Pednis Sumur Resapan 2007 LKP
Pednis Sumur Resapan 2007 LKP
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
1
KATA PENGANTAR
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
2
Jakarta, Januari 2007
Direktur Pengelolaan Air
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Sasaran 2
D. Istilah 3
II. PELAKSANAAN 4
A. Persyaratan Lokasi 4
B. Persyaratan Petani dan Kelompok Tani 4
C. Survey CP/CL 5
D. Pencatatan Koordinat 5
E. Desain Sederhana 6
F. Pengadaan Bahan dan Peralatan 6
G. Konstruksi 6
H. Pengawasan 10
I. Pembiayaan 11
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
4
IV. MONITORING DAN EVALUASI 13
A. Monitoring dan Evaluasi 13
B. Operasional dan Pemeliharaan 13
C. Pembinaan dan Pengendalian 14
D. Pelaporan 14
V. PENUTUP 18
DAFTAR PUSTAKA 19
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
5
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke bumi merupakan sumber air
yang dapat dipakai untuk keperluan mahluk hidup. Dalam siklus tersebut, secara
alamiah air hujan yang jatuh ke bumi sebagian akan masuk ke perut bumi dan
sebagian lagi akan menjadi aliran permukaan yang sebagian besar masuk ke
sungai dan akhirnya terbuang percuma masuk ke laut. Dengan kondisi daerah
tangkapan air yang semakin kritis, maka kesempatan air hujan masuk ke perut
bumi menjadi semakin sedikit. Sementara itu pemakaian air tanah melalui
pompanisasi semakin hari semakin meningkat. Akibatnya terjadi defisit air tanah,
yang ditandai dengan makin dalamnya muka air tanah. Hujan berkurang sedikit
saja beberapa waktu maka air tanah cepat sekali turun.
Kondisi semakin turunnya muka air tanah kalau dibiarkan terus, maka akan
berakibat sulitnya memperoleh air tanah untuk keperluan pengairan pertanian
dan keperluan mahluk hidup lainnya. Disamping itu dapat menyebabkan intrusi
air laut semakin dalam ke arah daratan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
perlu konservasi air sebagai upaya untuk penambahan air tanah melalui
pembangunan sumur-sumur resapan. Prinsip dasar konservasi air ini adalah
mencegah atau meminimalkan air yang hilang sebagai aliran permukaan dan
menyimpannya semaksimal mungkin ke dalam tubuh bumi. Atas dasar prinsip ini
maka curah hujan yang berlebihan pada musim hujan tidak dibiarkan mengalir
percuma ke laut tetapi ditampung dalam suatu wadah yang memungkinkan air
kembali meresap ke dalam tanah ( groundwater recharge).
Dengan muka air tanah yang tetap terjaga atau bahkan menjadi lebih
dangkal, air tanah tersebut dapat dimanfaatkan pada saat terjadi kekurangan air
di musim kemarau dengan jalan memompanya kembali ditempat yang lain ke
permukaan.
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
6
B. Tujuan
1. Meningkatkan muka air tanah untuk penyediaan air bagi usaha pertanian
dan peternakan.
2. Mengurangi dan mencegah intrusi air laut bagi daerah-daerah pantai.
C. Sasaran
1. Sumur Resapan
Sumur Resapan (infiltration Well) adalah sumur atau lubang pada
permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan/aliran
permukaan agar dapat meresap ke dalam tanah.
2. Dinas Pertanian
Dinas Pertanian meliputi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Dinas Perkebunan dan Dinas Peternakan
3. Lapisan Aquifer
Lapisan dalam tubuh bumi dibawah permukaan tanah yang terdiri dari
masa batuan atau masa tanah yang tidak saja mengadung air tetapi juga
merupakan sumber air yang tidak tercemar. Lapisan ini ditandai dengan
munculnya mata air.
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
7
II. PELAKSANAAN
A. Persyaratan Lokasi
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
8
C. Survey CP/CL
D. Pencatatan Koordinat
E. Desain Sederhana
Desain sederhana dibuat oleh Aparat Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama
dengan petani/kelompok tani. Desain dibuat sesederhana mungkin agar dapat
dibaca oleh pelaksana (petani/kelompok tani). Hasil Desain harus mendapat
persetujuan dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota.
