2040 4038 1 SM PDF
2040 4038 1 SM PDF
Muchammad*
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, Tembalang, Kota Semarang 50275.
*Email: m_mad5373@yahoo.com
Abstrak
Heat exchanger adalah alat penukar panas antar dua fluida berbeda temperaturnya
dimana satu fluida memberikan panas dan yang lainnya menerima panas. Beban dan
waktu kerja yang tinggi seringkali membuat alat ini mengalami penurunan performa,
hal ini dapat berakibat pada penurunan kapasitas produksi. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis penyebab utama terjadinya penurunan performa Heat Exchanger
Stabilizer Reboiler 011E120 di PT. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, serta
memberikan rekomendasi perbaikan alat tersebut. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah inspeksi secara visual dan melakukan pengukuran ketebalan
dinding pada bagian-bagian heat exchanger serta menghitung nilai faktor
pengotorannya (fouling factor). Penurunan performa heat exchanger ini terjadi karena
penyerapan panas yang kurang maksimal antara fluida pemanas (High Diesel Oil)
dengan fluida yang dipanaskan (Naphtha) hal ini terjadi karena adanya kotoran dan
deposit yang menempel pada tube sehingga menghambat proses perpindahan panas
antara fluida di luar dan di dalam tube, hal ini terlihat dari nilai faktor pengotoran Rd
= 0,02027 ft2hroF/BTU jauh lebih besar dari nilai toleransi yang diijinkan (fouling
resistance) pada specification sheet yaitu 0,0024 ft2hroF/BTU. Dari analisis yang
dilakukan maka untuk mengembalikan performa heat exchanger direkomendasikan
perbaikan berupa pembersihan rutin setiap dua tahun sekali pada seluruh permukaan
tube baik bagian luar maupun bagian dalam dengan menggunakan water jet (dengan
campuran cairan chemical).
Kata kunci: fouling factor, heat exchanger, reboiler, shell and tube
72 e-ISSN 2406-9329
Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal. 72-77 ISSN 0216-7395
perbaikan untuk mengembalikan performa heat Kondisi performa 011E120 pasca turn around
exchanger. kembali mengalami penurunan performa secara
gradual. Hal ini diindikasikan dengan
METODE PENELITIAN bertambahnya flow pemanas yaitu HDO pump
Dalam Penelitian Analisis Penurunan around untuk mendapatkan target temperature
Performa Heat Exchanger Stabilizer Reboiler bottom stabilizer 011C105 sesuai target, grafik
011E120 dimulai dari studi literartur dan penurunan performa pasca turn around dapat
pengumpulan data spesifikasi dari heat dilihat pada Gambar 2.
exchanger yang akan digunakan untuk
melakukan perhitungan. Selanjutnya adalah
melakukan inspeksi, diantaranya adalah inspeksi
visual untuk dapat diketahui kerusakan-
kerusakan yang bersifat makro, adapun metode
inspeksi yang lain adalah inspeksi ultrasonic
thickness untuk mengetahui ketebalan permukaan
heat exchanger dan memastikan spesifikasi dan
kelayakan dari heat exchanger tersebut. Setelah Gambar 2. Grafik Temperature Bottom dan
didapat semua data dilakukan analisis dan Flow Bottom Pasca Turn Around
perhitungan nilai factor pengotoran untuk dapat
mengetahui penyebab penurunan performa heat Penurunan suhu tersebut menyebabkan flow
exchanger dan terakhir dibuat kesimpulan pemanas HDO mengalami kenaikan flow secara
penelitian beserta rekomendasi yang dapat gradual dari 250 m3/hr menjadi 775 m3/hr untuk
diberikan untuk mengembalikan performa heat mendapatkan temperatur bottom target 190 oC.
exchanger. Pasca iturn around, temperature bottom
Stabilizer 011C105 mengalami penurunan
HASIL DAN PEMBAHASAN sampai 180 oC. Berdasarkan desain material
Evaluasi Performa Heat Exchanger Stabilizer balance unit 011, flow HDO sebagai pemanas
Reboiler 011E120 adalah sebesar 831 m3/hr. Pernurunan performa
Berdasarkan kondisi operasi aktual, terjadi dari Heat Exchanger 011E120 tersebut terus
penurunan performa Heat Exchanger 011E120 berlanjut terhitung sampai tanggal 11 Januari
diindikasikan oleh: 2017 sampai dilakukan stop unit sehingga dapat
1. Terjadi penurunan temperature bottom pada di inspeksi dan evaluasi untuk didapat hasil
Column Stabilizer 011C105 dari 190 oC rekomendasi perbaikan agar performa dari heat
menjadi 180 oC. exchanger kembali meningkat.
2. Terjadi kenaikan kebutuhan HDO (sebagai
sebagai pemanas) dari 300 m3/hr menjadi 750 Analisis Performa Heat Exchanger Stabilizer
m3/hr. Reboiler 011E120
Kondisi saat pra turn around menunjukkan Terdapat beberapa parameter penyebab
adanya penurunan performance Heat Exchanger terjadinya penurunan performa pada Heat
011E120 yang menyebabkan off spec produk. Exchanger Stabilizer Reboiler 011E120 yang
Teramati dari turunnya temperatur bottom akan dibahas satu persatu sebagai berikut.
stabilizer (011C105) dengan flow pemanas HDO
meningkat seperti yang terlihat pada Gambar 1. Analisis Performa Fluida Servis
Analisis Laju Aliran Fluida Servis
Semakin besar flow fluida menyebabkan laju
aliran massa semakin besar dimana laju aliran
massa didapat dari laju fluida dikalikan dengan
densitasnya. Pada kasus Heat Exchanger
011E120 flow HDO sebagai pemanas sebesar
1169,77 m3/hr sehingga:
M w
Gambar 1. Grafik Temperature Bottom dan 1170 m3 hr 669 kg m3 (1)
Flow HDO Pra Turn Around 782730 kg hr
QHDO Mt Ct T (2)
T T1 T2 632 588 44 F o
(3)
Gambar 3. Permukaan Shell Cover dan T1 T2 632 588
Permukaan Shell Trata rata 610 F (4)
o
2 2
(Trata T 2)
Ct Cti (Cto Cti)
Tebal desain shell adalah 13 mm dengan (T1 T 2)
corossion allowance sebesar 3,175 mm sehingga (610 588) (5)
tebal minimum yang diijinkan adalah 9,825 mm, 0, 694 (0699 0, 694)
(632 588)
sementara hasil pengukuran thickness shell
0, 697BTU / lbo F
adalah 12,64 mm. Begitu juga dengan ketebalan
QHDO Mt Ct T
shell cover masih dalam kondisi baik dimana (6)
1725622 0, 697 44
tebal desain adalah 13,5 dan corossion allowance
sebesar 3,175 sehingga didapat tebal minimum 52921375,5BTU / hr
shell cover adalah 10,325. Sementara hasil
74 e-ISSN 2406-9329
Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal. 72-77 ISSN 0216-7395
(T1 t 2) (T 2 t1 )
LMTD 2. Kecepatan Aliran Massa pada Tube
T1 t 2 Mt 1725622
ln Gt 1323127 lb hr ft 2 (14)
T 2 t1 (7) at 1,3042
th tc
th
ln Perhitungan Bilangan Reynold
tc
1. Bilangan Reynold pada Shell
254 227
205o F
254
ln De Gs 0, 0625 1023330
227 Re s 220545 (15)
s 0, 29
T1 T 2 632 588 44
R 2,58 (8)
t 2 t1 378 361 17
2. Bilangan Reynold pada Tube
t 2 t1 378 361 17 (9)
S 0, 06
T1 t1 632 361 271 IDt Gt 0, 05 1323127
Re t 118136 (16)
t 0,56
Dengan nilai R = 2,58 dan S = 0,06
berdasarkan Figure 23 LMTD Correction Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat
Factor TEMA didapat nilai jenis aliran yang terjadi di dalam shell maupun
Ft = 0,99. (TEMA, 1996)
LTMD Ft LTMD tube adalah aliran turbulen karena Res dan Ret >
0,99 205 (10) 2300. (Incropera dkk., 1996)
203o F
Perhitungan Bilangan Prandtl
Perhitungan Luasan Aliran 1. Bilangan Prandtl Pada Shell
1. Luasan Aliran Fluida Tube
Cs s 0, 697 0, 29 (17)
Dimana C = Pt – Des = 1 – 0,75 = 0,25 Pr s 0,316
ks 0, 64
inchi
2. Bilangan Prandtl Pada Tube
IDs C B
as
144Pt Ct t 0, 721 0, 70
Pr t 1, 202 (18)
51,18 0, 25 19,5
kt 0, 42
144 1
1, 7326 ft 2 (11) Perhitungan Rasio Viskositas
1. Rasio Viskositas shell
2. Luasan Aliran Fluida Tube
0.14
µs
0.14
Berdasarkan Tabel 10 Heat Exchanger and 0, 29 (19)
Condenser Tube Data Process Heat s 1, 00
µs w 0, 29
Transfer D.Q. Kern dengan ukuran Des =
0,75 = 3/4 inchi dan BWG 14 didapat nilai
a’t = 0,2679 in2 (Kern dan Donald Q., 2. Rasio Viskositas Tube
1965)
0.14
µt
0.14
0,56 (20)
Nt a ' t t 0,97
at µt w 0, 70
144n
1402 0, 2679
Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas
144 2 Dari Figure 28 Process Heat Transfer D.Q.
1,3042 ft 2 (12) Kern dengan nilai Res = 220545 sehingga
didapat nilai dari JHs = 300. (Kern dan Donald
Perhitungan Kecepatan Aliran Massa Q., 1965)
1. Kecepatan Aliran Massa pada Shell Dari Figure 24 Process Heat Transfer D.Q.
Kern dengan nilai Ret = 118136 dan L/IDt =
76 e-ISSN 2406-9329
Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal. 72-77 ISSN 0216-7395