (qa)
2. Plot qo terhadap Np atau qg terhadap Gp pada kertas grafik semilog (q pada skala logaritmik).
3. Buat garis lurus melalui titik-titik data pada butir (2).
4. Harga cadangan (Np atau Gp) dibaca pada ektrapolasi garis lurus sampai qa.

3.4. METODE HIPERBOLIK


3.4.1. Cara Gentry
1. Siapkan data sebagai berikut :
- Tabel qo, Np terhadap t, atau qg, Gp terhadap t.
- Laju batas ekonomik (qa).
2. Plot qo atau qg terhadap t pada kertas semilog (q pada skala log), dan qg atau qo
terhadap Gp atau Np pada kertas semilog (q pada skala log).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 3 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Analisa dengan penurunan hiperbolik berlaku apabila kedua plot di atas tidak
membentuk garis lurus.
3. Tentukan harga b dari Gambar 7 berdasarkan harga qi/q dan ∆Gp/t qi.
qi dan q dibaca pada kurva yang telah diperhalus melalui titik-titik data pada kedua
plot di atas. Atau dapat langsung dibaca pada Tabel dari langkah (1) apabila terbentuk
kurva yang halus melalui data di atas.
4. Tentukan harga Di t dari Gambar 8 berdasarkan harga qi/q dan b.
5. Harga cadangan gas dapat dihitung berdasarkan persamaan :

q1  q a (1−b ) 
Gp = 1 − ( )  (3)
(1 − b) Di  qi 

3.4.2. Cara Pergeseran Sumbu (Shifting)


1. Siapkan data sebagai berikut :
- Tabel qo atau qg terhadap t.
- Laju batas ekonomik (qa).
2. Plot qo atau qg terhadap t pada kertas semilog (q pada skala log). Gambarkan kurva
yang menerus (smooth) melalui titik data tersebut.
3. Pilih dua titik pada kurva, (q1,t1) dan (q2,t2). Kedua titik tersebut dipilih di dekat kedua
ujung kurva.
4. Tentukan titik (q3,t3) dengan rumus :
q3 = (q1 q2)0.5
5. Tentukan besarnya konstanta pergeseran (C) :

t1 t 2 − t 3
2
1
C= = (3)
t1 + t 2 − 2 t 3 b Di
6. Geser data pada kertas grafik log-log dengan menambahkan - C terhadap t.
Plot qo atau qg terhadap (l + b Di t) pada kertas log-log. Tarik garis lurus melalui titik-
titik tersebut.
7. Pilih dua titik pada garis lurus (langkah 6).
8. Tentukan qi, b dan Di dari persamaan :
1
log q = log qi − log(1 + b Di t )
b

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 4 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

9. Hitung cadangan gas dengan persamaan :

qi  q 
(1− b )

Gp = 1 −  a  
(1 − b) Di   qi  

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 5 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Ikoku. Chi U. : "Natural Gas Reservoir Engineering", John Wiley & Sons, 1984.
2. Campbell R.A. : "Mineral Property Economics", Vol. III, JCC, 1978.
3. Gentry, R. W. : "Decline Curve Analysis", JPT, Januari 1972, hal. 38.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 6 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

5. DAFTAR SIMBOL

b = konstanta penurunan hiperbolik


D = laju penurunan hiperbolik (constant percentage decline) per satuan waktu
Di = laju penurunan hiperbolik per satuan waktu
e = 2.7183
G = cadangan gas, SCF
Gp = produksi gas kumulatif
∆Gp = selisih Gp pada waktu tertentu (lihat penurunan hiperbolik)
N = volume minyak awal di tempat, STB
Np = produksi minyak kumulatif, STB
Q = laju produksi (minyak atau gas) pada suatu waktu tertentu, STB/hari atau SCF/hari
qa = laju batas ekonomis (minyak atau gas), STB/hari atau SCF/hari
qi = laju produksi (minyak atau gas) pada saat perhitungan dimulai, STB/hari atau SCF/hari
qg = laju produksi gas, SCF/hari
qo = laju produksi minyak, STB/hari
t = waktu, hari

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 7 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
6.2. CONTOH PERHITUNGAN
6.2.1. Penurunan Eksponensial, qg vs Gp
6.2.2. Penurunan Eksponensial, qg vs t
6.2.3. Penurunan Harmonik, qo vs Np
6.2.4. Penurunan Hiperbolik, qg vs t (Cara Gentry)
6.2.5. Penurunan Hiperbolik, qg vs t (Cara Pergeseran Sumbu)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 8 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS


Peramalan produksi di masa mendatang sangat penting di dalam analisa ekonomi suatu lapangan.
Salah satu cara peramalan yang sering digunakan adalah analisa kurva penurunan produksi
(decline curve analysis).
Penurunan kurva produksi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
1. Laju aliran awal atau laju aliran pada suatu waktu tertentu.
2. Bentuk kurva.
3. Laju (kecepatan) penurunan.
Ketiga faktor di atas merupakan suatu fungsi yang rumit dari parameter reservoir, lubang bor dan
peralatan permukaan.
Pada umumnya kurva penurunan produksi yang digunakan adalah plot laju aliran terhadap waktu
dan laju aliran terhadap produksi kumulatif. Kurva penurunan produksi digunakan dengan
anggapan bahwa sumur atau reservoir berproduksi pada kapasitasnya dan juga sejarah produksi
mencerminkan produktivitas reservoir yang bersangkutan.
Kurva penurunan produksi dibagi tiga jenis :
1. Kurva Eksponensial, apabila plot laju produksi terhadap waktu atau terhadap produksi
kumulatif berupa garis lurus.
Cadangan dapat ditentukan berdasarkan persamaan :
qi − q a
( N atau G ) =
D
2. Penurunan Harmonik, apabila plot log laju produksi terhadap produksi kumulatif berupa garis
lurus.
3. Penurunan Hiperbolik, apabila plot antara log laju produksi terhadap waktu dan log laju
produksi terhadap produksi kumulatif tidak merupakan garis lurus. Dengan menggunakan
prinsip pergeseran sumbu, maka plot log laju produksi terhadap log waktu akan linier.
Cadangan dapat ditentukan berdasarkan persamaan :

qi   q  (1−b ) 
Gp = 1 −  a  
(1 − b) Di   qi  

Bentuk kurva penurunan produksi untuk masing-masing jenis diberikan oleh Gambar 1 dalam
bentuk plot antara laju alir tak berdimensi dan waktu tak berdimensi pada kertas log-log.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 9 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

6.2. CONTOH PERHITUNGAN


6.2.1. Penurunan Eksponensial - q vs Gp
1. Data produksi gas suatu reservoir adalah sebagai berikut :

qg (MMSCF/hari) Gp (MMSCF)
200 10
210 20
190 30
193 60
170 100
155 150
130 190
123 220
115 230
110 240
115 250

qa (laju batas ekonomik) untuk reservoir ini diperkirakan sebesar 40 MMSCF/hari.


Perkirakan cadangan gas.

2. Penyelesaian :
Plot data laju produksi (q) terhadap produksi kumulatif (Gp) seperti terlihat pada Gambar
2. Garis lurus dibuat melalui titik-titik (q, Gp).
Berdasarkan qa = 40 MMSCF/hari, diperoleh G = 410 MMSCF.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 10 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

6.2.2. Penurunan Eksponesial - q vs t


1. Sejarah produksi suatu reservoir gas adalah sebagai berikut :

Waktu qg (MMSCF/bulan)
1-1-82 1000
1-2-82 962
1-3-82 926
1-4-82 890
1-5-82 860
1-6-82 825
1-7-82 795
1-8-82 765
1-9-82 735
1-10-82 710
1-11-82 680
1-12-82 656
1-1-83 631

Perkirakan cadangan gas reservoir tersebut apabila laju batas ekonomiknya adalah 25
MMSCF/bulan. Gp sampai 1-1-83 adalah 10.435 MMSCF.

2. Penyelesaian :
Data laju produksi (qg) diplot terhadap waktu (t) pada kertas grafik semilog. Garis lurus
diperoleh melalui titik data tersebut.
D diperoleh dengan persamaan :
q1 = qi e − Dt
dimana q1 dan qi dibaca pada garis lurus, sebagai berikut :
t =0 , (1-1-82) ; qg = 1,000
t = 12 , (1-1-83) ; qg = 631
jadi, 631 = 1000e −12 D
D = 0.0384 per bulan
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 11 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Cadangan gas sampai laju batas ekonomik (qa = 25 MMSCF/bulan) :


qi − q a
Gp =
D
1,000 − 25
Gp = = 25.391 MMSCF
0.0384

6.2.3. Penurunan Harmonik - q vs Np


1. Suatu reservoir minyak mempunyai sejarah produksi sebagai berikut :
qo Np (MMSTB)
950 0.4
841 0.6
802 0.87
740 1.15
660 1.2
640 1.6
515 2.0
458 2.7
381 2.8
358 3.05
340 3.2
320 3.35
270 3.96
250 4.04

Laju batas ekonomik reservoir ini sebesar 25 STB/hari. Tentukan cadangan minyak
berdasarkan analisa kurva penurunan produksi.

2. Penyelesaian :
Data qo terhadap Np diplot pada kertas semi log (Gambar 4). Buat melalui titik data
tersebut (q, Np).
Berdasarkan qa = 25 STB/hari, diperoleh Np = 10.3 MMSTB.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 12 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

6.2.4. Penurunan Hiperbolik - qg vs t (Cara Gentry)


1. Suatu reservoir gas mempunyai sejarah produksi sebagai berikut :

Waktu qg (MMSCF) Gp (MMSCF)


1-1-79 10 0
1-7-79 8.40 1.67
1-1-80 7.12 3.08
1-7-80 6.16 4.30
1-1-81 5.36 5.35
1-7-81 4.72 6.27
1-1-82 4.18 6.08
1-7-82 3.72 7.78
1-1-83 3.36 8.44

Laju batas ekonomis reservoir tersebut diperkirakan sebesar 500 MSCF/hari. Buat
perkiraan cadangan gas dengan analisa kurva penurunan.

