NPM : 23004
Mata Kuliah : Pengantar Filsafat
RESENSI BUKU
1
membingungkan, disederhanakan oleh Rm. Armada dengan memberikan contoh-contoh
nyata dalam kehidupan saat ini. Rm. Armada patut mendapatkan apresiasi. Ia membuat para
pembaca tertarik untuk berfilsafat dengan menampilkan refleksi kritisnya dalam bahasa yang
sederhana dan tidak membosankan seperti buku-buku filsafat lainnya yang membuat para
pembaca mengernyitkan dahi.
Hasil refleksi Rm. Armada termuat dalam 33 tema yang telah disajikan dalam buku ini.
Namun penulis hanya memilih 10 tema untuk meresensi buku ini. Kesepuluh tema ini, jika
dirangkum menjadi satu, mencakup keseluruhan hidup manusia dalam relasinya dengan
sesama, Tuhan dan alam. Hal tersebut merupakan satu kesatuan yang menampilkan
sinkronitas seluruh alam semesta ini dalam persatuannya dengan manusia. Kesepuluh tema
itu adalah Manusia Sang Peziarah, Tuhan pun Menyejarah, Alam Dinamis dan Metaforis,
Mengada Memanusiawi, Kebijaksanaan Mengenal Diri, Kesadaran Manusiawi, Tahu
(Mengenal), Pengalaman, Individualitas dan Sosialitas, dan Allah Jauh dan Dekat. Kesepuluh
tema ini sangat penting untuk memahami siapa sebenarnya manusia itu. Berikut adalah
pemaparan penulis mengenai kesepuluh tema tersebut.
2
pentingnya alam bagi kehidupan manusia. Mitologi-mitologi Jawa dipermak sedemikian rupa
dengan konsep-konsep filsafatnya yang sistematis berpadu menjadi suatu pemikiran yang
unik dan khas.
Dengan membaca tema ini, para pembaca diminta untuk berpikir secara kritis dalam
menggunakan sumber daya alam. Manusia dilihat sebagai mikro-cosmos. Tema ini
merupakan penggambaran untuk mencintai kehidupan dengan analogi-analogi atas fenomena
alam. Penyatuan alam dan manusia mengajarkan kepada pembaca agar lebih menghargai
apapun bentuk kehidupan di dunia ini. Para pembaca tidak hanya digaungkan oleh keindahan
alam, tetapi juga menjaga kelestarian alam.
Mengada, Memanusiawi
Dalam tema ini banyak filsuf yang mengatakan bahwa mengada adalah keseluruhan
realitas hidup manusia. Mulai dari Socrates hingga Heidegger, Mengada menjadi topik
penting yang memaknai keseluruhan dari manusia itu sendiri. Dalam beberapa pengertian
tersebut mengada menjadi hal mutlak yang menjadikan manusia itu adalah manusia, dalam
kata lain memanusiawi. Mengada menjadi tema penting dalam berfilsafat. Rm. Armada
mengemas konsep ‘Mengada’ dengan sangat baik. Tidak lupa juga ia menyelaraskan konsep
tersebut dengan Tuhan yang merupakan tujuan akhir bagi manusia.
Tema ini menjadi tema sentral dalam buku ini. Mengapa? Karena mencakup seluruh
realitas hidup manusia. Rm. Armada menyajikan konsep-konsep dan asal-usul pengetahuan
yang akhirnya menciptakan peradaban manusia. Tema ini cocok bagi pembaca yang ingin
mengenal filsafat lebih mendalam.
3
yang mendefinisikan kesadaran. Hal ini akan dimengerti bila pembaca membacanya hingga
akhir tema ini.
Tahu (Mengenal)
Daya tarik pada tema ini pengumpulan berbagai paradigma mengenai “tahu (mengenal)”.
Hal yang sama dilakukan oleh penulis, yaitu menyejajarkan pemikiran para filsuf dari abad
ke abad. Pembaca seolah-olah berkelana menelusuri waktu. Cakrawala pemikiran pun
terbuka dengan membaca tema ini. Pengetahuan nan luas dari Rm. Armada, ia salurkan lewat
refleksinya melalui tema ini.
Penulis menyodorkan satu sisi penting dari refleksinya. Pengetahuan menjadi hal yang
terpenting bagi kemajuan pribadi maupun dunia. Pembaca juga diingatkan bahwa untuk
memiliki pengetahuan itu sangat penting. Pendidikan tiada gunanya jika tidak memiliki
pengetahuan yang cukup.
Individualitas dan Sosialitas
Konsep aku dan sesama ditampilkan dalam porsi yang lumayan banyak. Bagaimana
tidak?! Rm. Armada merupakan penulis yang sangat andal dalam penulisan mengenai aku
dan sesama. Dalam bukunya yang berjudul Aku dan Liyan menampilkan realitas absurd yang
dihidupi oleh orang-rang yang mengaku dirinya sosialis. Bedanya dengan tema ini, penulis
merujuk pada kesinambungan antara indivivu (aku) dan sosialitas, namun tetap mengkritisi
konsep ke-aku-an yang beralih pada egosentris. Dalam kesinambungan tersebut penulis
merumuskan konsep mengenai menjadi sahabat. Aku dan sesama, yang menjadi pokok
pikiran penulis, dihadapkan pada realitas yang mengharuskannya saling bergantungan.
Rm. Armada, dalam mengemas tema ini, sangatlah pancasilais. Semua rumusan dan
konsepnya mengenai individualitas dan sosialitas merujuk pada konsep-konsep persatuan
dalam bingkai perbedaan. Ia juga menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia, dengan
societas yang menampilkan individu yang menggabungkan diri dengan sosialitas. Penulis
tidak bermaksud menjadikan suatu individu sebagai anonim, namun di dalam sosialitaslah
setiap individu mengenal dan mengetahui dirinya.