Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Tinjauan Tentang Neonatus Prematur............................................................3
2.2 Kegunaan Ekstrak Vanillla.............................................................................3
2.3 Keunikan Produk............................................................................................4
2.5 Target Program...............................................................................................5
BAB 3 TAHAP PELAKSANAAN..........................................................................5
3.1 Penemuan Ide Karya......................................................................................5
3.4 Tahapan Proses Pembuatan............................................................................7
3.5 Metode Implementasi Produk........................................................................8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN........................................................8
4.1 Anggaran Biaya..............................................................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan.............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................10
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing........................10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan.......................................................18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas............19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana................................................21
SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA...............................................21

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

Apnea atau henti nafas pada neonatus didefinisikan sebagai pola napas
abnormal dengan episode henti napas selama lebih dari 20 detik atau kurang dari
10 detik, disertai desaturasi atau bradikardia [ CITATION Dia17 \l 1033 ]. Henti nafas
merupakan salah satu komplikasi paling sering dialami bayi prematur dengan
prevalensi 25-50%. Kejadiannya meningkat seiring dengan berkurangnya atau
semakin mudanya usia kandungan saat bayi tersebut dilahirkan. Apnea of
prematurity (AOP) terjadi pada lebih dari 50% bayi dengan berat lahir <1500 g
dan 80% pada bayi dengan berat lahir <1000 g [ CITATION Bah19 \l 1033 ].
Terjadinya henti nafas pada bayi premature karena imaturitas pada batang
otak bayi. Sedangkan batang otak merupakan pusat dimana pernafasan diatur,
oleh karena itu dapat menimbulkan henti nafas pada bayi premature. Periode henti
nafas yang terjadi pada bayi premature akan membaik dengan sendirinya seiring
pertambahan usia bayi tersebut. Henti nafas yang terjadi pada bayi menjadi salah
satu penyebab kematian bayi yang meningkat. Hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKN (angka Kematian
Neonatus) sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB (Angka Kematian Bayi) 24
per 1.000 kelahiran hidup, dan AKABA (Angka Kematian Balita) 32 per 1.000
kelahiran hidup [CITATION KEM18 \l 1033 ].
Selain mengalami henti nafas, bayi prematur juga dianggap memiliki
sensitifitas rasa nyeri yang rendah. Namun belakangan ini terdapat penelitian yang
membuktikan bahwa bayi premature dapat merasakan sensai nyeri selama
pelaksanaan prosedur yang menyakitkan. Studi menyebutkan bahwa bayi
premature dapat merasakan sensasi nyeri setelah usia kehamilan melewati 26
minggu. Pada studi tersebut juga ditunjukkan bahwa indera penciuman bayi
prematur lebih matang dibandingkan indera lainnya [ CITATION nes15 \l 1033 ].
Komplikasi yang muncul pada bayi lahir premature mengakibatkan bayi
menjadi rewel dan susah tidur. Bayi prematur dengan perawatan di ruang NICU
sering mendapatkan tindakan pengambilan sampel darah. Rasa sakit selama dan
sesudah proseduk injeksi mengakibatkan bayi menjadi rewel dan tidak nyaman
sehingga tidur bayi terganggu. Sedangkan tidur merupakan bentuk adaptasi bayi
terhadap lingkungannya. Bayi berusia 0-5 bulan menjalani kehidupan dengan 80-
90% tidur. Kebutuhan tidur bayi tidak hanya dapat dilihat dari aspek kualitas saja
namun juga kuantitasnya. Pada bayi yang memiliki kualitas tidur degan baik,
maka bayi dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.
Kualitas tidur bayi sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
bayi. Dimana bayi dengan kualitas tidur yang baik maka memiliki perkembangan
yang baik pula, bayi yang aktif dan tumbuh normal biasanya mempunyai waktu
tidur yang baik. Membiasakan bayi yang tidur siangnya cukup maka akan
meningkatkan kecerdasan otak bayi, namun perlu diperhatikan juga jangan
2