2. Penyelesaian :
Gambar 5 (log qg vs t) dan Gambar 6 (log qg vs Gp) memperlihatkan kurva melengkung,
sehingga tidak dapat digunakan untuk ekstrapolasi. Hal ini juga menandakan bahwa
kurva yang terjadi adalah Penurunan Hiperbolik.

Harga b ditentukan dengan menggunakan Gambar 7 sebagai berikut :


qi 10
= = 2.98
q 3.36
b = 0.5
∆G p 8440
= = 0.58
t qi (4)(365)(10)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 13 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Harga Di t dibaca dari Gambar 8 :


qi
= 2.98
q Di t = 1.5 atau Di = (1.5/4) = 0.38/tahun = 0.001/hari
b = 0.5

Cadangan gas 1 Januari 1983 dihitung dari persamaan :

qi  q a (1−b ) 
Gp = 1 − ( ) 
(1 − b) Di  qi 
3.36  0.5 (1−0.5) 
Gp = 1− ( ) 
(1 − 0.5)(0.001)  3.36
= 4.128 MMSCF

Cadangan gas reservoir tersebut = (8.44 + 4.128) MMSCF = 12.57 MMSCF

6.2.5. Penurunan Hiperbolik - qg vs t (Cara Pergeseran Sumbu)


1. Dari data 6.2.4., tentukanlah cadangan gas 1 Januari 1983 dengan cara pergeseran sumbu.
2. Penyelesaian :
a. Dari Gambar 5 : (q1 , t1) = (9.4 , 0.17)
(q2 , t2) = (3.6, 3.833)
q3 = (q1 q2)0.5 = (9.4 × 3.6)0.5 = 5.82
Dari Gambar 5, t3 = 1.67.
b. Konstanta pergeseran :

t1 − t 2 − t 3 (0.17)(3.833) − (1.67) 2
2

C= =
t1 + t 2 − 2t 3 0.17 + 3.833 − 2(1.67)
= −3.22
1
=
b − Di

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 14 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

t 1 + 0.31 t qg
0 1 10
0.5 1.155 8.4
1 1.31 7.12
1.5 1.465 6.16
2 1.620 5.36
2.5 1.775 4.72
3 1.930 4.18
3.5 2.08 3.72
4 2.24 3.36

c. Plot q terhadap (1 + 0.31 t) pada Gambar 7.


d. Pilih dua titik :
A : q = 10 , (1+0.31 t) = 1
B : q = 1.5 , (1+0.31 t) = 4.2
e. Menentukan qi, b dan Di :

log q = log qi − log(1 + b Di t )


1
b
1 = log qi – 0
1
0.176 = log qi − (0.623)
b
1
0.176 = 1 − (0.623)
b
b = 0.756
qi = 10
1
Di = = 0.41 / tahun
(0.756)(3.22)
= 0.001125 /hari

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 15 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Cadangan pada 1 Januari 1983 dapat dihitung :

qi  q 
(1− b )

Gp = 1 −  a  
(1 − b) Di   qi  

3.36   0.5  ( 0.244) 


Gp = 1 −   
(1 − 0.756)(0.001125)   3.36  

G p = 4.551 MMSCF

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 16 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

6.3. GAMBAR YANG DIGUNAKAN

Gambar 1. Plot Laju Alir Tak Berdimensi dan Waktu Tak Berdimensi untuk Berbagai
Bentuk Kurva Penurunan Produksi (Decline Curve)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 17 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Gambar 2. Penurunan Eksponensial – qg terhadap Gp

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 18 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Gambar 3. Penurunan Eksponensial - q terhadap t

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 19 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Gambar 4. Penurunan Harmonik - q terhadap Np

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 20 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Gambar 5. Penurunan Hiperbolik - log q terhadap t

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 21 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Gambar 6. Penurunan Hiperbolik - log q terhadap Gp

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 22 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Gambar 7. Penurunan Hiperbolik - log qg terhadap log t (Cara Pergeseran Sumbu)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 23 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Gambar 8. Hubungan Laju Aliran dan Produksi Kumulatif (Gentry)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.04
Halaman : 24 / 24
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Metode Decline Curve

Gambar 9. Hubungan antara Laju Aliran dan Waktu

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 1 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

RAMALAN FAKTOR PEROLEHAN

1. TUJUAN
Meramalkan faktor perolehan dari reservoir minyak, gas dan kondensat berdasarkan data PVT,
karakteristik batuan dan fluida reservoir.

2. METODE DAN PERSYARATAN


2.1. METODE
1. Untuk meramalkan faktor perolehan dari reservoir minyak bertenaga dorong air (water drive)
dan bertenaga dorong gas terlarut (solution gas) digunakan metode Arps yang didasarkan pada
analisis statistik karakteristik batuan dan fluida reservoir yang bersangkutan.
2. Untuk meramalkan faktor perolehan dari reservoir minyak bertenaga dorong gravity drainage
digunakan metode Dykstra yang dikembangkan dari persamaan aliran permukaan gas-minyak
ke bawah (downward movement of gas-oil interface) oleh Cardwell dan Parsons.
3. Metode ramalan faktor perolehan dari reservoir gas bertenaga dorong air (water drive) atau
tenaga pengembangan gas didasarkan pada persamaan kesetimbangan materi.
4. Untuk meramalkan faktor perolehan reservoir gas kondensat digunakan metode Jacoby,
Koeller dan Berry yang didasarkan pada analisis hasil percobaan di laboratorium.

2.2. PERSYARATAN
1. Untuk menggunakan metode Arps (reservoir bertenaga dorong air dan deplesi), data penunjang
harus memenuhi kriteria yang dicantumkan pada Tabel 1. Data karakteristik batuan dan fluida
reservoir harus ada selang (range) seperti tertera pada Tabel 1.
2. Tidak ada persyaratan khusus untuk Metode Dykstra, kecuali anggapan yang dikemukakan
pada Lampiran.
3. Untuk meramalkan faktor perolehan reservoir gas dengan metode kesetimbangan materi tidak
ada persyaratan khusus, kecuali diterapkannya anggapan yang dikemukakan pada Lampiran.
4. Metode Jacoby, Koeller dan Berry tidak direkomendasikan untuk digunakan pada GOR antara
2,000 - 3,000. Korelasi ini baik digunakan pada GOR antara 3,600 - 60,000.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 2 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

3. LANGKAH KERJA
3.1. PENENTUAN FAKTOR PEROLEHAN RESERVOIR MINYAK
3.1.1. Reservoir Minyak Bertenaga Dorong Air (Water Drive)
1. Siapkan data pendukung :
- Porositas (φ), fraksi
- Saturasi air (Sw), fraksi
- Volume Faktor Formasi Minyak awal (Boi), bbl/STB
- Permeabilitas (k), Darcy
- Viskositas minyak pada tekanan awal (µoi), cp
- Viskositas air formasi pada tekanan awal (µwi), cp
- Tekanan Reservoir awal (Pi), psia
- Tekanan Reservoir pada saat abandonment (Pa), psia
2. Faktor perolehan (RF) dihitung dari persamaan :
0.0422 0.0770 −0.2159
 φ (1 − S w )   k µ wi  P 
RF = (54.898) ×   ×   × (S w ) − 0.1903
×  i 
 B oi   µ oi   Pa 
3. Faktor perolehan di dalam satuan bbl/acft dapat pula ditentukan dengan menggunakan
Nomograph (Gambar l).

3.1.2. Reservoir Minyak Bertenaga Dorong Gas Terlarut (Solution Gas) di Bawah Tekanan Titik
Gelembung
1. Siapkan data pendukung :
- Porositas (φ), fraksi
- Saturasi air (Sw), fraksi
- Volume Faktor Formasi Minyak pada tekanan titik gelembung (Bob), bbl/STB
- Permeabilitas (k), Darcy
- Viskositas minyak pada tekanan gelembung (µob), cp
- Tekanan gelembung Reservoir (Pb), psia
- Tekanan Reservoir pada saat abandonment (Pa), psia
2. Faktor perolehan (RF) dihitung dari persamaan :
0.1611 0.0979 −0.1741
 φ (1 − S w )   k µ wi  P 
RF = (41.815) ×   ×   × (S w ) − 0.3722
×  i 
 B oi   µ oi   Pa 
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 3 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

3. Faktor perolehan di dalam satuan bbl/acft dapat pula ditentukan dengan menggunakan
Nomograph (Gambar 2).

3.1.3. Reservoir Minyak Bertenaga Dorong Gravity Drainage


1. Siapkan data pendukung :
- Tekanan titik gelembung (Pb), psia
- Viskositas minyak (µo), cp
- Faktor Volume Formasi pada Pb (Bob), RB/STB
- Densitas minyak pada Pb (ρob), grm/cc
- Porositas (φ), fraksi
- Saturasi air konat (Swc), fraksi
- Saturasi minyak awal (Soi), fraksi
- Permeabilitas minyak efektif (ko), mD
- Kemiringan lapisan (α), derajat
- Spasi sumur rata-rata, acre/sumur
- Jarak antar sumur (d), ft
- Jari-jari lubang bor (rw), inch
2. Tentukan panjang "draining column" (L), ft :
d
L=
cos α
3. Dengan diketahui d dan rw, tentukan Constriction Coefficient (C) dari Gambar 3.
mD.gr/cc
4. Hitung Drainage Modulus, (DM) :
cp.ft
k o d o C sin α
DM =
µ o L S oi φ

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 4 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

5. Siapkan tabel berikut :


t, Prod.Kumulatif
DM × t Recovery Laju aliran Laju aliran minyak
waktu minyak
(persen/hari Unit
(tahun) (%) Drainage (BOPD) (MM bbl)
Modulus)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Catatan :
Kolom 1 = urutan tahun
Kolom 2 = DM × (1)
Kolom 3 = Dibaca dari Gambar 4
Kolom 4 = Dibaca dari Gambar 5 dan 6
Kolom 5 = kolom 4 × (DM/100) × 95 × 106

