Anda di halaman 1dari 4

No.

4/4/BGub/Humas

PEMBAYARAN SIMPANAN MASYARAKAT DI 82 BPR BBKU


MENUNGGU PENGESAHAN HASIL VERIFIKASI PENGELOLA
SEMENTARA OLEH KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Pelaksanaan pembayaran simpanan masyarakat sebesar Rp 118 milyar di 82 Bank


Perkreditan Rakyat (BPR) yang dibekukan kegiatan usahanya (daftar BPR BBKU
terlampir) dilakukan apabila hasil verifikasi dari Pengelola Sementara (PS) telah
disahkan kebenarannya oleh Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan RI. Setelah 82 BPR tersebut dibekukan kegiatan usahanya, ditandatangani
Berita Acara Serah Terima Pengelolaan BPR dari pemilik dan pengurus BPR BBKU kepada
PS yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. Dengan demikian maka pengelolaan operasional
BPR BBKU saat ini dilakukan oleh PS termasuk tugas melakukan pembayaran simpanan
masyarakat yang terdapat pada BPR BBKU. Karena tugas PS memerlukan waktu yang
cukup khususnya dalam memverifikasi asset dan kewajiban BPR, diharapkan agar
masyarakat yang memiliki simpanannya di BPR BBKU untuk dapat bersabar dan tidak
panik serta dapat menjaga keamanan dan ketertiban untuk menunggu pengumuman
proses pembayaran dari PS pada waktunya.

Pembekuan kegiatan usaha merupakan langkah strategis Bank Indonesia dalam rangka
menata industri BPR yang sehat dan mampu berperan dalam pembangunan ekonomi
Indonesia di masa depan. Pembekuan kegiatan usaha tersebut hanya dilakukan
terhadap BPR yang kondisi usahanya sudah tidak dapat diselamatkan dan disehatkan
lagi yang akan berdampak pada terganggunya sistem perbankan, sehingga dengan
langkah BBKU diharapkan fungsi intermediasi BPR dapat berjalan dengan baik.

Penetapan pembekuan kegiatan usaha dilakukan melalui proses kajian yang mendalam
sehingga keputusan BBKU BPR harus mengacu pada ketentuannya yaitu Peraturan Bank
Indonesia No. 3/15/PBI/2001 tanggal 21 September 2002 dan telah disempurnakan
melalui PBI No. 3/24/PBI/2001 tanggal 24 Desember 2001, dengan kriteria :

- BPR yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha dan atau pengurus dan atau
pemiliknya sudah tidak diketahui keberadaannya, atau
- BPR yang memiliki ratio KPMM sama dengan atau kurang dari 0%, dan atau Cash ratio
rata-rata selama 6 (enam) bulan terakhir kurang dari 1%.

Sejalan dengan maksud tersebut, dalam periode 1 (satu) bulan terakhir ini, Bank
Indonesia telah melakukan pembekuan kegiatan usaha terhadap 82 BPR yang lokasinya
di Jabotabek dan daerah-daerah. Pembekuan kegiatan usaha itu telah dilakukan dalam 2
(dua) tahap masing-masing tahap I sebanyak 38 BPR dilakukan pada pertengahan bulan
Desember 2001 dan Tahap II sebanyak 44 BPR dilakukan pada awal bulan Januari 2002.

Kebijakan pembekuan kegiatan usaha ini didukung dengan adanya Program Penjaminan
Pemerintah yang memberikan jaminan terhadap simpanan masyarakat baik berupa dana
pihak ketiga (tabungan dan deposito) dan bunganya yang tercatat serta didukung
dengan bukti-bukti yang sah. Program Penjaminan Pemerintah telah dimulai sejak bulan
Januari 1998 yang sampai saat ini masih terus berlangsung dengan penyediaan dana
penjaminan oleh Pemerintah yang cukup besar dan telah dialokasikan untuk kebutuhan
penjaminan sampai dengan tahun 2002.

Selanjutnya, Bank Indonesia akan melakukan penelitian terhadap pengurus-pengurus


BPR yang dibekukan kegiatan usahanya. Hal ini dilakukan guna mengetahui apakah
penyebab kehancuran bank karena faktor bisnis murni, atau ada unsur penyimpangan
atau ketidakhati-hatian yang dilakukan oleh pengurus BPR tersebut.

Jakarta, 14 Januari 2002


HUMAS BANK INDONESIA

Erwin Riyanto
Analis Eksekutif

Lampiran:
Daftar 82 BPR Yang Dibekukan Kegiatan Usahanya

Tahap I, Desember 2001


Jabotabek
1. PT. BPR Adidhana
2. PT. BPR Anugerah Artha Raharja
3. PT. BPR Berlian Intidana
4. PT. BPR Gatra Artha
5. PT. BPR Gunung Manggis
6. PT. BPR Kandiarta Rezeki
7. PT. BPR Semesta Bahana
8. PT. BPR Tugu Harta

Bandung
1. PT. BPRS Mukarramah

Semarang
1. PT. BPR Wimas Kaliwungu

Surabaya
1. Koperasi BPR Sukodadi
2. PT. BPR Artha Nirmala

Medan
1. PT. BPR Berastagimora Krida
2. PT. BPR Melamora Krida
3. PT. BPR BP Asahan Tapian N
4. PT. BPR Ristamora Krida

Denpasar
1. PD. Bank Desa Mengwitani
2. MAI Bank Pasar Majure
3. PT. BPR Bahuni Sedana
4. MAI Bank Pasar Para Semeton
5. Koperasi BPR Pupuan
6. PT. BPR Candrasari Perdana
7. PT. BPR Saridana Mertha
8. PT. BPR Bank Desa Arthasari Sedana
9. PT. BPR Bali Resipati
10. MAI Bank Pasar Kambodja
11. MAI Bank Desa Sarwa Sedana
12. MAI Bank Pasar Catur Karya
13. MAI Bank Pasar Bajera
14. PT. BPR Duta Parta
15. PT. BPR Dhanijaya Bumiarta
16. PT. BPR Kumara Sedana Ayu
17. MAI Bank Pasar Dewi Prima Jaya
18. MAI Bank Pasar Fajar Harapan Baru
19. PT. BPR Bumi Wahana Artha
20. PT. BPR Mertha Adibuwana

Cirebon
1. PT. Koperasi BPR Talaga Artha

Jember
1. Koperasi BPR Kusuma

Tahap II, Januari 2002


Jabotabek
1. PT. BPR Prawita Sarana Utama
2. PT. BPR Wiradana Raharja
3. PT. BPR Bina Dhana Indobakti
4. PT. BPR Karya Kurnia Utama
5. PT. BPR Graha Purna Mandiri
6. PT. BPR Pondok Gede
7. PT. BPR Anggara Bintang Emas
8. PT. BPR Mertha Warga
9. PT. BPR Citra Rekadana
10. PT. BPR Perindo Dana
11. PT. BPR Arthamas Prima Lestari
12. PT. BPR Metropolitan Putra
13. PT. BPR Dion Sumber Dana
14. PT. BPR Diana Sapta Surya
15. PT. BPR Artha Dibyaguna
16. PT. BPR Jantiki Sawangan
17. PT. BPR Indra Artha
18. PT. BPR Citra Bina Asih
19. PT. BPR Amanah Dwi Sejahtera
20. PT. BPR Bintang Rahardjo
21. PT. Cempaka Jaya Pratama
22. PT. BPR Cikupa Jaya
23. PT. BPR Dana Pratama Maju
24. PT. BPR Karsa Niaga

Bandung
1. PT. BPR Mitra Bhakti Raharja
2. PT. BPR Dhana Mardhatila
3. PT. BPR Sedulur
4. PT. Gatramitra

Semarang
1. PT. BPR Gubug Sari

Surabaya
1. PT. BPR Pamor Artha Semanggi
2. PT. BPR Tanjung Bumi Agranusa
3. PT. BPR Sarana Sukses Gemah
4. PT. BPR Nusagriya Arya Paripurna
5. PT. BPR Parakusuma Arthadaya
6. PT. BPR Artha Amanah
7. PT. MAI Abdi Artha Pembangunan

Denpasar
1. MAI BP Mertasari
2. PT. BPR Central Bhakti Niagatama
3. MAI BP Pelita Kencana Abadi

Kupang
1. PT. BPR Timor Alfa Dhana

Malang
1. PT. BPR Bhirawa Bangil
2. PT. BPR Kraksaan Sumber Dana
3. PT. KBPR Setia Jaya

Jember
1. PT. BPR Bima Hayu

Anda mungkin juga menyukai