Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Yang telah
memberikan banyak nikmat-Nya kepada kami. Sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang kami rencanakan.Makalah
ini yang berjudul “Gangguan Nafas Pada Bayi Baru Lahir” kami buat dalam
rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal yang meliputi nilai tugas, nilai
kelompok, nilai individu, dan nilai keaktifan.
Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan.
Begitu pula dalam penyusunan makalah ini yang mempunyai banyak
kekurangan.Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya.
Kami ucapkan terima kasih kepada pembimbing mata kuliah Organisasi
Manajemen Pelayanan Kebidanan yaitu Ibu Nina Primasari, SST, M.Keb yang
telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.Tidak lupa pula kepada
teman-teman yang telah ikut berpartisipasi sehingga makalah ini selesai tepat pada
waktunya.

Jakarta, Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB 1 ..................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan masalah......................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Batasan gangguan nafas pada bayi baru lahir .............................................. 3

B. Prinsip dasar gangguan napas pada bayi baru lahir ..................................... 3

C. Penyebab gangguan Napas ........................................................................... 3

D. Diagnosis ...................................................................................................... 4

E. Manajemen Umum ....................................................................................... 7

F. Manajamen spesifik atau Manajemen Lanjut .............................................. 7

BAB III ................................................................................................................. 10

PENUTUP ............................................................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

B. Saran ........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu
status kesehatan neonatal. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan,
melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Pertumbuhan dan
perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis karena dapat
menyebabkan kesakitan dan kematian bayi (Saifudin, 2002).
Penatalaksanaan bayi baru lahir memiliki tiga tujuan utama yaitu untuk mendeteksi
masalah medis sedini mungkin sehingga dapat diobati secara tepat, mempermudah
adaptasi pada kehidupan ekstraueri, melindungi bayi baru lahir dari proses bahaya seperti
hipotermi dan infeksi (Rudolph, 2006).
Angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan
dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya. Indonesia menduduki ranking ke-6
setelah Thailand (20 per 1.000 kelahiran hidup), Vietnam (18 per 1.000 kelahiran hidup),
Malaysia (10 per 1.000 kelahiran hidup), Brunei Darussalam (8 per 1.000 kelahiran
hidup), dan Singapura (3 per1.000 kelahiran hidup), (DepKes RI, 2008).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka
Kematian Bayi (AKB) sebesar 32 kematian/1000 kelahiran hidup (Hendriyana, 2013).
Menurut (Riset Kesehatan Dasar) RISKESDAS 2007, penyebab kematian neonatal 0-6
hari adalah gangguan pernafasan (37%), prematurias (34%), sepsis (12%), hipotermi
(7%), ikterus (6%) dan kelainan kongenital (1%) .
Menurut DepKes RI, angka kematian sepsis neonaturum cukup tinggi 13-15 % dari
angka kematian bayi baru lahir. Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis
neonaturum adalah meningitis, kejang, hipotermi, hiperbilirubin, gangguan nafas, dan
minum (DepKes, 2007).
Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi
baru lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat
seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir

1
dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia dan
mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, dan
keterlambatan tumbuh kembang. Contoh lain misalnya, kurang baiknya pembersihan
jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya cairan lambung kedalam paru-paru
yang mengakibatkan kesulitan pernapasan (Prawirohardjo, 2009).
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL) bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
bila terdapat kelainan pada bayi atau bayi mengalami masalah kesehatan. Risiko terbesar
kematian bayi baru lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga bila bayi lahir
di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama
24 jam pertama (Depkes, 2011).

B. Rumusan masalah

1. Apa batasan dari gangguan nafas bayi baru lahir?


2. Apa prinsip dasar dari gangguan nafas bayi baru lahir?
3. Apa penyebab dari gangguan nafas bayi baru lahir ?
4. Bagiamana diagnosis dari gangguan nafas bayi baru lahir ?
5. Bagaimana manajemen umum dari gangguan nafas bayi baru lahir?
6. Bagaimana manajemen dari gangguan nafas ringan dan sedang pada bayi barru
lahir?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui batasan dari gangguan nafas bayi baru lahir.


2. Untuk mengetahui prinsip dasar dari gangguan nafas bayi baru lahir.
3. Untuk mengetahui penyebab dari gangguan nafas bayi baru lahir.
4. Untuk mengetahui diagnosis dari gangguan nafas bayi baru lahir.
5. Untuk mengetahui manajemen umum dari gangguan nafas bayi baru lahir.
6. Untuk mengetahui manajemen dari gangguan nafas ringan dan sedang pada bayi
barru lahir.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Batasan gangguan nafas pada bayi baru lahir

Gangguan nafas pada bayi baru lahir (BBL) adalah keadaan bayi yang sebelumnya
normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah dilakukan resusitasi dan berhasil, tetapi
beberapa saat kemudian mengalami gangguan napas, biasanya mengalami masalah
sebagai berikut :

 Frekuensi nafas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukan satu atau lebih tanda
tambahan gangguan napas
 Frekuensi napas bayi kurang 40 kali/menit
 Bayi dengan sianosis sentral ( biru pada lidah dan bibir)
 Bayi apnu (nafas berhenti lebih 20 detik)

B. Prinsip dasar gangguan napas pada bayi baru lahir

 Gangguan napas merupakan salah satu kegawatan perinatal yang dapat memberi
dampak buruk bagi BBL, yaitu kematian atau apabila dapat bertahan hidup dengan
gejala sisa atau sekuele
 Bila terjadi apnu, ini merupakan salah satu tanda bahaya atau “Danger Sign” yang
harus segera ditangani di manapun BBL tersebut berada
 Gangguan napas dapat diakibatkan oleh banyak faktor penyebab, namun penanganan
awal kegawatannya yang merupakan hal yang sangat penting.

C. Penyebab gangguan Napas

1. Kelainan paru : pneumonia


2. Kelainan jantung : penyakit jantung bawaan, disfungsi miokardium
3. Kelainan susunan syaraf pusat akibat : asfiksia, perdarahan otak
4. Kelainan metabolik : hipoglikemia, asidosis metabolik
5. Kelainan bedah : pneumotoraks, fistel trakheoesofageal, hernia diafragmatika

3
6. Kelainan lain : sindrom aspirasi meconium, transient tachypnea of the newborn
penyakit membran hialin

Bila menurut masa gestasi, prnyebab gangguan napas adalah sebagai berikut:

 Pada bayi kurang bulan :


1) Penyakit membran hialin
2) Pneumonia
3) Asfiksia
4) Kelainan atau malformasi kongeital

 Pada bayi cukup bulan :


1) Sindrom Aspirasi Mekonium
2) Pneumonia
3) Transient tachypnea of the newborn
4) Asidosis
5) Kelainan atau malformasi kongeital

D. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas: anamnesis, pemeriksaan fisis dan


pemeriksaan penunjang

 Anamnesis
 Waktu timbulnya gangguan nafas
 Usia kehamilan
 Pengobatan steroid antenatal
 Faktor predisposisi : Ketuban pecah dini (KPD), demam pada ibu sebelum
persalinan
 Riwayat asfiksia dan persalinan dengan tindakan
 Riwayat aspirasi

4
 Pemeriksaan fisis

Gambaran Klinis Gangguan Nafas


o Gangguan nafas merupakan sindrom klinis yang terdiri dari kumpulan gejala sebagai
berikut :
Frekuensi nafas bayi lebih 60 kali/menit atau frekuensi nafas bayi kurang 40
kali/menit dan mungkin menunjukkan satu atau lebih pada tanda tambahan gangguan
napas sebagai berikut :
 Bayi dengan sianosis sentral
 Tarikan dinding dada
 Merintih
 Bayi apnu (Nafas berhenti lebih 20 detik)

Secara klinis gangguan nafas dibedakan menjadi tiga kelompok:

 Gangguan nafas ringan


 Gangguan nafas sedang
 Gangguan nafas berat

Klasifikasi Gangguan Nafas

Frekuensi Nafas Gejala Tambahan Gangguan Nafas Klasikasi


 Kurang dari 60  Dengan  Sianosis sentral dan tarikan Gangguan
kali/menit atau dinding dada atau merintih saat napas
 Kurang dari 90 kali / ekspirasi. berat
menit atau  Dengan  Sianosis sentral atau tarikan
 kurang dari 40 dinding dada atau merintih saat
kali/menit ekspirasi
 Dengan
atau
tanpa  Gejala lain dari gangguan nafas
 60 - 90 kali/ menit  Dengan  Tarikan dinding dada ATAU Gangguan
merintih saat ekspirasi nafas
 Kurang dari 90  Tetapi sedang
kali/menit tanpa  Sianosis sentral

5
60 – 90 kali/menit Tanpa Tarikan dinding dada atau Gangguan
merintih saat ekspirasi atau sianosis nafas
sentral ringan
60 – 90 kali/menit  Dengan  Sianosis sentral Kelaianan
jantung
 Tetapi  Tarikan dinding dada atau kongenital
tanpa merimtih

bila tersedia fasilitas oksigen, maka klasifikasi gangguan nafas dapat dibuat berdasarkan table
dibawah ini

Klasifikasi Gangguan Nafas Berdasarkan Modifikasi Downe’s Scale For


Respiratory Distress Assesment

Parameter 0 1 2
Frekuensi nafas Kurang dari 60/menit 60-80 Lebih dari 80
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang dengan Sianosis menetap
pemberian oksigen walaupun diberi
oksigen
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berta
Suara Nafas Suara napas dikedua Suara nafas dikedua paru Tidak ada suara
paru : baik : menurun nafas dikedua paru
Merintih Tidak merintih Dapat didengar dengan Dapat didengar
stetoskop tanpa alat bantu

Penilaian tingkat gangguan napas :

1. Nilai ≤ 3 : gangguan napas ringan


2. Nilai 4-5 : gangguan napas sedang
3. Nilai ≥6 : gangguan napas berat

 Pemeriksaan penunjang
 Dilakukan pemeriksaan radiologi
 Pemeriksaan laboratorium

6
E. Manajemen Umum

1. Pasang infus intravena sesuai kondisi bayi, yang paling sering dan bila bayi tidak
dalam keadaan dehidrasi berikan infus dekstrosa 10%
 Pantau selalu tanda vital
 Jaga patensi jalan nafas
 Berikan oksigen (2-3 liter/menit dengan kateter nasal)
2. Jika bayi mengalami apnu:
 Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
 Lakukan penilaian lanjut
3. Bila terjadi kejang, hentikan kejang
4. Segera periksa kadar glukosa darah
5. Pemberian nutrisi adekuat

Setelah manajemen umum, segera dilaukan manajemen lanjut sesuai dengan kemungkinan
penyeban dan jenis atau derajat gangguan nafas.

Sesuai dengan fasilitas yang ada, yang dapat dikelola di puskesmas adalah gangguan Nafas
ringan dan gangguan nafas sedang (sesuai kasus), sedangkan gangguan Nafas berat, dan
kelainan jantung kongenital harus segera dirujuk kerumah sakit rujukan.

F. Manajamen spesifik atau Manajemen Lanjut

 Gangguan Napas Ringan

Beberapa bayi cukup bulan yang mengalami gangguan napas ringan pada waktu lahir
tanpa gejala-gejala lain disebut Transient Tachypne of the Newborn (TTN), terutama
terjadi setelah bedah sesar. Biasanya kondisi tersebut akan membaik dan sembuh sendiri
tanpa pengobatan. Meskipun demikian, pada beberapa kasus, gangguan napas ringan
merupakan tanda awal dari infeksi sistemik.

 Amati pernapasan bayi setiap 2 jam selama 6 jam berikutnya.


 Bila dalam pengamatan gangguan napas memburuk atau timbul gejala sepsis lainnya,
terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan tangani gangguan napas sedang dan segera
dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan.

7
 Berikan ASI bila bayi mampu mengisap. Bila tidak, diberikan ASI perah dengan
menggunakan salah satu cara alternative pemberian minum.
 Kurangi pemberian O2 secara bertahap bila ada perbaikan gangguan napas. Hentikan
pemberian O2 jika frekuensi napas antara 40-60 x/menit.

Amati bayi setelah 24 jam berikutnya, jika frekuensi napas menetap antara 40-60 x/menit,
tidak ada tanda-tanda sepsis, dan tidak ada maslah lain yang memerlukan perawatan, bayi
dapat dipulangkan.

 Gangguan Napas Sedang


 Lanjutkan pemberian O2 4-5 liter/menit dengan sungkup
 Bayi jangan diberikan minum
 Jika ada tanda berikut, berikan antibiotika (ampisilin dan gentamisin) untuk terapi
kemungkinan besar sepsis :
o Suhu aksiler <34oC atau>39 oC;
o Air ketuban bercampur meconium;
o Riwayat infeksi intrauterine, demam, curiga infeksi berat atau ketuban pecah
dini (>18 jam)
 Bila suhu aksiler 34-36oC atau 37,5-39 oC tangani untuk masalah suhu abnormal dan
nilai ulang setelah 2 jam;
o Bila suhu masih belum stabil atau gangguan napas belum ada perbaikan,
berikan antibiotika untuk terapi kemungkinan besar sepsis
o Jika suhu normal, teruskan amati bayi. Apabila suhu kembali abnormal, ulangi
tahapan tersebut diatas.
 Bila tidak ada tanda-tanda kearah sepsis, nilai kembali bayi setelah 2 jam.
 Apabila bayi tidak menunjukkan perbaikan atau terdapat tanda-tanda perburukan
setelah 2 jam, terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan segera rujuk kerumah sakit
rujukan
 Bila bayi mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan (frekuensi napas menurun tidak
kurang dari 40x/menit, tarikan dinding dada berkurang atau suara merintih berkurang)
disertai perbaikan tanda klinis: kurang terapi O2 secara bertahap
Pasang pipa orogastrik, berikan ASI perah setiap 2 jam. Jika tidak dapat menyusu,
berikan ASI perah memakai salah satu cara alternative pemberian minum.

8
 Amati bayi selama 24 jam setelah pemberian antibiotic dihentikan. Bila bayi kembali
tampak kemerahan tanpa pemberian O2 selama 3 hari, minum baik dan tak ada alasan
bayi tetap tinggal di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan nafas pada bayi baru lahir (BBL) adalah keadaan bayi yang sebelumnya normal
atau bayi dengan asfiksia yang sudah dilakukan resusitasi dan berhasil, tetapi beberapa saat
kemudian mengalami gangguan napas, biasanya mengalami masalah sebagai berikut :

 Frekuensi nafas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukan satu atau lebih tanda
tambahan gangguan napas
 Frekuensi napas bayi kurang 40 kali/menit
 Bayi dengan sianosis sentral ( biru pada lidah dan bibir)
 Bayi apnu (nafas berhenti lebih 20 detik)

Secara klinik gangguan pernafasan dibagi menjadi 3 :

 Gangguan nafas berat


 Frekuensi nafas > 60 kali/menit dengan sianosis sentral dan tarikan
dinding dada atau merintih saat ekspirasi.
 Frekuensi nafas >90 kali/menit dengan sianosis sentral atau tarikan
dinding dada atau merintih saat ekspirasi
 Frekuensi nafas < 40 kali/menit dengan atau tanpa gejala lain dari
gangguan nafas
 Gangguan nafas sedang
 Frekuensi nafas 60-90 kali/menit dengan tarikan dinding dada atau
merintih saat ekspirasi
 Frekuensi nafas > 90 kali/menit tanpa tarikan dinding dada atau
merintih saat ekspirasi atau sianosis sentral
 Gangguan nafas ringan
 Frekuensi nafas 60-90 kali/menit tanpa tarikan dinding dada atau
merintih saat ekspirasi atau sianosis sentral

10
B. Saran

Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi
penyebab utama kematian bayi baru lahir, meliputi pelayanan antenatal yang
berkualitas, asuhan persalinan normal atau dasar, dan pelayanan asuhan neonatal
oleh tenaga professional.

Dengan memahami makalah ini diharapkan kita sebagai tenaga medis mampu
untuk memberikan asuhan kehamilan, persalinan, BBL yang cepat, tepat dan benar
yaitu dengan mampu mendeteksi keadaan yang dinilai membahayakan dan
menanganinya sesuai dengan prosedur yang berlaku (Standar operasional prosedur)
dalam penanganan kondisi kegawatdaruratan.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Dapartemen kesehatan RI 2008. Paket Pelatihan Pelayanan Obsetri Neonatal


Emergensi Dasar (PONED). Jakarta : JNPK-KR
 Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan
Neonatal Edisi Kelima. Jakarta :PT Bina Pustaka
 Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas
Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta
 Prof. Dr. Winjosastro Hanifa, SpOG.2005. Ilmu Kebidanan, Cetakan ketujuh, Edisi
Ketiga, Jakarta : Pustaka Sarwono Prawirohadjo. Yayasan Bina
 Alimul, Aziz. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika
 Gomella, Tricia Lacy (2004). Neonatology : Management, Procedures, On- call
problems, Diseases, and Drugs. Lange. ISBN: 0-07-138918-0

12

Anda mungkin juga menyukai