3.2. PENENTUAN FAKTOR FEROLEHAN RESERVOIR GAS


3.2.1. Reservoir Tertutup
1. Siapkan data pendukung :
- Tekanan awal reservoir (Pi), psi
- Tekanan abandonment (Pa) , psi
- Faktor Volume Formasi gas pada kondisi awal (Bgi), bbl/SCF
- Faktor Volume Formasi pada tekanan abandonment (Bga) , bbl/SCF
- Faktor deviasi gas pada kondisi awal (Zi), tak berdimensi
- Faktor deviasi gas pada tekanan abandonment (Za), tak berdimensi
2. Faktor perolehan dihitung dari persamaan :
 B gi   
RF = 1001 −  = 1001 − Pa Z i 
 B   PZ 
 ga   a a 

3.2.2. Recovery Gas Bertenaga Dorong Air


1. Siapkan data pendukung :
- Saturasi gas awal (Sgo), fraksi
- Saturasi gas pada kondisi abandonment (Sga), fraksi
- Faktor Volume Formasi gas pada kondisi awal (Bgi), bbl/SCF
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 5 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

- Faktor Volume Formasi gas pada kondisi abandonment (Bga), bbl/SCF


2. Faktor perolehan dihitung dengan persamaan :
100( S gi B ga − S ga B gi )
RF =
S gi B ga

3.3. PENENTUAN ULTIMATE RECOVERY DARI RESERVOIR KONDESAT


1. Siapkan data pendukung :
- Perbandingan gas-minyak (separator) awal (R), SCF/STB
- Temperatur reservoir (T), °F
- oAPI gravity minyak di pengumpul (stock tank) awal
2. Ultimate recovery (minyak) dihitung dari persamaan :
143.55
N p = −0.061743 + + 0.00012184 T + 0.0010114 ( o API )
Ri
(bbl stock tank oil/bbl hydrocarbon pore space) atau menggunakan Nomograph (Gambar 7).
3. Koreksi harga Np di atas terhadap kompresi di atas tekanan titik gelembung :

 G / Ri 
N p ( yang dikoreksi) = N p  
 OIP 
dimana :
0.2
 R  124130
G = −2229.4 + 148.43  i  + + 21.831 ( o API ) + 0.26356 Pd ,b
 100  T
atau G dapat diperoleh dari Gambar 8.
OIP dibaca dari Gambar 9 dengan diketahui harga Ri.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 6 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Timmerman, E. H. : "Practical Reservoir Engineering - Part II", PennWell Publishing Co., 1982.
2. Ikoku, Chi. U. : "Natural Gas Reservoir Engineering", John Willey & Sons, 1984.
3. Dykstra, H. : "The Prediction of Oil Recovery by Gravity Drainage", JPT, May 1978, halaman
818 - 830.
4. Arps, J. J. : "Reasons for Differences in Recovery Efficiency", SPE - Reprint Series No. 3, SPE No.
2068, 1968, hal. 49-54.
5. Arps, J. J. : "A Statistical Analysis of Recovery Efficiency", API Bulletin D14.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 7 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

5. DAFTAR SIMBOL

Bga = faktor volume formasi gas pada tekanan abandonment, bbl/SCF atau CF/SCF
Bgi = faktor volume formasi gas awal, RB/SCF atau CF/SCF
Bob = faktor volume formasi minyak pada tekanan titik gelembung, bbl/STB
Boi = faktor volume formasi minyak pada kondisi awal, bbl/STB
d = jarak antar sumur, ft
mD.gr/cc
DM = drainage modulus,
cp.ft
G = volume gas awal di tempat, SCF
k = permeabilitas, Darcy
ko = permeabilitas efektif minyak, mD
L = panjang "drainage column", ft
Np = kumulatif minyak stock tank (dari Pd,b ke 500 psia), STB/HCPV
OIP = volume minyak awal di tempat, STB
Pa = tekanan abandonment, psia
Pb = tekanan titik gelembung, psia
Pd,b = tekanan saturasi, psia
Pi = tekanan awal, psia
RF = recovery factor, fraksi atau persen
Ri = contoh perbandingan gas-minyak awal di separator, SCF/STB
rw = jari-jari lubang sumur, inch
Sga = saturasi gas pada tekanan abandonment, fraksi
Sgi = saturasi gas awal, fraksi
Soi = saturasi minyak awal, fraksi
Swc = saturasi air konat, fraksi
t = waktu, tahun
Za = faktor deviasi gas pada kondisi abandonment, tak berdimensi

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 8 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Huruf Yunani:
α = kemiringan lapisan, derajat
φ = porositas, fraksi
µi = viskositas minyak awal, cp
µob = viskositas minyak pada tekanan titik gelembung, cp
µwi = viskositas air awal, cp

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 9 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
6.1.1. Metode Perkiraan Recovery Minyak – Arps
o
API Subcommittee on recovery efficiency membuat kajian statistik mengenai efisiensi
perolehan dari 312 reservoir yang kemudian menurunkan persamaan regresi untuk reservoir
bertenaga dorong air sebagai berikut :
0.0422 0.0770 −0.2159
 φ (1 − S w )   k µ wi  P 
RF = (54.898) ×   ×   × (S w ) − 0.1903
×  i 
 B oi   µ oi   Pa 
Di dalam satuan bbl/ac-ft, faktor perolehan untuk jenis reservoir ini dapat diperkirakan
dengan menggunakan Gambar 1.
Berdasarkan analisis statistik dari 80 reservoir minyak yang mempunyai tenaga dorong
pengembangan gas terlarut, subcommittee menurunkan persamaan regresi :
0.1611 0.0979 0.1741
 φ (1 − S w )   k  P 
RF = (41.815) ×   ×   × (S w ) − 0.3722
×  b 
 Bob   µ ob   Pa 
Di dalam satuan bbl/ac-ft, faktor perolehan untuk reservoir bertenaga dorong deplesi dapat
diperkirakan dengan menggunakan Gambar 2.
Tabel l memperlihatkan batasan harga karakteristik batuan dan fluida reservoir untuk
digunakan pada korelasi Arps.

