Anda di halaman 1dari 4

The Monster : Chapter II Open For Public

MOMentum
23 | 03 | 2019 - 07 | 04 | 2019

Opening Hours
Da i ly 1 0 a m - 7 p m
Closed on 03|04|2019
(public holiday)

Guided Tours
W e e k d ay s 4 p m
S o l o e x h i b i t i o n b y J . A r i a d h i t ya P r a m u h e n d r a Weekends 11am & 4 pm

Galeri Nasional Indonesia


Jalan Medan Merdeka Timur No. 14
Jakarta Pusat.
The Monster : Chapter II
MOMentum
S o l o e x h i b i t i o n b y J . A r i a d h i t ya P r a m u h e n d r a

I
ni adalah bagian dari disebut sebagai imaji (im- tum (gerak atau perubahan) Gagasan mengenai ‘mo- pada bidang kanvas itu, se- rentang jarak itu pula yang mental (ketika seseorang ley (1685-1753) bahkan
Trilogi Pameran yang age)— justru adalah bagian dari dua hal yang saling ber- mentum’ ini memang tak sungguhnya, menunjukkan menuntut tanggung jawab harus tetap mejadi sadar menafsirkannya sebagai
direncanakan, dire- dari permasalahan hidup tubrukan. Pada kasus ga- bisa dipisahkan dari per- sebuah kondisi gambar yang reflektif manusia atas situa- diri atau ‘eling) dan secara ‘imaji-imaji tentang berb-
nungkan, dan dikerjakan J. ketimbang berlaku sebagai gasan estetik Pramuhendra, soalan ‘memori.’ Pun Pra- khas dan khusus; seorang si yang berlangsung hingga pikiran (ketika gagasan agai hal yang hadir dalam
Ariadhitya Pramuhendra cara untuk menemukan kedua momentum itu ada- muhendra dalam pameran pemikir dan peneliti ten- saat kini. Seseorang boleh seseorang mampu mem- pikiran Tuhan serta digu-
yang disebutnya sebagai jawaban mengenai hidup. lah soal dua kutub keadaan ini tetap mengerjakan tang gambar, W.J.T Mitch- menyebut hidup di saat kini pengaruhi setiap sikap dan nakan untuk menciptakan
‘seri monster’ (monster se- Pameran bagian ‘Memo- berbeda yang saling ber- karyanya berupa gambar ell, menyebutnya sebagai sebagai era post-modern, tindakannya demi kebaikan dunia.’ Dalam perspektif
ries). ‘Momentum’ adalah ri’ meletakkan secara kuat tumbukan. Dalam maksud yang biasa ia kerjakan den- ‘meta-gambar’ (meta-pic- namun pada kenyataannya (amal, bakti, dharma). psikologi, Carl Gustav Jung
pernyataan Pramuhendra gambaran tentang pokok itu, Pramuhendra seakan gan medium yang sekaligus ture). Meta-gambar adalah era itu hanya bisa kita ke- (1875-1961) mengartikan
bagian kedua (chapter 2) landasan penciptaan karya- menambahkan daftar jadi alat bekerjanya, yaitu [persoalan] mengenai ‘gam- nali dan pahami ketika kita ‘Momentum’ bergerak dari arketipe sebagai imaji-imaji
setelah sebelumnya ten- karya Pramuhendra yang pasangan keadaan dari arang (charcoal). Bagi Pra- bar tentang gambar’; atau mengenal prinsip-prinsip situasi ‘Memori’ dengan dari bentuk ketidak-sada-
tang ‘Memori’ (“Monster dikemukakan pada seri maksud yang pernah diu- muhendra, arang adalah sebuah tinjauan kesadaran modern yang digerakkan caranya yang khas, beran- ran kolektif yang diwa-
chapter 1: Memory”) yang ‘Momentum’ ini. Karya- tarakan sebelumnya (pada medium yang istimewa untuk memahami gambar semangat Humanisme An- jak dari masalah tentang riskan pada setiap individu
dinyatakan pada tahun karya Pramuhendra meng- bagian tentang Memo- sekaligus juga bersifat meta- yang dianggap memiliki troposentris. Sejarah akh- tanda (sign) jadi persoalan manusia melalui transmisi
lalu (2018). Dalam gagasan gariskan ekspresinya yang ri). Dalam rangkaian ga- forik; medium arang tak ‘kehidupannya sendiri.’ irnya mengajari kita tentang tentang pandangan (sight). nilai dan kepercayaan yang
‘memori’ terkandung mak- kuat untuk menyatakan gasannya kini, ia tak hanya hanya menjadikan dirinya kegagalan prinsip dan ‘Momentum’ adalah sebuah diekspresikan melalui mi-
sud Pramuhendra dalam komitmen dirinya atas memaksudkan persoalan mampu ‘tenggelam’ dalam Gambar yang dipilih tos, agama, serta
menyatakan sebutan ‘mon- keterkaitan nilai-nilai seni tentang hal Yang di luar keasyikan dan kekhusyuk- Pramuhendra, tentu simbol-simbol. Dua arah
ster,’ khususnya terkait pada dan hidup. Perihal (mengenai tubuh) dengan kan menggambar (berk- saja, berkaitan dengan penafsiran semacam itu
pengalaman masa kecil ketegangan yang dimak- Yang di dalam (mengenai arya, mencipta) tapi juga sejarah peradaban Kris- sepertinya bergerak mengi-
yang membentuk dirinya sud Hendro Wiyanto, da- jiwa), tapi juga soal nilai menggugahnya karena ten dengan contoh alur tari imajinasi penciptaan
kini. Pramuhendra tum- lam prakteknya, berlaku tentang massa (‘Yang berat sifatnya yang mengingat- perkembangannya yang karya-karya Pramuhendra.
buh di lingkungan keluarga sebagai keadaan di mana dan diam’) serta kecepatan kan. Arang mengingatkan bisa diperiksa melalui Intinya, arketipe, bagi
Katolik yang menghargai dikotomi dua kutub seakan (‘Yang perpindahan dan dirinya akan batas hidup ekspresi seni rupa Barat. Pramuhendra, adalah hal
sikap dan pandangan moral tak lagi terhindarkan un- bergerak’). manusia di dunia, tentang Karya-karya yang disa- soal yang berada di atas dan
keagamaan dalam meraih tuk saling bertubrukkan, sesuatu seharusnya jadi jikan dalam pameran mengatasi nalar manusia.
makna hidup dan perjala- antara: kepastian dengan Imajinasi tentang ‘momen- bermakna melampaui se- ini mengingatkan kita
nannya. Ayah- tiap keadaan yang pada alur sejarah yang Karya-karya mutakhir
nya adalah seo- bersifat material, mengikat kenangan pada Pramuhendra ini tak
rang guru fisika atau tentang ses- lini masa sejak era Rene- hanya menunjukkan kekua-
yang juga gemar uatu yang sejatinya sans (sekitar abad ke-15 tan ekspresi meta-gambar
menggambar — mampu terus ‘di- dan 16) hingga era ke- yang dikerjakannya tetapi
khususnya hidupkan’ yang be- budayaan yang disebut juga secara keseluruhan
mengenai rasal dari bingkai sebagai abad Pencerah- dihadirkan melalui situa-
figur-figur suci kehancuran (yang an (the Enlightment) di si ruang pengalaman yang
dalam telah terbakar jadi sekitar abad ke-17 dan khusus. Ekspresi seni me-
agama Katolik— arang dan coreng 18 —kita pun bisa men- mang selalu punya cara un-
yang menurun hitam). Karya- genalinya dari imej karya tuk membela nalar manusia
kan bakat seni karya Pramuhen- yang biasa kita temukan yang memiliki batasnya,
kepada dirinya. dra tetap berisi di rumah ibadah (gere- dengan mengundang cara
Pameran bagian gambaran, bahkan ja) hingga lukisan yang tanggap manusia melalui
pertama tentang makin dekat den- bersifat individual. Tema kekuatan emosi dan ke-
memori mem- gan ingatan pada ‘momentum’ ini seak- pekaan rasa. Proyek ‘Mo-
bawa serta ga- EMPTY HEAVEN masa kecilnya ke- an menyatakan Imitation
mentum’ ini seakan tang-
gasan tentang Charcoal On Canvas. 400 cm x 200 cm. tika ia terbiasa me- rentang lini masa yang Charcoal And Gold On Canvas. 40 cm x 30 cm. gap pada dalil keputusan
2018
kedekatan diri natap ‘karya-karya’ bisa kita pahami se- 2019 rasa dan coba mengajak
Pramuhendra ayahnya berupa bagai bentangan jarak para penanggap untuk me-
pada tema religi (Katolik) ketidak-pastian, Yang tetap tum’ ini memang bukan gambar-gambar para tokoh yang mempengaruhi wak- gelora Humanisme Antro- kesempatan atau situa- masuki dimensi kepekaan
dalam ekspresi karya-kary- dengan Yang tidak tetap, hal yang biasa: bagaimana suci yang dikerjakan dengan tu tempuh perjalanan atau posentris ini, sepanjang si yang menjadikan setiap rasa melalui pengalaman
anya. Romo Y.H Christyan- Yang inti (dalam) dengan mungkin soal penciptaan alat sederhana (ballpoint) pergerakkan dari keadaan abad ke-20 yang lalu kita penanggap karya untuk yang bersifat sublim (sub-
to OSC membayangkan Yang lapisan (luar). seni bisa berkaitan dengan di atas kertas. Pramuhen- diri manusia kini. Di situ, belajar tentang kegaga- berada pada gerak (peru- lime) dan tak berbatas.
proses kreatif Pramuhendra prinsip fisika? Bukankah, dra kini mengerjakan gam- terdapat dua pokok penting lan kemanusiaan melalui bahan) di dalam sebuah Sasaran yang dibayangkan
sebagai sebuah transforma- Tema ‘momentum,’ dalam bahkan, ketika prinsip bar-gambar dengan ukuran bisa kita pahami. Pertama, seri perang dunia (Perang lingkungan (cara presenta- Pramuhendra sepertin-
si dari pameran ini, tidak terlalu itu ‘ditemukan’ (dan jadi besar (di atas bidang kanvas rentang masa atau jarak itu Dunia Pertama, Kedua, si karya) yang menggugah ya beriring dengan sikap
jejak-jejak warisan iman tepat jika hanya diartikan ranah imajinasi ilmu peng- dengan medium arang) dan menjelaskan era terbit hing- dan Perang Dingin), dan secara individual bahkan yang dikembangkan Kahlil
dan proses pengiman- sebagai penjelasan yang etahuan) justru berlaku se- juga menunjukkan gamba- ga tegaknya prinsip kema- sejak awal abad ke-21 kita personal —seakan hendak Gibran, seorang seniman
an yang sebelumnya ber- menerangkan persoalan bagai lawan dari tradisi ber- ran para tokoh suci dalam nusiaan (humanisme) yang diperkenalkan dan meng- mengajak tiap orang untuk dan pemikir yang membe-
langsung dalam sifatnya waktu, bermakna sebagai fikir meta-fisika (termasuk ajaran Katolik. Pramuhen- memusat pada peran ma- hidupi era konflik global. berada dalam medan ‘per- la prinsip keberadaan ma-
yang komunal (lingkungan ‘ketika’ atau ‘saat’ yang agama)? Seni, dalam hal ini, dra seakan menerima untuk nusia (ketimbang peran Tu- Era terakhir ini tak lagi ha- gulatan personal’. Dalam nusia dalam wawasan nilai
keluarga) menjadi sebuah berkaitan dengan sebuah mesti kita pahami sebagai ada dalam kondisi ketegan- han) yang dikenal sebagai nya berisi perang yang ber- bagian ‘Memori,’ Romo Y.H kemanusian yang sebut se-
manifestasi pergumulan keadaan tertentu —mema- ranah atau ruang ‘antara’ (in gan (tension) —sebagaima- prinisp Humanisme Antro- langsung secara fisik (ter- Christyanto OSC menyebut bagai prinsip Humanisme
yang bersifat pribadi. Se- hami seperti itu sebenarnya betweenness) karena dalam na dibayangkan oleh Hen- posentris. Rentang jarak ini orisme) tetapi juga secara apa yang dikerjakan Teistik —yang berlawanan
bagai seorang seniman, adalah penjelasan tentang imajinasi seorang seniman dro Wiyanto—; ia bahkan pula yang menggambarkan mental (hegemoni, Pramuhendra sebagai arah dengan wawasan
penjelajahan imajinasi dan istilah ‘momen.’ Tema ‘mo- dan ekspresi seni maka hal ‘meningkatkan’ ketegangan terjadinya proses ‘pudarnya monopoli); perang yang proyek ‘amnesis’ (penghad- Humanisme Antroposen-
gagasan kreatif Pramuhen- mentum,’ bagi Pramuhen- yang dianggap tak mungkin itu dengan menyatakan daya pesona dunia’ (disen- tak terjadi ‘mendunia se- iran kembali peristiwa masa tris. Dimensi pengalaman
dra tak terpisahkan dari dra, adalah gagasan yang itu justru bisa diter- adalah hal pokok yang
pengalaman hidupnya di dikenangnya dari penjelas- ima sebagai sebuah disasar oleh proyek ‘Mo-
lingkungan kecil (keluar- an ilmu pengetahuan yang kemungkinan. Dalam mentum’ ini, dan di da-
ga) yang membesarkannya ditemukan oleh Isaac New- kerangka proyek es- lamnya seseorang akan
hingga kini, termasuk ke- ton (1642-1227), sang ba- tetik dan artistik Pra- diperkenalkan [kemba-
nangan dirinya mengenai pak ilmu fisika, yang telah muhendra, misalnya, li] pada realitas kontras,
‘monster.’ Tak sama persis memberikan pengaruh be- kita bisa memahami yang menyatakan soal:
dengan cara pemahaman sar pada kemajuan perad- hal soal ‘memori’ se- Yang hitam dengan Yang
umum tentang monster aban manusia hingga saat bagai penjelasan ten- putih, atau Yang gelap
yang sering kali dianggap kini. Momentum, terkait tang vektor kualitas dengan Yang terang. Da-
sebagai mahluk yang mena- hukum ketiga Newton ten- sebuah massa (ben- lam situasi pengalaman
kutkan; bagi tang prinsip Aksi-Reak- da), sedangkan peri- sublim, setiap orang akan
Pramuhendra, istilah terse- si, dan hingga kini tetap hal komitmen moral dipertemukan pada rasa
but lebih berarti mendalam dikenang serta diajarkan (keagamaan) berlaku kagum dan takut secara
sebagai ‘kenangan yang melalui kasus permasalahan sebagai vektor kecepa- sekaligus. Karya-karya
terus membayangi’, tentang ‘hukum kekekalan momen- tan. Dalam perspektif Pramuhendra ini me-
‘sesuatu dengan kekuatan tum.’ Ini adalah salah satu pemahaman semacam mang bukan hanya soal
dan kehebatan yang lebih hukum dasar dalam ilmu itu maka momentum narasi dan keterangan,
besar dari dirinya’ —di sini, fisika klasik yang menya- tak lain adalah pen- melainkan lebih men-
sepertinya kita diajak untuk takan bahwa “momentum jelasan tentang makna yangkut cara
menangkap makna total dua benda sebelum sebuah transformasi penerimaan milik kita
‘monster’ dalam bayangan bertumbukan adalah sama (atau pergerakkan) secara langsung dan per-
dan imajinasi seorang anak, setelah bertumbuhkan.” dari proses pewari- sonal. Soal hitam dan pu-
ketimbang cara penilaian Arti istilah momentum san iman atau makna tih, atau gelap dan terang,
kita sebagai orang dewasa. berkenaan dengan benda pengimanan. Tradisi hanyalah perantara bagi
(atau tentang sesuatu) yang filsafat mengenal ima- kita untuk menyambut
Kurator pameran bergerak, dan dipahami se- jinasi cara pemaknaan gerak dan perubahan yang
mengenai Memori, Hendro bagai kecenderungan benda momentum seperti ini, berlangsung di dalam se-
Wiyanto, meraba (atau sesuatu) yang bergerak sebagaimana berlaku the Cold meeting mesta diri kita sendiri.
adanya masalah ketegangan tersebut untuk meneruskan bagi Pramuhendra, se- Charcoal And Gold On Canvas. 400 cm x 200 cm. Pun Gibran mengatakan:
2019
(tension) dalam ekspresi gerakkannya dalam prinsip bagai proses “Perasaan yang kita takuti
karya-karya Pramuhendra, kelajuan yang bersifat tetap. ‘pengalihan dalam ru- serta mengguncang kita
hal itu berkaitan dengan Momentum adalah pro- ang lingkup penerjemahan gambar-gambar (imaji) chanment of the world) se- cara fisik,’ melainkan ber- silam ke masa kini); dan ketika ia melewati hati kita
tematik gambar-gambar duk imajinasi pengetahuan makna (konsep)’, yang dise- yang berasal dari karya- hingga dunia kini dianggap langsung laten di setiap pada situasi ‘Momentum’ ini adalah hukum alam yang
yang dikerjakannya. Karya- manusia mengenai suatu but sebagai ‘transferensi.’ karya para seniman lain, oleh manusia hanya sebagai tempat/ lokasi/ wilayah/ kita bisa mengenali maksud membimbing bulan mengi-
karya dengan tema dan besaran vektor yang searah Proses ini bersifat mengali- khususnya seniman susunan dan kesatuan dari bahkan keadaan di tiap Pramuhendra sebagai sikap tari bumi dan
gambaran yang menyirat- dengan kecepatan benda; hkan, tepatnya mengalihkan Italia, Michelangelo Merisi benda-benda yang bisa di- penjuru dunia secara glob- untuk menyatakan bayan- matahari mengitari Tuhan.”
kan kaitan gagasan artistik secara matematis, momen- sebuah makna (pengertian, da Caravaggio (1571-1610). ukur dan dikuasai —dalam al, di setiap tempat atau gan mengenai arketipe (ar-
pada ajaran dan tema kea- tum adalah hasil perkalian konsep) ke dalam maknan- Gambaran berbagai sosok hal ini, ilmu fisika memiliki keadaan ketika manusia di- chetype). Dalam perspektif
gamaan (Katolik), dalam dari massa dengan kecepa- ya yang lain (baru). Dalam figur dari karya-karya (lu- andil peran yang sangat be- tuntut berperan memimpin tradisi filsafat, soal arketipe R i z k i A . Za e l a n i
prakteknya, memunculkan tan. Intinya, semakin besar proses kreasi Pramuhendra kisan) Caravaggio itu, da- sar. dan membawa perubahan merujuk pada cara pandang
telah terjadi proses pengali- Platonik yang maknanya k u r at o r
ketegangan idiomatik yang massa/ berat benda (atau lam kenyataanya, tak lagi Dunia tak lagi terlihat se- demi kebaikan dan kebe-
tak terhindarkan. Ketegan- sesuatu) semakin besar pula han yang berlangsung dari bisa kita kenali sebagaima- bagai ‘susunan keajaiban naran. Proyek ‘momentum’ mungkin bisa kita dekatkan
gan semacam itu akhirnya momentumnya, sebagaima- ranah wawasan seni menu- na keadaannya yang sem- dari manifestasi ciptaan Pramuhendra ini bisa pada persepsi Pramuhendra
mengerucut pada persoalan na juga semakin cepat gerak ju ranah non-seni (situasi ula; pada bidang kanvas rahmat dan cinta Tuhan’, kita pahami sebagai suatu mengenai ‘monster’, karena
tentang jaminan ‘kepastian’ benda (atau sesuatu) maka pengalaman hidup); dan Pramuhendra gagasan melainkan sebagai kum- komitmen dirinya untuk menjelaskan ‘suatu kualitas
dan masalah ‘ketidak-pas- semakin besar juga mo- juga berlaku sebaliknya, Caravaggio itu mengalami pulan obyek-obyek yang membela peran penting yang hadir bersifat azali dan
tian.’ Dalam perkembangan mentumnya. Prinsip dari lingkungan non-seni semacam proses pengalihan menantang bagi terben- manusia dalam memenang- kekal serta jadi landasan
peradaban manusia dewa- Hukum kekekalan momen- (komitmen sikap dan moral hingga dihasilkan konteks tuknya imajinasi pencip- kan ‘perang’ di masa kini. pengetahuan dari kuali-
sa kini, sebuah gambar — tum ini berlaku ketika kita keagamaan) menuju medan pemaknaan (signification) taan prinsip-prinsip ilmu Perang itu adalah pergu- tas-kualitas pada berbagai
yang juga berkembang dan coba memahami momen- [ekspresi] seni. yang baru. Gambar-gambar pengetahuan alam. Kedua, latan berlangsung secara hal’; filsuf George Berke-
Where
is
god?
artist biography
J. Ariadhitya Pramuhendra. Born August 13th, 1984,

“This is for Prana.”


Semarang – Indonesia.

After graduating in 2007 from the Bandung Institute


of Technology’s Faculty of Arts and Design, majoring
in Printmaking, Pramuhendra immediately gains the
attention of international audience with his artworks in

- Love, Pramuhendra
charcoal on canvas. His works have most often been defined
by his photo-realist self portrait as the central figure,
probing his own faith and the existence of God, which
outlines his strong expression and his background growing
up in a Catholic family, that appreciates the religious acts
and moral views in achieving the meaning of life and his
journey to express his commitment to the connection of
artistic values ​​and life. He has participated in a number of
group exhibitions presenting emerging Indonesian artists
over the past couple of years.
The Monster: Chapter II Momentum exhibition is a part of
a Pramuhendra’s planned solo Exhibition Trilogy he calls
‘Monster Series’.

event schedule
Awards

Winner “Artist of the year 2011” under 30 year old,


Soemardja Art Award, Bandung Institute of Technology,
Bandung, Indonesia.
Guided Tours Honorable Mention, Drawing Award, The 12th
Weekdays 4PM International Biennale Print and Drawing Exhibition
2006, National Taiwan Museum of Fine Arts.
Weekends 11AM & 4PM
Solo Exhibition

2018 Monster Chapter I : Memory.


Art Talk “Seni & religiositas” Can’s Gallery, Jakarta, Indonesia
2013 Equator Art Project, Singapore.
Friday, 29 | 03 | 2019, 2PM 2012 Galerie Perrotin, Hong Kong
2011 Michael Ku Gallery, Taipei
moderator : bob edrian 2009 NUS Museum, Singapore
2008 Cemara 6 Galeri, Jakarta, Indonesia
speakers : rizki a. zaelani & jim supangkat

Architecture talk “art, space &


architecture”
Friday, 29 | 03 | 2019, 4PM

speakers : andra matin & j. ariadhitya pramuhendra

art tour & workshop with Semata Gallery


at galeri nasional indonesia

Saturday, 06 | 04 | 2019, 10am - 1pm

tour available from bandung & jakarta

register via whatsapp 0818 0906 0959

ig : @sematagallery

Exhibition
building a main installation building b
map building b
1. the sinner confession walls 1. memories , of memory
installation Installation Walls

2. let there be light, angels 2. on the mountain dawns


installation the day
Walls
3. dark water spell
installation 3. the last scene
Walls
4. a stone , blood and
the forgotten face 4. o , a leave and
installation the cold body
stainless steel, acrylic and
charcoal on canvas
5. paradise in you
installation

building a
main
installation

Anda mungkin juga menyukai