Translate Ulkus Oral Sebagai Manifestasi Penyakit Gastrointestinal (Tinjauan)
Translate Ulkus Oral Sebagai Manifestasi Penyakit Gastrointestinal (Tinjauan)
GASTROINTESTINAL : TINJAUAN
* Mahasiswa pasca sarjana, Departemen Kesehatan Mulut dan Radiologi, Ahmedabad Dental
College and Hospital, Ahmedabad, Gujrat, India
** Praktek pribadi, Orthodontis, Pune, Maharashra, India
*** Mahasiswa pasca sarjana, Departemen Ortodontik, ACPM Dental College, Dhule, Maharastra,
India
^ Dosen senior, Depatemen Ortodontik, Dr Rajesh Rmadasji Kambe Dental College and Hospital,
Akola, Maharashtra, India
^^ Residen Senior, Walawalkar Rural Medical College and Hospital, Dervan, Chipalm,
Maharashtra, India
^^^ Mahasiswa Pasca sarjana, Departemen Ortodontik, ACPM Dental College, Dhule,
Maharashtra, India
ABSTRAK
Pemeriksaan yang cermat terhadap rongga mulut dapat mengungkapkan temuan
yang mengindikasikan kondisi sistemik yang mendasari dan memungkinkan
diagnosis dini dan pengobatan. Pemeriksaan harus mencakup evaluasi untuk
perubahan mukosa, peradangan dan perdarahan periodontal, dan kondisi umum
gigi. Perubahan pada rongga mulut dapat mewakili manifestasi klinis pertama dari
kondisi gastrointestinal yang mendasari. Pengenalan dan rujukan yang tepat dari
kondisi gastrointestinal berkontribusi terhadap kesehatan dan kebugaran pasien
KATA KUNCI
Penyakit gastroinstestinal; ulkus oral; Penyakit celiac; Penyakit Crohn; Kolitis
ulseratif
PENDAHULUAN
Rongga mulut merupakan cermin yang merefleksikan dan mengungkapkan
banyak rahasia dari bagian dalam tubuh manusia. Manifestasi oral penyakit
sistemik merupakan indikator potensial dari berbagai kondisi. Beberapa dari
manifestasi ini spesifik penyakit dan membantu meningkatkan tingkat kecurigaan
bagi klinisi yang waspada.[1] Berulang kali; tanda pertama dari kondisi kesehatan
sistemik yang tidak alami menampakkan diri dalam perubahan dalam rongga
mulut, ulkus dibatasi dengan baik, seringkali berupa lesi depresi dengan defek
epitel yang ditutupi oleh gumpalan fibrin, sehingga tampak putih kekuningan.[3]
Istilah ulkus digunakan di mana ada adalah kerusakan pada epitelium dan lamina
propria.[4] Ulkus oral adalah salah satu keluhan paling umum dari mukosa mulut.
Ulkus oral ditetukan oleh kondisi sistemik yang mendasari seperti sifat, lokasi,
durasi dan frekuensi. Sebagai tambahan, pemeriksaan histopatologi biasanya
menghasilkan diagnosis definitif untuk sebagian besar kondisi yang dijelaskan
dalam makalah ini.[3] Ulkus oral dapat disebabkan oleh berbagai agen etiologi
seperti trauma mekanis, kimia, termal, atau trauma akibat induksi radiasi, infeksi
virus seperti herpes simplex dan herpes zoster, infeksi bakteri seperti gingivitis
nekrosis akut dan tuberkulosis, infeksi jamur seperti histoplasmosi dan
mukomikosis, kondisi alergi seperti stomatitis veneta dan medikamentosa, kondisi
neoplastik seperti karsinoma sel skuamosa dan melanoma maligna serta gangguan
sistemik yang berasal dari hematologi, imunologi atau gastrointestinal.[4] Ulkus
oral juga dapat timbul dari etiologi yang tidak diketahui seperti stomatitis aphtous
rekuren, eritema multiforme, pemfigus, pemfigoid membran mukosa, lichen
planus erosif dan ulkus eosinofilik mukosa oral. banyak proses penyakit yang
mempengaruhi saluran cerna dapat menyebabkan perubahan yang dapat diamati
pada rongga mulut. Kenyataannya, perubahan rongga mulut dapat mewakili
manifestasi klinis pertama dari kondisi gastrointestinal yang kurang baik.
