Makalah Pantai Berbatu
Makalah Pantai Berbatu
I. PENDAHULUAN
Saat ini, pantai berbatu banyak dimanfaatkan sebagai area rekreasi, pendidikan
dan penangkapan.Tipe pemanfaatan berupa eksplorasi, perjalanan, pemancingan dan
kunjungan edukasi. Selain itu pula, biasanya para pengunjung pengunjung mengambil
organisme-organisme yang ada pada daerah tersebut untuk dikonsumsi, umpan dan
dipelihara dalam akuarium.
1.3. Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu memberikan informasi mengenai permasalan
ekologis faktor-faktor penyebabnya yang terjadi di daerah pantai berbatu sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun manajemen pemanfaatan dan
pengelolaan pantai berbatu.
Daerah pantai berbatu sangat dipengaruhi oleh pasang surut, dengan level
pasang surut berfluktuatif besar atau kecil. Variasi pasang surut laut mempengaruhi
sejumlah spesies, oleh sebab itu dictate daerah ekologi. Faktor lain yang berpengaruh
seperti temperatur, kelembaban dan arah angin.
1. Tepi Supralitoral, batas atasnya adalah zona untuk teritip (organisme penempel)
dan meluas ke atas untuk siput dan genus Littorina. Bagian dari zona ini dapat dicapai
oleh pasang purnama (Full Moon), akan tetapi lebih dominan oleh gelombang yang
pecah di pasir.
2. Zona Midlitoral adalah zona yang paling luas, batas teratasnya bertepatan dengan
batas teratasnya dari zona teritip sedangkan batas bawahnya ditempati oleh jenis
Laminarian yang mencapai penyebaran yang paling tinggi.
3. Tepi Infralitoral, membentang dari pasang surut terendah sampai batas atas dari
kebun kelp (adalah jenis tumbuhan air yang banyak hidup di zona intertidal).
III. PEMBAHASAN
Distribusi organisme laut di daerah intertidal seperti pantai berbatu dibentuk oleh
variasi respon terhadap strees lingkungan. Pasang surut terjadi melalui gaya tarik bumi
melalui matahari dan bulan. Pasang surut mengontrol lingkungan pantai melalui periode
perendaman air laut. Ketika pasang tinggi, organisme laut tidak mengalami strees
karena temperatur konstan, oksigen, karbondioksida dan nutrien akan tersedia. Pada
saat surut rendah, organisme akan mengalami strees karena kepanasan, cahaya yang
sangat besar yang mengakibatkan efisiensi makan dan respirasi menjadi rendah.
Akibatnya, secara umum organisme yang ditemukan adalah organisme yang dapat
beradaptasi pada kondisi ekstrim.
Gelombang atau Ombak
Besarnya kekuatan ombak mempengaruhi komunitas yang terdapat dai daerah pantai
berbatu. Pengaruh ombak ditentukan oleh beberapa faktor seperti kecepatan ombak
dapat merusak organisme pantai atau menggulingkan substrat. Naik turunya ombak
mmpengaruhi perubahan vertikal komunitas melalui pengurangan tekanan desikasi pada
pasang surut tertinggi.
Faktor Iklim
Faktor iklim seperti temperatur dan kelembaban dapat merubah pola zonasi pantai
berbatu. Perubahan iklim seperti meningkatnya air laut dan temperatur air diperkirakan
akan sangat mepengaruhi distribusi organisme.
Salinitas
Meskipun konstan di laut, variasi salinitas dipertimbangkan pada zona intertidal, dimana
secara langsung mempengaruhi kehidupan pantai. Salinitas akan meningkatkan melalui
evaporasi atau menurun melalui pencampuran air tawar atau hujan.
Banyak organisme invertebrata beradaptasi untuk hidup pada lingkungan salinitas yang
berfluktuatif. Organisme tersebut memiliki adaptasi mekanikal termasuk kemampuan
untuk menutup cangkang atau menggali lubang pada saat salinitas ekstrim. Secara
tidak langsung salinitas akan mempengaruhi tingkah laku baik berupa distribusi maupun
kepadatan suatu organisme.
Oksigen
Ada banyak sumber tumpahan minyak dilaut seperti ekstraksi minyak dan transportasi,
pembuangan manusia dan kejadian tumpahan minyak tengker. Tumpahan minyak ini
akan terbawa menuju ke pantai salah satunya pantai berbatu yang terbawa akibat
adanya ombak atau gelombang. Minyak dapat merusak biota namun beberapa biota
ada juga yang dapat bertahan atau beradaptasi dengan minyak. Sebagai contoh
Balanus perforatus dapat hidup akan tetapi teritip kecil terbunuh atau akan mati.
Polusi nutrien terbentuk akibat adanya buangan dari limbah pertanian yang
menggunakan fertiliser. Pantai berbatu yang terletak dekat dengan kegiatan pertanian,
kemungkinan terjadinya polusi nutrien akan berpeluang besar. Beberapa kasus
ditemukan bahwa akibat adanya polusi nutrien maka alga coklat yang hidup di pantai
berbatu akan terganti oleh Cyanobacteria,ommivora dan organisme penyerap suspensi
terlarut akan secara langsung menyerap polusi nutrien tersebut.
Logam berat yang paling utama dapat mempengaruhi ekologi pantai berbatu yaitu
tembaga, timah, mercuri, kadmium dll. Logam ini berasal dari lingkungan laut itu sendiri
seperti aktifitas vulkanik dan erosi. Selain itu juga berasal dari aktifitas manusia seperti
pembungan sampah, pembuangan limbah industri. Logam bert dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan, reproduksi dan genetik organisme yang berada di daerah pantai
berbatu. Beberapa penelitian menemukan bahwa kontaminasi logam berat menjadi
banyak pada permukaan shelter dimana logam berat memiliki waktu tinggal yang tinggi,
tergantung konsentrasinya. Ditemukan bahwa terjadi perubahan struktur komunitas area
pantai berbatu seperti hilangnya teritip yang kemudian digantikan oleh Enteromorpha
compressa.
Akibat Pestisida dan Antifouling
Pada dasarnya hampir sama dengan polusi nutrien, pestisida dan antifouling juga
dipengaruhi oleh adanya aktifitas pertanian. Organisme laut sangat rentan terkena
polusi TBT (Biocide tributylin). TBT menginduksi perkembangan karakteristik sex jantan
pada betina, meningkatkan penomena imposex. Hasil penelitian memperlihatkan
bahwa meningkatnya TBT timah mengurangi juvenil dan mengubah struktur populasi
sebagai contoh poplasi akan didominasi oleh jantan dewasa.
Daerah pantai berbatu merupakan target tekanan dari pemasukkan spesies baru baik
karena adanya acciden maupun akibat adanya pemasukkan yang dilakukan oleh
seseorang. Jika peristiwa ini terjadi maka akan mengakibatkan hilangnya spesies utama
pada daerah tersebut dan akan mengubah struktur komunitas pantai berbatu.
Pengrusakan langsung dan potensial adalah adanya aktifitas kunjungan yang dilakukan
oleh manusia. Organisme laut secara umum dikonsumsi dan juga dijadikan sebagai
umpan dalam memancing tetapi juga biasanya dijadikan sebagai untuk hewan
peliharaan akuarium. Beberapa spesies invertebrata dikumpulkan untuk nilai
ornamental. Tidak hanya pengambilan mempunyai dampak langsung terhadap spesies
target, menurunkan kepadatannya, tetapi eksploitasi juga menjadi secara tidak langsung
mempengaruhi struktur komunitas (Murrayet al, 2002). Daerah pantai berbatu
merupakan daerah yang sangat mudah untuk diakses dan melakukan aktifitas
penangkapan sehingga frekuensi pengambilan organisme akan tinggi dan ekploitasi
akan terjadi secara besar-besaran.
Degradasi habitat dampak dari penginjakkan di pantai berbatu sangat besar terjadinya.
Beberapa studi menyimpulkan bahwa penginjakkan oleh manusia telah merusak
komunitas organisme laut. Sebagai contoh beberapa alga dan bivalvia yang berada di
daerah pantai berbatu.
IV. KESIMPULAN
Struktur komunitas pantai berbatu berhubungan satu sama lainnya. Perubahan
yang terjadi pada satu komunitas makan akan mempengaruhi komunitas lainnya.
Hubungan tersebut dapat berupa hubungan rantai makanan maupun hubungan yang
berkaitan dengan faktor-faktor pembatas kehidupan suatu organisme.
DAFTAR PUSTAKA
http://syukuridrus.blogspot.co.id/2012/11/permasalahan-ekologis-pantai-berbatu
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40952/4/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
http://biologimipauho.blogspot.co.id/2014/06/identifikasi-organisme-berbatu
http://www.bimbie.com/ekosistem-pantai
http://www.ssbelajar.net/2013/08/pengertian-dan-macam-pantai