Mask seal Obese or obstructed Advanced age No teeth Stiff Difficult Laryngoscopy and intubation (LEMON) Look externally Evaluate 3-3-2 Mallampati score Obstruction Neck mobility Difficult cricothyrotomy (SHORT) Surgery/disrupted airway Hematoma or infection Obese/acces problem Radiation Difficult extraglotic devices (RODS) Restricted mouth opening Obstruction Disrupted or disorted airway Stiff lungs or cervical spine
Rumus :
IBW (ideal body weight)
45.4 + 0.89 x (tinggi dalam cm - 152.4) untuk wanita
49.9 + 0.89 x (tinggi dalam cm - 152.4) untuk pria
BMI (body mass index)
Berat badan (kg) / (tinggi badan (meter))2
TBW (total body water)
Men : 0,6 x (kg Lean Body Mass) Women : 0,5 x (kg lean body mass)
Total body water excess (Hyponatreia)
Normal TBW = TBW x (serum Na / 140) Excess TBW = TBW – normal TBW Free water deficit = TBW x (serum Na – 140)/140
Obat induksi :
No Nama Dosis Maintenance Sedation Onset Durasi
induksi 1 Ketamine 1-2 2,5-15 5-15 min 45-60 min mg/kgbb mcg/kgbb/min (iv) (iv) 3-5 mg/kgbb (im) 2 Propofol 1-2,5 50-200 25-100 2,2 min 2,4min mg/kgbb mcg/kgbb/min mcg/kgbb/min (iv) (iv) 3 Midazolam 0,1-0,4 0,01-0,1 2,8 min 4,0 min mg/kgbb mg/kgbb (iv) (iv)
Koreksi elektrolit :
1.Hyponatremia (< 135 mmol/L)
Hiponatremia hipovolemiaresusitasi volume dengan cairan, biasanya dengan normal saline. Hiponatremia euvolemia dan hypervolemia Mengurangi atau meningkatkan ekskresi cairan dengan loop diuretics.Pemberian saline hanya dibutuhkan jika didapatkan gejala klinis yang signifikan. Hiponatremia akut simptomatisCegah pemberian cairan tanpa elektrolit dan berikan saline hipertonik (NaCl3%). Furosemide dapat diberikan untuk meningkatkan ekskresi cairan Hiponatremia kronik simptomatiskoreksi perlahan mengingat risiko osmotic demyelination. Apabila koreksi terlalu cepat Hal ini menyebabkan sel shrinkage yang akhirnya adalah central pontine myelinolysis (ditandai dengan quadriplegia, kejang, koma, dan kematian). Target awal koreksi pada hiponatremia kronik simptomatis peningkatan kadar natrium sekitar 10 mEq/L. Setelah itu, koreksi tidak boleh melebihi 0,5 – 1 mEq/L/jam atau peningkatan maksimal sehari 12 mEq/L. Rumus perhitungan Defisit Natrium = 0,6 x BB kg x (kadar yang diinginkan – kadar sekarang mmol/L)
2. Hipernatremia (>145 mmol/L)
Pada Hypernatremia Hipovolemia kekurangan cairan dapat diganti dengan normal
saline atau Balance electrolyte solution sampai pasien euvolemia selanjutnya osmolalitas plasma dikoreksi dengan saline hipotonik atau dextrose 5%. Pada Hypernatremia Hypervolemia terapi utama adalah penggunaan loop diuretic (kecuali gagal ginjal hemodialysis) Pada Hypernatremia Euvolemia membutuhkan penggantian cairan baik secara oral maupun dengan dextrose 5% intravena. Hypernatremia akut dikoreksi selama beberapa jam. Hypernatremia kronik dikoreksi lebih lambat, sekitar 2-3 hari untuk menghindari edema serebri.
3. Hipokalemia (<3,5 mmol/L)
Jika hypokalemia Hipokalemiakadar kalium < 3,5 mmol/L.
Jika hypokalemia disebabkan oleh pembuangan kalium yang berlebihanpemeriksaan kadar kalium dalam urine dapat menjadi petunjuk hal tersebut disebabkan masalah ginjal atau bukan.
Pada hypokalemia yang disebabkan peningkatan ekskresi kalium oleh ginjalkadar
kalium dalam urine dapat mencapai 15-20 mEq/L.disertai dengan tanda yang mengancam nyawa,penggantian kalium dilakukan melalui intravena. Pada pasien dengan gejala paralisis dan disritmia kecepatan penggantian kalium dapat mencapai 20 mEq selama 30-60 menit (melalui infus pump) dan dapat diulangi sesuai kebutuhan. Kecepatan penggantian kaliumdapat mengakibatkan munculnya disritmia malignan, sehingga pada saat dilakukan penggantian kalium perlu dimonitor menggunakan EKG. Pada kondisi urgensilebih dipilih penggantian menggunakan cairan tanpa dextroseDextrose akan merangsang sekresi insulin yang mengakibatkan transfer kalium intraselular Pada kondisi yang tidak gawatkalium dapat diganti per oral. Namun, jika dipilih penggantian secara intravena kecepatan penggatian kalium dilakukan <20 mEq/jam Infus perifer pada larutan kalium dapat menyebabkan rasa nyeri dan inflamasi pada tempat penyuntikan, sehingga lebih dipilih penggantian kalium melalui CVC. 4. Hiperkalemia (>5,5 mmol/L)
Hyperkalemia yang mengancam / ada gangguan EKG Terapi Cepat
Kalsium klorida atau Kalsium glukonas diberikan secara intravena untuk menstabilkan membrane selular. Kalium dapat dimasukkan intraselular menggunakan insulin baik dengan ataupun tanpa glukosa. Jika penyebab hyperkalemia karena peningkatan kadar kalium dlm tubuhloop diuretic (seperti furosemide), infus saline untuk merangsang diuresis, Dialisis mungkin dibutuhkan pada kasus hyperkalemia emergensi atau pada pasien dengan fungsi ginjal yang menurun. 5. Hipoglikemia 7. Hiperglikemia