Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN

ACARA I
PENENTUAN LUAS KUADRAT TUNGGAL MINIMUM DENGAN
SPESIES AREA CURVE

Oleh :

Nama : Milania Anggawati Giyani

NIM : 18/427439/KT/08751

Shift : Selasa, 15.00 WIB

Co. Ass : Sintia Asih (A)

LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA I
PENENTUAN LUAS KUADRAT TUNGGAL MINIMUM DENGAN
SPECIES AREA CURVE

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini bertujuan untuk membuat SAC suatu komunitas pohon
hutan dan menentukan luas kuadrat tunggal minimum.

B. DASAR TEORI
Indonesia terletak disekitar garis khatulistiwa yang menyebabkan
mempunyai banyak tipe hutan, salah satunya adalah hutan hujan tropis yang
sangat luas dan memiliki banyak keanekaragaman hayati (Biodiversity) yang
tinggi (Dendang, 2015). Indeks biodiversitas dapat diketahui dengan melakuka
pendekatan kekayaan spesies, distribusi, dan heterogenitas (Ovawanda, dkk.
2016).
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup atau dengan lingkungannya. Berasal dari kata Yunani, oikos : habitat dan
logos : ilmu. Hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya tidak dapat
dipisahkan dan menjadi satu kesatuan (Syuzanna, 2013).
Species Area Curve merupakan kurva yang menggambarkan hubungan
antara luas petak ukur atau luas kuadrat dan jumlah spesies kumulatif.
Pertimbangan pertama dalam menentukan ukuran kuadrat adalah homogen atau
tidak homogennya vegetasi didalamnya dan keadaan morfologis tumbuhan yang
diambil. Ukuran kuadrat kecil cocok diterapkan padahutan homogen dimana
ketetapan untuk hutan heterogen sebaliknya menggunakan ukuran kuadrat besar.
(Kimmins, 1987)
Dalam ekologi, Spesies Area Curve (SAC) adalah grafik yang
menentukan jumlah yang di temukan dalam tetapkannya kawasan
tertentu/habitat di habitat dari berbagai daerah. Grafik tersebut biasanya
menunjukan pola pertambahan jumlah jenis yang relative tajam pada ukuram
kuadrat kecil sampai pada suatu titik tertentu dan sesudah itu semakin besar
mendatar seiring dengan peningkatan ukuran kuadrat (Soemarwoto,2004).
Luas area yang di gunakan untuk penelitian biasanya ukurannya
bervariasi sesuai bentuk vegetasi/di tentukan dahulu luas minimumnya untuk
analisis yang menggunakan metode ini di lakukan perhitungan terhadap variable
kerapatan, kerimbunan dan frekuensi kelimpahan setiap jenis tertentu biasanya
dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total spesies yang ada dalam komunitas,
dan dengan demikian merupakan pengukuran yang relatif. Secara bersama-sama
kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur
komunitas (Bakri, 2009).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
 Pita meter
 Roll meter
 Tali
 Kompas
 Kertas untuk mencatat data
 Alat tulis
2. Bahan
 Tumbuhan spesies pohon berdiameter ≥ 10 cm (keliling ≥ 31,4 cm)
 Kertas millimeter

D. CARA PELAKSANAAN

Pada hutan dibuat SAC,dibuat kuadrat – kuadrat dengan susunan spesies.

Dicatat semua spesies dengan diameter pohon > 10 cm (keliling >


31,4) dalam setiap kuadrat.

Demikian juga, spesies dalam kuadrat 2 menjadi anggota spesies


dalam kuadrat 3, dst.

Spesies yang tercatat pada kuadrat 1 secara otomatis menjadi anggota


spesies dalam kuadrat 2.

Jika pertambahan jumlah tidak berarti , pengambilan data dihentikan.


H. DAFTAR PUSTAKA

Bakri. 2009. Analisis Vegetasi dan Pendugaan Cadangan Karbon tersimpan pada Pohon
di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa Sionggang Utara Kecamatan
Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir.

Dendang, B., Handayani, W. 2015. Struktur dan komposisi tegakan hutan di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Volume 1 (4). Hal 692

J. P. Kimmins. 1987. Forest ecology. Macmillan, London.

Ovawanda, E. A., Witjaksono, dan Trisyono, Y. A. 2016. Keanekaragaman Hayati


Serangga Pada Ekosistem Padi Sawah Organik Dan Non-Organik Di Kabupaten
Bantul. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia. Vol. 20(1) hal 16

Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan. Penerbit


Djambatan. Jakarta

Suzyanna, 2013. Interaksi Antara Predator-Prey dengan factor pemanen prey. Journal of
scientific modeling & computation. Vol. 1(1) hal 58

Anda mungkin juga menyukai