DI SUSUN OLEH:
MIFTAHUL JANNAH ( PBd19.008 )
NITRAYANTI (PBd19.009)
IRNA SEPTIANA (PBd19.005)
JIHAN (PBd19.006)
KENDARI 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah “PENANGANAN KASUS NEONATUS
YANG BERESIKO PADA KEGAWATDARURATAN” ini dapat terselesaikan.
Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat dosen pengampuh, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
mengerjakan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saya memohon saran dan kritik dari dosen pengampuh yang
sifatnya membangun.
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………..
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………….
C. TUJUAN…………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………
BAB IIIPENUTUP…………………………………………………………….
A. KESIMPULAN.…………… …….....................................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan
yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia, ikterus,
hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang
termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM) (Kemenkes, RI, 2016 : 129).
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu asfiksia, bayi berat
lahir rendah, dan infeksi. Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan ditangani,
namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan,
keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik,
terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan
kesehatan (Kemenkes, RI, 2016: 129).
C. TUJUAN
1. Mengetahui apakah yang di maksud dengan neonatus beresiko tinggi
2. Mengatahui apa saja yang termasuk ke dalam neonatus beresiko tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan, karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi
diluar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. hal ini dapat dilihat dari tingginya
angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Di perkirakan 2/3 kematian bayi di
bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intra
uterine ke ekstra uterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan fungsi.
Bayi resiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
menderita sakit atau kematian dari pada bayi lain. Resiko tinggi menyatakan bahwa
bayi harus mendapat pengawasan ketat oleh dokter dan perawat yang telah
berpengalaman. Lama masa pengawasan biasanya beberapa hari tetapi dapat berkisar
dari beberapa jam sampai beberapa minggu. Pada umumnya resiko tinggi terjadi pada
bayi sejak lahir sampai usia 28 hari (neonatus).
Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram (BBLR) yg
dikelompokkan sbg berikut :
Bayi berat badan lahir amat sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan < 1000 gram.
Bayi berat badan lahir sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
< 1500 gram.
Bayi berat badan lahir cukup rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
1501-2500 gram.
2. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan
Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum
mencapai 37 minggu.
Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42
minggu.
Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan > 37 minggu.
3. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan dan berat badan
Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) yaitu bayi yang lahir dengan
keterlambatan pertumbuhan intrauterine dengan berat badan terletak dibawah
persentil ke-10 dalam grafik pertumbuhan intra uterine.
Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) yaitu bayi yang lahir dengan dengan
berat badan sesuai dengan berat badan terletak antara persentil ke-10 dan ke-
90 dalam grafik pertumbuhan intra uterine.
Bayi besar untuk masa kehamilan (BMK) yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan lebih besar untuk usia kehamilan dg berat badan yang diatas persentil
ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra uterine.
4. Klasifikasi berdasarkan masalah patofisologis
Pada klasifikasi ini yaitu semua neonatus yang lahir disertai masalah
patofisiologis atau mengalami gangguan fisiologis.
Hiperbilirubinemia
Merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin seru
total lebih dari 10 mg % pada minggu pertama dengan ditandai ikterus.
Asfiksia Neonaturum
Merupakan keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas spontan dan teratur
setelah lahir, yang dapat disertai dengan hipoksia.
Tetanus neonaturum
Merupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat disebabkan adanya
infeksi melalui tali pusat , Yang dipicu oleh kuman clostridium tetani yang
bersifat anarerob dimana kuman tersebut berkembang tanpa adanya oksigen.
Respiratory Distress Sindrom
Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispneo, frekwensi pernapasan
yang lebih dari 0 kali permenit, adanya sianosis, adanya rintihan, pada saat
ekspirasi adanya rektraksi suprasternal.
B. Kejang
1. bayi tidak menangis pada waktu lahir adalah penyebab yang paling sering.
Timbul dalam 24 jam kehidupan pada kebanyakan kasus.
2. Pendarahan otak, dapat timbul sebagai akibat dari kekurangan oksigen atau
trauma pada kepala. Pendarahan subdural yang biasanya diakibatkan oleh
trauma dapat menimbulkan kejang.
Penatalaksanaan
C. HIPOTERMI
Hipotermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi kurang dari -(,2; + dari
suhu optimal. 36,5 Menurut Sarwono(2002) , gejala awal hipotermia apabila suhu
< 36 C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. bila seluruh tubuh bayi teraba
dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32 C – 36 C )
Disebut hipotermia kuat bila suhu tubuh < 32 C . Hipotermia pada BBL adalah
suhu di bawah 36,5 C , yang terbagi atas hipotermia ringan (cold stres) yaitu suhu
antara 36,5 C , hipotermia sedang yaitu suhu antara 36 C dan hipotermia berat
yaitu suhu tubuh <32 C . Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian. Hipotermia
menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, yang mengakibatkan
metabolik anerobik,meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan hipoksemia
dan berlanjut dengan kematian.
