Anda di halaman 1dari 6

Lampiran SK No.

016/RMN-SK/IX/2012

PEDOMAN PEMBUATAN JADWAL DINAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 menyatakan bahwa setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan
memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungannya. Oleh karena itu semua orang termasuk
tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pemeliharaan dan
peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah atau swasta berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan
adanya mutu pelayanan kesehatan yang prima dan mutu ini sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, adapun faktor yang paling dominan adalah Sumber Daya Insani (SDI).
Sumber Daya Insani (SDI) adalah aset yang terlibat secara langsung dalam pemberian
pelayanan kepada konsumen diantaranya ada dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan
lainnya serta tenaga administrasi dan umum. Dalam penggelolaan memanfaatkan SDI ini
terdapat standar-standar yang harus diperhatikan diantara pengaturan jadwal dinas. Hal ini
dikarenakan pemerintah melalui Dsnakertrans dengan Undang-Undang No.13 tentang
Ketenagakerjaan sangat memperhatikan pemberdayaan atau pemanfaatan SDI ini sesuai
kebijakan yang tercantum dalam Undang-Undang tersebut.
Berdasarkan hal tersebut perlu disusun pedoman pembuatan jadwal dinas yang mengacu
kepada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah maupun kebijakan internal
rumah sakit. Sehinggga dapat memberikan landasan berpikir yang sama dalam pembuatan
jadwal dinas dan menjadi acuan bagi setiap unit terkait dalam melakukan pendelegasian
dan pengorganisasian tugas guna mewujudkan visi misi dan tujuan serta fungsi rumah
sakit.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan dalam mendelegasikan dan mengorganisasi kegiatan
dan ketenagaan melalui penjadwalan dinas yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya pola penjadwalan dinas sebagai pedoman atau acuan pembuatan
jadwal dinas.
b. Tercapainya optimalisasi produktifitas jam kerja melalui optimalisasi jadwal dinas.

1
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah penjadwalan dinas sesuai dengan tuntutan jam kerja
produktif sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah dan kebijakan internal rumah
sakit. Untuk sasaran pengguna pedoman ini adalah seluruh unit terkait terutama yang
memiliki SDI dengan sistem kerja Shift.

D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan BAB X
PERLINDUNGAN, PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN Bagian Kesatu
Paragraf 4 Waktu Kerja Pasal 77 :
(1) Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja
(2) Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
a. (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6
(enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5
(lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
(3) .....
(4) .....

BAB II
PENGERTIAN

A. Rumah Sakit adalah usaha pelayanan dibidang kesehatan yang didirikan dan dimiliki oleh
perorangan.
B. Direktur adalah Pimpinan tertinggi Rumah Sakit untuk memimpin dan mengelola seluruh
kegiatan Rumah Sakit sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang telah ditentukan.
C. Menejer Umum dan Personalia adalah pejabat Struktural yang membantu kewajiban
Direktur dalam mengelola kegiatan operasional di Departemen Umum dan Personalia.
D. Kepala Divisi SDI dan Tata Usaha adalah Pejabat Fungsional yang membantu kewajiban
Menejer Umum dan Personalia dalam mengelola kegiatan operasional Departemen
Umum dan Personalia.
E. Kepala Urusan (Ka.Ur) Personalia adalah Pejabat Fungsional yang membantu kewajiban
Ka.Div Umum dan Personalia dalam mengelola kegiatan operasional Divisi SDI dan Tata
Usaha.
F. Staf Personalia adalah Karyawan yang ditempatkan di Unit Personalia yang
melaksanakan tugas rutin unit personalia.
G. Jadwal Dinas adalah pengaturan dinas karyawan, terutama dengan sistem shift baik pagi,
sore maupun malam dengan batasan waktu kerja yang telah ditetapkan.

2
BAB III
PEDOMAN PEMBUATAN JADWAL DINAS

A. Jadwal dinas pada umumnya dibuat oleh atasan yang memiliki staf terutama yang bekerja
dengan sistim shift..
B. Jadwal dinas dibuat setiap bulan pada form jadwal dinas yang telah ditetapkan (terlampir)
dengan tampilan kolom nomor, nama, NIK, pendidikan, jabatan, kode pengisian jadwal
dinas, distribusi shift, total jam kerja, jadwal petugas pengganti, distribusi kuantitas
petugas jaga ditiap shift dan petugas libur, total ketersediaan petugas dan lemburan dengan
pola pengisian jadwal dinas sebagai berikut :
Jumlah Jumlah hari Total Jam
No Keterangan Contoh
Hari Kerja Libur Kerja/Minggu
Pola jadwal full shift P-P-P-P-P-P-L
pagi / sore atau S-S-S-S-S-S-L
1. 6 Hari Kerja 1 Hari Libur 42 Jam
kombinasi shift pagi P-P-P-S-S-S-L
dan sore dst................

Pola jadwal 3 shift P-P-P-M-M-L-L


pagi / sore atau S-S-S-M-M-L-L
2. 5 Hari Kerja 2 Hari Libur 41 Jam kombinasi shift pagi P-S-S-M-M-L-L
ditambah 2 shift S-P-P-M-M-L-L
malam dst.................

Pola jadwal 4 shift P-P-P-P-M-L-L


pagi / sore atau S-S-S-S-M-L-L
3. 5 Hari Kerja 2 Hari Libur 38 Jam kombinasi shift pagi P-P-S-P-M-L-L
ditambah 1 shift S-S-P-P-M-L-L
malam dst.................

Pola jadwal 4 shift P-P-M-M-M-L-L


pagi / sore atau S-S-M-M-M-L-L
4. 5 Hari Kerja 2 Hari Libur 44 Jam kombinasi shift pagi P-S-M-M-M-L-L
ditambah 1 shift S-P-M-M-M-L-L
malam dst.................
Pola jadwal full shift M-M-M-M-L-L
5. 4 Hari Kerja 2 Hari Libur 40 Jam malam dst................

C. Pola pengisian jadwal dinas sebagaimana tercantum pada tabel diatas boleh dikurangi satu
hari kerja tetapi tidak boleh lebih dengan tidak ada penambahan hari libur, hal ini bertujuan
untuk dinamisasi hari jaga (senin s/d minggu) agar perputarannya tidak selalu jatuh pada
hari yang sama setiap minggunya.
D. Pada akhirnya tetap yang menjadi perhatian utama adalah jam kerja perbulannya dengan
batasan sebagai berikut :
1. Bulan dengan jumlah 28 hari = Total jam kerja 160 Jam
2. Bulan dengan jumlah 30 hari = Total jam kerja 174 Jam
3. Bulan dengan jumlah 31 hari = Total jam kerja 181 Jam
E. Total jam kerja dapat dikurangi sejumlah hari apabila dalam bulan tersebut ada hari libur
nasional diluar libur mingguan dan atau ada libur fakultatif.

3
BAB IV
PROSEDUR

1. Jadwal Dinas dibuat oleh pengelola unit terkait, minimal H-10 sebelum tanggal 1 bulan
berikutnya menggunakan format yang telah ditetapkan oleh RS Siaga Ramania Samarinda.
2. Setelah jadwal dinas selesai dibuat pembuat jadwal dinas wajib menandatangani dan
meminta tanda tangan dari atasan langsung (Ka.Div) unit terkait untuk disetujui.
3. Selanjutnya oleh atasan langsung (Ka.Div) meminta tanda tangan Manajer terkait untuk
diketahui.
4. Setelah penandatangan telah terisi, atasan langsung (Ka.Div) menyerahkan kembali jadwal
dinas kepada petugas pembuat jadwal dinas untuk di foto copy dan diserahkan ke unit
personalia.
5. Penyerahan foto copy jadwal dinas ke unit personalia selambat-lambatnya 5 hari sebelum
berakhirnya kalender bulan berjalan agar dapat dilakukan verifikasi oleh unit personalia.
6. Apabila terjadi revisi jadwal dinas dari hasil verifikasi oleh personalia, maka dilakukan
prosedur nomor 2, 3 dan 4.
7. Apabila salah satu atasan baik atasan langsung (Ka.Div) atau Manajer terkait berhalangan
dalam jangka waktu yang lama sementara jadwal dinas harus segera diserahkan ke Unit
Personalia, penandatanganan boleh dikosongkan.

BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

A. MONITORING
Dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan jadwal dinas, monitoring dilakukan setiap
bulannya agar dapat menjadi kontrol atas pemberdayaan tenaga kerja sesuai dengan
tuntutan produktifitas yang diiiginkan oleh RS Siaga Ramania Samarinda.
Monitoring dilaksanakan secara berjenjang mulai dari pembuat jadwal dinas, atasan dari
pembuat jadwal dinas dan seterusnya hingga hirarkhi tertinggi dan tentu saja oleh bagian
SDI sendiri untuk kontrol :
1. Batasan total jam kerja sebulan sebagai gambaran optimalisasi tenaga oleh pembuat
jadwal dinas bukannya eksploitasi tenaga.
2. Nilai kecukupan dan ketersediaan tenaga terutama kuantitas kebutuhan tenaga di tiap
shift untuk menjamin terlaksananya kegiatan pelayanan
3. Kesesuaian kehadiran dengan ketetapan penjadwalan yang telah dibuat dalam hal ini
terkait kedisiplinan jam kerja.
4. Kuantititas lembur baik secara jumlah lemburan, konsentrasi lemburan, maupun secara
finansial lemburan.

B. EVALUASI
Dari gambaran monitoring yang dilakukan oleh semua pihak terkait pada akhirnya menjadi
produk laporan yang didalamnya memuat evaluasi dari segala aspek monitoring atas
pembuatan jadwal dinas nantinya akan ada rekomendasi-rekomendasi mempertahankan,
meningkatkan atau mnghilangkan guna efektifitas kedepan.
4
BAB VI
PENUTUP

Demikian pedoman ini dibuat untuk dijadikan sebagai landasan dalam membuat jadwal dinas
dilapangan, sehingga memberikan kemudahan dalam pengaturan dan dapat meningkatkan
produktifitas tenaga kerja. Kami sadar pedoman ini jauh dari sempurna karena itu kami
meminta saran perbaikan guna menyempurnakan pedoman ini menjadi lebih baik lagi.

Samarinda, Tahun 2012


Manajer Umum dan Personalia
RS Siaga Ramania Samarinda

5
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai