Gerontik Fix
Gerontik Fix
PELAYANAN GERIATRI
SAMARINDA 2019
Nomor :
Tentang
Menimbang :
Menetapkan :
Kesatu :
Kedua :
Ketiga :
Ditetapkan di : Samarinda
Pada tanggal :
dr.GAZALI SAID,Sp.OT(K).,MARS
Direktur
Tembusan :
KATA PENGANTAR
Ba’da salam dan bahagia. Semoga rahmat dan hidayah Allah S.W.T.
senantiasa tercurah kepada kita semua. Amin.
Samarinda,……2019
Penyusun
V
DAFTAR ISI HALAMAN
JUDUL.......................................................................................i
A. LATAR BELAKANG......................................................................1
B. TUJUAN.......................................................................................1
C. PENGERTIAN..............................................................................2
A. PELAYANAN GERIATRI..........................................................4
1. Batasan Pelayanan....................................................................4
5. Assesment Geriatri.....................................................................9
B. GERIATRIC GIANTS................................................................21
1. Sindroma Serebral...................................................................21
4. Inkontinensia............................................................................23
7. Dekubitus.................................................................................26
BAB IV. DOKUMENTASI...........................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang
dihormati, bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan
berkembang di masyarakat, tetapi juga karena lansia
tergolongdalamkelompokyang rentan. Penghormatan tersebut dapat
berupa pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalamrangka
perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka sebagaimana diatur
dalam Pasal8 UU Nomor 39 Tahun 1999. Salah satu wujudnya adalah
tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di rumah sakit berupa kursi
roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang bertongkat, tangga,
fasilitas lain, dan layanan khusus berupa “Pelayanan Geriatri”.
Data menunjukkan, jumlah lansia di Indonesia, baik itu di pedesaan
maupun di perkotaan terus meningkat. Berdasarkan jenis kelaminnya,
jumlah lansia perempuan ± 9,5 juta lebih banyak dibanding lansia laki-
laki ± 8,2 juta.Penyebabnya adalah angka harapan hidup perempuan
lebih tinggi jika dibanding dengan angka harapan hidup laki-laki.
Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, pendidikan,
kesehatan, dan program-program terkait, berdampak pada menurunnya
angka kelahiran dan meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan
usia lanjut sering disertai dengan meningkatnya berbagai penyakit dan
ketidakmampuan (disability), sehingga diperlukan perawatan dan
pengobatan dengan waktu yang cukup lama, sedangkan fasilitas dan
pelayanan kesehatan bagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang.
B. TUJUAN
Panduan Pelayanan Geriatri disusun agar adastandar pelayanan
kesehatan bagi lansia yang populasinya sudah semakin meningkat,
yaitu :
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansiapada taraf yang
setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan
kesehatan;
2. Memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental;
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat
mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila dijumpai
suatu kelainan;
4. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lansia yang
menderita penyakit atau gangguan kesehatan, dapat mempertahankan
kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara
kemandirian secara maksimal);
5. Bila para lansia sudah sampai stadium terminal/penyakit atau
gangguan kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan, ilmu ini
mengajarkan untuk tetap memberikan bantuan yang simpatik dan
perawatan dengan penuh pengertian, (dalam akhir hidupnya
memberikan bantuan moril dan perhatian yang maksimal, sehingga
kematiannya berlangsung dengan tenang);
6. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan
mencegah disabilitas-handicap diwaktu mendatang. Sifat dari asesmen
ini tidak sekedar multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi
serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.
C. PENGERTIAN
1. Gerontologi:cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses
penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
2. Pasien Geriatri:orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki
penyakit lebih dari 2 (dua)/majemuk/multipatologi akibat gangguan
fungsi jasmani dan rohani, dan atau kondisi sosial yang bermasalah. 2
3. Konsep/pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian
lansia yaitu :
a. Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau
kelainan,baik psikologik,fisiologik,maupun struktur atau fungsi
anatomik;
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam
kemampuan untuk melakukan kegiatan yang dianggap dapat
dilakukan oleh orang normal.
c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat
impairment/disabilitas sehingga membatasinya untuk
melaksanakan peranan hidup secara normal (berhubungan erat
dengan usia,jenis kelamin, dan faktor-faktor sosial budaya);
4. Asesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk
menilai aspek medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi
penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program pengobatan
dan pemeliharaan kesehatan yang rasional.
5. Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara
multidisipliner, interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan
usia lanjut.Tim ini minimal terdiri atas dokter geriatris atau
internis/dokter umum yang dilatih juga dokter spesialis
psikologis,perawat yang telah mendapatkan pelatihan geriatri,
fisioterapi,nutrisionis dan farmasi.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
13.Fisioterapi
BAB III
TATALAKSANA
A. PELAYANAN GERIATRI
- Nutrisionis;
- Asisten farmasi;
- Disyaratkan pula harus memiliki akses ke Instalasi Rehabilitasi
Medik yang lengkap di rumah sakit yang sama;
POLIKLINIK PENYAKIT
IGD DALAM
POLIKLINIK UMUM REHABILTASI MEDIK
c. Rehabilitasi Medik;
2) Dressing
3) Toiletting
4) Transfering
5) Continence
6) Feeding
- Mudah dijangkau;
a. Menegakkan :
a. Pengkajian
Nama :
Alamat :
Jenis kelamin :
Umur :……. th
Kondisi Lingkungan/Rumah :
Lantai licin/tidak;
Penerangan cukup/tidak;
(2) Pusing
(3) Batuk
(4) Panas
(5) Sesak
(6) Gatal
(7) Diare
(3)Diare
(4)Penyakit kulit
(5) Jantung
(6) Mata
(7) DM
(8) Hipertensi
(9)Lain-lain......................................
(3) Diare
(5) Jantung
(6) Mata
(7) DM
(8) Hipertensi
Status Gizi :
(1)Tegap
(2) Membungkuk
(3) Kifosis
(4) Skoliosis
(5) Lordosis
Tanda-tanda vital
(1)Suhu
(2) Tekanan darah
(3) Nadi
(4) Respirasi
(5) Berat badan
(6) Tinggi badan
(7) IMT
Status Gizi :
- Sehari makan berapa kali.....
- Habis berapa porsi.....
- Makan sendiri/dengan bantuan.....
6) Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ya/tidak
JVD : ya/tidak
Kaku kuduk : ya/tidak
7) Dada
Bentuk dada : normal chest/barrel chest/pigeon chest/lainnya
Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
Ronchi : ya/tidak
Suara jantung tambahan : ada/tidak
Ictus cordis : …………………
8) Abdomen
Bentuk : distend/flat/lainnya
Nyeri tekan : ya/tidak
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
Bising usus : ada/tidak,
frekwensi: ….. kali/menit
Massa : ya/tidak, regio
9) Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid: ya/tidak
Hernia : ya/tidak
10)Ekstremitas
Kekuatan otot : (skala 1 – 5 )
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
2 : Melawan grafitasi dengan sokongan
3 : Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Rentang gerak : maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak,
jelaskan …………………………......
Tremor : ya/tidak
Edema kaki : ya/tidak,
pitting edema/tidak
Alat bantu : ya/tidak,jenis : ………………………………
No Aspek Penilain Keterangan Nilai
1. Berdiri dengan postur normal
9 Berjalan mundur
10 Berjalan mengikuti lingkaran
11 Berjalan dengan tumit
12 Berjalan dengan ujung kaki
Jumlah
Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
11)Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : Kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak,
jelaskan ……………………….
12)Test Koordinasi / Keseimbangan
Intepretasi : ……………
Kriteria Penilaian : Keterangan :
4 : Melakukan aktifitas dengan lengkap 42-54 : Melakukan aktifitas
dengan lengkap
3 : Sedikit bantuan (untuk keseimbangan) 28-41 : Sedikit bantuan
(untuk keseimbangan)
2 : Dengan bantuan sedang s/d maksimal 14-27 : Dengan bantuan
sedang s/d maksimal
1 : Tidak mampu melakukan aktifitas < 14 : Tidak mampu
melakukan aktifitas
13)FrekwensiKunjungan Keluarga :
1 kali/bulan;2 kali/bulan; Tidak pernah
2 kali sehari
Tidak ganti
2 MINUM 5 10 FREKUENSI
JUMLAH
JENIS
3 BERPINDAH DARI 5 - 10 15
KURSI RODA KE
TEMPAT TIDUR ATAU
SEBALIKNYA
4 PERSONAL 0 5 FREKUENSI
TOILET(CUCI
MUKA,MENYISIR
RAMBUT,GOSOK GIGI)
5 KELUAR MASUK 5 10
TOILET (MENCUCI
PAKAIN,MENYEKA
TUBUH, MENYIRAM)
6 MANDI 5 15 FREKUENSI
7 JALAN DI PERMUKAAN 0 15
DATAR
8 NAIK TURUN TANGGA 5 10
9 MENGENAKAN 5 10
PAKAIAN
10 KONTROL BOWEL 5 10 FREKUENSI
(BAB) KONSISTENSI
11 KONTROL BLADER 5 10 FREKUENSI
(BAK) WARNA
12 OLAH RAGA /LATIHAN 5 10 JENIS
FREKUENSI
13 REKREASI/PEMANFAAT 5 10 JENIS
WAKTU LUANG FREKUENSI
JUMLAH:
Interpretasi :
: Ketergantungan Total
65-125 : Ketergantungan Sebagian
C. GERIATRIC GIANTS
Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda dengan
usia muda. Harus dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi
berkenaan dengan bertambahnya usia atau memang ada suatu proses
patologi sebagai penyebabnya. Beberapa problema klinik dari penyakit
pada lansia yang sering dijumpai disebut “GERIATRIC GIANTS”, yang
terdiri dari :
1. Sindroma Serebral; Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh
darah arteri pada usia lanjut, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak
pada orang tua sangat rentan terhadap perubahan-perubahan, baik
perubahan posisi tubuh maupun faktor lain, misalnya yang berkaitan
dengan tekanan darah seperti fungsi jantung, bahkan fungsi otak
yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah (sistem otonom).
3.Gangguan Otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya gangguan
syaraf otonom pada usia lanjut adalah :
- Status gizi;
- Anemia;
- Hipoalbuminemia;
- Penyakit-penyakit neurologik;
b. Faktor Ekstrinsik.
a. Dekubitus Derajat I;
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis : kulit yang
kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi
lotion, kemudian dimassage 2-3 kali/hari.
b. Dekubitus Derajat II;
Terjadi ulkus yang dangkal : perawatan luka harus memperhatikan
syarat-syarat aseptik dan antiseptik. Daerah bersangkutan digesek
dengan es dan dihembus dengan udara hangat bergantian untuk
merangsang sirkulasi. Dapat diberikan salep topikal, mungkin juga
merangsang tumbuhnya jaringan muda/granulasi. Pergantian balut dan
salep ini jangan terlalu sering karena malah dapat merusakkan
pertumbuhan jaringan yang diharapkan.
c. Dekubitus Derajat III;
Usahakan luka selalu bersih dan eksudat, diusahakan dapat mengalir
keluar.Balut jangan terlalu tebal dan sebaiknya transparan sehingga
permeabel untuk masuknya udara/oksigen dan penguapan.
d. Dekubitus Derajat IV.
Semua langkah-langkah di atas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik
yang ada harus dibersihkan,sebab akan menghalangi pertumbuhan
jaringan/epitelisasi.Beberapa preparat enzim coba diberikan untuk usaha
ini,dengan tujuan mengurangi 27 perdarahan.Setelah jaringan nekrotik
dibuang dan luka bersih,penyembuhan luka secara alami dapat
diharapkan. Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan
memberikan oksigenasi pada daerah luka,tindakan dengan ultrasono
untuk membuka sumbatan-sumbatan pembuluh darah dan sampai
transplantasi kulit setempat.
KESADARAN
KOMPOSMENTIS 4
APATIS 3
KONFUS/SOPORUS 2
STUPOR/KOMA 1
AKTIVITAS
AMBULAN 4
AMBULAN DENGAN 3
BANTUAN
HANYA BISA 2
DUDUK
TIDURAN 1
MOBILITAS
BERGERAK BEBAS 4
SEDIKIT TERBATAS 3
SANGAT 2
TERBATAS
TIDAK BISA 1
BERGERAK
INKONTINENSIA
TIDAK 4
KADANG-KADANG 3
SERING 2
INKONTINENSIA
URINE
INKONTINENSIA 1
ALVI DAN URINE
SKOR TOTAL
SKOR TOTAL ≤ 14
BAB IV
DOKUMENTASI