Anda di halaman 1dari 6

Di sebuah desa” ingin maju” hiduplah suami istri yang berprofesi sebagai nelayan sukses, namun

kesuksesan itu bukan segala-galanya bagi pasangan ini, mengingat semua anak –anak mereka sudah
pada jauh merantau dan membangun keluarga di pulau sebrang. Kini mereka hanya tinggal berdua
dengan kondisi sang Istri yang sering sakit-sakitan, beginilah cerita keluarga senja bapak karman dan
ibu markin, selamat menyaksikan..

Kala itu ibu markin baru saja keluar dari RSUD dr Soerahman, karena penyakit diabetes yang
diidapnya sudah lebih dari 10 tahun kambuh. Ini bukan yang pertama tetapi ibu markin sudah sering
kali keluar masuk rumah sakit lantaran gula darah yang sering tinggi dan tekanan darah tinggi,nyeri
perut dan .

3 hari kemudian..

pak karman : “Alhamdulillah ya bu, akhirnya ibu sudah sehat, hari ini sudah mulai beraktivitas.”

bu markin : “iya pak, wis pokoknya kemarin yang terakhir.., ibu sudah nggak mau masuk rumah

sakit lagi, meski tempatnya kata banyak orang nyaman, ada tv ,kulkas dan ber-ac,
tapi tetep bagi ibu paling nyaman ya tinggal di rumah.”

Pak karman : “makanya itu bu.. jangan lupa minum obatnya, dan dijaga makannya, lha ibu masih
Senang makan banyak apalagi kalau pas ada hajatan nggak bisa di rem semuanya
dicicipi, nanti habis itu gulanya tinggi lagi, lha ujungnya bapak yang bingung. Inget lho
bu , ibu punya darah tinggi dan kolestrol sudah harus lebih hati-hati memilih
makanan”

Bu markin : “ibu itu sebenarnya capek pak, sudah sampai sering ibu g makan nasi Cuma ngemil
takut kalau-kalau gulanya tinggi,tapi kok ya nyatanya masih sering tinggi padahal ibu
terus minum obat , makan g makan tetep kok ya tinggi, ya lebih baik makan aja.”

Pak karman : “ya yang sabar bu, lha ibu begitu makanya sering masuk rumah sakit, katanya terakhir,

lha ini terakhir yang g pernah berakhir kalau ibu tetep g mau jaga makanannya.”

bu markin merasa tidak puas dengan hanya mengandalkan obat-obat yang diberikan oleh
dokter,untuk itu bu markin sangat aktif mencari informasi ke tetangga atau temannya tentang cara
mengatasi penyakit gulanya. Namun 2 hari kemudian tiba-tiba bu markin merasa pusing,mual
muntah dan sering buang air kecil, terlihat lemas dan menggigil dan hampir-hampir tidak sadarkan
diri, sampai akhirnya pak karman berinisiatif untuk segera membawa bu markin ke rumah sakit sore
harinya karena kondisinya yang mengkhawatirkan.

Di ruang UGD rumah sakit Dokter jaga melakukan pemeriksaan kondisi bu markin.

Perawat : “bapak walinya pasien?

Pak karman : “ iya, saya suaminya?


Perawat : “Ibunya kenapa pak?”

Pak karman : “saya tidak tahu mbak, beberapa hari kemarin baru keluar dari sini karena gula
darahnya tinggi dan setelah keluar rumah sakit kondisinya sudah membaik, tapi pagi ini
kok tiba-tiba lemas, menggigil, muntah-muntah dan sering buang air kecil, saya
khawatir karena saya ajak bicara sudah nggak begitu merespon. Seperti waktu gula
darahnya tinggi mbak tapi biasa nggak sampai seperti itu”

Perawat : “ apa ibu habis makan sesuatu pak?”

Pak karman : “sepertinya makannya nggak aneh-aneh mbak,seperti biasanya dan beberapa hari ini
ibu masih belum keluar rumah jauh-jauh.”

Perawat : “ bapak bisa tunggu dulu sambil mengurus administrasinya, sebentar lagi dokternya
datang dan kami akan melakukan penangan, bapak tidak usah khawatir.”

Dokter jaga: (masuk ruangan dan melakukan pemeriksaan) “ ibu ini kenapa?”

Perawat : “pasien sebelum dibawa keUGD mengalami muntah-muntah, dispepnia, lemas,


menggigil dan berdasarkan informasi dari suaminya, pasien baru keluar rumah sakit
karena diabetes mellitus dok dan seringnya gula darahnya tinggi, suaminya tidak tahu
kenapa pasien tiba-tiba seperti ini, padahal makannya sudah di pantau oleh suaminya.”
Dokter jaga : “berapa gula darahnya dan tekanan darahnya”
Perawat : “kadar glukosa darah 30 mg/dl, tekanannya 140/100 mm/Hg dok.”
Dokter jaga :” lho gulanya rendah sekali, siapkan injeksi DEX. 40% (25 cc) bolus 2 flakon
Perawat : “ ini dok.” (menyerahkan injeksi ke dokter)
Dokter jaga : (menyuntikan ke pasien) “ setelah 30 menit tolong di cek kadar gula darahnya , kalau
masih belum sampai 120 mg/dl berikan 1 flakon injeksi ini 2-3 kali. Kalau sudah mulai
membaik pasien bisa dibawa ke kamar inap sembari terus dipantau kondisinya.
Lakukan pemeriksaan laboratorium ,besok hubungi dokter spesialis penyakit dalam.
Kalau ada apa-apa segera hubungi saya!”
Perawat : “ baik dok.”

Pagi harinya di kantor ruang rawat inap anggrek ,dokter spesialis ,PPDS dan perawat melakukan
kordinasi tentang perkembangan pasien termasuk bu markin.

Perawat : “Pak sukini pasien DM kamar 11 A sudah mulai membaik luka kakinya, gula darahnya
terakhir 203 mg/dl hasil pemeriksaan labnya cukup baik dok hampir semuanya normal
tinggal kadar HBa1c dan leukosit yg masih tinggi tapi sudah mulai mendekati normal,
Dan pasien ingin segera pulang dok.”
Dokter spesialis :” hmm ( melihat hasil lab) “ saya lihat dulu kondisinya.”
Perawat : “ Kamar 22B, IBU Markin Pasien DM yang baru masuk ke UGD kemarin sore dok,
karena syok hipoglikemi,ini data pasien saat masuk UGD dan hasil labnya
dok.(menyerahkan arsip) tetapi pagi ini kadar gulanya sudah tinggi lagi dok 338 mg/dl .
Dokter spesialis : “ sebelumnya pasien makan /minum apa?
Perawat : “informasi dari suaminya, pasien makan/minum seperti biasa , obat DM pasien
metformin dan glibenklamid di minum seperti biasa. Pasien punya riwayat hipertensi
dan magh, obat yang juga dikonsumsi captopril dan ranitidine.”
Dokter spesialis: “tekanan darahnya berapa?”
Perawat :” 160/100 mmHg dok.”
Dokter spesialis: “(melihat ke PPDS) coba kamu analisis pasiennya dan berikan rekomendasimu!”
PPDS :”Baik dok. Dari hasil laboratorium dan informasi tentang pasien, pasien ini mengalami
syok hipoglikemi tetapi kadar glukosa pasien sudah tinggi kembali selang kurang dari 24
jam, dari rekam medik pasien , selama ini pasien sering keluar masuk rumah sakit
karena kadar gulanya yang tinggi. Disampaikan juga bahwa pasien 2 hari terakhir hanya
makan sekali sehari karena takut gulanya tinggi, kemungkinan hipoglikeminya karena
itu dok. Jadi rekomendasi saya, terapi sebelumnya dilanjutkan dan pasien diberi
penjelasan.”
Dokter spesialis: “ Sepertinya tidak hanya karena pasien makan sekali ada sebab lain,sebelumnya pasien
lumayan sering melakukan itu dan tidak sampai terjadi syok hipoglikemi.” ( berfikir
sejenak) “ sus, tolong ke IFRS sekarang, hubungi bu widy sampaikan saya butuh
bantuannya untuk menangani pasien ini.”
Perawat :” baik dok.”

Di IFRS Ruangan Apoteker


Bu widy sedang sibuk mengevaluasi stok obat dan mempersiapkan perencanaan pengadaan obat di
IFRS sesekali telfon berdering meminta konsultasi.
Perawat : “tok..tok.., Assalamualaikum.”
Bu widy :”walaikumsalam.. masuk aja mbak.”( sambil melanjutkan pembicaraan sebentar)
Perawat : (duduk dan menunggu pembicaraan selesai)
Bu widy :” iya mbak , ada apa?”
Perawat :” mohon maaf sebelumnya , saya perawat di kamar anggrek bu, dokter spesialis
meminta saya menghubungi bu widy untuk membantu menyelesaikan kasus pasien DM
di ruang anggrek bu.”)
Bu widy :”baik sebentar lagi saya ke ruangan.”
Perawat :” baik bu, terima kasih. Assalamualaikum.”
Bu widy :” walaikumsalam.”

Beberapa menit kemudian, bu widy sampai di kantor ruangan dan bergabung dengan tim.
Bu Widy : “Assalamualaikum.”
Tim : “ Walaikumsalam.”
Dokter spesialis: “ mohon maaf lho bu widy , saya minta bantuan di jam sibuk seperti ini.”
Bu widy :”oh tidak apa-apa dok, apa yang bisa saya bantu.”
Dokter spesialis : (menjelaskan kondisi pasien dan menyampaikan keganjalannya)
Bu widy :” saya butuh berkomunikasi dengan pasien atau keluarga dok, untuk melengkapi
analisis saya terhadap permasalahan pasien.”:
Dokter spesialis :” iya bu, bu widy bisa visit bersama saya sebentar lagi.” Ke perawat .”sus sdah semua
perkembangan pasien?”
Perawat : “sudah dok.”
Dokter spesialis : “ baik, sekarang kita mulai visit ke kamar pasien.”
TIM :” baik dok.”

Tim visit (dokter, apoteker, PPDS dan perawat) berkunjung ke ruangan bu markin, yang saat itu sudah
mulai membaik dan sudah mulai bisa sedikit berkomunikasi.
Perawat :”Assalamualaikum, permisi pak/bu dokter waktunya kunjungan dokter dan tim.”
Pak karman :”walaikumsalam, oh iya silahkan.”
Dokter spesialis: (memeriksa pasien) “bagaimana kondisinya bu? Apa yang sekarang dirasakan?”
Bu markin : “lemes .. pusing..”
Pak karman :”kondisinya sudah lumayan membaik dok tapi katanya tadi perutnya masih sakit.”
Dokter spesialis : ( memeriksa dengan menekan perut) sakit bu?”
Bu markin : (mengangguk)
Dokter spesialis :” bu widy, monggo kalau ada yang ingin di tanyakan.”
Bu widy :”bapak , bisa tolong dijelaskan apa yang dilakukan ibu selama 2 hari sebelum masuk
rumah sakit dan apa saja yang ibu makan atau minum
Pak karman : “hari pertama ibu dirumah saja nonton tv dan sempet bersih-bersih rumah , hari kedua
waktu itu hujan deras ibu juga di rumah dan membantu saya menghitung hasil
penjualan produk olahan ikan . makannya seperti biasa 3 kali pakai nasi jagung, sop
sayur-sayuran dan ikan, minumnya ya air putih atau teh jahe , ada lagi ta bu?”
Bu widy : “ teh jahe nya di minum kapan aja pak?”
Pak karman :”waktu itu 2 kali pagi dan malam bu”
Bu widy :” ibu minum obatnya kapan waktu itu?”
Pak karman :” pagi bareng sama kita nge-teh bu? Siang dan malam juga dengan teh jahe.”
Bu widy :” oh begitu,baik pak terima kasih.” Sudah dok.”
Perawat :” baik bapak/ibu kita permisi dulu, assalamualaikum.”

Di kantor ruang rawat inap.


Dokter spesialis :” bagaimana bu widy, menemukan sesuatu?”
Bu widy :”saya mencurigai sesuatu dok, yakni saat minum obatnya, sebentar saya pastikan dulu
dok.” (sambil searching literature) “ seperti yang saya duga, ada interaksi antara obat
dengan minuman ibu markin yakni jahe dengan glibenclamidnya dok, jahe memiliki efek
menurunkan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus. biasanya dibuat
dengan merebus rimpang jahe menggunakan air, kemudian airnya dikonsumsi. Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan infusa jahe bersamaan dengan obat
antidiabetes oral yaitu glibenklamid, berpotensi menurunkan kadar glukosa darah yang
signifikan. Dalam studi in vitro pada tikus myoblast dan myotubes ditemukan aktivitas
antidiabetes dari ekstrak jahe, selain itu juga ditemukan aktivitas antioksidan,
antiglikation dan potensi transport reseptor Glut4 dari internal vesikel. Ditemukan
interaksi antara ekstrak jahe dengan glibenklamid yaitu penurunan kadar glukosa darah
pada tikus yang diinduksi dengan streptozotocin (STZ). Kombinasi glibenklamid (5mg/kg
BB) dengan ekstrak jahe dosis (25-50mg/kg BB) secara signifikan menurunkan level
glukosa darah 26,3% setelah 4,5 jam, jika dibandingkan dengan penggunaan
glibenklamid tunggal yang hanya 7,9% (Rai et al., 2012).

Dokter spesialis :” jadi karena jahe dan glibenklamidnya pasien bisa seperti itu ya “ bu widy ada
rekomendasi untuk pemilihan obatnya, untuk terapi selanjutnya?”

Bu widy :” Rekomendasi saya dok, melihat kondisi pasien yang sudah tidak efektif
menggunakan kombinasi obat oralnya dilihat dari k a d a r g l u k o s a d a r a h p u a
s a > 2 5 0 m g / d L , k a d a r g l u k o s a d a r a h a c a k m e n e t a p > 3 0 0 mg/dL,
A1C >10%, pasien juga memiliki riwayat hipertensi kritis dan hyperlipidemia, obat
untuk rawat jalannya bisa dimulai menggunakan insulin rapid SA dan metformin.”

Dokter spesialis :”terima kasih bu saya tampung dulu masukan dari bu widy, sambil melihat
perkembangan pasien.”

Bu widy : “ sama-sama dok.”

3 hari kemudian bu markin sudah jauh membaik dan dinyatakan boleh pulang.
Di kamar inap bu markin.
Perawat :”Assalamualaikum, waktunya kunjungan bapak/ibu.”
Pak karman/bu markin : “walaikumsalam, silahkan sus.”
Dokter spesialis : (memeriksa kondisi pasien) bagaimana bu, kelihatannya sudah sehat , apa ada yang
masih terasa sakit?”
Bu markin :” iya dok sudah sehat, sudah tidak ada yang terasa sakit, apa saya boleh pulang dok?
Saya sudah tidak krasan di sini mau pulang.”
Dokter spesialis :” oh ya, ibu bisa pulang hari ini, dijaga ya bu makannya dan minum obatnya!”
Bu markin :” iya dok”
Dokter spesialis:” sebelum pulang nanti konsultasi dulu ya sama bu widy, apoteker rumah sakit.” “ sus,
coba bu widy di hubungi ya!”
Perawat :” baik dok.”

Di kantor rawat inap bu widy sudah menunggu ,


Bu markin/pak karman: “assalamualaikum”
Bu widy : “ walaikumsalam, mari silahkan duduk!”
:“ Perkenalkan saya widy apoteker rumah sakit, yang bertugas untuk menangani
masalah obat- Obatan.” “ ibu markin sudah sehat bu?” “ kemarin bu markin masuk
rumah sakit karena syok hipoglikemi pak, akibat ada salah satu obat ibu yang bereaksi
dengan jahe yang diminum. Lain kali waktu minum obat pakai air putih saja ya bu.
Bu markin :” ya bu”
Bu widy :” ibu masih boleh kok minum jahe atau yang sejenisnya, kalau ingin minum tapi
diusahakan berjarak 1-2 jam ya bu dari waktu minum obat.”
Bu markin : ” ya bu”
Bu widy :”iya ,ini pak/ bu obat yang nanti diminum saat di rumah.” ( sambil menunjukkan)
“ ini metformin 850 mg obat gulanya di minum 2x sehari setelah makan.” (sesuaikan
jamnya) Ditambah dengan insulin 4 u setiap 15 menit sebelum makan.” (diperagakan
caranya)
Pak markin :” begini bu?” (mengulang penjelasan dan memeragakan)
Bu widy : “ bapak untuk hasil optimalnya, bapak perlu beli alat tes gula darah sendiri di rumah ,
bagaimana pak, apa bapak tidak keberatan?”
pak karman :” berapa ya bu, kira2 harganya?”
bu widy :” sekitar 500-600 ribu bu, tapi nanti kalau habis bisa beli isi ulangnya sekitar 100 rb.”
Pak karman :” oh ya , ga apa-apa bu.”
Bu widy :” sus bisa pinjem alat tes gula darahnya.”
Perawat :” ini bu.”
Bu widy :”begini pak cara pemakaiannya.” ( menunjukkan cara pemakaian ) nanti coba di cek
pagi sebelum makan pak, di lihat kalau misalnya sekitar 120 mg/dl gulanya ibu sudah
bagus , tapi kalau misalnya masih tinggi tidak perlu khawatir ,obatnya diminum teratur
dan pola makannya dijaga insya Allah gula ibu nanti bisa terkontrol.”
Bu widy : “ ini ranitidine 150 mg bu. Untuk mengobati maghnya, diminum 2x sehari sebelum
atau setelah Makan.”
Bu markin :” ya bu”
Bu widy :’ yg ini namanya captopril 6,25 mg , untuk hipertensinya bu, di minum 3 kali sehari di
minum 1 jam sebelum makan.”
Bu markin :” ya bu”
Bu widy :”simvastatin 20 mg untuk kolestrolnya bu, diminum 1 kali sehari dimalam hari sebelum
atau setelah makan. Sewaktu minum ini sementara jangan minum jus anggur ya bu,
soalnya bereaksi sama obatnya, seperti teh jahe sebelumnya.”
Bu markin :” ya bu”
Bu widy :” untuk lebih memudahkan ,saya bantu jadwal minum obatnya ya bu?”
Bu markin :” ya bu”
Bu widy :” jam 6.00 minum captopril
Jam 7.00 suntik insulin 15 menit sebelum makan , setelah makan minum metformin dan
ranitidine.
Jam 12.00 suntik insulin 15 menit sebelum makan, jam 13.00 minum captopril
Jam 19.00 suntik insulin 15 menit sebelum makan , setelah makan minum metformin ,
ranitidine
Jam 20.00 captopril dan simvastatin.” (sambil di kasih catatan kecil) “ ini jadwalnya bu
bisa ditempel nanti biar inget kapan aja waktu minum obat dan kalau perlu pakai alarm
pengingat
Bu markin :”ya bu, kalau begini lebih inget nggak bingung.”
Bu widy :” oh ya untuk diet makannya bu markin bisa memasak bahan-bahan yang ada di brosur
ini bu,ini makanan yang baik di konsumsi penderita dm.”
Bu widy :”mungkin ada yang masih belum jelas, bapak –ibu?”
Bu markin : “ sepertinya sudah cukup jelas bu.” (sambil mengulang penjelasan tadi)
Bu widy :” baik bapak/ibu kalau sudah jelas dan tidak ada yang ditanyakan,silahkan ttd di form
Konseling, sebagai dokumentasi kami bahwa bapak/ ibu sudah jelas tentang pemakaian
obatnya.”
Bu markin :” baik bu”
Bu widy : “ jangan sungkan untuk menanyakan kepada saya jika ada pertanyaan tentang
penggunaan obatnya bu, ini kartu nama saya , silahkan dihubungi.”
Bu markin :”baik bu terima kasih.”
Bu widy :” semoga sehat selalu ya bu dan gula darahnya bisa terkontrol.”
Bu markin :”Aamiin. baik bu terima kasih.”

(Demikianlah Roleplay Tentang Dm ,Atas Perhatian Kami Sampaikan Terimakasih, Salam.)

Anda mungkin juga menyukai