Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu, lahirnya biasanya
dengan usia gestasi 38-42 minggu.Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram. (Saifudin,2010).
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis. Bila
proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau
kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya. Pada bayi
yang mengalami kekurangan oksigen akan terjadi pernapasan yang cepat dalam
periode yang singkat. Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan
berhenti, denyut jantung juga mulai menurun, sedangkan tonus neuromuscular
berkurang secara berangsur angsur dan bayi memasuki periode apnea yang
dikenal sebagai apnea primer. Perlu diketahui bahwa kondisi pernafasan megap-
megap dan tonus otot yang turun juga dapat terjadi akibat obat-obat yang
diberikan kepada ibunya.
Biasanya pemberian perangsangan dan oksigen selama periode apnea primer
dapat merangsang terjadinya pernafasan spontan. Apabila asfiksia berlanjut, bayi
akan menunjukkan pernafasan megap-megap yang dalam, denyut jantung terus
menurun, tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terlihat lemas
(flaccid). Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode
apnea yang disebut apnea sekunder (Saifuddin, 2009).
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan
perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan
satu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Kesehatan prenatal,
perinatal, dan postnatal menjadi sangat penting karena pada masa ini dianggap
sebagai masa yang rawan terjadinya gangguan atau kecacatan.

1
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari
pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi menurut
WHO (World Health Organization) (2015) pada negara ASEAN (Association of
South East Asia Nations) seperti di Singapura 3 per 1000 kelahiran hidup,
Malaysia 5,5 per 1000 kelahiran hidup, Thailan 17 per 1000 kelahiran hidup,
Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, dan Indonesia 27 per 1000 kelahiran hidup.
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 Hasil
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar 22,23
per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar
23 per 1.000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan Angka Kematian Balita
(AKABA) hasil SUPAS 2015 sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup, juga sudah
memenuhi target MDG 2015 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2015).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa patofisiologi komplikasi pada BBL?
2. Bagaimana penegakkan diagnose komplikasi pada BBL?
3. Bagaimana farmakologi komplikasi pada BBL?

C. TUJUAN
1. Apa patofisiologi komplikasi pada BBL?
2. Bagaimana penegakkan diagnose komplikasi pada BBL?
3. Bagaimana farmakologi komplikasi pada BBL?

D. MANFAAT
1. Mampu menjelaskan dan memahami patofisiologi komplikasi pada BBL
2. Mampu menjelaskan dan memahami penegakkan diagnose komplikasi
pada BBL
3. Mampu menjelaskan dan memahami farmakologi komplikasi pada BBL

Anda mungkin juga menyukai