Pengenalan dan rujukan yang tepat dari kondisi gastrointestinal mungkin
berkontribusi terhadap kesehatan dan kebugaran secara keseluruhan pada
pasien.[2] Tulisan ini merupakan upaya untuk meninjau berbagai penyakit
gastrointestinal yang hadir dengan ulserasi oral sebagai manifestasi awalnya.
METODE
Pengumpulan data untuk tinjauan ini dilakukan dengan bantuan mesin pencari
Ebscohost. Pencarian dasar dengan penggunaan kata-kata kunci seperti ulserasi
oral, penyakit celiac, kolitis ulseratif, penyakit crohn dan gangguan
gastrointestinal telah dilakukan. Pencarian menghasilkan 245 artikel dimana 45
artikel relevan dengan tinjauan. Total 10 artikel yang terkait erat dengan tinjauan
dipilih sebagai referensi.
DISKUSI
Penyakit celiac disebabkan oleh intoleransi permanen terhadap gliadin
(kandungan protein dalam gandum), sedangkan penyakit Chron terjadi karena
mutasi genetik pada gen CARD15 (NOD2). UC juga disebabkan oleh faktor
genetik tetapi juga dipengaruhi faktor lain seperti faktor fisiologis (karena
peningkatan permeabilitas usus), faktor imunologi (karena peningkatan IL 1, 6, 8)
dan faktor lingkungan (akibat merokok dan adanya sulfat untuk mengurangi
bakteri).[6] Penyakit celiac banyak diderita orang kulit putih.[8] Sementara
predileksi CD dan UC banyak pada laki-laki. Penyakit Celiac dan CD cenderung
terjadi pada usia lebih muda, sedangkan UC bisa terjadi pada usia berapapun.[2]
Penyakit Celiac memiliki berbagai gajala klinis seperti diare, recurrent
apthous stomatitis (RAS), kelesuan, penurun berat badan, miopati, osteomalasia,
anemia, jari tabuh, koilonikia, edema dan asites, sedangkan pada pasien CD
umumnya memiliki gejala klinis pada saluran pencernaan seperti nyeri perut,
diare, gejala obstruktif, massa di fossa iliaca kanan. UC juga memiliki gejala
saluran pencernaan tetapi berbeda dari CD yaitu perdarahan rectum dan diare,
urgensi dan kram perut sebelum buang air besar.[3]
Temuan oral dari ketiga penyakit tersebut adalah ulkus oral. Namun
terdapat perbedaan dalam manifestasi klinisnya. Dalam penyakit celiac, ulkus
mirip seperti RAS. Dimana ulkus mukosa oral berupa ulkus superfisial dan sekitar
1-5% pasien dengan penyakit celiac yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Temuan lain pada penyakit celiac yaitu pertumbuhan gigi yang terlambat,
hipoplasi enamel gigi, dan nyeri atau sensasi terbakar pada lidah. Ulkus oral
muncul pada sekitar 9% pasien CD yang tidak terdiagnosis dan bisa menjadi
gejala klinis yang pertama muncul atau bahkan hanya satu-satunya gejala klinis
pada penyakit ini.[1] Predileksi lesi kearah mukosa labial dan bukal, lipatan
mukobukal, bibir, gingiva, dan daerah retromolar. Pada lesi ini cobblestone
terlihat pada mukosa bukal posterior dan mungkin berhubungan dengan lipatan
mukosa yang sehat.[11] Lesi berbatas tegas, merah muda, dan tidak nyeri saat
dipalpasi kecuali jika terdapat ulserasi yang dapat menyebabkan nyeri.
UC dapat menimbulkan RAS seperti ulkus atau pyostomatitis vegetans.[10]
Lesi terutama dilihat di atas dan bawah vestibula anterior, palatum mole, dan
posterior palatum durum. Pyostomatitis vegetans cenderung muncul di pasien
dengan UC yang tidak terdiagnosis atau colitis ulseratif aktif. Secara klinis, lesi
terdiri dari lesi pustula yang tersebar mengelompok atau linier pada mukosa yang
eritema di beberapa lokasi dalam mulut dengan tingkat keparahan bervariasi,
tetapi biasanya jarang pada dorsum lidah.[12]
Biopsi usus merupakan gold standar untuk menegakkan diagnosis dari
ketiga penyakit tersebut. Namun untuk mencapai diagnosis akhir masih ada
beberapa pemeriksaan lain. Pada penyakit celiac dapat dilakukan pemeriksaan
hematologi untuk memeriksa adanya anemia, peningkatan titer IgG, IgM dan IgA,
dan antibodi untuk gliadin. Kemudian dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan
densitometri tulang, CT scan dan MRI. Untuk CD, harus dilakukan pemeriksaan
feses untuk menyingkirkan pathogen yang diketahui, dilanjutkan dengan small
bowel enema, CT scan, MRI, kolonoskopi, dan sigmoidoskopi. Pemeriksaan UC
sama dengan CD kecuali pada pemeriksaan barium enema.[6]
Tujuan utama dari penatalaksanaan adalah mengobati gangguan
gastrointestinal. Hal ini harus dilakukan oleh ahli gastroenterologi. Pengelolaan
ulkus oral dan temuan oral lainnya adalah tugas dari dokter gigi. Dengan
terobatinya penyakit gastrointestinal, tingkat keparahan ulkus oral akan menurun
namun pasien masih mungkin mengeluhkan sensari terbakar dan nyeri pada ulkus
yang dideritanya. Pada penyakit celiac, RAS terutama diobati dengan pemberian
obat simtomatik berupa analgetik topikal dan terkadang pemberian antiseptik
topikal untuk mengobati infeksi lokal. Lesi oral pada CD biasanya persisten, dapat
membaik dan kambuh selama bertahun-tahun. Responnya terhadap terapi sistemik
sangat bervariasi dan tidak bisa diprediksi. Lesi oral dapat diobati dengan
kortikosteroid topikal atau injeksi. Disarankan untuk menjaga diet seimbang
tinggi serat. Pyostomatitis vegetans pada UC secara umum diobati dengan terapi
steroid topikal namun pada banyak kasus dibutuhkan terapi sistemik dengan atau
tanpa azatriopin atau sulfametohxy pyridazin. Selain itu, beberapa studi telah
melaporkan hubungan kuat dengan GERD dalam bentuk sensasi terbakar pada
mukosa, halitosis dan eritema pada mukosa palatum dan uvula.
KESIMPULAN
Artikel ini menyajikan tinjauan presentasi klinis umum ulkus oral dengan
gangguan gastrointestinal. Penyakit gastrointestinal khususnya penyakit celiac
yang tidak terdiagnosis, penyakit crohn dan UC, dapat menyebabkan ulkus oral.
Oleh karena itu, penting untuk bertanya kepada pasien yang datang dengan ulkus
oral tentang gejala mereka dan untuk melakukan pemeriksaan mulut dengan
cermat ketika menilai pasien dengan kemungkinan penyakit saluran
gastrointestinal. Dalam keadaan lain, keparahan atau prognosis penyakit dapat
dipantau oleh keberadaan atau tingkat manifestasi oral, dan keberhasilan
pengelolaan penyakit gastrointestinal dapat tercermin pada respon jaringan mulut.