Anda di halaman 1dari 38

PANDUAN

PELAYANAN GERIATRI

RUMAH SAKIT SIAGA AL MUNAWWARAH

SAMARINDA 2019

RUMAH SAKIT SIAGA AL MUNAWWARAH

JALAN RAMANIA NO 3 SAMARINDA


SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT SIAGA AL MUNAWWARAH SAMARINDA

Nomor :

Tentang

PANDUAN PELAYANAN GERIATRI

RUMAH SAKIT SIAGA AL MUNAWWARAH

Menimbang :

1. Bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana


kesehatanyang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;

2. Bahwa rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan


kesehatan yang bermutu, akuntabel dan transparan
kepada masyarakat, khususnya bagi jaminan keselamatan
pasien (patient safety);

3. Bahwa dalam rangka mewujudkan pelayanan keperawatan


yang bermutu dan profesional perlu didukung
ketersediaan sumber daya pemberi pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit Siaga Al Munawwarah;

4. Bahwa rumah sakit sebagai institusi yang bergerak


dibidang pelayanan kesehatan harus didukung sumber
daya pemberi pelayanan kesehatan yang kompeten
sesuai dengan bidang tugasnya;

5. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


di atas, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Siaga Al Munawwarah.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan;

2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah


Sakit;
3. Keputusan Dirjend Bina Upaya Kesehatan RI Nomor
HK.02.04/1/2.790/2011 tentang Standar Akreditasi Rumah
Sakit;

4.Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang


Kesejahteraan Lanjut Usia

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang


Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejateraan Sosial
Lanjut Usia.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015


tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut
Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat,

7. Surat Keputusan Pimpinan Dinas Kesehatan DKI Jakarta


Nomor… tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Siaga Al Munawwarah.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu :

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SIAGA AL


MUNAWWARAH;

Kedua :

Panduan Pelayanan Geriatri sebagaimana dimaksud Diktum


Kesatu tercantum dalam lampiran keputusan ini;

Ketiga :

Panduan Pelayanan Geriatri sebagaimana dimaksud Diktum


Kedua digunakan di Rumah Sakit Siaga Al munawwarah
dalam rangka meningkatkan mutu layanan rumah sakit dan
perlindungan dan pemenuhan hak-hak para lansia;

Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;

Kelima : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan


ini, akan diadakan perbaikan dan penyesuaian sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Samarinda

Pada tanggal :

Direktur Rumah Sakit Al Munawwarah

dr.GAZALI SAID,Sp.OT(K).,MARS

Direktur

Tembusan :
KATA PENGANTAR

Ba’da salam dan bahagia. Semoga rahmat dan hidayah Allah S.W.T.
senantiasa tercurah kepada kita semua. Amin.

Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang


dihormati, bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan
berkembang di masyarakat, tetapi juga karena lansia tergolong dalam
kelompokyang rentan. Penghormatan tersebut dapat berupa pemberian
fasilitas dan pelayanan khusus dalamrangka perlindungan dan pemenuhan
hak-hak mereka sebagaimana diatur dalamPasal8 UU Nomor 39 Tahun
1999. Salah satu wujudnyaadalah tersedianya fasilitas danpelayanan
khusus di rumah sakit berupa kursi roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi
lansia yang bertongkat, tangga, fasilitas lain, dan layanan khusus berupa
“Pelayanan Geriatri”.

Buku Panduan Pelayanan Geriatri Rumah Sakit siaga AL Munawwarah ini


diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka perlindungan dan pemenuhan
hak-hak para lansia. Kami tidak mungkin lepas dari khilaf dan salah, untuk
itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini.
Semoga upaya kita mendapatkan rahmat, hidayah, dan ridho dari Allah
S.W.T. Amin.

Samarinda,……2019

Penyusun

V
DAFTAR ISI HALAMAN

JUDUL.......................................................................................i

SK DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN BUKU PANDUAN


PELAYANAN GERIATRI..............................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI..................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................1

A. LATAR BELAKANG......................................................................1

B. TUJUAN.......................................................................................1

C. PENGERTIAN..............................................................................2

BAB II. RUANG LINGKUP............................................................................4


BAB III. TATALAKSANA...............................................................................5

A. PELAYANAN GERIATRI..........................................................4

1. Batasan Pelayanan....................................................................4

2. Alur Pelayanan Geriatri...............................................................5

3. Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit SIaga Al Munawwarah

4. Jenis Pelayanan Geriatri............................................................6

5. Assesment Geriatri.....................................................................9

6. Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri............................9

7. Prinsip-Prinsip Pelayanan Geriatri............................................10

8. Kriteria Pelayanan Lansia........................................................10

9. Tata Laksana Assesment Lansia..............................................10

10. Tujuan Assesment Usia Lanjut...............................................10

11. Proses Assesment Usia Lanjut...............................................11

B. GERIATRIC GIANTS................................................................21

1. Sindroma Serebral...................................................................21

2. Konfusio dan Dimentia..............................................................22


3. Gangguan Otonom...................................................................23

4. Inkontinensia............................................................................23

5. Jatuh (The True Geriatric Giant)..............................................23

6. Kelainan pada Tulang Belakang...............................................26

7. Dekubitus.................................................................................26
BAB IV. DOKUMENTASI...........................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang
dihormati, bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan
berkembang di masyarakat, tetapi juga karena lansia
tergolongdalamkelompokyang rentan. Penghormatan tersebut dapat
berupa pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalamrangka
perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka sebagaimana diatur
dalam Pasal8 UU Nomor 39 Tahun 1999. Salah satu wujudnya adalah
tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di rumah sakit berupa kursi
roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang bertongkat, tangga,
fasilitas lain, dan layanan khusus berupa “Pelayanan Geriatri”.
Data menunjukkan, jumlah lansia di Indonesia, baik itu di pedesaan
maupun di perkotaan terus meningkat. Berdasarkan jenis kelaminnya,
jumlah lansia perempuan ± 9,5 juta lebih banyak dibanding lansia laki-
laki ± 8,2 juta.Penyebabnya adalah angka harapan hidup perempuan
lebih tinggi jika dibanding dengan angka harapan hidup laki-laki.
Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, pendidikan,
kesehatan, dan program-program terkait, berdampak pada menurunnya
angka kelahiran dan meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan
usia lanjut sering disertai dengan meningkatnya berbagai penyakit dan
ketidakmampuan (disability), sehingga diperlukan perawatan dan
pengobatan dengan waktu yang cukup lama, sedangkan fasilitas dan
pelayanan kesehatan bagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang.

B. TUJUAN
Panduan Pelayanan Geriatri disusun agar adastandar pelayanan
kesehatan bagi lansia yang populasinya sudah semakin meningkat,
yaitu :
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansiapada taraf yang
setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan
kesehatan;
2. Memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental;
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat
mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila dijumpai
suatu kelainan;
4. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lansia yang
menderita penyakit atau gangguan kesehatan, dapat mempertahankan
kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara
kemandirian secara maksimal);
5. Bila para lansia sudah sampai stadium terminal/penyakit atau
gangguan kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan, ilmu ini
mengajarkan untuk tetap memberikan bantuan yang simpatik dan
perawatan dengan penuh pengertian, (dalam akhir hidupnya
memberikan bantuan moril dan perhatian yang maksimal, sehingga
kematiannya berlangsung dengan tenang);
6. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan
mencegah disabilitas-handicap diwaktu mendatang. Sifat dari asesmen
ini tidak sekedar multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi
serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.
C. PENGERTIAN
1. Gerontologi:cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses
penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
2. Pasien Geriatri:orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki
penyakit lebih dari 2 (dua)/majemuk/multipatologi akibat gangguan
fungsi jasmani dan rohani, dan atau kondisi sosial yang bermasalah. 2
3. Konsep/pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian
lansia yaitu :
a. Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau
kelainan,baik psikologik,fisiologik,maupun struktur atau fungsi
anatomik;
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam
kemampuan untuk melakukan kegiatan yang dianggap dapat
dilakukan oleh orang normal.
c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat
impairment/disabilitas sehingga membatasinya untuk
melaksanakan peranan hidup secara normal (berhubungan erat
dengan usia,jenis kelamin, dan faktor-faktor sosial budaya);
4. Asesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk
menilai aspek medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi
penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program pengobatan
dan pemeliharaan kesehatan yang rasional.
5. Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara
multidisipliner, interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan
usia lanjut.Tim ini minimal terdiri atas dokter geriatris atau
internis/dokter umum yang dilatih juga dokter spesialis
psikologis,perawat yang telah mendapatkan pelatihan geriatri,
fisioterapi,nutrisionis dan farmasi.
3
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit Siaga AL Munawwarah


meliputi :

1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam

2. Dokter Spesialis Penyakit Bedah

3. Dokter Spesialis penyakit Mata

4. Dokter Spesialis Penyakit Syaraf

5. Dokter Spesialis Penyakit THT

6. Dokter Spesialis Penyakit Mata

7. Dokter Spesialis Obsgyn

8. Ruang Rawat Inap

9. Instalasi Rawat Jalan

10.Instalasi Gawat Darurat (IGD)

11. Unit Pendaftaran/Admisi

12.Instalasi Bedah Sentral (IBS)

13.Fisioterapi

BAB III

TATALAKSANA
A. PELAYANAN GERIATRI

1. Batasan Pelayanan Pelayanan Geriatri adalah pelayanan kesehatan


usia lanjut dengan pendekatan interdisiplin yang mencakup aspek
medik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta aspek sosial
dan psikologik pada pasien usia lanjut.

a. Pelayanan Geriatri Sederhana adalah suatu bentuk pelayanan


geriatri yang mempunyai kegiatan hanya berupa pelayanan
poliklinik. Pelayanan tersebut diberikan oleh Tim Geriatri yang
minimal terdiri dari :

- Dokter Umum yang telah mendapat pelatihan geriatri;

- Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri;

- Tim Rehabilitasi Medik, minimal fisioterapis.

b. Pelayanan Geriatri Sedang adalah suatu bentuk pelayanan


geriatri yang mempunyai kegiatan poliklinik, day hospital sesuai
dengan kemampuan rumah sakit. Pelayanan tersebut diberikan
oleh Tim Geriatri yang minimal terdiri dari :

- Dokter Spsesialis Penyakit Dalam yang telah mendapat


pelatihan geriatri;

- Tim Rehabilitasi Medik yang ada.

c. Pelayanan Geriatri Lengkapa dalah suatu bentuk pelayanan


geriatri yang mempunyai kegiatan pelayanan poliklinik, day
hospital, ruang geriatri akut dan pelatihan-pelatihan. Pelayanan
tersebut diberikan oleh :

- Konsultan geriatri/dokter spesialis kesehatan usia lanjut;

- Tim Rehabilitasi Medik, yaitu dokter spesialis rehabilitasi


medik/dokter umum yang dilatih rehabilitasi medik, fisoterapis,
okupasi terapis, ortotisprostetis, terapi wicara, psikologi dan
pekerja sosial;

- Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri;

- Nutrisionis;

- Asisten farmasi;
- Disyaratkan pula harus memiliki akses ke Instalasi Rehabilitasi
Medik yang lengkap di rumah sakit yang sama;

d. Pelayanan Geriatri Sangat Lengkap atau Paripurna adalah suatu


bentuk pelayanan geriatri yang memberikan pelayanan poliklinik,
day hospital, ruang geriatri akut dan kronis, pendidikan, serta
penelitian dan pengembangan; Tenaga Tim Geriatri Paripurna
sama dengan Tim Geriatri Lengkap, akan tetapi ditambah tenaga
untuk penelitan, pengembangan, dan konsultasi hukum. Seperti
pada Pelayanan Geriatri Lengkap, pada Pelayanan Geriatri
Paripurna disyaratkan pula untuk mempunyai akses ke Instalasi
Rehabilitasi Medik yang lengkap. Yang diwajibkan untuk
melakukan penelitian adalah tingkat pelayanan sangat lengkap
saja, sedangkan tujuan penelitian adalah untuik pengembangan
ilmu geriatri. Tingkat pelayanan dibawahnya boleh dilaksanakan
penelitian yang lebih sederhana.

2. Alur Pelayanan Geriatri


a. Bagan Alur Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit

b. Bagan Alur Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit Siaga Al


Munawwarah.

3. Pelayanan Pasien Geriatri di Rumah Sakit Siaga Al Munawwarah


Samarinda

a. Apabila pasien masuk dengan usia ≥ 60 tahun dan saat masuk


pasien hanya didapatkan 1 (satu) diagnosa, maka pasien tersebut
dirawat sesuai dengan DPJP nya.

IGD POLIKLINIK DOKTER PRAKTEK

POLI GERIATI PUSKEMASS


DOKTER PRAKTEK
IRJ

POLIKLINIK PENYAKIT
IGD DALAM
POLIKLINIK UMUM REHABILTASI MEDIK

DINAS SOSIAL PANTI


PSIKIATRI/PSIKOLOGI PUSKESMAS
JOMPO

b. Setelah dirawat dan didapatkan diagnosa lebih dari 2 (dua),


maka pasien dikonsultasikan/diraberkan kepada Tim Geriatri
sesuai dengan permasalahan (diagnosanya) dan dilakukan
pengisian asesmen geriatri oleh salah satu dari Tim Geriatri
sesuai dengan jadwal atau sesuai yang ditunjuk oleh DPJP
Utama.

4. Jenis Pelayanan Geriatri

a. Poliklinik Geriatri; Tempat ini memberikan jasa pengadaan


asesmen, tindakan kuratif sederhana dan konsultasi bagi
penderita rawat jalan, baik dari masyarakat, puskesmas,
maupun antar poliklinik.Tenaga minimal yang dibutuhkan
adalah dokter umum/internis yang telah mendapat kursus
geriatri atau dokter spesialis geriatri/geriatrism, seorang
perawat, dan seorang petugas sosial medik.

b. Bangsal Geriatri Akut; Bangsal Geriatri merawat pasien usia


lanjut yang menderita penyakit akut atau semi akut, antara lain
: stroke akut,pneumonia,asidosis,penyakit jantung kongestif,
dan lainlain.Pasien lansia dilakukan asesment,tindakan kuratif
dan rehabilitasi oleh Tim Geriatri. Ketenagaan di bangsal ini
tergantung dari jumlah tempat tidur dan kompleknya pelayanan
yang diberikan,minimal ada tenaga geriatris atau internis yang
mendapat kursus geristri,perawat1 (satu) TT minimal 1 (satu)
perawat,tenaga rehabilitasi (FT,OT,TW,PSM). Bisa
ditambahkan ke dalam tim tersebut psikolog,nutrision,tenaga
farmasi, dan tenaga lain sesuai kebutuhan rumah sakit.
Tenaga di bangsal akut ini melayani konsultasi dari bangsal
lain yang membutuhkan.

c. Rehabilitasi Medik;

Rehabilitasi medik adalah pelayanan terpadu dengan


pendekatan medik,psikososial,edukasional, dan vokasional
untuk mencapai kemampun fungsional semaksimal mungkin.
Penyakit pada usia lanjut mempunyai kecenderungan terjadi
kecacatan,sehingga oleh WHO selalu diharapkan penegakan
diagnosis pasien usia lanjut dalam aspek
impairment,disabilitas dan handikap,sehingga rehabilitasi
medik merupakan aspek penting dalam pelayanan lansia dan
harus dilaksanakan secepat mugkin sejakpasien masuk
sampai pulang sesuai kebutuhannya.

Untuk memulai program rehabilitasi medik pada lansia,tenaga


profesional harus mengetahui kondisi lansia saat itu juga,baik
penyakit yang menyertai maupun kemampuan fungsional yang
mampu dilakukan.Banyak instrument untuk menilai
kemampuan seorang lansia,salah satu diantaranya adalah
Index Katz yang cukup sederhana dan mudah diterapkan
untuk menilai kemampuan fungsional AKS (Aktivitas
Kehidupan Sehari-hari) dan juga untuk meramalkan prognosis
dari berbagai macam penyakit pada golongan lansia.

Adapun aktivitas yang dinilai adalah :


1) Bathing

- Mandiri : memerlukan bantuan hanya pada satu bagian tubuh


atau dapat melakukan sendiri secara menyeluruh.

- Tergantung : memerlukan bantuan mandi lebih dari satu


bagian tubuh atau tidak dapat mandi sendiri.

2) Dressing

- Mandiri:menaruh,mengambil,memakai dan menanggalkan


pakaian sendiri serta menalikan sepatu sendiri.

- Tergantung : tidak dapat berpakaian sebagian.

