Ringkasan Materi AKL Tugas 5
Ringkasan Materi AKL Tugas 5
Daftar Isi...........................................................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan............................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................4
Bab II Pembahasan...........................................................................................................5
Daftar Pustaka.....................................................................................................................14
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga Ringkasan Materi ini dapat
Dan harapan saya semoga Ringkasan Materi ini dapat menambah pengetahuan dan
kekurangan dalam Ringkasan Materi ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya jumlah pelanggan atau calon pelanggan pada setiap daerah atau wilayah adalah
terbatas. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan volume penjualan tidak akan mencapai hasil
yang maksimal apabila tidak disertai dengan usaha untuk memperluas daerah pemasaran. Usaha
untuk memeperluas daerah pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti
konsinyasi, pembukaan agen penjualan, serta pembukaan kantor cabang. Hal tersebut disebut
juga dengan konsinyasi. Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamanat kepada
komisioner tidak diikuti dengan penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan. Meskipun
diakui bahwa dalam transaksi konsinyasi telah terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan
barang kepada komisioner, namun demikian “hak milik” atas barang yang bersangkutan tetap
berada pada pengamanat (consignor). Hak milik akan berpindah dari pengamanat apabila
komisioner telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Terdapat perbedaan
prinsipal antara transaksi penjualan dengan transaksi konsinyasi. Dalam transaksi penjualan hak
milik atas barang berpindah kepada pembeli pada saat penyerahan barang. Di dalam transaksi
konsinyasi penyerahan barang dari pengamat kepada komisioner tidak diikuti adanya hak milik
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4. Mengetahui solusi apa yang harus diambil jika barang kosinyasi mengalami masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
meningkatkan jumlah penjualannya disamping bentuk penjualan biasa (tunai dan kredit)
dan penjualan cicilan. Dalam hal ini si penjual menitipkan barang yang akan dijual
kepada pihak lain untuk dijualkan. Alan R Drebin (1989) mengartikan penjualan dengan
penyerahan barang oleh pemiliknya kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen
penjualan, sementara hak kepemilikan atas barang masih ditahan oleh si pemilik sampai
bila proses konsinyasi ini telah berjalan , akan terdapat tiga pihak yang terkait , yaitu
Konsinyi yang bertindak sebagai penjual , Konsinyor , dan pihak ketiga (pembeli).
1. Hak milik atas barang : penyerahan fisik barang dari konsinyor kepada konsinyi tidak
diikuti dengan penyerahan hak kepemilikan kepada konsinyi. Hak kepemilikan baru
berpindah dari konsinyor sesudah konsinyi berhasil menjualnya kepada pihak ketiga
atau pembeli.
2. Biaya penjualan : meskipun yang bertindak sebagai penjualan adalah konsinyi , tetapi
dalam konsinyasi ini semua biaya yang berkaitan dengan barang (disebut barang
5
3. Barang yang tak terjual : akan selalu ada jangka waktu tertentu barang konsinyasi
dititipkan ditangan konsinyi. Bila jangka waktu tersebut berakhir dan ternyata barang
konsinyasi belum juga terjual, maka barang tersebut akan dikembalikan kepada
4. Harga jual barang konsinyasi : dalam perjanjian konsinyasi, umumnya harga jual
barang sudah ditetapkan terlebih dahulu oleh konsinyor dan konsinyi tidak boleh
menjual barang konsinyasi dengan harga yang menyimpang dari harga yang
ditetapkan tersebut.
Alasan Konsinyor :
1. Cara ini merupakan cara yang paling efektif dalam memperluas pasar , terutama
untuk produk baru, produk yang harganya mahal, produk yang harganya sangat
befluktuasi atau produk yang penjualannya lewat dealer selama ini tidak
menguntungkan.
2. Konsinyor akan sangat mungkin mendapatkan tenaga penjual spesialis untuk produk-
3. Konsinyor masih dapat mengendalikan harga jual barang yang barangkali tidak
4. Begitu juga pengendalian atas jumlah fisik barang dapat dilakukan oleh konsinyor
Alasan Konsinyi :
1. Konsinyi tidak menanggung risiko rugi bagi barang konsinyasi yang gagal terjual.
6
2. Konsinyi tidak perlu mengeluarkan biaya operasi penjualan karena biaya ini biasanya
3. Konsinyi terhindar dari kerugian barang rusak, fluktuasi harga maupun barang yang
kadaluarsa.
pencatatannya dari transaksi-transaksi reguler, sehingga laba atau rugi yang timbul akan
dipisahkan dari pencatatan transaksi-transaksi reguler, sehingga laba atau rugi yang
1) Dibuka perkiraan “konsinyasi keluar” : didebit harga pokok barang yang dikirimkan
kepada konsinyi dan juga semua biaya yang berkaitan dengan transaksi konsinyasi ;
3) Bila konsinyasi dilakukan dengan lebih dari dua orang konsinyi maka untuk setiap
7
1) Dibuka perkiraan”konsinyasi masuk”. Didebit: semua biaya yang timbul dan
berkaitan dengan kegiatan penjualan konsinyasi yang nantinya akan ditanggung oleh
pihak konsinyor dan jumlah uang yang dikirimkan ke konsinyor. Dikredit: dicatakan
hasil nilai hasil penjualan yang berhasil dilakukan. Jadi, sudah jelas bahwa transaksi
barang konsinyasi dari pihak konsinyor tidak dicatat ke dalam jurnal melainkan hanya
2) Pada akhir periode konsinyi akan menghitung besarnya komisi baginya yang
merupakan pendapatan utama pihak konsinyi dan selanjutnya komisis ini akan
3) Bila kegiatan konsinyasi ini dilakukan dengan dua orang/pihak konsinyor atau lebih
maka untuk setiap konsinyor sebaiknya disediakan satu perkiran / akun tersendiri.
CONTOH :
PT X menitipkan hand phone (hp) untuk dijual kepada toko Z seharga Rp.850.000 per buah.
Toko Z akan diberi komisi 20% dari penjualan. Semua biaya yang dikeluarkan Toko Z
sehubungan dengan penjualan Hp tersebut akan ditanggung oleh PT X. Harga Pokok Per buah :
Rp. 500.000.
8
30 April : Toko Z mengirimkan laporan penjualan dan sekaligus mengirimkan uang hasil
Jawab :
Kas 600
Kas 250
9
Pencatatan untuk konsinyi :
Dibuka perkiraan atas nama konsinyor untuk mencatat semua transaksi yang
Jadi Pada saat penerimaan barang konsinyi hanya membuat catatan memorial
saja.
Catatan:
Bila dalam hubungan konsinyasi , konsinyor mempersyaratkan adanya uang muka , maka hal ini
harus dicatat secara tersendiri dan tidak boleh digabungkan dengan perkiraan konsinyasi masuk
(bagi konsinyi) atau dipotongkan sebagi setoran dari konsinyi, tapi harus dilaporkan terpisah
1) Semua transaksi yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi dicatat seperti transaksi
penjualan biasa sehingga pada saat barang terjual baru dilakukan pencatatan, termasuk
2) Pada saat barang dikirim kepada konsinyi, konsinyor hanya membuat catatan memorial
saja.
10
Kas 600
03/april PT X 250
Kas 250
Penjualan 8.500
Pembelian 6.800
PT X 6.800
30/april
Penjualan 8.500
Barang konsinyasi milik konsinyor yang dititipkan kepada konsinyi, ada kalanya tidak habis
terjual atau dengan kata lain konsinyi belum mampu menjual seluruhnya sampai akhir periode
akuntansi. Apabila terjadi hal demikian, maka Konsinyor sebagai pemilik barang konsinyasi
tersebut harus mengadakan pencatatan atau penyesuaian terhadap catatan barang dagangannya.
Jika tidak dilakukan penyesuaian maka laporan keuangan pengamanat tidak mencerminkan
keadaan nilai barang danggangan yang sebenarnya. Pada pihak konsinyi adanya barang
konsinyasi yang belum terjual tidak mempengaruhi catatan barang dagangannya, sebab barang
konsinyasi tersebut memang bukan barang dagangan milik nya sehingga dalam hal ini konsinyi
tidak perlu mengadakan jurnal penyesuaian. Barang Konsinyasi yang belum terjual Pada Akhir
11
Periode untuk konsinyor Apabila terdapat barang konsinyasi yang belum terjual pada akhir
periode akuntansi maka perlu adanya penyesuaian terhadap barang-barang yang dititipkan
kepada konsinyi. secara fisik barang tersebut pada akhir periode telah menyerap biaya-biaya
untuk pengelolaan barang tersebut.Untuk barang konsinyasi yang telah terjual semuanya tidak
ada masalah terhadap biaya- biaya yang telah dikeluarkan karena langsung dapat dibebankan
atau diperhitungkan pada saat penyelesain pembayaran. Tetapi untuk barang konsinyasi yang
belum terjual, maka perlu diadakan penyesuaian dengan cara memperhitungkan biaya-biaya
yang telah dikeluarkan baik yang melekat barang yang telah dijual maupun yang belum terjual.
Penyesuaian terhadap biaya-biaya ini sangat penting dalam penentuan periode laba rugi.Apabila
telah dapat dipisahkan biaya-biaya yang melekat pada masing-masing barang konsinyasi, maka
a. Untuk biaya yang melekat pada barang konsinyasi yang telah terjual, maka biaya tersebut
b. Untuk biaya yang melekat pada barang konsinyasi yang belum terjual maka biaya tersebut
diperlakuakan dan dicatat sebagai -persekot biaya atau biaya yang ditangguhkan
pembebanannya.
12
BAB III
PENUTUP
Konsinyasi merupakan penyerahan barang oleh pemilik kepada pihak lain yang bertindak
sebagai agen penjual, tetapi hak atas barang tersebut tetap berada di tangan pemilik sampai
barang tersebut dijual oleh agen penjual. Penjualan konsinyasi disebut juga dengan penjualan
titipan, pihak yang menyarankan barang (pemilik) disebut consignor (konsinyor) atau pengamat,
sedang pihak yang menerima titipan barang tersebut disebut konsinyi, komisioner. Konsinyor
(Consignor) adalah pihak yang memiliki barang. Sedangkan Konsinyi (Consignee) adalah pihak
yang mengusahakan penjualan barang. Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi
Akuntansi penjualan Konsinyasi , mulai dari Pengertian , karakteristik , ciri , bentuk Prosedur
Pelaporan , Pencatatan Akuntansi hingga solusi untuk masalah barang akonsinyasi yang belum
laku terjual. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena keterbatasan
pengetahuan. Saya berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada saya demi sempurnanya Ringkasan Materi ini. Semoga Ringkasan Materi ini bermanfaat
13
DAFTAR PUSTAKA
Maksum, Azhar, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 , Edisi Revisi , Medan : USU Press, 2013.
Warren, Carl, S., James, M., Reeve, and philip, E., Fess, (2005), Accounting, 21st Edition,
Yogyakarta, 1981.
14