Anda di halaman 1dari 4

A Farmer and His Three Sons

A farmer had three sons. They were all strong and young, but they never agreed with one another. They
often quarreled among themselves. The farmer had given them a lot of advice, but they always turned a
deaf ear. They disliked advice. The farmer felt very sad about it.

The farmer was thinking hard and then he got a good idea. He called all of his sons and ordered them,
“Bring me a few sticks.” Then, the farmer tied the sticks into a bundle.

“Each of you, break this bundle of sticks said!” said the farmer to his sons. They did what their father
said, but they could not break it. Then, the farmer untied the sticks and gave each of his sons a stick.
Each of them broke the stick easily in the glance of an eye.

“There you are, my sons!”, said the farmer. “If you remain united, you are strong. But if you quarrel with
one another, you will be broken one by one easily. Do you understand what I mean?”

At last, the advice worked out. They lived in harmony and united ever after. The farmer felt relieved.
“Now I can die peacefully,” he whispered.
Arti (Meaning):

Seorang Petani dan Tiga Anaknya

Seorang petani memiliki tiga putra. Mereka semua kuat dan muda, tetapi mereka tidak pernah sepakat
antara satu dengan yang lain. Mereka sering bertengkar dengan saudara mereka sendiri. Petani itu telah
memberi mereka banyak nasihat, tetapi mereka selalu tidak mendengarkan ucapan dan nasihan petani
tersebut. Mereka tidak menyukai saran. Petani merasa sangat sedih karenanya.

Petani itu terus berpikir dan kemudian dia memikirkan sebuah rencana yang bagus. Dia memanggil
semua anak-anaknya dan memerintahkan kepada mereka, “Bawakan saya beberapa tongkat.” Petani itu
mengikat tongkat itu ke dalam satu bundel.

“Kalian masing-masing, coba patahkan setumpuk tongkat ini!” kata petani itu. Mereka melakukan apa
yang diucapkan oleh ayah mereka, tetapi mereka tidak bisa mematahkanya. Kemudian, petani tersebut
melepaskan ikatan di setumpuk tongkat tersebut dan memberi masing-masing putranya sebuah
tongkat. Masing-masing mematahkan tongkat itu dengan mudah dalam sekejap mata.

“Ini dia, anak-anakku!”, teriak petani itu. “Jika kalian tetap bersatu, kalian menjadi kuat. Tetapi jika
kalian selalu bertengkar satu sama lain, kalian akan mudah patah satu per satu. Apa kalian mengerti
maksud saya? ”

Akhirnya, saran itu berhasil. Mereka hidup dalam harmoni dan bersatu setelahnya. Petani akhirnya
merasa lega. “Sekarang aku bisa berpulang dengan damai,” bisiknya.
The Mouse Deer and the Crocodile

The mouse deer was a very tricky and smart animal but he had many enemies in the forest. One of his
enemies was a crocodile that lived in a river near a forest.

One day, the mouse deer went to the river. It was a very hot day, and he was very thristy and dirty. The
mouse deer wanted something to drink from the river. He also wanted to bath and splashed the water
to his body.

Suddenly, the crocodile saw the mouse deer. “Hmm.. a nice meal,” he thought. The crocodile, then,
silently crawled behind the mouse deer. He grabbed him quickly. He caught the mouse deer’s legs.

The mouse deer was startled and terrified as well. then, he has an idea. He saw a twig floating near him.
He picked it up and said, “You stupid fool! So you think you have got me. Look at what you are biting. It
is a twig and not my leg, stupid crocodile! Here is my leg.”

Then, the mouse deer showed the twig to the crocodile. The crocodile’s eyes could not see the twig very
well and he was very stupid. He believed what the cunning mouse deer said. He released the mouse
deer’s leg and catched the twig. Then, the mouse deer ran out of the water immediately.

“Ha… ha…. ha…”, he laughed. “I tricked you!”


Arti (Meaning):

Sang Kancil dan Buaya

Kancil adalah binatang yang sangat cerdik dan pintr tapi dia memiliki banyak musuh di hutan. Salah satu
musuhnya adalah seekor buaya yang tinggal di sebuah sungai dekat hutan.

Suatu hari, kancil pergi ke sungai. Hari itu sangat panas, dan dia sangat haus dan kotor. Dia
menginginkan sesuatu untuk diminum dari sungai. Dia juga ingin mandi dan menyiram dirinya dengan
air.

Tiba-tiba buaya melihat kancil. “Hmm .. makanan enak,” pikirnya. Sang buaya, lalu, diam-diam
merangkak di belakang kancil. Dia menariknya dengan cepat. Dia menangkap kaki kancil itu.

Kancil pun kaget dan ketakutan juga. Lalu, dia punya ide. Dia melihat ranting mengambang di dekatnya.
Dia mengambilnya dan berkata, “Kamu bodoh banget! Jadi kamu pikir kamu sudah mendapatkan saya.
Lihat apa yang sedang kamu gigit. Itu adalah ranting dan bukan kaki saya, buaya bodoh! Inilah kakiku. ”

Lalu, sang kancil menunjukkan si ranting ke buaya. Mata buaya itu tidak bisa melihat rantingnya dengan
baik, dan dia sangat bodoh. Dia percaya kepada apa yang kancil yang licik itu katakan. Dia membebaskan
kaki kancil itu dan menangkap rantingnya. Lalu, si kancil pun langsung keluar dari air dengan segera.

“Ha … ha …. ha …”, sang kancil tertawa. “Aku menipumu!”

Demikianlah contoh cerita singkat Bahasa Inggris untuk Story Telling beserta artinya. semoga contoh
cerita tersebut dapat bermanfaat. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai