Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

Daftar Isi...........................................................................................................................1

Kata Pengantar..................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan............................................................................................................3

A. Latar Belakang............................................................................................................3

B. Rumusan Masalah......................................................................................................4

C. Tujuan........................................................................................................................4

Bab II Pembahasan...........................................................................................................5

A. Pengertian dan Ciri-Ciri Penjualan Konsinyasi........................................................5

B. Alasan memilih Menggunakan Penjualan Konsinyasi..............................................6

C. Metode Akuntansi Penjualan Konsinyasi .................................................................7

D. Barang Konsinyasi Yang belum Laku terjual Hingga Akhir Periode........................11

Bab III Penutup.................................................................................................................13

Daftar Pustaka.....................................................................................................................14

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga Ringkasan Materi ini dapat

tersusun hingga selesai.

Dan harapan saya semoga Ringkasan Materi ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman. Saya yakin masih banyak

kekurangan dalam Ringkasan Materi ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan

kritik membangun dari pembaca demi kesempurnaan Ringkasan Materi ini.

Medan, 29 oktober 2018

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya jumlah pelanggan atau calon pelanggan pada setiap daerah atau wilayah adalah

terbatas. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan volume penjualan tidak akan mencapai hasil

yang maksimal apabila tidak disertai dengan usaha untuk memperluas daerah pemasaran. Usaha

untuk memeperluas daerah pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti

konsinyasi, pembukaan agen penjualan, serta pembukaan kantor cabang. Hal tersebut disebut

juga dengan konsinyasi. Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamanat kepada

komisioner tidak diikuti dengan penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan. Meskipun

diakui bahwa dalam transaksi konsinyasi telah terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan

barang kepada komisioner, namun demikian “hak milik” atas barang yang bersangkutan tetap

berada pada pengamanat (consignor). Hak milik akan berpindah dari pengamanat apabila

komisioner telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Terdapat perbedaan

prinsipal antara transaksi penjualan dengan transaksi konsinyasi. Dalam transaksi penjualan hak

milik atas barang berpindah kepada pembeli pada saat penyerahan barang. Di dalam transaksi

konsinyasi penyerahan barang dari pengamat kepada komisioner tidak diikuti adanya hak milik

atas barang yang bersangkutan.

3
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian dan Ciri-ciri Penjualan Konsinyasi?

2. Alasan memilih metode Penjualan Kosninyasi?

3. Metode Akuntansi Penjualan Konsinyasi ?

4. Masalah jika Barang konsinyasi belum laku sampai akhir periode?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan ciri-ciri penjualan konsinyasi

2. Mengetahui Alasan memilih metode Penjualan Konsinyasi

3. Mengetahui metode Akuntansi penjualan konsinyasi

4. Mengetahui solusi apa yang harus diambil jika barang kosinyasi mengalami masalah

belum Laku terjual Hingga akhir periode.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ciri-Ciri Penjualan Konsinyasi

Penjualan Konsinyasi merupakan salah satu bentuk upaya perusahaan untuk

meningkatkan jumlah penjualannya disamping bentuk penjualan biasa (tunai dan kredit)

dan penjualan cicilan. Dalam hal ini si penjual menitipkan barang yang akan dijual

kepada pihak lain untuk dijualkan. Alan R Drebin (1989) mengartikan penjualan dengan

penyerahan barang oleh pemiliknya kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen

penjualan, sementara hak kepemilikan atas barang masih ditahan oleh si pemilik sampai

barang tersebut terjual. Si Pemilik yang menitipkan disebut sebagai Konsinyor

(pengamanat/penitip) sedang yang menerima titipan disebut konsinyi (komisioner). Jadi ,

bila proses konsinyasi ini telah berjalan , akan terdapat tiga pihak yang terkait , yaitu

Konsinyi yang bertindak sebagai penjual , Konsinyor , dan pihak ketiga (pembeli).

Ciri-Ciri Penjualan konsinyasi:

1. Hak milik atas barang : penyerahan fisik barang dari konsinyor kepada konsinyi tidak

diikuti dengan penyerahan hak kepemilikan kepada konsinyi. Hak kepemilikan baru

berpindah dari konsinyor sesudah konsinyi berhasil menjualnya kepada pihak ketiga

atau pembeli.

2. Biaya penjualan : meskipun yang bertindak sebagai penjualan adalah konsinyi , tetapi

dalam konsinyasi ini semua biaya yang berkaitan dengan barang (disebut barang

konsinyasi) ditanggung oleh konsinyor.

5
3. Barang yang tak terjual : akan selalu ada jangka waktu tertentu barang konsinyasi

dititipkan ditangan konsinyi. Bila jangka waktu tersebut berakhir dan ternyata barang

konsinyasi belum juga terjual, maka barang tersebut akan dikembalikan kepada

konsinyor tanpa sesuatu pembebanan biaya kepada pihak konsinyi.

4. Harga jual barang konsinyasi : dalam perjanjian konsinyasi, umumnya harga jual

barang sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh konsinyor dan konsinyi tidak boleh

menjual barang konsinyasi dengan harga yang menyimpang dari harga yang

ditetapkan tersebut.

B. Alasan memilih menggunakan Penjualan Konsinyasi

Alasan Konsinyor :

1. Cara ini merupakan cara yang paling efektif dalam memperluas pasar , terutama

untuk produk baru, produk yang harganya mahal, produk yang harganya sangat

befluktuasi atau produk yang penjualannya lewat dealer selama ini tidak

menguntungkan.

2. Konsinyor akan sangat mungkin mendapatkan tenaga penjual spesialis untuk produk-

produk tertentu, seperti padi-padian , ternak , dan hasil-hasil bumi.

3. Konsinyor masih dapat mengendalikan harga jual barang yang barangkali tidak

memungkinkan bila dijual lewat dealer

4. Begitu juga pengendalian atas jumlah fisik barang dapat dilakukan oleh konsinyor

sehingga memudahkan dalam perencanaan produksi.

Alasan Konsinyi :

1. Konsinyi tidak menanggung risiko rugi bagi barang konsinyasi yang gagal terjual.

6
2. Konsinyi tidak perlu mengeluarkan biaya operasi penjualan karena biaya ini biasanya

ditanggung oleh konsinyor.

3. Konsinyi terhindar dari kerugian barang rusak, fluktuasi harga maupun barang yang

kadaluarsa.

4. Kebutuhan modal kerja kecil.

5. Konsinyi akan memperoleh komisi dari penjualan konsinyasi.

C. Metode Akuntansi Penjualan Konsinyasi

1. Metode Laba terpisah : Transaksi transaksi konsinyasi dipisahkan

pencatatannya dari transaksi-transaksi reguler, sehingga laba atau rugi yang timbul akan

dapat diketahui secara tersendiri.

2. Metode Laba Tak Terpisah : Pencatatan atas transaksi-transaksi konsinyasi tidak

dipisahkan dari pencatatan transaksi-transaksi reguler, sehingga laba atau rugi yang

timbul dari transaksi konsinyasi tidak dapat secara langsung diketahui.

a. METODE LABA TERPISAH

Pada buku Konsinyor akan dilakukan :

1) Dibuka perkiraan “konsinyasi keluar” : didebit harga pokok barang yang dikirimkan

kepada konsinyi dan juga semua biaya yang berkaitan dengan transaksi konsinyasi ;

dikredit : hasil penjualan oleh konsinyi.

2) Pada akhir periode laba/rugi dari penjualan konsinyasi dipindahkan ke pekiraan

ikhtisar laba-rugi sehingga menjadi bagian dari laba rugi perusahaan.

3) Bila konsinyasi dilakukan dengan lebih dari dua orang konsinyi maka untuk setiap

konsinyi disediakan satu perkiraan yang tersendiri.

Pada buku konsinyi akan dilakukan :

7
1) Dibuka perkiraan”konsinyasi masuk”. Didebit: semua biaya yang timbul dan

berkaitan dengan kegiatan penjualan konsinyasi yang nantinya akan ditanggung oleh

pihak konsinyor dan jumlah uang yang dikirimkan ke konsinyor. Dikredit: dicatakan

hasil nilai hasil penjualan yang berhasil dilakukan. Jadi, sudah jelas bahwa transaksi

barang konsinyasi dari pihak konsinyor tidak dicatat ke dalam jurnal melainkan hanya

dicatat memorial saja.

2) Pada akhir periode konsinyi akan menghitung besarnya komisi baginya yang

merupakan pendapatan utama pihak konsinyi dan selanjutnya komisis ini akan

dipindahkan ke perkiraan ikhtisar Laba-Rugi.

3) Bila kegiatan konsinyasi ini dilakukan dengan dua orang/pihak konsinyor atau lebih

maka untuk setiap konsinyor sebaiknya disediakan satu perkiran / akun tersendiri.

CONTOH :

Transaksi berikut terjadi antara PT x dan toko Z :

PT X menitipkan hand phone (hp) untuk dijual kepada toko Z seharga Rp.850.000 per buah.

Toko Z akan diberi komisi 20% dari penjualan. Semua biaya yang dikeluarkan Toko Z

sehubungan dengan penjualan Hp tersebut akan ditanggung oleh PT X. Harga Pokok Per buah :

Rp. 500.000.

2/april: PT X mengirmkan 10 buah Hp kepada Toko Z

2/april: ongkos kirim dibayar oleh PT X Rp.600.000

3/april : Toko Z membayar biaya biaya sebesar Rp.250.000

03-30/april : Seluruh Hp terjual oleh Toko Z

8
30 April : Toko Z mengirimkan laporan penjualan dan sekaligus mengirimkan uang hasil

penjualan sesudah dipotong dengan berbagai biaya terkait.

Jawab :

METODE LABA TERPISAH

TRANSAKSI KONSINYOR KONSINYI

02/april Konsinyasi keluar-toko z 5.000 Diterima 10 buah HP untuk dijual

Pngiriman brg konsinyasi 5.000 @850.000

02/april Konsinyasi Keluar Toko Z 600

Kas 600

03/april Konsinyasi masuk -PT X 250

Kas 250

03-30/april Kas 8.500

Konsinyasi masuk 8.500

30/April Konsinya masuk-PT X 1.700

Komisi atas konsinyasi 1700

30/april Kas 6.550 Konsinyasi masuk PT X 6.550

Konsinyasi keluar toko Z 1.950 Kas 6.550

Konsinyasi keluar toko Z 8.500

Konsinyasi keluar-toko Z 950

Laba Konsinyasi 950

b. METODE LABA TAK TERPISAH

9
Pencatatan untuk konsinyi :

 Dibuka perkiraan atas nama konsinyor untuk mencatat semua transaksi yang

berhubungan dengan konsinyasi. Didebit: pengeluaran biaya yang ditanggung

konsinyor dan penyetoran kepada konsinyor ; dikredit : harga pokok penjualan

barang konsinyasi dan penerimaan lainnya.

 Jadi Pada saat penerimaan barang konsinyi hanya membuat catatan memorial

saja.

Catatan:

Bila dalam hubungan konsinyasi , konsinyor mempersyaratkan adanya uang muka , maka hal ini

harus dicatat secara tersendiri dan tidak boleh digabungkan dengan perkiraan konsinyasi masuk

(bagi konsinyi) atau dipotongkan sebagi setoran dari konsinyi, tapi harus dilaporkan terpisah

sebagai uang muka di neraca.

Pencatatan Untuk konsinyor:

1) Semua transaksi yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi dicatat seperti transaksi

penjualan biasa sehingga pada saat barang terjual baru dilakukan pencatatan, termasuk

pencatatan harga pokonya dan biaya-biaya terkait.

2) Pada saat barang dikirim kepada konsinyi, konsinyor hanya membuat catatan memorial

saja.

TRANSAKSI KONSINYOR KONSINYI

02/april Dikirim 10 buah Hp kepada Toko Diterima 10 buah Hp untuk dijual

Z untuk dijual Rp.850.000 @850.000

02/april Ongkos kirim 600

10
Kas 600

03/april PT X 250

Kas 250

03-30/april Kas 8.500

Penjualan 8.500

Pembelian 6.800

PT X 6.800

30/april

30/april Kas 6.550 PT X 6.550

Ongkos bongkar 250 Kas 6.550

Biaya komisi 1.700

Penjualan 8.500

D. Barang kosinyasi yang belum laku terjual hingga akhir periode.

Barang konsinyasi milik konsinyor yang dititipkan kepada konsinyi, ada kalanya tidak habis

terjual atau dengan kata lain konsinyi belum mampu menjual seluruhnya sampai akhir periode

akuntansi. Apabila terjadi hal demikian, maka Konsinyor sebagai pemilik barang konsinyasi

tersebut harus mengadakan pencatatan atau penyesuaian terhadap catatan barang dagangannya.

Jika tidak dilakukan penyesuaian maka laporan keuangan pengamanat tidak mencerminkan

keadaan nilai barang danggangan yang sebenarnya. Pada pihak konsinyi adanya barang

konsinyasi yang belum terjual tidak mempengaruhi catatan barang dagangannya, sebab barang

konsinyasi tersebut memang bukan barang dagangan milik nya sehingga dalam hal ini konsinyi

tidak perlu mengadakan jurnal penyesuaian. Barang Konsinyasi yang belum terjual Pada Akhir

11
Periode untuk konsinyor Apabila terdapat barang konsinyasi yang belum terjual pada akhir

periode akuntansi maka perlu adanya penyesuaian terhadap barang-barang yang dititipkan

kepada konsinyi. secara fisik barang tersebut pada akhir periode telah menyerap biaya-biaya

untuk pengelolaan barang tersebut.Untuk barang konsinyasi yang telah terjual semuanya tidak

ada masalah terhadap biaya- biaya yang telah dikeluarkan karena langsung dapat dibebankan

atau diperhitungkan pada saat penyelesain pembayaran. Tetapi untuk barang konsinyasi yang

belum terjual, maka perlu diadakan penyesuaian dengan cara memperhitungkan biaya-biaya

yang telah dikeluarkan baik yang melekat barang yang telah dijual maupun yang belum terjual.

Penyesuaian terhadap biaya-biaya ini sangat penting dalam penentuan periode laba rugi.Apabila

telah dapat dipisahkan biaya-biaya yang melekat pada masing-masing barang konsinyasi, maka

perlakuan biayanya adalah sebagai berikut :

a. Untuk biaya yang melekat pada barang konsinyasi yang telah terjual, maka biaya tersebut

diperlakukan sebagai -biaya operasi pada periode penjualan.

b. Untuk biaya yang melekat pada barang konsinyasi yang belum terjual maka biaya tersebut

diperlakuakan dan dicatat sebagai -persekot biaya atau biaya yang ditangguhkan

pembebanannya.

12
BAB III

PENUTUP

Konsinyasi merupakan penyerahan barang oleh pemilik kepada pihak lain yang bertindak

sebagai agen penjual, tetapi hak atas barang tersebut tetap berada di tangan pemilik sampai

barang tersebut dijual oleh agen penjual. Penjualan konsinyasi disebut juga dengan penjualan

titipan, pihak yang menyarankan barang (pemilik) disebut consignor (konsinyor) atau pengamat,

sedang pihak yang menerima titipan barang tersebut disebut konsinyi, komisioner. Konsinyor

(Consignor) adalah pihak yang memiliki barang. Sedangkan Konsinyi (Consignee) adalah pihak

yang mengusahakan penjualan barang. Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi

Akuntansi penjualan Konsinyasi , mulai dari Pengertian , karakteristik , ciri , bentuk Prosedur

Pelaporan , Pencatatan Akuntansi hingga solusi untuk masalah barang akonsinyasi yang belum

laku terjual. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena keterbatasan

pengetahuan. Saya berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun

kepada saya demi sempurnanya Ringkasan Materi ini. Semoga Ringkasan Materi ini bermanfaat

bagi saya dan khususnya juga bagi para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Maksum, Azhar, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 , Edisi Revisi , Medan : USU Press, 2013.

Warren, Carl, S., James, M., Reeve, and philip, E., Fess, (2005), Accounting, 21st Edition,

Thomson South-Western, Ohio.

Yunus,Hadori dan Harnanto.”Akuntansi Keuangan Lanjutan 1” Edisi I, Cetakan Pertama, BPFE,

Yogyakarta, 1981.

14

Anda mungkin juga menyukai