Anda di halaman 1dari 50

GASTROENTERITIS

DEFENISI
• Gastroenteritis adalah kondisi medis yang ditandai dengan 
peradangan ("-itis") pada saluran pencernaan yang melibatkan 
lambung ("gastro"-) dan usus kecil ("entero"-), sehingga
mengakibatkan kombinasi diare, muntah, dan sakit serta kejang perut.
• Gastroenteritis juga sering disebut sebagai gastro, stomach bug,
dan stomach virus.
• Walaupun tidak berkaitan dengan influenza, penyakit ini juga sering
disebut flu perut dan flu lambung.
DEFENISI

• Gastroenteritis adalah adanya inflamasi pada membran mukosa saluran


pencernaan dan ditandai dengan diare dan muntah (Chow et al., 2010).

• Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam (Simadibrata K et al., 2009).
EPIDEMIOLOGI
• Gastroenteritis akut merupakan salah satu penyakit yang sangat sering ditemui. Penyakit ini lebih sering
mengenai anak-anak. Anak-anak di negara berkembang lebih beresiko baik dari segi morbiditas maupun
mortalitasnya. Ini dimungkinkan berdasarkan fakta bahwa anak-anak di negara maju memiliki status gizi dan
layanan kesehatan primer yang lebih baik (chow et al., 2010)

• Di Indonesia pada tahun 2010 diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu masih menduduki
peringkat pertama penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Indonesia yaitu sebanyak 96.278 kasus
dengan angka kematian (Case Fatality Rate/CFR) sebesar 1,92% (kemenkes RI, 2012).
GEJALA DAN TANDA
• Manifestasi klinis dari gastroenteritis akut biasanya bervariasi. dari
salah satu hasil penelitian yang dilakukan pada orang dewasa, mual
(93%), muntah (81%) atau diare (89%), dan nyeri abdomen (76%)
umumnya merupakan gejala yang paling sering dilaporkan oleh
kebanyakan pasien.
• Selain itu terdapat tanda-tanda dehidrasi sedang sampai berat,
seperti membran mukosa yang kering, penurunan turgor kulit, atau
perubahan status mental, terdapat pada 10% hasil pemeriksaan.
GEJALA DAN TANDA
• Gastroenteritis biasanya disertai dengan diare dan muntah, atau, meskipun
tidak terlalu banyak terjadi, hanya disertai dengan salah satu gejala tersebut.
• Banyak penderita yang mengeluhkan sakit perut. Rasa sakit perut banyak
jenisnya. Hal yang perlu ditanyakan adalah apakah nyeri perut yang timbul
ada hubungannnya dengan makanan, apakah timbulnya terus menerus,
adakah penjalaran ke tempat lain, bagaimana sifat nyerinya dan lain-lain.
• Bila disebabkan oleh virus, kondisi ini biasanya membaik dalam satu minggu.
• Beberapa gejala yang diakibatkan oleh virus juga mungkin diasosiasikan
dengan demam, letih, sakit kepala, dan nyeri otot.
• Jika tinja mengandung darah, lebih kecil kemungkinannya disebabkan oleh
virus dan lebih besar kemungkinannya disebabkan oleh bakteri.
ETIOLOGI
• Gastroenteritis akut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, menurut
dari World Gastroenterology Organisation, ada beberapa agen yang
bisa menyebabkan terjadinya gastroenteritis akut yaitu agen infeksi
dan non-infeksi.
• Lebih dari 90 % diare akut disebabkan karena infeksi, sedangkan
sekitar 10 % karena sebab lain
A. VIRUS
• Virus yang diketahui menyebabkan gastroenteritis meliputi rotavirus, 
norovirus, adenovirus, dan astrovirus.
• Rotavirus adalah penyebab gastroenteritis yang paling umum pada anak-
anak,dan mengakibatkan tingkat insiden yang serupa baik di negara maju
 maupun negara berkembang.
• Virus ini mengakibatkan sekira 70% episode diare menular pada kelompok
usia anak-anak. Rotavirus lebih jarang menjadi penyebab pada orang
dewasa karena kekebalan alami mereka.
• Norovirus adalah penyebab utama gastroenteritis pada orang dewasa di
Amerika, mengakibatkan lebih dari 90% wabah. Norovirus adalah penyebab
dari kira-kira 10% kasus pada anak-anak.
B. BAKTERI
• Di negara maju Campylobacter jejuni menjadi penyebab utama
gastroenteritis bakteri, dimana separuh dari kasus ini terkait dengan
pajanan terhadap unggas. Pada anak-anak, bakteri merupakan penyebab
dari sekira 15% kasus, dengan jenis yang paling umum meliputi spesies 
Escherichia coli, Salmonella,Shigella, dan Campylobacter.
• Makanan yang umum dikaitkan dengan penyakit ini yakni daging mentah
atau daging yang kurang matang, ayam, makanan laut, dan telur;
kecambah mentah; susu yang belum dipasteurisasi dan keju lunak; serta
jus jeruk dan sayuran.
• Di negara berkembang, khususnya Afrika subwilayah Sahara dan Asia, 
kolera adalah penyebab umum gastroenteritis. Infeksi ini biasanya
ditularkan melalui air atau makanan yang terkontaminasi.
• Clostridium difficile toksigenik adalah penyebab utama diare yang lebih sering
terjadi pada manusia berusia lanjut. Ini adalah penyebab diare yang umum pada
mereka yang dirawat inap dan sering dikaitkan dengan penggunaan antibiotik.
• Diare infeksi Staphylococcus aureus juga mungkin terjadi pada mereka yang
menggunakan antibiotik.
• "Traveler’s diarrhea" biasanya merupakan jenis gastroenteritis bakteri.
• Obat penekan asam tampaknya meningkatkan risiko infeksi secara signifikan
setelah terpajan sejumlah organisme, termasuk spesies Clostridium
difficile, Salmonella, dan Campylobacter. Risiko ini lebih tinggi bagi mereka yang
menggunakan penghambat pompa proton dibandingkan dengan mereka yang
menggunakan antagonis H2.[22]
C. PROTOZOA
• Beberapa protozoa dapat mengakibatkan gastroenteritis – paling
umum adalah Giardia lamblia – tetapi spesies Entamoeba histolytica
 danCryptosporidium juga terlibat.
• Giardia lebih umum terjadi di negara berkembang, tapi agen etiologi
ini menyebabkan jenis penyakit ini dengan jumlah tertentu hampir di
semua tempat.
• Ini lebih umum terjadi pada orang-orang yang pernah bepergian ke
tempat-tempat dengan prevalensi tinggi, anak-anak di penitipan anak,
laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki, dan dalam
keadaan setelah terjadinya bencana.
D. NON INFEKSI
• Ada beberapa penyebab non-infeksi peradangan saluran pencernaan.Beberapa penyebab
yang lebih umum meliputi obat-obatan (seperti NSAID), makanan tertentu seperti laktosa
 (bagi mereka yang tidak bisa mengonsumsi laktosa), dan gluten (bagi mereka dengan 
penyakit seliak).
• Penyakit Crohn juga merupakan sumber non-infeksi gastroenteritis (yang seringkali akut).
• Penyakit yang disebabkan oleh racun juga mungkin terjadi. Beberapa kondisi yang
diakibatkan oleh makanan dikaitkan dengan mual, muntah, dan diare termasuk: 
I. keracunan ciguatera karena konsumsi ikan pemangsa yang terkontaminasi
II. scombroid yang diasosiasikan dengan konsumsi jenis ikan tertentu yang telah basi,
III. keracunan tetrodotoksin karena konsumsi antara lain ikan buntal, dan botulisme
 yang biasanya disebabkan oleh makanan diawetkan secara tidak benar.
• Malabsorpsi/ maldigesti Kurangnya penyerapan seperti :
Karbohidrat : Monosakrida (glukosa), disakarida (sakarosa)
Lemak : Rantai panjang trigliserida
Asam amino
Protein
Vitamin dan mineral

• Imunodefisiensi : Kondisi seseorang dengan imunodefisiensi yaitu


hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia (Bruton), penyakit granulomatose
kronik, defisiensi IgA dan imunodefisiensi IgA heavycombination.

• Terapi Obat : Orang yang mengonsumsi obat- obatan antibiotic, antasida dan masih
kemoterapi juga bisa menyebabkan gastroenteritis akut.
• Lain-lain misalnya : Tindakan gastrektomi, terapi radiasi dosis tinggi, sindrom Zollinger-
Ellison, neuropati diabetes sampai kondisi psikis juga dapat menimbulkan gastroenteritis
akut.
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
A. ANAMNESIS
• Anamnesis Onset, durasi, tingkat keparahan, dan frekuensi diare harus dicatat, dengan
perhatian khusus pada karakteristik feses (misalnya, berair, berdarah, berlendir, purulen).
• Pasien harus dievaluasi untuk tanda-tanda mengetahui dehidrasi, termasuk kencing
berkurang, rasa haus, pusing, dan perubahan status mental. Muntah lebih sugestif penyakit
virus atau penyakit yang disebabkan oleh ingesti racun bakteri.
• Gejala lebih menunjukkan invasif bakteri (inflamasi) diare adalah demam, tenesmus, dan feses
berdarah.
• Makanan dan riwayat perjalanan sangat membantu untuk mengevaluasi potensi paparan
agent. Anak-anak di tempat penitipan, penghuni panti jompo, penyicip makanan, dan pasien
yang baru dirawat di rumah sakit berada pada risiko tinggi penyakit diare menular.
• Wanita hamil memiliki 12 kali lipat peningkatan risiko listeriosis, terutama yang
mengkonsumsi olahan daging beku, keju lunak, dan susu mentah.
• Riwayat sakit terdahulu dan penggunaan antibiotik dan obat lain harus dicatat pada pasien
dengan diare akut.
B. PEMERIKSAAN FISIK
• Tujuan utama dari pemeriksaan fisik adalah untuk menilai tingkat
dehidrasi pasien.
• Umumnya penampilan sakit, membran mukosa kering, waktu pengisian
kapiler yang tertunda, peningkatan denyut jantung dan tanda-tanda vital
lain yang abnormal seperti penurunan tekanan darah dan peningkatan
laju nafas dapat membantu dalam mengidentifikasi dehidrasi.
• Demam lebih mengarah pada diare dengan adanya proses inflamasi.
• Pemeriksaan perut penting untuk menilai nyeri dan proses perut akut.
• Pemeriksaan rektal dapat membantu dalam menilai adanya darah, nyeri
dubur, dan konsistensi feses.
• Dehidrasi Ringan (hilang cairan 2-5% BB) :
gambaran klinisnya turgor kurang, suara serak, pasien belum jatuh
dalam presyok.
• Dehidrasi Sedang (hilang cairan 5-8% BB) :
turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok atau syok, nadi
cepat, napas cepat dan dalam.
• Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10 BB) :
tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran menurun (apatis sampai
koma), otot otot kaku, sianosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Penatalaksanaan yang kita lakukan pada pasien dewasa berdasarkan
WGO Guideline (2012), yaitu :
Melakukan penilaian awal
Tangani dehidrasi
Cegah dehidrasi pada pasien yang tidak terdapat gejala dehidrasi
menggunakan cairan rehidrasi oral, menggunakan cairan yang dibuat
sendiri atau larutan oralit.
Rehidrasi pasien dengan dehidrasi sedang menggunakan larutan oralit, dan
pasien dengan dehidrasi berat dengan terapi cairan intravena yang sesuai
Pertahankan hidrasi dengan larutan rehidrasi oral
Atasi gejala-gejala lain
Lakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk analisis
Pertimbangkan terapi antimikroba untuk patogen spesifik
KOMPLIKASI
A. DEHIDRASI
• Dehidrasi ialah komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita
gastroenteritis.
Derajat dehidrasi
B. GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA (METABOLIK ASIDOSIS)
• Metabolik asidosis terjadi karena adanya kehilangan Na-bikarbonat
bersama tinja, adanya ketosis kelaparan akibat metabolisme lemak tidak
sempurna sehingga terjadi penimbunan keton dalam tubuh, terjadi penimbunan
asam laktat, produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria), dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan
ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler.

• Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernafasan.


Pernafasan bersifat cepat, teratur dan dalam yang disebut pernafasan Kuszmaull
(Noerasid, Suraatmadja dan Asnil, 1988).
c. Hipoglikemia
Gejala-gejala hipoglikemia berupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor,
berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.

d. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dengan/tanpa muntah, dapat terjadi gangguan
sirkulasi darah berupa syok hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat
mengakibatkan perdarahan dalam otak, kesadaran menurun dan bila
tidak segera ditangani penderita dapatmeninggal
MANAJEMEN
REHIDRASI
• Penanganan utama untuk gastroenteritis pada anak-anak maupun
orang dewasa adalah dengan rehidrasi. Ini sebaiknya dilakukan melalui
terapi rehidrasi oral, walaupun pemberian infus mungkin diperlukan
bila tingkat kesadaraan berkurang atau pada dehidrasi berat
• Minuman dengan kandungan gula sederhana yang sangat tinggi,
seperti minuman ringan dan jus buah, tidak dianjurkan untuk diberikan
kepada anak di bawah 5 tahun karena dapat memperparah diare.
• Air putih dapat digunakan bila persiapan ORT yang lebih spesifik dan
efektif tidak tersedia atau tidak disukai karena rasanya yang tidak enak.
• Nasogaster tube dapat digunakan oleh anak kecil untuk memasukkan
cairan apabila diperlukan.
Jenis cairan :
• Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena
tersedia cukup banyak di pasaran, meskipun jumlah kaliumnya lebih
rendah bila 11 dibandingkan dengan kadar Kalium cairan tinja.
• Apabila tidak tersedia cairan ini, boleh diberikan cairan NaCl isotonik.
Sebaiknya ditambahkan satu ampul Na bikarbonat 7,5% 50 ml pada setiap
satu liter infus NaCl isotonik. Asidosis akan dapat diatasi dalam 1-4 jam.
• Pada keadaan diare akut awal yang ringan, tersedia di pasaran
cairan/bubuk oralit, yang dapat diminum sebagai usaha awal agar tidak
terjadi dehidrasi dengan berbagai akibatnya.
• Rehidrasi oral (oralit) harus mengandung garam dan glukosa yang
dikombinasikan dengan air.
Jumlah cairan
• Pada prinsipnya jumlah cairan yang
hendak diberikan sesuai dengan
jumlah cairan yang keluar dari
badan.
• Kehilangan cairan dari badan dapat
dihitung dengan memakai Metode
Daldiyono berdasarkan keadaan
klinis dengan skor.
• Rehidrasi cairan dapat diberikan
dalam 1-2 jam untuk mencapai
kondisi rehidrasi.
Rute pemberian cairan
• Rute pemberian cairan pada orang dewasa terbatas pada oral dan
intravena.
• Untuk pemberian per oral diberikan larutan oralit yang komposisinya
berkisar antara 29g glukosa, 3,5g NaCl, 2,5g Na bikarbonat dan 1,5g
KCI setiap liternya.
• Cairan per oral juga digunakan untuk memperlahankan hidrasi setelah
rehidrasi inisial.
MAKANAN
• Bayi yang mengonsumi ASI dianjurkan untuk tetap disusui seperti biasa, dan bayi yang
diberi susu formula melanjutkan konsumsi formulanya sesaat setelah rehidrasi dengan
ORT.
• Formula bebas laktosa atau pengurangan laktosa biasanya tidak diperlukan.
• Anak-anak harus melanjutkan makanannya seperti biasa selama diare namun harus
menghindari makanan yang banyak mengandung gula sederhana
• Beberapa probiotik terbukti bermanfaat untuk mengurangi lamanya penyakit dan
frekuensi buang air besar. Probiotik juga mungkin berguna dalam mencegah dan
mengobati diare terkait antibiotik.
• Produk susu fermentasi (seperti yogurt) juga bermanfaat.
• Suplemen seng tampaknya efektif dalam mengobati dan mencegah diare pada
kalangan anak-anak.
TERAPI SIMPTOMATIK
• Terapi Simtomatik Pemberian terapi simtomatik haruslah berhati-hati dan
setelah benar-benar dipertimbangkan karena lebih banyak kerugian
daripada keuntungannya.
• Hal yang harus sangat diperhatikan pada pemberian antiemetik, karena
Metoklopropamid misalnya dapat memberikan kejang pada anak dan
remaja akibat rangsangan ekstrapiramidal.
• Pada diare akut yang ringan kecuali rehidrasi peroral, bila tak ada
kontraindikasi dapat dipertimbangkan pemberian Bismuth subsalisilat
maupun loperamid dalam waktu singkat.
• Pada diare yang berat obat-obat tersebut dapat dipertimbang dalam waktu
pemberian yang singkat dikombinasi dengan pemberian obat antimikrobial.
ANTIBIOTIK
• Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare
akut infeksi, karena 40% kasus diare sembuh kurang dari 3 hari tanpa
pemberian antibiotik
• Antibiotik diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare
infeksi, seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses,
mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau
penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong dan
pasien immunocompromised.
• Pemberian antibiotic dapat secara empiris, tetapi antibiotic spesifik
diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman
Terapi
Antibiotik
Empiris
AGEN ANTI MOTILITAS
• Obat antimotilitas mempunyai risiko yang secara teori dapat
menyebabkan komplikasi, dan meskipun pengalaman klinis
menunjukkan ini tidak mungkin terjadi,obat ini tidak disarankan bagi
orang yang mengalami diare berdarah atau diare yang disertai demam.
• Loperamid, sebuah analog opioid, umumnya digunakan untuk
pengobatan gejala diare. Akan tetapi loperamid tidak dianjurkan untuk
digunakan pada anak-anak, karena mungkin dapat menimbulkan sawar
darah otak tidak matang dan menyebabkan toksisitas. 
• Bismut subsalisilat, kompleks tidak larut dari bismut trivalen dan
salisilat, dapat digunakan pada kasus ringan sampai sedang
PENCEGAHAN
• Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk penyakit
gastroenteritis dapat dilakukan melalui berbagai cara :
Pemberian vaksin rotavirus, dimana rotavirus itu sendiri sangat
sering menyebabkan penyakit ini.
Selain itu hal lain yang dapat kita lakukan ialah dengan
meningkatkan kebersihan diri dengan menggunakan air bersih
ataupun melaksanakan kebiasaan mencuci tangan dan juga
memperhatikan kebersihan makanan karena makanan merupakan
salah satu sumber penularan virus yang menyebabkan
gastroenteritis (WHO, 2012).
PROGNOSIS
• Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang
mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis
diare infeksius sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas minimal.
• Seperti kebanyakan penyakit, morbiditas dan mortalitas terutama
pada anak-anak dan pada lanjut usia.
• Di Amerika Serikat, mortalitas berhubungan dengan diare infeksius <
1,0%. Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 1,2%
yang berhubungan dengan sindrom uremik hemolitik
• KOLERA.
Definisi : penyakit diare akut yang dalam beberapa