membiasakan bayi tidur pada sore hari karena dapat menyebabkan bayi rewel
pada malam hari (Wong, 2019).
Pada bayi dengan perawatan di RS atau perawatan premature, akan
mendapatkan beberapa obat untuk membantu pernafasannya tetap stabil.
Pemasangan infus pada bayi juga mengakibatkan rasa tidak nyaman, selain itu
pemberian obat untuk apnea dapat membawa efek samping bagi bayi. Saat ini
telah dilakukan beberapa penelitian terkait efektifitas terapi nonfarmakologi
terhadap periode apnea atau henti nafas pada bayi prematur. Aromaterapi yang
diteliti adalah aroma vanilla yang ditunjukkan memiliki efektifitas terhadap
penurunan periode apnea dan penurunan rasa sakit injeksi pada bayi premature.
Ditegaskan bahwa bau vanili, yang merupakan salah satu bau harum ini,
merangsang saraf penciuman, mengatur pernapasan. Satu studi melaporkan
(Marlier et al., 2005) menemukan bahwa bau ekstrak vanili mengurangi apnea
sebesar 44% [ CITATION Bah19 \l 1033 ].
Aroma vanilla dan ASI dapat membantu menurunkan periode henti nafas
pada bayi lahir prematur. Selain itu juga dapat membantu bayi untuk lebih tenang
saat dilakukan pengambilan sampel darah vena. Aroma vanilla tidak bekerja
seefektif aroma ASI terhadap penurunan sensasi nyeri selama prosedur
pengambilan darah. Namun aroma vanilla dapat menurunkan durasi tangisan dan
rengekan bayi setelah pengambilan sampel darah. Selain itu penggunaan
aromaterapi minim efek dibandingkan penggunaan terapi farmakologis untuk bayi
premature [ CITATION Placeholder1 \l 1033 ].
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka kami
mengusulkan sebuah solusi untuk membuat produk fungsional berupa gelang
berbasis aromaterapi. Kelebihan dari gelang aromaterapi ini yaitu berbentuk
gelang yang memudahkan untuk digunakan pada bayi dan tidak mudah lepas.
Efek penggunaan dari gelang aromaterapi ini yaitu dapat membantu bayi lebih
tenang setelah dilakukan pengambilan sampel darah, menurunkan. Selain itu
aroma vanilla juga membantu untuk menurunkan periode henti nafas pada bayi.
Tujuan dari program ini adalah membuat gelang yang dapat membantu
mengurangi periode henti nafas bayi premature. Selain itu juga dapat
menenangkan bayi dari rasa sakit akibat tindakan injeksi selama perawatan.
Target utama pegunaan gelang ini adalah bayi premature yang sedang menjalani
perawatan. Sedangkan manfaat dari proposal PKM-KI kami adalah membantu
tenaga kesehatan dan orangtua untuk memberikan perawatan bagi bayi premature,
mengurangi tingkat kematian bayi akibat apnea (prevelensi kematian bayi di awal)
dan membantu memberikan kenyamanan bagi bayi prematur.
3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Neonatus Prematur


2.1.1 Pengertian Neonatus Prematur
Neonatus premature adalah ketika seseorang wanita menjalani persalinan
yang terjadi 3 minggu atau lebih cepat dari perkiraan lahir, dengan kata lain,
kelahiran prematur terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu.
Kelahiran premature mempengaruhi kira – kira satu dari sepuluh kelahiran
hidup diseluruh dunia, neonatus prematur terjadi dengan pravelensi
meningkat dari 2% pada neonatus dengan usia kehamilan 32 sampai >37
minggu (moderately pretem infants), 10-20% pada neonatus dengan usia
kehamilan 28 sampai 32 minggu (very problem infants) dan 30-40% pada
neonatus dengan usia kehamilan <28 minggu (extremely preterm infants)
untuk mengurangi masalah pada neonatus premature salah satunya dengan
Air susu ibu [CITATION pri20 \t \l 1033 ].
Stratergi yang telah terbukti untuk mengurangi resiko kejadian infeksi,
alergi, dan penggunaan ASI. ASI banyak mengandung banyak factor
pertumbuhan dan zat bio aktif lainnya yang tidak ditemukan formula bayi
prematur standar, dan factor-faktor pertumbuhan tersebut berkontribusi pada
efek pertahanan tubuh [CITATION ana19 \l 1033 ]. Henti nafas juga menjadi
salah satu masalah yang paling banyak pada neonatus prematur, terjadi 80%
neonatus pada berat badan dibawah 1000 gr dan 25% pada neonatus yang
lahir dengan berat badan dibawah 2500gr [CITATION agh16 \l 1033 ]
2.1.2 Penggunaan Aromaterapi
Terdapat beberapa penelitian yang berfokus pada metode
menenangkan bayi yang baru lahir, metode menenangkan untuk bayi dibagi
menjadi dua yaitu: metode farmakologi dan nonfarmakologi, karena tidak
adanya bahaya biologis, metode nonfarmakologi sering dibahas oleh para
peneliti. Ada beberapa metode yang berbeda – beda berdasarkan beberapa
indra pada bayi yaitu indra penciuman, indra pendengaran, indra sentuhan,
dan indra penglihatan. Studi yang diterbitkan sebelumnya menunjukkan
bahwa indra penciuman lebih matang dibandingkan indera lainnya saat bayi
baru lahir, Bayi baru lahir dapat mendeteksi bau puting susu ibunya dan
mendapatkan ASI dalam beberapa hari pertama kehidupannya Pengaruh bau
ASI dan bau vanila dapat menenangkan bayi [CITATION nes15 \l 1033 ]. Oleh
sebab itu aroma terapi merupakan pengobatan pelengkap, dan Ada beberapa
studi yang menilai efek Aromaterapi dengan valerian, lavender dan vanila
telah menemukan manfaatnya efek pada gangguan perilaku seperti nyeri
kelegaan, kecemasan, stres, serta kualitas tidur pasien. [CITATION agh16 \l 1033
].
4

2.2 Kegunaan Ekstrak Vanillla


Bayi dengan henti nafas mengalami gangguan kemampuan
kemoreseptor medula dalam mendeteksi peningkatan nilai CO2. Kegagalan
bayi prematur untuk mempertahankan hiperventilasi sebagai respons guna
mengatasi hipoksemia dapat menjadikan kontrol respirasi menjadi tidak stabil
dan hal ini mengawali atau memperburuk episode henti nafas. Pada masa
neonatus walaupun stadium tidur sulit didefinisikan, episode henti nafas
kebanyakan terjadi selama tidur. Ketika ada ketidakseimbangan antara
frekuensi pernafasan dan volume tidal, hal ini ditunjukkan pada 50% dari
semua episode henti nafas.
Diagnosis henti nafas pada bayi prematur ditegakkan bila beberapa
kondisi lain yang muncul bersama dengan henti nafas seperti infeksi,
gangguan metabolik, dan penyakit jantung, telah disingkirkan. Diagnosis bisa
dibuat berdasarkan gejala klinis, walaupun hasil studi menunjukkan bahwa
sejumlah besar persentase episode henti nafas lebih dari 20 detik tidak dicatat
oleh perawat, oleh karena itu monitoring kardiorespiratorik, saturasi O2
dengan tekanan O2 transkutaneus (PO2), harus digunakan bersamasama pada
bayi prematur (masa gestasi kurang dari 35 minggu)[CITATION Sus04 \l 1033 ].
henti nafas adalah salah satu masalah paling umum yang dihadapi di unit
perawatan intensif neonatal, terutama di antara neonatus prematur, dan itu
mempengaruhi 80% neonatus yang lahir sebelum minggu ke-30 kehamilan
karena insiden henti nafas berbanding terbalik dengan usia kehamilan dan
berat lahir.
Diketahui bahwa pada neonatus prematur, sistem neurologis dan
pernapasan yang belum matang, respons hiperkapnia dan hipoksia yang
berkurang, dan kesulitan dengan kontrol pernapasan sentral menyebabkan
henti nafas, yang pada gilirannya menurunkan kecepatan aliran darah otak
dan oksigenasi ini meningkatkan risiko kerusakan otak. Sedangkan vanilla
sebagai stimulan penciuman, menyebabkan peningkatan aliran darah orbito-
frontal, yang dapat dideteksi melalui spektroskopi inframerah-dekat pada bayi
baru lahir. Ditegaskan bahwa bau vanili yang merupakan salah satu bau
manis ini merangsang saraf penciuman mengatur pernapasan mengurangi
frekuensi henti nafas serta mencegah bradikardia aroma manis lain untuk bayi
baru lahir adalah bau ASI bau ekstrak vanili mengurangi henti nafas sebesar
44% [CITATION nes15 \l 1033 ].
2.3 Keunikan Produk
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penggunaan
aroma vanilla sebagai penurun apnea adalah dengan meneteskan cairan
vanilla pada kapas. Bola kapas bersih ditetesi cairan aromaterapi vanilla
sebanyak 15 tetes. Bola kapas tersebut kemudian diletakkan di dekat bayi,
berjarak ± 20 cm dari kepala bayi. Bau vanilla yang manis memiliki
kesamaan aroma mirip dengan ASI. Penelitian yang sama menyebutkan ASI
5

