Anda di halaman 1dari 31

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan manusia kesehatan merupakan sesuatu yang berharga
bahkan tidak ternilai, bahwa dari berbagai hal yang dianggap mempunyai nilai maka
kesehatan menduduki urutan pertama. Kesehatan bukan hanya berkaitan dengan
penyakit tetapi mempunyai dimensi yang lebih luas. Yaitu selain dimensi fisik
(biologis), juga berkaitan dengan dimensi mental (perilaku) dan sosial (lingkungan)
yang keseluruhannya saling mempengaruhi. (Kaplan, 2010)

Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu hamil di Indonesia


belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung
menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan
Ibu   hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor
risiko kehamilan yang penting  untuk segera ditangani.

Seorang ibu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik ibu
yang mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka perlunya
pengawasan dan pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada
ibu hamil. Sesuai dengan perioritas pembangunan kesehatan dalam rangka menuju
indonesia sehat 2010 ada beberapa indikator yang dapat di gunakan antaranya AKI.
Kualitas kesehatan ibu hamil suatu negara dapat dilihat dari AKI dan AKB.
Rendahnya AKI-AKB menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan yang baik,
tetapi sebaliknya tingginya AKI-AKB menggambarkan kualitas belum optimal.
Menurut data survei Demografi dan Kesehatan Indinesia tahun 2007 AKI sebesar 243
kelahiran hidup. Target yang di capai tahun 2015 AKI turun menjadi 102
kematian/100.000 kelahiran hidup. (SDKI 2007)

2
Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah. Kehamilan
melibatkan berbagai perubahan fisiologi antara lain perubahan fisik, perubahan
sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi, darah, metabolisme, taktus urinarus serta
perubahan psikologis. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal namun
kadang tidak sesuai yang diharapkan. Sulit diprediksi apakah ibu hamil akan
bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu asuhan antenl merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Dengan pengawasan antenatal secara dini
dapat diketahui kelainan yang menyertai kehamilan sehingga dapat dipersiapkan
langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya.

Sebaiknya setiap pemeriksaan antenatal ibu diberitahu akan pentingnya tanda


bahaya saat kehamilan dan setiap tenaga kesehatana kunjungan rumah kepada ibu
hamil keluargapun sebaiknya diberi tahu akan masalah apa saja yang terdapat dalam
kehamil

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Untuk membantu memandirikan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan khususnya masalah nutrisi bagi ibu hamil melalui pendekatan di
bidang KIA.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kesadaran pada Ibu Hamil Untuk membina sendiri
kesehatannya
2. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk keluarganya
dalam menghayati dan mengatasi kesehatan pada Ibu Hamil
3. Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan Ibu hamil
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Ibu Hamil

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

KEHAMILAN
2.1. Definisi Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-
kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Sulit diketahui sebelimnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem
penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu akan bermasalah selama
kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting
untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu
dengan kehamilan normal (Prawiroharjo, 2002).
Asuhan antenatal (perawatan kehamilan) adalah suatu program terencana berupa
observasi, pendidikan dan penanganan medis oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan)
pada ibu hamil untuk memperoleh sesuatu proses kehamilan dan persalinan yang
bersih dan aman (BKKBN, 2003). Dengan pengawasan hamil dapat diketahui
berbagai komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan atau komplikasi hamil
sehingga segera dapat diatasi.

2.2. Pembagian Kehamilan


Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu :     
1. Trimester I yaitu 0 – 12 minggu
2. Trimester II yaitu 13 – 28 minggu
3. Trimester III yaitu 29 – 42 minggu
(Saifuddin, Abdul Bari. 2002)

4
2.3. Tanda Bahaya Kehamilan
1. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat. Kadang-kadang
dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin menemukan bahwa
penglihatannya menjadi kabur atau bebayang. Sakit kepala yang hebat dalam
kehamilan dan disertai tekanan darah yang tinggi adalah gejala dari pre-
eklampsi.
2. Gangguan penglihatan.
Karena pengaruh hormonal ketajaman penglihatan ibu dapat berubah
dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal, masalah visual yang
mendadak misalnya penglihatan kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan
ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan merupakan suatu tanda
pre-eklampsi.
3. Nyeri abdomen/ulu hati.
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal.
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat. Hal ini bisa berarti appenditis, kehamilan ektopik, abortus, 
penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kandung
empedu, infeksi saluran kemih. (Pusdiknakes,2003)
4. Gerakan janin berkurang.
Ibu hamil mulai merasakan gerakan janinnya pada bulan ke 5 atau bulan
ke 6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal, jika janin tidur
gerakan akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode
1 jam.

5
5. Perdarahan pervaginam.
Perdarahan pada trimester III yang tidak normal adalah memerah,
banyak, kadang-kadang tidak selalu disertai rasa nyeri, perdarahan macam ini
bias berarti plasenta previa atau sulotio plasenta. (Pusdiknakes,2003)
6. Bengkak pada tangan, kaki dan muka.
Hampir seluruh ibu hamil mengalami bengkak yang normal pada kaki
yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat
atau meninggikan kaki. Bengkak bias menunjukan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan dan tidak hilang setelah beristirahat dan disertai
dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal
jantung atau pre-eklampsi.
7. Perubahan Psikologis
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara
kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan
kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. Perubahan status yang radikal ini
dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk menjalani
proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan
dan mengalami puncaknya pada saat bayi baru lahir.
Dapat Secara umum, semua emosi yang dirasakan wanita hamil cukup
labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap berubah
dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga
mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi
berlebihan. Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya sendiri
dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain.

6
2.4. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan paling sedikit dilakukan 4 kali selama kehamilan:
1. Satu kali pada trimester pertama
2. Satu kali pada trimester kedua
3. Dua kali pada trimester ketiga

Pelayanan standar minimal “10 T”:                                             


1. Timbang berat badan
Memantau kenaikan berat badan selama kehamilan apakah sesuai atau tidak
dengan usia kehamilan,normalnya 6,5-15kg selama hamil.
2. Ukur tekanan darah
Untuk mengetahui apakah ada kenaikan tekanan darah selama kehamilan.
Normalnya >110/70 mmhg dan <140/90 mmhg, dengan kenaikan diastole 15%
dan sistol 20%.
3. Ukur tinggi pundus uteri
Untuk mengetahui apakah tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan dan
untuk menghitung tapsiran berat janin.
4. Pemberian imunisasi tetanus toksoid lengkap
Pencegahan terhadap infeksi tetanus neonatorum,di berikan 2 kali selama
kehamilan dengan jarak pemberian 4 minggu dari TT 1 ke TT 2.
5. Pemberian tablet zat besi (Fe)
Minimal 90 tablet selama kehamilan zat besi penting untuk mengkonpensasi
peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan, dan untuk memastikan
pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
Untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita penyakit menular seksual dan
HIV/AIDS agar dapat ditangani dengan segera.

7
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Mencakup tentang, komunikasi, informasi dan edukasi yang dilakukan oleh bidan
pada ibu hamil yang bertujuan untuk memberikan pelayanan antenatal yang
berkualitas.
8. Test Laboratorium/Test rutin dan khusus
Untuk mengetahui urine reduksi, protein dan test PMS

2.5. Perubahan Fisiologis Kehamilan


Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami
perubahan yang mendasar, sehingga dapat menunjang perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim, estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan
perubahan pada:
1. Rahim atau Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh
estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat, pembesaran ini pada dasarnya
disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus. Di samping ini serabut-serabut kolagen
yang adapun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga
uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin
Uterus bertambah besar dari 30 gram menjadi 1000 gram, ukuran pada
kehamilan cukup bulan yaitu: 30 X 25 X 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
Bentuk dan konsisten pada bulan pertama kehamilan yaitu bentuk rahim seperti buah
alpukat, pada kehamilan empat bulan uterus berbentuk bulat, selanjutnya pada akhir
kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur.
2. Serviks Uteri
Serviks Uteri  pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks
lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada
serviks otot ini  banyak mengandung kolagen, akibat kadar estrogen meningkat, dan
dengan adanya hipervaskularisasi maka konsisten serviks menjadi lunak (Tanda
Goodell). Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan

8
sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak. Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik.
3. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak
kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna porsio pun akan
tampak livide.
Pembuluh-pembuluh darah alat genitalia interna akan membesar. Hal ini
dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genitalia tersebut
meningkat.
4. Ovarium
Setelah proses ovulasi terhenti, dengan terjadinya kehamilan, indung telur
yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia kehamilan 16 minggu.
Korpus luteum tersebut berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian mengecil
setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron yang lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta.
5. Payudara (Mammae)
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,
estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen
menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel
asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan
kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan
untuk laktasi. Areola mammae akan mengalami hiperpigmentasi dan glandula
montgomery tampak lebih jelas menonjol di permukaan areola mammae.
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari papilla mammae dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi (Wiknjosastro, 2005:89-95).

9
6. Jantung dan Pembuluh Darah (kardiovaskular)
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan untuk dapat mendukung
peningkatan metabolisme sehingga tumbuh kembang janin sesuai dengan
kebutuhannya.
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya
(cardiac output/curah jantung) meningkat sampai     30-50% dengan rata-rata 33%.
Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya
pada kehamilan 16-28 minggu yaitu dari 4,5 liter/mnit menjadi 6 liter/menit. Karena
curah jantung meningkat, maka denyut jantung pun meningkat, sehingga beban
jantung meningkat. Oleh karena itu, kehamilan dengan penyakit jantung sangat
membebankan kerja jantung.
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena
rahim yang membesar menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung.
Selama persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan,
lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena
adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka
darah lebih banyak dialirkan ke rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima
seperlima dari seluruh darah ibu.
Tekanan darah saat hamil relatif menurun karena pengaruh hormon
progesteron yang menurunkan tonus otot-otot pembuluh darah sehingga terjadi
relaksasi dan akibat perubahan posisi uterus yang menekan pembuluh darah vena
cava inferior. Umumnya terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5-10
mmHg, dan diastolik sebesar 10-15 mmHg. Umumnya terjadi sampai 24 minggu,
selanjutnya tekanan darah akan kembali normal.
Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran darah meningkat sampai
50%, tetapi jumlah eritrosit (sel darah merah)  yang mengangkut oksigen hanya
meningkat sebesar 25-30%. Jumlah leukosit (sel darah putih) pun  meningkat sampai
10.000 per ml, begitu pula dengan produksi trombosit (Manuaba, 2007:141).

10
7. Sistem Pernafasan (Respirasi)
Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang
rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan pada usia kehamilan diatas 32
minggu oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah
diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya
pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lebih dari
biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan
lebih banyak oksigen untuk diri dan janinnya.
Lingkar dada wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran pernafasan
menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah
(kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat
kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.
8. Sistem Perkemihan (Traktus Urinarius)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus
yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus gravidarus keluar dari rongga panggul. Pada
akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh
progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar dari pada ureter kiri, karena
mengalami tekanan lebih banyak dari pada ureter kiri. Hal ini disebabkan oleh karena
uterus lebih sering memutar ke arah kanan. Akibat tekanan pada ureter kanan
tersebut, lebih sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra.
9. Sistem Pencernaan (Traktus Digetivus)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea).
Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus
digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang.
Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lama
berada di dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi, akan tetapi

11
menimbulkan obstipasi. Tidak jarang dijumpai gejala muntah (emesis gravidarum)
yang biasanya terjadi pada pagi hari, yang disebut sakit pagi (morning sickness).
Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa,
yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan
karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi
lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
10. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone  (MSH)
yang meningkat. Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen
kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi serta hidung, dikenal sebagai
kloasma gravidarum. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekitar puting susu
(areola mammae).
Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama. Linea alba pada
kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisea, sedangkan di perut bawah
bagian tengah biasanya tampak garis gelap dan kulit perut seolah retak-retak,
warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae livide.
11. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan
fetus, alat kandungan, payudara, dan tubuh ibu.
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meningkat sekitar 15-20%
yang umumnya ditemukan pada triwulan akhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu
diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya  pada usia > 20 minggu.
Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi sekitar 800 mg. Sebaiknya diet
wanita hamil ditambah dengan 30-50 mg zat besi dalam sehari. Hal ini dapat
diberikan sebagai sulfas ferrosus atau glukonas ferrosus sesudah makan.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5 – 16,5 kg rata-rata
12,5 kg atau dengan kata lain ibu mengalami kenaikan berat badan 0,5 kg/minggu.

12
Memperhatikan hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa ibu hamil memerlukan
makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi (Wiknjosastro, 2005:95-100).

2.6. Tujuan Ante Natal Care


1. Menyiapkan fisik dan mental ibu sebaik-baiknya.
2. Mengikuti dan mengetahui kesehatan ibu dan janin, sehingga apabila ada
kelainan dapat segera diatasi.
3. Menyelamatkan ibu dan bayi dalam kandungan pada waktu persalinan.
4. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal (BKKBN, 2003).

2.7. Rumah Sehat


2.7.1. Definisi Rumah Sehat
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area
sekitarnya yang digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan
keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO dalam Komisi WHO
Mengenai Kesehatan dan Lingkungan (2001), rumah adalah struktur fisik atau
bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk
kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan
keluarga dan individu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah
bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan
keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial,
sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh
karena itu, keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat
diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik
(Febri S, 2012).

13
2.7.2. Kriteria Rumah Sehat
Penetapan Rumah Sehat American Public Health Association (APHA:
a. Sistem penyediaan air harus baik
b. Tersedia fasilitas untuk mandi
c. Punya fasilitas pembuangan air bekas
d. Punya fasilitas pembuangan tinja
e. Penghuni tidak padat (1 orang/1,2 m2)
f. Ventilasi dan Penerangan yang cukup
g. Kondisi bangunan rumah yg kuat
h. Fondasi yg kokoh, dinding kuat dan kayu tidak lapuk.

2.7.3. Syarat Rumah Sehat (menurut APHA)


a. Memenuhi kebutuhan fisiologis. Antara lain, pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. 
b. Memenuhi kebutuhan psikologis. Antara lain, privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah. 
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah,
yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman
dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
sepadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan
tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir (Febri S, 2012).

14
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Jadwal Kunjungan Home Visit


Tabel 3.1. Jadwal Kunjungan Home Visit

Tangal
N
Kegiatan
o 1 1 1 1 2 2 2 2
6 7 8 9 0 1 2 3

1 Survei Penduduk √

2 Survei Keluarga √

2 Kunjungan ke Keluarga Binaan √ √

3 Identifikasi Masalah √ √

4 Prioritas Masalah √ √

Alternatif Pemecahan Masalah


6 √ √ √
Keluarga Binaan

7 Pengawasan dan Pembinaan √ √ √ √

8 Evaluasi √

15
3.2. Keluarga Binaan 1 (Satu)

3.2.1. Identitas Keluarga Binaan (Tanggal 17 Agustus 2016)


Bapak A tinggal di Kelurahan Sei Sikambing C II Kecamatan Medan
Helvetia, sebagai kepala keluarga yang memiliki 3 anggota keluarga yaitu 1 orang
istri dan 2 orang anak.

Table 3.2 Keterangan Keluarga Bapak A


No Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan

1 Bapak A Lk 40 SMA Pedagang Menikah


2 Ibu B Pr 38 SMA IRT Menikah
3 Anak L Lk 12 SD - -
4 Anak M Pr 9 SD - -

3.2.2. Anamnesa Ibu hamil


- G3P2A0
- Keluhan : Mual, Muntah
- Riwayat Obstetri
 HPHT : 26 Juni 2016
 TTP : 3 Maret 2017
 Usia kehamilan : 11-13 minggu
- Riwayat Persalinan
Tabel 3.3 Riwayat Persalinan
No Tahun persalinan Penolong JK BB PB Cara Lahir
1 2004 Bidan Pr 3100 gr - Spontan
2 2007 Bidan Lk 3000 gr - Spontan

16
- Riwayat KB : KB spiral
- Riwayat Perkawinan : Ibu B menikah pada umur 24 tahun
- Pola Makan : 3 x Sehari dengan porsi kecil
- Pola eliminasi : BAK : N BAB : N
- Pola Istirahat : ± 6 jam/hari
- Riwayat Kesehatan : Orangtua Ibu B menderita hipertensi.

3.2.3. Objektif
- Keadaan Umum
Kesadaran : CM
Emosi : Stabil
Vital Sign : Normal
- Pemeriksaan Fisik : Normal

3.2.4. Identifikasi Masalah (Tanggal 17 Agustus 2016)


Istri dari Bapak A adalah Ibu B seorang wanita hamil. Pada keluarga Bapak A
dijumpai Ibu B kurang mempunyai pengetahuan tentang ASI. Penggunaan air
sumur/bor yang keruh. Pola hidup bersih dan sehat kurang disadari keluarga A

3.2.5. Prioritas Masalah (Tanggal 17 Agustus 2016)


a. Tidak memberikan ASI kepada anak sebelumnya
b. Penggunaan air sumur/bor yang keruh
c. Tidak mencuci tangan sebelum makan

3.2.6. Alternative Pemecahan Masalah/Tindakan (Tanggal 19 Agustus 2016)


a. Menjelaskan tentang manfaat pemberian ASI kepada bayi.
b. Menjelaskan tentang makanan bergizi bagi ibu hamil.
c. Menjelaskan dan menyarankan untuk menggunakan penyaringan air
sederhana.

17
d. Menjelaskan tentang bahaya tidak mencuci tangan.
3.2.7. Pengawasan dan Pembinaan (Tanggal 19 Agustus s/d 22 Agustus 2016)
a. Memantau penggunaan penyaringan air sederhana
b. Memantau pembersihan rumah yang dilakukan oleh keluarga ibu hamil
c. Memantau kebiasaan mencuci tangan keluarga Bapak A

3.2.8. Evaluasi (Tanggal 23 Agustus 2016)


a. Ibu hamil berencana akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
b. Air di rumah keluarga Bapak A sudah tampak bersih.
c. Keluarga Bapak A sudah mencuci tangan sebelum makan.

3.3. Keluarga Binaan 2 (Dua)


3.3.1. Identitas Keluarga Binaan (Tanggal 17 Agustus 2016)
Bapak B tinggal di Kelurahan Sei Sikambing C II Kecamatan Medan
Helvetia, sebagai kepala keluarga yang memiliki 3 anggota keluarga yaitu 1
orang istri dan 1 orang anak.

Table 3.4 Keterangan Keluarga Bapak B


No Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan

1 Bapak B Lk 32 SMA Sopir Menikah


2 Ibu C Pr 30 SMK Buruh Menikah
3 Anak N Pr 3 - - -

3.3.2 Anamnesa Ibu hamil


- G2P1A0
- Keluhan : Mudah lelah, lesu
- Riwayat Obstetri
 HPHT : 24 April 2016
 TTP : 31 Januari 2017
 Usia kehamilan : 16-18 minggu

18
- Riwayat Persalinan
Tabel 3.5 Riwayat Persalinan
No Tahun persalinan Penolong JK BB PB Cara Lahir
1 2013 Bidan Pr 3200 gr 42 cm Spontan
- Riwayat KB : KB suntik
- Riwayat Perkawinan : Ibu C menikah pada umur 22 tahun
- Pola Makan : 2 x Sehari dengan porsi kecil
- Pola eliminasi : BAK : N BAB : N
- Pola Istirahat : ± 6 jam/hari
- Riwayat Kesehatan : Baik

3.3.2. Objektif
- Keadaan Umum
Kesadaran : CM
Emosi : Stabil
Vital Sign : Normal
- Pemeriksaan Fisik : Normal

3.3.3. Identifikasi Masalah (Tanggal 17 Agustus 2016)


Istri dari Bapak B adalah Ibu C seorang wanita hamil. Pada keluarga
Bapak B dijumpai Ibu C kurang mengonsumsi makanan yang bergizi.
Keadaan dalam rumah Bapak B terlihat tidak rapi dan berantakan. Bapak B
mempunyai kebiasaan merokok.

3.3.4. Prioritas Masalah (Tanggal 17 Agustus 2016)


a. Konsumsi makanan yang kurang bergizi
b. Keadaan rumah kurang bersih
c. Kebiasaan merokok

19
3.3.5. Alternative Pemecahan Masalah/Tindakan (Tanggal 19 Agustus 2016)
a. Menjelaskan kepada keluarga Bapak B untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi khususnya untuk ibu hamil.
b. Menjelaskan akibat kurang mengonsumsi makanan bergizi pada janin.
c. Menjelaskan dan menyarankan untuk rajin membersihkan rumah.
d. Menjelaskan tentang bahaya rokok.

3.3.6. Pengawasan dan Pembinaan (Tanggal 19 Agustus s/d 22 Agustus 2016)


a. Memantau konsumsi makanan ibu hamil
b. Memantau pembersihan rumah yang dilakukan oleh keluarga ibu hamil
c. Memantau kebiasaan merokok Bapak B

3.3.7. Evaluasi (Tanggal 23 Agustus 2016)


a. Ibu hamil sudah mengonsumsi makanan sayur, ikan, dan sumber karbohidrat.
b. Rumah keluarga bapak B sudah tampak bersih.
c. Bapak B masih merokok.

3.4. Keluarga Binaan 3 (Tiga)


3.4.1. Identitas Keluarga Binaan (Tanggal 17 Agustus 2016)
Bapak C tinggal di Kelurahan Sei Sikambing C II Kecamatan Medan
Helvetia, sebagai kepala keluarga yang memiliki 2 anggota keluarga yaitu 1 orang
istri dan 1 orang anak.

20
Table 3.6 Keterangan Keluarga Bapak C
No Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan

1 Bapak C Lk 30 SMA Pedagang Menikah


2 Ibu D Pr 26 SMA IRT Menikah

3 Anak O Lk 2 - - -

3.4.2. Anamnesa Ibu hamil


- G2P1A0
- Keluhan :-
- Riwayat Obstetri
 HPHT : 4 Juni 2016
 TTP : 11 Maret 2017
 Usia kehamilan : 9-11 minggu
- Riwayat Persalinan
Tabel 3.7 Riwayat Persalinan
No Tahun persalinan Penolong JK BB PB Cara Lahir
1 2014 Bidan Lk 2800 - Spontan
- Riwayat KB : Suntik
- Riwayat Perkawinan : Ibu C menikah pada umur 22 tahun
- Pola Makan : 3x Sehari dengan porsi sedang
- Pola eliminasi : BAK : N BAB : N
- Pola Istirahat : ± 7 jam/hari
- Riwayat Kesehatan : Baik
3.4.3. Objektif
- Keadaan Umum
Kesadaran : CM
Emosi : Stabil
Vital Sign : Normal
- Pemeriksaan Fisik : Normal

21
3.4.4. Identifikasi Masalah (Tanggal 17 Agustus 2016)
Bapak C mempunyai seorang istri Ibu D seorang wanita hamil yang
kurang mengetahui pentingnya pemeriksaan kehamilan. Pada keluarga Bapak
C dijumpai kurangnya pencahayaan di rumah dan lingkungan sekitar rumah
yang kotor.

3.4.5. Prioritas Masalah (Tanggal 17 Agustus 2016)


a. Kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan oleh tenaga
kesehatan.
b. Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang baik
c. Kebiasaan membuang sampah sembarangan

3.4.6. Alternative Pemecahan Masalah/Tindakan (Tanggal 19 Agustus 2016)


a. Menjelaskan tentang pentingnya memeriksakan kehamilan secara rutin.
b. Menjelaskan tentang tanda bahaya kehamilan.
c. Menjelaskan dampak dari kurangnya pencahayaan.
d. Menyarankan untuk tidak membuang sampah ke dalam saluran air/got.

3.4.7. Pengawasan dan Pembinaan (Tanggal 19 Agustus s/d 22 Agustus 2016)


a. Memantau apakah ibu D sudah memeriksakan kehamilannya
b. Memantau apakah keluarga bapak C sudah mengganti lampu disetiap kamar
dengan lampu yang lebih terang.
c. Memantau apakah keluarga Bapak C membuang sampah pada tempatnya.

3.4.8. Evaluasi (Tanggal 25 Agustus 2016)


a. Ibu hamil D sudah memeriksakan kehamilannya di Puskesmas.
b. Keluarga bapak C sudah mengganti lampu kamar dengan lampu yang lebih
terang.
c. Sudah ada tempat sampah di depan rumah Bapak C.

22
3.5. Keluarga Binaan 4 (Empat)

3.5.1. Identitas Keluarga Binaan (Tanggal 17 Agustus 2016)

Bapak D tinggal di Kelurahan Sei Sikambing C II Kecamatan Medan


Helvetia, sebagai kepala keluarga yang memiliki 3 anggota keluarga yaitu 1 orang
istri, 1 orang anak, dan 1 orang menantu.
Table 3.8 Keterangan Keluarga Bapak D
No Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan

1 Bapak D Lk 55 SMP Tk Becak Menikah


2 Ibu E Pr 52 SD IRT Menikah

3 Anak Q Pr 23 SMA IRT Menikah

4 Menantu P Lk 25 SMA Buruh Menikah

3.5.2. Anamnesa Ibu hamil


- G2P0A1
- Keluhan :-
- Riwayat Obstetri
 HPHT : - Januari 2016
 TTP : - Oktober 2016
 Usia kehamilan : 28 - 32 minggu
- Riwayat Persalinan :-
- Riwayat KB : Pil
- Riwayat Perkawinan : Ibu Q menikah pada umur 19 tahun
- Pola Makan : 3 x Sehari dengan porsi banyak
- Pola Eliminasi : BAK : N BAB : N
- Pola Istirahat : ± 6 jam/hari
- Riwayat Kesehatan : Baik

23
3.5.3. Objektif
- Keadaan Umum
Kesadaran : CM
Emosi : Stabil
Vital Sign : Normal
- Pemeriksaan Fisik : Normal

3.5.4. Identifikasi Masalah (Tanggal 17 Agustus 2016)


Anak dari Bapak D adalah Ibu Q seorang wanita hamil. Pada keluarga Bapak
D dijumpai Ibu Q kurang mempunyai pengetahuan tentang nutrisi ibu hamil.
Keadaan rumah ibu hamil dijumpai kurangnya ventilasi dan pencahayaan. Terlihat
saluran air/got di depan rumah yang tidak mengalir lancar.

3.5.5. Prioritas Masalah (Tanggal 17 Agustus 2016)


a. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi ibu hamil
b. Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang baik
c. Saluran air/got di depan rumah tidak mengalir lancar

3.5.6. Alternative Pemecahan Masalah/Tindakan (Tanggal 19 Agustus 2016)


a. Menjelaskan tentang nutrisi ibu hamil.
b. Menjelaskan tentang pentingnya memeriksakan kehamilan secara rutin.
c. Menjelaskan tentang tanda bahaya kehamilan.
d. Menjelaskan dampak dari kurangnya ventilasi dan pencahayaan
e. Menjelaskan dampak dari got yang tidak mengalir dengan lancar
f. Menyarankan untuk tidak membuang sampah ke dalam saluran air/got.

3.5.7. Pengawasan dan Pembinaan (Tanggal 19 Agustus s/d 22 Agustus 2016)


a. Memantau apakah ibu hamil Q sudah mengonsumsi makanan bergizi
b. Memantau apakah keluarga bapak D sudah menambah jendela di ruang
tamunya

24
c. Memantau apakah keluarga bapak D sudah mengganti lampu disetiap kamar
dengan lampu yang lebih terang.
d. Memantau saluran air/got apakah air yang di dalam got dapat mengalir lancar.

3.5.8. Evaluasi (Tanggal 23 Agustus 2016)


a. Ibu hamil Q sudah mengonsumsi makanan bergizi.
b. Keluarga Bapak D berencana akan menambah jendela
c. Keluarga bapak D belum mengganti lampu kamar dengan lampu yang lebih
terang.
d. Saluran air/parit sudah bersih, terlihat sedikit sampah yang berada di dalam
parit.

3.6. Keluarga Binaan 5 (Lima)

3.6.1. Identitas Keluarga Binaan (Tanggal 17 Agustus 2016)


Bapak E tinggal di Kelurahan Sei Sikambing C II Kecamatan Medan
Helvetia, sebagai kepala keluarga yang memiliki 1 anggota keluarga yaitu 1 orang
istri.

Table 3.9 Keterangan Keluarga Bapak E


No Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan

1 Bapak E Lk 25 SMA Buruh Menikah


2 Ibu F Pr 22 SMP IRT Menikah

3.5.2 Anamnesa Ibu hamil

- G1P0A0
- Keluhan : Tidak selera makan
- Riwayat Obstetri
 HPHT : 7 April 2016
 TTP : 14 Januari 2017
 Usia kehamilan : 18 - 20 minggu

25
- Riwayat Persalinan :-
- Riwayat KB : pil
- Riwayat Perkawinan : Ibu S menikah pada umur 20 tahun
- Pola Makan : 2 x Sehari dengan porsi kecil
- Pola eliminasi : BAK : N BAB : N
- Pola Istirahat : ± 8 jam/hari
- Riwayat Kesehatan : Baik

3.5.3 Objektif
- Keadaan Umum
Kesadaran : CM
Emosi : Labil
Vital Sign : Normal
- Pemeriksaan Fisik : Normal

3.5.4 Identifikasi Masalah (Tanggal 17 Agustus 2016)


Istri dari Bapak E adalah Ibu F seorang wanita hamil. Pada keluarga Bapak E
dijumpai Ibu F kurang mempunyai pengetahuan tentang pentingnya memeriksakan
kehamilan oleh tenaga kesehatan. Konsumsi air minum isi ulang.

3.5.5 Prioritas Masalah (Tanggal 17 Agustus 2016)


a. Kurangnya pengetahuan untuk memeriksakan kehamilan
b. Konsumsi air minum isi ulang

3.5.6 Alternative Pemecahan Masalah/Tindakan (Tanggal 19 Agustus 2016)


a. Menjelaskan kepada keluarga Bapak E tentang pemeriksaan kehamilan
b. Menjelaskan tentang tanda bahaya kehamilan.
c. Menjelaskan dan menyarankan untuk memasak air minum sebelum
dikonsumsi.

26
3.5.7 Pengawasan dan Pembinaan (Tanggal 19 Agustus s/d 22 Agustus 2016)
a. Memantau apakah ibu hamil sudah memeriksakan kehamilannya
b. Memantau konsumsi air minum keluarga Bapak E

3.5.8 Evaluasi (Tanggal 23 Agustus 2016)


a. Ibu hamil sudah memeriksakan kehamilan di Puskesmas.
b. Keluarga Bapak E sudah mengonsumsi air minum yang dimasak terlebih
dulu.

27
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1. Kesadaran Memeriksakan Kehamilan Oleh Tenaga Medis


Dari data-data keluarga binaan yang didapatkan berdasarkan hasil wawancara,
dari 5 (lima) keluarga binaan ibu hamil terdapat 1 (satu) ibu hamil yang belum
memeriksakan kehamilannya, dan 2 (dua) ibu hamil yang kurang memperhatikan
konsumsi makanannya, hal ini mungkin disebabkan faktor pendidikan dan
pengetahuan yang rendah sehingga penulis memberikan penjelasan tentang
pentingnya memeriksakan kehamilan oleh tenaga kesehatan dan konsumsi makanan
yang bergizi bagi ibu hamil agar janin yang dikandung sehat.
Pada akhir penulis melakukan binaan terhadap keluarga ibu hamil yang
mempunyai masalah dengan pengetahuan pemeriksaan kehamilan dan konsumsi
makanan yang bergizi bagi ibu hamil, ibu hamil tersebut sudah memeriksakan
kehamilan di puskesmas setempat dan sudah mengonsumsi makanan yang bergizi.

4.2. Pengelolaan Sampah dan Limbah


Dari data-data keluarga binaan yang didapatkan berdasarkan hasil wawancara
dan survei ke lapangan, dari 5 (lima) keluarga binaan ibu hamil terdapat 2 keluarga
ibu hamil yang tidak memiliki pembuangan sampah dan limbah yang baik, hal ini
mungkin disebabkan faktor ekonomi dan pemahaman akan sanitasi yang kurang baik
sehingga penulis memberikan penjelasan tentang pengertian dan manfaat membuang
sampah dan limbah yang baik, agar terhindar dari penyakit dan lingkungan sekitar
menjadi bersih.
Namun pada akhir penulis melakukan binaan terhadap keluarga ibu hamil
yang mempunyai masalah dengan sampah dan limbah, masih ada keluarga ibu hamil
yang tidak memahami manfaat pengelolaan sampah dan limbah dengan benar, karena
apabila kondisi ini tidak ditanggapi dengan serius akan berdampak terhadap status
kesehatan keluarga.

28
4.3. Pengelolaan Air Minum Keluarga
Penggunaan air minum yang kurang memenuhi standard kesehatan juga
merupakan masalah yang terdapat pada keluarga binaan ibu hamil. Air yang mereka
gunakan berasal dari air isi ulang yang dibeli dari kios-kios. Air minum yang mereka
gunakan tidak dimasak. Menurut penulis hal ini akan sangat berisiko untuk
menimbulkan gangguan pada saluran pencernaan terutama penyakit diare dan
cacingan.

4.4. Pengelolaan Rumah Sehat


Pada pengelolaan data-data rumah sehat berdasarkan hasil wawancara yang
didapatkan; rumah kotor, kamar mandi yang licin (kotor), kurangnya pencahayaan
dan ventilasi, hal ini merupakan salah satu indikator rumah yang tidak sehat dan
berisiko untuk menimbulkan masalah pada anggota keluarga yang tinggal di rumah
tersebut. Keadaan diatas berhubungan dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan
pemahaman keluarga tentang kesehatan rumah yang kurang baik. Resiko kamar
mandi licin dapat menyebabkan cedera pada anggota keluarga terutama ibu hamil
yang akan berpengaruh pada janinnya. Sedangkan kurangnya ventilasi pada rumah
dapat mengakibatkan gangguan pada pernapasan, terutama pada keluarga yang ada
anggota keluarganya yang merokok di dalam rumah.

29
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Semua keluarga ibu hamil sudah menyadari pentingnya memeriksakan
kehamilan oleh tenaga kesehatan dan konsumsi makanan yang bergizi.
2. Beberapa keluarga ibu hamil sudah memahami pentingnya hidup sehat dan
bahaya merokok, tetapi masih ada salah satu anggota keluarga yang tetap
merokok.
3. Beberapa keluarga ibu hamil telah memiliki tempat pembuangan sampah dan
pembuangan limbah.
4. Beberapa keluarga ibu hamil di dalam keluarga binaan telah memenuhi syarat
rumah sehat, antara lain; kamar mandi bersih dan lantai rumah bersih,
ventilasi sudah ada, walaupun masih ada keluarga ibu hamil yang belum
memenuhi syarat rumah sehat.
5. Keluarga ibu hamil dalam keluarga binaan yang mengkonsumsi air isi ulang
masih tetap memanfaatkan air isi ulang tersebut tetapi sudah memasaknya
terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
6. Keluarga ibu hamil dalam keluarga binaan yang menggunakan air sumur yang
keruh sudah memanfaatkan saringan sederhana sehingga air tersebut kelihatan
lenih jernih.

5.2. Saran
1. Disarankan kepada keluargaibu hamil untuk tetap melakukan upaya hidup
sehat, seperti menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sehat.
2. Disarankan kepada ibu – ibu hamil dalam keluarga binaan untuk rutin
memeriksakan kehamilaman oleh tenaga kesehatan dan memperhatikan
makanan yang akan dikonsumsi.

30
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka


Utama. Jakarta.

BKKBN. 2010. Bina Keluarga Ibu Hamil. Direktorat Pengembangan Kesehatan


Keluarga. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Jakarta 7-9, 32- 38,
66-67.

BKKBN. 2012, Pedoman Pengelolaan Bina Keluarga Ibu Hamil, Badan


Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Bina Ketahanan
Remaja. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. 2. Pedoman Pelayanan Kesehatan


Peduli Remaja di Puskesmas. Jakarta.

Murti B, Hadinoto SH, & Herlambang G. 2011. Modul Field Lab, Edisi Revisi I,
keterampilan kedokteran keluarga : Kunjungan Pasien di rumah (Home Visit).
Diunduh dari : http://fk.uns.ac.id/static/file/Home_Visit_2011.pdf. [Diakses
pada 25 Agustus 2016]

Depkes. 2012. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Direktorat Pengembangan Kesehatan
Keluarga. Diunduh dari : www.depkes.go.id/.../info.../BUKU%20KIA
%2020_03%202016.p... [Diakses pada 25 Agustus 2016]

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan – BKKBN, 2011. Kajian Profil


Penduduk Ibu Hamil. Diakses dari: http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil
%20Penelitian/Karakteristik%20Demografis/2011/Kajian%20Profil
%20Penduduk%20%20(10%20-%2024%20tahun).pdf [Diakses pada 25
Agustus 2016]

31

Anda mungkin juga menyukai