G. Konstruksi
Pembangunan sumur resapan dilakukan oleh pelaksana yang telah ditunjuk
( kelompok tani ), dilakukan secara swakelola (padat karya) agar petani
mampu mengembangkan sumur resapan dan merasa ikut memiliki.
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
9
1. Beberapa Ketentuan Umum untuk Pembangunan Konstruksi
Sumur Resapan
a. Sumur resapan sebaiknya berada diatas elevasi/kawasan sumur-
sumur gali biasa.
b. Untuk menjaga pencemaran air di lapisan aquifer, kedalaman
sumur resapan harus diatas kedalaman muka air tanah tidak
tertekan
(unconfined aquifer) yang ditandai oleh adanya mata air tanah.
c. Pada daerah berkapur/karst perbukitan kapur dengan
kedalaman/solum tanah yang dangkal, kedalaman air tanah
pada umumnya sangatlah dalam sehingga pembuatan sumur
resapan sangatlah tidak direkomendasikan. Demikian pula
sebaliknya di lahan pertanian pasang surut yang berair tanah
sangat dangkal.
d. Untuk mendapatkan jumlah air yang memadai, sumur resapan
harus memiliki tangkapan air hujan berupa suatu bentang lahan
baik berupa lahan pertanian atau atap rumah.
e. Sebelum air hujan yang berupa aliran permukaan masuk
kedalam sumur melalui saluran air, sebaiknya dilakukan
penyaringan air di bak kontrol terlebih dahulu.
f. Bak kontrol terdiri-dari beberapa lapisan berturut-turut adalah
lapisan gravel (kerikil), pasir kasar, pasir dan ijuk.
g. Penyaringan ini dimaksudkan agar partikel-partikel debu hasil
erosi dari daerah tangkapan air tidak terbawa masuk ke sumur
sehingga tidak menyumbat pori-pori lapisan aquifer yang ada.
h. Untuk menahan tenaga kinetis air yang masuk melalui pipa
pemasukan, dasar sumur yang berada di lapisan kedap air dapat diisi
dengan batu belah atau ijuk.
i. Pada dinding sumur tepat di depan pipa pemasukan, dipasang pipa
pengeluaran yang letaknya lebih rendah dari pada pipa pemasukan
untuk antisipasi manakala terjadi overflow/luapan air di dalam sumur.
Bila tidak dilengkapi dengan pipa pengeluaran, air yang masuk ke
sumur harus dapat diatur misalnya dengan seka balok dll.
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
10
j. Diameter sumur bervariasi tergantung pada besarnya curah hujan,
luas tangkapan air, konduktifitas hidrolika lapisan aquifer, tebal
lapisan aquifer dan daya tampung lapisan aquifer. Pada umumnya
diameter berkisar antara 1 – 1,5 m
k. Tergantung pada tingkat kelabilan/kondisi lapisan tanah dan
ketersediaan dana yang ada, dinding sumur dapat dilapis
pasangan batu bata atau buis beton. Akan lebih baik bila dinding
sumur dibuat lubang-lubang air dapat meresap juga secara
horizontal.
l. Untuk menghindari terjadinya gangguan atau kecelakaan maka
bibir sumur dapat dipertinggi dengan pasangan bata dan atau
ditutup dengan papan/plesteran.
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
11
Gambar 3. Skema Teknis Sumur Resapan
H. Pengawasan
Aparat Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab kegiatan
harus melakukan pengawasan sejak dari perencanaan hingga konstruksi
sumur resapan terbangun.
I. Pembiayaan
Biaya disediakan melalui dana Tugas Pembantuan yang terdiri dari Belanja
Uang Honor Tidak Tetap yang digunakan untuk upah tenaga (Padat Karya )
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
12
sebesar 50 % (Rp. 2.500.000,-/unit), dan Belanja Lembaga Sosial Lainnya
digunakan untuk pembelian bahan bangunan sebesar 50 % (Rp. 2.500.000,-
/unit) . Biaya Belanja Sosial Lainnya diberikan kepada tani setelah mereka
membuat proposal rencana kebutuhan biaya pembangunan Sumur resapan.
Proposal harus disetujui oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
13
III. INDIKATOR KINERJA
C. Manfaat (benefit)
Terpenuhinya kerperluan air saat diperlukan
D. Dampak (impact)
Meningkatnya kesempatan berusahatani
Pedoman Teknis Sumur Resapan TA. 2007 Dit. Pengelolaan Air. Subdit IKA
14
IV. MONITORING DAN EVALUASI
xv
pengembangan sumur resapan dalam rangka antisipasi kekeringan
sehari-hari di kabupaten dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan
Pengembangan Sumur Resapan (Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten) berkoordinasi dengan instansi teknis terkait .
2. Pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan keuangan
harus dilakukan secara intensif dan efektif untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dan penyelewengan yang mengakibatkan
kerugian negara.
3. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan oleh pengawas
lapangan Pengembangan Sumur Resapan yang ditunjuk oleh
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten.
D. Pelaporan
1) Laporan Perkembangan
xvi
Tabel Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Sumur Resapan.
2 Penyusunan rencana/proposal :
a. Penetapan CP/CL Sudah/belum
b. Penyusunan Rencana Kegiatan dan
RAB Sudah/belum
c. Penyusunan Desain sederhana Sudah/belum
d. Persetujuan Rencana Kegiatan dan
RAB oleh Dinas Pertanian Kab/Kota Sudah/Belum
3. Persiapan Administrasi
a. Penyiapan Rekening Kelompok Tani Sudah/Belum
b. Transfer dana ke rekening kelompok Sudah/Belum
6. Pelaksanaan Konstruksi
a. Pembuatan Daftar Pekerja Sudah/Belum
b. Pelaksanaan Padat Karya 75 %
7. Pengawasan Sudah/Belum
8. Monitoring dan Evaluasi Sudah/Belum
9. Pelaporan Sudah/Belum
xvii
Laporan pelaksanaan ini agar dibuat sebagai laporan bulanan
(format laporan lihat Lampiran 2). Laporan tersebut ditujukan ke
Dinas Pertanian/ Perkebunan/ Peternakan Propinsi dengan
tembusan Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air Cq. Dit. Pengelolaan
Air dengan alamat Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan.
2) Laporan akhir
xviii
V. PENUTUP
xix
DAFTAR PUSTAKA
xx
Lampiran 1
JADWAL PALANG
PELAKSANAAN KEGIATAN SUMUR RESAPAN
BULAN KE
JENIS PEKERJAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pembuatan TOR
2. Penentuan CP/CL
3. Sosialisasi : - Aparat
- Penerima manfaat
4. Penyusunan Rencana/Proposal :
- Penetapan CP/CL
xxi
Lampiran 2
Jenis Kegiatan :
Prop/Kab. :
Bulan :
No. Tahapan Pelaksanaan Bobot Lokasi Ket
Kegiatan Fisik Keuangan 1 2 3 DST
1 2 3 4 5 6 7 8 11
1 Penyusunan TOR Sudah/belum
2 Penentuan CP/CL Sudah/belum
3 Sosialisasi
a. Aparat Sudah/belum
b. Penerima manfaat Sudah/belum
4 Penyusunan Rencana/Proposal
a. Penetapan CPCL Sudah/belum
b. Penyusunan Rencana Kegiatan Sudah/belum
dan RAB
c. Penyusunan Desain Sederhana Sudah/belum
d. Persetujuan Renc. Kerja dan Sudah/belum
RAB oleh Kep. Dinas Pert Kab/Kota
5 Persiapan Administrasi
a. Penyiapan Rekening Kel Tani Sudah/belum
b. Tran sfer dana ke Rekenuing Sudah/belum
kelompok tani
6 Proses Pengadaan Bahan/Alat 10%
7 Pengiriman Bahan/Alat 15%
8 Pelaksanaan Konstruksi
a. Pembuatan Daftar Pekerja Sudah/belum
b. Pelaksanaan Padat Karya 75%
9 Pengawasan Sudah/belum
8 Monitoring dan Evaluasi Sudah/belum
10 Pelaporan Sudah/belum
xxii
Lampiran 3
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan dan Sasaran
II. Pelaksanaan
A. Masukan
B. Lokasi
C. Tahap Pelaksanaan
D. Permasalahan
E. Pemecahan Masalah
III. Permasalahan dan Upaya Pemecahan
IV. Kesimpulan dan Saran
Lampiran
Dokumentasi setiap tahapan kegiatan
Tabel perkembangan kegiatan
Tabel daftar bangunan sejenis yang pernah
dibangun/dilaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
xxiii
Lampiran 4
Mendukung
No. Propinsi/Kabupaten Jumlah
TPH BUN NAK
1 Propinsi Jawa Barat 232
Bekasi 15
Ciamis 10
Cianjur 11
Garut 5
Indramayu 15
Karawang 15
Kuningan 15
Majalengka 15
Purwakarta 16 16
Subang 15
Sumedang 5
Tasik Malaya 9
Kota Depok 20
Sukabumi 15
Cirebon 20
Bogor 15
2 Jawa Tengah 303
Sragen 6 5
Banjar Negara 9
Banyumas 10
Pati 10
Kudus 10
Rembang 15
Magelang 10
xxiv
Wonosobo 10
Batang 15
Kebumen 10
Purworejo 10
Demak 20
Jepara 10
Semarang 20
Temanggung 10
Wonogiri 15
Boyolali 9
Karanganyar 7
Pekalongan 7
Blora 15
Brebes 10
Cilacap 13
Grobogan 7 10
Pemalang 7
Purbalingga 8
Tegal 15
3 D.I. Yogyakarta 50
Sleman 50
4 Jawa Timur 441
Bangkalan 14
Banyuwangi 16
Blitar 20 10
Bojonegoro 7
Bondowoso 10 10
Gresik 20
Jember 11
Jombang 20
Kediri 20
xxv
Lamongan 20
Lumajang 20
Madiun 20
Magetan 10
Malang 20
Mojokerto 20
Nganjuk 30
Ngawi 10
Pacitan 10
Pamekasan 20
Pasuruan 20
Ponorogo 10
Sampang 10
Situbondo 20
Sumenep 7
Trenggalek 20
Tuban 16
5 NAD 7
Aceh Tengah 2
Aceh Tenggara 5
6 Sumatera Utara 209
Asahan 20
Dairi 10
Deli Serdang 10
Tanah Karo 20
Langkat 10
Nias 20
Simalungun 10
Tapanuli Selatan 10
Tapanuli Tengah 10
xxvi
Tapanuli Utara 5
Toba Samosir 10
Padang Sidempuan 20
Pakpak Bharat 15
Humbang Hasundutan 20
Sendang Bedagai 19
7 Sumatera Barat 4
Solok 4
8 Riau 20
Kab. Pelalawan 10
Kab. Rokan hilir 10
9 Jambi 30
Kab. Bungo 10
Kab. Sorolangun 10
Kab. Tebo 10
10 Lampung 12
Kab. Lampung Selatan 8
Kota Metro 4
11 Kalimantan Selatan 8
Kab. Tapin 8
12 Sulawesi Utara 8
Kab. Bolang
Mangandow 8
13 Sulawesi Tengah 5
Kab. Poso 3
Kab. Tojo Una-Una 2
14 Sulawesi Tenggara 16
Kab. Konawe 4
Kab. Kolaka 2
Kab. Kolaka Utara 5
Kota Kendari 5
xxvii
15 Maluku 8
Kota Ambon 8
16 Bali 47
Kota Denpasar 47
17 NTB 9
Kab. Dompu 8
Kab. Lombok Tengah 1
18 NTT 45
Kab. TTS 1 5
Kab. Belu 1
Kab. Alor 4
Kab. Manggarai 5 2
Kab. Sumba Barat 1
Kab. Sumba Timur 2
Kab. Rotendau 2
Kab. Manggarai Barat 10
Kab. Ngada 2
Kab. Sikka 10
19 Papua 8
Kab. Nabire 5
Kota Jayapura 3
20 Bengkulu 2
Kab. Bengkulu Utara 2
21 Banten 28
Kab. Lebak 2
kab. Pandeglang 2
Kab. Serang 2
Kab. Tangerang 2 20
22 Gorontalo 2
Kab. Bone Bolango 1 1
xxviii
23 Sulawesi Barat 10
Kab. Majene 5
Kab.Mamuju Utara 5
xxix