6.1.2. Metode Perkiraan Perolehan Minyak - Gravity Drainage


Metode perkiraan perolehan untuk jenis tenaga dorong gravity drainage ini dikembangkan
oleh Dykstra dari persamaan gerakan permukaan gas-minyak ke bawah (downward
movement of the gas-oil interface) Cardwell dan Parsons.
Berdasarkan persamaan tersebut, Dykstra membuat 3 buah kurva "Semi-dimensionless"
yang dapat digunakan untuk meramalkan perolehan dan laju aliran sebagai fungsi dari
drainage modulus dan waktu (Gambar 4, 5 dan 6).
Menurut Dykstra :
k o d o C sin α mD.gr/cc
DM =
µ o L S oi φ cp.ft

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 10 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Ketiga kurva tersebut dapat digunakan pada reservoir minyak bertenaga dorong gravity
drainage, dimana hubungan permeabilitas relatif terhadap saturasi pada kertas grafik log-
log merupakan garis lurus. Persaman matematis permeabilitas relatif tersebut dapat didekati
dengan hubungan kr = SB. Pada tahap awal, pengaruh B terhadap perolehan sangat kecil,
tetapi setelah perolehan mecapai 25%, harga B ini mulai berpengaruh.

6.1.3. Metode Perkiraan Perolehan Pada Reservoir Gas


Faktor perolehan suatu reservoir gas merupakan fungsi dari tekanan abandonment dan
permeabilitas. Dengan menurunkan tekanan abandonment akan menaikkan perolehan.
Tekanan abandonment ini tergantung pada banyak faktor, di antaranya : harga gas, indeks
produktivitas sumur, besarnya lapangan, dan lain-lain.
Berdasarkan kesetimbangan materi, faktor perolehan untuk reservoir gas yang tertutup
adalah :
 B gi   
RF = 1001 −  = 1001 − Pa Z i 
 B   PZ 
 ga   a a 

Reservoir gas yang bertenaga dorong air mempunyai faktor perolehan lebih rendah
disebabkan tingginya tekanan abandonment. Tingginya harga tekanan abandonment ini
disebabkan perembesan air yang kuat ke dalam reservoir dan terjebaknya gas di dalam
"kantung" air.
Harga faktor perolehan untuk reservoir gas dengan pendorong air adalah :
100( S gi B ga − S ga B gi )
RF =
S gi B ga

6.1.4. Metode Perkiraan Faktor Perolehan Pada Reservoir Gas Kondensat


Apabila kajian laboratorium dari contoh fluida kondensat (depletion study) tidak tersedia,
korelasi yang dikembangkan oleh Jacoby Koeller - Berry dapat digunakan untuk
meramalkan perolehan.
Korelasi ini dikembangkan dari hasil pengamatan fluida kondensat dengan GOR 3,600 -
60,000 SCF/STB dan minyak ringan (2,363 SCF/STB). Juga disertakan fluida reservoir
sintetik (GOR berkisar 200 - 25,000 SCF/STB).
Korelasi Jacoby - Koeller - Berry dalam hal ini adalah :

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 11 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

143.55
N p = −0.061743 + + 0.00012184 T + 0.0010114 ( o API )
Ri
Persamaan ini dijadikan Nomograph yang dapat dilihat pada Gambar 7.
Kompresi di atas tekanan titik gelembung dikoreksi dengan persamaan :

 G / Ri 
N p ( yang dikoreksi) = N p  
 OIP 
dimana :
0.2
 R  124130
G = −2229.4 + 148.43 i  + + 21.831( o API ) + 0.26356 Pd ,b
 100  T
atau menggunakan Nomograph Gambar 8. OIP ditentukan dengan menggunakan Gambar
9.

6.2. CONTOH SOAL


6.2.1. Penentuan Recovery Factor Reservoir Minyak
1. Reservoir minyak bertenaga dorong air (Water Drive)
Diketahui :
φ = 0.282
Sw = 0.35
Boi = 1.10 RB/STB
k = 0.25 Darcy
µwi = 0.54 cp
µoi = 1.31 cp
Pi = 1986 psi
Pa = 800 psi
Tentukan Recovery Factor di dalam satuan % dan bbl/ac-ft.

Penyelesaian :
0.0422 0.0770 −0.2159
 φ (1 − S w )   k µ wi  P 
a. RF = (54.898) ×   ×   × (S w ) − 0.1903
×  i 
 Boi   µ oi   Pa 

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 12 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

 0.282(1 − 0.35)   0.25 × 0.54 


0.0422 0.0770

RF = (54.898) ×   ×  × (0.35) −0.1903


 1.1   1.31 
− 0.2159
 1986 
×  = 42.87 %
 800 

b. Gunakan Nomograph - Gambar l.


- Tentukan faktor oil in place :
(100)(0.282)(1 − 0.35)
= 16.7 %
1.10
- Tentukan Mobility Ratio :
(0.250)(0.54)
= 0.103
1.31
- Tentukan Pressure - drop ratio :
1986 / 800 = 2.48
- Hubungkan 16.7 % (oil in place) pada skala A dengan mobility factor 0.103 pada
skala G. Tentukan titik potong b pada skala B.
- Hubungkan titik b dengan Sw = 0.35 pada skala F, tentukan titik potong c pada skala
C.
- Hubungkan titik c dengan pressure drop ratio = 2.45 pada skala E. Tentukan
Recovery Factor = 554 STB/ac-ft (titik potong pada skala D).

2. Reservoir bertenaga pendorong pengembangan gas terlarut


Diketahui :
φ = 0.174
Sw = 0.34
Bob = 1.40 RB/STB
k = 0.020 Darcy
µob = 0.50 cp
Pb = 3,660 psi
Pa = 580 psi
Tentukan Recovery Factor di dalam satuan % dan bbl/ac-ft.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 13 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Penyelesaian :
0.1611 0.0979 0.1741
 φ (1 − S w )   k  P 
a. RF = ( 41.815) ×   ×   × (S w ) − 0.3722
×  b 
 Bob   µ ob   Pa 

 (0.174)(1 − 0.34) 
0.1611 0.0979
 0.2 
RF = (41.815) ×   ×  × (0.34) −0.3722
 1.140   0.5 
0.1741
 3660 
×  = 18.81 %
 580 

b. Gunakan Nomograph - Gambar 2.


- Tentukan faktor oil in place :
(100)(0.174)(1 − 0.34)
= 8.2 %
(1.40)
- Tentukan Mobility Factor :
(0.020) / (0.50) = 0.04
- Tentukan pressure drop ratio :
(3,660) / (580) = 6.31
- Hubungkan oil in place = 8.2 % (skala A) dengan mobility factor = 0.04 (skala G),
tentukan titik potong b pada skala B.
- Hubungkan titik b dengan Sw = 34 % (skala C), tentukan titik potong c pada skala C.
- Hubungkan c dengan pressure drop ratio = 6.31 (skala E), tentukan recovery factor
= 119 STB/ac-ft (titik potong pada skala D).

3. Reservoir bertenaga pendorong Gravity Drainage


Diketahui data batuan dan fluida reservoir :
Tekanan titik gelembung = 3,550 psia
Viskositas minyak (µo) = 2.3 cp
Faktor volume formasi @ Pb (Bob) = 1.22 RB/STB
Densitas minyak @ Pb (ρo) = 0.804 gr/cc
Porositas (φ) = 0.229
Saturasi air konat (Swc) = 0.29
Saturasi minyak awal (Soi) = 0.71

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 14 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Permeabilitas minyak efektif (ko) = 88 mD


Kemiringan reservoir (α) = 30°
Banyaknya sumur = 4 - 6 buah
Spasi sumur rata-rata (acre/sumur) = 16
Jarak antar sumur rata-rata (d) = 835 ft
Jari-jari sumur (rw) = 3 inch
Ramalkan Recovery versus waktu.

Penyelesaian :
d 835
L= = = 964 ft
cos α cos 30

- Tentukan Constriction Coeffcient (C) dari Gambar 3 :


Jarak antar sumur = 835
Jari-jari sumur = 3 in
Diperoleh C = 0.32

- Tentukan drainage modulus (DM) :


k o d o C sin α mD.gr/cc
DM =
µ o L S oi φ cp.ft
(88)(0.804)(0.32)(sin 30)
DM = = 0.0314 (t dalam hari)
(2.3)(946)(0.71)(0.229)
= 11.5 (t dalam tahun)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 15 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

- Siapkan tabel berikut :


t, Prod.Kumulatif
DM × t Recovery Laju aliran Laju aliran minyak
waktu minyak
(persen/hari Unit
(tahun) (%) Drainage (BOPD) (MM bbl)
Modulus)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
0 - - 0.258 7700 -
1 11.5 3.0 0.257 7670 2.8
2 23 5.9 0.255 7610 5.6
3 34.5 8.8 0.253 7550 6.4
4 46 11.7 0.251 7490 11.1
5 57.5 14.6 0.248 7400 13.9
6 69 17.4 0.245 7310 16.5
7 80.9 20.2 0.240 7160 19.2
8 92 23.0 0.235 7010 21.8
9 103.5 25.7 0.229 6830 24.4
10 115 28.2 0.221 6590 25.8
12 138 33.1 0.201 6000 31.4
14 161 37.2 0.164 4890 35.3
16 184 40.4 0.127 3790 38.4
18 207 43.1 0.100 2180 40.9
20 230 45.3 0.084 2510 43.0
22 253 47.2 0.073 2180 44.8
24 276 48.7 0.064 1910 46.3
25 299 49.9 0.057 1700 47.4
28 322 51.2 0.051 1520 48.6
30 345 52.2 0.046 1370 49.6
32 368 53.3 0.042 1250 50.6
34 391 54.2 0.038 1130 51.5
36 414 55.0 0.035 1040 52.3
38 437 55.7 0.035 970 52.9
40 460 56.3 0.030 890 53.5

Keterangan :
Kolom 3 : Dari Gambar 4
Kolom 4 : Dibaca dari Gambar 5 dan 6
Kolom 5 : Kolom 4 × (DM/100) × 95 × 106

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 16 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

6.2.2. Penentuan Recovery Factor Reservoir Gas


1. Reservoir Gas Tertutup
Suatu reservoir gas mempunyai tekanan awal 3,000 psia dan temperatur 150 °F. SG gas
= 0.6, tekanan dan temperatur standar = 14.6 psia & 60 °F. Tekanan abandonment
diperkirakan 500 psia. Tentukan recovery factor reservoir gas tersebut.

Penyelesaian :
- Spesific Gravity = 0.6 diperoleh Ppc = 668 psia dan Tpc = 385 oR (lihat bab Karakteristik
Fluida Reservoir)
- Pada kondisi awal :
P 3000
Ppr = = = 4 .5
Ppc 668

T (150 + 460)
T pr = = = 1 .6
T pc 385
Diperoleh Zi = 0.83 (lihat bab Karakteristik Fluida Reservoir)
- Pada kondisi abandonment :
P 500
Ppr = =
Ppc 668

T (150 + 460)
T pr = = = 1 .6
T pc 385
Diperoleh Za = 0.94 (lihat bab Karakteristik Fluida Reservoir)
- Recovery Factor dapat ditentukan :

 PZ   500 × 0.83 
RF = 1001 − a i  = 1001 −  = 85.3 %
 Pa Z a   3000 × 0.94 

2. Reservoir Gas Berdaya Pendorong Air


Seperti contoh diatas, tetapi abandonment pressure = 1,500 psia, Sgi = 0.6 dan Sga = 0.5.

Penyelesaian :
(14.65)(150 + 460)(0.83)
- B gi = = 0.004755 CF/SCF
(3000)(60 + 460)(1.0)
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 17 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

- Pada kondisi abandonment :


P 1,500
Ppr = = = 2.2455
Ppc 668

T (150 + 460)
T pr = = = 1.6
T pc 385
Diperoleh Za = 0.94
(14.65)(150 + 460)(0.85)
B ga = = 0.0097 CF/SCF
(1,500)(60 + 460)(1.0)
100( S gi B ga − S ga B gi )
RF =
S gi B ga

100(0.8 × 0.0097 − 0.5 × 0.004755)


RF = = 69.4 %
(0.8)(0.0097)

6.2.3. Reservoir Gas Kondensat


Diketahui :
T = 246 oF
Ri = 8,500 SCF/STB
o
API Gravity = 51 °API
Psat = 5,750 psia
Perkirakan Ultimate Recovery (STB/bbl HCPV)

Penyelesaian :
143.55
N p = −0.061743 + + 0.00012184(246) + 0.0010114(51)
8,500
= 0.0367 STB/bbl HCPV
atau menggunakan Nomograph Gambar 7, didapat Np = 0.036 STB/bbl HCPV.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 18 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

- Koreksi terhadap kompresi di atas Titik Gelembung :


0.2
 8,500  124,130
G = −2,229.4 + 148.43  + + 21.831(51) + 0.26356(5,750)
 100  245
= 1,267 SCF
menggunakan Gambar 8, diperoleh G = 1,260 SCF.
- Oil In Place (Gambar 9) = 0.12

 G / Ri 
N p ( yang dikoreksi) = N p  
 OIP 
 1,267 / 8,500 
N p ( yang dikoreksi) = 0.036  = 0.04472 STB/bbl HCPV
 0.12 

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 19 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

6.3. GAMBAR DAN TABEL YANG DIGUNAKAN

Gambar 1. Nomograph untuk Menentukan Recovery Factor Reservoir dengan Tenaga Pendorong
Air

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 20 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Gambar 2. Nomograph untuk Menentukan Recovery Factor Reservoir dengan Tenaga Gas
Terlarut

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 21 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Gambar 3. Grafik Constriction Coeffcient

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 22 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Gambar 4. Drainage Modulus versus Recovery

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 23 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Gambar 5. Drainage Modulus versus Rate of Recovery (Kartesian)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 24 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Gambar 6. Drainage Modulus versus Rate of Recovery (Log - Log)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 25 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Gambar 7. Nomograph untuk Menentukan Recovery Reservoir Kondensat

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 26 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Gambar 8. Nomograph untuk Menentukan Gas In Place Reservoir Kondensat

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 27 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

Gambar 9. Nomograph untuk Menentukan IOIP Reservoir Kondensat

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 03.05
Halaman : 28 / 28
JUDUL : PERHITUNGAN CADANGAN
Revisi/Thn : 2/ Juli 2003
SUB JUDUL : Ramalan Faktor Perolehan

TABEL 1
Batasan Harga Karakteristik Batuan dan Fluida Reservoir untuk Digunakan pada Korelasi Arps

Manajemen Produksi Hulu

Anda mungkin juga menyukai