3) Toiletting

- Mandiri : pergi ke toilet,duduk sendiri di kloset,memakai


pakaian dalam,membersihkan kotoran.

- Tergantung : mendapat bantuan orang lain.

4) Transfering

- Mandiri : berpindah dari dan ke tempat tidur,dari dan ke tempat


duduk (memakai/tidak memakai alat bantu).

- Tergantung : tidak dapat melakukan sendiri/dengan bantuan.

5) Continence

- Mandiri : dapat mengontrol buang air besar dan kecil.

- Tergantung : tidak dapat mengontrol sebagian atau seluruhnya


dengan bantuan manual atau kateter.

6) Feeding

- Mandiri : mengambil makanan dari piring atau yang lainnya


dan memasukkan ke dalam mulut (tidak termasuk kemampuan
memotong daging daging dan menyiapkan makanan seperti
mengoleskan mentega pada roti).

- Tergantung : memerlukan bantuan untuk makan atau tidak


dapat makan sendiri secara parenteral.

Dari kemampuan melaksanakan 6 (enam) aktivitas dasar


tersebut di atas,kemudian diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh)
tahapan yangdisebut sesuai dengan aktivitas yang dikerjakan
sendiri,atau disebut juga Index Katz yang secara berurutan
adalah sebagai berikut :

1) Index Katz A: mandiri untuk 6 (enam) aktivitas;

2) Index Katz B: mandiri untuk 5 (lima) aktivitas;

3) Index Katz C: mandiri,kecuali “bathing” dan 1 (satu) fungsi


lain;

4) Index Katz D : mandiri,kecuali “bathing,dressing” dan 1 (satu)


fungsi lain;

5) Index Katz E : mandiri,kecuali “bathing,dressing,toileting” dan


1 (satu) fungsi lain;

6) Index Katz F : mandiri,kecuali


“bathing,dressing,toileting,transfering”, dan 1 (satu) fungsi lain;
7) Index Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 enam)
aktivitas.

d. Bangsal Geriatri Kronis; Bangsal ini diperlukan untuk merawat


pasien usia lanjut dengan penyakitkronis yang memerlukan
rawat inap dalam jangka waktu lama dan memerlukan biaya
sangat tinggi mengingat turn over ratenya yang sangat rendah
(sementara ini rumah sakit memfasilitasi di bangsal internis).

e. Pendidikan dan Riset. Hal ini merupakan suatu bagian inplisit


dari suatu pemberian pelayanan geriatri, antara lain :
dilaksanakan untuk pendidikan tenaga paramedis,medis,terapis
rehabilitasi, dan berbagai riset yang diperlukan untuk
meningkatkan pelayanan dan pengembangan ilmu geriatri.

5. Assesment Geriatri; Assesment Geriatri adalah suatu proses


pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek
medik,fungsional,psikososial dan ekonomi penderita usia lanjut
dalam rangka menyusun program pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan yang rasional. Asesmen ini bersifat
tidak sekedar multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan
koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.
6. Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri :

- Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif


dengan atau tanpadisertai penyakit akut;
- Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami
jatuh (falls), atau imobilisasi (bedridden);

- Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care).


seperti kesulitan makan atau berpakaian;

- Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan


tingkah laku (behavior) dini;

- Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, penyakit parkinson,


arthritis, gangguan berkemih (inkontinensia urine), atau
gangguan buang air besar.

7. Prinsip-Prinsip Pelayanan Geriatri adalah sebagai berikut :

- Pendekatan menyeluruh (biopsikososialspiritual);

- Orientasi terhadap kebutuhan klien;

- Diagnosis secara terpadu;

- Team work (koordinasi);

- Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

8. Kriteria Pelayanan Lansia;

- Komprehensif: adanya dukungan finansial yang adekuat,


perawatan sehari-hari, pelayanan kesehatan yang memadai,
pendidikan kesehatan, perawatan keluarga, kebutuhan
rekreasi dan aktifitas fisik dan pelayanan transportas;

- Adanya kerjasama/terkoordinasi lintas program/sektoral;

- Mudah dijangkau;

- Memperhatikan kualitas pelayanan.

9. Tata Laksana Assesment Lansia; Assesment Lansia adalah


suatu rangkaian kegiatan proses keperawatan yang:

- Ditujukan kepada usia lanjut;

- Meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan


kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual;

- Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis


keperawatan;
- Membuat perencanaan;

- Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.

.Tujuan Assesment Usia Lanjut;

a. Menegakkan :

- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik;

- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat patologik;

- Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut.

b. Menegakkan adanya gangguan organ/sistem


(impairment),ketidakmampuan (disabilitas) dan
ketidakmampuan sosial (handicap) untuk dapat dilakukan terapi
dan/atau rehabilitasi.

c. Untuk mengetahui sumber daya sosial ekonomi dan lingkungan


yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan penderita
tersebut.

11. Proses Assesment Usia Lanjut;

a. Pengkajian

Nama :

Alamat :

Jenis kelamin :

Umur :……. th

Status : (1) Menikah(2)Tidak menikah(3)Janda (4) Duda

Agama : (1) Islam(2) Protentas(3) Hindu(4) Katolik (5) Budha


Suku : (1)Jawa(2)Madura(3)lain-lain,sebutkan....

Tingkat pendidikan : (1) Tidak tamat SD(2) Tamat SD(3) SMP


(4)SMU(5) PT(6)Buta huruf

Sumber pendapatan : (1) PNS(2) Wiraswasta(3)Lainlain.............

Keluarga yang dapat dihubungi :

Jumlah anak pekerjaan Tempat tinggal


1
1

Kondisi Lingkungan/Rumah :

 Lantai licin/tidak;

 Penerangan cukup/tidak;

 Jarak kamar mandi dengan kamar pasien.

Riwayat Pekerjaan : ……………………………………………

b. Riwayat Kesehatan Keluhan yang dirasakan saat ini :

(1) Nyeri dada(2) Pusing(3) Batuk(4) Panas(5) Sesak(6) Gatal(7)

Diare (8) Jantung berdebar(9) Nyeri 13 sendi(10)Penglihatan kabur(11)


Lain-lain....................................................

Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :

(1) Nyeri dada

(2) Pusing

(3) Batuk

(4) Panas

(5) Sesak

(6) Gatal

(7) Diare

(8) Jantung berdebar

(9) Nyeri sendi

(10) Penglihatan kabur

Penyakit saat ini :

(1) Sesak nafas/PPOM

(2) Nyeri Sendi/Rematik

(3)Diare
(4)Penyakit kulit

(5) Jantung

(6) Mata

(7) DM

(8) Hipertensi

(9)Lain-lain......................................

Kejadian Penyakit 3 bulan terakhir :

(1) Sesak nafas/PPOM

(2) Nyeri Sendi/Rematik

(3) Diare

(4) Penyakit kulit

(5) Jantung

(6) Mata

(7) DM

(8) Hipertensi

(9) Lain-lain ..................................

Status Gizi :

- Sehari makan berapa kali.....

- Habis berapa porsi.....

- Makan sendiri/dengan bantuan.....

c. Status Fisiologis Postur

Tulang Belakang Lansia :

(1)Tegap

(2) Membungkuk
(3) Kifosis

(4) Skoliosis

(5) Lordosis

Tanda-tanda vital
(1)Suhu
(2) Tekanan darah
(3) Nadi
(4) Respirasi
(5) Berat badan
(6) Tinggi badan
(7) IMT
Status Gizi :
- Sehari makan berapa kali.....
- Habis berapa porsi.....
- Makan sendiri/dengan bantuan.....

d. Pengkajian Head To Toe


1) Kepala
Kebersihan : kotor/bersih
Kerontokan rambut : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak Jika ya,
jelaskan : ……………………………………..
2) Mata
Konjungtiva : anemis/tidak
Sklera : ikterik/tidak
Strabismus : ya/tidak
Penglihatan : Kabur/tidak
Peradangan : Ya/tidak
Riwayat katarak : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak Jika ya,
jelaskan : ………………………………………
Penggunaan kacamata : ya/tidak
3) Hidung
Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman : terganggu/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………….
4) Mulut dan Tenggorokan
Kebersihan : baik/tidak
Mukosa : kering/lembab Peradangan/stomatitis : ya/tidak
Gigi geligi : karies/tidak,ompong/tidak
Radang gusi : ya/tidak
Kesulitan mengunyah: ya/tidak
Kesulitan menelan : ya/tidak
5) Telinga
Kebersihan : bersih/tidak
Peradangan : ya/tidak
Pendengaran : terganggu/tidak
Jika terganggu, jelaskan : ……………………………………..
Keluhan lain : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………………….

6) Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ya/tidak
JVD : ya/tidak
Kaku kuduk : ya/tidak
7) Dada
Bentuk dada : normal chest/barrel chest/pigeon chest/lainnya
Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
Ronchi : ya/tidak
Suara jantung tambahan : ada/tidak
Ictus cordis : …………………
8) Abdomen
Bentuk : distend/flat/lainnya
Nyeri tekan : ya/tidak
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
Bising usus : ada/tidak,
frekwensi: ….. kali/menit
Massa : ya/tidak, regio
9) Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid: ya/tidak
Hernia : ya/tidak

10)Ekstremitas
Kekuatan otot : (skala 1 – 5 )
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
2 : Melawan grafitasi dengan sokongan
3 : Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Rentang gerak : maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak,
jelaskan …………………………......
Tremor : ya/tidak
Edema kaki : ya/tidak,
pitting edema/tidak
Alat bantu : ya/tidak,jenis : ………………………………
No Aspek Penilain Keterangan Nilai
1. Berdiri dengan postur normal

2 Berdiri dengan postur normal


(mata tertutup)

3 Berdiri dengan saru kaki Kiri


Kanan
4 Berdiri, fleksi trunk, dan
berdiri ke posisi netral

5 Berdiri, lateral dan fleksi trunk

6 Berjalan, tempatkan salah


satu tumit didepanjari kaki
yang lain

7 Berjalan sepanjang garis


lurus
8 Berjalan mengikuti tanda
gambar pada lantai

9 Berjalan mundur
10 Berjalan mengikuti lingkaran
11 Berjalan dengan tumit
12 Berjalan dengan ujung kaki
Jumlah
Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
11)Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak

Kelembaban : Kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak,
jelaskan ……………………….
12)Test Koordinasi / Keseimbangan
Intepretasi : ……………
Kriteria Penilaian : Keterangan :
4 : Melakukan aktifitas dengan lengkap 42-54 : Melakukan aktifitas
dengan lengkap
3 : Sedikit bantuan (untuk keseimbangan) 28-41 : Sedikit bantuan
(untuk keseimbangan)
2 : Dengan bantuan sedang s/d maksimal 14-27 : Dengan bantuan
sedang s/d maksimal
1 : Tidak mampu melakukan aktifitas < 14 : Tidak mampu
melakukan aktifitas

13)FrekwensiKunjungan Keluarga :
1 kali/bulan;2 kali/bulan; Tidak pernah

14)Pengkajian Masalah Emosional


Pertanyaan Tahap I : - Apakah klien mengalami susah tidur ?
- Ada masalah atau banyak pikiran ?
- Apakah klien murung atau menangis sendiri ?
- Apakah klien sering was-was ?
Lanjutkan Pertanyaan Tahap IIjika jawaban “ya” 1 atau lebih;
Pertanyaan Tahap II : - Keluhan lebih dari 3 bulan ?
- Lebih dari 1 bulan ?
- 1 kali dalam satu bulan ?
- Ada masalah atau banyak pikiran ?
- Ada gangguan/masalah dengan orang lain?
- Menggunakan obat tidur atau penenang atas
anjuran dokter ?
- Cenderung mengurung diri ?
Jika jawaban ”ya” lebih dari 1 atau sama dengan 1, maka masalah
emosional ada atau ada gangguan emosional.
Kesimpulan : ……………………………………………………....
15)Identifikasi Aspek Kognitif
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam) Interpretasi
hasil :
24-30 : tidak ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : ……………………………………………………...
16)Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan
Kebiasaan Merokok : >3 batang sehari < 3 batang sehari Tidak
merokok
Kebiasaan Minum Alkohol :(1) Tidak pernah(2) Sering
Minum Kopi : (1) Tidak (2) Ya : 1 gelas/hari 2 gelas/ hari lebih 3
gelas/hari
17)Pengetahuan Tentang Kesehatan Usia Lanjut
Apakah anda sudah mengerti tentang makanan yang sehat :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Anda sudah mengerti tentang penyakit yang anda derita :
- Sudah tahu dan jelas
- Tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang pencegahan penyakitpenyakit
pada usia lanjut :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Belum tahu
Apakah anda sudah mengerti tentang latihan-latihan fisik untuk usia
lanjut :
- Sudah tahu dan jelas
- Sudah tahu tapi kurang jelas
- Tidak tahu
18)Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari :
Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Frekwensi makan: 1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
Tidak teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi dihabiskan
½ porsi yang dihabiskan
< ½ porsi yang dihabiskan
Makanan tambahan : - Dihabiskan
- Tidak dihabiskan - Kadang-kadang dihabiska

Pola Pemenuhan Cairan


Frekwensi minum: < 3 gelas sehari
> 3 gelang sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :
-Takut kencing malang hari
-Tidak haus
-Persediaan air minum terbatas
-Kebiasaan minum sedikit
Jenis Minuman : - Air putih
- Teh
- Kopi
- Susu
- Lainnya, ……………..
Pola Kebiasaan Tidur
Jumlah Waktu Tidur : < 4 jam
4-6 jam
> 6 jam
Gangguan Tidur berupa : - Insomnia
- Sering terbangun
- Sulit mengawali
- Tidak ada gangguan
Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur :
- Santai
- Diam Saja
- Ketrampilan
- Kegiatan Keagamaan
Pola Eliminasi BAB
Frekwensi BAB : 1 kali sehari
2 kali sehari
Lainnya, ………………….
Konsisitensi : - Encer
- Keras
- Lembek
Gangguan BAB : - Inkontinensia alvi
- Konstipasi
- Diare
- Tidak ada
Pola BAK
Frekwensi BAK : 1-3 kali sehari
4-6 kali sehari
> 6 kali sehari
Warna Urine : - Kuning
- Jernih
- Putih Jernih
- Kuning Keruh
Gangguan BAK : - Inkontinensia Urine
- Retensi Urine
Pola Aktifitas
Kegiatan Produktif Lansia yang sering dilakukan :
- Membantu kegiatan dapur
- Berkebun
- Pekerjaan rumah tangga
- Ketrampilan tangan
Pola Pemenuhan Kebersihan Diri
Mandi : 1 kali sehari
2 kali sehari
3 kali sehari
< 1 kali sehari

Memakai Sabun:(1) ya(2) tidak

Sikat Gigi: 1 kali sehari

2 kali sehari

Tidak pernah, alasan …………………………

Menggunakan pasta gigi:(1) ya(2) tidak

Kebiasaan berganti pakaian bersih : 1 kali sehari

> 1 kali sehari

Tidak ganti

Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari(Indeks Barthel)


NO KRITERIA DENGAN MANDIRI SKOR KETERANGAN
BANTUAN YANG DI
DAPAT
1 MAKAN 5 10 FREKUENSI
JUMLAH
JENIS

2 MINUM 5 10 FREKUENSI
JUMLAH
JENIS
3 BERPINDAH DARI 5 - 10 15
KURSI RODA KE
TEMPAT TIDUR ATAU
SEBALIKNYA
4 PERSONAL 0 5 FREKUENSI
TOILET(CUCI
MUKA,MENYISIR
RAMBUT,GOSOK GIGI)
5 KELUAR MASUK 5 10
TOILET (MENCUCI
PAKAIN,MENYEKA
TUBUH, MENYIRAM)
6 MANDI 5 15 FREKUENSI
7 JALAN DI PERMUKAAN 0 15
DATAR
8 NAIK TURUN TANGGA 5 10
9 MENGENAKAN 5 10
PAKAIAN
10 KONTROL BOWEL 5 10 FREKUENSI
(BAB) KONSISTENSI
11 KONTROL BLADER 5 10 FREKUENSI
(BAK) WARNA
12 OLAH RAGA /LATIHAN 5 10 JENIS
FREKUENSI
13 REKREASI/PEMANFAAT 5 10 JENIS
WAKTU LUANG FREKUENSI
JUMLAH:

Interpretasi :

: Ketergantungan Total
65-125 : Ketergantungan Sebagian

130 : Mandiri Kesimpulan : ……………………………………………………

C. GERIATRIC GIANTS
Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda dengan
usia muda. Harus dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi
berkenaan dengan bertambahnya usia atau memang ada suatu proses
patologi sebagai penyebabnya. Beberapa problema klinik dari penyakit
pada lansia yang sering dijumpai disebut “GERIATRIC GIANTS”, yang
terdiri dari :
1. Sindroma Serebral; Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh
darah arteri pada usia lanjut, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak
pada orang tua sangat rentan terhadap perubahan-perubahan, baik
perubahan posisi tubuh maupun faktor lain, misalnya yang berkaitan
dengan tekanan darah seperti fungsi jantung, bahkan fungsi otak
yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah (sistem otonom).

2. Konfusio dan Dimentia Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan


menyeluruh fungsi kognitif yang ditandai oleh memburuknya secara
mendadak derajat kesadaran dan kewaspadaan dan terganggunya
proses berfikir yang berakibat terjadinya disorientasi. Gambaran
klasik penderita konfusio yaitu :
a. Derajat kesadaran menurun,misalnya sulit untuk tetap bangun
saat diperiksa;
b. Gangguan persepsi,antara lain ilusi,delusi,halusinasi, dan mis
intrepretasi; 22
c. Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia,
tetapi siang hari tertidur;
d. Aktivitas spikomotor meningkat atau menurun;
e. Disorientasi waktu,tempat, dan orang;
f. Gangguan memori.

Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi


intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari-hari. Secara garis besar, dementia pada usia lanjut
dapat dikategorikan dalam 4 (empat) golongan,yaitu :

a. Dementia degeneratif primer 50-60%;

b. Dementia multi-infark 10-20%;

c. Dementia yang reversibel atau sebagian reversibel 20- 30%;


d. Gangguan lain (terutama neurologik) 5-10%.

Pemeriksaan Portabel untuk Status Mental (PPSM=MMSE= Mini Mental


State Examination)

DAFTAR PERTANYAAN PENILAIN

1. Tanggal berapakah hari ini ? 0 – 2 kesalahan = baik


(bulan, tahun); 3 – 4 kesalahan = gangguan intelek
ringan
2. Hari apakah hari ini? 5 – 7 kesalahan = gangguan intelek
sedang
3. Apakah nama tempat ini? 8 – 10 kesalahan = gangguan
intelektual berat
4. Berapa nomor telepon
Bapak/Ibu? (bila tidak ada
telepon, jalan apakah rumah
Bapak/Ibu?)

5. Berapa umur Bapak/Ibu?

6. Kapan Bapak/Ibu lahir?


(tanggal, bulan tahun)

7. Siapakah nama gubernur kita?


(walikota/lurah/camat)

8. Siapakah nama gubernur


sebelum ini?
(walikota/lurah/camat)

9. Siapakah nama gadis Ibu anda?


Bila penderita tidak pernah sekolah,
10.Hitung mundur 3-3, dimulai dari nilai kesalahan diperbolehkan + 1
20. dari nilai di atas. Bila penderita
sekolah lebih dari SMA kesalahan
yang diperbolehkan -1 dari atas
Dari : Folstein,1990

3.Gangguan Otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya gangguan
syaraf otonom pada usia lanjut adalah :

- Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan pada


neurotransmisi pada ganglion otonom, berupa penurunan asetil
kolin terutama disebabkan oleh penurunan enzim utama, yaitu
kolin asetilase.Hal ini cenderung menurunkan fungsi otonom.

4. Inkontinensia Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan


utama pada penderita lansia.Inkontinensia adalah pengeluaran urine
(atau feses) tanpa disadari, dalam jumlah dan frekwensi yang cukup
sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan atau sosial.
Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”.
D = Delirium;
R = Retriksi mobilitas, retensi;
I = Infeksi, inflamasi, impaks feses;
P = Pharmasi (obat-obatan), poliuri.
5. Jatuh (The True Geriatric Giant) Jatuh adalah suatu kejadian yang
dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian endah
dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Faktor-faktor
yangseseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang
lebih r mempengaruhi jatuh pada lansia :
a. Faktor Intrinsik; - Kondisi fisik dan neuropsikiatrik;
- Penurunan visus dan pendengaran;
- Perubahan neuro muskuler, gaya berjalan, dan
reflek postural karena proses menua.
b. Faktor Ekstrinsik - Obat-obatan yang diminum;
- Alat-alat bantu berjalan;
- Lingkungan yang tidak mendukung (berbahaya).
Penyebab-penyebab jatuh pada lansia :
a. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama;
b. Nyeri kepala dan atau vertigo;
c. Hipotensi orthostatic;
d. Obat-obatan;
e. Proses penyakit yang spesifik;
f. Idiopatik;
g. Sinkope.
Faktor-faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan
kecelakaan pada lansia :
a. Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua,tidak
stabil, atau tergeletak di bawah;
b. Tempat tidur atau WC yang rendah/jongkok;
c. Tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah dipegang;
- Lantai yang tidak datar, baik ada trapnya atau menurun;
- Karpet yang tidak dilem dengan baik,keset yang tebal/menekuk
pinggirnya,dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah
tergeser;
- Lantai yang licin atau basah;
- Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan);
- Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran,berat,maupun cara
penggunaannya.
Faktor-faktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antara lain
a. Aktivitas;
- Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan
aktivitas biasa seperti berjalan, naik atau turun tangga, dan
mengganti posisi.
b. Lingkungan;
- Sekitar 70% lansia jatuh di rumah, 10% terjadi di tangga, dengan
kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibandingkan
saat naik tangga.
c. Penyakit Akut.
Pencegahan Jatuh :
Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan ini,antara lain :
a. Identifikasi Faktor Risiko; Perlu dilakukan asesmen keadaan
sensorik,neurologik,muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang
sering mendasari/menyebabkan jatuh, juga keadaan
lingkungan,obat-obatan dan alat bantu jalan.
b. Penilaian keseimbangan gaya berjalan; Setiap lansia harus
dievaluasi keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan
pindah tempat,pindah posisi,juga gaya berjalan dan kekuatan otot
ekremitas bawah lansia.
c. Mengatur/mengatasi faktor situasional.

Faktor situasional yang bersifat serangan akut dapat dicegah dengan


pemeriksaan rutin kesehatan lansia,bahaya lingkungan dapat dicegah
dengan perbaikan lingkungan. Aaktivitas fisik dapat dibatasi sesuai
kondisi kesehatan lansia.

6. Kelainan pada Tulang Belakang Penyakit tulang dan patah tulang


merupakan salah satu dari sindroma geriatrik. Dengan bertambahnya
usia terdapat peningkatan hilang tulang secara linear. Hilang tulang ini
lebih nyata pada wanita dibanding pria.
7. Dekubitus

Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah


kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulangakibat adanya
penekanan pada suatu area secara terus menerus, sehingga
mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Area yang biasa
terjadi dekubitus adalah tempat di atas tonjolan tulang dan tidak dilindungi
cukup dengan lemak subkutan, misalnya : daerah sakrum, daerah
trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan
siku. Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai
berikut:

 Derajat I : Reaksi peradangan masih terbatas pada


epidermis,kemerahan/eritema indurasi atau lecet;

 Derajat II : Reaksi yang lebih mencapai seluruh dermis hingga lapisan


lemak subkutan.Tampak sebagai ulkus yang dangkal,dengan tepi yang
jelas dan perubahan warna pigmen kulit;

 Derajat III : Ulkus menjadi lebih dalam,meliputi jaringan lemak subkutan


dan menggaung,berbatasan dengan fascia dari otootot.Sudah mulai
didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.

 Derajat IV : Perluasan ulkus menembus otot,sehingga tampak tulang di


daerah ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.

Faktor-faktor penyebab dekubitus :

a. Faktor Intrinsik (dari tubuh sendiri);

- Status gizi;

- Anemia;

- Hipoalbuminemia;

- Penyakit-penyakit neurologik;

- Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.

b. Faktor Ekstrinsik.

- Kebersihan tempat tidur;

- Alat-alat tenun yang kusut dan kotor;

- Peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu


sikap tertentu.
Pengelolaan Dekubitus :

a. Dekubitus Derajat I;
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis : kulit yang
kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi
lotion, kemudian dimassage 2-3 kali/hari.
b. Dekubitus Derajat II;
Terjadi ulkus yang dangkal : perawatan luka harus memperhatikan
syarat-syarat aseptik dan antiseptik. Daerah bersangkutan digesek
dengan es dan dihembus dengan udara hangat bergantian untuk
merangsang sirkulasi. Dapat diberikan salep topikal, mungkin juga
merangsang tumbuhnya jaringan muda/granulasi. Pergantian balut dan
salep ini jangan terlalu sering karena malah dapat merusakkan
pertumbuhan jaringan yang diharapkan.
c. Dekubitus Derajat III;
Usahakan luka selalu bersih dan eksudat, diusahakan dapat mengalir
keluar.Balut jangan terlalu tebal dan sebaiknya transparan sehingga
permeabel untuk masuknya udara/oksigen dan penguapan.
d. Dekubitus Derajat IV.
Semua langkah-langkah di atas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik
yang ada harus dibersihkan,sebab akan menghalangi pertumbuhan
jaringan/epitelisasi.Beberapa preparat enzim coba diberikan untuk usaha
ini,dengan tujuan mengurangi 27 perdarahan.Setelah jaringan nekrotik
dibuang dan luka bersih,penyembuhan luka secara alami dapat
diharapkan. Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan
memberikan oksigenasi pada daerah luka,tindakan dengan ultrasono
untuk membuka sumbatan-sumbatan pembuluh darah dan sampai
transplantasi kulit setempat.

NAMA PENDERITA S TANGGAL


K
O
R
KONDISI UMUM
 BAIK 4
 LUMAYAN 3
 BURUK 2
 SANGAT BURUK 1

KESADARAN
 KOMPOSMENTIS 4
 APATIS 3
 KONFUS/SOPORUS 2
 STUPOR/KOMA 1
AKTIVITAS
 AMBULAN 4
 AMBULAN DENGAN 3
BANTUAN
 HANYA BISA 2
DUDUK
 TIDURAN 1

MOBILITAS
 BERGERAK BEBAS 4
 SEDIKIT TERBATAS 3
 SANGAT 2
TERBATAS
 TIDAK BISA 1
BERGERAK
INKONTINENSIA
 TIDAK 4
 KADANG-KADANG 3
 SERING 2
INKONTINENSIA
URINE
 INKONTINENSIA 1
ALVI DAN URINE
SKOR TOTAL
SKOR TOTAL ≤ 14

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Asesmen Medis Geriatri


2. SPO Pelayanan Pasien Geriatri
DAFTAR PUSTAKA

Allender, J.A., & Spradley. B.W.(2005). Community health nursing


promoting and protecting the public health. (6 th ed),
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Anderson, E.T., & Mc. Farland, J. (2000). Community as partner teory
and practice in nursing. (3 th ed).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Ervin, N.F. (2002). Advance community health nursing practice:
population focused care. New Jersey: Prentice Hall
Stanhoppe, M. & Lancaster. (2005). Community and public health
nursing. ( 5rd ed.) St. Louis: Mosby-Year Book Inc.
Darmojo R.Boedhi dan Martono. (2004).Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut).(edisi ke 3).Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai