I. PENDAHULUAN
Gagal hati akut adalah suatu gangguan multisistem pada kerusakan yang parah pada fungsi
hati, dengan atau tanpa ensephalopathy, menyebabkan terjadinya nekrosis hepatoseluler
pada pasien yang tidak mepunyai riwayat gagal hati kronik (Bhaduri dan Mieli-vergani).
Gagal hati fulminan adalah suatu sindrom klinik yang disebabkan oleh nekrosis sel hati yang
luas, diikuti kegagalan fungsi hati secara mendadak yang ditandai dengan enselopati yang
timbul dalam waktu kurang dari 8 minggu setelah gejala pertama penyakit hati. 1
Tabel 2. Penyebab gagal hati pada bayi dan anak di Kings College hospital
Galaktosemia
Kelainan autosom ini sekunder akibat defisiensi galaktose 1 fosfat uridiltransferase,
sehingga menimbulkan akumulasi substrat galaktose 1 fosfat sesudah bayi diperkenalkan
susu dengan angka kejadian 1 : 50.000. Bayi biasanya dalam kedaan sepsis yang
disebabkan oleh bakteri gram negatif, hipoglikemia dan ensefalopati dengan ikterik hebat,
perdarahan serta gagal hati pada beberapa hari pertama. Diagnosis ditegakkan dengan
deteksi reduksi urin tanpa glikosuria yang dikonfirmasi dengan penurunan aktivitas enzim
pada eritrosit. Gambaran patologi hepar memperlihatkan perlemakan, proliferasi periportal
duktus biliaris serta deposit besi dengan hematopoesis ekstrameduler. Bila galaktose tetap
diberikan maka firosis serta sirosis dapat terjadi, bahkan mungkin sudah ada sejak lahir.
Fungsi hati membaik dengan diet tanpa galaktose yang harus diberikan seumur hidup,
kecuali bila sirosis atau gagal hati sudah terjadi yang memerlukan transplantasi hati bila
tidak melibatkan multiorgan. Pada terapi diet yang berhasil, komplikasi jangka panjang tetap
ada berupa defek mental, kesukaran berbicara, gangguan ovarium dan kelainan neurologik.
Deteksi dini dapat dilakukan pada skrining neonatus.2
Hemokromatosis neonatal
Kelainan autosom resesif ini merupakan penyebab gagal hati akut pada neonatus yang
paling sering, yang ditandai oleh akumulasi besi intrahepatik prenatal. Biasanya ditemukan
pula retardasi pertumbuhan. Gejala klinis lainnya adalah hipoglikemia, ikterik serta
koagulopati dalam 2 minggu kehidupan yang akan berakhir fatal tanpa terapi. Tes fungsi hati
memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin dengan penurunan nilai transaminase serta
albumin. IBC rendah serta hipersaturasi sampai 90-100 % dengan nilai ferritin yang sangat
tinggi sampai > 1000 ng/l2. Pengobatan termasuk terapi suportif untuk gagal hati akutnya
dan antioxidant cocktail berupa kombinasi Nasetilsistein 150 mg/KgBB/Hari, vitamin E 25
mg/KgBB/Hari, selenium 2-3 mg/KgBB/Hari, prostaglandin E1 0,4-0,6 mg/KgBB/Hari harus
dimulai sejak berusia 24-48 jam. Beberapa kasus berhasil dengan regimen ini tetapi
sebagian besar memerlukan transplantasi hati. Diagnosis antenatal saat ini belum
dimungkinkan tetapi kelainan ini dapat dicurigai bila terdapat hidrops fetalis atau retardasi
pertumbuhan intrauterin atau terdeteksinya akumulasi besi perinatal pada pemeriksaan
MRI.2
Tirosinemia tipe 1
Kelainan ini bersifat autosom resesif karena defek fumaril asetoasetase (FAA) yang
merupakan enzim terakhir pada degradasi tirosin. Gen untuk FAA ini ada pada lengan
pendek kromosom 15 dan banyak mutasi yang telah dilaporkan pada gen ini. Hasil
metabolismenya merupakan komponen yang sangat reaktif serta toksik terhadap hati dan
berperan pada kelainan jantung, ginjal serta neurologik. Gejalanya sangat heterogen.
Biasanya bayi memperlihatkan tanda gagal hati akut pada umur 1-6 bulan, dengan ikterik
ringan, koagulopati, ensefalopati dan asites. Biasanya disertai hipoglikemia akibat
hiperplasia sel islet pankreas. Pada bayi yang lebih besar ditemukan gagal tumbuh,
koagulopati, hepatosplenomegali, hipotonia dan rikets.2
Pada pemeriksaan biokimia ditemukan peningkatan kadar bilirubin, transaminase,
alkali fosfatase dan kadar albumin yang rendah serta nilai alfa feto protein yang sangat
tinggi. Suksinil aseton urin patognomonik untuk kelainan ini. Diagnosis dikonfirmasi dengan
mengukur aktivitas FAA pada fibroblast atau limfosit. Disfungsi tubuler proksimal dapat
diduga bila terdapat fosfaturia dan aminoasiduria. Pada pemeriksaan ekokardiografi
mungkin ditemukan kardiomiopati hipertrofi. Dan pada pemeriksaan radiologi mungkin
ditemukan pula petunjuk adanya hypophospahtemic rickets yang berat. Kelainan ini beresiko
tinggi untuk menjadi karsinoma hepatoseluler.2
Tatalaksana awal adalah restriksi fenilanin dan tirosin dari diet yang akan memperbaiki
status nutrisi dan fungsi ginjal tetapi tidak akan berpengaruh pada progresifitas kelainan
hatinya. NTBC 2 (2-nitrotrifluoromethylbenzoyl 1-3 cyclohexenedione) dapat mencegah
pembentukan hasil metabolisme yang toksik, menormalkan fungsi tubulus, mencegah
porphyria-like crises, memperbaiki status nutrisi dan fungsi hati. Monitoring dan follow up
USG, CT scan atau MRI serta alfa fetoprotein perlu dilakukan setiap 6 bulan. Transplantasi
hati di indikasikan bila NTBC tidak responsi atau dugaan tejadinya karsinoma hepatoseluler.
Diagnosis antenatal dapat dilakukan dengan mengukur langsung FAA atau menentukan
succinyl aceton pada cairan amnion.2,6
GAGAL HATI AKUT PADA ANAK YANG LEBIH BESAR
Hepatitis virus fulminan
Pada bayi, infeksi oleh virus Herpes simpleks (HSV 1-2-6, varicella-zoster atau CMV) dapat
menimbulkan gagal hati berat terutama pada penderita yang immunocompromised. Pada
anak yang lebih besar, hepatitis A merupakan penyebab hepatitis fulminan yang paling
sering dengan angka kejadian sebesar 1,5-31 %. Hepatitis fulminan ini dilaporkan pula
terjadi pada bayi berumur 3 bulan dari ibu HbsAg+ dan anti Hbe+
Penilaian pra-transplantasi
Status nutrisi
Panjang / tinggi badan, berat, tebal lipatan kulit triseps, lingkaran lengan atas
Identifikasi komplikasi hati
Asites, varises
Penilaian jantung
EKG,ekokardiografi, foto toraks, katerisasi jantung
Fungsi respirasi
Saturasi oksigen, ventilation pefusion scan (bila sianosis)
Penilaian perkembangan dan neurologis
EKG, penilaian dengan skala perkembangan balley, skala intelegensia Stanford-Binet.
Fungsi ginjal
Urea, kreatinin, elektrolit, rasio protein-kreatinin urin, kromium EDTA
Serologi
CMV, EBV, virus varicella-zoster, herpes simpleks, hepatitis A, B, dan C, HIV campak
Hematologi
Darah tepi lengkap,golongan darah
Radiologi
USG hati dan limpa untuk menilai anatomi vaskular, foto tangan dan pergelangan tangan untuk menilai usia
tulang dan adanya rickets
Penilaian gigi geligi
VI. PROGNOSIS
Gambar. Hasil dihubungkan dengan sebab penyakit pada gagal hati akut.
VII. RINGKASAN
Gagal hati akut merupakan penyakit yang jarang tetapi penyakit yang merusak.Terapi
spesifik untuk pengobatan sering tidak tersedia dan penyebab penyakit gagal hati sering
tidak diketahui. Walaupun transplantasi hati meningkatkan kesempatan untuk survive,
pasien yang mempunyai penyakit hati akut masih tinggi resiko kematiannya baik ketika
menunggu tindakan operasi maupun setelah dilakukan tindakan operasi.