membantu menurunkan periode apnea, oleh karen itu aroma vanilla juga bisa
membantu menurunkan periode apnea walaupun tidak seefektif aroma ASI.
Produk fungsional yang tim kami rancang memiliki bentuk gelang,
dipakaikan pada pergelangan tangan bayi. Bentuk gelang diharapkan mampu
meningkatkan efektifitas aroma karen bayi sering mengayunkan tangannya ke
daerah kepala atau ke daerah indera penciuman yaitu hifung. Aromaterapi
yang ada pada gelang dapat diisi ulang, jika dirasa aroma yang ada pada
kertas sudah hilang atau berkurang kertas dapat diganti cara yang mudah.
Perubahan warna yang terjadi pada kertas menandakan pengurangan aroma,
dan kertas dapat diganti dengan yang baru. Untuk pemakaian kertas yang
sudah berisi ektrak vanilla ini dapat digunakan kurang lebih 2-3 hari.

2.5 Target Program


Target program ini adalah petugas kesehatan terutama yang bekerja di
bagian neonatal intensive care unit. Gelang ini bila efektif digunakan maka
dapat membantu meringankan beban kerja perawat untuk menenangkan bayi
yang rewel akibat tindakan injeksi. Selain itu juga dapat menurunkan tingkat
kematian bayi karena apnea di ruang perawatan.

BAB 3 TAHAP PELAKSANAAN

3.1 Penemuan Ide Karya


Ide pembuatan produk muncul karena minat masyarakat terhadap
pengobatan non-farmakologi yang meningkat. Perawatan bayi premature di
rumah sakit juga menggunakan banyak obat-obatan yang berefek samping
pada bayi. Menurut [ CITATION Bah19 \l 1033 ] , Perawatan yang diberikan pada
bayi prematur menggunakan terapi farmakologi sejak tahun 1970.
Penggunaan obat methylxanthines dan methylxanthines sebagai terapi henti
nafas memiliki efek samping bagi bayi. Bayi premature yang dirawat di
NICU harus mendapatkan beberapa kali tindakan injeksi, salah satunya
adalah pengambilan sampel darah. Bayi tidak jarang menjadi rewel dan
menangis setelah tindakan, oleh karena itu Salah satunya adalah terapi bagi
bayi premature yang membutuhkan penanganan lebih. Penemuan ide
aromaterapi vanilla yang dapat menurunkan periode apnea dan penurunan
durasi tangisan bayi, memberikan sedikit solusi bagi perawat.
Penggunaan aromaterapi sebagi alternatif terapi nonfarmakologi
bertujuan untuk meminimalisir efek samping yang dapat muncul bagi para
bayi premature dengan henti nafas. Extract vanilla dipilih sebagai aromaterapi
dimana terdapat penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aroma vanilla
memiliki efek terhadap penurunan frekuensi henti nafas pada bayi prematur.
Selain Itu juga terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa aroma vanilla
6

dapat memberikan efek ketenangan pada bayi selama dilakukan pengambilan


sampel darah. Aroma vanilla juga dapat menurunkan durasi tangisan dan
duransi bayi meringis setelah pengambilan sampel darah dilakukan.
Produk yang telah ada di pasaran berbentuk aromaterapi dengan
menggunakan diffuser sebagai alat untuk memakai essential oil. Penggunaan
rumahan atau secara pribadi masih bisa digunakan, namun jika digunakan di
dalam rumah sakit maka akan membutuhkan banyak diffuser untuk bisa
mencapai semua bayi yang ada. Oleh karena itu kami membuat ide untuk
membuat aromaterapi yang berbentuk gelang yang mudah untuk dipakai
setiap bayi.
Aromaterapi terapi berbentuk gelang ini diprioritaskan bagi bayi
premature, namun juga bisa digunakan bagi bayi aterm untuk membantu
memberikan ketenangan pada bayi. Produk aromaterapi yang berbentuk
gelang memudahkan untuk dipakai pada masing-masing bayi yang
membutuhkan terapi tanpa membutuhkan alat yang besar dan mahal. Selain
itu gelang yang terpasang pada tangan bayi dapat memaksimalkan
aromaterapi untuk tercium oleh hidung bayi. Aromaterapi dalam bentuk
gelang juga tidak membutuhkan listrik atau kabel untuk bisa digunakan
sehingga aman bagi bayi jika didekatkan pada tubuhnya.
3.2 Karakterisasi Produk
Gelang aromaterapi ini dibuat dalam bentuk gelang berbahan silicon
berwana warni. Bahan silicon yang dipilih lembut dan non irittatif sehingga
aman dipakai untuk kulit bayi baru lahir yang sensitif. Aromaterapi yang
terpadang pada gelang dapat dilepas dan dipasang kembali, sehingga dapat di
isi ulang jika sudah habis. Extra vanilla dimasukkan ke dalam lembar
kassa/kapas padat yang selanutnya dipasang ke dalam gelang yang terpadat
tempat untuk meletakkan kapas aromaterapi. Cairan vanilla yang digunakan
memiliki konsentrasi 64%, dengan cara mencampurkan gliserin memakai hot
plate pada kecepatan 300 rpm.

Gambar 1. Contoh Desain Gelang


Sumber : google picture
Isi ulang kapas aromaterapi yang dipakai dalam gelang, dibuat dalam
bentuk kemasan siap pakai. Sehingga ketika akan digunakan, pengguna hanya
7

perlu membuka kemasan kapas dan memasangkan kapas berisi cairan ekstrak
vanilla kedalam gelang. Setiap kapas aromaterapi mengandung 15 tetes
campuran ektrak vanilla. Hal tersebut berdasarkan jurnal [ CITATION Bah19 \l
1033 ], untuk mendapatkan hasil yang terbaik memerlukan campuran ekstrak
vanilla sebanyak 15 tetes. Kapas aromaterapi bisa diganti kembali setiap 6-8
jam atau ketika aroma yang dihasilkan sudah mulai memudar.

Gambar 2. Contoh Kapas Aromaterapi


Sumber : dokumentasi pribadi
Lama waktu yang dibutuhkan dalam membuat gelang ini hingga
evaluasi sebanyak 3 bulan. Pada bulan pertama berfokus pada desain produk
dan kerjasama dengan pihak terkait untuk membuat produk gelang. Lalu pada
bulan kedua, aktivitas yang dilakukan adalan melakukan uji coba produk.
Selain itu juga dilakukan promosi produk melalui Pendidikan kesehatan ibu
dan anak. Promosi juga dilakukan melalui media sosial untuk mencapai target
yang lebih banyak. Pada bulan ketiga dilakukan evaluasi dan perkembangan
terhadap produk yang telah ada.
3.3 Teknis Pelaksanaan
Selama proses pelaksanaan program dilakukan secara luring dan
daring. Kegiatan pembuatan desain gelang, uji coba produk dan kolaborasi
dengan pihak luar dilakukan secara luring. Hal tersebut dilakukan untuk
menyamakan tujuan dan maksud dari program agar tidak terjadi kesalahan
dalam proses pembuatan. Sedangkan riset pasar, promosi dan evaluasi produk
dilakukan secara daring. Tim bisa melakukan evaluasi melalui aolikasi
meeting virtual. Seluruh kegiatan yang dilakukan secara luring tetap
memperhatikan protokol kesehatan yang telah disarankan oleh pemerintah.
3.4 Tahapan Proses Pembuatan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan gelang aromaterapi
ini yaitu larutan ekstrak vanilla, kertas aroma terapi, gelang, pipet tetesan, dan
handscoon. Dan untuk proses pembuatan kapas aromaterpi yang akan dipakai
pada gelang dapat dijabarkan secara sederhana dengan langkah-langkah
sebagai berikut: megunakan handscoon dalam proses pembuatan produk,
gelang yang digunakan berbahan dasar silicon yang aman untuk bayi baru
lahir. Pembuatan gelang dilakukan dengan bekerja sama dengan mitra
produksi gelang, serta gelang yang di gunakan berfungsi sebagai wadah kapas
yang berisi larutan vanilla, desain gelang yang akan dibuat berasal dari tim.
Secara sederhana, bahan aromaterapi dibuat dengan meneteskan larutan
8

vanilla khusus yang telah dicampur dengan gliserin kedalam kapas, dimana
larutan diteteskan sebanyak 15 tetes menggunakan pipet. Kapas yang sudah
mengandung aromaterapi dipasang pada gelang, dan kemudian dipakaikan
pada tangan bayi. Selain itu tersedia larutan vanilla, sehingga jika kapas
sudah mulai memudar aromanya bisa ditetesi kembali.
3.5 Metode Implementasi Produk
Pasangkan gelang yang sudah di pasang kapas aromaterapi disalah satu
pergelangan tangan pasien. Jika kapas aromaterapi sudah habis aromanya dan
pasien masih membutuhkan aromaterapi, maka ganti kapas aromaterapi
dengan kapas yang baru. Cara mengganti kapas yaitu dengan melepaskan
gelang terlebih dahulu dari pasien, setelah itu tetesi kapas aromaterapi yang
dengan ekstrak vanilla (khusus aromaterapi) dengan dosis 15 tetes, lalu ganti
kapas aromaterapi yang lama dengan yang baru. Kapas aromaterapi hanya di
gunakan satu kali saja, setelah itu di buang, untuk gelang bisa di gunakan
kembali dan dapat di bersihkan ketika akan di gunakan pasien lain.

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1. Rincian Anggaran biaya


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
.
1. Perlengkapan yang diperlukan 5.000.000,-
2. Bahan habis pakai 900.000,-
3. Perjalanan dalam kota 1.500.000,-
4. Lain-lain 2.600.000,-
JUMLAH 10.000.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Program


Bulan Person
No Jenis Kegiatan
1 2 3 Penanggung-jawab
1. a. Melakukan riset pasar
b. Pembuatan desain gelang
Muhammad Ridwan
c. Kolaborasi dengan ahli
Fikri Aji Pamadi
untuk pembuatan produk
d. Bekerjasama dengan pihak
terkait
2. a) Uji coba produk Rahayu Nugraheni
b) Promosi produk melalui
9

pend. kesehatan & medsos


3. Evaluasi dan pengembangan Ulffatus Nafisyah
produk Utari Indah Hernani
10

DAFTAR PUSTAKA

Aghagoli, S., 2016. Aromatherapy with Rosa Damascenes in Apnea, Bradycardia


and Spo2 of Preterm Infants; a Randomized Clinical Trial. Int Journal Pediatric,
Volume Volume 4 Number 6, pp. 1911-1918.

Anam, C. & Sulistijino, E., 2019. Kadar Interlukin-4 dan Interlukin-8 Fese
Neonatus Prematur yang Mendapat ASI, Predominan ASI, Predominan Susu
Formula, dan Susu Formula. Majalah Kesehatan, Volume 6 Nomor 1(1-10), p.
majalah kesehatan.

Bambang Supriyatno, R. D., 2005. Obstructive Sleep Apnea Syndrome


Obstructive Sleep Apnea Syndrome Pada Anak. Sari Pediatri, Volume Volume 7,
pp. 77-84.

Dian Artanti, R. R. R., 2017. Laporan Kasus Berbasis Bukti Perbandingan


Keamanan Aminofilin dan Kafein pada Bayi Prematur dengan Apne Prematuritas.
Sari Pediatri, Volume Vol. 19, No. 2, pp. 108-113.

Kambur, B. N., 2019. Impact of de odors of vanilla extract and breast milk on the
frequency of apnea in preterm neonates. Japan Journal of Nursing Science ·, p. 3.

Kanbur, B. N. & Balci, S., 2019. Impact of The Odors of Vanilla Extract and
Breast Milk on The Frequency of Apnea in Preterm Neonates. Japan Academy of
Nursing Science , pp. 1-7.

KEMENKES, 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kementrian


Kesehatan RI.

Neshat, H. & Jebreili, M., 2015. Effects of Breast Milk and Vanilla Odors on
Premature Neonate's Heart Rate and Blood Oxygene Saturation During and After
Vunipuncture. Pediatrics and Neonatology , pp. 1-7.

Primawardani, P. & Sulistijiono, 2020. Level of Fecal Secretory Immunoglobulin


A and Human B-defensin-2 in Preterm Neonates Fed on Breast Milk, Formula,
and Their Combination. Majalah Kesehatan, Volume Volume 7 Nomor 1, pp. 23-
33.

Susprawita Sari, G. D. T. ,. D. A., 2004. Penggunaan Metilxantin pada Bayi


Prematur dengan Penggunaan Metilxantin pada Bayi Prematur dengan. Sari
Pediatri, Volume Volume 6 Nomor 3, pp. 129-133.
11
12

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing


13
14
15
16
17

A. Identitas Diri Dosen Pembimbing


1 Nama Lengkap : Reni Ilmiasih, M.Kep.Sp.Kep.An
2   Jenis Kelamin : Perempuan
3 Program Srtudi : Asisten Ahli
4 NIDN : 0716057907
5 Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 16 Mei 1979
6 E-mail : reni.ilmi@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/HP : 081330715870

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Airlangga Universitas Indonesia -
Tinggi
Bidang Ilmu Keperawatan Keperawatan Anak -
Tahun Masuk- 2002-2005 2010 – 2013 -
Lulus
Judul Skripsi/ Pengaruh Pendidikan Pengaruh Penggunaan -
Tesis/ Disertasi Kesehatan tentang Seragam Rompi
Dismenorhea dan Bergambar oleh Perawat
Management Nyeri terhadap Kecemasan
Terhadap Sikap Anak Prasekolah Akibat
Remaja Putri Hospitalisasi di Ruang
Menghadapi Anak RST Dr. Sopraoen
Dismenorhea di SMEA Malang dan RSUD
Dharmawanita Kanjuruhan Kepanjen
Kromengan Malang
Nama 1. Nursalam, M.Hons 1. Nani Nurhaeni,MN -
Pembimbing/ 2. Nuzul 2. Fajar Tri
Promotor Quraniati,S.Kep.,Ns W.,M.Kep.,Sp.Kep.,An

C. Rekam jejak Tri Darma


Pendidikan/Pengajaran

No Nama Matakuliah Wajib/Pilihan SKS

1. Keperawatan Anak Wajib 3


2. Blok Keperawatan Anak 5
Wajib
3. Konsep Dasar Keperawatan 2
Wajib
4. Kewirausahaan Terintregasi 3
Wajib
5 Riset Keperawatan 4
Wajib
18

Penelitian

No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun

1. Penggunaan Rompi Bergambar DPPM UMM 2014/2015


dalam Stategi Penguatan Persepsi
pada Anak Hospitalisasi Terhadap
Perawat

2. Perancangan Desain Perawatan 2015/2016


Atraumatik dalam Upaya DPPM UMM
Pencegahan Trauma pada Anak
Akibat Tindakan Invasif Perawat
(th Ke-1)
3. Perancangan Desain Perawatan 2016/2017
Atraumatik dalam Upaya DPPM UMM
Pencegahan Trauma pada Anak
Akibat Tindakan Invasif Perawat
(th Ke-2)
4. Manajemen Nyeri Fisik dan 2017/2018
psikologis dalam Meningkatkan DPPM UMM
Kenyamanan pada Anak (th ke-1)

5 Manajemen Nyeri Fisik dan 2018/2019


psikologis dalam Meningkatkan DPPM UMM
Kenyamanan pada Anak (th ke-1)

6 Pengaruh Ektrak Vanilla 2019/2020


terhadaop tingkat Nyeri dan DPPM UMM
Kenyamanan pada Neonatus (th
ke- 1)

Pengabdian Kepada Masyarakat


Judul Pengabdian Kepada
No Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1. IbM Pendamping Tempat Penitipan DP2M UMM 2014/2015
Anak
2. IbM Pendampingan Makanan Halal DP2M UMM 2015/2016
dan Toyibah
3. IbM Developmental care di DP2M UMM 2016/2017
perinatologi
4. IbM Model Manajemen Nyeri Pada DP2M UMM 2017/2018
Neonatus
19

5 Pendampingan pengelolaan tanda Blockgrand 2018/2019


gejala batuk pilek bayi pada kader Fakultas
Posyandu
6 Pendampingan Pengelolaan pola Blockgrand 2019/2020
makan balita dalam mencagah gizi Fakultas
kurang pada ibu dasawisma

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Fundamental.

Malang, 10 Maret 2021


Pengusul,
 

Reni Ilmiasih, M.Kep.Sp.Kep.An.


20

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Pengembangan Produk
No Uraian Biaya (Rp.)
.
1. Sewa Google Drive 500.000,-
2. Kerjasama pembuatan gelang 3.500.000,-
3. Pembuatan larutan vanilla dan kapas 1.000.000,-
SUBTOTAL 5.000.000,-
Biaya Bahan Habis Pakai
1. Ekstrak Vanilla 500.000,-
2. Glyserin 200.000,-
3. Pipet dan Gunting 100.000,-
4. Handscoon 100.000,-
SUBTOTAL 900.000,-
Biaya Transportasi
1. Biaya transportasi (@Rp.500.000/bulan) 1.500.000,-
SUBTOTAL 1.500.000,-
Lain-Lain
1. ATK, Pengadaan laporan dan biaya ads 650.000,-
2. Biaya Internet (@Rp.450.000/bulan) 1.350.000,-
3. Biaya proses pengemasan 600.000,-
SUBTOTAL 2.600.000,-
JUMLAH TOTAL 10.000.000,-
21

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Program Bidang Alokasi
No Nama / NIM Uraian Tugas
Studi studi Waktu
1 Rahayu Nugraheni DIII Sains 20 a. Melakukan riset
201810300511043 Keperawat pasar
an b. Membuat desain
gelang
c. Berkolaborasi
dengan ahli untuk
pembuatan produk
gelang
d. Bekerjasama
dengan pihak
terkait
e. Melakukan uji
coba produk

2 Ulffatus Nafisyah Diploma 3 Sains 20 a. Melakukan riset


202010300511019 Keperawat pasar
an b. Membuat desain
gelang
c. Berkolaborasi
dengan ahli untuk
pembuatan produk
gelang
d. Bekerjasama
dengan pihak
terkait
e. Melakukan eval
dan
pengembangan
produk
22

3 Utari Indah Hernani Diploma 3 Sains 20 a. Melakukan riset


202010300511018 Keperawat pasar
an b. Membuat desain
gelang
c. Berkolaborasi
dengan ahli untuk
pembuatan produk
gelang
d. Bekerjasama
dengan pihak
terkait
e. Melakukan eval
dan
pengembangan
4 Fikri Aji Pamadi Diploma 3 Sains 20 a. produk
Melakukan riset
201810300511026 Keperawat pasar
an b. Membuat desain
gelang
c. Berkolaborasi
dengan ahli untuk
pembuatan produk
gelang
d. Bekerjasama
dengan pihak
terkait
e. Melakukan
promosi dan
edukasi
5 Muhammad Diploma 3 Sains 20 a. Melakukan riset
Ridwan Keperawat pasar
201810300511024 an b. Membuat desain
gelang
c. Berkolaborasi
dengan ahli untuk
pembuatan produk
gelang
d. Bekerjasama
dengan pihak
terkait
e. Melakukan eval
dan
pengembangan
produk
23

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai