PENDAHULUAN
Fluida reservoir adalah fluida yang mengisi rongga pori-pori batuan reservoir
yang dapat berupa minyak, gas dan air, sesuai dengan jenis reservoirnya.
Hidrokarbon sendiri terdiri dari fasa cair (minyak bumi) maupun fasa gas, yang
tergantung pada kondisi (tekanan dan temperatur) reservoir. Perubahan kondisi
reservoir akan mengakibatkan perubahan fasa serta sifat fisik fluida reservoir.
Parameter karakteristik fluida reservoir yang akan dibahas pada sub-bab di bawah
ini yaitu kelarutan gas dalam minyak (Rs), faktor volume formasi reservoir (Bo),
faktor volume formasi gas (Bg), faktor volume formasi air (Bw), faktor volume
dua fasa (Bt), viskositas (μ), dan kompresibilitas fluida (Cf).
Secara umum decline dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu exponential decline,
hyperbolic decline, dan harmonic decline. Berdasarkan harga exponen decline-nya
atau lebih dikenal dengan “b”. Harga b berkisar 0 hingga 1. Jika harga b=0 maka
jenis kurvanya adalah exponential decline, jika harga (0≤b≤1) maka jenis kurva
disebut hyperbolic decline dan jika harga b=1 jenis kurvanya adalah harmonic
decline.
Exponential decline
Exponential decline disebut juga dengan Geometric decline,
Semilog decline atau Constant Percentage decline mempunyai ciri khas
penurunan produksi pada suatu interval waktu tertentu sebanding dengan
laju produksinya (konstan).
Q=Qi x e (Ti-T)/a
Np= a (Qi-Q)
Hyperbolic Decline
Hyperbolic decline adalah tipe kurva dimana harga loss ratio (a)
mengikuti deret hitung, sehingga turunan pertama loss ratio terhadap
waktu yaitu eksponen decline (b) mempunyai harga konstan atau relatif
konstan.
Q= Qi ( )
Np = Qi (a + Ti ) ln ( )
Q = Qi ( ) -1/b
Np = [ -1 + )1-b ]
Keterangan:
Q = laju produksi
Np = kumulatif produksi minyak
Np = Gp =kumulatif produksi minyak
Qi = laju produksi data pertama yang digunakan
T = waktu produksi ke-T
Ti = waktu produksi data pertama yang digunakan
a = konstanta
b = konstanta loss-ratio
K1 =
3. Konstanta k2
K2 =
R=
SD = X 100%
Yakt = nilai variable terikat Y actual
Yreg = nilai variable terikat Y hasil regresi linier
SDavg =
1. Hubungan antara laju produksi (Q) skala logaritma dengan waktu (T) skala
logaritma (lnQ vs lnT):
LnQ = k1 + k2 x lnT
Y = lnQ
X = lnT
2. Hubungan antara laju produksi (Q) skala logaritma dengan waktu (T) skala
logaritma (lnQ vs lnT)
lnQ = k1 + k2 x lnT
Y = lnQ
X = lnT
3. Hubungan antara kumulatif laju produksi (NP) skala logaritma dengan laju
produksi (Q) skala kartesian (NP vs Q)
Np = k1 + k2 x Q
Y = Np
X=Q
4. Hubungan antara kumulatif laju produksi (Np) skala logaritma dengan laju
produksi (Q) skala kartesian (lnNp vs Q):
lnNp = k1 + k2 x Q
Y = lnNp
X=Q
5. Hubungan antara kumulatif laju produksi (Np) skala logaritma dengan laju
produksi (Q) skala logaritma (lnNp vs lnQ)
lnNp = k1 + k2 x lnQ
Y = lnNp
X = ln
Dari jenis decline curve bisa di tentukan cadangan gas dan sisa dengan
menggunakan model perhitungan sebagai berikut
1. Exponential decline curve
Gp = k1 + k2 x Q
RR = k1 + k2 x Qe
∆RR = RR – Gp
2. Harmonic decline curve
lnGp = k1 + k2 x Q
Gp = Exp(k1 + k2 xQ)
RR = Exp(k1 + k2 x Qe)
3. Hyperbole decline curve
lnGp = k1 + k2 x lnQ
RR = Exp(k1 + k2 x lnQe)
Keterangan:
RR = cadangan gas
Qe = laju produksi gas pada kondisi economic limit
k1 dan k2 = konstanta
∆RR = sisa cadangan
Gp = kumulatif produksi terakhir
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang dilakukan dengan penentuan cadangan minyak sisa yang akan
dilakukan pada lapisan bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
besarnya cadangan minyak sisa dan umur lapisan. Alasan penggunaan metode
decline curve dilakukan karena berdasarkan data produksi yang telah terjadi
penurunan laju produksi pada lapisan ini tanpa adanya pengurangan dan
penambahan jumlah sumur. Dalam penerapan kurva penurunan produksi
dilakukan pemilihan jenis kurva terlebih dahulu. Sehingga di dapatkan jenis kurva
lapisan untuk mendapatkan jumlah cadangan gas dan sisa lapangan beserta umur
produksi lapangan.
Dari tabel di atas dapat di tentukan bahwa jenis kurva nya adalah
Hyperbole Decline Curve karena diantara ketiga jenis kurva yang ada, jenis ini
mempunyai nilai Sdvag terkecil.
1. Tahap Analisis Cadangan Gas (RR), Sisa (∆RR), beserta Umur Produksi.
Karena telah di tentukan jenis kurvanya adalah hyperbole curve dilakukan
perhitungan sebagai berikut (diketahui Qe = 25 bopd).
RR = Exp( 14,2934 + -0,14186 x ln25)
= 1.021.498
Maka jumlah cadangan gas yang ada sejumlah 1.021.498 STB
∆RR = 1.021.498 – 5.325.600
= - -4.304.102
Maka cadangan sisa yang ada sejumlah -4.304.102 STB
T = Exp((ln25 – 16,8011) / -1,4155073)
= 14.696
Maka umur produksi nya adalah selama 14.969 bulan.
BAB III
KESIMPULAN
1. Dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa jumlah cadangan gas
dan sisa lapangan TP pada kondisi economic limit sebesar 5000 MSCF/D
adalah sebesar 1.021.498 STB dan -4.304.102 STB berurutan.
2. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa umur produksi dari lapangan TP
yakni selama 14.969 bulan.
LAMPIRAN
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIIWIJAYA
2019