pertanyaan sederhana yaitu, "Menurut Anda, apakah motivasi atau semangat hidup
itu penting? Dan kenapa?". Saya mendapatkan berbagai versi jawaban. Namun
saya memiliki versi jawaban tersendiri. Semangat hidup atau motivasi tinggi adalah
"amunisi" bagi setiap kita untuk menghadapi berbagai persoalan hidup, rintangan
dan kesulitan dalam rangka mencapai cita-cita atau sasaran hidup kita. Tanpa
"amunisi" semangat hidup yang "banyak", kita akan tidak memiliki cukup "power" di
dalam menghadapi berbagai persoalan dan tekanan hidup.
Lalu pertanyaan saya yang selanjutnya,"Mana yang lebih penting bagi Anda,
semangat hidup atau televisi Anda di rumah?". Kebanyakan orang pasti menjawab
semangat hidup lebih penting dari pada televisi di rumah.
Bila kita memiliki paradigma yang tepat tentang apa gunanya "motivasi atau
semangat hidup", maka kita akan menjaga baik-baik semangat juang tersebut.
Siapa yang bisa menjaga semangat juang ini? Siapa yang bertanggung jawab
menjaga semangat kerja yang tinggi? Jawabannya tiada lain adalah DIRI KITA
sendiri. Oleh karena itu, kita harus berjuang mati-matian untuk menjaga semangat
hidup yang tinggi supaya tidak "patah semangat".
Faktor apa saja yang membuat semangat juang atau motivasi hidup kita ditempat
kerja, menjadi "kempes"? Bila kita mampu mengenali faktor "pengempes" tersebut,
maka harapan saya, kita harus menghindari faktor itu dan menjaga semaksimal
mungkin "amunisi" kita. Berikut ini adalah 10 faktor yang akan menghancurkan
semangat juang:
Banyak orang yang mengeluh tentang tidak termotivasi untuk melakukan sesuatu.
Itu karena mereka tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, yang akan menggairahkan
mereka untuk melakukan apa pun. Tanpa tujuan hidup yang jelas, hidup kita seperti
sayur tanpa garam, hambar, mudah patah semangat dan mudah kalah dalam
menghadapi berbagai persoalan.
Cara mengatasinya: Pikirkan "goal setting" Anda, tuliskan di secarik kertas dan
tempel di ruang pribadi Anda. Lembaran ini akan menjadi pemandu langkah-langkah
Anda
2. Memakai prinsip hidup yang salah yaitu "Apa kata orang lain"
Sebagi contoh, ketika kita mau membangun komunikasi yang baik dengan atasan,
lalu orang lain bilang "kamu menjilat ya..." Apa respon kita? Apakah kita berhenti
untuk membangun hubungan baik dengan atasan, dan mendengar komentar orang
sekitar? Atau sebaliknya?
Bila tindakan kita sering didasari oleh apa kata orang lain, maka komentar negatif
dari orang-orang lain, akan membunuh semangat hidup kita.
Semakin kita merenungkan kata-kata negatif dari orang lain, semakin kita tidak
punya daya juang dalam menghadapi kesulitan.
Cara mengatasinya:
Ganti prinsip hidup "Apa kata orang lain", dengan prinsip hidup "Apa kata Tuhan
tentang saya".
Banyak karyawan dan kaum profesional berfokus pada kejelekan atasan, renungkan
dan menggosipkan kelemahan-kelemahan atasan, mengeluh tentang berbagai
kebijakan perusahaan yang tidak disukai, dsb. Jika kita terlalu fokus pada hal-hal
buruk yang terjadi di tempat kerja, maka kita akan mudah sekali patah semangat.
Sehingga kita tidak bisa melihat lagi "sisi terang" dan berbagai peluang yang
muncul. Kita harus ingat rumusan ini: "ketika kita fokus pada hal-hal negatif, maka
semangat juang kita akan hilang, dan sebaliknya, bila kita fokus pada hal-hal
positifnya saja, maka motivasi kerja kita akan bangkit".
Cara mengatasinya:
Mulai berlatih melihat orang lain dan melihat berbagai situasi dari sisi positif. Dan
selalu mengucap syukur mengenai apa saja yang kita miliki dan apa yang kita bisa.
Jangan terjebak fokus pada kekurang diri sendiri.
Bila kita hanya bermimpi saja, hanya bercita-cita saja, hanya merencanakan saja,
tanpa tindakan konkrit, maka kaki kita akan tetap berpijak di tempat yang sama.
Membosankan. Tidak ada kegairahan baru. Tidak terjadi perubahan apa-apa. Tidak
ada tantangan baru. Dan pada akhirnya semangat hidup akan padam. Jadi, apabila
kita sudah memiliki rencana dan tujuan yang jelas, mulailah dengan langkah
pertama: bertindak!
Cara mengatasinya:
Salah satu cara terbaik supaya kita mau "loncat dari kursi" dan melangkah adalah
melalui bantuan orang lain atau mentor. Minta mentor Anda untuk memberikan
semangat untuk bertindak. Mentor Anda akan berfungsi sebagai pengingat sekaligus
menjadi pendorong.
Perasaan takut adalah hasil karya iblis yang terhebat yang ditebarkan kepada
manusia. Ketika perasaan takut ini muncul, maka lidah kita akan kelu, kaki kita akan
macet dan otak kita akan beku. Rasa takut salah dan gagal akan membunuh fighting
spirit kita.
Cara mengatasinya:
Latihan afirmasi diri dan pengakuan iman dengan menggunakan berbagai kutipan
ayat firman di Alkitab. Renungkan dan perkatakan ayat tersebut untuk menetralisir
rasa takut yang muncul. Sebagai contoh, Anda bisa memakai ayat Yesaya 41:10
sebagai andalan untuk mengusir rasa takut.
Kuesioner :
Bila hasil jawaban Anda mayoritas adalah "YA", berarti Anda potensi mudah patah
semangat, tidak termotivasi, jenuh dan tidak bergairah di dalam bekerja.