jam dapat mengakibatkan dehidrasi dan


kematian.

Etiologi : Vibrio kolera


Pathogenesis :
- V.kolera tertelan dlm jumlah besar.
- Sebagian mati di lambung
- Yg hidup berkembang di usus halus sampai
kolon.
- Menghasilkan toksin (Cholera Toxin / CT)
- CT merusak mukosa usus
#Inhibisi Na Akumulasi NaCl di lumen
#Ekskresi Cl Cairan menumpuk di lumen
Diare cair (watery)
DEHIDRASI
Tanda & Gejala :
Masa inkubasi : 24 -48 jam.
- Diare cair dan banyak(bisa > 250 ml / kgBB).
- Warna tinja spt cucian beras
- Tanpa rasa sakit dan demam.
- Muntah.
- Haus, lemah
- Kramp otot ok kekurangan elektrolit.
- Kesadaran menurun ok hiponatremia & dehidrasi.
- Pernafasan Kussmaul ok asidosis metabolik ok
kekurangan bikarbonat.
- Hipotensi postural, nadi lemah,
- Turgor jelek, oliguria
- Woman washer hand/washer woman.
- Dehidrasi --- syok hipovolemik --- kematian.
Laboratorium:

- Hematokrit
- Lekositosis.
- Ureum & Creatinin
- pH ok bikarbonat

Deteksi kuman :
- Mikroskop lapangan gelap.
- Kultur tinja.

Penatalaksanaan :
- Kausal : # Tetrasiklin 4 x 500 mg selama 3 hari.
# Doksisiklin 300 mg SD.
# Ampisilin, Quinolon.
Penatalaksanaan Dehidrasi.

1. Menetukan tingkat dehidrasi.


#Cara Goldberger :
~Dehidrasi ringan : kehilangan < 2 % x BB.
Gejala : Haus.
~Dehidrasi sedang :kehilangan cairan 6 % xBB
Haus + mulut kering + oliguri.
~Dehidrasi berat : kehilangan cairan 7-14%xBB
Mata cekung,woman wosher hands
Dehidrasi ringan : Oralit / LGG
Dosis : 1 bks/1gelas(200cc)
tiap 1 x diare / muntah.

Dehidrasi sedang / berat : Infus Ringer Laktat.


#Cara Daldiyono:
Gejala Klinis: Skor:
Muntah 1
Vox Cholerae (serak) 2
Kesadaran apatis 1
Kesadaran somnolen - koma 2
TDS < 90 mmHg 2
Nadi > 120 x / menit 1
Nafas Kussmaul 1
Turgor kurang 1
Facies cholerica 2
Ekstremitas dingin 1
Washer hand 1
Sianosis 2
Umur > 50 th -1
Umur > 60 th -2
Kebutuhan cairan: Skor x 10%x BB(kg) x 1 liter
15
Kecepatan pemberian infus :

1 jam I : 1/2 bagian


1 jam II : 2/3 dari sisa I
1 jam III : 1/3 dari sisa I
Misal:
Kebutuhan 3 liter.
Jam I : 1 ½ liter
Jam II : 1 liter
Jam III: ½ liter
Komplikasi :

- Nekrosis Tubular Akut


- Gagal Ginjal Akut
- Asidosis Metabolik
Disentri Amuba
•Def. Adalah infeksi pada kolon disebabkan oleh
Entamuba histolitika.
•Entamuba histolitika.
–Motil, pseudopodia, oval, fagositosis.
–Lingk. Hidup : anaerob atau kadar O2 5%.
–Bentuk : tropoziod dan kista.
–Tropozoid : bentuk minuta & magna.
•Minuta : non patogenik, memakan bakteri&cairan usus
•Magna :
–Patogenik, memakan eritrosit/hematofagous
–Bisa menginfasi sampai submukosa, membentuk
koloni >> tjd ulkus pada dinding usus.

Kista:
- bulat/agak oval
- inti 1 - 4 buah.
- infektif.

• Patogenesa :
• Kista tertelan ->>pecah/menetas di usus halus --
>>amuba berinti 4 keluar dari kista ->>tjd pembelahan
sitoplasmik ->>terbentuk 8 tropoz.
• Tropoziod menginvasi kolon ->>tjd fokus lesi
->>beberapa fukus bergabung mjd ulkus (berbentuk spt.
botol) ->> ulkus makin dalam
->> mencapai p. darah ->>vaskulitis ->>trombus
->> nekrosis ->> perdarahan.
Tanda & Gejala Klinis :

•Asimtomatis : E.histolitika hidup scr komensal.


•Ringan :
–Abd. discomfort, freq. BAB bertambah, lemah, diare dan obstipasi
silih berganti, kalau kronis BB menurun, gejala menghilang ->>bbrp
bulan muncul lagi.

•Berat :
–Diare lendir dan darah, tenesmus, kolik, muntah, kram otot
perut, BB menurun, demam, lemah, nyeri tekan perut kanan
bawah/seluruh abdomen, hiperperistaltik.
• Laboratorium:

- Tinja mikroskopis:
- Dgn eosin 1% + brilliant crystal blue 0,2%
- Diperiksa < 30 menit stlh pengambilan.
- Jangan kena air ok merusak tropozoit.
- Terdapat tropozoit.
Tanda: bergerak, tdp pseudopodi jernih,
plasma mengandung eritrosit.

- Kultur tinja : Medium : Diamond’s, Lock Egg


Serum

- Serologis : ELISA, Complement fixation,PCR.


• Diagnosa Banding :
- Tuberkulosis intestinalis.
- Ca kolon.
- Inflammatory bowel disease.
- Disentri basiler.
- Demam tifoid.
- Brusellosis.
Pengobatan:
•Asimtomatik : Diloksanid furoat 3 x 500 mg : 10 hari
Paromomycin 3 x 500 mg : 10 hr
•Simtomatik : Metronidazole 3 x 750 mg : 10 hari
bersama dengan diloksanid furoat atau

• paromomycin.
• Komplikasi :
Intestinal :
1. Perdarahan massif.
2. Perforasi usus.
3. Apendisitis amuba.
4. Ameboma (penebalan dinding usus, mirip Ca)
5. Striktur kolon.
Ekstraintestinal:
1. Amebiasis hati ( Abses hati amuba)
2. Amebiasis pleuropulmonal
(empiema, abses, fistula hepatopleural)
3. Amebiasis perikardial.
4. Amebiasis serebral. 5. Amebiasis kulit.
DISENTRI BASILER
• Nama lain Sigellosis.
• Etiologi : Shigella sonnei (paling sering)
Shigella flexneri Shigella
dysentriae (jarang, berat).
• Gejala klinik :
• Diare mula-mula cair, kemudian bercampur darah dan
lendir.
• Tenesmus.
• Demam, menggigil, sakit kepala, anoreksia, lemah.
• Dehidrasi
• Laboratorium :
Tinja : - mengandung banyak lekosit & eritrosit.
- Kultur : Shigella (+) : 5 %

• Pengobatan:

• Rehidrasi.
• Antibiotika :
• Kotrimoksazol 2 x 960 mg

• Siprofloksasin 2 x 500-750 mg
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai