Anda di halaman 1dari 31

PANDUAN PELAYANAN GERIATRI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEMAYORAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEMAYORAN


Jalan Serdang Baru I (uk. 12)
Telp. 0214251005/0214244277 Fax. 0214251005
E-Mail rsukemayoran@gmail.com
Jakarta Pusat 10650
KEBIJAKAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEMAYORAN
NOMOR 41 TAHUN 2019
TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN GERIATRI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KEMAYORAN

Menimbang :

(a) bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit


Umum Daerah Ke mayoran, diperlukan adanya kebijakan sebagai lan-
dasan penyelenggaraan pelayanan kesehatan Geriatri;

(b) Bahwa agar pelayanan kesehatan geriatri di Rumah Sakit Umum


Daerah Kemayoran dapat ter laksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kemayoran sebagai lan-
dasan bagi pelaksanaan pelayanan geriatri di Rumah Sakit Umum Daerah
Kemayoran;

(c) Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a


dan b, perlu dite tapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kemayoran;

Mengingat :

(1) Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit;

(2) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan;

(3) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 Ten


tang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

(4) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun


2008 Tentang Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

(5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun


2014 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KEMAYORAN TENTANG PANDUAN
PELAYANAN GERIATRI.

KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kemay


oran tentang Panduan Pelayanan Geriatri pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kemayoran.
KEDUA : Kebijakan Panduan Pelayanan Geriatri pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kemayoran sebagaimana tercan
tum dalam lampiran keputusan ini.

KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan


Pelayanan Geriatri pada Rumah Sakit Umum Daerah
Kemayoran dilaksanakan oleh Tim Geriatri.

KEEMPAT : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam


penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di J a k a r t a
pada tanggal 02 Januari 2019

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KEMAYORAN

ALIFIANTI LESTARI
NIP. 196807141992122001
KATA PENGANTAR

Indonesia merupakan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang


dihormati, bukan saja karena nilai – nilai budaya yang hidup dan berkembang
di masyarakat, tetapi juga karena lansia tergolong dalam kelompok yang
rentan. Penghormatan tersebut dapat berupa pemberian fasilitas dan
pelayanan khusus dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak – hak
mereka sebagaimana diatur dalam Pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999. Salah
satu wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di rumah
Sakit berupa kursi roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang
bertongkat, tangga, fasilitas lain dan layanan khusus berupa “Pelayanan
Geriatri”. Panduan Pelayanan Geriatri RSUD Kemayoran ini diharapkan dapat
bermanfaat dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak – hak para
lansia.

Kami tidak mungkin lepas dari khilaf dan salah, untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini. Kiranya buku ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 02 Januari 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SK DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN


PELAYANAN GERIATRI

KATA PENGANTAR.........................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................4
A. LATAR BELAKANG.................................................................4
B. TUJUAN..................................................................................5
C. PENGERTIAN........................................................................6

BAB II RUANG LINGKUP......................................................................8

BAB III TATA LAKSANA.........................................................................9

A. PELAYANAN GERIATRI..................................................9
1. Batasan Pelayanan......................................................9
2. Alur Pelayanan...........................................................13

B. Pelayanan Geriatri di RSUD Kemayoran.......................15


1. Jenis Pelayanan Geriatri............................................15

2
2. Assesment Geriatri.....................................................15
3. Yang mendapat Pelayanan Geriatri............................16
4. Prinsip Pelayanan Geriatri..........................................17
5. Kriteria Pelayanan Lansia...........................................17
6.Tatalaksana Pelayanan Lansia....................................17
7. Tujuan Assesment Lansia...........................................18
8. Proses Assesment Lansia..........................................18

C. GERIATRIC GIANT.........................................................18
1. Sindroma Serebral......................................................18
2. Konfusio dan Dimentia................................................19
3. Gangguan Otonom.....................................................20
4. Inkontinensia...............................................................20
5. Jatuh (The True Geriatric Giant).................................20
6. Kelainan Tulang Belakang..........................................23
7. Dekubitus....................................................................24

BAB IV DOKUMENTASI........................................................................27

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang


dihormati, bukan saja karena nilai – nilai budaya yang hidup dan berkembang
di masyarakat, tetapi juga karena lansia tergolong dalam kelompok yang
rentan. Penghormatan tersebut dapat berupa pemberian fasilitas dan
pelayanan khusus dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak – hak
mereka sebagaimana diatur dalam Pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999. Salah
satu wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di rumah
Sakit berupa kursi roda, lift khusus, toilet, jalan/akses bagi lansia yang
bertongkat, tangga, fasilitas lain dan layanan khusus berupa “Pelayanan
Geriatri”. Panduan Pelayanan Geriatri RSUD Kemayoran ini diharapkan
dapat bermanfaat dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak – hak
para lansia.

Data Kementrian Kesehatan RI Tahun 2017 menunjukkan bahwa


diperkirakan terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%).
Diprediksi jumlah penduduk Lansia tahun 2020 adalah 27,08 juta jiwa, tahun
2025 adalah 33,69 juta jiwa, tahun 2030 adalah 40,95 juta jiwa dan tahun
2035 adalah 48,19 juta jiwa. Dima angka harapan hidup perempuan lebih
tinggi jika dibanding dengan angka harapan hidup laki – laki.

4
Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, pendidikan,
kesehatan dan program – program terkait berdampak pada menurunnya
angka kelahiran dan meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan usia
lanjut sering disertai dengan meningkatnya berbagai penyakit dan
ketidakmampuan (disability), sehingga cukup diperlukan perawatan dan
pengobatan dengan waktu yang cukup lama, sedangkan fasilitas dan
pelayanan kesehatan bagi lansia di Rumah Sakit masih sangat kurang.

B. TUJUAN

Panduan Pelayanan Geriatri disusun agar ada standar pelayanan kesehatan


bagi lansia yang populasinya semakin meningkat, yaitu ;
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang
setinggi tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan
kesehatan.
2. Memelihara kesehatan melalui aktifitas fisik dan mental.
3. Merangsang para petugas kesehatan (Dokter, Perawat) untuk dapat
mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini bila dijumpai
suatu kelainan.
4. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita
penyakit atau gangguan kesehatan dapat mempertahankan kebebasan
yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian
secara maksimal).
5. Bila para lansia sudah sampai pada stadium terminal/penyakit atau
gangguan kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan, ilmu ini
mengajarkan untuk tetap memberikan bantuan yang simpatik dan
perawatan dengan penuh perhatian (memberikan bantuan moril dan

5
perhatian yang maksimal sehingga kematiannya berlangsung dengan
tenang).
6. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan
mencegah disabilitas- handicap di waktu mendatang. Sifat dari
assesment ini tidak sekedar multi – disiplin tetapi juga interdisiplin dengan
koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.

C. PENGERTIAN

1. Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas / menangani tentang


proses penuaan / masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut.
2. Pasien Geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan
atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial dan
ekonomiserta lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara
terpadu dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin.
3. Konsep/pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian
lansia yaitu ;
a. Hambatan (Impairment)adalah setiap kehilangan atau kelainan baik
psikologik, Fisiologik maupun struktur atau fungsi anatomik.
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam
kemampuan untuk melakukan kegiatan yang dianggap dapat
dilakukan oleh orang normal.
c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat
Impairment / disabilitas sehingga membatasinya untuk melaksanakan
peranan hidup secara normal (berhubungan erat dengan usia, jenis

6
kelamin dan faktor-faktor sosial budaya).
4. Assesment Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk
menilai aspek medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi penderita
usia lanjut dalam rangka menyusun program pengobatan dan pemeliharaan
kesehatan yang rasional.
5. Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara
multidisiplin, interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan usia lanjut.
Tim ini minimal terdiri dari Dokter Geriatris a tau Internis / Dokter
Umumyang dilatih, Perawat yang telah mendapatkan pelatihan Geriatri,
Fisioterapi, Nutrisionis dan farmasi.

7
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Pelayanan Geriatri di RSUD Kemayoran meliputi ;


1) Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2) Dokter Spesialis Bedah
3) Dokter Spesialis Paru
4) Dokter Spesialis Penyakit THT
5) Dokter Spesialis Penyakit Obsgyn
6) Instalasi Rawat Jalan
7) Instalasi Rawat Inap
8) Instalasi Gawat Darurat (IGD)
9) Unit Pendaftaran /Administrasi
10) Instalasi Farmasi
11) Unit Gizi
12) Laboratorium

8
BAB III

TATA LAKSANA

A. PELAYANAN GERIATRI

1. Batas Pelayanan
Pelayanan Geriatri adalah pelayanan kesehatan usia lanjut dengan
pendekatan interdisiplin yang mencakup aspek medik promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta aspek sosial dan psikologik pada pasien usia
lanjut.

a. Pelayanan Geriatri Sederhana adalah suatu bentuk pelayanan


geriatri yang mempunyai kegiatan paling sedikit berupa pelayanan rawat jalan
dan kunjungan rumah (Home Care).
Pelayanan tersebut diberikan oleh Tim Geriatri yang terdiri dari ;
• Dokter Spesialis Penyakit Dalam sebagai Ketua
• Dokter Spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit geriatri.
• Dokter Umum yang telah mendapat pelatihan geriatri.
• Perawat yang telah mengikuti pelatihan kepelatihan gerontik
atau pelatihan keterampilan intelegensia.
• Apoteker
• Ahli gizi
• Fisioterapis
• Okupasi terapis

9
b. Pelayanan Geriatri Lengkap adalah suatu bentuk pelayanan
geriatri yang mempunyai kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap akut dan
kunjungan rumah (home care).
Pelayanan tersebut diberikan oleh Tim Geriatri yang terdiri dari ;
▪ Dokter Spesialis Penyakit Dalam
▪ Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan rehabilitasi
▪ Dokter spesialis kedokteran jiwa / psikiater
▪ Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien
Geriatri
▪ Dokter
▪ Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik
atau pelatihan keterampilan inteligensia.
▪ Apoteker
▪ Tenaga gizi
▪ Fisioterapis
▪ Okupasi terapis
▪ Psikolog
▪ dan Pekerja sosial

c. Pelayanan Geriatri tingkat Sempurna adalah suatu bentuk


pelayanan geriatri yang mempunyai kegiatan paling sedikit terdiri dari
rawat jalan, rawat inap akut , kunjungan rumah (home care) dan Klinik
Asuhan Siang.
Pelayanan tersebut diberikan oleh Tim Geriatri yang terdiri dari ;
▪ Dokter Spesialis Penyakit Dalam

10
▪ Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan rehabilitasi
▪ Dokter spesialis kedokteran jiwa / psikiater
▪ Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien
Geriatri
▪ Dokter
▪ Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik
atau pelatihan keterampilan inteligensia.
▪ Apoteker
▪ Tenaga gizi
▪ Fisioterapis
▪ Okupasi terapis
▪ Terapis wicara
▪ Perekam medis
▪ Psikologik
▪ dan pekerja sosial

d. Pelayanan Geriatri tingkat Paripurna adalah suatu bentuk


pelayanan geriatri yang mempunyai kegiatan paling sedikit terdiri dari rawat
jalan, Klinik Asuhan Siang, rawat inap akut, rawat inap kronik, rawat inap
Psikogeriatri, penitipan pasien Geriatri (Respite Care), kunjungan rumah
(home care) dan perawatan di rumah (Hospice).
Pelayanan tersebut diberikan oleh Tim Geriatri yang terdiri dari ;
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan rehabilitasi
▪ Dokter spesialis kedokteran jiwa / psikiater
▪ Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien
Geriatri

11
▪ Dokter
▪ Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik
atau pelatihan keterampilan inteligensia.
▪ Apoteker
▪ Tenaga gizi
▪ Fisioterapis
▪ Okupasi terapis
▪ Terapis wicara
▪ Perekam medis
▪ Psikologik
▪ dan pekerja sosial
▪ Psikolog

Yang diwajibkan untuk melakukan penelitian adalah tingkat paripurna


saja, sedangkan tujuan penelitian adalah untuk pengembangan ilmu Geriatri.
Tingkat pelayanan dibawahnya boleh dilaksanakan penelitian yang lebih
sederhana.

12
Alur Pelayanan Geriatri
Bagan Alur Pelayanan Geriatri di rumah Sakit Kelas D ;

a. Pelayanan Geriatri Sederhana

Pasien Lanjut Usia Rawat jalan poliklinik ;


* Assesment dan konsultasi
* Kuratif
* Intervensi psikososial
Triase di setiap poliklinik/IGD * rehabilitasi

Assesment Geriatric
Komprehensif oleh Tim
Terpadu poli Geriatri

Masalah Geriatri
(kondisi medis umum, Rencana Tatalaksana Asuhan rumah
Status fungsional, status Komprehensif oleh tim (Home Care)
Mental, fungsi kognitif, Terpadu Geriatri
Sosial dan lingkungan)

Rumah Sakit dengan pelayanan geriatri sederhana boleh melakukan


perawatan inap namun karena belum terdapat ruang rawat khusus yakni
ruang rawat akut geriatri maka dapat dirawat di ruang rawat biasa.

13
b. Pelayanan Geriatri Lengkap

Rawat jalan poliklinik ;


Pasien Lanjut Usia * Assesment dan konsultasi
* Kuratif
* Intervensi psikososial
* rehabilitasi

Triase di setiap poliklinik/IGD

Rawat inap akut ;


* Assesment dan konsultasi
Assesment Geriatric * Kuratif
* Intervensi psikososial,
Komprehensif oleh Tim Terapi kelompok.
Terpadu poli Geriatri * Psikoedukasi keluarga
rehabilitasi

Masalah Geriatri
(kondisi medis umum, Rencana Tatalaksana
Status fungsional, status Komprehensif oleh tim Asuhan rumah
Mental, fungsi kognitif, Terpadu Geriatri (Home Care)
Sosial dan lingkungan)

14
B. PELAYANAN PASIEN GERIATRI DI RSUD KEMAYORAN

1. Jenis Pelayanan
A. Tingkat Pelayanan Geriatri di RSUD Kemayoran adalah tingkat
sederhana disertai dengan pelayanan kesehatan warga lanjut
usia di masyarakat berbasis Rumah sakit.
B. Alur pelayanan Geriatri di RSUD Kemayoran yang digunakan
adalah alur pelayanan sederhana.
C. Jenis Pelayanan Geriatri di RSUD Kemayoran adalah ;

• Rawat jalan Geriatri.


Memberikan jasa pengadaan assesmen, tindakan kuratif
masyarakat, puskesmas maupun antar poli rawat jalan.
Penanggung Jawab poli rawat jalan Geriatri adalah dokter
spesialis penyakit dalam (internis) dibantu oleh seorang
perawat dan ahli gizi.
• Rawat Inap
RSUD Kemayoran belum memiliki ruang inap khusus pasien
Geriatri, sehingga pasien – pasien Geriatri yang perlu
dirawat akan dirawat di ruang rawat inap umu sesuai dengan
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh RSUD Kemayoran.

2. Assesmen Geriatri
Assesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin
untuk menilai aspek medik, fungsional, psikososial dan ekonomi
penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program

15
pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional.
Asesmen ini bersifat tidak sekedar multidisiplin tetapi juga
interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas
pelayanan kesehatan.

3. Yang mendapatkan pelayanan Geriatri :


Pelayanan Geriatri diberikan kepada pasien Lanjut Usia dengan
kriteria ;
• Memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis;atau
• Memiliki 1 (satu) penyakit dan megalami gangguan akibat
penurunan fungsi organ, psikologis, sosial, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologis, sosial,
ekonomi dan lingkungan yang dimaksud, misalnya ;
• Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami
jatuh (Falls), dan imobilisasi (bedridden).
• Mengahadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care)
seperti kesulitan untuk makan atau berpakaian.
• Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau
gangguan tingkah laku (behaviour) dini.
• Masalah kesehatan lain seperti Osteoporosis, penyakit
parkinson, arthritis, gangguan berkemih (inkontinensia urine)
atau gangguan buang air besar.

