Pencernaan
Kelompok 1
2 Anggota Kelompok :
3
4 Definisi
Epidemiologi gastritis diduga cukup tinggi. Diperkirakan sekitar 50% populasi dunia
terinfeksi dengan Helicobacter pylori, dimana data epidemiologi menunjukkan prevalensi yang
tertinggi berada di Asia dan negara-negara yang sedang berkembang lainnya. Dengan demikian
hampir setengah populasi dunia menderita gastritis kronis. Di negara-negara berkembang,
sekitar 30%-50% infeksi Helicobacter pylori ini terjadi pada anak-anak dan mencapai 60% pada
orang usia lanjut. Pada autoimun gastritis, penderita wanita diperkirakan lebih banyak
daripada pria dengan perbandingan 3:1 (Satin 2019).
8 Patofisiologi
8 Lanjutan patofisiologi
Sumber : Dewit, Stromberg & Dallred (2016) dan Price and Wilson, 2012
8 patofisiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus, atau parasit
lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis akut adalah meminum
alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan, dan
penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID
aspirin dan ibuprofen. Obat lain juga terlibat, misalnya anti inflamasi nonsteroid (NSAID:
misalnya indomestasin, ibuprofen, naproksen), sulfonamida, steroid, dan digitalis. Asam
empedu, enzim pankreas, dan etanol juga diketahui mengganggu sawar mukosa lambung
(Dewit, Stromberg & Dallred, 2016).
Respons mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Endotoksin bakteri (setelah
menelan makanan terkontaminasi), kafein, alkohol, dan aspirin merupakan agen pencetus
yang lazim. Infeksi H. pylori lebih sering dianggap sebagai penyebab gastritis. Organisme
tersebut melekat pada epitel lambung dan menghancurkan lapisan mukosa pelindung,
meninggalkan daerah epitel yang gundul mengakibatkan timbulnya rasa nyeri pada bagian
lambung seseorang yang mengalami gastritis karena terjadi inflamasi atau peradangan
pada mukosa lambung (Price and Wilson, 2012 dalam Rostina, 2022).
9 Manifestasi klinis
Manifestasi klinik menurut Brunner & Suddarth (2013)
1. Gastritis akut
Awalan gejala berlangsung cepat : ketidaknyamanan abdomen, sakit kepala,
kelesuhan, mual, anoreksia, muntah, dan cegukan.
2. Gastritis kronis
a. Keluhan anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa asam di mulut,
atau mual dan muntah
b. Pasien gastritis kronis akibat defisiensi vitamin biasanya diketahui mengalami
malabsorbsi vitamin B12.
(Mahmudah, 2018)
10 Manajemen Terapi
Pengobatan ini meliputi (Sukarmin, 2018) :
1. Antasida yang berisi alumunium dan magnesium, Antasida dapat meredakan mulas ringan atau
dyspepsia dengan cara menetralisasi asam diperut.
2. Histamin (H2) blocker, seperti famotidin dan ranitidin. H2 blocker mempunyai dampak penurunan
produksi asam dengan mempengaruhi langsung pada lapisan epitel lambung dengan cara menghambat
rangsangan sekresi oleh saraf otonom pada nervus vagus.
3. Pompa Proton Inhibitor (PPI), seperti omeprazole, lansoprazole, dan dexlansoprazole. Obat ini bekerja
menghambat produksi asam melalui penghambatan terhadap elektron yang menimbulkan potensial aksi
saraf otonom vagus. PPI diyakini lebih efektif menurunkan produksi asam lambung daripada H2
blocker
4. Jika gastritis disebabkan oleh penggunaan jangka panjang NSAID (Nonsteroid Antiinflamasi Drugs)
seperti aspirin, aspilet, maka penderita disarankan untuk berhenti minum NSAID, atau beralih ke kelas
lain obat untuk nyeri.
5. Jika penyebabnya adalah Helycobacter pylori maka perlu penggabungan obat antasida, PPI dan
antibiotik seperti amoksisilin dan klaritromisin untuk membunuh bakteri. Infeksi ini sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan kanker atau ulkus diusus
(Sukarmin, 2018)
2.
Diare
14 Definisi
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan buang air besar
lebih dari tiga kali sehari dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja
yang lembek sampai mencair yang mungkin dapat disertai dengan
muntah atau tinja yang berdarah (WHO, 2017). Diare adalah suatu kondisi
dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga
kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes, 2011).
15 Klasifikasi Diare
❏ Muntah - muntah
❏ Tenesmus
❏ Hematocheza
❏ Nyeri perut
20 Manajemen Terapi
Terapi Farmakologi Terapi NON Farmakologi
❏ Terapi Simptomatik (Anti diare) ❏ Tidak makan sembarangan
Gol obat : Anti mukolitik, terutama makanan mentah.
defenoksilat dll. ❏ Mengkonsumsi air bersih dan sudah
❏ Rehidrasi menggunakan cairan direbus .
oralit ringan dengan penggunaan IV ❏ Mencuci tangan setelah
❏ Terapi definite (edukasi yang jelas beraktivitas.
sangat penting dalam upaya ❏ Memberikan asi yang eksklusif
pencegahan higenis, sanitas selama 6 bulan sampai 2 tahun.
lingkungan) ❏ Memverikan pendamping ASI sesuai
umur untuk mencegah dehidrasi
(Wiffen,20140
Konstipasi
21
22 Definisi
Konstipasi merupakan keluhan saluran cerna yang terbanyak pada usia lanjut.
Terjadi peningkatan keluhan ini dengan bertambahnya usia; 30-40% orang berusia di
atas 65 tahun mengeluh konstipasi. Di Inggris, 30% orang berusia 60 tahun
merupakan konsumen yang teratur menggunakan obat pencahar. Di Australia,
sekitar 20% dari populasi berusia di atas 60 tahun mengeluh mengalami konstipasi
dan lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan pria. Suatu penelitian yang
melibatkan 3000 orang berusia diatas 65 tahun menunjukkan sekitar 34%
perempuan dan 26 % pria yang mengeluh konstipasi (Pranaka, 2011).
27 Patofisiologi
28 Patofisiologi
Konstipasi dapat timbul dari adanya efek pengisian maupun pengosongan
rectum. Pengisian rectum yang tidak sempurna terjadi bila peristaltic kolon tidak
efektif. Statis tinja di kolon menyebabkanproses pengeringan tinja yang berlebihan
dan kegagalan untuk memulai reflek dari rectum yangnormalnya akan memicu
evakuasi. Pengosongan rectum melalui evakuasi spontan tergantung padareflek
defekasi yang dicetuskan oleh reseptor tekanan pada otot-otot rectum,
serabut-serabut aferendan aferen dari tulang belakang bagian sacrum atau otot-otot
perut dan dasar panggul. Kelainan padareflaksi sfingter ani juga bias menyebabkan
retensi tinja.(Kolon adalah bagian ujung dari saluran pencernaan manusia, yang
terdiri dari usus besar,rektum, dananus. Kolon dimulai pada sisi kananbawah perut,
di manausus kecil mengosongkan isipencernaan ke dalam bagian pertama dari
ususbesar (sekum) (Pranaka, 2011).
29 Manifestasi Klinis
1. Perut terasa begah, penuh dan kaku.
2. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas
mengerjakan sesuatu bahkan terkadang sering mengantuk.
3. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri, tidak
bersemangat, tubuh terasa terbebani, memicu penurunan kualitas, dan
produktivitas kerja.
4. Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih sedikit daripada
biasanya.
5. Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat bersamaan
tubuh berkeringat dingin
6. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan bagai terganjal sesuatu
disertai rasa sakit akibat bergesekan dengan feses yang kering dan keras
7. Terjadi penurunan frekuensi buang air besar; (Pranaka, 2011).
30 Manajemen
Terapi
Dipiro, 2015
31 Manajemen
Terapi
Dipiro, 2015
32 Manajemen
Terapi
Dipiro, 2015
33 Manejemen Terapi
Pejuang Preskripsi itu bukan siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling
38
”
berusaha. Sama seperti halnya pejuang akad, bukan siapa yang paling kaya