Ak Keu Kelompok 5
Ak Keu Kelompok 5
Dikurangi : Penyisihan untuk Margin Laba Normal (10% dari penj) 100
Aturan Umum dari “nilai terendah antara biaya dan harga pasar” adalah : persediaan di
nilai pada nilai terendah antara biaya dan harga pasar, dengan harga pasar di batasi
hingga jumlah yang tidak melebihi nilai realisasi bersih atau lebih rendah dari nilai
realisasi bersih dikurangi margin laba normal.
Batas atas (ceiling) adalah nilai realisasi bersih batas bawah (floor) adalah nilai realisasi
bersih dikurangi margin laba normal.
Contohnya :
E. DASAR PENILAIAN
a. Penilaian Menurut Nilai Realisasi Bersih
Secara umum, persediaan dicatat pada biayanya atau menurut aturan LCM. Akan
tetapi, banyak pihak yang percaya bahwa harga pasar harus selalu didefinisikan
sebagai Nilai Realisasi Bersih (harga jual dikurangi estimasi biaya penyelesaian
dan penjualan), bukan biaya pengganti tetapi hal ini bertujuan untuk tujuan
pengaplikasian aturan LCM. Argument ini didasarkan pada fakta bahwa nilai
realisasi bersih adalah jumlah yang diperoleh dari persediaan ini di masa depan.
b. Penilaian dengan Menggunakan Nilai Penjualan Relatif
Suatu masalah khusus muncul ketika sekelompok unit dibeli dengan satu harga
lump sum (lum sump price) yang juga disebut dengan Basket Purchase. Dalam
Accounting Research and Terminology Bulletin, Final Edition, profesi akuntansi
mengemukakan bahwa “biaya standar dibolehkan jika disesuaikan pada interval
yang layak untuk mencerminkan kondisi terbaru”.
Contohnya :
Asumsikan bahwa Bapak Made membeli tanah seharga 1 juta yang dibagi
menjadi 400 petak. Petak-petak ini memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda, tetapi
secara kasar dapat dikelompokan ke dalam tiga kelas yaitu A,B, dan C. Ketika petak –
petak ini dijual, harga beli sebesar 1 juta akan dibagi diantara petak – petak yang telah
terjual dan petak – petak yang masih ada di tangan.
Namun, tidak tepat untuk membagi total biaya sebesar 1 juta ke dalam 400 petak secara
merata, atau 2.500 per petak, karena ukuran, bentuk, dan daya tariknya berbeda. Ketika
menghadapi situasi semacam itu yang tidak jarang ditemui, praktek yang paling umum
dan paling logis adalah mengalokasikan total biaya diantara berbagai unit dasar nilai
penjualan relatifnya.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa Cetus Crop memiliki persediaan awal sebesar $60.000 dan
pembelian $200.000, keduanya berbasis biaya. Penjualan menurut harga jual berjumlah
$280.000. Laba kotor atas harga jual adalah 30 %.