16
4. Prinsip – prinsip pelayanan Geriatri adalah sebagai
berikut ;
◦ Pendekatan menyeluruh (biopsikososialspiritual).
◦ Orientasi terhadap kebutuhan klien
◦ Diagnosis secara terpadu
◦ Team work (koordinasi)
◦ Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

5. Kriteria Pelayanan Lansia


• Komprehensif adanya dukungan finansial yang adekuat,
perawatan sehari – hari, pelayanan yang memadai,
pendidikan kesehatan, perawatan keluarga, kebutuhan
rekreasi dan aktifitas fisik dan pelayanan transportasi.
• Adanya kerjasama/terkoordinasi lintas program/sektoral.
• Mudah dijangkau.
• Memperhatikan kualitas pelayanan.

6. Tatalaksana Assesmen Lanjut Usia


• Ditujukan kepada usia lanjut.
• Meliputi kegiatan pengkajian dengan memperhatikan
kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual.
• Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis
keperawatan.
• Membuat perencanaan.
• Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.

17
7. Tujuan Assesmen Usia Lanjut
(a) Menegakkan ;
◦ Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik
◦ Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat patologik
◦ Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut.
(b) Menegakkan adanya gangguan organ/sistem (impairment),
ketidakmampuan (disabilitas), dan ketidakmampuan
sosial (handicap) untuk dapat dilakukan terapi dan/atau rehabilitasi.
(c) Untuk mengetahui sumber daya sosial ekonomi dan lingkungan
yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan penderita tersebut.

8. Proses Asesmen Usia Lanjut


Dilakukan saat pelayanan kesehatan warga lanjut usia di
masyarakat berbasis rumah sakit.

C. GERIATRIC GIANTS

Penampilan pada suatu penyakit usia lanjut sering berbeda dengan usia
muda. Harus dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi
berkenaandengan bertambahnya usia atau memang ada suatu proses
patologi sebagai penyebabnya. Beberapa problema klinik dari penyakit pada
lansia yang sering dijumpai disebut “GERIATRIC GIANTS” yang terdiri dari ;

1. Sindroma Serebral
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia
lanjut, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orangtua sangat rentan
terhadap perubahan – perubahan baik perubahan posisi tubuh maupun faktor

18
lain, misalnya yang berkaitan dengan tekanan darah seperti fungsi jantung,
bahkan fungsi otak yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah (sistem
otonom).

2. Konfusio dan Dimensia


Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fngsi kognitif
yang ditandai oleh memburuknya secara mendadak derajat kesadaran dan
kewaspadaan dan terganggunya proses berpikir yang berakibat terjadinya
disorientasi.
Gambaran klasik penderita Konfusio yaitu ;
• Derajat kesadaran menurun, misalnya sulit untuk tetap bangun
saat diperiksa.
• Gangguan persepsi antara lain ilusi, delusi, halusinasi, dan
misinterpretasi.
• Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia,
tetapi siang hari tertidur.
Secara garis besar, Dementia pada usia lanjut dapat dikategorikan
dalam 4 (empat) golongan yaitu ;
1. Dementia degeneratif primer (50 – 60%)
2. Dementia multi-infark (10 – 20%)
3. Dementia yang reversible atau sebagian reversible (20 – 30%)
4. Gangguan lain terutama neurologik (5 - 10%)
• Aktifitas Spikomotor meningkat atau menurun.
• Disorientasi waktu, tempat dan orang.
• Ganguan memori.

19
3. Gangguan Otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab seringnya
gangguan syaraf otonom pada usia lanjut adalah dengan meningkatnya usia,
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganglion otonom,
berupa penurunan asetilkolin terutama disebabkan oleh penurunan enzim
utaama yaitu kolin asetilase. Hal ini cenderung menurunkan fungsi otonom.

4. Inkontinensia
Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada
penderita usia lanjut. Inkontinensia adalah pengeluaran urine atau feses
tanpa disadari, dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga
mengakibatkan masalah gangguan kesehatan atau sosial.
Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”
D = Delirium; R = Retriksi mobilitas, retensi; I = Infeksi, inflamasi, inpaks
feses; P = Pharmasi (Obat – Obatan), poliuri.

5. Jatuh (The True geriatric Giant)


Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi
mata yang melihat kejadian seseorang mendadak terbaring/terduduk di
lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran
atau luka.
Faktor – faktor yang mempengaruhi jatuh pada lansia ;
a) Faktor Intrinsik ;
➢ Kondisi fisik dan neuropsikiatrik
➢ Penurunan visus dan pendengaran
➢ Perubahan neuro muskuler, gaya berjalan dan reflek postural karena
proses menua.

20
b) Faktor Ekstrinsik
➢ Obat – obatan yang diminum
➢ Alat – alat bantu berjalan
➢ Lingkungan tidak mendukung (berbahaya)

Penyebab – penyebab jatuh pada lansia ;


• Kecelakaan merupakan penyebab jatuh yang utama
• Nyeri kepala dan atau vertigo
• Hipotensi orthostatic
• Obat – obatan
• Proses penyakit yang spesifik
• Idiopatik
• Sinkope

Faktor – faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan pada


lansia yaitu ;
• Alat – alat atau perlengkapan rumah tanga yang sudah tua tidak stabil
atau tergeletak di bawah.
• Tempat tidur atau WC yang rendah / jongkok.
• Tempat berpegangan yang tidak kuat/tidak mudah untuk dipegang.
• Lantai yang tidak datar, baik ada trap nya atau menurun.
• Karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal/menekuk
pinggirnya dan benda – benda alas lantai yang licin atau mudah
tergeser.
• Lantai yang licin atau basah.
• Penerangan yang tidak baik / kurang atau menyilaukan

21
• Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat maupun cara
penggunaannya.

Faktor – faktor situasional yang mungkin mempresipitasi jatuh antara lain ;


(a) Aktifitas;
Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktifitas biasa
seperti berjalan, naik atau turun tangga dan mengganti posisi.
(b) Lingkungan
Sekitar 70 % lansia jatuh di rumah, 10 % terjadi di tangga, dengan
kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibandingkan saat naik tangga.
(c) Penyakit Akut

Pencegahan Jatuh
Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan ini, antara lain ;
a. Indentifikasi Faktor Resiko
Perlu dilakukan asesmen keadaan sensorik, neurologik, muskuloskeletal
dan penyakit sistemik yang sering mendasari/menyebabkan jatuh, juga
keadaan lingkungan, obat – obatan dan alat bantu jalan.
b. Penilaian Keseimbangan Gaya Berjalan
Setiap lansia harus dievaluasi keseimbangan badannya dalam
melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi, juga gaya berjalan dan
kekuatan ototekremitas bawah lansia.

c. Mengatur / mengatasi faktor situasional


Faktor situasional yang bersifat serangan akut dapat dicegah dengan
pemeriksaan rutin kesehatan lansia. Bahaya lingkungan dapat dicegah

22
dengan perbaikan lingkungan dan aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai kondisi
kesehatan lansia.

6.Kelainan pada Tulang Belakang

Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindroma
geriatrik. Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan hilang tulang
secara linear. Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita dibanding pria.

7. Dekubitus

Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit,


bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan
pada suatu area secara terus menerus, sehingga mengakibatkan gangguan
sirkulasi darah setempat. Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat
diatas tonjolan tulang dan tidak dilindungi cukup dengan lemak subkutan,
misalnya ; daerah sakrum, daerah trokanter mayor dan spina ischiadica
superior anterior, daerah tumit dan siku.
Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut ;

Derajat I : Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis,


kemerahan/eritema indurasi atau lecet.
Derajat II : Reaksi yang lebih mencapai seluruh dermis hingga lapisan
emak subkutan.Tampak sebagai ulkus yang dangkal dengan

23
tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen pada kulit.
Derajat III : Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan
dan menggaung, berbatasan dengan fascia dari oto –
otot. Sudah mulai infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
Derajat IV : Perluasan ulkus menembus otot, sehingga tampak tulang di
daerah ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada
tulang atau sendi.

Pengelolaan Dekubitus

(a) Dekubitus Derajat I ;


Dengan reaksi peradangan masih terbatas epidermis kulit yang
kemerahan dibersihkan hati – hati dengan air hangat dan sabun, diberi
lotion, kemudian di massage 2 – 3X/hari.

(b) Dekubitus Derajat II ;


Terjadi ulkus yang dangkal : perawatan luka harus memperhatikan
syarat-syarat aseptik dan antiseptik. Daerah yang bersangkutan digesek
dengan es dan dihembus dengan udara hangat bergantian untuk merangsang
sirkulasi. Dapat diberikan salep topikal, mungkin juga merangsang
tumbuhnya jaringan muda/granulasi. Pergantian balut dan salep ini jangan
terlalu sering karena malah dapat merusakkan pertumbuhan jaringan
yang diharapkan.

24
(c) Dekubitus Derajat III ;
Usahakan luka selalu bersih dan eksudat diusahan dapat mengalir
keluar. Balut jangan terlalu tebal dan sebaiknya transparan sehingga
permeabel untuk masuknya udara / oksigen dan penguapan.

(d) Dekubitus Derajat IV ;


Semua langkah-langkah diatas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik
yang ada harus dibersihkan, sebab akan menghalangi pertumbuhan
jaringan/epitelisasi. Beberapa preparat enzim coba diberikan untuk usaha ini,
dengan tujuan mengurangi pendarahan. Setelah jaringan nekrotik dibuang
dan luka bersih, penyembuhan luka secara alami dapat diharapkan.
Beberapa usaha mempercepat antara lain dengan memberikan oksigenasi
pada daerah luka, tindakan dengan ultrasono untuk membuka sumbatan
pembuluh darah dan sampai tranplantasi kulit setempat.

Skor Norton untuk mengukur resiko Dekubitus

Nama Penderita Skor Tanggal


Kondisi fisik umum ;
• Baik 4
• Lumayan 3

• Buruk 2

Sangat buruk 1

Kesadaran ;
• Komposmeritis 4
• Apatis 3

• Soporus 2

25
• Stupor/Koma 1
Aktifitas ;
• Ambulan 4
• Ambulan dengan bantuan 3

• Hanya bisa duduk 2

Tiduran 1

Monilitas ;
• Bergerak bebas 4
• Sedikit terbatas 3

• Sangat terbatas 2

Tidak bisa bergerak 1



Inkontinensia ;
• Tidak 4
• Kadang-kadang 3

• Sering Inkontinensia urine 2

Inkontinensia Alvi dan 1



urine
Skor Total
Resiko Dekubitus bila Skor Total < 14

D. PELAYANAN KESEHATAN WARGA LANJUT USIA DI


MASYARAKAT BERBASIS RUMAH SAKIT.
Pelayanan warga lansia dilakukan dengan bekerjasama dengan Puskesmas
Kecamatan Kemayoran sebagai Pembina Lansia di wilayah Kecamatan
Kemayoran.
RSUD Kemayoran memberikan penyuluhan dan pembinaan secara
berkelanjutan dan terus menerus.

26
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua kegiatan Pelayanan Geriatri dicatat dan didokumentasikan


untuk dijadikan bahan pelaporan. Untuk pelaksanaan pelayanan Geriatri
menggunakan formulir yang sudah disiapkan sebelumnya. Beberapa formulir
yang sudah disiapkan yaitu ;
1. Form 1 : Form Asesmen Geriatri.
2. Form 2 : SPO Pelayanan Geriatri.

27

Anda mungkin juga menyukai