Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gagal napas pada anak, dua pertiga kasusnya akan bermanifestasi pada

tahun pertama kehidupan dan separuhnya terjadi pada masa neonatus. Diperlukan

tindakan segera untuk menangani gagal napas sehingga menghindari terjadinya

kematian. Tatalaksana yang tepat diperlukan untuk menurunkan angka mortalitas

pada anak maupun neonatus dengan gagal napas (WHO,2009). Menurut PECARN

(pediatric emergency care applied research network) tahun 2014 gagal napas

merupakan kegawatan yang paling sering terjadi di Instalasi Gawat Darurat dan pada

umumnya adalah anak (Learner EB et al, 2015)

Di Indonesia, sepertiga dari kematian bayi terjadi pada bulan pertama

setelah kelahiran, dan 80% diantaranya terjadi pada minggu pertama dengan

penyebab utama kematian diantaranya adalah infeksi pernafasan akut dan komplikasi

perinatal. Pada suatu studi mengenai tingkat mortalitas di daerah Cirebon tahun 2006

disebutkan pola penyakit kematian neonatal 50% disebabkan oleh gangguan

pernapasan meliputi asfiksia bayi baru lahir (38%), respiratory distress 4%, dan

aspirasi 8%. Meskipun angka-angka tersebut masih tinggi, Indonesia sebenarnya

telah mencapai tujuan keempat dari MDG, yaitu mengurangi tingkat kematian anak.

Dengan pencegahan dan penatalaksanaan yang tepat, serta sistem rujukan yang

baik, kematian neonatus khususnya akibat gangguan pernafasan diharapkan dapat

terus berkurang (Lisbet, 2013).

Gawat napas merupakan kondisi klinis berupa peningkatan usaha napas,

seperti retraksi dinding dada, yang merupakan upaya untuk mempertahankan fungsi

tersebut saat terjadi gangguan sistem pernapasan. Takipneu merupakan tanda yang
paling sering dijumpai pada gawat napas. Sedangkan gagal napas adalah

ketidakmampuan paru untuk menyediakan oksigen yang cukup dan membuang

karbondioksida dalam memenuhi kebutuhan metabolism tubuh. Apabila pada kondisi

gawat napas, terjadi perburukan fungsi napas dan kompensasi usaha napas tidak

mampu mempertahankan fungsi, maka akan terjadi gagal napas (Pope dan McBride,

2004).

Manajemen saluran napas yang tepat waktu, efektif, dan tepat dalam keadaan

darurat dapat berarti perbedaan antara hidup dan mati atau antara kesehatan atau

kecacatan. Oleh karena itu, tatalaksana kasus kegawatan pada respirasi anak yang

tidak tepat dapat berakibat kematian pada anak, sehingga kami menyusun referat

berjudul kegawatan napas pada anak.

1.2. Rumusan Masalah

1. Mendeteksi tanda-tanda gagal napas pada anak?

2. Mengetahui macam penyakit yang dapat menyebabkan gagal napas pada


anak?

3. Tatalaksana dan stabilisasi gagal napas pada anak ?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui tanda-tanda gagal napas pada anak.

2. Mengetahui macam penyakit yang dapat menyebabkan gagal napas pada

anak

3. Mengetahui tatalaksana dan stabilisasi gagal napas pada anak

1.4. Manfaat

1. Dapat memberikan khasanah ilmu pengetauan mengenai gagal napas pada

anak
2. Dapat menjadi referensi untuk mendiagnosis serta melakukan

penatalaksanaan gagal napas pada anak

Anda mungkin juga menyukai