D. HIPERTERMI
Penyebabnya yaitu suhu lingkungan yang terlalu panas dapat disebabkan oleh
suhu incubator yang terlalu tinggi. Radiasi sinar matahari pada waktu bayi berada
didalam inkubator, terlalu banyak dan dalam tempat tidur bayi atau berada didekat
radiator panas dan sebagainya
Penatalaksanaan
1. Atasi aktifitas penderita yang demam tujuannya untuk menghemat energi dan
menurunkan kebutuhan oksigen. karena pada saat demam metabolisme tubuh
meningkat meskipun penderita tidak beraktifitas pasti akan terasa capai sekali
karena energi banyak digunakan. Anjurkan penderita banyak istirahat.
2. Cegah dehidrasi (kekurangan cairan) dengan memberikan banyak minum,
berikan minuman kesukaan seperti sari buah, minuman ion, jus, teh manis, air
susu, air limun, dll.
3. Ganti baju yang basah akibat keringat, gunakan baju tipis dan menyerap
keringat ketika demam dan bila klien menggigil atau merasa kedinginan
selimuti klien tetapi bila menggigil telah hilang gunakan kembali baju tipis
dan lepas selimut. Tujuan dari penggunaan baju tipis adalah agar kulit
terpapar oleh udara, karena udara dapat memindahkan panas. selain itu kulit
yang terbuka dapat memindahkan panas melalui radiasi sehingga membantu
memberi rasa nyaman saat demam.
4. Berikan kompres dengan air biasa selama 5 menit di bagian dahi,leher, ketiak,
selangkangan dan dibawah lutut. lakukan berulang bila suhu kembali panas
(kain kompres jangan dibiarkan saja sepanjang waktu menempel dibagian
tubuh penderita.
5. Atur suhu ruangan lebih dingin, tujuannnya agar panas berpindah keruangan.
misalnya membuka jendela, menyalakan kipas angin. Karena panas bisa
berpindah lewat udara dan berpindah ke lingkungan yang lebih dingin.
E. HIPOGLIKEMI
Kadar glukosa maternal yang tinggi selama kehidupan fetal merangsang terus-
menerus sel tersebut pada bayi untuk memproduksi insulin. Keadaan kadar
hipoglekemia ini berkepanjangan mendorong sekresi insulin fetal kemudian
menimbulkan pertumbuhan berlebihan dan deposisi lemak yang kemungkinan
merupakan penyebab bayi besar makrosomik. Ketika glukosa nenonatus hilang
mendadak saat kelahiran maka, produksi insulin yang terus-menerus segera memecah
glukosa yang beredar dalam hipoglekemia dalam 1 ½ sampai 4 jam terutama pada
bayi yang ibunya menderita diabetes. Penurunan mendadak kadar glukosa darah
dapat menyebabkan kerusakan neologis serius atau kematian.
penatalaksanaan
a. Monitor
Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM ) perlu di
monitor dalam 3 hari pertama :
Periksa kadar glukosa saat bayi datang /umur 3 jam. Ulangi tiap 6 jam selama
24 jam atau sampai pemeriksaan glukosa normal dalam 2 kali pemeriksaan.
kadar glukosa < 45 mg/dl atau gejala positif tangani hipoglikemia.
Pemeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan setelah 3 hari penanganan
hipoglikemia selesai .
Tetanus neonatorium adalah penyakit tetanus yang diderita oleh bayi baru lahir
yang disebabkan karena hasil klostarium tetani. Tetanus neonatorium menyebabkan
kematian pada bayi yang tinggi di segara berkembang karena pemotongan tali pusat
yang masih banyak menggunakan alat-alat tradisional. Masuknya kuman tetanus
klostriudium tetani sebagian besar melalui tali pusat. Masa inkubasinya sekitar 3 hari
sampai 10 hari, dan makin pendek masa inkubasinya penyakit makin fatal. Tetanus
neonatorium menyebabkan kerusakan pada pusat motorik, jaringan otak, pusat
pernafasan dan jantung.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. kehidupan pada masa
neonatus ini sangat rawan, karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi
diluar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. hal ini dapat dilihat dari tingginya
angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Di perkirakan 2/3 kematian bayi di
bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intra
uterine ke ekstra uterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan fungsi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/30215110/Asuhan_neonatus_resiko_tinggi
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-
Kegawatdaruratan-Maternal-Neonatal-Komprehensif.pdf
http://repository.unimus.ac.id/1219/7/4.%20BAB%20I.
%20PENDAHULUAN.pdf
http://www.sumbarsehat.com/2012/07/neonatus-beresiko-tinggi.html