Anda di halaman 1dari 107

MATERI

SEJARAH LENTERA

A. Sejarah LENTERA
LENTERA - BANTEN di dirikan di Serang – Banten pada tanggal
29 April 2009 Masehi bertepatan dengan tanggal 04 Jumadil Awal 1430
Hijiriah pada pukul 23.21 WIB.
LENTERA adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
yang bergerak di bidang ke-Pecinta Alam-an yang berada di Universitas
Serang Raya.
Sebelum LENTERA terbentuk, dahulu UKM ini bernama Pecinta Alam
STMIK Serang (PASIR) dan Organization Adventure STIE Serang
(OASE). Kemudian melebur menjadi satu kesatuan wadah Organisasi yang
lebih tinggi yakni UKM LENTERA – BANTEN.

B. Visi Dan Misi


1. Visi
Bersatu dalam mendidik kader-kader yang berjiwa sosial untuk
melindungi dan melestarikan alam.
2. Misi
a. Bersatu dalam keluarga besar UKM LENTERA – BANTEN.
b. Menjaga, melindungi dan melestarikan alam.
c. Cipta Karya Bhakti UKM LENTERA – BANTEN.
d. Mempererat tali persaudaraan.
e. Menjunjung tinggi dan menjalankan Kode Etik Pecinta Alam
Indonesia.
f. Menjaga nama baik UKM LENTERA – BANTEN dan UNSERA.

1
C. Lambang

Arti Lambang
 Tulisan UKM Pecinta Alam UKM LENTERA – BANTEN Universitas
Serang Raya berwarna hitam yang mengikuti bentuk segitiga dan
berwarna orange. UKM LENTERA – BANTEN berasal dari bahasa
Inggris yang berarti Pemimpin Petualang Universitas Serang Raya.
 Matahari berwarna orange merupakan sumber cahaya bagi seluruh insan
yang akan menjadi harapan bagi organisasi ini.
 Gunung berwarna hijau merupakan tempat berbaurnya makhluk hidup
ciptaan Tuhan YME, mendorong organisasi ini untuk mencari jati diri
dalam proses kehidupan. dengan di slimuti es abadi berwarna putih
melambangkan kekompakan serta kesetiakawanan yang memberi
semangat juang tinggi untuk organisasi ini.
 Paku Banten berwarna hitam dan putih melambangkan asal organisasi
ini berdiri yakni di Banten dan menjadi simbol kekuatan organisasi ini
untuk terus berprestasi demi cita-cita yang di inginkan.
 Air berwarna biru dengan list hitam adalah sumber bagi kehidupan yang
ada di muka bumi.
 Segitiga berwarna merah melambangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
yang akan terus di junjung tinggi oleh organisasi ini.

2
MATERI
BIDANG KEANGGOTAAN
DAN KEORGANISASIAN

A. Pengertian Dinamika Organisasi


Dinamika Organisasi adalah suatu organisasi yang terdiri dari dua
atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara
anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami.
Didalam dinamika organisasi ada beberapa hal yang sering terjadi ,antara
lain:
1. Konflik
Konflik adalah perbedaan pendapat antara anggota satu dengan
yang lain akibat kurangnya komunikasi di dalam organisasi.Konflik
Organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua
atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul
karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-
sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau
kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai dan
persepsi. Konflik dapat menimbulkan bermacam-macam dinamika
prilaku berorganisasi.
Berikut ini adalah lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1. Konflik dalam diri individu Konflik terjadi bila pada waktu yang
sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena
pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi
antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan
lain-lain.
3. Konflik antar individu dan kelompok seringkali berhubungan
dengan cara individumenghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai

3
konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja
mereka.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini
merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam
organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan staf, pekerja dan
pekerja.
5. Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan
persaingan.
a. Penyebab Terjadinya Konflik
1. Suatu situasi dimana tujuan-tujuan tidak sesuai.
2. Keberadaan peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-
alokasi sumber daya yang tidak sesuai.
3. Suatu masalah yang tidak tepatan status.
4. Perbedaan pandangan.
5. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.

b. Strategi Dalam Menyelesaikan Konflik


Mengendalikan konflik berarti menjaga tingakat konflik yang
kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi
untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang optimal.
Namun bila konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka
konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara :
1. Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya
dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja
yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja
saja.
2. Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari
terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui
kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua
atau lebih unit kerja.

4
3. Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah
fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi
kebutuhan semua unit kerja.
4. Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan
menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih
membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan
permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
c. Jenis – jenis konflik
Ada lima jenis konflik yaitu;
konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu
dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
2. Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.Tiga elemen
utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.Dalam
hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan
dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak
menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut
dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.
Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam organisasi karena
kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi adalah berbeda-beda.
Dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.Motivasi
dapat ditimbulkan baik oleh faktor internal maupun eksternal tergantung
darimana suatu kegiatan dimulai. Kebutuhan dan keinginan yang ada
dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internal. Begitu juga
dalam suatu organisasi, setiap individu akan mempunyai kebutuhan dan
keinginan yang berbeda dan unik.
B. Pengertian Persidangan
 Persidangan didefinisikan sebagai pertemuan formal organisasi guna
membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan
keputusan yang dijadikan sebagai sebuah ketetapan.

5
 Secara sederhana, sidang merupakan bentuk diskusi resmi yang diikuti
orang banyak untuk memutuskan sesuatu dengan mekanisme-
mekanisme yang jelas/teratur. Mekanisme-mekanisme yang dibuat dan
diberlakukan di sidang bertujuan agar sidang yang dilakukan berjalan
aman, aspiratif, dan demokratis. Oleh karena itu aturan main sidang
harus jelas.
 Segala keputusan yang berhubungan dengan kebijakan publik akan
selalu diambil melalui mekanisme sidang. Sehingga semua pihak yang
berkepentingan dengan kebijakan publik pasti akan berkumpul untuk
ikut dalam proses itu.
1. Jenis Persidangan :
a. Sidang Komisi
Sidang ini hanya diikuti oleh anggota komisi saja untuk
memudahkan perumusan dan pengambilan kebijakan sementara,
sehingga pembahasan bidang yang telah ditentukan lebih
terfokus. Keputusan pada sidang komisi bersifat non permanen (
dapat berubah ) kemudian dibawa ke dalam sidang pleno untuk
mendapat keputusan terakhir.
b. Sidang Pleno
Biasa disebut sidang besar yang diikuti oleh seluruh
peserta sidang tanpa kecuali. Sidang pleno dilakukan untuk
memberi keputusan final agenda sidang yang telah dirumuskan
sebelumnya pada sidang komisi. Pembahasan agenda, tatib dan
LPJ menggunakan sidang jenis ini.
c. Sidang Paripurna
Sidang ini adalah kelanjutan dari suatu pembahasan
dalam sidang pleno. Sidang paripurna mengesahkan segala
ketetapan dan keputusan yang berhubungan dengan
permusyawaratan masyarakat. Dalam sidang ini untuk
pengesahan RUU ( rancangan undang-undang menjadi undang-
undang ).

6
2. Perangkat Sidang
a. Pimpinan Sidang / Presidium Sidang
Pimpinan sidang berperan sebagai pengatur jalannya
sidang agar menghasilkan keputusan yang disepakati bersama.
Pimpinan sidang tidak boleh berpihak pada salah satu pihak
peserta dan dalam memutuskan sesuatu atas persetujuan peserta
sidang.
Pimpinan sidang dipilih oleh peserta sidang dan biasanya
berjumlah ganjil. Satu sebagai notulen dan dua orang pimpinan
sidang yang lain secara bergantian memimpin sidang sesuai
kesepakatan.
1. Syarat-syarat Presidium Sidang :
 Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung
jawab.
 Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan.
 Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif
dalam situasi kritis.
 Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh
kondisi persidangan.
2. Sikap Presidium Sidang :
 Simpatik, menarik, tegas dan disiplin.
 Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan.
 Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta.
b. Peserta Sidang
Peserta sidang ditentukan berdasarkan tata tertib yang
telah disepakati. Biasanya terdiri dari peserta aktif dan peserta
peninjau. Seluruh hak dan kewajiban peserta diatur di tatib.
c. Notulensi
Bertugas untuk mencatat jalannya persidangan.

7
d. Palu Sidang
Demi kelancaran maka diperlukan palu sidang yang telah
disepakati bersama baik bentuk maupun wujudnya.
3. Aturan Ketukan Palu Dan Kondisi - Kondisi Lain
a. 1 Kali Ketukan :
 Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
 Mengesahkan keputusan / kesepakatan peserta sidang poin
perpoin (keputusan sementara).
 Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
 Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang
waktunya tidak terlalu lama sehingga peserta sidang tidak
perlu meninggalkan tempat sidang.
 Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang
dianggap keliru.
b. 2 Kali Ketukan :
 Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu
yang cukup lama, misalnya istirahat, lobying, sholat atau
makan.
 Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara
waktu.
 Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan
perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan.
c. 3 kali ketukan :
 Membuka / menutup sidang atau acara resmi.
 Mengesahkankeputusan final /akhirhasilsidang.
4. Quorum
Adalah syarat sahnya sidang untuk dapat diadakan, karena
tingkat quorum menunjukkan sejauh mana tingkat representasi dari
peserta sidang. Semakin tinggi jumlah quorum, semakin tinggi pula
tingkat representasi dari sidang tersebut.

8
5. Draft Materi Sidang
Meliputi bahan-bahan yang akan dibahas dalam persidangan.
Biasanya terdiri dari draft Tatib, AD/ART, GBHK dll yang disusun
sebelumnya oleh tim perumus sidang atau panitia khusus.
6. Istilah – Istilah Dalam Sidang
 Pending : memberhentikan sidang untuk sementara waktu
dengan tujuan tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan
sidang.
 PK (PeninjauanKembali) : mekanisme yang di gunakan untuk
mengulang kembal ipembahasan/putusan yang telah di
tetapkan.
 Interupsi : memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada
hal-hal yang sangat penting untuk diungkapkan.
a. Macam macam interupsi antara lain :
1. Interuption point of order.
Bentuk interupsi yang di lakukan untuk meminta
penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan dengan
jalannya persidangan. Misalnya, Saat pembicaraan sudah
melebar dari pokok masalah maka seseorang berhak
mengajukan interuption of order agar persidangan
dikembalikan lagi pada pokok masalahnya sehingga tidak
melebar dan semakin bias.
2. Interruption point of information
Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu di
perhatikan oleh seluruh peserta sidang termasuk pimpinan
sidang. Informasi bisa internal (Misalnya, Informasiatau data
tentangtopik yang dibahas) ataupun eksternal (Misalnya,
situasikondisi di luarruangsidang yang mungkin dapat
berpengaruh terhadap jalannya persidangan).

9
3. Interruption point of clarification.
Bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi
tentang pernyataan peserta sidang lainnya agar tidak terjadi
penangkapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan
atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
4. Interruption point of pro village.
Adalah suatu interupsi dimana adanya suatu hal yang
tidak mengenakkan pada salah satu anggota diri dan atau
kelompok terhadap pendapat anggota lain.
b. Penghentian Sidang
 Skorsing : Penghentian sidang untuk keperluan tertentu.
 Lobying : Penghentian sidang untuk memperlancar jalannya
sidang.
 Tunda : Penghentian sidang sampai batas waktu tertentu.
7. Persiapan Menghadapi Sidang
 Fisik.
 Materi.
 Persiapan materi yang akan dibahas persiapanlainya (diatur dalam
peraturan).
8. Tata Tertip Dan Sanksi Persidangan.
 Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh
peserta pada saat persidangan dengan memperhatikan aturan umum
organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.
 Sanksi-sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang di
tentukan dalam tata tertib persidangan akan di kenakan sanksi
dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta sidang.

10
MATERI
BIDANG KE-ALAMAN

A. Kabid Ke - Alaman
Bidang Ke-Alaman : Suatu bidang yang ada di UKM LENTERA –
BANTEN yang mengurusi tentang hubungannya
dengan kealaman.
Adapun Fungsi Ke-Alaman adalah :
1. Sebagai penanggung jawab dan koordinator kegiatan yang
dilaksanakan pada masing-masing Bidang.
2. Bertanggung jawab atas terlaksananya pelatihan formal, dan nonformal
yang diselenggarakan oleh UKM LENTERA – BANTEN.
3. Sebagai koordinator atas kegiatan yang meliputi DIKLATSAR (
Pendidikan Dan Latihan Dasar), MABIM ( Masa bimbingan ), dan
Expedisi.
4. Sebagai koordinator dalam pengembangan atlit dan pengembangan
ilmu dari masing – masing Divisi.
a. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam Tanggung jawab ke-
Alaman antara lain :
1. DIKLATSAR
Diklatsar adalah suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh
sejumlah mahasiswa/i UNSERA yang ingin menjadi Anggota
UKM LENTERA – BANTEN.
 Tahapan DIKLATSAR
Adapun tahapan DIKLATSAR UKM LENTERA –
BANTEN adalah sebagai berikut :
 Calon Peserta
a. Calon peserta adalah mahasiswa/i UNSERA yang
mendaftar sebagai calon peserta DIKLATSAR UKM
LENTERA – BANTEN.

11
b. Calon peserta bersedia mengikuti seluruh kegiatan
PRADIKLATSAR UKM LENTERA – BANTEN.
 PRA DIKLATSAR :
- Pra DIKLATSAR adalah calon peserta yang di
anggap memenuhi syarat calon peserta
PRADIKLATSAR.
- Pra DIKLATSAR dilakukan dengan berbagai
tahapan mengikuti tes diklat & materi kelas (materi
Ke-Alaman, Keorganisasian, Kemasyarakatan,
Sejarah UKM LENTERA – BANTEN, dsb).
 DIKLATSAR
- Peserta DIKLATSAR adalah peserta yang telah lulus
PRADIKLATSAR.
- Materi Kelas dan Materi Lapangan.
2. MABIM ( Masa Bimbingan )
Mabim adalah suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh
Anggota Muda UKM LENTERA – BANTEN yang telah
menyelesaikan DIKLATSAR untuk mengikuti tahapan
selanjutnya yaitu EKSPEDISI yang bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan pendalaman dari masing-masing divisi.

3. EKSPEDISI LENTERA.
Pengertian ekspedisi adalah Suatu kegiatan yang dilakukan
oleh Anggota Muda UKM LENTERA – BANTEN sebagai
penerapan atau mempraktekkan ilmu yang telah didapat dan
bertujuan untuk meneliti, mendata dan memetakan suatu daerah
yang menjadi objek Ekspedisi.
Tujuan Ekspedisi :
1. Salah satu syarat untuk Anggota Muda dalam Pengambilan
Nomer Baku Anggota ( NBA ).
2. Penelitian keadaan alam sekitar.

12
3. Pendataan Flora dan Fauna sekitar.
4. Pemetaan Keadaan alam sekitar.

13
MATERI
BIDANG KEMASYARAKATAN

A. Kemasyarakatan
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka),
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari
kata dalam bahasa Arab, musyarak.Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar-entitas. Masyarakat adalah
sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang
yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia
dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran,
perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan
tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan
kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya
dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada:
masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat
bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut
masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri
dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari
masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula diorganisasikan
berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar,
terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti
hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata
socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan
kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap

14
anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam
mencapai tujuan bersama.
Kegiatan Kabid Kemasyarakat yaitu :
 Ekonomi
 Social
 Penggalangan dana
 Baktisosial
 Gotongroyong

B. Masyarakat Transisi
Pengertian Masyarakat Transisi Masyarakat transisi ialah masyarakat
yang mengalami perubahan dari suattu masyarakat ke masyarakat yang
lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah
kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari pertanian, dan mulai
masuk ke sektor industri.
Ciri-Ciri Masyarakat Transisi Ciri-ciri masyarakat transisi :
 Adanya pergeseran dalam bidang, misalnya pekerjaan, seperti
pergeseran dari tenaga kerja pertanian ke sektor industry.
 Adanya pergeseran pada tingkat pendidikan. Di mana sebelumnya
tingkat pendidikan rendah, tetapi menjadi sekrang mempunya tingkat
pendidikan yang meningkat.
 Mengalami perubahan ke arah kemajuan.
 Masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan
jaman.
 Tingkat mobilitas masyarakat tinggi.
 Biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota
misalnya jalan raya.

15
C. Organisasi Kemasyarakatan
salah satu organisasi yang paling banyak jenisnya adalah organisasi
kemasyarakatan. Oleh karena itu, organisasi kemasyarakatan mudah sekali
kita temukan. Contohnya organisasi ibu-ibu PKK, organisasi pemuda
karang taruna, organisasi kesenian dan sebagainya. Organisasi-organisasi
jenis ini semata-mata bergerak di bidang kemasyarakatan. Jenis
kegiatannya antara lain arisan, olahraga, kesenian, penyuluhan kesehatan ,
membentuk koperasi, mendirikan sekolah dan sejenisnya.
Selain organisasi-organisasi di atas, ada pula organisasi
kemasyrakatan yang bercorak keagamaan. Organisasi kemasyarakatan
jenis ini pun mudah kita temukan. Setiap rumah ibadah suatu agama pasti
memiliki organisasi kemasyarakatan yang bercorak keagamaan.
Manfaat – Manfaat Berorganisasi Masyarakat
1. Dapat mencapai tujuan yang diharapkan bersama dengan lebih efisien
Terbentuknya suatu organisasi tentu memiliki suatu tujuan yang
berkaitan dengan hajat para anggota yang ingin hendak dicapai. Dan
salah satu manfaat yang bisa didapatkan dari berorganisasi adalah bisa
tercapainya tujuan tersebut dengan lebih mudah. Mengapa demikian?
Karena seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa dalam sebuah
organisasi terdapat struktur pembagian kerja serta struktur tata
hubungan kerja bagi setiap anggotanya, sehingga meskipun masing-
masing anggota memiliki peran sendiri-sendiri akan tetapi satu
dengan lainnya saling berkaitan, sehingga proses penyelesaian untuk
mencapai tujuan tersebut bisa lebih cepat dan mudah.
2. Permasalahan dapat teratasi dengan mudah
Dalam suatu kehidupan, khususnya kehidupan berorganisasi,
timbulnya permasalahan merupakan hal yang sudah biasa terjadi. Hal
itu disebabkan karena masing-masing anggota memiliki karakter dan
pendapat yang berbeda-beda. Dan tentu saja dalam kehidupan
organisasi, masalah yang timbul tidak hanya dibebankan atau
diputuskan oleh salah satu anggota saja, akan tetapi seluruh anggota

16
harus ikut aktif dalam memecahkan permasalahan yang timbul
tersebut agar tidak memberikan dampak akibat konflik sosial yang
terjadi di dalam masyarakat. Dengan demikian, maka para anggota
akan terlatih tentang bagaimana bersikap serta menyikapi setiap
permasalahan yang timbul dalam kehidupan masyarakat.
3. Timbulnya semangat kerjasama
Mau tidak mau setiap anggota organisasi dituntut untuk ikut serta
dalam setiap hal yang berkaitan dengan organisasi tersebut. Dan
dalam setiap hal yang berkaitan dengan orang banyak tentu tidak
dapat dibebankan hanya pada satu orang saja, tetapi dibutuhkan
kerjasama dari anggota lainnya. Dengan demikian, setiap anggota
akan terpacu semangatnya untuk saling bekerja sama agar tujuan yang
hendak mereka capai bisa terwujud.
4. Mengembangkan kemampuan public speaking
Bagi sebagian orang, memiliki kemampuan dan keberanian untuk
berbicara di depan umum merupakan hal yang tidak mudah, butuh
waktu yang lama untuk melatih dirinya dapat memiliki kemampuan
tersebut. Organisasi merupakan suatu wadah yang tepat bagi
seseorang untuk dapat melatih dan mengembangkan kemampuan serta
keberanian seseorang terkait public speaking, seperti menyampaikan
pendapat, berpidato, dan lain sebagainya.
5. Melatih jiwa kepemimpinan
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa “Setiap orang dari kamu
adalah pemimpin dan kamu bertanggung jawab terhadap
kepemimpinan.” Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa setiap
orang pasti akan menjadi seorang pemimpin, baik itu bagi dirinya
sendiri maupun bagi orang lain. Organisasi merupakan suatu wadah di
mana jiwa kepemimpinan dalam diri kita bisa terasah, yaitu dengan
mengedepankan kepentingan umum dibanding kepentingan pribadi.
Selain itu, dalam suatu organisasi seseorang diajarkan bagaimanakah

17
cara mengambil keputusan yang bijak dengan tidak merugikan pihak
manapun.
6. Dapat melatih seseorang untuk berinteraksi dengan berbagai karakter
yang berbeda.
Suatu organisasi tentu terdiri lebih dari satu orang, di mana orang
yang satu dan yang lainnya memiliki sifat dan karakter yang berbeda-
beda. Hal ini akan membantu melatih seseorang untuk dapat
berinteraksi dengan orang yang lainnya tanpa membeda-bedakan satu
dan lainnya.
7. Memperluas wawasan dan pengetahuan seseorang
Kegiatan seminar, lokakarya, pelatihan, maupun kegiatan-kegiatan
lain merupakan salah satu agenda yang ada dalam suatu organisasi
seiring berjalannya pengaruh globalisasi. Dengan adanya kegiatan-
kegiatan tersebut nantinya akan dapat membantu menambah
wawasan, pengetahuan, serta kompetensi yang dimiliki setiap orang
yang bergabung di dalam organisasi tersebut.
8. Dapat memperluas pergaulan seseorang
Dalam suatu organisasi terdapat keterkaitan di antara anggota yang
satu dengan anggota lainnya. Ini adalah sebagai akibat dari interaksi
dan kerjasama yang terjadi di antara sesama anggota organisasi
tersebut. Dengan demikian maka hubungan pertemanan seseorang
akan menjadi lebih luas.
9. Dapat menunjukkan jati diri dan kepribadian seseorang
Pada umumnya, seseorang yang aktif dalam berorganisasi,
khususnya bagi para remaja akan dapat menemukan jati diri serta
kepribadian mereka, yaitu dari lingkungan dan pergaulan dari
komunitas atau organisasi yang mereka bentuk.
10. Dapat membentuk Emotional Intelegent Quotien (EQ)
Selain kepribadian, keberadaan lingkungan dalam organisasi yang
dibentuk akan mampu mempengaruhi perkembangan emosi
seseorang, di mana lingkungan yang baik akan mampu menciptakan

18
kondisi emosi yang baik pula. Dengan EQ yang baik, maka seseorang
akan dapat bergaul dan menghadapi orang-orang dengan tipikal yang
berbeda-beda.
11. Dapat membantu seseorang untuk bisa membagi waktunya
Berbagai ungkapan telah menunjukkan pentingnya waktu bagi kita,
seperti ungkapan yang menyatakan bahwa waktu adalah uang, atau
juga pepatah yang mengatakan bahwa orang yang sukses adalah
mereka yang mau menghargai waktu. Oleh karena itu, akan sangat
penting bagi kita untuk memanfaatkan waktu yang kita punya dengan
sebaik-baiknya. Organisasi adalah pilihan yang tepat bagi kita untuk
belajar menghargai waktu dan mengatur setiap jadwal kegiatan kita.
12. Dapat membantu seseorang untuk bisa lebih bertanggung jawab
Seseorang yang aktif dalam organisasi akan dapat menumbuhkan
rasa tanggung jawab di dalam dirinya. Hal ini dikarenakan adanya
struktur yang jelas yang mengatur fungsi serta tugas masing-masing
anggota organisasi tersebut sesuai dengan kedudukannya. Itulah yang
menjadi salah satu alasan mengapa keberadaan suatu organisai harus
terus ditumbuh kembangkan.
13. Dapat menumbuhkan disiplin dan etos kerja bagi seseorang
Hal lain yang bisa diperoleh seseorang dari berorganisasi
adalah peningkatan disiplin serta etos kerja di dalam dirinya. Hal
tersebut secara tidak langsung akan mampu membentuk softskill
dalam diri seseorang. Dengan kemampuan tersebut akan banyak hal
yang bisa dilakukan olehnya seperti memiliki kemampuan dalam
menyampaikan ide, bernegosiasi dengan baik, memiliki kemampuan
untu merubah suatu halmenjadi lebih baik, dan masih banyak lagi.
14. Dapat menumbuhkan sifat percaya diri seseorang
Memiliki rasa percaya diri adalah salah satu hal yang dibutuhkan
dalam pergaulan seseorang, dan organisasi merupakan wadah yang
tepat untuk mendapatkan hal itu. Dalam organisasi, seseorang dilatih
untuk dapat menyampaikan ide-ide, diberikan kepercayaan untuk

19
melakukan tugas-tugas tertentu, dan lain sebagainya. Secara tidak
langsung hal itu akan dapat menumbuhkan sikap percaya diri dalam
diri orang tersebut.
15. Dapat melatih seseorang untuk lebih kuat dalam menghadapi tekanan
Dalam kehidupan di era modern ini, seseorang dituntut untuk bisa
lebih kuat dalam menghadapi segala masalah maupun tekanan yang
datang dari berbagai pihak. Keberadaan organisasi dapat melatih jiwa
seseorang agar menjadi lebih kuat, adanya perbedaan pendapat di
antara sesama anggota organisasi tersebut dalam menyelesaikan
suatu permasalahan yang terjadi merupakan salah satu cambuk yang
nantinya akan membuat para anggota organisasi tersebut menjadi
lebih kuat dalam menghadapi tekanan.

20
MATERI
BIDANG SAR (SEARCH AND RESCUE)

A. Definisi Search And Rescue


SEARCH AND RESCUE adalah pencarian dan pertolongan yang
meliputi usaha mencari, menyelamatkan, memberian pertolongan terhadap
orang atau material yang dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya
dalam suatu musibah. Baik musibah pelayaran, penerbangan, serta musibah
/ kecelakaan rekreatif atau bencana alam.

B. Falsafah Search And Rescue


 SAR adalah kewajiban yang beraspek penuh kemanusiaan, karenanya
dilaksanakan dengan suka rela tanpa pamrih apapun.
 SAR diberikan kepada siapa saja, kapan saja, dimana saja, tanpa
membedakan kebangsaan, ras, kepercayaan,kedudukan, dan asal-usul
mereka yang membutuhkan pertolongan.

C. Sasaran Search And Rescue


Sasaran utamanya adalah keselamatan jiwa manusia, baru kemudian
keselamatan harta benda.

D. Ruang Lingkup SAR


 SAR mempunyai ruang lingkup Nasional dan Internasional.
 BASARNAS di Indonesia memiliki 23 Kantor BASARNAS.
 Di tiap negara memiliki BADAN SAR NASIONAL kecuali ROMA.

E. Tujuan Search And Rescue


 Menyelamatkan jiwa manusia dan harta benda serta barang yang
ditimpa musibah kecelakaan / bencana sebanyak mungkin dengan cara
yang effisien dan effektif.

21
 Memberi rasa aman. Rasa pasti , dan rasa tidak was-was pada orang
yang terkena musibah.
 Memenuhi dan melaksanakan kewajiban internasional dalam rangka
kerja sama dan hubungan antar bangsa dan keluarga dunia.

F. Wewenang Search And Rescue


SAR mempunyai wewenang sebatas pada usaha pencarian, pertolongan,
serta evakuasi, sampai korban musibah diserahkan kepada pihak yang lebih
berwenang.

G. Penyelenggaraan Operasi SAR


 OPERASI SAR diaktifkan segera setelah diketahui adanya musibah
atau diketahui adanya suatu keadaaan darurat.
 OPERASI SAR dihentikan bila korban musibah telah berhasil
diselamatkan atau bila telah diyakini keadaaan darurat tidak terjadi
atau bila hasil analisa / evaluasi bahwa harapan untuk menyelamatkan
korban sudah tidak ada lagi.

H. Tingkat Keadaan Darurat


Keadaan darurat suatu musibah dibagi menjadi 3 tingkat :
1. Tingkat Meragukan (UNCAIRTAINITY PHASE - INCERFA).
2. Tingkat Mengkhawatirkan (ALERT PHASE – ALERFA ) merupakan
kelanjutan dari tingkat INCERFA atau jika diketahui dalam keadaan
mengkhawatirkan karena adanya ancaman terhadap keselamatannya.
3. Tingkat Memerlukan bantuan ( DISTRESS PHASE – DISTRESFA )
merupakan kelanjutan dari tingkat ALERFA.

22
I. Tahap Kegiatan Operasi SAR
1. Tahap Menyadari( AWARENESS STAGE )
Yaitu saat diketahui / disadari terjadinya keadaan darurat /
musibah, tindakan yang dilakukan adalah pencatatan data musibah
berupa :
A. Nama Korban / pesawat udara / kapal
B. Posisi Kejadian
C. Jenis Musibah
D. Waktu Kejadian
E. Keadaan Cuaca di tempat kejadian
F. Keterangan lain yang diperlukan
2. Tahap Tindakan Awal ( INITIAL ACTION STAGE )
Yaitu saat dilakukan suatu tindakan sebagai tanggapan adanya
musibah yang terjadi, tindakan yang harus dilakukan adalah :
1. Evaluasi informasi kejadian / musibah
2. Penyiagaan fasilitas SAR
3. Pencarian awal dengan komunikasi
4. Pencarian lanjut dengan komunikasi
5. Penunjukan SMC ( SAR MISSION COORDINATOR )
3. Tahap Perencanaan Operasi ( PLANING STAGE )
Yaitu pembuatan rencana operasi yang effektif meliputi :
A. Penentuan titik duga
B. Perhitungan luas area pencarian
C. Pemilihan dan penggunaan unsur SAR
D. Metode dalam pelaksanaan
E. Koordinasi dengan unsur-unsur terkait
4. Tahap Operasi SAR ( OPERATION STAGE )
Yaitu tahap saat dilakukan kegiatan :
A. Operasi Pencarian
B. Operasi Pertolongan

23
C. Operasi Pencarian dengan Pertolongan Dalam tahap Operasi,
kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Breifing Regu
2. Pemberangkatan Regu
3. Pelaksanaan Pencarian / Pertolongan oleh Regu
4. Penggantian Regu
5. Penarikan Regu
6. Debriefing
5. Tahap Akhir Penugasan ( MISSION CONCLUSSION STAGE )
Yaitu saat Operasi SAR dinyatakan selesai dan seluruh unsur
SAR dikembalikan ke kesatuan induk / organisasinya masing-
masing. Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
A. Pengembalian Unsur
B. Evaluasi Hasil Operasi
C. Pembuatan Laporan

J. Jabatan Dalam Operasi SAR


 SC ( SAR COORDINATOR )
Dijabat oleh seorang pejabat kerena fungsi dan wewenangnya mampu
memberikan dukungan kepada Kantor SAR untuk menggerakkan
unsur-unsur SAR
 SMC ( SEARCH MISSION COORDINATOR )
Dijabat oleh seseorang yang karena memiliki kemampuan /
kwalifikasi yang ditentukan. Dan tugasnya adalah melaksanakan
evaluasi kejadian, perencanaan serta koordinasi pencarian. Tugas ini
berlaku untuk satu kejadian SAR
 OSC ( ON SCENE COMANDER )
Dijabat oleh seseorang yang ditunjuk SMC untuk mengkoordinasikan
serta mengendalikan unsur SAR dilapangan, OSC ini ada bila SMC
merasa perlu untuk kelancaran tugas.
 SRU ( SEARCH RESCUE UNIT )

24
Adalah unsur SAR / fasilitas personil SAR yang secara nyata
melaksanakan OPERASI SAR .

K. Komponen Penunjang
GUNA KEBERHASILAN PELAKSANAAN DIATAS BILA
DIDUKUNG DENGAN 5 KOMPONEN PENUNJANG DIBAWAH INI :
1. ORGANISASI, merupakan struktur organisasi SAR yang meliputi
aspek pengerahan unsur Komando, Komando dan Pengendalian,
Kewenangan, Lingkup Penugasan, dan Tanggung jawab untuk
penanganan musibah.
2. FASILITAS,adalah komponen berupa unsur, peralatan / peralatan,
serta fasilitas pendukung lainnya yang dapat digunakan dalam
OPERASI SAR.
3. KOMUNIKASI, adalah komponen berupa penyelenggaraan
komunikasi sebagai sarana pemantauan musibah / kejadian,
komando pengendalian serta membina kerja sama / koordinasi selama
operasi berlangsung
4. PERAWATAN DARURAT, adalah komponen berupa penyediaan
fasilitas perawatan darurat yang bersifat sementara dalam mendukung
terhadap korban.
5. DOKUMENTASI, adalah pendataan laporan / kegiatan analisa serta
data kemampuan yang akan menunjang effesiensi pelaksanaan operasi
dan pengembangan kegiatan misi SAR yang akan datang.

L. Materi Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)


1. Materi PPGD Pertolongan Pertama Gawat Darurat Oleh: Tim SAR
UKM LENTERA – BANTEN.
2. Tujuan Materi Peserta dapat mendemonstrasikan secara benar tentang
prinsip penanganan gawat darurat.
3. PPGD Seorang pemberi pertolongan pertama bertugas: Memberi
pertolongan tanpa membahayakan diri sendiri . Menenangkan korban

25
dan melindunginya dari bahaya yang mungkin timbul Membawa
korban tempat sarana medis terdekat jika perlu.
4. Bantuan Hidup Dasar (BHD) D= danger Periksa bahaya R=Response
Periksa kesadaran A=Airways Buka jalan napas B=Breathing Periksa
Nafas C=Circulation Periksa Sirkulasi nafas Survei Awal
5. Algoritme BHD Panggil Bantuan Ambil kotak P3K Pastikan Aman
Periksa Kesadaran dengan menepuk / memanggil Cek Nafas Beri nafas
buatan 2x tiup – periksa nadi RJP 30x – tiup 2x (lakukan berulang
hingga ada respon) Jika ada respon segera miringkan korban agar lidah
tidak menutup jalan nafas 1 2 3 4 5 8 6 7
6. Survei Kedua Pengertian Adalah suatu metode sistematik untuk
mencari dan menemukan cidera lain atau kondisi lain yang
memerlukan pertolongan segera Tujuan Untuk melindungi korban dari
bahaya lebih lanjut.
7. Tindakan pada survei kedua Tanya korban / saksi mata tentang
Riwayat kejadian S= signs & symptoms/ tanda dan gejala A= allergic/
alergi M= medication/ pengobatan P= past history/ riwayat penyakit
L= last meal/ makan terakhir E= event prior to injury/ penyebab cidera
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan dari kepala sampai kaki
8. PENTING Catat semua informasi yang didapatkan dari survei kedua
untuk dilaporkan pada tenaga medis .

M. Membuat Dragbar (TANDU USUNGAN)


Bragbar (Inggris) atau dalam bahasa Indonesia disebut juga Tandu
Usungan, merupakan salah satu perlengkapan yang vital dalam SAR.
Dragbar berfungsi sebagai pelengkap dalam Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K).
Simpul yang wajib dikuasai adalah simpul pangkal dan simpul jangkar.
Peralatan untuk membuat tandu diantaranya:

26
1) Dua tongkat standar (+ 160 cm), dapat juga diganti bambu atau kayu
yang lain dalam keadaan darurat dengan panjang disesuaikan dengan
tinggi korban.
2) Dua tali/webing masing-masing 5 m, jika perlu ditambah dua buah
potongan tongkat + 50 cm untuk bantalan kaki dan kepala.
Cara membuat Dragbar cukup sedehana, berikut petunjuk ringkas membuat
Dragbar:
a. Simpul dan ikatan yang dibuat diusahakan selalu kuat (tegang)sehingga
tandu akan mampu menahan beban korban dengan baik.
b. Jarak ikatan pada tongkat sebaiknya dekat (+ 15-20 cm) agar beban tali
tidak terlalu besar.
c. Tali sebelah kiri/kanan tetap di sebelah kiri/kanan
d. Dalam keadaan darurat, ketika kekurangan tali sebagai penyangga dapat
mengunakan baju/kaos/kain apa saja, atau ikat pinggang yang disusun
secara rapi sebagai ganti dari tali/webing.
e. Ingat, dalam pembuatan Bragbar harus senantiasa dipertahankan jarak
antar tongkat minimal 50 cm atau selebar pinggang ditambah satu
kepalan tangan.

27
MATERI
DIVISI Lingkungan Hidup (LH)

A. Pengertian Lingkungan Hidup

Apakah lingkungan hidup itu? Lingkungan adalah segala sesuatu yang


berada di sekitar manusia yang dapat dibedakan menjadi beberapa macam
objek atau benda, diantaranya benda mati, benda hidup, benda nyata
maupun abstrak. Lingkungan hidup meliputi alam sekitar termasuk
manusia. Lingkungan merupakan satu kesatuan ekosistem yang saling
mendukung satu sama lain. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan hidup
tidak hanya terdiri dari benda hidup saja, tetapi suatu kesatuan ekosistem
(air, udara, tanah, sosial dan teknologi) termasuk benda mati yang
menunjang kehidupan di bumi.
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
1997 yang dimaksud lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

B. Permasalahan Lingkungan Hidup

Masalah lingkungan hidup yang diketahui dan diakibatkan oleh manusia:


a. Penggundulan dan penebangan hutan.
b. Suhu udara yang semakin memanas akibat pemanasan global.
c. Matinya beberapa spesies hewan tertentu dan punahnya beberapa jenis
tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia.
d. Ketidaksuburan tanah karena ekosistemnya terganggu.
e. Polusi udara, air, tanah, suara, pestisida, radiasi, cuaca, dan pencemaran
lingkungan lainnya.
f. Penyakit endemik.

28
Masalah lingkungan hidup yang biasanya terikat dengan bencana alam:
a. Banjir
b. Tanah longsor
c. Gempa Bumi
d. Letusan gunung berapi
e. Angin puting beliung atau tornado

C. Komponen Lingkungan Hidup


a. Lingkungan Hidup Alami
Lingkungan hidup alami adalah lingkungan yang telah ada di alam
tanpa campur tangan manusia. Contohnya seperti hutan belantara.
b. Lingkungan Hidup Binaan
Lingkungan binaan adalah lingkungan yang sudah direkayasa oleh
manusia. Contohnya seperti sekolah, perumahan dan perkantoran.
c. Lingkungan Hidup Sosial Budaya
Lingkungan social budaya yaitu lingkungan yang dipengaruhi oleh
sosial budaya masyarakat setempat.

D. Konsep Dasar Lingkungan Hidup

Konsep dasar lingkungan hidup antara lain:

a. Lingkungan hidup adalah keseluruhan ruang yang ada di bumi yang


terdiri dari air, tanah, udara, makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya.
b. Norma yang mendasari lingkungan hidup adalah norma sosial dan
norma hukum.
c. Lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu
lingkungan alami, lingkungan binaan, dan lingkungan sosial budaya.
d. Lingkungan hidup yang baik adalah lingkungan hidup yang masing-
masing makhluk hidup dan komponen di dalamnya dapat berinteraksi
dengan baik.

29
e. Lingkungan hidup yang berada di bumi, baik benda mati atau hidup,
manusia dan alam mampu berhubungan secara timbal balik.

E. Manfaat Lingkungan Hidup


a. Menyediakan sumber daya alam bagi kebutuhan hidup manusia.
b. Menyediakan ruang bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk
melakukan aktifitas kesehariannya, untuk bertahan hidup dan
berkembang biak.
c. Memberikan kesempatan bagi manusia terutama untuk bereksplorasi,
membuat berbagai macam penemuan baru dengan ilmu dan
pengetahuan yang diperoleh manusia melalui pengamatan dan
penelitian.
d. Membantu manusia mengenal siapa dirinya dan apa peran sertanya
dalam suatu ekosistem.

F. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup

Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan-tangan


manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya
yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan
hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan
hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang
paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan
hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan
lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat
ber kelanjutan.

Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab


bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut,
pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan
pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-

30
undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak
Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran
Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara, serta Undang Undang No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia
dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif
dan bijaksana tanpa harus merusaknya. Apabila ada penduduk baik secara
individu maupun kelompok melanggar aturan tersebut maka sudah
sepantasnya dikenai sanksi yang setimpal tanpa memandang status. Di lain
pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah
yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan.
Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan
hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut:
1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada
daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah
yang kritis dan tidak produktif.
3. Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan
karakteristik dan peruntukan lahan.
4. Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa
hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga
dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya
dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
5. Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerah-daerah
pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap
erosi.
6. Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar
unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya
dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.

31
7. Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya
kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya
hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.
Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui
upaya-upaya sebagai berikut :
1. Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke
sungai.
2. Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan
lokasi wisata.
3. Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan
bakar minyak pada wilayah laut.
4. Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk
kegiatan industri yang memerlukan air.
5. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan
demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah
limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL).
6. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi
melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.
7. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya
perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau
sejenisnya yang bersifat merugikan.
8. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang
tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan
Taman Laut Kepulauan Seribu.
Dalam hal ini kita akan mem-praktekkan salah satu upaya pelestarian
lingkungan hidup dengan mengembangbiakkan tanaman dengan cara
mencangkok.

32
1. Pengertian mencangkok

Mencangkok adalah salah satu cara untuk memperbanyak tanaman


yang memiliki sifat/karakteristik yang sama dengan induknya dengan
cepat. Isitilah ini disebut dengan pembiakan vegetatif buatan.
2. Pengertian cangkok

Cangkok adalah salah satu cara perkembangbiakan pada tumbuhan


dengan menanam batang/dahan yang akan menghasilkan akar terlebih
dahulu sebelum dilakukan pemotongan dan penanam kembali ditempat
lain.
Adapun hal yang harus diperhatikan sebelum dilakukan
pencangkokan diantaranya adalah:
 Tanaman yang bisa dicangkok adalah tanaman/tumbuhan dikotil
(tumbuhan biji terbuka), misalnya terdapat pada buah-buahan
seperti pohon apel, pohon mangga, pohon, jambu, pohon jeruk dan
sebagainya.
 Tanaman harus bebas dari hama dan penyakit.
 Batang atau cabang tidak terlalu tua dan mudah serta terdapat
tunas.
 Tidak disarankan untuk mencangkok dalam jumlah yang besar
dalam satu percabangan/batang.
 Pencangkokan dilakukan sebaiknya awal musim hujan, dan musim
kemarau asalkan dilakukan penyiraman yang tepat 1-2 kali dalam
sehari.
4. Teknik Mencangkok Tanaman

Cara mencangkok tanaman dapat dilakukan sebagai berikut:


Persiapan Alat dan Bahan
 Pisau
 Gunting
 Tanah, pupuk kandang, kompos

33
 Tali raffia
 Plastik bening/tabung bambu/ijuk/sabut kelapa
5. Cara Pembuatan:

1. Lakukan pemilihan batang yang tidak terlalu tua atau mudah,


dengan panjang 120 cm.
2. lakukan pengeratan batang dengan pisau dengan panjang sekitar 10
cm.
3. Hilangkan kambium yang masih menempel dengan cara mengerok
atau mengikis kulit batang.
4. Keringkan getah yang masih menempel berkisar 1-2 hari bahkan
lebih tergantung jenis tanaman yang dicangkok.
5. Setelah itu berikan pupuk kandang, kompos atau zat perangsang
tumbuh (ZPT).
6. Kepal tanah dan balut pada batang yang akan dicangkok.
7. Bungkus kepalan tanah tersebut, dan balut dengan Plastik
bening/tabung bambu/ijuk/sabut kelapa.
8. Kemudian ikat dengan tali raffia, dan lakukan perawatan dengan
baik.

34
MATERI
DIVISI CAVING

A. Kode Etik Penelusuran Gua


Penelusuran gua dilarang:
Mengambil sesuatu – kecuali mengambil foto.
Meninggalkan sesuatu – keculai meninggalkan jejak kaki.
Membunuh sesuatu – kecuali membunuh waktu.

Kode etik ini pertama kali dicetuskan oleh National Speleological Society
(Amerika Serikat). Karena mudah dipahami setiap penelusuran gua, maka
kode etik ini diterima secara internasional dan menjadi pegangan bagi
semua penelusuran gua.

B. Kewajiban Penelusur Gua


 Senantiasa memperhatikan keadaan cuaca. Tidak memasuki gua
yang mudah kebanjiran pada musim hujan.
 Senantiasa menyadari, bahwa kegiatan penelusuran gua bukan
merupakan hak, tetapi wajib dianggap sebagai suatu anugrah,
rahmat, karunia dan berkah (privilege)
 Memilih sebagai tujuan utama penelusuran gua: koservasi
(pencagaran) gua dan lingkungannya. Karenanya wajib menjaga
kebersihan gua dan lingkungannya.
 Wajib memberi pertolongan sesuai dengan batas kemampuan, bila
ada penelusur gua dari rombongan lain yang membutuhkannya.
 Bertindak sopan dan tidak menggangu ketenteraman penduduk
didekat lokasi system perguaan. Tidak boleh menyinggung
perasaan mereka.
 Mengikuti secara patuh dan seksama semua prosedur perizinan
yang dipersyaratkan dan memberi laporan kepada pemberi izin.

35
 Wajib memberitahukan kepada sesama penelusur, bila dijumpai
bagian – bagian yang berbahaya dalam gua tertentu.
 Bila mengalami suatu muzibah, maka hal itu tidak boleh
dirahasikan. Wajib dilaporkan kepada penduduk dan
pemerintahan daerah setempat, kepada pengawas dan pengelola
wilayah tersebut dan semua penggiat penelusur gua yang dikenal,
untuk disebarluaskan, agar jangan sampai muzibah tersebut
terulang kembali.
 Bila ada rencana menelusuri gua, wajib memberitahukan kepada
keluarga, rekan atau sesama anggota perkumpulan, penduduk dan
kepala desa terdekat data sebagai berikut:
1. Maksud dan tujuan menelusuri gua, rencana waktu masuk,
rencana waktu keluar, daftar nama penelusur lengkap
alamat dan nomor telepon.
2. Bila sampai terjadi muzibah, atau belum keluar pada waktu
yang sudah ditentukan, siapa yang harus dihubungi dan
dengan cara apa.
3. Wajib memilih dan patuh kepada pemimpin penelusur gua
yang kompeten, berwibawa dan sudah berpengalaman.
Khususnya dalam menentukan kesiapan mental, fisik dan
derajat ketrampilan penelusuran gua, yang wajib
disesuaikan dengan derajat kesulitan gua.
 Wajib mempelajari semua acuan yang dibutuhkan sebelum
memasuki gua: peta geologi, peta topografi, keadaan iklim,
khususnya curah hujan, peta-peta gua yang ada, literatur terkait,
menghubungi nara sumber, mengumpulkan dan menganalisa
informasi penduduk setempat atau jurukunci perihal gua tersebut.
 Wajib mempersiapkan diri secara fisik, mental dan ketrampilan
menggunakan semua alat atau perlengkapan yang harus tersedia
secara lengkap, sesuai kebutuhkan.

36
C. Speleologi
Speleologi secara morfologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu : Spalion = Gua dan Logos =
ilmu. Jadi secara harfiah diterjemahkan ilmu
yang mempelajari tentang gua, tetapi karena
perkembangan speleologi itu sendiri, speleologi
juga mempelajari tentang lingkungan di sekitar
gua.
Menurut IUS (International Union of Speleology) anggota komisi X
UNESCO PBB yang berkedudukan di Wina Austria :
“ Gua adalah setiap ruangan bawah tanah yang dapat dimasuki orang “
Menurut R.K.T.Ko (Speleogiawan) :
“Setiap lubang di bawah tanah baik terang maupun gelap, luas maupun
sempit, yang terbentuk melalui sistem percelahan, rekahan atau aliran
sungai yang kadang membentuk suatu lintasan aliran sungai bawah tanah”
Gua memiliki sifat yang khas dalam mengatur suhu udara di dalamnya,
yaitu pada saat udara diluar panas maka didalam gua akan terasa sejuk,
begitu pula sebaliknya. Sifat tersebut menyebabkan gua dipergunakan
sebagai tempat berlindung. Gua – gua yang banyak ditemukan di Pulau
Jawa dan pulau – pulau lainnya di Indonesia, sebagian besar adalah gua
batu gamping atau gua karst. Gua merupakan suatu lintasan air di masa
lampau dan kini kering (gua fosil) atau dimasa kini, dan terlihat dialiri
sungai (gua aktif). Karenanya mempelajari gua tidak terlepas dari
mempelajari hidrologi karst dan segala fenomena karst dibawah permukaan
(endo karst phenomena) supaya memahami cara – cara gua terbentuk dan
bagaiman memanfaatkannya sebagai sumber daya alam yang mempeunyai
nilai estetika tinggi sebagai objek wisata gua, atau sebagai sumber air, tanpa
mencemarinya.
Di dunia ini terdapat berbagai jenis gua alam yaitu :
 Gua garam (NaCl) : Gua yang materi pembentuknya terdiri dari
garam

37
 Gua es : Gua yang materi pembentuknya terdiri
dari es, akibat dari es yang mencair sebagian.
 Gua Lava : Akibat aliran lava yang sudah mati,
biasanya pada gunung yang tidak aktif lagi.
 Gua batu kapur : Gua yang materi pembentuknya terdiri
dari batu kapur atau batu gamping ( CaCo3 )
 Gua gips : Gua yang materi pembentuknya terdiri
dari bahan gips.
90% dari gua-gua di dunia adalah gua yang materi pembentuknya dari batu
kapur.

D. Sejarah Penelusuran Gua


Tidak ada catatan resmi kapan manusia menelusuri gua. Berdasarkan
peninggalan – peninggalan, berupa sisa makanan, tulang belulang, dan juga
lukisan – lukisan, dapat disimpulkan bahwa manusia sudah mengenal gua
sejak puluhan tahun silam yang tersebar di benua Eropa, Afrika, dan
Amerika.
Menurut catatan yang ada, penelusuran gua dimulai oleh John
Beaumont, ahli bedah dari Somerset, England (1674). Ia seorang ahli
tambang dan geologi amatir, tercatat sebagai orang pertama yang
menelusuri sumuran (potholing) sedalam 20 meter dan menemukan ruangan
dengan panjang 80 meter, lebar 3 meter, serta ketinggian plafon 10 meter,
dengan menggunakan penerangan lilin. Menurut catatan, Beaumont
merangkak sejauh 100 meter dan menemukan jurang (internal pitch). Ia
mengikatkan tambang pada tubuhnya dan minta diulur sedalam 25 meter
dan mengukur ruangan dalam gua tersebut. Ia melaporkan penemuan ini
pada Royal Society, Lembaga Pengetahuan Inggris. Orang yang paling
berjasa mendeskripsikan gua – gua antara tahun 1670-1680 adalah BARON
Johann Valsavor dari Slovenia. Ia mengunjungi 70 gua, membuat peta,
sketsa, dan melahirkan buku setebal 2800 halaman.

38
Joseph Nagel, pada tahun 1747 mendapat tugas dari istana untuk
memetakansistem perguaan di Kerajaan Astro-Hongaria. Sedangkan wisata
gua pertama kali tercatat tahun 1818, ketika Kaisar Habsbrug Francis I dari
Austria meninjau gua Adelsberg (sekarang bernama gua Postojna) terletak
di Yugoslavia. Kemudian wiraswastawan Josip Jersinovic
mengembangkannya sebagai tempat wisata dengan memudahkan tempat itu
dapat dicapai. Diberi penerang dan pengunjung dikenai biaya masuk. New
York Times pada tahun 1881 mengkritik bahwa keindahan gua telah
dirusak hanya untuk mencari keuntungan.
Stephen Bishop pemandu wisata yang paling berjasa, ia budak
belian yang dipekerjakan oleh Franklin Gorin seorang pengacara yang
membeli tanah disekitar gua Mammoth, Kentucky Amerika Serikat pada
tahun 1838. dan kini gua Mammoth diterima UNICEF sebagai warisan
dunia.
Sedangkan di Indonesia, faktor mistik dan magis masih melekat erat
di gua – gua. Baik gua sebagai tempat pemujaan, sesaji maupun bertapa.
Namun semuanya memiliki nilai budaya, legenda, mistik, dan kepercayaan
sesuatu terhadap gua perlulah didokumentasikan dan dihargai sebagai
potensi budaya bangsa. Maka Antropologi juga merupakan bagian
Speleologi.

E. Lahirnya Ilmu Speleologi


Secara resmi ilmu Speleologi lahir pada abad – 19 berkat ketekunan
Edward Alferd Martel. Sewaktu kecil
ia sudah mengunjung gua Hahn di Belgia
dengan ayahnya seorang Paleontologi,
kemudian juga mengunjungi gua Pyrenee
di Swiss dan Itali. Pada tahun 1888 ia
mulai mengenalkan penelusuran gua
dengan peralatan, pada setiap musim panas ia dan teman – temannya
mengunjungi gua – gua dengan membawa 2 gerobak penuh peralatan,

39
bahan makanan, dan alat fotografi. Martel membuat pakaian berkantung
banyak yang sekarang disebut cover all (wearpack). Kantung itu diisi
dengan peluit, batangan magnesium, 6 lilin besar, korek api, batu api,
martil, 2 pisau, alat pengukur, thermometer, pensil, kompas, buku catatan,
kotak P3K, beberapa permen coklat, sebotol rum dan telepon lapangan yang
ia gendong. Sistem penyelamatannya dengan mengikatkan dirinya kalau
naik atau menuruni dengan tali.
Tahun 1889, Martel menginjakkan kakinya pada kedalaman 233 m
di sumuran ranabel, dekat Marseille, Perancis dan selama 45 menit
tergantung di kedalaman 90 m. Ia mengukur ketinggian atap dengan balon
dari kertas yang digantungi spon yang dibasahi alkohol, begitu spon
dinyalakan balon akan naik keatas mencapai atap gua. Hingga kini Edward
Alfred Martel disebut bapak Speleologi. Kemudian banyak ahli speleologi
seperti : Pournier, Jannel, Biret, dan banyak lagi.
Baru setelah PD I Robert De Jolly dan Nobert Casteret mampu
mengimbangi MARTEL. Robert de Jolly mampu menciptakan peralatan
gua yang terbuat dari alluminium Alloy. Nobert Casteret orang pertama
yang melakukan “Cave Diving” pada tahun 1922, dengan menyelami gua
Motespan yang di dalam gua itu ditemukan patung – patung dan lukisan
bison serta binatang lain dari tanah liat, yang menurut para ahli, itu sebagai
acara ritual sebelum diadakan perburuan binatang, ditandai adanya bekas –
bakas tombak dan panah. Namun dalam PD II, gua-gua digunakan sebagai
tempat pertahanan, karena pertahanan di gua akan sulit ditembus walaupun
menggunakan bom pada waktu itu.

F. Perkembangan Speleologi di Indonesia


Di Indonesia speleologi relatif tergolong suatu ilmu yang baru. Dalam
hal ini masih sedikitnya ahli – ahli speleologi maupun pendidikan formal
tentang speleologi. Speleologi baru berkembang sekitar tahun 1980, dengan
berdirinya sebuah club yang bernama “SPECAVINA”, yang didirikan oleh
NORMAN EDWIN (alm) dan RKT KO. Namun karena adanya perbedaan

40
prinsip dari keduanya maka terpecah, dan mereka masing – masing
mendirikan perhimpunan :
1. Norman Edwin (alm) mendirikan klub yang diberi nama “GARBA
BUMI”,
2. RKT KO mendirikan Hikespi pada tahun 1983
Pada tahun tersebut bermunculan club-club speleologi di Indonesia seperti
ASC yang berdiri pada tanggal 1 Januari 1984, SSS – Surabaya, DSC –
Bali, SCALA – Malang, dll.

G. Peralatan dan Perlengkapan Penelusuran Gua


Kegiatan penelusuran gua didukung oleh penguasaan teknik dan
peralatan yang memadai.
Kriteria pemilihan perlengkapan dan peralatan
 Standard keamanan (safety)
1. UIAA (Union International des Associations d’Alpinisme)
2. CE (conformite aux exigences)
3. EN (European Norm)
4. CEN ( Comite Europeen de Normalisation)
 Kekuatan dan daya tahan
Alat yang digunakan harus diketahui kekuatan dan beban maksimal
yang direkomendasikan. Alat harus tahan terhadap situasi dan kondisi
gua yang rentanterhadap abrasi / gesekan, air, lumpur, batuan kapur.
Peralatan gua vertkal direkomendasikan yang telah melewati
”individually tested” yang ditandai dengan beban maksimal ”MAX”
dan beban aktif ”USE”
 Fungsionalitas
Pemilihan peralatan perlu diperhatikan fungsi alat, hal ini berkaitan
dan penggunaan yang efektif dan efisien. Selain dari fungsi dasar,
perlu di pahami fungsi – fungsi tambahan pada alat. Penggunaan alat
akurat, tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan (simplicity). Faktor

41
yang perlu diperhatikan adalah”berat”, yang hal ini berpengaruh
terhadap daya tahan/stamina dari penelusur gua.

Uraian standard peralatan penelusuran gua :


 Cover All
Fungsi : Pakaian pelindung
Bahan : PVC, Nylon fabric,
Keterangan : Bahan cover all mampu melindungi dari gesekan, basah
dan dingin, disesuaikan dengan tipe gua.
 Sepatu
Fungsi : Alas dan melindungi kaki
Jenis : Sepatu Boot, PDL
Keterangan : Sepatu mampu melindungi mata kaki, tahan terhadap
gesekan, grip dan sol tahan air dan lumpur.
 Helm
Fungsi : Melindungi kepala dari benturan
Jenis : Speleo helmet
Keterangan : Bahan terbuat dari fiber carbon, kevlar atau
polycarbonate. Helm didesign mampu meredam benda yang jatuh
menimpa helm.
 Pencahayaan
Fungsi : memberikan penerangan
Jenis : electrical lamp dan carbide model

H. Peralatan Gua Vertikal


 Tali
Fungsi : Alat utama untuk lintasan SRT
Jenis : Static dan Dynamic
Keterangan :
 Hal yang perlu diperhatikan :
- Ukuran diameter tali / size

42
- Abrasi / gesekan
- Simpul
- bahan kimia
- Umur tali
 Peralatan Rigging
Fungsi : Untuk membuat anchor / tambatan
1. Natural anchor : Webbing / sling (turbular dan flat)
2. Bolting Anchor : Hammer, Driver, Spits, Bolting bag, Hanger,
Pyton.
 Carabiner
Fungsi : sebagai penghubung atau pengkait
Jenis : carabiner screwgate, non screw, auto lock
 SRT set
Alat personal SRT Set terdiri dari:
1. Harness
Fungsi : Sebagai penghubung utama badan dan alat lainnya.
Jenis : Sit harness, Body harness
2. Maillon Rapide 8 mm
Fungsi : sebagai penghubung harness dan alat ascending dan
descending
Jenis : Delta MR dan semi circular
3. Cowstail Pendek dan Panjang
Fungsi : Sebagai pengaman dan penghubung ascender
Jenis : Dynamic rope dan Webbing (spelegyca)
4. Carabiner
Fungsi : Sebagai penghubung alat
Jenis :
a. O carabiner screw gate
b. O carabiner non screwgate / friksi
c. D screwgate
5. Descender

43
Fungsi : Alat turun
Jenis : Auto stop, Rack, Simple
6. Ascender
Fungsi : Alat naik
Jenis :
a. Croll / alat naik di dada
b. Jammer / alat naik di tangan
c. Basic jammer / alat naik di tangan
7. Chest Harnest
Fungsi : sebagai penghubung croll dengan badan
Jenis : Webbing soft
8. Foot Loop
Fungsi : Sepagai pijakan kaki
Jenis : Static rope dan webbing
 Peralatan transport :
Fungsi : Alat tambahan untuk membawa peralatan dan logistik
Jenis : Tackle bag, waterproof bag, perahu karet

 Peralatan rescue :
1. Pulley (single & tandem)
2. Houling set terdiri dari : pulley, basic, 2 bh oval carabiner screwgate
3. Mini traxion / pro traxion
4. Survival blanket

I. Simpul / Knot
Pengetahuan tentang simpul dan kemampuan membuat simpul dengan
mudah dan cepat adalah bagian penting yang harus dimiliki oleh seorang
penelusur gua. Untuk itu dibutuhkan latihan agar dapat terampil dalam

44
membuat simpul dengan benar, cepat dan sesuai dengan kebutuhan dan
fungsinya.
Kriteria simpul :
 Mudah untuk dibuat
 Mudah untuk dilihat kebenaran lilitannya
 Aman, dengan ikatan/lilitan yang tidak bergerak dan tergeser ataupun
tertumpuk pada saat dibebani
 Mudah dilepas/diurai setelah terbebani
 Mengurangi kekuatan tali seminimal mungkin
Jenis simpul yang digunakan dalam penelusuran gua :

SRT( Single Rope Technique)


SRT adalah teknik untuk menaiki atau menuruni lintasan vertikal dengan tali
tunggal.
Prosedur SRT

J. Ascending frog system


6. Pasang tali utama ke croll, beban tubuh ada di croll.
7. Pasang Jammer diatas croll, injak footloop sampai berdiri
8. Tarik tali utama di bawah croll sampai posisi badan naik, beban tubuh
ada di croll.
9. Kedua kaki dimasukan kedalam footloop dan letakkan tali utama
diantara kedua kaki.

45
10. Dengan bantuan jammer dan footloop naikkan tubuh hingga croll naik,
selanjutnya naikkan jammer.
Prosedur ini dilakukan sampai diatas lintasan.

K. Descending
a. Perhatikan alur tali pada gambar di descender (manual)
Posisi tali berada di sebelah kiri descender
b. Masukkan tali sesuai alur descender dari kiri bawah descender sampai
atas kanan descender.( berbentuk seperti huruf ”S”)
c. Tutup descender kemudian tali bawah dimasukan ke carabiner friksi.

d. Prosedur mengunci descender :


 Tali bawah setelah carabiner friksi di angkat dan diletakan diatas
descender
 Masukkan tali bawah kembali ke carabiner friksi dan carabiner
descender
 Loop tali yang telah melewati tahap diatas diletakkan melingkar di
descender

e. Lepaskan alat ascender atau cowstail dari tali utama dan beban ada
di descender
f. Lepaskan simpul pengunci descender
Tangan kiri menggenggam descender dan tangan kanan membuka
kuncian
g. Pegang tali bawah descender
Kedua tangan memegang tali untuk mengatur kecepatan turun.

46
L. Rigging
Teknik pemasangan lintasan baik vertical maupun horizontal yang
digunakan untuk melewati medan gua. Hal yang perlu diperhatikan dalam
rigging:
- Aman
- Tidak merusak peralatan
- Dapat dilewati oleh anggota tim
- Siap digunakan saat keadaan darurat (Rescue)
a. Persiapan Rigging:
1. Memilih panjang tali
2. Pengecekan awal
3. Memberi simpul ujung (end knot)
4. Packing tali
b. Pembagian Tim:
1. Pemasang lintasan (rigging man)
Bertugas memasang lintasan dan leader. Rigging man harus benar-
benar menguasai teknik vertikal (SRT, Climbing, Rescue, dll),
teknik rigging, dan peralatan.
2. Pembantu (assisten rigging)
Bertugas menyiapkan dan memberikan alat yang dibutuhkan oleh
pembuat lintasan, juga sebagai belayer saat pembuat lintasan harus
melakukan traversing ataupun pemanjatan saat memasang lintasan.
c. Prosedur Pemasangan Tali:
• Jangan berdiri terlalu dekat dengan bibir pitch, cari dan uji anchor
yang akan mengamankan rigging man,
• Dekati bibir pitch dengan belay oleh asisten rigging,
• Cari posisi anchor yang lebih tinggi dari bibir pitch dengan tetap
memperhatikan keamanan,
• Selalu uji kondisi dan kekuatan anchor yang akan digunakan,

47
• Bersihkan lantai atau dinding yang akan dilewati dari batu yang
mungkin akan runtuh,
• Informasikan lintasan yang akan dibuat, serta keadaan medan dan
kondisi yang akan dilewati,
• Gunakan kode untuk berkomunikasi, seperti rope free, rock fall,
belay on, on belay.
d. Jenis Rigging:
- Y Rig / Y Belay - Intermediet - Deviasi

- Traverst -
Pendulum

- Slope Tyrolean - Tyrolean

48
e. Anchor (Tambatan)
Merupakan point atau objek yang akan dijadikan titik tambatan.
Dalam pemilihan anchor perlu beberapa pertimbangan seperti :
• Jenis tambatan
• Posisi tambatan
• Kekuatan tambatan

Berdasarkan posisi dan urutan penerimaan beban, anchor dibagi


menjadi :
• Main anchor, anchor yang secara langsung mendapatkan beban
saat lintasan digunakan
• Back up anchor, anchor cadangan saat main anchor terlepas atau
jebol
 Jenis Anchor
1. Natural Anchor (Tambatan Alami)
- Pohon - Batu Menonjol -
Natural Bridge

- Lubang Tembus - Chock Stone -


Boulder

- Coloum / Stalactite dan ornamen lain

49
2. Anchor Buatan
Adalah tambatan yang dibuat atau dibentuk menggunakan
peralatan tertentu, biasanya seperti hanger, hammer, spith dan lain
sebagainya.

50
MATERI
DIVISI ROCK CLIMBING (RC)

A. Pendahuluan
Rock Climbing secara Etimologis, terdiri dari 2 kata, yaitu Rock dan
Climbing.
Rock yang berarti Batuan dan Climbing berati pemanjatan. Jadi,
Rock Climbing dapat diartikan juga sebagai Tekhnik Memanjat tebing batu
dengan memanfaatkan cacat batuan baik tonjolan, maupun rekahan yang
mempunyai kemiringan tebing lebih dari 70%/ 45o, dan memiliki tingkat
kesulitan tertentu.
Rock Climbing atau yang sering kita kenal dengan nama Panjat
Tebing/ Panjat Dinding ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan
Mountaineering (kegiatan mendaki gunung, suatu perjalanan/ petualangan
ketempat-tempat yang tinggi) yang sangat memerlukan kecakapan mendaki
tebing batu yang terjal serta kemampuan dalam menganalisa yang tinggi,
bermental yang harus cukup kuat untuk menghadapi ketinggian tebing
yang kita panjat dan tentunya ketahanan fisik yang besar.
Bicara mengenai Mountaineering, terbagi menjadi tiga, yaitu :
 Hill Walking
Merupakan perjalanan biasa melewati serangkaian hutan dan
perbukitan dengan berbekal pengetahuan pembacaan Peta dan Kompas
serta kemampuan untuk bertahan hidup dengan menggunakan
peralatan seadanya (Survival). Kekuatan kaki menjadi faktor utama
suksesnya suatu perjalanan pendakian.
 Rock Climbing
Disini medan yang dihadapi berupa bentukan vertikal (perbukitan atau
tebing) dimana sudah harus mewajibkan bantuan tangan untuk
menjaga keseimbangan tubuh dan menambah ketinggian agar tidak
terjatuh.

51
 Ice/ Snow Climbing
Hampir sama seperti halnya dengan Rock Climbing, namun medan
yang dihadapi disini lebih ke perbukitan/ tebing yang ber-es/ salju.
Sebelum lebih jauh, disini juga akan sedikit membahas mengenai Etika
Panjat Tebing.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), etika berati nilai
mengenai suatu benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam etika panjat tebing adalah
sebagai berikut :
 Menghormati adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat.
 Menjaga kelestarian alam.
 Merintis jalur baru.
 Memanjat jalur bernama.
 Pemberian nama jalur.
 Memberi keamanan bagi pemanjat lain.
 Menghargai dan Merawat alat, karna ketika melakukan pemanjatan,
alat adalah nyawa.

B. Sejarah Rock Climbing


Aktivitas panjat tebing sudah dikenal masyarakat sejak lama bahkan
masyarakat tradisional, mereka melakukan pemanjatan guna mencari
sumber kehidupan ataupun perlindungan, khususnya didaerah pantai dan
kawasan karst untuk mencari sarang burung atau sumber mata air. Tetapi
mereka tidak memakai system dan prosedur yang baku seperti dalam
olahraga panjat tebing sehingga faktor keamanan dan tingkat resiko yang
dihadapi sangatlah tinggi.
Panjat tebing pertama kali dikenal di kawasan benua Eropa tepatnya
di kawasan pegunungan Alpen sebelum perang Dunia I. Pada awal tahun
1910 dinegara Austria mulai diperkenalkan penggunaan peralatan-
peralatan yang digunakan untuk menunjang dalam kegiatan panjat tebing

52
seperti carabiner (cincin kait) dan piton (paku tebing) yang pada saat itu
masih terbuat dari besi baja. Dan berawal dari situlah para pendaki dari
Austria dan Jerman mulai mengembangkan peralatan dan teknik olah raga
ini. Seiring waktu yang terus berjalan peralatan olah raga ini banyak
mengalami inovasi, terutama pada bahan pembuatannya, uji kekuatan gaya
tariknya, kepraktisan penggunaan alat serta prosedur keamanan alat yang
telah distandartkan.
Di Indonesia olahraga panjat tebing sendiri telah terbentuk sejak
tahun 1988 yang memiliki organisasi yang pada saat itu bernama FPGTI
(Federasi Panjat Gunung Dan Panjat Tebing Indonesia) yang kemudian
berganti nama dengan FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) sampai
sekarang ini.

C. Pengenalan Peralatan Umum Rock Climbing


1. Tali (Rope)
Fungsi utamanya sebagai pengaman apabila
pemanjat terjatuh. Panjang maksimum
sebuah tali untuk memanjat adalah 50
meter, yang memungkinkan seorang leader
(pemanjat) dan belayer (penjaga/
pendamping si pemanjat) masih dapat saling berkomunikasi.
Beberapa contoh tali yang sering digunakan dalam suatu pemanjatan
yaitu :
 Tali Serat Alam
Jenis tali ini sangat jarang digunakan karena kekuatan talinya
yang sangat rendah dan sangat mudah terurai serta tidak memiliki
kelenturan, sehingga mumbuat sakit dan membahayakan
penggunanya.

53
 Hawser Laid
Terdiri dari serat-serat Sintetis halus yang dipilih menjadi tiga
bagian.

No Kelebihan Kekurangan
1 Tahan terhahadap abrasi /aus Sulit dibuat simpul, karena kaku
2 Dalam keadaan darurat tali ini Debu dan kerikil halus mudah
dapat diurai menjadi tiga bagian, melekat pada tali, sehingga dapat
yang bila disambung dapat menjadi juga merusak alat
tiga kali panjang semula. lainnya.
3 Mempunyai daya lentur Setelah pemakain yang cukup
(elastisitas)yang tinggi (sekitar lama, cenderung menjadi kaku
40%)

 Core dan Sheat Rope (Carmantel Rope/ Tali Karmantel)


Terdiri dari 2 bagian dan memiliki kekuatan masing-
masing, inti 70% dan jaket/ lapisan luar 30% yang memang
cukup kuat untuk gesekan dengan kelenturan mencapai 20%.
Yang terkenal adalah buatan Edelird, yaitu Beal dan
Mammut.
Ukuran tali yang umumnya digunakan bergaris tengah,
11mm dan panjang 45m.
Untuk pendakian yang mudah, Snow Climbing atau
menaikkan barang yang dipakai umumnya berdiameter 9mm atau
7mm.
Kekuatan = A2 x 22 kg dan A = diameter tali ... mm.

a. Sifat – sifat Tali Karmantel :


- Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing
laut (cliff). Bila dipakai untuk menurunkan barang, sebaiknya
bagian tebing yang bergesekan dengan tali diberi.

54
alas (pading). Tabu untuk menginjak tali jenis ini.
- Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.
- Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya
dijemur di tempat teduh.
b. Berdasarkan kelenturannya, Tali Karmantel tebagi 2 jenis,
yaitu :
- Static, kelenturan 2-5 % pada berat max yang diberikan, kaku,
umumnya berwarna putih atau hijau, dan biasanya digunakan
untuk rappelling atau Singel Rope Technic.
- Dynamic, kelenturan 5-20% pada berat max yang diberikan,
lentur, dan berwarna mencolok.
c. Perawatan Tali :
Pada umumnya tali-tali akan berkurang kekuatannya bila
dibuat simpul. Cara menggulung tali juga perlu
diperhatikan agar tidak kusut, sehingga tidak mudah rusak
dan mudah dibuka bila akan digunakan. Ada beberapa cara
menggulung tali, antara lain :

Mountaineer coil Handy coil/ Skein Butterfly coil/


Coil Royal Robin Style
d. Aturan umum pemilihan ukuran Diameter Tali Karmantel :
* Top Roping dan serbaguna : Gunakan tali tunggal dengan
ukuran diameter 11mm.
* Sport Climbing : Gunakan tali tunggal dengan ukuran
diameter 9.1mm – 10.2mm.

55
2. Carabiner (snarpring, snarpling, cincin kait)
Digunakan sebagai pengaman untuk pemanjatan atifisial.
Sebaiknya terbuat dari alumunium alloy yang ringan tapi mempunyai
kekuatan tinggi.
Berdasarkan model pengamanannya, Carabiner dibagi menjadi
2, yaitu :

 Non screw gate Carabiner


Carabiner yang tidak memiliki kunci berulir, biasanya
digunakan pada pemanjatan artifisial karena tidak perlu repot-
repot mengunci. Berdasarkan sistem lock dibagi menjadi dua
jenis, yitu :
 Auto lock Carabiner
 Non Auto lock Carabiner
 Screw gate Carabiner
Carabiner dengan kunci berulir, biasa digunakan sebagai
pengaman utama dalam suatu pemanjatan artifisial.
 Berdasarkan bentuknya, Carabiner dibagi menjadi 4
jenis yaiti:
a. Oval Carabiner: Berbentuk bulat, dalam SRT dapat
dipergunakan hamper dalam berbagai kondisi.
b. Delta Carabiner: Berbednetuk huruf D, bermanfaat
karena memungkinkan pembagian beban, namun tidak
bisauntuk instalasi tertentu.
c. Heart Carabiner: Berbentuk segitiga sama kaki, baik
untuk tambatan reacue karena memungkinkan banyak tali
ditambatkan.

56
d. A Carabiner: Bentuk, fungsi hampir sama dengan
carabiner Heart.
3. Sling
Terbuat dari tabular webbing atau dari prusik yang berfungsi
sebagai penghubung, pengaman pada ancor, mengurangi gaya gesek
dengan memperpanjang point, dan mengurangi gerakan yang akan
menambah beban. Dalam penggunaannya slink digabungkan dengan
carabiner dengan menggunakan simpul jangkar.
4. Harness
Harness adalah alat pengaman yang terikat pada pinggang
pemanjat. Berfungsi sebagai pengaman dan menahan beban tubuh
pemanjat supaya ketika terjatuh, beban terdistribusi ke tali dan tidak
mematahkan pinggang.
Terdapat 3 jenis harness, yaitu :

Seat Harness Chest Harness Full Body Harness

5. Helm
Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga perlu
mengenakan helm untuk melindungi dari benturan tebing saat
pendaki terjatuh atau bila ada batu yang berjatuhan. Meskipun helm
agak mengganggu, tetapi kita akan terhindar dari kemungkinan
terluka atau keadaan fatal.
6. Sepatu Panjat
Sebagai pengaman kaki saat melakukan pemanjatan. Konstruksi
sepatu terdiri dari 2 macam, yaitu :

57
Board - Lasted Slip – Lasted

7. Tabular Webbing
Biasanya digunakan untuk membuat slink. Selain itu sering digunakan
sebagai pengganti harness.

8. Palu Tebing (Hammer)


Pada bagian ekornya berbentuk runcing untuk
membersihkan dinding dan mencongkel atau
melepaskan piton. Fungsi utama dari palu tebing adalah
untuk memukul dan pemasangan anchor.

9. Anchor
Merupakan poin yang dipakai sebagai penahan beban. Berdasarkan
Jenisnya terdapat dua macam anchor, yaitu :
d. Natural anchor
Dapat berupa pohon besar, tonjolan, lubang-lubang ditebing dan
berbagai macam bentukkan-bentukkan di tebing yang berasal dari
Alam.

Natural Ancor pada bebatuan


(tebing alam)

e. Artificial anchor
Yaitu Anchor buatan yang ditempatkan atau dipasang pada
tebing seperti :
 Chock/ Pengaman Sisip

58
Chock adalah alat penahan beban dari arah tertentu yang
diselipkan ke dalam celah batu. Chock mempunyai 2 bentuk,
yitu :

Chock Simetris jenis Chock Asimetris/ tidak


Stoper (Baji) Simetris jenis Hexentric
(segi enam)

 Piton/ Paku Tebing


Piton adalah sepotong logam
yang dibentuk agar berfungsi sebagi
pasak celah tebing batu. Piton
kebanyakan dibuat dari baja kromalin. Secara
umum piton terbagi menjadi dua macam, yaitu piton bilah
atau pipih (blade) dan piton siku (angle). Dari dua macam
piton ini berkembang menjadi bermacam-macam bentuk piton
yang disesuaikan dengan bentuk celah di tebing batu.

 Hanger
Biasanya digunakan untuk tebing yang blank, artinya
tebing yang akan dipanjat sedikit memilki natural anchor.
Jenis hanger berdasrkan bentuknya :
 Plate

59
 Clown
 Azymetrique
 Twist

 Cam/ Friend
Spring Loaded Camming Device (SLCD) atau disebut
cam atau friends adalah peralatan biasa proteksi pemanjatan
yang fenomenal. Jika ditarik, ujungnya akan mengecil
sehingga mudah dimasukkan ke celah tebing. Jika dilepas
maka ujungnya akan mengembang memenuhi celah tebing.
Cam tersedia dalam beberapa ukuran disesuaikan dengan
lebar celah tebing dan penggunaan. Berdasarkan posisi dan
urutan mendapat beban, anchor dapat dibedakan menjadi :
- Main Anchor
Anchor utama yang secara langsung mendapatkan beban.
- Back Up Anchor
Berfungsi sebagai anchor cadangan apabila main anchor
jebol.

10. Descender
Merupakan alat yang biasa digunakan untuk turun. Jenis – jenis
Descander, yaitu :
 Figure of Eight

60
 Brake Bar
 Capstand
Capstand terdiri dari :
 Auto Stop
 Simple Stop
 Rack
Rack terdiri dari :
 Closed Rack
 Open Rack
 Whaletail

11. Ascender
Ascender merupakan alat yang digunakan untuk naik. Jenis Ascender
seperti:
 Hand Ascender
 Standard jumar
 Jumar
 Jumar CMI 5000 / ColoradoMountains Industries.
 Chest Ascender

12. Belay Device (peralatan untuk Belay)


Belay Device adalah peralatan untuk menahan tali saat pemanjatan
agar pemanjat tidak terjatuh.
Alat belay dari sudut pandang kepraktisan dalam menghentikan
jatuhnya pemanjat terbagi dalam dua jenis yaitu :
 Manual
Belay Device tipe ini antara lain :
 Kombinasi Carabiner dengan Italian Hitch
 Belay Plate/ Spring Plate

Tubula Belay Plate


r

61
 Otomatis

 Grigri
Harus diingat ukuran kernmantel harus 10-
11 mm. Dalam penggunaan Grigri,
diharuskan mengenakan Tube atau Figure
Eight dikarenakan Grigri tidak dapat
digunakan Rappell untuk dua tali Karmantel
sekaligus.
 Trango Cinch
Alat belay ini sangat bagus untuk mem-
belay leader karena proses penguluran tali
tambang bisa lebih mulus dibandingkan
Grigri. Tapi dalam hal menurunkan
pemanjat/ lowering. Sepertinya perlu sering
praktek bila ingin lancar. Tranggo.

13. Pullay
Alat ini yang biasa digunakan untuk membelokan arah atau untuk
terjun seperti pada Flying Fox karena fisiknya yang terdapat roda.
Gaya pullay terdiri dari :
 Fix cheek Pullay Fix
 Oscillante Cheek Pullay Pullay

Secara umum, bentuk-bentuk Pullay, antara lain :


 Fixed
 Tundem
Tundem
 Oscillante
 Ultragere

62
 Mini Tranxion (perpaduan pullay & descender)

14. Sky hook


Merupakan perangkat Rock Climbing yang digunakan untuk istirahat
sementara saat melakukan pemanjatan, terutama saat melakukan
pengeboran.
15. Runner
Dua carabinner jenis Snapring/ Snap yang menjadi satu, dengan sling/
webbing yang menjadi penghubung/ perantara kedua Carabinner
tersebut. Fungsinya sebagai alat proteksi dalam pemanjatan/ pengaman
utama dalam melakukan pemanjatan Top Runner.
16. Stir up
Tangga tebing, terbuat dari bahan yang sama dengan bahan webbing.
17. Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi telapak tangan saat melakukan
pemanjatan. Diharuskan untuk Belayer, agar kulit tangan tidak
terbakar oleh tali Carmantel akibat panas dari gesekan tali.
18. Prusik
Sebagai pengaman yang biasanya dipasang pada lubang tembus.
19. Chalk bag
Tempat untuk bubuk Magnesium.
20. Bubuk Magnesium/ Magnesium Carbonate ( MgCO3 )
Digunakan agar saat melakukan pemanjatan tidak licin
karena keringat atau jenis batuan tebing yang memang
licin.
Penggunaan kapur bisa sangat membantu membuat
telapak tangan tetap kering sehingga cengkraman dan genggaman
lebih menggigit.

63
D. Tips Perawatan Alat
Secara umum, semua perawatan peralatan Panjat Tebing maupun
Pendakian sama. Yaitu :
- JANGAN diinjak (khususnya peralatan safety).
- JANGAN dibanting (khususnya peralatan safety).
- Setelah pemakaian, segeralah cek dan bersihkan kembali.
- Pencucian untuk peralatan seperti Carmantel, Tenda Doom, Sepatu
panjat/ track, cover, dll dianjurkan untuk TIDAK menggunakan sabun
jenis apapun.
- Tata cara pengeringan alat setelah pencucian, dianjurkan TIDAK
dibawah terik panas matahari secara langsung.
- Untuk peralatan yang memang membutuhkan penyikatan, dianjurkan
menggunakan sikat yang halus. Seperti sikat gigi misal.
- TIDAK semua peralatan dapat disikat, meskipun menggunakan sikat
yang halus.
- Penyimpanan alat pun menjadi salah satu faktor utama perawatan,
yaitu simpan di tempat yang bersuhu normal.

E. Jenis Jenis Pemanjatan


a. System Pemanjatan
Panjat Tebing menurut System terbagi menjadi dua, yaitu :
 Alphine System/ Alphine Push
Suatu pemanjatan dimana semua personel dan peralatan
dibawa keatas dan menginap di tebing pada saat itu juga. Dan
tidak menggunakan tali transfer untuk saling berhubungan antar
personel/ team yang lainnya. Jadi sebelum pemberangkatan, kita
harus benar-benar matang dan memahami semua yang akan kita
butuhkan di perjalanan nanti. Karena kita tidak akan turun kembali
untuk mengambil/ membeli keperluan yang kurang.

64
 Himalaya System/ Himalaya Style
suatu pemanjatan dimana semua personel selalu turun pada
setiap akhir hari pemanjatan dan beristirahat dibawah. Pemanjatan
ini juga dapat dilakukan dengan cara terhubungnya antara titik
start (ground) dengan pitch / terminal terakhir pemanjatan,
hubungan antara titik start dengan pitch adalah menggunakan tali
transport, dimana tali tersebut adalah berfungsi supaya hubungan
antara team pemanjat dengan team yang dibawah dapat terus
berlangsung tali transport ini berfungsi juga sebagai lintasan
pergantian team pemanjat juga sebagai jlur suplai peralatan
ataupun yang lainnya.
Dari kedua System diatas terdapat beberapa perbedaan yang
cukup menonjol, diantaranya sebagai berikut :
No Jenis System
Alphine System/ Alphine Himalaya System/ Himalaya
Push Style
1. Waktu pemanjatan lebih Waktu pemanjatan lebih lama
singkat
2. Alat yang digunakan lebih Alat yang dibutuhkan lebih
sedikit banyak
3. Perlu load carry Tidak memerlukan load carry

b. Panjat Tebing Menurut Penggunaan Pengaman


 Free Climbing
Pemanjatan yang menggunakan alat hanya semata-mata untuk
menambah ketinggian dan alat berfungsi sebagai pengaman saja
tetapi tidak mempengaruhi gerak dari pemanjat. Walaupun dalam
pemanjatan tipe ini pemanjat diamankan oleh seorang belayer
namun pengaman yang baik adalah diri sendiri.
Sedangkan untuk pengembangan dari jenis pemanjatan free
climbing itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu :

65
 Top rope
Pemanjatan dimana tali pemanjatan sudah terpasang
sebelumnya.
 Solo
Pemanjatan yang dilakukan seorang diri dengan merangkap
fungsi sebagai Leade, Cleaner dan Belayer.
solo sendiri juga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
o Solo artificial climbing
o Solo free climbing
 Free Soloing
Suatu pemanjatan yang dalam pergerakannya tidak memerlukan
peralatan pengaman (tidak dianjurkan untuk para pemula).

 Artificial Climbing
Merupakan pemanjatan yang mana didalam pergerakannya
sepenuhnya didukung oleh alat dan pemanjat tidak bisa berbuat
apa-apa tanpa bantuan alat tersebut. Peralatan selain sebagai
pengaman juga sebagai tumpuan untuk menambah ketinggian
dalam melakukan pemanjatan tersebut. Perlu diingat bahwasannya
untuk dapat bergerak cepat dan aman dalam melakukan
pemanjatan bukan disebabkan karena adanya peralatan yang super
modern melainkan lebih diutamakan pada penggunaan teknik
yang baik.
 Top Runner/ Runnering
Dimana pengaman utama yang berperan disini adalah Runner dengan
cara meng-click (istilah memasukkan Runner ke-Hanger/ alat lainnya).
 Sport Climbing
Adalah pemanjatan dimana pengaman sudah terpasang tinggal kita
memasang tali pengaman pada jalur yang sudah ada namanya.

66
c. Mengenal Beberapa Tekhnik Dasar Panjat Tebing
Seorang pemanjat diwajibkan untuk Orientasi Medan (ormed)
terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana kontur tebing tersebut, apa
saja peralatan yang nantinya akan dipergunakan, dan kalau bisa tahu secara
detail bagaimana bentuk pegangan dan celah-celah yang ada pada tebing
tersebut serta yang paling utama pemanjat harus bisa menentukan jalur
pemanjatan.
Teknik pemanjatan dikelompokkan sesuai bagian dengan tebing yang
dimanfaatkan untuk memperoleh gaya tumpuan dan pegangan, diantaranya
yaitu:
 Free Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana pemanjat
memanfaatkan cacat batuan dan rekahan/ celah, tonjolan atau rongga
yang terdapat pada permukaan tebing yang memadai sebagai pijakan
kaki maupun pegangan tangan.
 Friction / Slab Climbing
Teknik ini hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu
si pemanjat karena minimnya pijakan/ pegangan yang terdapat pada
cacat batuan tebing itu sendiri.
 Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang digunakan oleh anggota badan
yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak.
Dengan beberapa tekhnik tersebut, terdapat beberapa
pengembangan dalam Tekhnik Pemanjatan, diantaranya sebagai
berikut:
 Jamming
Tekhnik memasukan/ menjepitkan tangan/ kaki pada celah yang
tidak begitu lebar sebagai penguat hingga menyerupai pasak.
 Chimneying
Teknik memanjat celah vertical yang cukup besar. Badan dapat
masuk semua diantara celah dan punggung menempel disalah satu

67
sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan
sebelah lagi menempel ke sisi tebing belakang. Kedua tangan
diletakkan menempel pula dan membantu mendorong serta
membantu menahan berat badan.
 Bridging
Teknik memanjat pada celah vertikal yang lebih besar (gullies).
Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai
pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang
kaki sebagai tumpuan dibantu juga tangan sebagai penjaga
keseimbangan.
 Lay back
yaitu digunakan pada celah vertikal yang memanfaatkan tekanan
antar tubuh (tangan dan kaki). Pada teknik ini jari tangan mengait
tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk
menempatkan kedua kaki mendorong kedepan dan kemudian
bergerak naik silih berganti.
 Hand traverse
Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping
(horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat
minim dan untuk memanjat vertikal sudah tidak memungkinkan
lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena
seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin
pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar
berat badan dapat terbagi lebih rata.
 Mantelself
Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya
agak tinggi namun cukup besar untuk diandalkan agar dapat
dijadikan tempat brdiri selanjutnya.

68
 Cheval
yaitu dilakukan pada batu bagian punggung tebing batu dengan
bidang yang sangat kecil dan tipis. Dengan posisi seperti
menunggang kuda.
 Hold
Satu istilah menunjukkan tempat dimana kaki dan tangan
diletakkan dan mendapat pegangan, bervariasi dalam ukuran,
bentuk, jenis batuan serta friksi/ gesekan yang dimiliki.
 Friksi
Gerakan kaki pada bidang yang miskin pijakan sebagai penambah
ketinggian dan keseimbangan tubuh.
 Edging
Pemanfaatan ujung sepatu untuk mendapat pijakan dan menambah
jangkauan.
 Smearing
Pemanfaatan sisi sepatu luar untuk menambah jangkauan dan
keseimbangan.
 Hooking
Pemanfaatan tumit sepatu untuk mengangkat tubuh, biasanya
dilakukan pada saat keluar roof.

Hooking

F. Mengenal Beberapa Simpul-Simpul Dasar


Beberapa Jenis dan Tehnik Pemanjatan yang ada, kita di haruskan
membuat tambatan & simpul pada batang pohon, tebing atau belayyer yang
berfungsi untuk keamanan leader.

69
Berikut beberapa contoh simpul yang pada umumnya sering
digunakan pada Pemanjatan :
 Simpul Eight/ delapan (figure of eight knot).
Dinamakan delapan karna memang bentuknya menyerupai angka
delapan. Simpul ini berfungsi untuk pengait/ pengganti Carabiner yang
dipasang langsung ke pengaman tubuh dan bisa juga digunakan untuk
penambat.
 Simpul Double Eight/ delapan ganda (double lub figure of eight
knot).
Dinamakan double Eight, memang sama percis dengan simpul delapan
tadi, bedanya disini yang berbentuk angka delapan memang ganda.
Funsinya juga sama dengan simpul delapan, yaitu untuk pengait/
pengganti Carabiner yang dipasang langsung ke pengaman tubuh dan
bisa juga digunakan untuk penambat.

Simpul Eight/ Double Eight


 Simpul Fisherman/ nelayan.
Pada umumnya, simpul nelayan ini digunakan untuk tambatan
(pengaman). Tapi bisa juga digunakan untuk hal lainnya, seperti
transfer barang, menyambung 2 tali yang sama besarnya dan bersifat
licin, dan lainnya.

70
Simpul Fisherman/ nelayan

 Simpul On The Big/ Simpul Playboy.


Dinamakan Simpul Playboy, karena bentuknya menyerupai sepasang
kuping kelinci yang melambangkan Playboy.
Umumnya digunakan untuk membuat tambatan pada batang pohon,
batu, dll.
 Simpul Buterfly/ simpul kupu-kupu.
Umumnya digunakan untuk transfer barang antara belayyer ke- leader.
Atau dapat juga digunakan sebagai pembungkus tali sudah friksi
(cacat).
 Clove Hitch knot.
Umumnya digunakan untuk mengikat tali pada penambat yang
fungsinya sebagai pengaman utama (fixed rope) pada anchor natural/
alat lainnya
Bisa juga digunakan untuk pembuatan tenda/ tandu.

Clove Hitch knot

 Tep Knot (Simpul Pangkal)


Umumnya digunakan untuk menghentikan gesekan, lebih jelasnya ikat
biasa.
 Slip Knot (Simpul Jerat).

71
Umumnya digunakan untuk pembuatan tandu, dengan menggunakan
media 2 bilah kayu.
 Prusik Knot.
Umunya digunakan untuk menambah ketinggian pemanjatan pada
tumpuan tali.
 Eight In Line Knot.
Fungsinya untuk mentranfer barang.
 Bouwlin Knot
Umumnya digunakan sebagai tali tranfer antara Leader_Belayyer.
 Double Bouwlin Knot.
Bentuknya sama persis seperti Bouwlin Knot, bedanya disini hanya
ganda. Fungsinya umumnya juga sama yaitu sebagai sebagai tali
tranfer antara Leader_Belayyer.

Bowline & Double Bowline

 Italian Hit Knot/ Simpul Belay.


Umumnya digunakan sebagai pengganti Figur Eight/ grigri. Untuk
belayyer/ rappeling.

Italian Hit Knot/ Simpul Belay

72
 Overhand Knot.
Umumnya digunakan untuk mengakhiri pembuatan simpul
sebelumnya.
 Simpul Pita
Digunakan untuk menyambung tali yang pipih (webbing).

Simpul Pita

Pada umunya, dari ± 4000 jenis simpul yang hingga kini tercatat, 13 jenis
simpul ini lah yang sangat sering digunakan dalam Pemanjatan.

G. Descending / Repling

Repling adalah kebalikan dari prusiking, kalau prusik keatas sekarang


kebawah dengan bantuan figur 8 dari sebuah ketinggian. Dalam repling
juga ada beberapa seni mulai dari yang biasa duduk sampai yang kepala di
bawah atau yang seperti para tentara tentara.

73
A. Peralatan Untuk Repling :

a. Carabiner
Carabiner atau cincin kait yang kita gunakan sebagai
penghubung tubuh kita dengan figure of eight. adapun jenis
Carabiner yang kita gunakan adalah carabiner SGD (Screw Gate
Delta) atau carabiner delta dengan pengancing screw.

b. Tali Karmantel

Tali ini kita gunakan untuk pengaman ketika kita naik atau turun
dari tebing atau pemanjatan di media lain.

c. Webbing

Webbing atau tali jiwa adalah salah satu alat panjat yang kita
gunakan sebagai pengaman tubuh dimana webbing ini kita buat
menjadi harness.

74
d. Figure of Eight
Figure of eight atau figure delapan kita gunakan sebagai alat
pengerem saat kita melakukan repling sehingga kita tidak terjun
bebas dari ketinggian.

e. Helm
Helm atau helm panjat kita gunakan untuk melindungi kepala
kita dari benda yang jatuh dari atas kepala seperti batu atau kayu.

f. Sit Harness
Sit Harness adalah alat yang seharusnya digunakan karena
tingkat keamanan dan kenyamanannya jika dibandingkan dengan
Webbing yang dibuat menjadi sit harness.

75
g. Auto Stop
adalah alat descender pengganti figure of eight dengan sistem
kerja seperti rem tangan tapi terbalik. ketika auto stop di tekan kita
justru akan melaju turun namun jika dilepas kita akan berhenti.

h. Grigri
Grigri juga merupakan alat descender pengganti figure of eight
namun lebih sering digunakan untuk mem-belay pemanjat.

76
H. Bilaying

Belaying adalah salah satu dari teknik memanjat di pemanjatan tebing


batu. ini adalah pengamanan pemanjat selama pemanjatan. Teknik dan alat
belay diperlukan untuk ini. Memilih belay device yang dan
metode benar adalah penting, sehingga keduanya, belayer dan pemanjat
tidak akan menghadapi berbagai kesulitan.

Metode Belaying ini adalah paling umum digunakan. ini berisi empat
bagian-bagian penting:

1. Buat sebuah atau multiple-point anchor yang seimbang. Langkah ini


tidak selalu perlu sebagaimana ini bergantung beratnya pemanjat dan
belayer, sebaik posisi belayer.

2. Kemudian ikatkan tali ke harness anda sebagaimana dijelaskan dalam


teknik memanjat. Dengan melakukan ini, anda akan membuat sebuah
simpul belay

3. Hubungkan tubuh pada anchor, jika ada satu (mengacu pada langkah 1).
catat; bahwa sebagai belayer, anda harus terhubung pada anchor kuat-
kuat dan sesuai dengan beban

4. Kemudian hubungkankan sebuah belay device ke simpul belay anda.


Sekarang alat siap untuk menggunakan metode semi-direct belay

a. Peralatan untuk Bilaying

1. Sit Harness
Sit Harness adalah alat yang seharusnya digunakan karena
tingkat keamanan dan kenyamanannya jika dibandingkan dengan
Webbing yang dibuat menjadi sit harness.

77
2. Figure of Eight
Figure of eight atau figure delapan kita gunakan sebagai alat
pengerem saat kita melakukan repling sehingga kita tidak terjun
bebas dari ketinggian.

3. Carabiner
Carabiner atau cincin kait yang kita gunakan sebagai
penghubung tubuh kita dengan figure of eight. adapun jenis
Carabiner yang kita gunakan adalah carabiner SGD (Screw Gate
Delta) atau carabiner delta dengan pengancing screw.
4. Sarung tangan berguna untuk melindungi tangan ketika sedang
membilay.

78
MATERI
DIVISI GUNUNG HUTAN (GH)

A. Pengertian Gunung
Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih
tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sedangkan pegunungan
merupakan kumpulan atau barisan gunung.Beberapa otoritas
mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari besaran tertentu.
Contohnya, Encyclopædia Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki
(610 m) agar bisa didefinisikan sebagai gunung.

Menurut KBBI, definisi gunung adalah Bukit yg sangat besar dan


tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600 m). Yang biasanya digolongkan
sebagai gunung adalah gundukan tanah atau bukit dengan ketinggian diatas
600 mdpl.

Gunung terbentuk dari adanya gerakan tektonik. Gerakan tektonik


ialah gerak dari dalam bumi yang menyebabkan naik atau turunya
permukaan bumi.Pada peta, gunung digambarkan dengan bentuk segitiga
berwarna hijau jika tidak aktif dan warna merah jika masih aktif.

Gunung atau pegunungan dibagi menjadi tiga macam antara lain :

 Gunung api
 Gunung lipatan
 Gunung patahan

B. Pengertian Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat
di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung

79
karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus
hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer
Bumi yang paling penting.

Hutan menurut Undang-Undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun


1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.Hutan
adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat
menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di
dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua
besar.Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman,
terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah
yang cukup luas.

Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup


bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian
yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok
memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk
tajuk (mahkota daun) yang jelas.

Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu


menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang
berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan tropis,
rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembap, yang
berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun
berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-
kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian
penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya


alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat
diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian

80
pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam
berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup
berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta
mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi
kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini
dikarenakan hutan adalah tempat tumbuhnya berbagai tanaman.

C. Kegiatan Mendaki Gunung


Mendaki gunung merupakan aktivitas yang keras, penuh
petualangan dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan,
kekuatan dan daya juang yang tingggi. Bahaya dan tantangan seakan
hendak mengungguli merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada
hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji
kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu
pendakian yang sukar berarti keunggulan terhadap rasa takut dan
kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri. Pada dasarnya
pendaki harus memiliki motivasi yang jelas, terarah, dan tidak merugikan
diri sendiri.

Di Indonesia kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejal 1964


ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan
dan berhasil mencapai puncak Soekarno di Pegunungan Jayawijaya.
Pendaki Indonesia tersebut adalah Soedarto, Soegirin dan Fred Atabe dari
jepang. Pada tahun yang sama(1964) mulailah berdiri perkumpulan-
perkumpulan pendaki gunung, dimulai berdirinya Perhimpunan Penempuh
Rimba dan Pendaki Gunung WANADRI di Bandung dan mahasiswa
Pencinta Alam Universitas Indonesia (MAPALA UI) di Jakarta kemudian
diikuti oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di
Indonnesia.

81
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa
persyaratan, antara lain :

a. Mental

Seorang pendaki gunung harus tabah dalam mengahdapi


berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus
asa dan berani. Berani disini, yaitu sanggup menghadapi tantangan dan
mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan
kemampuan yang dimiliki.

b. Pengetahuan dan keterampilan

Meliputi pengetahuan serta keterampilan tentang tali temali,


navigasi darat, cuaca dan teknik-teknik pendakian, pengetahuan
tentang alat pendakian,, pertolongan pada keadaan darurat, bertahan
hidup di alam bebas dan sebagainya.

c. Kondisi fisik yang memadai

Ini dapat dimengerti karena mendaki gunung termasuk olahraga


yang berat. Berhasil dan tidaknya suatu pendakian salah satunya
bergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik
dan siap selama perjalanan haruslah selalu berlatih.

d. Etika

Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung


adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan
hukum-hukum yang berlaku harus kita pegang teguh. Mendaki gunung
tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri bukanlah sikap yang terpuji
sebagaimana juga bila kita tidak menghargai sikap dan pendapat
masyarakat disekitar kita pada kegiatan mendaki gunung yang kita
lakukan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam setiap pendakian :

82
 Jumlah anggota dalam setiap pendakian minimalnya 3 orang, kecuali
kalau pendukung yang telah diatur sebelumnya cukup memadai.
 Jagalah agar anggota kelompok tetap bersama.
 Janganlah mendaki diluar / melebihi batas kemampuan diri sendiri dan
tim.
 Bawalah setiap saat makanan, pakaian, peralatan dan perlengkapan
secukupnya.
 Tinggalkanlah daftar Rencana Operasional Perjalanan dan daftar
barang bawaan kita pada orang yang berkepentngan (keluarga,
organisasi, dsb).
 Ikutilah aturan / saran dari para pendaki gunung yang sebelumnya telah
mendaki gunung tersebut, melalui buku-buku atau sumber informasi
lainnya.
 Berusahalah untuk bertindak / berlaku bijak sebagai Pencinta Alam
yang benar-benar menjaga kelestarian alam & lingkungan dalam setiap
kesempatan mendaki gunung.

D. Manajemen Perjalanan
Sebelum memulai melakukan kegiatan kita perlu membuat
manajemen perjalanan, manajemen perjalanan adalah persiapan sebelum
melakukan kegiatan, Kesalahan dalam perencanaan dapat menimbulkan
permasalahan contohnya tersesat akibat tidak me Hal-hal yang harus
dipersiapkan sebelum memulai perjalanan adalah sbb :

1. Pra – Perjalanan
1.1.Mengumpulkan informasi dari aktivitas yang akan dilakukan.
Informasi tersebut antara lain adalah :
a. Menentukan tujuan kegiatan dan jenis medan.
b. Menetukan lokasi dan lamanya waktu perjalanan

83
c. Data tentang daerah tersebut, bisa didapat dari yang sudah
pernah ke tempat tersebut sebelumnya atau dari peta daerah
tersebut.
d. Akses menuju lokasi.
1.2.Mempersiapkan diri sendiri dan tim yang akan melakukan
perjalanan, yang meliputi :
a. Latihan Fisik. Untuk meningkatkan ketahanan dan kekutan
tubuh dalam menghadapi kondisi dan cuaca alam yang liar.
Sadari kemampuan fisik dalam perjalanan.
b. Menentukan dan mengumpulkan Logistik yang mencakup
perlengkapan peralatan pribadi, tim dan khusus, serta
perbekalan makanan untuk seluruh personil dan cadangannya.
c. Pada perjalanan yang berat, dalam 1 (satu) hari setiap orang
membutuhkan asupan makanan 5000 Kal dan 2 liter air.

Kerja sama tim sangat berpengaruh dengan keberhasilan


kegiatan. Hanya dengan komunikasi yang baik dan Mengenal
lebih dalam tentang teman-teman seperjalanan kita dapat
mengetahui hal-hal khusus dari personil tim. Misalnya penyakit
khusus, kebiasaan yang menyimpang, dll dari rekan kita.

1.3.Penjadwalan kegiatan, yang mencakup :


a. Membuat Time Schedule, yang dimaksud disini adalah
penjadwalan kegiatan terhitung sejak dimulainya
perencanaan, persiapan hingga pengakhiran perjalanan
b. Membuat Rencana Operasional Perjalanan (ROP), termasuk
menetukan titik start, camp dan titik finish.

1.4.Evaluasi dari persiapan yang telah dilakukan.

Evaluasi terhadap pesiapan yang sudah dilakukan berguna


untuk mengetahui kekurangan yang belum terpenuhi dana apa
yang harus dilakukan selanjutnya.

84
2. Teknis Perjalanan

Yang paling penting saat pendakian adalah melakukan


AKLIMATISASI, yaitu menyesuaikan tubuh dengan kondisi di
ketinggian yang memiliki cuaca, tekanan udara dan suhu yang berbeda
dari biasanya.

2.1. Pengaturan perjalanan, misalnya pembagian tim yang dibagi


dalam kelompok kecil berikut logistiknya dan timing perjalanan
agar sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya (ROP)
2.2. Teknik berjalan saat pendakian

Saat menanjak : Jalan seperti biasa dan jangan mengangkat kaki


terlalu tinggi dari lintasan dengan irama tetap (konstan). Untuk
mempermudah aklimatisasi, dapat dilakukan dengan cara
menyamakan irama langkah dan nafas kita.

Saat istirahat : Jika hanya sementara jangan duduk santai.


Ketika istirahat besar, usahakan agar posisi kaki lebih tinggi dari
kepala agar darah dapat mengalir kembali ke otak.

Saat turun : Jangan gunakan tumit sebagai tumpuan

2.3. Evaluasi pergerakan sehari-hari, misalnya tentang kesesuaian


perjalanan dengan ROP, kondisi tim, perbekalan.
2.4. Kondisi Darurat
a. Menurunnya kemampuan fisik.
b. Ketika perlengkapan peralatan dan perbekalan makanan tidak
mencukupi.
c. Ketika kehilangan orientsasi medan
3. Perlengkapan Peralatan dan Perbekalan Makanan

Berguna agar kita tidak sengsara dan kelaparan selama


perjalanan atau pendakian yang kita lakukan. Jika kita melakukan
perjalanan 3 hari, maka bawalah bekal untuk 5 hari gunanya yaitu untuk

85
menghadapi kondisi darurat. Setelah menentukan perjalanan yang akan
dilakukan, barulah kita dapat menetukan perlengkapan dan perbekalan
regu dan perorangan yang dapat dibagi menjadi :

a. Perlengkapan Komunikasi
b. Perlengkapan Pribadi
c. Perlengkapan Tidur
d. Perlengkapan Masak dan Makan
e. Perlengkapan Jalan (Dokumentasi, Navigasi, P3K, Survival)
f. Perlengkapan Khusus

Dalam merencanakan perjalanan, perencanaan perbekalan perlu


mendapat perhatian khusus, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan perbekalan, yaitu:

1. Berapa lama perjalanan?


2. Aktifitas apa saja yang akan dilakukan?
3. Kondisi medan dan cuaca yang akan dihadapi?
4. Berapa jumlah orang dalam tim?

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka ada beberapa


persyaratan khusus yang harus diperhatikan :

 Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi yang


memadai dan tidak asing di lidah.
 Terlindung dari kerusakan, tahan lama dan mudah / sederhana
dalam mengolahnya.
 Sebaiknya makanan yang siap pakai atau tidak perlu memasaknya
terlalu lama, irit bahan bakar dan air.
 Ringan dan mudah dibawa
 Untuk merencanakan komposisi bahan makanan agar sesuai
dengan syarat di atas, kita dapat mengkajinya dengan langkah
sebagai berikut :

86
Informasi tentang kondisi medan, perkiraan cuaca, aktifitas yang
dilakukan dan lamanya waktu perjalanan. Perhitungan jumlah
kalori yang dibutuhkan kemudian susun daftar makanan yang
memenuhi syarat di atas, Persiapkan vitamin dan mineral untuk
suplemen tambahan, secukupnya.

Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan dan perbekalan


dalam suatu perjalanan, maka sebelum memulai kegiatan disusun
terlebih dahulu sebuah daftar (check-list), perlengkapan dan
perbekalan kita kelompokkan lalu kita teliti lagi mana yang perlu
dibawa atau tidak.

4. Menyusun Perlengkapan Dalam Ransel (Packing)

Yang menjadi dasar dari pacing adalah keseimbangan.


Bagaimana kita menumpukan berat badan pada tubuh sedemikian rupa
sehingga kaki dapat bekerja seefisien mungkin. Dalam batas-batas
tertentu frame yang dimiliki ransel dapat memberikan kenyamanan
sewaktu menggendong beban. Namun bagaimanapun baiknya desain
ransel yang dimiliki akan sedikit artinya apabila kita tidak mampu
menyusun barang dengan baik. Berikut ini adalah prinsip pengepakan
barang ke ransel (packing) :

 Kelompokkan barang – barang dan masukkan ke dalam kantong


plastic atau kantong parasit, terutama pakaian tidur / cadangan,
kertas / buku, dll.
 Tempatkan barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin
dengan badan kita. Barang – barang yang lebih ringan ditempatkan
dibagian bawah.
 Letakkan barang yang sewaktu – waktu diperlukan cepat, dibagian
atas atau pada kantung luar (ponco, air minum, P3K, survival kit,
dsb).

87
 Semua hal ini ditujukan agar beban lebih dekat ke pundak dan tidak
dperlu membongkar ransel dalam kondisi yang memerlukan reaksi
cepat.

E. Sistem Pendakian
1. Himalayan system

Adalah system pendakian yang dipergunakan untuk


perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu.
System ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak pegunungan
Himalaya. Kerjasama kelompok dalam system ini terbagi dalam
beberapa tempat peristirahatan (base camp, fly camp). Walaupun
hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, pendakian ini
dapat dikatakan berhasil.

2. Alpine system

Adalah system pendakian yang berkembang di pegunungan


Alpen pada khususnya dengan tujuan agar semua pendaki mencapai
puncak bersama-sama. System ini lebih cepat karena pendaki tidak
perlu kembali ke base camp., karena perjalanan dilakukan secara
bersama-sama dengan terus maju membuka Flying Camp.

F. Navigasi Darat
Navigasi Darat adalah suatu tekhnik untuk menentukan kedudukan
suatu tempat dan arah lintasan perjalanan secara tepat baik di medan
sebenarnya maupun pada peta, ssedangkan personil yang menggunakannya
disebut NAVIGATOR. Berkaitan dengan pengertian tersebut, pemahaman
tentang kompas dan peta serta cara penggunaannya mutlak harus dikuasai.

Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu
arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada di medan

88
sebenarnya yang diproyeksikan pada peta. Kunci pemahaman navigasi
hanya 2 macam, yaitu :

1. Mampu merekam dan membaca gambar permukaan fisik bumi

2. Mampu menggunakan peralatan pedoman arah.

Sebagai penggiat kegiatan alam bebas, pengetahuan tentang medan


merupakan sebuah modal yang harus dimiliki. Pengetahuan penguasaan
medan akan mempermudah kita untuk mencapai tujuan dan target tertentu
dalam berkegiatan di alam bebas. Selain itu penguasaan medan ini juga
dapat berguna dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk pelaksanaan
tugas SAR, evakuasi, dll. Pengetahuan tentang medan ini antara lain
meliputi survival, teknik hidup di alam bebas, dan navigasi darat. Selain
mungkin ada bebarapa materi pendukung seperti perencanaan perjalanan,
kesehatan perjalanan, komunikasi lapangan, pengetahuan geologi,
pengetahuan lingkungan, dll.

Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat


terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor
yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara
lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang
jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat
mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke
medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta.
Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat
mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita
pelajari menjadi bermanfaat untuk kita dan orang lain.

Alat yang diperlukan untuk melakukan Navigasi Darat, antara lain :

 Peta
 Kompas
 Altimeter

89
 Protaktor
 Alat Tulis
 Penggaris.
1. Peta
1.1.Pengertian Peta

Peta merupakan penggambaran dua dimensi sebagian atau


seluruh permukaan fisik bumi pada bidang datar dari yang dilihat
dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan
tertentu yang disebut kedar / skala.

Peta yang diperlukan untuk keperluan navigasi darat adalah peta


topografi atau peta rupa bumi atau peta kontur dengan skala
sedang. Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan
bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi
bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu
titik ketinggian.

Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta


keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan
Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map
Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun
1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval
kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran
Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional)
yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan
interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya
berwarna.

1.2.Jenis-jenis Peta

Dengan kemajuan teknologi, seluruh wujud fisik muka


bumi ini dapat kita pelajari dengan seksama dari peta sesuai

90
dengan banyaknya data dan informasi yang disajikan (berdasarkan
luas daerah yang tergambar) maka peta dapat dibedakan menurut:

1.2.1. Informasi

Menurut informasi atau isinya peta dibedakan menjadi :

a. Peta Geografis

Peta Geografis (Geo=Bumi, Grafos=Catatan)


menyajikan gambaran dari seluruh permukaan fisik
bumi ini, seperti Atlas Globe.

b. Peta Topografi

Menyajikan gambaran-gambaran proyeksi dari


bagian-bagian permukaan bumi, seperti peta
Indonesia, peta G.Burangrang. Peta ini berskala
1:25000 – 1:250000.

c. Peta Tekhnis

Menyajikan gambaran proyeksi permukaan fisik


bumi unntuk menunjang kebutuhan-kebutuhan
tekhnik tertentu, seperti peta tekhnis jaringa jalan
raya, jaringan rel KA. Peta ini berskala antara
1:25000.

d. Peta Tematik

Menyajikan data dan informasi yang mempunyai


tema (topik) tertentu sehubungan dengan kedudukan
geografi-nya, sebagai contoh peta distribusi peluru
kendali AS, peta kepadatan penduduk di Indonesia,
peta lahan pertanian.

e. Foto Udara

91
Peta yang memberikan gambaran yang aktual dari
permukaan bumi.

1.2.2. Skala

Penggolongan peta berdasarkan skala ini dibedakan


menjadi peta skala besar, skala menengah dan skala kecil,
yaitu sebagai berikut :

a. Peta Skala Besar ( 1 : 1.000 s/d 1 : 25.000 )


b. Peta Skala Sedang ( 1 : 25.000 s/d 1 : 50.000 )
c. Peta Skala Kecil ( 1 : 50.000 s/d 1: 500.000 atau
lebih kecil lagi )
1.3.Bagian-bagian Peta
1.3.1. Judul Peta

Merupakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta


bersangkutan. Judul peta tertera di bagian atas tengah
peta.

1.3.2. Nomor Peta

Nomor peta merupakan nomor registrasi dari badan


pembuat peta. Selain itu juga sebagai petunjuk apabila
kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang
dipetakan tersebut. Nomor peta terdapat di sebelah kanan
atas peta. Elemen pokok untuk mengidentifikasi peta
adalah :

a. Nomor Seri Peta


b. Nomor Lembar Peta
c. Keterangan Edisi

Peta topografi di Indonesia, nomor seri peta dan


lembar peta merupakan satu bagian dengan judul peta.

92
Nomor seri peta merupakan identitas untuk daerah dan
skala peta. Nomor edisi merupakan identitas
kemutakhiran dari informasi yang disajikan pada peta.

1.3.3. Tahun Peta

Menunjukkan tentang tahun pembuatan peta tersebut.


Semakin baru tahun peta, maka data pada peta tersebut
semakin akurat.

1.3.4. Legenda Peta

Memuat keterangan-keterangan pada peta yang berupa


symbol / tanda, misalnya jalan, sungai, pemukiman, dll.

1.3.5. Karvak

Yaitu Daerah tertentu di peta yang dibagi menjadi


bagian berupa bujur sangkar.

Caranya :

1. Dua angka terakhir yang berada disebelah barat / kiri


dari daerah / titik yang dimaksud

2. Dua angka terakhir yang berada di debelah selatan /


bawah dari daerah atau titik yang dimaksud

3. Lembaran Peta selalu disebutkan lebih dahulu, diberi


garis pemisah ( garis penghubung ), selanjutnya disebut
bujur sangkar / KARVAK.

1.3.6. Arah Utara


a. Utara sebenarnya/True North : Arah utara yang
ditunjukkan oleh garis meridian dan menuju ke kutub
utara, atau pertemuan garis-garis meridian yang
terdapat di kutub utara atau titik poros bumi.

93
b. Utara Magnetis/Magnetic North : Yaitu arah utara
yang ditunjukkan oleh garis tangah jarum kompas,
dan tujuannya ke kutub magnetis bumi, yaitu di pulau
Ellesmere, Canada, daerah Greenland dan adanya
hanya di kompas.
c. Utara Peta/Map North : Arah utara yang terdapat pada
peta. Yaitu arah utara yang ditujukkan oleh garis
tegak pada peta dan adanya hanya di peta.
1.3.7. Koordinat

Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta.


Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara
absis dan ordinat. Dalam menentukan Koordinat
dilakukan diatas Peta dan bukan dilapangan.
Penunjukannya dengan system Koordinat 6 atau 8 angka.

Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak


(karvak) untuk membantu menentukan posisi dipeta
dalam hitungan koordinat. Untuk daerah yang luas
dipakai penomoran 6 angka, dan untuk daerah yang lebih
sempit dengan penomoran 8 angka. Koordinat ditentukan
dengan sistem sumbu yaitu garis-garis yang saling
berpotongan tegak lurus (garis bujur dan lintang).

Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam


yaitu :

a. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate)

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur


(bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus
dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang
utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis
khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam

94
satuan derajat, menit, detik dan second. Pada peta
Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat
geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini,
satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya
adalah 3,71 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak
sama dengan 30 detik (30″), dan pada peta skala
1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60″).

b. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)

sering disebut koordinat peta. Dalam


koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan
dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah
Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta
(60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut
dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat
ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4
angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS,
biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak
sebanding dengan 2 cm pada Peta 1 : 50.000 dan 4
cm pada Peta 1 : 25.000. Karena itu untuk penentuan
koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung
ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu
karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per
2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka
dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).

Dalam menunjukkan koordinat, disebutkan dari barat


ke timur dan dari selatan ke utara, atau dengan kata
lain garis tegak dan garis datar, cara
menyebutkannya :

1. Sebut dahulu ► OBJEK

95
2. Sebutkan ► NOMOR LEMBAR PETA

3. Kemudian sebutkan ► KOORDINAT

2. Kompas

Kompas adalah penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut


derajat dari arah utara magnetis bumi, Kompas yang biasa digunakan
dalam navigasi darat adalah kompas bidik dan orienteering.

2.1. Teknik Peta Kompas


2.1.1. Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta
dengan medan sebenarnya
Langkah – langkah orientasi peta adalah ;
a) Letakkan peta pada bidang datar.
b) Letakan peta di atas kompas dengan lurus.
c) Sejajarkan antara sumbu utara peta / bagian atas
peta dengan utara kompas, maka ddemikian letak
peta akan sesuai dengan bentang alam
sesunggunhnya.
2.1.2. Orientasi medan
Orientasi medan adalah untuk mengenali posisi
medan sebenarnya di peta dan mengenali tanda di peta
pada medan sebenarnya
Langkah – langkah orientasi medan ;
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda tanda
yang mencolok dengan mudah.
b) Lakukan orientasi peta.
c) Cari tanda – tanda medan yang paling menonjol
disekeliling dan temukan tanda medan tersebut di
peta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
2.1.3. Azimuth dan Back Azimuth

96
Azimuth adalah sudut mendatar yang besarnya
dihitung dan di ukur sesuai dengan arah jalanya jarum
jam dari suatu garis yang tetap yaitu arah utara, azimut
juga sering di sebut sudut kompas, Sedangkan back
azimuth adalah besar sudut kebalikan dari azimuth.

Cara menghitung back azimuth yaitu jika Azimuth


lebih dari 180 derajat maka dikurangi 180 derajat dan
jika azimuth kurang dari 180 maka ditambah 180 , itulah
hasil back azimuth.

2.1.4. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan / posisi di
peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan
yang dikenali.
Langkah – langkah melakukan resection ;
a) Lakukan orientasi medan.
b) Bidikkan kompas ke dua atau lebih tanda medan
catat azimuthnya.
c) Hitung back azimutnya .
d) Tarik garis sudut peta dari tanda medan yang sudah
kita bidik, hingga garisnya berpotongan
e) Perpotongan garis tersebut adalah kedudukan kita di
peta.
2.1.5. Intersection
Intersection adalah menentukan posisi suatu titik (
benda ) di peta dengan menggunakan dua atau lebih
tanda medan.
Langkah - langkah melakukan intersection ;
a) Lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita di
peta.
b) Bidik obyek yang kita amati .

97
c) Berpindah ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut
di peta.
d) Bidik kembali obyek yg kita amati.
e) Tarik garis sudut peta sesuai dengan perhitungan
hingga berpotongan, perpotongan tersebut adalah
posisi benda berada.

3. Altimeter

Altimeter adalah alat pengukur ketinggian yang bisa membantu


dalam menentukan posisi pada medan yang bergunung tinggi,
resection dengan kompas tidak terlalu membantu, disini altimeter
berfungsi dengan mencari titik di peta yang memiliki info ketinggian.

4. Protractor

Protractor adalah alat yang berbentuk persegi empat yang


digunakan untuk mempermudah kita menentukan koordinat dan sudut
pada peta

G. Survival
1. Pengertian Survival

Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu


mempertahankan diri dari keadaan tertentu. Dalam hal ini mampu
mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis untuk terus
bertahan hidup.Sedangkan Survivor adalah orang yang sedang
mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.

Survival merupakan kehidupan dengan waktu mendesak untuk


melakukan improvisasi yang memungkinkan. Kuncinya adalah
menggunakan otak untuk improvisasi. Dalam situasi survival janganlah
tergesa-gesa menentukan prioritas survival karena dapat berakibat salah,

98
gagasan kaku yang tidak boleh ditawar-tawar juga akan berakibat fatal.
Ketepatan memutuskan dengan didukung pengalaman dan hasil diskusi
dapat menguntungkan karena situasi darurat perlu pertimbangan dan
sikap tegas dalam mencapai tujuan akhir.

Dalam keadaan survival diperlukan pengetahuan terhadap


kondisi dan kebutuhan tubuh, bukan mutlak mengerti secara fisik tetapi
memahami reaksi atau dampak akibat pengaruh lingkungan.
menggunakan pengetahuan dalam usaha mengatur diri saat keadaan
darurat adalah kunci dari survival. Pengaturan disini adalah memelihara
ketrampilan dan kemampuan untuk mengontrol sumber daya didalam
diri dan kemampuan memecahkan persoalan, bila pengaturan keliru,
tidak hanya badan terganggu akan tetapi dapat langsung berdampak
terhadap kemampuan untuk tetap hidup. Memahami jenis kebutuhan
hidup yang menjadi prioritas sangat menguntungkan didalam situasi
survival.

Berikut adalah contoh susunan prioritas dalam keadaan survival :

1. Tentunya yang paling utama adalah udara. bernafas dilakukan setiap


detik untuk bertahan hidup oleh karena itu udara mendapat prioritas
utama untuk bertahan hidup. survival tanpa udara umumnya hanya
bertahan selama 3 sampai 5 menit.
2. Selanjutnya dibutuhkan perlin- dungan, dari cuaca buruk dan
keganasan alam. sejak keberadaannya manusia dibatasi
lingkungannya sendiri mulai dari temperatur yang sangat
berpengaruh pada tubuh. Untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat
melindunginya contohnya api yang dapat menghangatkan dan
menjaga temperatur tubuh, jika tidak ada rumah, tenda atau gua. Api
dapat dimasukkan kedalam prioritas kedua
3. Istirahat, sepele namun dibutuhkan, dengan istirahat jaringan tubuh
akan terbebas dari CO2, asam dan pemborosan lain. Istirahat yang

99
dimaksud adalah istirahat fisik dan juga mental sebab stress dapat
mengurangi kemampuan untuk bertahan. Dengan demikian istirahat
dapat dimasukkan kedalam prioritas ketiga.
4. Air. Kehilangan cairan dan kondisi air yang tidak dapat diminum
adalah persoalan didalam survival. Tubuh manusia kira-kira terdiri
dari 2/3 jaringan yang mengandung air dan merupakan bagian
sistem sirkulasi di dalam organ tubuh. Air dapat menjaga suhu
tubuh, memperlancar buang air dan mencerna makanan. Kondisi
lingkungan yang exstrem tanpa air dapat mengurangi kemampuan
bertahan hidup hingga tiga hari, sehingga air dapat dimasukkan
kedalam prioritas keempat. Sangatlah bijaksana apabila pemakaian
air dapat dihemat.
5. Tubuh manusia membutuhkan makanan tiga kali sehari. Tetapi
sementara banyak manusia di benua lain hanya dapat makan sekali
sehari atau bahkan tidak makan berhari-hari. Catatan menunjukkan
bahwa tanpa makanan survivor dapat bertahan selama 40 sampai 70
hari. Keharusan untuk mendapatkan makanan adalah prioritas
terakhir dalam survival. Penghematan energi adalah salah satu cara
untuk mengimbangi kekurangan makanan.
2. Definisi Survival

Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan


kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam ;

Sadarkan diri dalam keadaan gawat darurat

Usahakan untuk tetap tenang dan tabah

Rasa takut dan putus asa harus hilangkan

Vitalitas mesti ditingkatkan

Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya

Variasi alam bisa dimanfaatkan

100
Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya

Lancar dan selamat

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival


tersebut, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang
perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah "STOP" yang artinya :

Stop & seating / berhenti dan duduklah

Thingking / berpikirlah

Observe / amati keadaan sekitar

Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

3. Kebutuhan survival

Yang harus dipunyai oleh seorang survivor adalah :

1. Sikap mental ; Semangat untuk tetap hidup, Kepercayaan diri, Akal


sehat, Disiplin dan rencana matang serta Kemampuan belajar dari
pengalaman]
2. Pengetahuan ; Cara membuat bivak, Cara memperoleh air, Cara
mendapatkan makanan, Cara membuat api, Pengetahuan orientasi
medan, Cara mengatasi gangguan binatang, Cara mencari
pertolongan
3. Pengalaman dan latihan ; Latihan mengidentifikasikan tanaman,
Latihan membuat trap, dll
4. Peralatan ; Kotak survival, Pisau jungle , dll

Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :

1. Mengkoordinasi anggota

2. Melakukan pertolongan pertama

3. Melihat kemampuan anggota

101
4. Mengadakan orientasi medan

5. Mengadakan penjatahan makanan

6. Membuat rencana dan pembagian tugas

7. Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar

8. Membuat jejak dan perhatian

9. Mendapatkan pertolongan

4. Membuat Bivouck (Shelter)

Membuat bivouck atau shelter perlindungan dalam keadaaan


darurat sebenarnya bertujuan untuk untuk melindungi diri dari angin,
panas, hujan, dingin dan gangguan binatang.

Macam –macam bivouck :

a. Shelter asli alam ; Gua [yang bukan tempat persembunyian


binatang, tidak ada gas beracun dan tidak mudah longsor]. Ingat !
didalam gua jangan berteriak karena dapat meruntuhkan dinding
gua.
b. Shelter buatan dari alam ; daun-daunan yang lebar, ranting kayu,
atau separuhnya alam dan separuhnya butan [misalnya ponco di
kombinasi dengan ceruk batu atau pohon tumbang atau ranting
kayu]

Syarat bivouck :

•Hindari daerah aliran air (bila terpaksa, maka gunakan bivouck


panggung)

•Di atas bivouck / shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh

•Bukan sarang nyamuk/serangga

102
•Bahan kuat

•Jangan terlalu merusak alam sekitar

•Terlindung langsung dari angin

5. Botani dan Zoologi


5.1. Botani
Botani adalah ilmu yang mempelajari tantang tumbuhan,
namun pada kondisi survival yaitu bagaimana kita dapat
memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan untuk tetap
bertahan hidup, seperti tumbuhan yang dapat di makan dan tidak
dapat dimakan, tumbuhan yang dapat berguna sebagai obat.
Pedoman mengkonsumsi tumbuhan sebagai makanan yaitu:
1. Tumbuhan sudah dikenal dan biasa dimakan.
2. Buah – buahan yang akan dimakan dan belum dikenal sebaiknya
di oles sedikit ke bibir dan tunggu apakah ada reaksi atau tidak.
3. Sebaiknya makan beragam jenis tanaman
4. Jika daun yang di makan sebaiknya tidak bergetah dan berbulu.
5. Tumbuhan dimakan hewan mamalia (menyusui)
6. Tumbuhan tidak hidup menyendiri (soliter)
7. Menghidari buah – buahan yang berwarna mencolok dan
berwarna ungu karena dikhawtirkan beracun

Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa batangnya :

•Batang pohon pisang (putihnya)

•Bambu yang masih muda (rebung)

•Pakis dalamnya berwarna putih

•Sagu dalamnya berwarna putih

•Tebu

103
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa daunnya :

•Selada air

•Rasamala (yang masih muda)

•Daun mlinjo

•Singkong

Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa akar dan


umbinya :Ubi jalar, talas, singkong

Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa Buahnya


:Arbei, asam jawa, juwet

Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :

•Jamur merang, jamur kayu.

Cara mengenali jenis jamur beracun yang ciri-cirinya adalah :

•Mempunyai warna mencolok

•Baunya tidak sedap

•Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning

•Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan

•Bila diraba mudah hancur

•Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya

•Tumbuh dari kotoran hewan

•Mengeluarkan getah putih

104
5.2.Zoologi
Zoologi adalah pengetahuan tentang hewan, dalam kondisi
survival kita dapat memanfaatkan hewan sebagai tambahan bahan
makanan, dan petunjuk sumber air karena hewan pasti mencari
sumber air.
Hewan yang dapat dimakan antara lain :
1. Mollusca (kerang-kerangan)
2. Annelida (cacing)
3. Insecta (serangga)
4. Crustacea (udang-udangan)
5. Pisces (ikan)
6. Mamalia (hewan menyusui)
7. Aves (bangsa burung)
8. Reptile (Hewan melata)
6. Teknik Perapian

Api adalah hal sangat penting, tidak hanya dalam keadaan survival
api harus selalu di buat, api yang berfungsi sebagai penghangat tubuh,
memasak dan melindungi diri dari hewan buas.
Cara membuat perapian :

1. Siapkan lilin atau bahan yang mudah terbakar, kayu dan ranting
pohon
2. Jika kayu basah, buang kulit kayu hingga tersisa batang kayunya
saja.
3. Buat susunan dari 2 buah kayu dan lilin di tengahnya.
4. Nyalakan lilin atau bahan yang mudah terbakar dan susun ranting
kecil di atasnya jangan terlalu rapat, berikan jarak agar api dapat
menyala.
5. Terus susun ranting hingga api membesar, jika sudah mulai besar
susun kayu yang lebih besar diatasnya.

Cara membuat api dalam keadaan darurat :

105
a. Dengan lensa / Kaca pembesar ; Fokuskan sinar pada satu titik
dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
b. Gesekan kayu dengan kayu ; Cara ini adalah cara yang paling
susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu
sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga
terbakar
c. Busur dan gurdi ; Buatlah busur yang kuat dengan
mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras
pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala
agar mudah tebakar. Bahan penyala yang baik adalah kawul /
sabut terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren.
7. Survival kits

Survical kits adalah perlengkapan untuk survival yang harus


dibawa dalam perjalanan sebagai alat berjaga-jaga bila terjadi keadaan
darurat atau juga dapat digunakan selama perjalanan.

Beberapa contoh survival kits adalah :

•Mata pancing /kait

•Pisau / sangkur / vitrorinoc

•Tali kecil

•Senter

•Cermin suryakanta, cermin kecil

•Peluit

•Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air [tube roll film]

•Tablet garam, norit

•Obat-obatan pribadi

106
•Jarum + benang + peniti

•Ponco / jas hujan / rain coat

•Lain-lain

107

Anda mungkin juga menyukai