Caesar Tutorial 1 PDF
Caesar Tutorial 1 PDF
Table of Contents
1. INTRODUCTION .......................................................................................................................... 2
5.3 Latihan................................................................................................................................... 30
Page 1
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
1. INTRODUCTION
1.1 Philosophy
Nilai batas yang diijinkan untuk setiap parameter ditetapkan untuk mencegah
kegagalan system
Untuk menjaga tegangan di dalam pipa dan fitings tetap dalam range yang
diijinkan Code
Page 2
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Data masukan :
Page 3
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
posisi kondisi batas : restrain, anchor
Ketika memilih “new” kita harus memilih apakah pekerjaan yang akan kita
buat adalah “piping input” atau “structural input” .
Dalam hal ini kita akan melakukan pemodelan piping sehingga kita pilih “piping input”
Page 4
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
2.2 Input Menu
Di dalam Input Menu ada 3 pilihan yang dapat kita pilih yaitu :
Page 5
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Di dalam analysis menu memberikan kita pilihan untuk melakukan
perhitungan yang kita inginkan sesuai dengan permasalahan yang kita
simulasikan, yaitu sebagai berikut :
Page 6
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
2.4 Output Menu
Tools menu merupakan salah satu fungsi yang penting dalam Caesar dimana
didalamnya terdapat berbagai macam fungsi,penting antara lain :
Page 7
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Konfigurasi - Pada menu ini kita dapat membuat setup yang berbeda tentang
berbagai macam hal seperti interval node, min. tebal pipa yg ditoleransi, dll.
Sesuai dengan project data atau kehendak klien.
Cara untuk membuat unit file tersebut adalah seperti di bawah ini :
Kita klik review existing unit file (unit fie yang aktif saat ini), kemudian kita
create unit file dengan nama yang dikehendaki dan selanjtnya klik view/edit
file.
Page 8
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Setelah kita sesuaikan dengan unit file yang diinginkan, klik OK/save dan
kemudian pada menu “Tools” kita pilih convert input to new unit seperti
terlihat di bawah ini :
Browse file yang ingin kita ubah unit filenya, kemudian kita cari nama unit
yang telah kita buat dan selanjtnya kita pilih “OK”.
Page 9
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Edit Material
Kita pilih Edit material pada slah satu tools yang terdapat di dalam
spreadsheet di atas, kemudial akan muncul :
Selanjtnya kita tinggal pilih material apa yang ingin kita edit propertisnya,
kemudian kita simpan (save), spt contoh di bawah:
Page 10
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Menambahkan Material
Secara umum tegangan pada pipa dapat dibagi menjadi dua : tegangan
normal dan tegangan geser
Tegangan normal
Page 11
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Tegangan geser
Page 12
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
4. INPUT PIPING
Spreadsheet di atas adalah fungsi utama yang akan menjelaskan elemen demi
elemen tentang desain piping yang kita buat. Di dalamnya terdapat data field yang
berguna untuk memasukkan berbagai informasi tentang masing-masing kondisi
elemen piping dan beberapa menu perintah dan toolbars yang mana dapat
digunakan untuk menjalankan perintah yg kita inginkan.
Disebelah samping piping input adalah tampilan gambar dari input yang kita
buat/masukkan.
Pada contoh diatas kita masukkan panjang ke arah sumbu X dengan nilai 100 in
(unit default menggunakan English) maka secara langsung hasil inpu akan
ditampilkan pada gambar di samping piping input tsb.
Page 13
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Untuk membuat input berikutnya kita pilih continue pada navigation tools seperti di
bawah ini :
Page 14
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Page 15
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Parameters Option pada box yg terdapat di spreadsheet sheet input
piping. .
Page 16
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
gaya per satuan panjang), atau beban akibat tekanan angin ( beban
angin di spesifikasikan sebagai wind shape factor).
Page 17
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
5. APLIKASI KHUSUS
5.1.1 Bend
Elbow
Page 18
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Jika kita ingin membuat elbow dengan besaran selain 900 (misalnya
450), maka kita harus terlebih dahulu mengerti tentang besaran radius
sesuai dengan diameter pipa yang kita masukkan, atau kita sebaiknya
memiliki “piping standard drawing” sebagai acuan dalam menetukan
radius elbow tersebut
Page 19
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Bend
∆Y
R
α
∆X
Page 20
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Page 21
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Kita pilih type valve / flange pada box di atas sesuai yang
dikehendaki kemudian “OK” maka pada node 50 – 60 akan
diberikan valve/flange seperti berikut ini :
Page 22
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Ada 2 cara yang bisa kita pergunakan untuk membuat pemodelan
expansion joint pada piping system yaitu dengan :
Page 23
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Kemudian cara kedua yang dapat kita lakukan yaitu dengan klik 2
kali expansion joint pada check box seperti terlihat di bawah ini :
Pemodelan cara ke-2 ini kita lakukan jika kita telah mengetahui
terlebih dahulu nilai axial, translation, bending, dan torsi stiffnessnya
sehingga kita masukkan nilai tersebut di dalam kotak yang tersedia.
5.1.4 Reducer
Page 24
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Klik reducer pada spreadsheet kemudian kita isikan diameter 2 dan
tebal pipa dan memberikan panjang reducer tersebut.
Jika kita ingin membuat tee, klik SIFs & Tees pada node yang ingin
kita beri tee kemudian isi type tee yang diinginkan dan SIF (jika
ada).
Page 25
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Untuk memberikan restrain pada piping kita dilakukan dengan cara memilih
restrain pada check box di atas dan memasukkan type restrain di dalam kotak
sebelah kanan yang telah tersedia.
Ada berbagai macam type restrain yang dapat di aplikasikan di dalam Caesar
II sesuai dengan fungsi yang diinginkan, yaitu :
1 - Anchor .....................................................................................ANC
2 - Translational Double Acting ............................................ X, Y, or Z
3 - Rotational Double Acting ......................................... RX, RY, or RZ
4 - Guide, Double Acting ............................................................... GUI
5 - Double Acting Limit Stop .......................................................... LIM
6 - Translational Double Acting Snubber ..............XSNB,YSNB, ZSNB
7 - Translational Directional ............................... +X, -X, +Y, -Y, +Z, -Z
8 - Rotational Directional ..................................... +RX, -RX, +RY, etc.
9 - Directional Limit Stop ................................................... +LIM, -LIM
10 - Large Rotation Rod .....................................XROD, YROD, ZROD
11 - Translational Double Acting Bilinear ............................ X2, Y2, Z2
Page 26
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
12 - Rotational Double Acting Bilinear ......................... RX2, RY2, RZ2
13 - Translational Directional Bilinear ..................... -X2, +X2, -Y2, etc.
14 - Rotational Directional Bilinear ................ +RX2, -RX2, +RY2, etc.
15 - Bottom Out Spring ......................................... XSPR, YSPR, ZSPR
16 - Directional Snubber .........................+XSNB, -XSNB, +YSNB, etc
5.2.2 Hanger
Page 27
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
Page 28
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
5.2.4 Displacement
Page 29
BY ANDREY PURUHITA
CAESAR II TUTORIAL I
5.3 Latihan
Perintah :
Page 30
BY ANDREY PURUHITA