(Shrimp Hakau)
2018-2019
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluknya pun tidak akan menyadari begitu
banyak nikmat yang telah di dapatkan dari Allah SWT. Selain itu kami merasa sangat
bersyukur karna telah dapat hidayahnya.
Dengan nikmat dan hidayah pula kami dapat menyelesaikan penulisan laporan ini yang
merupakan tugas mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan kami sampaikan terima kasih sebesar -
besarnya kepada guru pengampu mata pelajran prakarya dan kewirausahaan Ustadzah Eka Vio Nita
Sari,S.Pd. dan semua pihak yang turut membantu proses ini.
Demikian semoga laporan ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi kami sendiri, Amin.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
BAB II PEMBAHASAN
A. Logo
B. Produk
C. Kemasan
BAB III WAKTU DAN TEMPAT PEMBUATAN
A. Foto produk
B. Kemasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian bahan pengawet sangat bervariasi tergantung dari negara yang membuat
batasan pengertian. Meskipun demikian, pengunaan bahan pengawet memiliki tujuan yang
sama, yaitu mempertahankan kualitas dan memperpanjang umur simpan bahan pangan. Bahan
pengawet adalah senyawa yang mampu menghambat dan memberhentikan proses fermentasi,
pengasaman, atau bentuk kerusakan lainnya, atau bahan yang dapat memberikan perlindungan
bahan pangan dari pembusukan.
Bahan pangan hewani adalah bahan makanan yang bersumber dari hewan atau produk
yang berasal dari olahan hewan-hewan. Bahan makanan hewani mengandung banyak protein
dan lemak. Sumber hewani dapat diperoleh dari telur ayam, susu, udang, ikan, cumi-cumi,
daging hewan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, kami memilih bahan dasar udang karena udang memberikan protein
untuk pembentukan sel tubuh, kalsium untuk kesehatan gigi, tulang, dan sebagian besar orang
menyukai makanan seafood.
BAB II
2.1. Tujuan
Membuat makanan ringan yang berkhasiat lezat dan juga halal, karena pada
umumnya hakau yang dijual di pasaran mengandung babi atau haram. Agar para konsumsi
muslim maupun non muslim bisa menikmati bersama
2.2. Manfaat
3.1.Filosifi logo
Logo bergambar udang yang merupakan bahan dasar dari hakau yang kami buat. Ekor
terdiri dari 4 cabang yang merupakan jumlah anggota kami. Terdapat 2 hakau karena 2 hakau
lebih baik.
3.2.Produk
Hakau adalah salah satu variasi dim sum yang di adaptasi dengan cita rasa Indonesia,
banyak orang Indonesia menyukai seafood maka dari itu kami membuat hakau ini dengan
bahan dasar udang.
3.3.Kemasan
Dibuat dengan bentuk segi enam disesuaikan dengan jumlah hakau di dalamnya yang
berisi 6 buah hakau. Pada bagian depan kami berikan logo yang sesuai dengan konsep
makanan buatan hewani yang berbahan dasar udang. Kemasan bewarna kuning dengan
harapan konsumen yang menikmati shakau akan merasa ceria.
BAB IV
Waktu pembuatan hakau dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2019 dan tempat
pembuatan hakau di jl.Taman pondok legi blok E-21,Surabaya.
BAB V
PROSES PEMBUATAN
5.1.Proses pembuatan
Bahan:
Isi
400 g udang ukuran kecil/sedang
1siung bawang putih, cincang, tumis
¼ sdt garam
2 sdt minyak wijen
1sdt gula pasir
1 sdm tepung kanji
Kulit
80 g tepung tang mien
¼ sdt garam
200 ml air mendidih
4 sdm tepung kanji
1 sdm minyak goreng
Pelengkap
Saus cabai
Saus asam manis
Alat:
Blender
Teflon
Sutil
Telenan
Pisau
2 mangkuk
Pengukus
Sendok
Foto :
BAB VI
6.2. kemasan
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air yang
terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan itu sendiri.
Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar kemungkina kerusakannya baik
sebagai akibat aktivitas biologi internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak.
Untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan dengan beberapa Teknik baik yang
menggunakan teknologi tinggi maupun teknologi sederhana. Caranya pun beragam dengan
berbagai tingkat kesulitan. Namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu upaya untuk
menahan laju pertumbuhan mikroorganisme pada makanan
7.2. Saran
Alangkah lebih baiknya para produsen juga harus mengetahui strategi dan upaya
dalam mengatasi permasalahan gizi dalam pengolahan dan pengawetan makanan. Bagi
produsen makanan janagan hanya ingin mendapatkan keuntungan yang besar tetapi juga
memperhatikan aspek kesehatan bagi masyarakat yang mengonsumsinya
LAMPIRAN