Hipernatremia
Peran Natrium
kadar sodium atau natrium dalam serum lebih rendah dari 135 mEq/L
Defisit Natrium diukur melalui rumus
0,6 x BB ( dalam Kg ) x ( 140 – Na saat itu )
Klasifikasi Hiponatremia
A. Berdasarkan waktu kejadianya
Hiponatremia Akut, yaitu kejadiaanya 48 jam atau kurang
Hiponatremia kronik , yaitu kejadianya lebih dari 48 jam
E. Berdasarkan Derajatnya
- Hiponatremia ringan ( kadar Na plasma 130 – 134 mmol/L )
- Hiponatremia Sedang ( Kadar Na plasma 120 – 129 mmol/L)
-hyponatremia Berat (kadar na Plasma kurang dari 120 mmol/L)
Gambaran Klinis Hiponatremia
Penyebab utama
Kehilangan air murni
Asupan tidak memadai ( ketidakmampuan akses cairan , adipsic hypernatremia )
Kehilangan insensible : Kulit ( demam, keringat ) dan saluran pernapasan (
ventilasi mekanik ; takikadi )
Kehilangan dari ginjal : diabetes insipidus
Defisist air dan kelebihan natrium
Kehilangan ekstrarenal : kulit ( luka bakar , keringat berlebihan ) , saluran cerna (
Gastroenteritis virus, diare osmotic, muntah )
Kehilangan dari ginjal : diuretic loop, diuresis osmosis ( hiperglikemia, mannitol, diet tinggi
protein ) penyakit ginjal atau post obstruktif
Penambahan natrium ( iatrogenic, hiperaldosteron, hypertonic saline )
Sementara ( olahraaga berat )
Manajemen Hipernatremia
Tujuan
1. Mengetahui gejala yang terjadi
2. Identifikasi penyeban yang mendasari terjadinya hypernatremia
3. Koreksi gangguan volume
4. Koreksi hipertonisitas
Terimakasi
Contoh ilustrasi
kasus
SUMBER : HIPONATREMIA DAN HIPERNATREMIA. OLEH DR. IYANDARMAWAN.
DIUNDUH DARI : HTTP://WIKIFOUNDRYATTACHMENTS.COM/NONN91JRP6MUCXF%2BU77AOG%3D%3D666624
HIPONATREMIA
1. GEJALA RINGAN --- RESTRIKSI AIR.
2. GEJALA BERAT (MISAL, KEJANG ATAU COMA) -----NACL
HIPERTONIK.
3. KEBANYAKAN PASIEN DG HIPOVOLEMIA BISA DIATASI DG
NS.
4. TIDAK ADA KONSENSUS
5. KEJANG BISA DIHENTIKAN CEPAT DG MENAIKKAN NA+
SERUM HANYA 3 SAMPAI 7 MMOL/L.
6. KEBANYAKAN KOMPLIKASI DEMIELINISASI--LAJU KOREKSI
MELEBIHI 12 MMOL/L/HARI.
7. (?) 9 SAMPAI 10 MMOL/L DALAM 24 JAM ATAU 19 MMOL
DALAM 48 JAM.
8. REKOMENDASI : LAJU KOREKSI < 8 MMOL/L/HARI.
9. NAMUN KOREKSI AWAL 1 -2 MMOL/L/JAM UNTUK
BEBERAPA JAM PERTAMA PADA KASUS BERAT.
10. INDIKASI MENGHENTIKAN KOREKSI AKUT DARI GEJALA
ADALAH BERHENTINYA MANIFESTASI YANG MENGANCAM
JIWA ATAU KADAR SERUM SUDAH MENCAPAI 125 ATAU
130 MMOL/L
Hiponatremia
Kasus 1
W 30 TH KEJANG GRANDMAL TIGA KALI, DUA
HARI PASCA APENDEKTOMI.
20 MG DIAZEPAM DAN 250 MG FENITOIN IV
DAN INTUBASI DG VENTILASI MEKANIK.
PF: pasien tidak dehidrasi dan BB 46 kg. stupor dan hanya respon ke nyeri
tetapi tidak terhadap perintah.
Lab: Na+ serum 112 mmol/L, osmolalitas serum 228 mOsm/kg, osmolalitas
urin 510 mOsm/kg
513 – 112
= 16.7
23 + 1
Karena gejala pasien cukup berat target awal adalah menaikkan kadar
Na+ serum sebesar 3 mmol/L dalam 3 jam berikut
Tiga jam kemudian, kadar Na+ serum menjadi 115 mmol/L.Target berikutnya
adalah menaikkan lagi sebesar 3 mmoldalam waktu 6 jam
HCT dihentikan sementara. Pasien diberikan NaCl 0.9% + 30 mmol KCl per liter.
Karena defisit air diperkirakan TBW adalah 50% BB.= 0.5 x 68 = 34 Liter.
Hipernatremia
Kasus 1
Lk 76 th dg kesadaran menurun, selaput lendir kering,
turgor kulit berkurang, demam, takipnea dan TD 142/82, tanpa
perubahan ortostatik. Na+ serum 168 mmol/L , BB 68 kg.
D/ Hipernatremia dg dehidrasi
KAEN 4A mengandung Na+ 30 mmol/L
Karena defisit air, TBW ditaksir 50% BB.= 0.5 x 68 = 34 Liter.
Target menurunkan kadar Na+ serum sebesar 5 mmol/L dalam 12 jam. Berapa L
diperlukan KAEN3A dan berapa rate per jam?
= 5 : 2.7 = 1.85 L dalam 12 jam
1 Liter dibutuhkan untuk mengganti ongoing loss cairan lambung dan rumatan,
jadi dalam 12 jam diberikan 2.85 L atau 230 ml/jam