Anda di halaman 1dari 24

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA

USAHA KECIL MENENGAH (UKM)


(Studi Kasus pada Toko Batik Noni di Pekalongan Indonesia)

Diajukan sebagai salah satu persyaratan ujian RUPT


pada Program Magister Manajemen
Universitas Diponegoro

Disusun oleh:
OLIVIA JESSICA YUSUF KASTOLANI
NIM. 12010117420123

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dalam beberapa tahun terakhir, IR 4.0 (revolusi industri) telah

memberikan perubahan yang cukup sigfinikan. Sebagian besar bidang

usaha baik pada tingkat kecil, menengah ataupun besar sangat dipengaruhi

oleh teknologi. Perubahan ini mengacu pada ekonomi-digital yang tengah

marak terjadi pada saat ini. Hal ini membuat persaingan bisnis semakin.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka dibutuhkan tindakan-tindakan atau

prosedur tertentu yang harus dilakukan oleh pihak manajemen untuk

memastikan bahwa kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan

efektif dan efiesien sehingga tujuan dapat tercapai. Tindakan atau prosedur

ini nantinya akan mengarah pada satu sistem yang disebut sebagai sistem

pengendalian manajemen.

Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan prosedur-

prosedur yang saling berkaitan dan disusun dengan skema yang utuh dan

menyeluruh untuk membantu manajemen didalam melakukan

pengendaliannya. Dengan kata lain, sistem pengendalian manajemen

adalah sarana bagi pengendalian manajemen yang akan menunjang

pelaksanaan pengendalian di dalam perusahaan. Sistem pengendalian

manajemen memiliki fungsi pengendalian terhadap aktivitas-aktivitas

dalam suatu organisasi yang diupayakan agar sesuai dengan strategi badan

usaha untuk mencapai tujuannya. Sistem pengendalian manajemen harus


didukung dengan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi sendiri

merupakan wujud dari pusat pertanggungjawaban dari setiap bagian-

bagian perusahaan.

Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin

oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat

pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Suatu organisasi merupakan

kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban. Adapun tujuan

dibuatnya pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:

1) Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer

dan unit organisasi yang dipimpinnya.

2) Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi.

3) Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.

4) Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki

kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat.

5) Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.

6) Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan

efisien.

7) Sebagai alat pengendalian anggaran.

Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang

dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab. Penilaian kinerja

manajer sangat penting karena dengan adanya penilaian kinerja dapat

diketahui apakah manajer pusat pertanggungjawaban tersebut

melaksanakan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.


Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk

menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang

digunakan dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja.

Input diukur dengan jumlah sumber daya yang digunakan sedangkan

output diukur dengan jumlah produk atau output yang dihasilkan. Terdapat

empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu pusat pendapatan, pusat

beban, pusat laba, dan pusat investasi.

Dari uraian di atas, penulis mencoba menyusun sebuah studi kasus

yang berkaitan dengan sistem pengendalian manajemen yang membahas

pusat-pusat pertanggungjawaban khususnya pusat beban dan pusat laba

pada usaha kecil menengah (UKM) lokal di kota Pekalongan, yaitu Toko

Batik Noni. Selain itu, penyusunan studi kasus ini merupakan pemenuhan

tugas pengganti magang.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut didapatkan rumusan masalah sebagai

berikut:

1) Bagaimana perusahaan menjalankan sistem pengendalian manajemen?

2) Bagaimana perusahaan menjalankan mekanisme pusat

pertanggungjawaban khususnya pada pusat beban dan pusat laba?

3) Apa saja strategi yang diterapkan oleh perusahaan?


3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan adalah:

1) Menjelaskan bagaimana perusahaan menjalankan sistem pengendalian

manajemennya.

2) Menjelaskan mekanisme pusat pertanggungjawaban khususnya pada

pusat beban dan pusat laba.

3) Mengetahui dan menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh

perusahaan.

4) Memaparkan strategi-strategi apa saja yang diterapkan oleh perusahaan.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Perusahaan

Batik Noni Pekalongan didirikan oleh Bapak Guntur Kastolani pada

tahun 1998. Penamaan toko ini diambil dari anak pertama mereka, yaitu

“Noni”. Sebelum mendirikan toko batik terserbut, Pak Guntur merupakan

seorang anak dari keluarga yang menjalankan bisnis di bidang batik. Ayah

beliau merupakan pengusaha yang memproduksi lilin yang selanjutnya akan

dijadikan tinta warna dalam proses pembuatan batik tulis. Tertarik untuk

mengikuti usaha yang telah dijalankan oleh keluarganya, Pak Guntur lalu

mempunyai ide untuk membuat usaha yang lebih besar yakni dengan cara

memproduksi langsung pakaian batik itu sendiri.

Sebenarnya usaha batik tersebut sudah lama dilakoni oleh Pak Guntur,

namun Ia memang belum mendirikan toko secara resmi. Sebelum mempunyai

toko Pak Guntur menjual batiknya tidak secara langsung dipasarkan kepada

konsumen. Melaikan dengan cara menitipkan batik yang telah Ia produksi ke

toko-toko yang selanjutkan akan dijual oleh toko tersebut. Terkadang Pak

Guntur rela merantau hingga ke Tanah Abang hanya untuk memasarkan

produk batiknya kepada pedagang-pedagang di sana. Selain itu, Ia juga kerap

menerima berbagai pesanan dalam jumlah yang besar.

Setelah beberapa tahun menjalankan usaha batik yang seperti itu

akhirnya Pak Guntur berfikir bahwa sudah seharusnya Ia mengembangkan

usahanya lagi. Melihat pangsa pasar yang sangat potensial dan belum
banyaknya toko baik yang berdiri pada tahun 1998, Ia memutuskan untuk

memulai mendirikan sebuah toko batik yang cukup besar di Pekalongan.

Dengan modal yang ada, Ia mampu membeli sebuah bangunan yang

kemudian menjadikannya sebuah toko batik. Sejak mendirikan toko itu, Pak

Guntur memberhentikan pengiriman-pengiriman batik dan fokus menjualnya

hasil output produksinya di toko tersebut.

Batik Noni memfokuskan perusahaanya ke dalam dua bidang bisnis: (1)

menghasilkan output batik tulis, cap maupun batik printing yang berupa kain

dan pakaian yang telah jadi dan (2) menjadi pemasok kain putih polos bahan

dasar batik (kain) dalam jumlah besar kepada perusahaan-perusahaan yang

memproduksi batik lainnya. Dari awal berdiri hingga sekarang, Toko Batik

Noni telah menjadi salah satu toko batik terbesar dan mampu bertahan

dengan ketatnya persaingan antar produsen.

2. Hasil Output Perusahaan

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ada 3 (tiga) yaitu, batik tulis,

batik cap dan batik printing. Proses pembuatan ketiga batik ini berbeda. Pada

masa jayanya, pengrajin batik hanya membuat batik tulis yang menggunakan

pewarna dari alam seperti jati, pohon mengkudu, soga, nila. Disebut batik

tulis karena proses penggambaran motifnya menggunakan tangan. Proses

pembuatan batik tulis agak lama memakan waktu berminggu-minggu bahkan

bulanan bila desain motifnya memang sulit sehingga harga jualnya juga

relatif mahal. Sangat tergantung pada kerumitan proses pembuatannya.


Karena tingkat kesulitan pegerjaan atau lama tidaknya pengerjaan

menentukan harga batik. Sehingga produksi batik tulis ini hanya diproduksi

sesuai pesanan.

Jenis batik yang kedua adalah batik cap. Disebut batik cap karena motif

batik dibentuk dengan cap, biasanya dibuat dari tembaga. Batik cap juga

disebut dengan batik cetak. Sehingga pada pengembangannya muncul jenis

produksi sablon yaitu penggunanan klise atau hand print untuk mencetak

motif diatas kain. Dengan proses produksi menggunakan sistem cap ini, para

pengrajin dapat menghasilkan produksi batik lebih banyak. Karena proses

pembuatannya tidak terlalu lama.

Beberapa tahun terakhir ini, muncul tren baru jenis printing yaitu

produksi batik melalui mesin. Jika dengan teknik tulis produksi untuk satu

kain batik tulis membutuhkan waktu yang lama maka dengan mesin printing

hanya dengan sehari bisa menghasilkan puluhan bahkan ratusan kain batik.

3. Kegiatan Operasi

Batik Noni mempunyai lokasi toko yang beralamat di Jalan Gajahmada

Perbatasan antar Pekalongan, Wiradesa. Lokasi ini sangat strategis karena

berada tepat di pinggir jalan raya pantura. Batik Noni membangun hubungan

yang erat dengan komunitas lokal dan para karyawannya. Dengan adanya

hubungan yang baik tersebut, perusahaan mampu menyeleksi orang-orang

lokal yang berpotensi dan menempatkan sebagai penjahit untuk memproduksi


batik sehingga menghasilkan output yang berkualitas yang selanjutkan akan

dijual kepada konsumen.

4. Visi dan Misi Perusahaan

1) Visi:

 Melestarikan dan menumbuhkan tradisi batik Pekalongan dan

menumbuhkan industri kerajinan batik Indonesia pada umumnya.

2) Misi:

 Batik Tradisional Pekalongan bisa lebih dikenal di kancah dunia batik

nasional dan internasional.

 Meningkatkan kesejahteraan karyawan melalui lingkungan tempat

kerja dan tempat tinggal yang bersih dan sehat, pemberian upah yang

wajar sesuai dengan keahlian dan prestasi kerja yang diberikan kepada

perusahaan.

 Meningkatkan kualitas dan daya saing yang berpotensi untuk

memasuki pasar global.

 Memperkaya desain motif untuk menambah perbendaharaan motif-

motif tradisional yang sudah ada dan memasyarakat

 Melakukan inovasi pada bidang bahan dasar kain, melalui

pengembangan desain tekstur tenun dan melakukan kombinasi serat

alam.

 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang industri

kerajinan batik dengan cara mendidik tenaga-tenaga terampil dan


produktif yang diambil dari daerah-daerah di luar pusat pengrajin

batik.

 Memperluas jaringan kerja dengan pusat-pusat industri kerajinan batik

melalui pertukaran informasi desain dan proses produksi.

 Berbagi ilmu dan informasi tentang berbagai proses batik bagi

pengrajin batik di daerah-daerah tertentu yang ingin mengembangkan

industri kerajinan batik

5. Struktur Organisasi

Jika dibandingkan perusahaan sejenis lainnya, struktur organisasi Batik Noni

terlihat sangat umum dengan menggunakan sistem sentralisasi (terpusat),

yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1
Struktur Organisasi
Owner memiliki
fungsi sebagai
CEO
CEO dan kontroler
kegiatan produksi
di perusahaan

Manajer Pemasaran Manajer Manufaktur

Penjahit Penjahit
6. Penetapan Strategi

1) Perumusan Strategi

Batik Noni telah melakukan perumusan strategi yang akan diterapkan

oleh perusahaan berdasarkan tingkat keefektifanan dan keefesienannya.

Perumusan strategi perusahaan meliputi:

a) Efektif

 Memilih karyawan yang mempunyai kemampuan, dedikasi dan

loyalitas yang bisa dipertanggungjawabkan pada perusahaan

 Memilih bahan-bahan (kain dasar, zat peawarna dan bahan

pembantu) yang berkualitas, sesuai dengan produksi yang akan

dihasilkan.

 Memilih lingkungan yang sesuai dan tepat untuk sarana

memproduksi batik

b) Efisien

 Memotong kain, semaksimal mungkin harus bisa mengurangi sisa

kain yang terbuang dan tidak bermanfaat

 Menyusun program kerja harian dan mingguan yang jelas untuk

bagian produksi batik tulis, pengecapan dan pewarnaan

 Stok bahan dasar berupa kain putih, zat pewarna dan zat pembantu

harus diperhatikan.

 Menyimpan kain putih di tempatnya, serta memberi keterangan

yang informatif, agar memudahkan di saat diperlukan dan akan

digunakan
 Menggunakan zat-zat warna yang masih layak pakai dengan tidak

mengurangi kualitas warna yang dihasilkan

 Menjaga dan merawat alat-alat kerja, berikut cap-cap dengan baik,

melalui penempatan cap di raknya masing-masing setelah

digunakan

 Segera memperbaiki cap-cap yang rusak yang diakibatkan oleh

pemakaian atau yang disebabkan karena benturan, segera dibawa di

bagian perawatan cap

 Menempatkan stok produksi batik pada tempatnya (gudang), dan

segera membawa ke showroom sesuai dengan persediaan stok yang

diperlukan

 Memeriksa kompor-kompor yang telah digunakan, agar segera

dimatikan setelah dipergunakan

2) Perencanaan Strategis

Strategi yang digunakan Batik Noni difokuskan pada satu

kompetensi utama: meningkatkan penjualan batik sehingga mampu

memenuhi target penjualan dan akan mengakibatkan kenaikan laba

pendapatan perusahaan. Kunci utama dari strategi perusahaan adalah

inovasi yang berkelanjutan, model desain batik terbaru yang kreatif dan

menarik, pelayanan yang baik dengan pelanggan dan komitmen untuk

memproduksi output yang berkualitas bagus dengan harga yang

kompetitif.
Seperti pada tahun 2015 Batik Noni memproduksi inovasi baru

untuk produk batik, yaitu batik kekinian seperti dress batik, mix kaos

batik, kemeja berwarna pastel, dll. Dimana pada saat itu perusahaan-

perusahaan penghasil batik lainnya belum memproduksi jenis batik

tersebut. Batik Noni mampu menaikan tingkat permintaan atas produk

barunya karena laku keras di pasaran.

Segmen utama pelanggan Batik Noni adalah para wisatawan dari

berbagai daerah (75%), penduduk lokal Kota Pekalongan (15%), para

wisatawan asing (5%), sementara 5 persen sisanta terbagi atas pengguna

batik dengan tujuan lainnya. Seluruh hasil output didistribusikan kepada

konsumen dengan cara menjualnya secara langsung di toko dan dapat

pula melakukan pengiriman apabila tidak memungkinkan melakukan

transaksi penjualan secara langsung pada saat itu.

Proses produksi batik sendiri bersifat fleksibel. Perusahaan tidak

mengharuskan untuk memproduksi barang sesuai dengan yang telah

ditentukan sebelumnya. Batik Noni memberi kebebasan kepada

pelanggan untuk melakukan sistem pemesanan (order) jika memang

terdapat keinginan-keinginan khusus dari model, bentuk, maupun size

tertentu. Ini merupakan salah satu strategi yang sangat menarik

dikarenakan perusahaan dapat memahami apa yang diinginkan oleh

pelanggan.
7. Proses Produksi

Adapun selama proses produksi, Batik Noni melibatkan:

1. Batik Tulis, semula batik dibuat diatas bahan dengan warna putih yang

terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori, saat ini batik juga dibuat

diatas bahan lain seperti sutera, poliester dan rayon serta bahan sintetis

lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin atau malam dengan

menggunakan alat yang disebut dengan canting untuk motif halus atau

kaus untuk motif besar. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian

dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dengan warna-

warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan

warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain

yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan

lilin.

2. Batik cap, untuk batik cap menggunakan proses yang sama hanya saja

penggambaran motif dilakukan dengan menggunakan cap atau stempel

tembaga. Kain digelar diatas meja panjang, lalu cap dicelupkan ke dalam

lilin dan ditekan pada kain bolak-balik.

3. Batik printing, diproduksi dengan mesin.

Proses produksi perusahaan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah

ditentukan. Setiap bagian membutuhkan rangkaian alat khusus. Mesin

cetakan dirancang untuk menjalakan pekerjaan dan bagian khusus. Proses ini

dirancang untuk berlangsung selama 6 hari per minggu. Sisa hari yang tidak

digunakan untuk proses produksi digunakan untuk libur para karyawan. SDM
(pelukis batik, penjahit) dan mesin pencetak adalah hal penting untuk

menjalankan proses yang berkesinambungan dan tetap menjaga kualitas dari

output yang hasilkan. Untuk itu, Batik Noni bermitra karyawan dan para

pemasok peralatan pabrik.

8. Penetapan Harga

Manajer manufaktur perusahaan Batik Noni bertanggung jawab atas

penetapan harga untuk seluruh konsumen. Manajer membuat model

penetapan berbasis biaya, dengan menambahkan biaya input, kecepatan

produksi (meliputi fasilitas tambahan) dan rentang waktu siklus.

9. Sistem Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen adalah suatu proses untuk menjamin bahwa

sumber manusia, fisik, dan teknologi dialokasikan agar mencapai tujuan

organisasi secara menyeluruh. Pengendalian manajemen berhubungan dengan

arah kegiatan manajemen sesuai dengan garis besar pendoman yang sudah

ditentukan dalam proses perencanaan strategi.

Sebelum melakukan kegiatan produksi diperlukan untuk melakukan

sistem pengendalian terlebih dahulu. Sistem pengendalian Batik Noni dimulai

dari proses perencanaan. Dalam proses ini pemilik (owner) berwenang secara

langsung dalam menyusun dan mengembangkan rencana-rencana yang akan

diterapkan dalam kegiatan produksi. Rencana tersebut mencangkup tentang

tingkat penjualan yang harus dicapai dalam periode waktu tertentu. Rencana-
rencana tersebut kemudian dikonsolidasikan dengan manajer bidang

manufaktur dan pangsa pasar saat itu.

Manajer manufaktur akan menyelaraskan rancangan penjualan yang

telah dibuat dengan kegiatan produksi yang dapat dilakukan. Dalam

memenuhi tingkat penjualan tertentu manajer manufaktur berusaha

mengoptimalkan produksi dengan tidak mengurangi kualitas hasil outputnya.

Dalam hal ini manajer bertanggung jawab untuk melakukan pengendalian

dengan memastikan bahwa produksi dilakukan secara efisien karena

menggunakan cara tepat dan efektif karena melakukan hal-hal yang tepat.

Selanjutnya manajemen menggunakan pengukuran-pengukuran

operasional, seperti pangsa pasar, kepuasan konsumen, dan kualitas hasil

output dari lingkungan ekstenal perusahaan sebagai bagian utama dari skema

manajemen mereka. Data-data ini digunakan dalam pengukurkan kinerja

berbasiskan keuangan. Pengukuran kinerja tersebut dikaitkan dengan kualitas

output agar mempermudah kerangka pengendalian untuk melakukan prediksi

hal-hal yang akan dicapai. Manajer manufaktur menetapkan sejumlah target

yang harus dicapai Batik Noni dalam periode waktu tertentu. Seperangkat

target ini didesain untuk memenuhi keinginan konsumen.

10. Pusat Tanggung Jawab

Pusat tanggung jawab adalah unit organisasi yang melakukan kegiatan

mengolah input menjadi output yang wajib dipertanggungjawabkan oleh

seorang pimpinan. Pusat tanggung jawab melakukan kegiatan untuk


mencapai satu atau lebih tujuan yang disebut objective. Organisasi secara

keseluruhan mempunyai goal, manajer senior menetapkan strategi untuk

mencapai goal. Objective berbagai pusat tanggung jawab dalam suatu

organisasi membantu implementasi strategi. Karena organisasi merupakan

sekumpulan pusat tanggung jawab, maka apabila setiap pusat tanggung jawab

mecapai objective-nya, maka goal organisasi akan tercapai.

Proses Pekerjaan
input outout

Pada gambar berikut ini menunjukkan kegiatan pada pusat tanggung

jawab. Pusat tanggung jawab menerima input, dalam bentuk bahan baku,

tenaga kerja dan jasa. Dengan menggunakan Modal Kerja (persediaan,

piutang) perlengkapan pabrik dan asset lainnya, pusat pertanggungjawaban

melakukan kegiatan untuk mengubah input menjadi output baik dalam bentuk

barang atau jasa.

Analisis dalam perusahaan Batik Noni:

1. Input terdiri dari bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi batik

itu sendiri, meliputi: kain mori, lilin atau pewarna. Semua input tersebut

dapat diukur dari biayanya.


2. Proses pekerjaan sendiri terdiri dari dua aktivitas: tradisional dengan

menggunakan tenaga manusia (SDM) sebagai alat memproduksi utama

batik dan modern dengan memnfaatkan teknologi mesin.

3. Output berupa barang yaitu batik.

Pusat tanggung jawab yang diterapkan dalam perusahaan meliputi:

1. Pusat Pendapatan

Pada pusat pendapatan, tingkat keluaran kita ukur dalam bentuk

nilai uang, tetapi tidak ada usaha formal yang dilakukan untuk

mengaitkan masukan atau biaya dengan keluaran ayng dihasilkannya.

Setiap pusat pendapatan juga sekaligus merupakan pusat pengeluaran.

Tetapi, ukuran primer adalah pendapatan. Biaya-biaya yang terkandung

di sini hanyalah biaya-biaya yang berada dalam pengawasan langsung

manajemen pusat pendapatan. Sebagai konsekuensinya maka pusat

tersebut tidak dapat kita anggap sebagai pusat keuntungan karena biaya-

biaya yang terlibat disini belum merupakan biaya yang lengkap.

Batik Noni menekankan pusat pendapatan pada biaya yang

diperoleh dari target penjualan yang dicapai. Manajer manufaktur

memisahkan pengukuran biaya yang berkaitan dengan harga pokok

produk yang dijual. Dalam pusat tanggung jawab ini, pendapatan hanya

diukur melalui penjualan yang dicapai diukur dengan membandingkan

dengan target penjualan yang harus dicapai, Manajer

mempertanggungjawabakan biaya yang berkaitan untuk penjualan.


Pada Batik Noni pusat pendapatan mendasarkan pada pencapaian

pendapatan yang diperoleh dari bagian penjualan dan distribusi,

pemasaran. Dengan demikian, bila pusat biaya mampu mewujudkan

kinerja yang baik, efisiensi dan efektivitas produksi tercapai, unit

pemasaran berfokus pada pemerolehan pendapatan dan menjaga pangsa

pasar produk agar terus meningkat. Batik Noni memasarkan hasil

produksinya dengan cara penjualan langsung (direct selling), Penjualan

langsung dilakukan di toko dan melakukan tatap muka langsung dengan

konsumen.

2. Pusat Biaya

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya

diukur dalam satuan moneter, tetapi outputnya tidak. Terdapat dua

macam pusat biaya:

1) Biaya Teknik

Pusat biaya teknik adalah pusat beban yang sebagian besar

biayanya adalah biaya teknis sehingga biaya yang harus terjadi dapat

ditentukan di muka secara teliti (relatif tepatdan wajar) dalam ukuran

biaya standar. Biaya teknik adalah biaya-biaya yang jumlahnya

secara tepat dan memadai untuk diestimasikan.

Batik Noni menekankan biaya teknik pada biaya-biaya yang

dihitung dari input yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu

output. Biaya tersebut meliputi biaya tenaga kerja langsung (SDM,

karyawan) dan biaya bahan baku (kain mori dan lilin/pewarna batik).
Perusahaan juga memasukan biaya peralatan pabrik (peralatan

batik cap dan mesin) ke dalam biaya teknik.. Perusahaan mengukur

biaya teknik dengan memperhitungan total biaya yang berkaitan

dengan input dan proses produksi yang nantinya dapat menghasilkan

suatu output. (Jumlah detail tidak dapat dicantumkan karena

perusahaan tidak berkenan memberikan laporan keuangannya).

Meskipun demikian, pusat biaya teknik pengukuran kinerjanya

tidak hanya dilihat dari biaya nya saja tetapi juga bertanggung jawab

terhadap kualitas dan volume produk yang dihasilkan. Sehingga

biaya produksi dapat diminimalkan tanpa mengabaikan kualitas.

2) Biaya Kebijakan

Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang outputnya sulit

diukur dengan satuan moneter. Biaya yang tidak dapat ditentukan

secara pasti karena dikaitkan dengan kebijakan manajemen.

Perusahaan menempatkan biaya kebijakan pada biaya yang sebagian

besar biayanya tidak mempunyai hubungan fisik yang erat dan nyata

dengan keluarannya. Pusat biayakebijakan menghasilkan keluaran,

namun keluarannya tidak dapat atau sulit diukur secara kuantitatif,

atau tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan masukannya.

Pada Batik Noni, biaya kebijakannya antara lain biaya

komunikasi, biaya asuransi, biaya listrik dan energi, biaya

pemeliharaan dan perbaikan, pemakaian suku cadang dan bahan


pembantu, biaya gaji karyawan, biaya iklan dan promosi, biaya sewa

bangunan kantor dan gudang.

Batik Noni melakukan pengendalian biaya dengan cara

pemilik (owner) mengikutsertakan manajer pusat biaya dalam

menyusun perencanaan tugas-tugas dan anggaran biayanya. Biaya

kebijakan dikendalikan terutama dengan cara:

1. Memutuskan tugas-tugas apa yang akan dilaksanakan dan tingkat

usaha yang harus dilaksanakan untuk setiap tugas tersebut.

2. Menyusun anggaran biaya pusat biaya kebijakan yang jumlahnya

harus sedekat mungkin dengan biaya sesungguhnya untuk

melaksanakan tugas yang direncanakan.

3. Memperlakukan anggaran biaya kebijakan sebagai batas atas

yang tidak boleh dilampaui.

3. Pusat Laba

Pusat laba merupakan pusat pertanggungjawaban dimana kinerja

finansialnya diukur dalam ruang lingkup laba, yaitu selisih antara

pendapatan dan pengeluaran. Laba merupakan ukuran kinerja yang

berguna karena laba memungkinkan pihak manajemen senior dapat

menggunakan satu indikator yang komprehensif dibandingkan harus

menggunakan beberapa indikator. Keberadaan suatu pusat laba akan

relevan ketika perencanaan dan pengendalian laba mengacu kepada

pengukuran unit masukan dan keluaran dari pusat laba yang bersangkutan.
Perusahaan multibisnis biasanya terbagi ke dalam unit-unit bisnis,

dimana setiap unit diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang

indipenden. Tetapi sub unit yang ada dalam unit bisnis tersebut dapat saja

terorganisasi secara fungsional. Namun pada Batik Noni hanya ada satu

unit bisnis yang bertanggungjawab penuh terhadap pusat laba yaitu

manajer manufaktur.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Toko Batik Noni menggunakan strategi yang berfokus pada

meningkatkan penjualan batik yang akan mengakibatkan kenaikan laba

pendapatan perusahaan. Misalnya dengan terus menciptakan inovasi baru

pada produk batik dan komitmen untuk memproduksi output yang berkualitas

untuk di jual. Dalam hal ini owner Toko Batik Noni yang berfungsi sebagai

CEO berperan langsung dalam menyusun dan mengembangkan rencana-

rencana yang akan diterapkan dalam kegiatan produksi kemudian

dikonsolidasikan dengan manajer bidang manufaktur dan pangsa pasar.

2. Saran

Di jaman modern ini sebagian orang terutama anak muda sudah jarang

menggunakan batik karena dianggap kuno atau kampungan. Hal dapat

menjadi peluang besar jika Toko Batik Noni terus mengembangkan lini

produk “batik kekinian” dengan menciptakan inovasi batik yang motifnya

lebih modern dengan warna-warna menarik agar batik bisa di pakai oleh

semua kalangan dan semua umur, dan dapat menghilangkan persepsi bahwa

batik hanya untuk orang tua.


Lembar Lampiran

Tampak Depan Toko Kain Motif Siap Jahit

Keadaan Toko Kain Batik Siap Jual

Saat Wawancara di Rumah Beliau

Anda mungkin juga menyukai