Anda di halaman 1dari 107

ANALISIS BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA

YANG OPTIMAL PADA BAGIANPRODUKSI DENGAN


PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA)
DI PT. PRIMIER DOUGHNUT INDONESIA

Tugas Akhir
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai
gelar sarjana

Nama : Ryan Mulya Putranto


NPM : 201344500145

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ryan Mulya Putranto

NPM : 201344500145

Program Studi : Teknik Industri

Fakultas : Fakultas Teknik, Matematika, dan IPA (FTMIPA)

Judul Skripsi/Tugas Akhir : Analisis Beban Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja

Yang Optimal Pada Bagian Produksi Dengan

Pendekatan Metode Work Load Analysis Di PT.

Primier Doughnut Indonesia

Panitia Ujian

Ketua : Prof. Dr. H. Sumaryoto

Sekretaris : Prof. Dr. H. Supardi U.S.

Anggota :

No. Nama Lengkap TandaTangan

1. Elfitria Wiratmani, MT.

2. Ridwan Usman, MT.

3. Endang Suhendar, MT.

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Ryan Mulya Putranto
NPM : 201344500145
Program Studi : Teknik Industri

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi/tugas akhir, dan tesis dengan berjudul
“Analisis Beban Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada
Bagian Produksi Dengan Pendekatan Metode Work Load Analysis Di PT
Primier Doughnut Indonesia” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya
saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya seni ini sesuai dengan Undang-undang Republik
indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab V
pasal 25 ayat 2.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.

Jakarta, 09 Agustus 2017

Yang menyatakan,

(Ryan Mulya. P)

iii
ABSTRAK

A. RYAN MULYA PUTRANTO, NPM : 201344500145


B. Analisis Beban Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada
Bagian Produksi Dengan Pendekatan Metode Work Load Analysis Di PT
Primier Doughnut Indonesia Skripsi/Tugas Akhir :Jakarta : Fakultas
Teknik, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam : Program Studi Teknik
Industri : Universitas Indraprasta PGRI, Agustus, 2017.
C. xiv + 5 Bab+ 76 Halaman + Lampiran
D. Kata kunci : Analisis Beban Kerja, Work Load Analysis Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah bisa dapat meringankan beban kerja
operator bagian production dengan cara menambah operator agar beban
karyawan tersebut tidak terlalu besar dan menggabungkan pekerjaan
prosessing 2 (Inching) dan prosessing 3 (Topping) karena pekerjaan
prosessing 2 dan 3 kurang maksimal banyaknya waktu tunggu. oleh sebab itu
perlu dilakukan perhitungan beban kerja dengan menggunakan metode work
load analisis (WLA). Pada bagian Production, beban kerja sebesar 138.09 %
beban karyawan terlalu tinggi.sebaiknya jumlah karyawan yang optimal pada
bagian Production di tambah 1 operator, dari 1 operator menjadi 2 operator
dengan beban kerja sebesar 69.04%. Pada bagian Prosessing beban kerja
operator Filling sebesar 83.52%, operator Inching sebesar 47.52% dan
operator Topping sebesar 41.58%.sebaiknya jumlah karyawan yang optimal
pada bagian Prosessing dikurangi 1 operator, dari 3 operator menjadi 2
operator dengan beban kerja sebesar 86.31%. Sebaiknya perusahaan dalam
menentukan job description harus lebih terstruktur lagi agar beban kerja dapat
tersebar pada masing-masing karyawan.Untuk mencapai hasil yang lebih baik
dari sebelumnya maka perusahaan sebaiknya melakukan perekrutan tenaga
kerja baru serta memberikan pelatihan-pelatihan khusus terhadap karyawan
sehingga kinerja karyawan dapat optimal dan target perusahaan dapat
tercapai.
E. Daftar Pustaka: 1. Buku 13 buah (tahun 2007-2017)
2. 7 Jurnal Ilmiah
3. 4 Skripsi
F. Pembimbing : 1. Drajat Indrajaya, M.T Pembimbing Materi
2. Eka Budhiarti, ST Pembimbing Teknik

iv
LEMBAR MOTTO

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka


Allah memudahkannya mendapat jalan ke syurga”.

(H.R Muslim)

“Terus dan terus selalu berusaha pasti akan selalu ada jalan
keluar”

“Jangan berhenti berusaha, karena Allah SWT lebih tahu saat


yang tepat dalam mengabulkan permintaanmu”

(Penulis)

“Skripsi ini

saya persembahkan kepada

Bapak, Ibu, dan Keluarga tercinta

yang tak pernah kenal lelah untuk

mendo’akan dan menyemangati saya”

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya.

Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Beban Kerja dan Jumlah Tenaga

Kerja Yang Optimal Pada Bagian Produksi Dengan Pendekatan Metode Work

Load Analysis Di PT Primier Doughnut Indonesia” ini ditulis untuk memenuhi

salah satu syarat guna memperoleh gelar Strata satu pada Universitas Indraprasta

PGRI. Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa

hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas

telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini, terutama kepada

1. Bapak Drajat Indrajaya. M.T, selaku Dosen Pembimbing Materi Universitas

Indraprasta PGRI.

2. Ibu Eka Budhiarti. ST, Selaku Dosen Pembimbing Teknik Universitas

Indraprasta PGRI.

3. Bapak Prof. Dr. H. Sumaryoto, Selaku Rektor Universitas Indraprasta PGRI.

4. Bapak Dr. Supardi U.S. selaku Dekan Fakultas Teknik Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI.

5. Bapak Endang Suhendar, M.T, selaku Wakil Dekan Universitas Indraprasta

PGRI.

vi
6. Ibu Elfitria Wiratmani, M.T, selaku Ketua Program Studi Universitas

Indraprasta PGRI.

7. Keluarga yang tidak pernah lelah mendoakan dan memotivasi dengan

dukungan baik moril maupun materil.

8. Ibu Dinda Paramitha selaku Manager Produksi PT. Primier Doughnut

Indonesia.

9. Bapak Muhammad Setiawan selaku Supervisor Produksi PT. Primier

Doughnut Indonesia.

10. Kepada rekan-rekan bagian Produksi PT. Primier Doughnut Indonesia.

11. Kepada rekan-rekan mahasiswa/i Jurusan Teknik Industri Universitas

Indraprasta PGRI terutama kelas S8C. yang telah membantu penulis dalam

penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan, baik

bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu kritik dan saran yang

bersifat membangun dari berbagai pihak akan penulis terima dengan tangan

terbuka serta sangat diharapkan. Semoga kehadiran tugas akhir ini memenuhi

sasarannya.

Jakarta, 09 Agustus 2017

Ryan Mulya Putranto

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL (COVER)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TUGAS AKHIR ........................... i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................. ............ ii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iii

ABSTRAK...................................................................................... .............. iv

LEMBAR MOTO ........................................................................................ v

KATA PENGANTAR........................................................................... ....... vi

DAFTAR ISI...................................................................................... ........... viii

DAFTAR TABEL.................................................................................... .... xi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang.......................................................................... ....... 1


B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
C. Batasan Masalah .............................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8

A. Kajian Pustaka ................................................................................. 9

viii
1. Proses Analisis Beban Kerja....................................................... 9
a. Membantu Proses Perencanaan SDM .................................... 9
b. Menentukan Jumlah Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan ........... 10
c. Membantu Penyusunan Kebutuhan Pelatihan SDM .............. 10
d. Meningkatkan efektivitas dan Efesiensi Kinerja Perusahaan . 11
2. Analisis Pekerjaan ...................................................................... 15
a. Job Description ...................................................................... 19
b. Job specification ..................................................................... 20
c. Standard kinerja ...................................................................... 20
3. Pengujian Keseragaman Data ..................................................... 22
4. Uji Kecukupan Data ................................................................... 23
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ............ 24
6. Metode Work Load Analysis (WLA) .......................................... 26
7. Waktu Kelonggaran .................................................................... 27
8. Fungsi Kelonggaran .................................................................... 28
a. Kelonggaran Kebutuhan Pribadi ............................................ 28
b. Kelonggaran Untuk Meghilangkan Rasa Fatique .................. 29
c. Kelonggaran Untuk Hambatan Tak Terhindarkan ................. 29
9. Penentuan Tingkat Kinerja ......................................................... 30
B. Kerangka Berfikir ............................................................................ 31
C. Penelitian Yang Relevan .................................................................. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 35

A. Waktu Dan Tempat Penelitian ......................................................... 35


B. Metode Penelitian ............................................................................ 36
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 36
1. Metode Observasi ........................................................................ 36
2. Metode Wawancara ..................................................................... 37
3. Kajian Pustaka ............................................................................. 37
D. Teknik Analisis Data........................................................................ 37
1. Pengolahan Data .......................................................................... 37

ix
2. Analisis Data ............................................................................... 38
E. Flow Chart Penelitian ...................................................................... 39

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA ...................... 40

A. Sejarah/Profil Perusahaan ................................................................ 40


1. Misi Dan Visi .............................................................................. 43
B. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 44
C. Metode Pengolahan Data ................................................................. 50
1. Operator Production ..................................................................... 50
2. Operator Prosessing Filling .......................................................... 54
3. Operator Prosessing Inching ........................................................ 59
4. Operator Prosessing Topping ....................................................... 63
D. Hasil dan pembahasan ...................................................................... 67
1. Analisis Beban Kerja Kondisi Riil ............................................. 67
2. Analisis Beban Kerja Usulan ...................................................... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 75

A. Simpulan ........................................................................................... 76
B. Saran .................................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1 Frekuensi Operator Pada Bagian Production Dan Prosessing 3

Tabel III.1 Jadwal Penelitian Penelitian ................................................... 36

Tabel IV.1 Frekuensi Pengamatan Operator Production .......................... 45

Tabel IV.2 Frekuensi Pengamatan Operator Filling ................................. 46

Tabel IV.3 Frekuensi Pengamatan Operator Inching ............................... 47

Tabel IV.4 Frekuensi Pengamatan Operator Topping .............................. 48

Tabel IV.5 Perfomance Rating berdasarkan Schumard............................ 49

Tabel IV.6 Allowance berdasar kanfaktor – faktor yang berpengaruh ..... 49

Tabel IV.7 Elemen Aktivitas Production .................................................. 53

Tabel IV.8 Elemen Aktivitas Filling......................................................... 58

Tabel IV.9 Elemen Aktivitas Inching ....................................................... 62

Tabel IV.10 Elemen Aktivitas Topping ...................................................... 66

Tabel IV.11 Beban Kerja Production ......................................................... 67

Tabel IV.12 Elemen Aktivitas Production Satu Operator .......................... 67

Tabel IV.13 Beban Kerja Filling ................................................................ 68

Tabel IV.14 Elemen Aktivitas Operator Filling ......................................... 68

Tabel IV.15 Beban Kerja Inching ............................................................... 69

Tabel IV.16 Elemen Aktivitas Operator Inching ........................................ 69

Tabel IV.17 Beban Kerja Topping ............................................................. 70

Tabel IV.18 Elemen Aktivitas Operator Topping ...................................... 70

Tabel IV.19 Elemen Aktivitas Production Dua Operator............................ 72

xi
Tabel IV.20 Penggabungan Proses Inching Dan Topping........................... 73

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II. 1 Keterkaitan Pekerjaan ............................................................. 18

Gambar II. 2 Kerangka Berfikir ................................................................... 31

Gambar III.1 Flowchart Penelitian .............................................................. 39

Gambar IV.1 Gambar Uji Kesragaman Data Production ............................. 51

Gambar IV.2 Gambar Uji Kesragaman Data Filling .................................... 55

Gambar IV.3 Gambar Uji Kesragaman Data Inching .................................. 59

Gambar IV.4 Gambar Uji Kesragaman Data Topping ................................. 63

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pengajuan Judul Skripsi/Tugas Akhir

Lampiran 2 Lembar Kartu Asistensi Bimbingan Skripsi/Tugas Akhir

Lampiran 3 Lembar Penilaian kinerja karyawan

Lampiran 4 Tabel Penyesuaian Schumard

Lampiran 5 Tabel Kelonggaran Tenaga yang di Keluarkan

Lampiran 6 Tabel Kelonggaran Sikap Kerja dan Gerakan Tangan

Lampiran 7 Tabel Kelonggaran Kelelahan Mata dan Keadaan Temperatur

Lampiran 8 Tabel Kelonggaran Keadaan Atmosfir dan Keadaan Lingkungan

Lampiran 9 Faktor Kelonggaran Production dan Filling

Lampiran 10 Faktor Kelonggaran Inching dan Topping

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dunia industri yang semakin maju ini membuat para pelaku industri

baik industri jasa maupun manufaktur semakin berkompetitif dalam bersaing.

Dalam persaingan tersebut perusahaan harus bisa mengatur sistem

manajemennya dengan baik agar bisa dapat bersaing dengan perusahaan

lainnya.

Menurut Hasibuan (2005:18) manajemen sumber daya manusia adalah

ilmu dan seni untuk mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

dan efisien untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan

masyarakat. Manusia merupakan salah satu faktor penting yang selalu

berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia

menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi.

Tujuan perusahaan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan atau

tenaga kerja, meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan sangat canggih.

Salah satu yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mengatur sistem

manajemennya adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang

dimiliki. Karena dari hal tersebut perusahaan dapat melihat bagaimana

penggunaan sumber daya yang dimiliki serta pencapaian target maksimal

yang diinginkan perusahaan. Hal tersebut dapat tercapai jika perusahaan bisa

lebih mengatur jadwal permintaan konsumen dengan tepat waktu. Faktor

yang paling berpengaruh agar permintaan dapat diselesaikan atau terpenuhi

1
2

sesuai dengan jadwal yang ditetapkan yaitu faktor sumber daya manusia yang

meliputi tenaga kerja yang terlibat langsung didalam bagian proses produksi.

Perencanaan sumber daya manusia merupakan hal yang penting dalam

mengembangkan strategi dan kinerja perusahaan. Kemampuan sumber daya

manusia dalam menyelesaikan perkerjaanya dapat terlihat dari hasil

pekerjaannya tersebut. Dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas

dengan kuantitas yang tepat tersebut, sangat diperlukan di setiap perusahaan

untuk mengembangkan tenaga kerja di perusahaan. Jumlah karyawan yang

tepat dapat diketahui melalui analisis beban kerja dan kebutuhan tenaga kerja.

PT. Primier Doughnut Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak

di bidang makan (donat). Banyak nya kompetitor yang bergerak di bidang

yang sama perusahaan ini harus meningkatkan kinerjannya untuk bersaing.

Oleh sebab itu beban kerja menjadi hal yang penting untuk diketahui

perusahaan karena merupakan hal yang mendasar untuk mengidentifikasi

seberapa baik kinerja seorang karyawan dalam melakukan pekerjaan. Kinerja

adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan

tempat dari karyawan, serta organisasi bersangkutan, ukuran kinerja dapat

dilihat dari sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai dengan standar perusahaan

atau organisasi Mangkuprawira dan Hubeis (2007:34).

PT. Primier Doughnut Indonesia mempunyai dua bagian produksi yaitu

bagian Production dan Prosessing. Job description bagian Production yaitu

memproses barang mentah menjadi barang setengah jadi. Bagian Production

mempunyai satu operator untuk setiap shif nya, pekerjaan yang merangkap
3

dari proses penyediaan material, mixing, cutting, menangkap donat, hingga

inspeksi dilakukan dengan sendiri. Pekerjaan yang merangkap membuat

operator menjandi fatique dan kurang fokus dalam pekerjaannya sehingga

banyak produk yang cacat. Maka dari itu perlu dilakukan perhitungan beban

kerja operator Production untuk mengetahui beban kerja operator dan

menentukan jumlah operator yang tepat pada bagian Production. di bagian

prosessing mempunyai tiga operator yaitu operator filling, inching dan

topping dengan Job description yang berbeda. Pekerjaan operator filling yaitu

mengisi bagian dalam donat dengan coklat, operator inching menempelkan

coklat di bagain atas donat yang sudah di filling, sedangkan operator topping

menghias donat yang sudah di filling dan di inching. Pada proses inching dan

topping ini banyak waktu yang menganggur sehingga beban kerja operator

tidak maksimal sehingga proses perlu digabungkan supaya waktu tunggu

berkurang.

Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, diperlukan adanya

pengukuran terhadap beban kerja di perusahaan, sehingga dapat diketahui

berapa beban kerja dan jumlah pekerja yang tepat (optimal).

Tabel I
Frekuensi Operator pada bagian Production dan Prosessing

Kegiatan
Bagian % Produktif
Production 82.4
Filling 65.65
Inching 40.16
Topping 34.69
Sumber : PT. Primier Doughnut Indonesia
4

Berdasarkan masalah pada tabel diatas peneliti bisa dapat meringankan

beban kerja operator bagian production dengan cara menambah operator agar

beban karyawan tersebut tidak terlalu besar dan menggabungkan pekerjaan

prosessing 2 (Inching) dan prosessing 3 (Topping) karena pekerjaan

prosessing 2 dan 3 kurang maksimal banyaknya waktu tunggu. oleh sebab itu

perlu dilakukan perhitungan beban kerja dengan menggunakan metode work

load analisis (WLA).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang timbul dalam

penelitian didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Beban kerja karyawan di PT. Primier Doughnut Indonesia di bagian

Production yang sangat besar

2. Jumlah karyawan yang kurang optimal pada PT. Primier Doughnut

Indonesia di bagian Production

3. Beban kerja karyawan pada PT. Primier Doughnut Indonesia di bagian

prosessing 1 (Filling), prosessing 2 (Inching) dan Prosessing 3 (Topping)

yang kurang maksimal

4. Jumlah karyawan yang kurang optimal pada PT. Primier Doughnut

Indonesia di bagian prosessing

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah peneliti membatasi masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:


5

1. Perhitungan beban kerja dilakukan pada karyawan berdasarkan job

description masing-masing karyawan.

2. Penelitian dilakukan selama 40 hari selama 9 jam kerja.

3. Hanya melakukan penelitian pada waktu jam kerja shift 3 (malam)

4. Perhitungan beban kerja hanya dilakukan pada bagian Production dan

Prosessing.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu

1. Berapa beban kerja karyawan pada PT. Primier Doughnut Indonesia di

bagian Production berdasarkan analisa beban kerja?

2. Berapa jumlah karyawan yang optimal pada PT. Primier Doughnut di

bagian Production Indonesia berdasarkan analisa beban kerja?

3. Berapa beban kerja karyawan pada PT. Primier Doughnut Indonesia di

bagian prosessing 1 (Filling), prosessing 2 (Inching) dan Prosessing 3

(Topping) berdasarkan analisa beban kerja?

4. Berapa jumlah karyawan yang optimal pada PT. Primier Doughnut di

bagian prosessing Indonesia berdasarkan analisa beban kerja?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, dapat dijabarkan

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui beban kerja karyawan di PT. Primier Doughnut

Indonesia di bagian Production.


6

2. Untuk mengetahui jumlah karyawan yang optimal pada PT. Primier

Doughnut Indonesia di bagian Production.

3. Untuk mengetahui beban kerja karyawan pada PT. Primier Doughnut

Indonesia di bagian prosessing 1 (Filling), prosessing 2 (Inching) dan

Prosessing 3 (Topping)

4. Untuk mengetahui jumlah karyawan yang optimal pada PT. Primier

Doughnut di bagian prosessing Indonesia.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Perusahaan

Merupakan masukan kepada PT. Primier Doughnut Indonesia khususnya

di bagian produksi mengenai kebutuhan tenaga kerja yang tepat sehingga

dapat secara efektif mencapai tujuan dari perusahaan.

2. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan

sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada Jurusan Teknik

Industri.

3. Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan serta upaya

untuk lebih mendalami masalah dan belajar memecahkan masalah secara

ilmiah yang terkait dengan kompetensi yang dipelajari dan mendekatkan

antara teori dan praktek dilapangan.


7

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan latar belakang permasalahan yang menyebabkan

dilakukan penelitian, identifikasi masalah yang ada, pembatasan masalah,

hingga merumuskan masalah. Pada bab ini juga dipaparkan tujuan penelitian

yang hendak dicapai, manfaat penelitian bagi universitas, perusahaan,

maupun peneliti sendiri, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pengetahuan secara luas maupun dunia industri mengena Work Load Analisis

dan memaparkan secara jelas tentang apa saja yang ada didalam pembahsan

Work Load Analisis untuk menguatkan penelitian yang dilakukan. Serta berisi

tentang kerangka pemikiran yang bertujuan untuk mengetahui kendala/

permasalahan yang ada didalam perusahaan hingga mendapatkan solusi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang waktu dan pengamatan, metode penelitian, metode

pengumpulan data, teknik analisis data dan alur/flow Chart proses dari awal

penelitian sampai akhir penelitian yang dibuat hingga bisa ditarik satu

kesimpulan.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi tentang sejarah perusahaan, pengumpulan data, pengolahan data

dengan menggunakan metode Work Load Analisis, pembahasan dan analisis


8

BAB V

Pada bab ini penulis menyimpulkan seluruh hasil penelitian yang telah

dilakukan. Simpulan ini merupakan dari tujuan penelitian, selain itu, pada bab

ini penulis menyampaikan saran–saran yang diharapkan akan bermanfaat

sebagai pertimbangan dalam menentukan jumlah karyawan di setiap

bagiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi mengenai referensi sumber pencarian penulis dalam mendapatkan

materi penjelasan seputar manajemen sumber daya manusia dan Work Load

Analisis.

LAMPIRAN

Bab ini berisi data pelengkap yang menunjang penelitian.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Proses Analisis Beban kerja

Analisis beban kerja adalah suatu proses menghitung volume

pekerjaan. Banyak kesulitan yang akan dialami dalam analisis beban kerja

sering sekali dihadapkan pada masalah – masalah kualitatif. Padahal dalam

perhitungan dibutuhkan masalah – masalah kuantitatif(Pranoto dan

Retnowati, 2015 : 51).

Analisis beban kerja tindakan yang bertujuan untuk mengetahui

waktu yang diperlukan karyawan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan.Dengan melakukan analisis tersebut diharapkan dapat diketahui

jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah

pekerjaa, baik dalam unit kerja, departemen, divisi, maupun perusahaan.

Beberapa Manfaat penggunaan analisis beban kerja yaitu sebagai

berikut :

a. Membantu proses perencanaan SDM

Analisis beban kerja sangat bermanfaat untuk proses perencanaan,

rekrutmen, seleksi, dan penempatan SDM. Jumlah SDM berkorelasi

posistif dengan biaya.Jumlah SDM yang besar mengahsilkan biaya

yang tinggi.Tidak hanya untuk alokasi gaji atau upah dan bentuk

kompensasi lainnya, hingga biaya pensiun.Hal tersebut berlaku baik


10

untuk organisasi yang bergerak dalam bidang jasa maupun industri

manufaktur atau pabrikan.Biaya SDM mencapai porsi yang tidak kecil.

b. Menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, Standard Operating

Procedure (SOP)

Analisis beban kerja yang tepat akan menghasilkan efesiensi

penggunaan sumber daya manusia. Pada akhirnya analisis beban kerja

dapat mengurangi biaya atau pengeluaran perusahaan.Pengurangan

biaya untuk SDM harus diperhitungkan sangat matang karena dapat

berdampak pada kinerja organisasi yang menurun.

Namun demikian, tidak dapat dengan serta merta SDM dikurangi

agar biaya berkurang.Berkurangnya SDM dapat berdampak pada

kinerja organisasi yang menurun.Sebaliknya, jumlah SDM yang

berlebihan, disamping berarti biaya tinggi dan tidak efesien, dapat juga

berdampak pada kinerja yang tidak efektif.

Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan kebutuhan SDM.

Selaian untukmendapatkan penghematan alokasi biaya, juga untuk

mendapatkan jumlah SDM yang optimal untuk menunjang proses

produksi.

c. Membantu dalam penyusunan kebutuhan pelatihan SDM dan penentuan

standar waktu pengerjaan.

Analisis beban kerja membantu perusahaan untuk menentukan

standar waktu pengerjaan, standar tersebut menjadi acuan sebagai

pembanding dengan situasi yang sedang terjadi. Jika jumlah dan


11

spesifikasi SDM yang dibutuhkan sudah diketahui dan kemudian

dibandingkan dengan jumalah SDM yang ada, akan diketahui kurang

atau lebih nya jumlah SDM.

Berdasarkan gambaran gap, organisasi dapat melakukan

perencanaan strategi yang sering disebut dengan perencanaan tenaga

kerja (Man Power Planning/MPP).MPP akan menggambarkan

perencanaan rekrutmen dan pengembangan SDM (termasuk karier,

promosi, pelatihan, dan penempatan SDM).

d. Meningkatkan efektivitas dan efesiensi kinerja perusahaan

Setelah melakukan analisis beban kerja maka dapat dilanjutkan

dengan analisis pekerjaan. Dengan melakukan hal tersebut akan

didapatkan gambaran mana pekerjaan utama serta perlu dan mana

pekerjaan pendukung dan tidak perlu. Selanjutnya perlu dilakukan

analisis perbaikan pekerjaan.Perbaiakan pekerjaan berarti

menghilangkan yang tidak perlu (efesiensi) dan menambahkan yang

perlu dilakukan (efektivitas). Lebeih lanjut berarti gambaran akan

kebutuhan SDM juga perlu disesuaikan.

Teknik analisis beban kerja (work load anlysis) memerlukan

penggunanaan rasio atau pedoman penyususnan staf standar dalam upaya

mengindentifikasikan kebutuhan sumber daya manusia. Analisis beban

kerja mengidentifikasikan banyaknya karyawan maupun tipe karyawan

yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Langkah pertama

adalah mendentifikasi seberapa banyak keluaran yang hendak dicapai


12

organisasi. Hal ini selajutnya diterjemahkan ke dalam jumlah jam kerja

karyawan di setiap kategori pekerjaan yang akan diperlukan untuk

mencapai tingkat keluaran tersebut, apabila tingkat keluaran diperkirakan

berubah, maka perubahan pekerjaan dapat diprediksi dengan

mengkalkulasi berapa banyak jam kerja karyawan yang dibutuhkan

(Simamora, 2007:141).

Beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar kerja

perusahaan menurut jenis pekerjaannya.Apabila sebagian besar karyawan

bekerja sesuai dengan standar perusahaan, maka tidak menjadi

masalah.Sebaliknya, jika karyawan bekerja di bawah standar maka beban

kerja yang berlebih.Sementara jika karyawan bekerja di atas standar, dapat

berarti estimasi standar yang ditetapkan lebih rendah dibanding kapasitas

karyawan itu sendiri. Kebutuhan SDM dapat dihitung dengan

mengidentifikasikan seberapa banyak output perusahaan pada divisi

tertentu yang ingin dicapai. Kemudian hal itu diterjemahkan dalam bentuk

lamanya (jam dan hari) karyawan yang diperlukan untuk mencapai output

tersebut, sehingga dapat diketahui pada jenis pekerjaan apa saja yang

terjadi deviasi negatif atau sesuai standar.

Analisis beban kerja sangat erat kaitannya dengan fluktuasi

permintaan pasar akan barang dan jasa perusahaan sekaligus dengan

pemenuhan SDM yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar.

Semakin tinggi permintaan pasar terhadap komoditi tertentu, perusahaan

akan segera memenuhinya dengan meningkatkan produksinya. Sejalan


13

dengan itu jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan semakin banyak

(Mangkuprawira, 2007:86).

Menurut Simamora (1997:56) Analisis Beban kerja adalah

mengidentifikasikan baik jumlah karyawan maupun kualifikasi karyawan

yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Analisis Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang

dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat

efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja.Volume

Kerja adalah sekumpulan tugas/pekerjaan yang harus diselesaikan dalam

waktu 1 tahun. Efektivitas kerja adalah perbandingan antara bobot/beban

kerja dengan jam kerja efektif dalam rangka penyelesaian tugas dan fungsi

organisasi (Depdagri, 2008).

Sedangkan Hasibuan (2005:13) Analisis beban kerja adalah

penentuan jumlah pekerja yang diperlukan untuk menyelsaikan suatu

pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.

a. Indikator Beban Kerja Dalam penelitian ini indikator beban kerja yang

digunakan mengadopsi indikator beban kerja yang digunakan dalam

penelitian yang telah dilakukan oleh Putra (2012:22) yang meliputi

antara lain:

1) Target Yang Harus Dicapai Pandangan individu mengenai besarnya

target kerja yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaannya,

misalnya untuk menggiling, melinting, mengepak dan mengangkut.


14

Pandangan mengenai hasil kerja yang harus diselesaikan dalam

jangka waktu tertentu.

2) Kondisi Pekerjaan Mencakup tentang bagaimana pandangan yang

dimiliki oleh individu mengenai kondisi pekerjaannya, misalnya

mengambil keputusan dengan cepat pada saat pengerjaan barang,

serta mengatasi kejadian yang tak terduga seperti melakukan

pekerjaan ekstra diluar waktu yang telah ditentukan.

3) Standar Pekerjaan Kesan yang dimiliki oleh individu mengenai

pekerjaannya, misalnya perasaan yang timbul mengenai beban kerja

yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

b. Faktor Mempengaruhi Beban Kerja

Manuaba (dalam Prihatini, 2007:25) Menyatakan bahwa beban

kerja dipengaruhi factor-faktor sebagai berikut:

1.) Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja:

Tugas-tugas yang dilakukan bersifat fisik seperti stasiun kerja,tata

ruang, kondisi kerja, sikap kerja, tempat kerja, alat serta kondisi

kerja. Sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti

kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung jawab

pekerajaan.Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja waktu

istirahat, kerja bergilir, kerja malam, system pengupahan, model

struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang. Lingkungan

kerja adalah lingkungan kerja fisik , lingkungan kimiawi, lingkungan


15

kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis. Ketiga aspek ini

sering disebut sebagai stressor.

2.)Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu

sendiriakibat dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut

Starin, berat ringan strain dapat dinilai secara objektif maupun

subjektif .faktor internal meliputi faktor somatic (jenis kelamin,

umur, ukuran tubuh, status, gizi, kondisi kesehatan), faktor psikis

(motivasi, presespsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan).

c. Dampak Beban Kerja

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan

fisik maupun mental dan reaksi - reaksi emosional seperti sakit kepala

gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan beban yang terlalu

sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan

menimbulkn kebosanan. Rasa monoton.Kebosanan dalam kerja rutin

sehari - hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit

mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara

potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihanakan

menimbulkan stress kerja.

2. Analisis Pekerjaan

Menurut Mangkunegara (2008: 9) mengemukakan pengertian kinerja

sebagai berikut kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam


16

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

Menurut Meldona (2009:37) Menjelaskan bahwa Analisis pekerjaan

adalah menempatkan orang yang tepat pada suatu pekerjaan tertentu sesuai

dengankemampuan, keahlian dan pengalaman dalam melakukan suatu

pekerjaan.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi

kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai

sumber daya manusia persatuan periode waktu tertentu dalam

melaksanakan tugas kerjanya dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya yang diakibatkan oleh kemampuan yang diperoleh dari proses

belajar serta keinginan untuk terus meningkatkan prestasinya, yang akan

dinilai atasan, sehingga karyawan akan terus berusaha untuk meningkatkan

kinerja/prestasinya, dan karyawan akan mendapatkan imbalan yang sesuai

dengan pekerjaan yang dikerjakannya. Dengan adanya peningkatan kinerja

karyawan akan dapat memantu perusahaan mencapai tujuan dan

memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat secara efektif dan

efisien.

Perencanaan strategis SDM dibutuhkan untuk mencapai sasaran

jangka panjang perusahaan.Penerapan perencanaan tersebut membutuhkan

individu sebagai pelaksanaannya yang tertuang dalam struktur

organisasi.Pada struktur organisasi terdapat unit kerja dan jabatan yang


17

memiliki tugaas dan persyaratan tertentu.Persyaratan tertuang dalam

bentuk job description dan job specification.

Kebutuhan individu SDM untuk mengisi suatu Organisasi harus

dapat memenuhi kualitas dan kuantitas kebutuhan organisasi. Aspek

kualitas harus memperhatikan kompetensi individu untuk jabatan tersebut,

sedangkan untuk aspek kuantitas dilihat dari jumlah individu yang akan

mendukung pekerjaan pada suatu unit atau bagian organisasi yang perlu

diperhatikan beban kerjannya

Sebaiknya, sebelum melakukan analisis beban kerja perlu dilakukan

analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan adalah proses mengumpulkan dan

menyajikan informasi tentang suatu pekerjaan tertentu dengan tujuan

mendapatkan gambaran tentang pekerjaan tersebut dan syarat-syarat

pelaksanaannya

Kegiatan inni akan menganalisis aktivitas kerja, konteks pekerjaan,

peralatan kerja, mesin dan alat penunjang lainnya yang digunakan,

bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan, kebutuhan personal untuk

pekerjaan, dan hubungan kerja.


18

Perncanaan SDM

Uraian Rekrutmen dan


pekerjaan Seleksi

Analisis Spesifikasi Pelatihan dan


pekerjaan pekerjaan Pengembangan

Standar Jalur karir Rencana


pretasi sukses

Imbal
Sistem Imbal Jasa
Jasa Berdasar
Prestasi

Penilaian Karya

Gambar II.1.

Keterkaitan Pekerjaan dengan Manajemen Sumber Daya manusia

Sumber : Analisis Beban Kerja Sumber Daya Manusia Perusahaan

Keterkaitan analisis pekerjaan dengan manajemen SDM begitu erat.

Dengan melakukan analisis pekerjaan akan dihasilkan desain pekerjaan

(job design). Langakah selanjutnya adalah melakukan klasifikasi pekerjaan

job classification)lalu analisis struktur organisasi. Untuk melengkapi

perangkat struktur organisasi, lakukan analisis uraian pekerjaan (job

description).
19

Analisis pekerjaan juga dapat membantu bagian manajemen SDM

dalam menentukan prestasi.Dengan diketahuinya beban kerja seorang

karyawan di satu pekerjaan atau jabatannya maka dapat dirumuskan poin –

poin penilaian kinerja sebagai standar prestasi. Semakin tinggi standar

prestasinya, maka pada umumnya akan semakin tinggi pula imbal jasanya.

Untuk pemberian imbal jasa, selain dilihat dri beban kerja dan peniliaian

kinerja, tentunya harus memperhatikan juga spesifikasi

pekerjaannya.Namun pada umumnya, tidak mudah bagi organisasi atau

perusahaan untuk menentukan standar prestasi individu sumber daya

manusia.

Uraian pekerjaan yang baik akan memuat spesifikasi pekerjaan yang

akan memberikan gambaran tentang kualifikasi pemegang jabatan atau

orang yang melakukan pekerjaan. Berdsarkan hasil dari analisis pekerjaan,

maka analisis beban kerja dapat dilakukan. Selain untuk mendapatkan

gambaran jumlah dan spesifikasi SDM yang dibutuhkan, analisis beban

kerja juga bisa memberikan gambaran akan spesifikasi pemegang jabatan

atau pekerjaan.

Sedangkan menurut Panggabean (2004:15) analisis pekerjaan

merupakan suatu proses penyelidikan yang sistematis untuk memahami

tugas-tugas, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk

melaksanakan pekerjaan dalam sebuah organisasi.

Analisis pekerjaan mencakup 3 hal:


20

a. Job Description (diskripsi pekerjaan) adalah informasi mengenai tugas,

kewajiban dan tanggung jawab pekerjaan. Dalam deskripsi pekerjaan

ini sudah dijabarkan tugasnya, tanggungjawabnya serta kewajiban yang

harus dilaksanakan.

b. Job specification (spesifikasi pekerjaan) adalah persyaratan-persyaratan

baik secara umum maupun khusus yangharus dimiliki agar dapat

melaksanakan pekerjaan dengan baik. Persyaratan tersebut antara lain:

1) persyaratan pendidikan, 2) persyaratan kesehatan, 3) surat dari

kepolisian (PNS), 4) keahlian/keterampilan, 5) pengalaman pekerjaan.

c. Standard kinerja, adalah outputatau hasil dari pekerjaan yang sesuai

dengan standard yang ditentukan perusahaan. Standard ini akan

menentukan apakah hasil dari pekerjaan tersebut sesuai dengan standard

yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Menurut Mathis (2002:252) Informasi analisis pekerjaan dapat

dikumpulkan dengan berbagai cara, satu pertimbangannya adalah siapa

yang melakukan analisis pekerjaan itu. Pertimbangan lain adalah metode

yang dipakai. Metode yang umum adalah observasi, wawancara dan

angket.Sering dipilih kombinasi dari berbagai pendekatan itu, bergantung

pada situasi dan organisasi. Setiap metode dibahas sebagai berikikut

a. Observasi

Apabila metode observasi dipilih, seorang manajer, analis pekerjaan,

atau insinyur industri mengamati individu yang melakukan pekerjaan

itu dan mencatat untuk menguraikan tugas dan kewajiban yang


21

dilakukanya.Observasi mungkin bersifat kontinu atau berdasarkan

sampling intermitenPenilaian metode observasi terbatas karena banyak

pekerjaan tidak memiliki kewajiban pekerjaan yang lengkap dan mudah

diamati atau siklus pekerjaan yang lengkap.Jadi, observasi mungkin

lebih berguna untuk pekerjaan yang repetitif dan bersama dengan

metode lainya.Sampling Pekerjaan (work sampling) Sebagai sejenis

observasi, tidak memerlukan perhatian kepada setiap aksi mendetail

sepanjang suatu siklus pekerjaan secara keseluruhan. Catatan

Harian/Log Karyawan Merupakan metode lain yang menuntut

karyawan untuk “mengamati” kinerja mereka sendiri dengan cara

membuat suatu catatan harian/log tentang tugas mereka dengan

memperhatikan berapa sering semua itu dilakukan dan waktu yang

dibutuhkan untuk setiap tugas tersebut. Meskipun pendekatan ini

kadang kala menghasilkan informasi yang berguna bisa jadi

merepotkan bagi karyawan untuk mengkompilasi suatu log yang akurat.

Juga karyawan kadang kala melihat pendekatan ini sebagai membuat

dokumentasi yang tidak perlu yang melenceng dari kinerja pekerjaan

mereka.

b. Wawancara

Metode wawancara untuk mengumpulkan informasi mengharuskan

manajer atau spesialisasi Sumber daya manusia mengunjugi setiap

tempat pekerjaan dan berbicara dengan karyawan yang melakukan

setiap pekerjaan itu.Metode wawancara dapat sangat memakan waktu,


22

khususnya jika pewawancara berbicara dengan dua atau tiga karyawan

yang melakukan setiap pekerjaan.Pekerjaan profesional dan menejerial

seringkali lebih rumit untuk dianalisis dan biasanya memerlukan

wawancara yang lebih lama.Oleh sebab itu, menggabungkan

wawancara dengan satu metode lainnya sangat dianjurkan.

c. Angket/Kuisioner

Angket adalah metode yang luasdipakai untuk mengumpulkan data

tentang pekerjaan. Suatu alat survei dibuat dan diberikan kepada

karyawan dana manajer untuk diisi. Keuntungan utama dari metode

angket adalah informasi atas sejumlah besar pekerjaan dapat

dikumpulkan secara murah dalam waktu secara singkat.

3. Pengujian Keseragaman Data

Secara teoritis apa yang dilakukan dalam pengujian ini adalah

berdasarkan teori-teori statistik tentang peta kontrol yang biasanya

digunakan dalam melakukan pengendalian kualitas di pabrik atau tempat

kerja yang lain. Telah dikemukakan bahwa satu langkah yang dilakukan

sebelum pengukuran adalah merancang suatu sistem kerja yang baik,

yang terdiri dari kondisi kerja dan cara kerja yang baik. Jadi, yang

dihadapi adalah jika suatu sistem yang akan diukur merupakan sistem

yang sudah ada maka sistem ini kemudian di perbaiki. Jika sistemnya

belum ada maka yang dilakukan adalah merancang sesuatu yang baru dan

baik.Terhadap suatu sistem yang baikinilah pengukuran waktu yang

dilakukan dan dari sistem inilah waktu penyelesaian pekerja dicari.Walau


23

selanjutnya pembakuan sistem yang dipandang baik ini telah dilakukan,

seringkali pengukur, sebagaimana juga operator tidak mengetahui

terjadinya perubahan-perubahan pada sistem kerja. Memang perubahan

adalah sesuatu yang wajar walau bagaimanapun juga sistem kerja tidak

dapat tetap dipertahankan terus menerus pada keadaan yang tetap sama.

Keadaan sistem kerja yang selalu berubah dapat diterima, akibatnya

waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem selalu berubah-ubah, namun

juga mesti dalam batas waktu kewajaran. Dengan kata lain harus seragam.

Tugas pengukur adalah mendapatkan data yang seragam ini.Karena

ketidak seragaman dapat datang tanpa disadari maka diperlukan suatu alat

yang dapat mendeteksi hal itu.Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data

merupakan batas seragam tidaknya data. Sekelompok data dikaitkan

seragam bila berada di anatara kedua batas control. Bila diluar batas-batas

itu, yang secara statistika disebut berasal dari sistem sebab yang berbeda,

dinyatakan sebagai data-data yang tak seragam Sutaklaksana(2006:154).

4. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data diperlukan untuk memastikan bahwa yangtelah

dikumpulkan dan disajikan dalam laporan penimbangan tersebut adalah

cukup seacara obyektif. Idealnya pengukuran harus dilakukan dalam

jumlah yang banyak, bahkan sampai jumlah yang tak terhingga agar data

hasil pengukuran layak untuk digunakan. Namun pengukuran dalam

jumlah tak terhingga sulit dilakukan mengingat keterbatasan yang ada

baik dari segi biaya, tenaga, waktu, dan sebagainya.Sebaliknya


24

pengumpulan data dalam jumlah yang sekedarnya juga kurang baik

karena tidak mewakili keadaan yang sebenarnya.Untuk itu, pengujian data

berpedoman pada konsep statistik, yaitu tingkat ketelitian dan keyakinan.

Tingkat ketelitan dan tingkat keyakinan menunjukan besarnya keyakinan

pengukur akan ketelitian data pembacaan beban saat penimbangan dari

mesin tersebut. Pengaruh tingkat ketelitian dan keyakinan adalah bahwa

semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan,

maka semakin banyak pengukuran yang diperlukan.

Tes uji kecukupan data dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut

  1  p 
2
 Z
N'    z
 T .Ketelitian   p 

Dimana:

N’= Jumlah data teoritis

Z = Tingkat keyakinan

T = Tingkat ketelitian

P = % Produktif

Jika N’< N maka Jumlah Pengamatan yang dilakukan dinyatakan cukup

Jika N’ > N maka Jumlah Pengamatan yang dilakukan dinyatakan tidak

cukup.

5. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Perusahaan dalam hal ini akan berbeda –beda dala memandang

faktor-faktor kinerja karyawan, tapi pada dasarnya mereka sama


25

bersandarkan pada teori-teori atau pendapat para ahli, walaupun dari teori

ini ada yang menggunakannya atau sebaliknya. Faktor yang menjadi

sandaran dalam kinerja adalah yang dikemukakan oleh Mangkunegara

(2008: 67) yaitu :

a. Kualitas Kerja Yaitu menunjukkan hasil kerja yang dicapai dari segi

ketepatan, ketelitian dan kerapihan.

b. Kuantitas Kerja Yaitu menunjukkan hasil kerja yang dicapai dari segi

keluaran atau hasil tugas-tugas rutinitas dan kecepatan dalam

menyelesaikan tugas tersebut.

c. Kerjasama Yaitu menyatakan kemampuan karyawan dalam

berpartisipasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan

tugas.

d. Tanggung jawab Yaitu menyatakan seberapa besar karyawan dalam

menerima dan melaksanakan pekerjaannya.

e. Inisiatif.Yakni bersemangat dalam melaksanakan dan menyelesaikan

tugas-tugasnya, serta kemampuannya dalam membuat suatu keputusan

yang baik, tanpa adanya pengarahan terlebih dahulu.

Sedangkan Tingkat informasi kerja seseorang menurut As‟ad dikutip

dari Agustina (2002) dalam Utomo (2006) merupakan ukuran sejauh mana

keberhasilan orang itu dalam melakukan tugas pekerjaanya, menambahkan

dimensiperformansi dibentuk oleh:


26

a. Performance yaitu menyangkut kemampuan untuk promosi karyawan

prestasi dalam menyelasikan tugas-tugasnya terutama dari sisi

kuantitatif dan kualitatif bila dibandingkan dengan rekan kerja.

b. Conformance yaitu merefleksikan bagaimana individu bekerjasama

dengan atasan dan rekan kerja serta kepatuhan terhadap peraturan

perusahaan,

c. Dependability yaitu melihat sejauh mana tingkat kedisiplinan karyawan

terhadap aturan yang ditetapkan dan disetujui oleh karyawan sendiri

secara menyeluruh, misal tentang jam kerja, hari kerja.

d. Personal Adjusment yaitu melihat bagaimana kemampuan dari sisi

emosional untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

6. Metode Work Load Analysis (WLA)

Metode Work Load Analysis (WLA) dilakukan untuk mengetahui

tingkat efisiensi kerja berdasarkan total prosentase beban kerja dari job

yang diberikan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dan dapat

menentukan jumlah karyawan yang sebenarnya untuk dipekerjakan dalam

bagian produksi langkah – langkahnya sebagai berikut :

Dimana beban kerja dapat diperoleh dari :

a. Mengetahui struktur organisasi dan job description tiap jabatan

b. Menentukan aktivitas dan waktu penyelesaian aktivitas tiap posisi

jabatan. Aktivitas-aktivitas tersebut dikelompokkan pada job

descriptionyang dilakukan oleh aktivitas terkait.


27

c. Melakukan pengamatan untuk menghitung besarnya prosentase

produktif dan non produktif.

d. Menentukan jumlah menit pengamatan

e. Penentuan Allowance dan Performance Rating.

f. Perhitungan besarnya beban kerja dengan menggunakan rumus di

bawah ini :

Beban Kerja = ( % Produktif x Performance Rating ) x

( 1 + Allowance ) x Total Menit Pengamatan

Total Menit Pengamatan

g. Penentuan jumlah pegawai yang optimal tiap posisi jabatan, diperoleh

dengan pembulatan keatas dari hasil perhitungan besarnya beban kerja.

h. Melakukan perbandingan jumlah pegawai awal dan jumlah pegawai

rekomendasi.

7. Waktu Kelonggaran

Pada dasarnya karyawan tidak mampu untuk melakukan

perkerjaannya secara terus menerus, karyawan akan memerlukan waktu

khusus untuk keperluan pribadi, istirahat dan alasan – alasan lainnya di

luar kontrolnya. Waktu khusus ini disebut waktu longgar atau allowance.

Sebagaimana di jelaskan di atas bahwa tidak ada karyawan yang

mampu bekerja secara terus menerus, maka pada saat menentukan waktu

standar akan di perhitungkan juga waktu kelonggarannya yang


28

diperlukan oleh karyawan. Dengan demikian waktu standar dapat

ditentukan dengan persamaan.

8. Fungsi kelonggaran

Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi,

menghilangkan rasa fatique, dan hambatan – hambatan yang tidak dapat

terhindarkan. Ketiga hal ini merupakan hal –hal secara nyata dibutuhkan

oleh para pekerja dan yang selama pengukuran tidak teramati, diukur,

dicatat ataupun dihitung.Karenanya sesuai pengukuran dan setelah

mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan Sutalaksana,

(2006:167).

a. Kelonggran untuk kebutuhan pribadi

Termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah, hal – hal seperti

minum sekedarnya, ke kamar kecil, bercakap – cakap dengan temen

sekerja sekedar untuk menghilangkan kejenuhan dalam bekerja.

Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti

ituberbeda – beda dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lainnya,

karena setiap pekerjaan mempunyai karakteristik sendiri – sendiri

dengantuntutan yang berbeda – beda. Penelitian yang khusus perlu

dilakukan untuk menentukan besarnya kelonggran ini secara tepat

seperti dengansampling pekerjaan ataupun secara fisiologis.

Berdasarkan peneletian ternyata besarnya kelonggaran ini bagi pekerja

pria berbeda dengan pekerja wanita misalnya untuk pekerjaan –

pekerjaan ringan pada kondisi – kondisi kerja normal pria


29

memerlukan 2-2,5 dan wanita 5% (presentase ini adalah dari waktu

normal)

b. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique

Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi

baik jumlah maupun kualitas. Karenannya salah satu cara untuk

menentukan kelonggran ini adalah dengan melakukan pengamatan

sepanjang hari kerja dan mencatat saat – saat dimana hasil produksi

menurun. Tetapi masalahnya adalah kesulitan dalam menentukan pada

saat–saat dimana menurunnya hasil produksi disebabkan oleh

timbulnya rasa fatique kerena masih banyak kemungkinan lain yang

dapat menyebabkannya. Jika rasa fatique telah datang dan pekerja

harus bekerja menghasilkan performance normalnya, maka usaha

yang dikeluarkan pekerja lebih besar dari normal dan ini akan

menambah rasa fatique. Bila hal ini berlangsung terus pada akhirnya

akan terjadi fatique total yaitu, jika anggota badan yang bersangkutan

sudah tidak dapat melakukan gerakan kerja sama sekali walaupun

sangat dikehendaki. Hal ini jarang terjadi karena berdasarkan

pengalaman pekerja dapat mengatur kecepatan kerjannya sedemikian

rupa, sehingga lambatnya gerakan – gerakan kerja ditunjukan untuk

menghilangkan rasa fatique ini.

c. Kelonggaran untuk hambatan – hambatan tak terhindarkan

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari

berbagai hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti


30

mengobrol yang berlebihan dan menganggur dengan sengaja ada pula

hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada diluar

kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya, sedangkan bagi

hambatan yang pertama jelas tidak ada pilihan lain selain

menghilangkannya, sedangkan bagi yang terakhir walaupun harus

diusahakan serendah mungkin, hambatan akan tetap ada dan

karenanya harus diperhitungkan dalam perhitungan waktu baku.

9. Penentuan Tingkat Kinerja (Perfomance Rating)

Performance ranting merupakan aktifitas untuk menilai dan

mengevaluasi kecepatan operator untuk menyelesaikan produknya.

Maksud dan tujuan melakukan performance rating adalah agar

waktu kerja lebih tepatnya kondisi kerja yang diamati waktunya dapat

dibawa ke kondisi normal. Ke tidak normalan dari kerja yang diakibatkan

oleh operator yang bekerja secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo

atau kecepatan yang tidak semestinya, suatu saat dirasakan terlalu cepat

dan disaat lain terlalu lambat.

Rating adalah suatu persoalan penilaian yang merupakan bagian dari

aktivitas pengukuran suatu persoalan penilaian yang merupakan bagian

dari aktivitas pengukuran kerja guna menetapkan waktu standar

penyelesaian kerja .Dalam proses rating tidak bisa tidak faktor penilaian

terhadapa tempo kerja operator akan cenderung bersifat subjektif atau

tergantung pada kepekaan rater terhadap konsep kerja yang dikatakan

normal tersebut.
31

Performance rating pada dasarnya perlu diaplikasikan untuk

menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan atau

pengukuran akibat tempo atau kecepatan kerja operator yang berubah-ubah

(tidak konstan). Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil

pengamatan (waktu).

B. Kerangka Berfikir

Kurangnya tenaga
kerja di bagian
Production, dan
banyaknya tenaga
kerja di bagian
prosessing. Analisiskebutuhan
dan beban tenaga
kerja yang optimal
Beban kerja karyawan
yang lebih besar di
bagian Production, Metode Work
dan beban kerja yang Load Anisisis
belum maksimal di
bagian prosessing.

Kurangnya tenaga kerja dalam suatu bagian merupakan akar

permasalahan yang dihadapi oleh PT. Primier Doughnut Indonesia, hal ini

menyebabkan beberapa karyawan harus menjalani beberapa rangkap

pekerjaan dan beban kerja karyawan menjadi lebih besar. Oleh karena itu

kebutuhan akan tenaga kerja meningkat seiring dengan permintaan

bertambahnya produksi.Dengan cara menggunkan metode Work Load

Analysis ini agar dapat membantu PT. Primier Doughnut Indonesia


32

menentukan jumalah tenaga kerja yang optimal dan mengurangi beban

kerja karyawan sebelumnya

C. Penelitian Yang Relevan

Raisa Putri, Sugiono, dan Remba Yanuar” Analisis beban kerja dengan

Metode Worak Load Analysis sebagai bahan pemberian insentif pekerja

(Studi kasus dibidang PPIP) PT Barata Indonesia (Persero) adalah usaha yang

bergerak di bidang engineering procurement andconstruction, manufacturing,

dan pengecoran. Salah satu bidang yang terdapat pada PT Barata Indonesia

(Persero) adalah Produksi Peralatan Industri Proses (PPIP). Berdasarkan hasil

observasi awal, terdapatperbedaan nilai persentase produktif yang cukup

jauhantara operator welder 3, welder 5, dan fit up 2

dengan operator cutting yaitu sebesar 31%. Hal ini terjadi karena

jumlahaktivitas dan metode kerja yangdikerjakan oleh para operator tersebut

berbeda.Selain itu, bidang PPIP juga belum pernah melakukan

perhitungan beban kerja, sehingga perlu dilakukan perhitungan beban kerja

untuk mengetahui seberapabesar beban kerja operator mesin bidang

PPIP.Perhitungan beban kerja dengan metode WLA diawali

dengan menghitung besarnya persentase produktifitas dengan

menggunakanmetode Work Sampling.Selanjutnya dilakukan penentuan

besarnya nilai Performance Rating dengan Metode Westinghouse serta

nilai Allowance dengan Tabel Industrial Labour Organization (ILO)

Allowance. Selanjutnya menganalisisbeberapa penyebab tingginya beban

kerja dengan menggunakan diagram sebab akibat (cause effect


33

diagram). Besarnya beban kerja yang diterima oleh pekerja digunakan

untukmenentukan jumlah pekerjaserta besarnya insentif yang diberikan

kapada para pekerja yang memiliki beban kerja lebih dari batas

maksimum yaitu sebesar 100%. Hasil perhitungan beban kerja diperoleh

bahwa beban kerja yang diterimaoleh 6 orang operator tergolong beban kerja

tinggi karena diatas 100%, sedangkan 9 orang lainnya

memiliki beban kerja dibawah 100%. Usulan rekomendasi perbaikan

yangdiberikan terkait dengan kondisibeban kerja yang tinggi adalah tidak

menambah jumlah pekerja tetapi memberikan insentif bagi pekerja

yang menerima beban kerja diatas 100%.

Singgih, L. Moses, “Analisa Beban Kerja Karyawan Pada Departemen

Umum dan Logistik dengan MetodeWorak Load Analysis di perusahaan

Percetakan”, Tugas Akhir, Tekhnik Industri ITS, Surabaya. alah satu

permasalahan pada P.T. Xadalah efisiensi sumber daya manusia dalam tiap

departemen. Menurut pihak manajemen pengalokasian sumber daya manusia

pada departemen Umum dan Logistik kurang efisien. Pada penelitian ini, data

yang diambil dari lembar pengamatan dengan kuisioner yang berisikan

tentang aktivitas-aktivitas kerja karyawannya yaitu waktu penyelesaian

pekerjaan tersebut yang akan disesuaikan dengan job description pekerjaan

pada tiap-tiap posisi. Dengan demikian akan diperoleh waktu penyelesaian

suatu pekerjaan, dantotal waktu penyelesaian menurut job description dari

masing-masing karyawan pada posisi yang sama akan dijumlahkan sehingga

diperoleh total waktu aktual dari posisi tersebut. Dari total waktu tersebut
34

akan

ditambahkan dengan waktu longgar (allowance) yang ditetapkan pada tiap

posisi, setelah itu dibagi dengantotal waktu yang tersedia/ waktu standar kerja

yaitu 8 jam kerja per hari, maka akan diperoleh work load

masing-masing posisi. Dari work load yang telah didapat tersebut, akan dapat

diketahui jumlah karyawan yangoptimal dalam suatu posisi. Hasil dari

penelitian ini adalah jumlah karyawan dari 18 orang setelah

dilakukanpenelitian maka diperoleh jumlah karyawan yang seharusnya adalah 21

orang.

Yanti Helianti. Jurnal – ISSN: 2338-5081 Institut Teknologi Nasional

No.04 Vol.01 April 2014. Analisis Kebutuhan Jumlah Pegawai Berdasarkan

Analisis Beban Kerja Itenas. Tugas Akhir. Hasil studi ini memberikan

gambaran kepada pihak manajemen Itenas dalam melakukan perencanaan

sumber daya manusia untuk periode yang akan datang, serta analisis lebih

lanjut terkait pembebanan pekerjaan pada setiap unit kerja.

Agripa Toar Sitepu Jurnal ISSN – 2303-1174 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Jurusan ManajemenUniversitas Sam Ratulangi Manado. Beban kerja

dan motivasi pengaruhnya terhadap kinerja karyawan padapt. Bank tabungan

negara tbk cabang manado. Tugas Akhir. Perusahaan harus meningkatkan

motivasi kerja setiap karyawannya. Perusahaan dapat mempertimbangkan

untuk melakukan penambahan jumlah karyawan agar pembagian volume dan

waktu kerja dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien, serta perlu

diberikan tambahan pelatihan.


BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Primier Doughnut Indonesia

yang beralamatkan. Taman Tekno BSD City Blok F No. FH jl. Puspitek

Serpong Tanggerang Selatan. Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti

kebutuhan tenaga kerja yang ada di PT. Primier Doughnut Indonesia

khususnya pada bagian Production dan Prosessing.

2. Waktu Penelitian

Metodologi penelitian diawali dengan melakukan penelitian

pendahuluan selama dua bulan dengan tujuan mendapatkan informasi

mengenai kondisi beban kerja karyawan pada bagian Production dan

Prosessing di PT. Primier Doughnut Indonesia. Waktu mulai dari awal

bulan Maret sampai akhir bulan April (40 hari kerja). Tahapan kegiatan

yang dilalui dimulai dari pengumpulan data pada saat penyusunan Tugas

Akhir selama satu minggu atau lima hari kerja, dimulai dari pukul 22.00 –

07.00 (Sembilan jam kerja dalam satu hari).

35
36

Tabel III
Jadwal Proses Penelitian

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif yang menggunakan data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

data primer dan data sekunder. Informasi dari penelitian ini yaitu 1 orang di

bagian production dan 3 orang di bagian Prosessing pada PT. Primier

Doughnut Indonesia. Dengan mewawancarai dan melakukan observasi

terhadap kerja operator Production dan operator prosessing

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Metode Observasi

Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi dengan

cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, dalam


37

hal ini penulis melakukan pengamatan terhadap aktivitas kerja karyawan

PT. Primier Doughnut Indonesia pada bagian Production dan prosessing.

2. Metode Wawancara

Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan cara melakukan

tanya jawab kepada karyawan di bagian Production dan Prosessing pada

PT. Primier Doughnut Indonesia yang diharapkan mampu memberikan

jawaban sebagai informasi yang dibutuhkan.

3. Kajian Pustaka

Kajian Pustaka, yaitu peneliti mencari referensi-referensi yang

terkait dengan tenaga kerja, sumber-sumber seperti buku-buku literatur

melalui studi pustaka dan situs internet yang berkaitan dan mendukung

penelitian ini.

D. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah uji

keseragaman data, uji kecukupan data, performance rating, allowance, dan

Work Load Analisys diantara lain :

1. Pengolahan data

Pada tahap ini maka data-data yang telah dikumpulkan akan diolah.

Setelah data diperoleh maka langkah selanjutnya pengolahan datanya

sebagai berikut :

a. Menentukan uji keseragaman dan uji kecukupan data apakah data

tersebut seragam dan cukup untuk dilakukan penelitian.


38

b. Menentukan performance rating pada operator Production dan

Prosessing

c. Menentukan Allowance pada Operator Production dan Prosessing

d. Mengetahui beban tenaga kerja dan menentukan jumlah tenaga kerja

yang optimal pada bagian Production dan Prosessing.

2. Analsis Data

Tahapan selanjutnya setelah dilakukan pengumpulan data dan

pengolahan data adalah menganalisis dari hasil pengolahan data tersebut

dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Menganalisis beban kerja operator Production dan Prosessing dengan

metode Work Load Analisys.

b. Analisis usulan penambahan karyawan dan pengurangan karyawan.


39

E. Flow chart Penelitian

Mulai

Studi Pustaka Studi Lapangan

Permasalahan

1. Beban kerja karyawan di PT. Primier Doughnut Indonesia di bagian Production


yang sangat besar
2. Jumlah karyawan yang kurang optimal pada PT. Primier Doughnut Indonesia di
bagian Production
3. Beban kerja karyawan pada PT. Primier Doughnut Indonesia di bagian prosessing
1 (Filling), prosessing 2 (Inching) dan Prosessing 3 (Topping) yang kurang
maksimal
4. Jumlah karyawan yang kurang optimal pada PT. Primier Doughnut Doughnut
Indonesia bagian prosessing

Pengumpulan Data
1. Data kegiatan Produktif, performance
rating, Allowance, waktu produksi
2. Waktu pengamatan

Tidak

Uji Keseragaman
dan Uji Kecukupan
data
Ya

Pengolahan Data

1. Data Kegiatan Produktif, performance


rating, Allowance
2. Metode Work Load Analisys

Melalukan Analisis

Analisis Beban kerja Karyawan Dan Analisis Usulan


Penambahan Karyawan dan pengurangan karyawan.

Kesimpulan

Selesai
BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Sejarah/Profil Perusahaan

Meskipun Krispy Kreme dianggap sebagai lembaga North Carolina,

asal - usulnya dalam Louisiana dan Kentucky. Pendiri Krispy Kreme, Vernon

Randolph, bekerja dirumahnya toko paman di Paducah, Kentucky, ketika

paman membeli resep rahasia untuk membuat donat dari seseorang di Lake

Charles, lousiana. Setelah bekerja untuk pamannya, Vernon mengambil resep

ke Nasville, Tennessee, untuk menjadi bagian dari opersai. Setelah relatif

waktu singkat, Veron menjual bunga di toko Nasville dan membuka pertama

Krispy Kreme operasi di Winston-Salem, North Carolina, pada tahun 1937.

Awalnya perusahaan menjual donat nya ke toko lokal. Namun Veron cepat

menyadari bahwa pasar langsung ada dan mulai menjual donat mengkilap

panas untuk pelanggan datang ke lokasi Winston-salem. Sebagai hasil dari

keberhasilannya di North Carolina, Krispy Kreme mulai memperluas seluruh

tenggara. Dengan perluasan pada tahun 1950, proses pembuatan donat

berubah ke proses sepenuhnya mekanik dengan pengenalan otomatis adonan

cutter. Sebuah perusahaan lebih lanjut diperkenalkan pada tahun 1962 ketika

proses ekstrusi menggantikan pemotongan.

Pada tahun 1976, Krispy kream menjadi anak perusahaan yang

sepenuhnya dimiliki oleh Beatrice Foods. Namun pada tahun 1982,

sekelompok franchise puas dengan Krispy Kreme menjadi bagian besar

organisasi membeli bisnis kembali dari Beatrice. Krispy Kreme

40
41

menghabiskan sisa tahun1980-an memperluas dan memperkuat posisinya di

tenggara Amerika Serikat.

Sebagai pasar saham melonjak di akhir 1990-an, ide go public tertarik dengan

manajemen Krispy Kreme. Pada tahun 2000, Krispy Kreme sangat

berhasil dalam meningkatkan signifikan modal dengan penawaran umum

perdana. Pada awalnya saham yang diperdagangkan si NASDAQ

menggunakan simbol ticker kreme. Sejak 17 Mei 2001, Krispy Kreme telah

tercatat di Bursa Efek New York dibawah simbol saat ini, Krispy Kreme. Go

Public, Krispy Kreme pergi melalui periode ekspansi yang cepat dari dalam

Negeri ini, untuk beberapa derajat, secara Internasioanl. Harga saham

meningkat empat kali lipat dan peluang muncul untuk membuktikan tak ada

habisnya. Gula-Glazed panas donat Krispy Kreme memiliki mistik yang

terkait dengan itu. Krispy Kreme menjadi merk panas. Insvestor mengejar

ekskluksif hak waralaba untuk membuka toko di berbgai Negara. Sebuah

waralaba memproduksi berkualitas tinggi selatan gaya donat baru dipegang

dalam oven diamati adalah konsep yang dihasilkan minat yang besar.

Peluang untuk merk ini panas tampak tak ada habisnya. Krispy Kreme

membuka toko pertamanya di Kanada pada tahun 2001. Pada tahun 2004

Krispy Kreme juga toko yang beroperasi di Australia dan Korea Selatan.

Di Indonesia, hak waralabanya krispy kreme dipegang oleh Mitra Adi

Perkasa dan pertama kali dibuka pada tahun 2006 di Pondok Indah Mall.

Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI) didirikan tanggal 23 Januari 1995 dan mulai

beroperasi secara komersial pada tahun 1995. Kantor pusat MAPI terletak di
42

Sahid Sudirman Center lt. 29 Jl. Jend. Sudirman kav. 86 Jakarta 10220.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mitra Adiperkasa Tbk

(29/05/2015) adalah PT Satya Mulia Gema Gemilang (56,00%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

MAPI meliputi perdagangan, jasa, manufaktur, transportasi, pertanian,

kehutanan, perkebunan, perikanan, peternakan dan pertambangan. Kegiatan

utama MAPI adalah bergerak di bidang perdagangan eceran, pakaian, sepatu,

asesoris, tas dan peralatan olahraga di lebih dari 1.800 toko/outlet yang

berlokasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Makassar, Batam,

Manado dan kota-kota lainnya di Indonesia. Ijin distribusi merek (toko) yang

dimiliki oleh MAPI, diantaranya: The Athlete’s Foot (toko eceran), Adidas,

Nine West, Wilson, Speedo, Kipling, Bandai, Oshkosh B’Gosh, H2O, Next,

Airwalk, Rockport, Nautica, Lacoste, Barbie, Diadora, Wallis, Miss Selfridge,

Dorothy Perkins, Topman, Topshop, US Kids Golf, Converse, Walt Disney

dan Pandora. Adapun ijin distribusi merek (toko) yang dimiliki MAPI

melalui anak usaha, antara lain: penjualan retail (Marks & Spencer, Zara,

Zara Home, Massimo Dutti, Pull & Bear, Carter’s OshKosh B’gosh, Blanco,

Camper, Linea, Payless Shoesource, Stradivarius, Bershka, Spanx, Alpure

H2O, Crabtree & Evelyn, Brooks Brothers, Sephora, Penshoppe, Gildan,

Camaieu dan Cotton On), departemen store (Sogo, Lotus, Debenhams, Seibu,

Alun-alun Indonesia, Galeries Lafayette dan Foodhall), kafe dan restoran

(Chatter Box, Starbucks, Pizza Marzano, Burger King, Cold Stone Creamery,
43

Krispy Kreme, Paul Bakery & Resto dan Genki Sushi), toko buku

(Kinokuniya Book Store) dan lain-lain (Sunter Mall).

PT. Primier Doughnut Indonesia merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang makan (donat) dengan motto “kualitas kami

utamakan”. Commissary berdiri pertama kali di Pondok Indah Mall, sekitar

tahun 2010 commissary pindah ke Pejatan dan tahun 2016 ini pindah ke

Taman Tekno BSD City Blok F No. FH jl. Puspitek Serpong Tanggerang

Selatan.

PT. Primier Doughnut Indonesia mempunyai nama brand yaitu Krispy

Kreme memiliki 24 karyawan yang bertempat di commissary. Commissary

yaitu tempat proses produksi pembuatan donat. Krispy Kreme mempunyai

beberapa store yang berada di wilayah Jakarta, seperti Bandara Soekarno

Hatta terminal 1A,1B,1C,2F, Terminal 3, Aeon Mall, Lippo Mall, Pondok

Indah Mall, Teroggong, Bellagio, Mid Plaza, Plaza Senayan, Senayan City,

Grand Indonesia, Klapa Gading Mall. Krispy Kreme tidak hanya menjual

donat saja ada baked, coffe, millo, frestea dan setiap bulannya Krispy Kreme

mengadakan promo telkomsel beli 6 pcs donat gratis 6 pcs donat assorted,

agar menarik customer untuk mengenal produk donat krispy kreme.

1. Misi dan Visi

Filosofi perusaan saat ini diarahkan untuk terus membuat donat

Krispy Kreme inti dari bisnis untuk mengembangkan bisnis yang

Internasioanal. Hal segar dipanaskan dengan khas rasa.


44

B. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

Data Primer, Yaitu melakukan studi lapangan untuk mendapatkan

data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dimana aktivitas yang

dilakukan adalah: Mengindentifikasi karyawan produksi Menentukan Waktu

Pengamatan, Data sekunder, yaitu data yang berisikan informasi dan teori-

teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Data sekunder merupakan

data yang diperoleh dari dokumen - dokumen dan laporan - laporan tertulis

perusahaan, literature - literatur yang ada di perusahaan dan bagian bahan -

bahan atau tulisan - tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang

akan diteliti.
45

Tabel IV.1
Frekuensi Pengamatan Operator Production

Sumber : Pengumpulan Data

Dari tabel pengamatan di atas data tersebut di ambil memalaui

pengamatan secara langsung kerja seorang karyawan di bagian production,

yang dilakukan selama 40 hari kerja di jam (shif malam) dari jam 22.00 –

07.00 (9 jam kerja) di PT. Primier Doughnut Indonesia. Dari tabel di atas

diketahui bahwa presentase produktivitas rata – rata bagian Production

sebesar 82.40%.
46

Tabel IV.2

Frekuensi Pengamatan Operator prosessing 1 (Filling)

Sumber : Pengumpulan Data

Dari tabel pengamatan di atas data tersebut di ambil memalaui

pengamatan secara langsung kerja seorang karyawan di bagian prosessing 1

(filling), yang dilakukan selama 40 hari kerja di jam (shif malam) dari jam
47

22.00 – 07.00 ( 9 jam kerja ) di PT. Primier Doughnut Indonesia. Dari tabel di

atas diketahui bahwa presentase produktivitas rata – rata bagian filling

sebesar 65.65%.

Tabel IV.3
Frekuensi Pengamatan Operator prosessing 2 (Inching)

Sumber : Pengumpulan Data

Dari tabel pengamatan di atas data tersebut di ambil memalaui

pengamatan secara langsung kerja seorang karyawan di bagian prosessing 2

(Inching), yang dilakukan selama 40 hari kerja di jam (shif malam) dari jam
48

22.00 – 07.00 (9 jam kerja) di PT. Primier Doughnut Indonesia. Dari tabel di

atas diketahui bahwa presentase produktivitas rata – rata bagian Inching

sebesar 40.16%.

Tabel IV.4
Frekuensi Pengamatan Operator prosessing 3 (Topping)

Sumber : Pengumpulan Data

Dari tabel pengamatan di atas data tersebut di ambil memalaui

pengamatan secara langsung kerja seorang karyawan di bagian prosessing 3


49

(Topping), yang dilakukan selama 40 hari kerja di jam (shif malam) dari jam

22.00 – 07.00 (9 jam kerja) di PT. Primier Doughnut Indonesia. Dari tabel di

atas diketahui bahwa presentase produktivitas rata – rata bagian Topping

sebesar 34.69%.

Tabel IV.5
Perfomance Rating berdasarkan Schumard

Jabatan Penilaian kinerja Karyawan/60


NO Penyesuaian
Struktual (Kecepatan kerja normal Karyawan)
1 Production 76/60 1.26
2 Filling 67/60 1.11
3 Inching 65/60 1.08
4 Topping 65/60 1.08
Sumber : Pengumpulan Data

Dari tabel penyesuaian berdasarkan Schumard diatas dapat diketahui

cara menentukan nilai penyesuaiannya dengan cara skor penilaian kinerja

karyawan/ 60 (kecepatan kerja normal karyawan), nilai ini digunakan sebagai

patokan untuk memberikan penyesuaian bagi performance kerja lainnya.

Dengan mengalikan waktu yang digunakan tersebut dengan nilai penyesuaian

maka akan diperoleh waktu yang diperkirakan digunakan orang normal untuk

menyelesaikan suatu aktivitas tertentu. Untuk penilaian kinerja karyawan

dapat dilihat dilampiran.

Tabel IV.6
Allowance berdasarkan faktor – faktor yang berpengaruh

Sumber : Pengumpulan Data


50

Penentuan Allowance (Kelonggaran) dapat dilakukan dengan

menjumlahkan faktor-faktor luar yang mempunyai besarnya

kelonggaran seseorang dalam melakukan pekerjaan dan nilai setiap faktor

dapat disesuaikan dengan tabel kelonggaran, meliputi : Tenaga yang

dikeluarkan, Sikap kerja, Gerakan kerja, Kelelahan mata, Keadaan temperatur

Tempat kerja, Keadaan Atmosfer, Keadaan lingkungan yang baik, dan

Kebutuhan pribadi. Untuk tabel penyesuaian Allowance dapat dilihat di

lampiran. Diketahuinya kelonggaran ini akan dapat menentukan waktu baku.

C. Pengolahan Data

1. Operator Production

a. Uji keseragaman data

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

didapat telah seragam dan tidak melebihi dari batas kontrol atas

(BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) yang telah ditentukan..Bila

dari keseragaman data terdapat data yang tidak seragam maka data

tersebut dibuang.

Uji keseragaman data dan kecukupan data dilakukan dengan

menggunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan 95%

perhitungannya adalah sebagai berikut

Dimana : P = % Produktif 82.40

Tingkat kepercayaan = 95% maka z = 1.96

Tingkat ketelitian = 5%

n = jumlah kegiatan 48
51

Xbar Chart of production


95
UCL=94.33

90

Sample Mean
85
_
_
X=82.40

80

75

70 LCL=70.46

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
Sample

Gambar IV.1
uji keseragaman data production

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software minitab

16 dari gambar di atas uji keseragaman data yang dilakukan pada

bagian production, seluruh sampel data berada range antara 70.46

(LCL atau batas kelas bawah) sampai 94.33 (UCL atau batas kelas

atas) dengan rata – rata 82.40. sehingga dapat disimpulkan data yang

diperoleh masih dalam batas kewajaran dengan kata lain data seragam.

Maka data telah memenuhi syarat keseragaman data.

b. Uji kecukupan data

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya

pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling pekerjaan. Untuk

mendapatkan jumlah sampel pengamatan yang harus dilaksanakan

dapat dicari berdasarkan rumus

  1  p 
2
 Z
N'     
 T .Ketelitian   p 
52

Dimana penentuan kecukupan data, yaitu sebagai berikut :

Jika N ’ < N maka Jumlah Pengamatan yang dilakukan dinyatakan

cukup

Jika N’ > N maka Jumlah Pengamatan yang dilakukan dinyatakan

tidak cukup.

 1.96   1  0.82 
2

    337.31
 0.05   0.82 

Kesimpulan :

Data dari perhitungan diatas nilai N’< N, artinya 337.31 < 1920

jadi dapat disimpulkan bahwa data sudah cukup dan tidak perlu

melakukan pengamatan lagi

c. Perhitungan beban kerja

Setelah diketahui presentase produktif, Performance Rating,

Allowance dan total menit pengamatan maka dapat dihitung beban

kerja untuk operator Production dengan menggunakan rumus berikut

ini :

Rumus beban kerja

Beban Kerja = ( % Produktif x Performance Rating ) x

( 1 + Allowance ) x Total Menit Pengamatan

Total Menit Pengamatan


53

Keterangan :

% Produktif = 82.40

Performance Rating = (1+0.26) 1.26

Total Menit Pengamatan = 9 jam*60 menit*40 hari = 21600

menit

Allowance = (1+0.31) 1.33

82.40 x 1.26 x 21600 x 1.33 = 138.09 %

21600

Kesimpulan :

Dari hasil perhitungan beban kerja operator Production sebesar

138,09% sangat besar artinya harus ada penambahan operator.

d. Perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu baku

Tabel IV.7
Elemen Aktivitas Production

Waktu
No Posisi jabatan Elemen pekerjaan
(Menit)
Persediaan material 10
Percampuran bahan 8
mixing 15
cutting 12
1 Production
Proses pengembangan 20
Proses penggorengan 5
Proses pendinginan 10
inspeksi 10
Total Waktu 90
Sumber : Pengumpulan Data
54

Dari tabel diatas di dapat waktu siklus dari hasil pengamatan

operator Production dengan menggunakan stop-watch yaitu 90

menit.

Sedangkan rumus untuk menentukan waktu normal yaitu :

Waktu normal = waktu siklus x penyesuaian

= 90 x1.26

= 113.4 menit

Jadi waktu normal bagian Production sebesar 113.4 menit

Untuk menentukan waktu baku dengan rumus yaitu :

Waktu baku = waktu normal x kelonggaran

= 113.4 x 1.33

= 150.82 menit

Jadi waktu baku bagian Production sebesar 150.82 menit

2. Prosessing 1 (Filling)

a. Uji keseragaman data

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

didapat telah seragam dan tidak melebihi dari batas kontrol atas

(BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) yang telah ditentukan..Bila


55

dari keseragaman data terdapat data yang tidak seragam maka data

tersebut dibuang.

Uji keseragaman data dan kecukupan data dilakukan dengan

menggunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan 95%

perhitungannya adalah sebagai berikut

Dimana : P = % Produktif 65.65

Tingkat kepercayaan = 95% maka z = 1.96

Tingkat ketelitian = 5%

n = jumlah kegiatan 48

Xbar Chart of filling

80 UCL=80.01

75

70
Sample Mean

_
_
65 X=65.65

60

55

LCL=51.28
50
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
Sample

Gambar IV.2
uji keseragaman data filling

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software minitab

16 dari gambar di atas uji keseragaman data yang dilakukan pada

bagian filling, seluruh sampel data berada range antara 51.28 (LCL

atau batas kelas bawah) sampai 80.01 (UCL atau batas kelas atas)
56

dengan rata – rata 65.65. sehingga dapat disimpulkan data yang

diperoleh masih dalam batas kewajaran dengan kata lain data seragam.

Maka data telah memenuhi syarat keseragaman data.

b. Uji kecukupan data

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya

pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling pekerjaan. Untuk

mendapatkan jumlah sampel pengamatan yang harus dilaksanakan

dapat dicari berdasarkan rumus

  1  p 
2
 Z
N'    
 T .Ketelitian   p 

 1  0.66 
2
 1.96 
     791.6
 0.05   0.66 

Kesimpulan :

Data dari perhitungan diatas nilai N’< N, artinya 791.6 < 1920 jadi

dapat disimpulkan bahwa data sudah cukup dan tidak perlu melakukan

pengamatan lagi

c. Perhitungan beban kerja

Setelah diketahui presentase produktif, Performance Rating,

Allowance dan total menit pengamatan maka dapat dihitung beban

kerja untuk operator Filling dengan menggunakan rumus berikut ini :

Rumus beban kerja


57

Beban Kerja = ( % Produktif x Performance Rating ) x

( 1 + Allowance ) x Total Menit Pengamatan

Total Menit Pengamatan

Keterangan :

% Produktif = 65.65

Performance Rating = (1+0.11) 1.11

Total Menit Pengamatan = 9 jam*60 menit*40 hari = 21600

menit

Allowance = (1+0.14) 1.14

65.65 x 1.11 x 21600 x 1.14 = 83.52%

21600

Kesimpulan :

Dari hasil perhitungan beban kerja operator Prosessing 1

(Filling) sebesar 83.52% suadah maksimal artinya tidak ada

penambahan operator.
58

d. Perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu baku

Tabel IV.8
Elemen Aktivitas Filling

Waktu
No Posisi jabatan Elemen pekerjaan
(Menit)
Persediaan material 8
prosessing 1 Persiapan Alat 5
1
(Filling) Proses Filling 4
Inspeksi 4
Total Waktu 21
Sumber : pengumpulan data

Dari tabel diatas di dapat waktu siklus dari hasil pengamatan

operator Filling dengan menggunakan stop-watch yaitu 21 menit.

Sedangkan rumus untuk menentukan waktu normal yaitu :

Waktu normal = waktu siklus x penyesuaian

= 21 x1.11

= 23.21 menit

Jadi waktu normal bagian Filling sebesar 23.21 menit

Untuk menentukan waktu baku dengan rumus yaitu :

Waktu baku = waktu normal x kelonggaran

= 23.21 x 1.14

= 26.57 menit

Jadi waktu baku bagian Filling sebesar 26.57 menit


59

3. Prosessing 2 (Inching)

a. Uji keseragaman data

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

didapat telah seragam dan tidak melebihi dari batas kontrol atas

(BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) yang telah ditentukan..Bila

dari keseragaman data terdapat data yang tidak seragam maka data

tersebut dibuang.

Uji keseragaman data dan kecukupan data dilakukan dengan

menggunakan tingkat ketelitian 10% dan tingkat kepercayaan 90%

perhitungannya adalah sebagai berikut

Dimana : P = % Produktif 40.16 %

Tingkat kepercayaan = 95% maka z = 1.64

Tingkat ketelitian = 10%

n = jumlah kegiatan 48

Xbar Chart of inching

50 UCL=50.10

45
Sample Mean

_
_
40 X=40.16

35

30 LCL=30.22

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
Sample

Gambar IV.3
uji keseragaman data inching
60

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software minitab

16 dari gambar di atas uji keseragaman data yang dilakukan pada

bagian inching, seluruh sampel data berada range antara 30.22 (LCL

atau batas kelas bawah) sampai 50.10 (UCL atau batas kelas atas)

dengan rata – rata 40.16. sehingga dapat disimpulkan data yang

diperoleh masih dalam batas kewajaran dengan kata lain data seragam.

Maka data telah memenuhi syarat keseragaman data.

b. Uji kecukupan data

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya

pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling pekerjaan. Untuk

mendapatkan jumlah sampel pengamatan yang harus dilaksanakan

dapat dicari berdasarkan rumus

  1  p 
2
 Z
N'    
 T .Ketelitian   p 

 1.64   1  0.40 
2

    403
 0.1   0.40 

Kesimpulan :

Data dari perhitungan diatas nilai N’< N, artinya 403 < 1920 jadi

dapat disimpulkan bahwa data sudah cukup dan tidak perlu melakukan

pengamatan lagi.
61

c. perhitungan beban kerja

Setelah diketahui presentase produktif, Performance Rating,

Allowance dan total menit pengamatan maka dapat dihitung beban

kerja untuk operator Inching dengan menggunakan rumus berikut ini :

Rumus beban kerja

Beban Kerja = ( % Produktif x Performance Rating ) x

( 1 + Allowance ) x Total Menit Pengamatan

Total Menit Pengamatan

Keterangan :

% Produktif = 40.16

Performance Rating = (1+0.08) 1.08

Total Menit Pengamatan = 9 jam*60 menit*40 hari = 21600

menit

Allowance = (1+0.10) 1.10

40.16 x 1.08 x 21600 x 1.10 = 47.52%

21600

Kesimpulan :

Dari hasil perhitungan beban kerja operator Prosessing 2

(Inching) sebesar 47.52% maih belum maksimal artinya masih bisa di

gabung ke proses yang lain.


62

d. Perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu baku

Tabel IV.9
Elemen Aktivitas Inching

Waktu
No Posisi jabatan Elemen pekerjaan
(Menit)
Persediaan material 5
prosessing 2 Persiapan Alat 3
2
(Inching) Proses Inching 2
Inspeksi 2
Total Waktu 12
Sumber : pengumpulan data

Dari tabel diatas di dapat waktu siklus dari hasil pengamatan operator

Inching dengan menggunakan stop-watch yaitu 12 menit.

Sedangkan rumus untuk menentukan waktu normal yaitu :

Waktu normal = waktu siklus x penyesuaian

= 12 x1.08

= 12.96 menit

Jadi waktu normal bagian Inching sebesar 12.96 menit

Untuk menentukan waktu baku dengan rumus yaitu :

Waktu baku = waktu normal x kelonggaran

= 12.96 x 1.10

= 14.25 menit

Jadi waktu baku bagian Inching sebesar 14.25 menit


63

4. Prosessing 3 (Topping)

a. Uji keseragaman data

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

didapat telah seragam dan tidak melebihi dari batas kontrol atas

(BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) yang telah ditentukan..Bila

dari keseragaman data terdapat data yang tidak seragam maka data

tersebut dibuang.

Uji keseragaman data dan kecukupan data dilakukan dengan

menggunakan tingkat ketelitian 10% dan tingkat kepercayaan 90%

perhitungannya adalah sebagai berikut

Dimana : P = % Produktif 34.69 %

Tingkat kepercayaan = 95% maka z = 1.64

Tingkat ketelitian = 10%

n = jumlah kegiatan 48

Xbar Chart of topping

45 UCL=45.48

40
Sample Mean

_
_
35 X=34.69

30

25
LCL=23.89

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
Sample

Gambar IV.4
uji keseragaman data topping
64

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software minitab

16 dari gambar di atas uji keseragaman data yang dilakukan pada

bagian topping, seluruh sampel data berada range antara 23.89 (LCL

atau batas kelas bawah) sampai 45.48 (UCL atau batas kelas atas)

dengan rata – rata 34.69. sehingga dapat disimpulkan data yang

diperoleh masih dalam batas kewajaran dengan kata lain data seragam.

Maka data telah memenuhi syarat keseragaman data.

b. Uji kecukupan data

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya

pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling pekerjaan. Untuk

mendapatkan jumlah sampel pengamatan yang harus dilaksanakan

dapat dicari berdasarkan rumus

  1  p 
2
 Z
N'    
 T .Ketelitian   p 

 1.64   1  0.35 
2

    506.4
 0.1   0.35 

Kesimpulan :

Data dari perhitungan diatas nilai N’< N, artinya 506.4 < 1920 jadi

dapat disimpulkan bahwa data sudah cukup dan tidak perlu melakukan

pengamatan lagi.
65

c. Perhitungan beban kerja

Setelah diketahui presentase produktif, Performance Rating,

Allowance dan total menit pengamatan maka dapat dihitung beban

kerja untuk operator Topping dengan menggunakan rumus berikut ini:

Rumus beban kerja

Beban Kerja = ( % Produktif x Performance Rating ) x

( 1 + Allowance ) x Total Menit Pengamatan

Total Menit Pengamatan

Keterangan :

% Produktif = 34.69

Performance Rating = (1+0.08) 1.08

Total Menit Pengamatan = 9 jam*60 menit*40 hari = 21600

menit

Allowance = (1+0.10) 1.10

34.69 x 1.08 x 21600 x 1.10 = 41.58 %

21600

Kesimpulan :

Dari hasil perhitungan beban kerja operator Prosessing 3

(Topping) sebesar 41.58% maih belum maksimal artinya masih bisa

di gabung ke proses yang lain.


66

d. Perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu baku

Tabel IV.10
Elemen Aktivitas Topping

Waktu
No Posisi jabatan Elemen pekerjaan
(Menit)
Persediaan material 3
prosessing 3
3 Proses Inching 2
(Topping)
Inspeksi 2
Total Waktu 7
Sumber : Pengumpulan Data

Dari tabel diatas di dapat waktu siklus dari hasil pengamatan

operator Topping dengan menggunakan stop-watch yaitu 7 menit.

Sedangkan rumus untuk menentukan waktu normal yaitu :

Waktu normal = waktu siklus x penyesuaian

= 7 x1.08

= 7.56 menit

Jadi waktu normal bagian Topping sebesar 7.56 menit

Untuk menentukan waktu baku dengan rumus yaitu :

Waktu baku = waktu normal x kelonggaran

= 7.56x 1.10

= 8.31menit

Jadi waktu baku bagian Topping sebesar 8.31 menit,


67

D. Pembahasan dan analisis

1. Analisis Kondisi Riil

a. Analisis beban kerja operator Production

Tabel IV.11
Beban Kerja Production

Dalam Perhitungan beban kerja karyawan untuk satu operator

Production diatas dapat diketahui bahwa beban kerja pada operator

sangat tinggi, salah satu pada bagian Production dengan presentase

produktif sebesar 82.40% dengan Performance Rating sebesar 1.26%,

Allowance sebesar 1.33% dan total pengamatan 21600 menit sehingga

diperoleh total beban kerja pada bagian Production sebesar 138.09 %

jadi beban kerja pada operator tersebut dapat dikatakan sangat besar.

Tabel IV.12
Elemen Aktivitas Production Satu Operator

Waktu
No Posisi jabatan Elemen pekerjaan
(Menit)
Persediaan material 10
Percampuran bahan 8
mixing 15
cutting 12
1 Production
Proses pengembangan 20
Proses penggorengan 5
Proses pendinginan 10
inspeksi 10
Total Waktu 90
Sumber : Pengumpulan Data
68

Pada data elemen pekerjaan Production dengan satu operator

dengan beban kerja sebesar 138.09 % waktu yang dibutuhkan dalam

membuat 40 lusin donat yaitu 90 menit, Karena pekerjaan di bagain

Production ini menggunakan mesin secara semi otomatis dengan

kapasitas Mixing dan Cutting sebanayak 30 Kg adonan donat.

b. Analisis beban kerja operator prosessing 1 (filling)

Tabel IV.13
beban kerja filling

Dalam Perhitungan beban kerja karyawan untuk satu operator

Production diatas dapat diketahui bahwa beban kerja pada operator

sangat tinggi, salah satu pada bagian filling dengan presentase

produktif sebesar 65.65% dengan Performance Rating sebesar 1.11%,

Allowance sebesar 1.14% dan total pengamatan 21600 menit sehingga

diperoleh total beban kerja pada bagian filling sebesar 83.52% jadi

beban kerja pada operator tersebut dapat dikatakan sudah maksimal.

Tabel IV.14
Elemen Aktivitas Operator Filling

Waktu
No Posisi jabatan Elemen pekerjaan
(Menit)
Persediaan material 8
prosessing 1 Persiapan Alat 5
1
(Filling) Proses Filling 4
Inspeksi 4
Total Waktu 21
Sumber : Pengumpulan Data
69

Pada proses Filling waktu yang dibutukan dalam membuat 1

lusin donat yaitu 21 menit dan proses selanjutnya hanya

membutuhkan waktu 8 menit untuk membuat 1 lusin donat,

dikarenakan operator tidak lagi perlu untuk mempersiapakan material

dan alat.

c. Analisis beban kerja operator prosessing 2 (inching)

Tabel IV.15
beban kerja inching

Dalam Perhitungan beban kerja karyawan untuk satu operator

Production diatas dapat diketahui bahwa beban kerja pada operator

sangat tinggi, salah satu pada bagian inching dengan presentase

produktif sebesar 40.16% dengan Performance Rating sebesar 1.08%,

Allowance sebesar 1.10% dan total pengamatan 21600 menit sehingga

diperoleh total beban kerja pada bagian inching sebesar 47.52% jadi

beban kerja pada operator tersebut dapat dikatakan belum maksimal.

Tabel IV.16
Elemen Aktivitas Operator Inching

Waktu
No Posisi jabatan Elemen pekerjaan
(Menit)
Persediaan material 5
prosessing 2 Persiapan Alat 3
2
(Inching) Proses Inching 2
Inspeksi 2
Total Waktu 12
Sumber : Pengumpulan Data
70

Pada proses Inching waktu yang dibutukan dalam membuat 1

lusin donat yaitu 12 menit dan proses selanjutnya hanya

membutuhkan waktu 4 menit untuk membuat 1 lusin donat,

dikarenakan operator tidak lagi perlu untuk mempersiapakan material

dan alat.

d. Analisis beban kerja operator prosessing 3 (Topping)

Tabel IV.17
beban kerja (topping)

Dalam Perhitungan beban kerja karyawan untuk satu operator

Production diatas dapat diketahui bahwa beban kerja pada operator

sangat tinggi, salah satu pada bagian Topping dengan presentase

produktif sebesar 34.69% dengan Performance Rating sebesar 1.08%,

Allowance sebesar 1.10% dan total pengamatan 21600 menit sehingga

diperoleh total beban kerja pada bagian Topping sebesar 41.58% jadi

beban kerja pada operator tersebut dapat dikatakan belum maksimal.

Tabel IV.18
Elemen Aktivitas Operator Topping

Waktu
No Posisi jabatan Elemen pekerjaan
(Menit)
Persediaan material 3
Prosessing 3
3 Proses Inching 2
(Topping)
Inspeksi 2
Total Waktu 7
Sumber : Pengumpulan Data
71

Pada proses Inching waktu yang dibutukan dalam membuat 1

lusin donat yaitu 17 menit dan proses selanjutnya hanya

membutuhkan waktu 4 menit untuk membuat 1 lusin donat,

dikarenakan operator tidak lagi perlu untuk mempersiapakan material

dan.

2. Analisis Usulan

a. Beban kerja bagian Production mempunyai beban kerja yang tinggi

sehingga pada bagian Prioduction memerlukan penambahan

karyawan, untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal dapat

diformulasikan sbb:

Beban kerja bagian production (kondisi riil) : 138.09%

138.09% = 138.09%
1
Beban kerja bagian production (Usulan) : 138.09%

138.09% = 69.04%
2
Setelah dilakukan penelitian sebaiknya jumlah karyawan pada bagian

production adalah di tambah 1 operator, jadi dengan 2 operator rata-

rata beban kerja sebesar 69.04%.


72

Tabel IV.19
Elemen Aktivitas Production Dua Operator

Waktu
No Posisi jabatan Elemen pekerjaan
(Menit)
Persediaan material 5
Percampuran bahan 4
mixing 15
cutting 12
1 Production
Proses pengembangan 20
Proses penggorengan 5
Proses pendinginan 10
inspeksi 5
Total Waktu 76
Sumber : Pengumpulan Data

Pada data elemen pekerjaan Production dengan dua operator

dengan beban kerja sebesar 69.04 % waktu yang dibutuhkan dua

operator dalam membuat 40 lusin donat yaitu 76 menit, Karena proses

pekerjaan persediaan material, percampuran bahan, dan proses

inspeksi dilakukan dengan dua operator sehingga waktu persediaan

material, percampuran bahan, dan proses inspeksi bisa berkurang,

Karena proses pekerjaan ini dilakukan secara manual tidak

menggunakan mesin
73

b. Proses penggambungan Inching dan Topping

Tabel IV.20
Penggabungan Proses Inching dan Topping

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah


Produk Produk Waktu Waktu
Nama Beban Beban
No Yang di Yang di Yang Yang
Proses Kerja Kerja
Hasilkan Hasilkan Diperlukan Diperlukan
1 Inching 47.52% 1 Lusin 12
89.10% 1 Lusin 19
2 Topping 41.58% 1 Lusin 7
Sumber : Pengumpulan Data

Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan setelah proses di

gabungankan antara proses Inching dan Topping beban kerja bisa

meningkat yaitu sekitar 89.10 % artinya presentase produktif lebih

baik dibandingkan sebelum adanya proses penggabungan yang artinya

waktu menunggu bisa diperkecil sehingga karyawan bisa lebih

optimal dalam bekerja.

c. Rata – rata beban kerja bagian Prosessing mempunyai beban kerja

yang kurang maksimal sehingga pada bagian Prosessing memerlukan

pengurangan karyawan, untuk menentukan jumlah karyawan yang

optimal dapat diformulasikan sbb:

Rata – rata beban kerja bagian Prosessing :

Total beban kerja = 83.52% + 47.52% + 41.58%

= 172.62%

Beban kerja bagian Prosessing (kondisi riil) : 172.62%

172.62% = 57.54%
3
74

Beban kerja bagian Prosessing (Usulan) : 172.62%

172.62% = 86.31%
2
Setelah dilakukan penelitian sebaiknya jumlah karyawan pada bagian

Prosessing adalah dikurangi 1 operator, jadi dengan 2 operator rata-

rata beban kerja sebesar 86.31%.

Kesimpulan :

Kurangnya operator bagian Production dan banyaknya operator

bagian Prosessing, jadi perlu pemindahan 1 operator Prosessing ke

bagian Production dan menggabungkan proses Inching dan Topping

sehingga beban kerja di kedua bagian tersebut lebih optimal dalam

bekerja.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan, maka

peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Padabagian Production, beban kerja sebesar 138.09% beban karyawan

terlalu tinggi.

2. Sebaiknya jumlah karyawan yang optimal pada bagianProduction

ditambah 1 operator, dari 1 operator menjadi 2 operator dengan

bebankerja sebesar69.04%.

3. Pada bagian Prosessing beban kerja operator Filling sebesar 83.52%,

operator Inching sebesar 47.52% dan operator Topping sebesar

41.58%.

4. Sebaiknya jumlah karyawan yang optimal pada bagian Prosessing

dikurangi 1 operator, dari 3 operator menjadi 2 operator dengan beban

kerja sebesar 86.31%.

B. Saran

1. Sebaiknya perusahaan dalam menentukan jobdescription harus lebih

terstrukturlagi agar beban kerja dapat tersebar pada masing-masing

karyawan.

2. Untuk mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya maka

perusahaan sebaiknya melakukan perekrutan tenaga kerja baru serta

75
76

memberikan pelatihan-pelatihan khusus terhadap karyawan sehingga

kinerja karyawan dapat optimal dan target perusahaan dapat tercapai.

3. Penelitian ini sungguh sangat dibatasi oleh waktu, biaya dan tenaga.

Oleh karena itu perlu penelitian lanjutan sebagai tindak lanjut dari

hasil penelitian untuk mendapatkan gambaran sesungguhnya terhadap

pola penggunaan waktu kegiatan / kerja, tenaga yang diamati dan

meneliti faktor – factor penyebab rendahnya evisiensi kerja.


DAFTAR PUSTAKA

Buku Referensi

Hasibuan, M. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. (Edisi Revisi). Bumi

Aksara, : Jakarta.

Mangkunegara, A. dan A. Anwar Prabu, (2008).Perencanaan Dan Pengembangan

Sumber DayaManusia, :PenerbitRefikaAditama

Mangkuprawira, S., Dan A.V. Hubeis, (2007).Manajemen Mutu SumberDaya

Manusia,:Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor

Mathis Robert L, (2012). Human Resaurce Management, AhliBahasa, Jakarta

:SalembaEmpat

Panggabean, S, Dan Mutiara, (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia, Bogor :

Ghalia Indonesia

Pranoto. L. Hadi, & Retnowati. (2015). Analisis Beban Kerja : Sumber Daya

Manusia Perusahaan.Jakarta Pusat. PPM Manajemen.

Sutalaksana, Iftikar Z, dkk,(2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja, Penerbit

ITB, : Bandung.

Wignjosoebroto, Sritomo,(2006).Pengantar Teknik dan Manajemen Industri.

Penerbit, Guna Widya, : Surabaya

Journal Penelitian

Agustina. (2014). Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kinerja Karyawan

Pada PT. Dwi mitrapalma Lestari. Ejournal Administrasi Bisnis,

Samarinda.
Moses Laksono Singgih, (2009). analisis Beban Kerja Karyawan Departemen

Logistik dengan Metode Work Load Analysis Di Perusahaan Percetakan.

Jurnal Fakultas Teknik Industri ITS, Surabaya.

Prayoga Mega Anggara, (2009).Evaluasi Beban Kerja dan Optimalisasi Jumlah

Karyawan Bagian Produksi Dengan Metode Work Load Analysis ( WLA )

Di PT. Sinar Djaja Can Gedangan-Sidoarjo, Tugas Akhir, Teknik Industri,

UPN VETERANJATIM, : Surabaya

RaisaPutri, Sugiono, dkk, (2007). Analisa Beban Kerja dengan Metode Work

Load Analysis Sebagai Pertimbangan Pemberian Insentif Pekerja Study

Kasus Di Bidang PPIP PT. Barata Indonesia Persero Gresik, Jurnal

Fakultas Teknik Industri Universitas Brawijaya,: Malang.

Simamora, Hendry, (2007).Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN

:Yogyakarta

WahyuAndrianto, Budi Sumartomi, dkk, (2014). Peningkatan Produktivitas

Proses Cooling Unit dengan Metode Work Load Analysis Di PT. Sanden

Indonesia, Jurnal Teknik Industri Universitas Suryadarma, :Jakarta.

Yekti, Yusuf Nugroho Doyo, & Ilma Mufindah,(2016). Analisis Dan Pengukuran

Kerja : Upaya Untuk Meningkatkan Efektivitas Dan Efisiensi Kerja.

Deepublish, : Yogyakarta.

Skripsi

Fitrini. (2011). Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja di Instalasi

Farmasi RSUD Pasaman Barat. Jakarta : Tugas Akhir


Meldona, (2009).Manajemen Sumber Daya ManusiaPerpektif, Malang : UIN-

Malang Press

Nehemia, dan Oscar, (2004).Penentuan Jumlah Karyawan Optimal Berdasarkan

Workload Analysis di P.T.ISM Bogasari Surabaya, Tugas Akhir.

TeknikIndustri ITS, : Surabaya

Yudinta Vino Realdo, (2015).Analisa Beban Kerja Dalam Penentuan Jumlah

Pekerja Yang Optimal Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan di

PT. Asia Trade Perkasa,TugasAkhir, Teknik Industri, Universitas Islam

Negri Sunan Kalijaga, :Yogyakarta.


LAMPIRAN
Tabel Penyesuaian Schumard

KELAS PENYESUAIAN

Super Fast 100

Fast + 95

Fast 90

Fast - 85

Exellent 80

Good + 75

Good 70

Good - 65

Normal 60

Fair + 55

Fair 50

Fair - 50

Poor 50
Tabel Tenaga kerja yang dikeluarkan

Bekerja di meja
1. Dapat diabaikan Tanpa beban 0,0-0,6 0,0-0,6
duduk tanpa beban

Bekerja di meja,
2. Sangat ringan 0,00-2,25 kg 6,0-7,5 6,0-7,5
berdiri

3. Ringan Menyekop, ringan 2,25-9,00 kg 7,5-12 7,5-16,0

9,00-18,00 16,0-
4. Sedang Mencangkul 12,0-19
kg 30,0

Mengayun palu 18,00-27,00 19,0-


5. Berat
yang berat kg 30,0

30,0-
6. Sangat berat Memanggul beban 27,00-50 kg
50,0

Memanggul karung
7. Luar biasa berat 50 kg
berat di atas
Tabel Sikap kerja

1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0,0-1,0

Badan tegak ditumpu


2. Berdiri di atas dua kaki 1,0-2,5
dua kaki

Satu kaki mengerjakan


3. Berdiri di atas dua kaki 2,5-4,0
alat control
Pada bagian sisi,
4. Berbaring belakang, atau depan 2,5-4,0
badan

5. Membungkuk Badan dibungkukan 4,0-10,0

Tabel Gerakan tangan

1. Normal Ayunan beban dari palu 0

2. Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0-5

Membawa beban berat dengan


3. Sulit 0-5
satu tangan

4. Pada anggota2 badan Bekerja dengan tangan diatas


5-10
terbatas kepala

5. Seluruh anggota badan Bekerja dilorong pertambangan


10-15
terbatas yang sempit
Tabel Kelelahan mata

Pencahayaan
Baik Buruk

1. Pandangan yang
Membaca alat ukur 0,0-6,0 0,0-6,0
terputus-putus

2. Pandangan yang
Pekerjaan yang teliti 6,0-7,5 6,0-7,5
hampir terus menerus

3. Pandangan terus-
Periksa yang sangat
menerus dengan fokus 7,5-12,0 7,5-16,0
teliti
berubah-ubah
4. Pandangan terus-
Memeriksa cacat
menerus dengan fokus 12,0-19,0 16,0-30,0
pada kain
tetap

Tabel Keadaan temperatur

Kelembaban

Normal Berdiri

1. Beku Dibawah 0 Diatas 10 Diatas 12

2. Rendah 0-13 10-0 12-5

3. Sedang 13-22 5-0 8-0

4. Normal 22-28 0-5 0-8

5. Tinggi 28-38 5-40 8-100

6. Sangat tinggi Diatas 38 Diatas 40 Diatas 100


Tabel Keadaan Atmosfir

Ruangan yang berventilasi baik, udara


1. Baik 0
segar

Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan


2. Cukup 0-5
(tidak berbahaya)

Adanya debu-debu beracun, atau tidak


3. Kurang baik 5-10
beracun, tetapi banyak

Mengharuskan menggunakan alat


4. Buruk 10-20
pernapasan

Tabel Keadaan lingkungan yang baik

1. Siklus sehat, cerah, dengan kebisingan yang rendah 0

2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik 0-3

3. Siklus kerja berulang-ulang 0-5 detik 1-3

4. Sangat bising 0-5

5. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi dapat mempengaruhi


0-5
kualitas

6. Terasa adanya getaran lantai 5 - 10

7. Keadaan keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dll) 5 - 15


Tabel. Faktor kelonggaran Production

Kelonggaran
No Faktor
%

1 Tenaga yang dikeluarkan, dapat diabaikan, tanpa beban 4


2 Berdiri diatas dua kaki, badan tegak ditumpu dua kaki 1
3 Pada anggota badan terbatas bekerja dengan dua tangan diatas kepala 8
Pandangan terus menerus, fokus berubah, pemeriksaan kualiatas
4 10
donat
5 Keadaan suhu normal 4
6 Keadaan Atmosfer cukup 3
7 Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas 3

TOTAL 33

Tabel. Faktor kelonggaran Filling

Kelonggaran
No Faktor
%

1 Tenaga yang dikeluarkan, dapat diabaikan, tanpa beban 1


2 Berdiri diatas dua kaki, badan tegak ditumpu dua kaki 1
Pada anggota badan terbatas bekerja dengan dua tangan diatas
3 0
kepala
Pandangan terus menerus, fokus berubah, pemeriksaan kualiatas
4 6
donat
5 Keadaan suhu normal 2
6 Keadaan Atmosfer cukup 2
7 Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas 2

TOTAL 14

Anda mungkin juga menyukai