KTI - Dagusibu
KTI - Dagusibu
Oleh :
Anggi Nur Deswanti S, Farm (1731015320002)
Risda Pauziah S, Farm (17310153200xx)
Winda Hayati, S.Farm (17310153100xx)
i
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL KTI
KRITERIA PENGUNJUNG APOTEK DAN HUBUNGANNYA DENGAN
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENERAPAN DAGUSIBU OBAT
YANG BENAR DI APOTEK KIMIA FARMA 111 BANJARBARU
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas MIPA Universitas
Lambung Mangkurat .
Disetujui oleh :
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
ii
DAFTAR ISI
iii
3.1.3 Karakteristik responden berdasarkan Penghasilan ................................... 13
3.1.4 Karakteristik responden berdasarkan Biaya dalam satu kali berobat ........ 13
3.1.5 Kriteria responden berdasarkan tingkat pengetahuan dan penerapan
Dagusibu obat yang benar pengunjung apotek ......................................................... 14
3.2 Analisis deskriptif hubungan karakteristik pengunjung Apotek dengan tingkat
pengetahuan dan penerapan Dagusibu obat yang benar pengunjung apotek Kimia
Farma 111 Banjarbaru................................................................................................... 15
3.2.1 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan tingkat pengetahuan dan penerapan
Dagusibu obat yang benar pengunjung apotek ......................................................... 15
3.2.2 Hubungan Pekerjaan dengan tingkat pengetahuan dan penerapan Dagusibu
obat yang benar pengunjung apotek.......................................................................... 15
3.2.3 Hubungan Penghasilan dengan tingkat pengetahuan dan penerapan
Dagusibu obat yang benar pengunjung apotek ......................................................... 16
3.2.4 Hubungan Biaya dalam sekali berobat dengan tingkat pengetahuan dan
penerapan Dagusibu obat yang benar pengunjung apotek ........................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19
iv
DAFTAR TABEL
v
ABSTRAK
Salah satu upaya penggunaan obat yang aman dan rasional yaitu dengan penerapan
Dagusibu, Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang obat. Sebab ketidakrasionalan
bersumber dari cara mendapatkan hingga cara menyimpan obat yang tidak sesuai.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik pengunjung apotek Kimia
Farma 111 Banjarbaru dari segi tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan
biaya dalam sekali berobat serta hubungannya dengan tingkat pengetahuan dan
penerapan Dagusibu yang benar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional,
menggunakan pendekatan cross sectional yang kemudian dianalisis secara
deskriptif dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik
responden berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi dan terendah adalah SMA
(61,76%), SMP (9,80%); karakteristik pekerjaan tertinggi dan terendah adalah
pegawai swasta (28,43%) dan pelajar (8,82%); penghasilan tertinggi dan terendah
adalah Rp2.500.000,00-Rp 5.000.000,00 (44,12%) dan < Rp 500.000,00 (2,94%);
biaya berobat respoden tertinggi dan terendah adalah < Rp250.000,00 (81,37%) dan
> Rp 2.000.000,00 (0,98%); tingkat pengetahuan Dagusibu lebih banyak kelompok
sedang (55,88%). Berdasarkan hasil analisis diketahui nilai signifikan p < 0,05
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dengan pengetahuan dan penerapan Dagusibu pada
pengunjung Apotek Kimia Farma 111 Banjarbaru. Namun nilai signifikan p > 0,05
diketahui pada karakteristik biaya berobat yang tidak memiliki hubungan dengan
pengetahuan dan penerapan Dagusibu pada pengunjung Apotek Kimia Farma 111
Banjarbaru. Sehingga disimpulkan hal ini menunjukan bahwa berapapun biaya
yang dikeluarkan dalam sekali berobat tidak mempengaruhi tingkat kesadaran
terhadap kesehatan sendiri dan usaha untuk memperoleh informasi terutama
informasi tentang perilaku pengobatan, sebaliknya tingkat pendidikan, pekerjaan,
1
penghasilan mempengaruhi pengetahuan dan penerapan Dagusibu pada
pengunjung Apotek Kimia Farma 111 Banjarbaru.
ABSTRACT
One of the efforts of rational drug use is by applying Dagusibu, Get, Use, Save,
Dispose of medicine. Because irrationality comes from how to get and save drugs
are not appropriate. The study aimed to know the customer characteristics of Kimia
Farma Pharmacy 111 Banjarbaru in terms of education, employment, income and
medicine cost and their relationship with the level of knowledge and application of
the appropriate Dagusibu. This study was an observational, using cross sectional
approach then it analyzed descriptively by chi square test. The results showed that
the characteristics of respondents based on the highest and lowest education levels
were Senior High School (61.76%), Junior high School (9.80%); the highest and
lowest employment are private employees (28.43%) and students (8.82%); the
highest and lowest income were Rp2,500,000.00-Rp 5,000,000.00 (44.12%) and
<Rp 500,000.00 (2.94%); the highest and lowest medicine costs were
<Rp250.000,00 (81.37%) and> Rp 2,000,000.00 (0.98%); level of knowledge
Dagusibu more moderate group (55,88%). Based on the result of analysis known
significant value p <0,05 indicated that there was significant correlation between
education level, employment, income with knowledge and application of Dagusibu
to Pharmacy Kimia Farma 111 Customers, Banjarbaru. However significant value
p> 0.05, indicated the medicine cost characteristics which have no correlation with
them. So it is concluded that any cost incurred does not affect the level of awareness
of his own health and efforts to obtain information, especially information about
2
the behavior, but for education, employment, income affect knowledge and
application Dagusibu to Kimia Farma Pharmacy 111 Customers Banjarbaru .
3
BAB I. PENDAHULUAN
Penggunaan obat yang aman dan rasional adalah terpenuhinya yaitu, tepat pasien,
tepat indikasi, tepat dosis, tepat waktu pemberian dan tepat informasi. Secara
singkat pemakaian atau peresepan suatu obat dikatakan tidak rasional apabila
kemungkinan untuk memberikan manfaat kecil atau tidak sama sekali atau
kemungkinan manfaatnya tidak sebanding dengan kemungkinan efek samping atau
biayanya (Hapsari, 2011).
Dagusibu merupakan program Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) yang
diprakarsai oleh Ikatan Apoteker Indonesia dalam mencapai pemahaman dan
kesadaran masyarakat terhadap penggunaan obat dengan benar. Dagusibu terdiri
dari dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang obat. (PP IAI, 2014). Adanya gerakan
tersebut karena masih banyak masalah terkait penggunaan obat yang terjadi di
masyarakat. Hal ini terlihat pada penggunaan obat yang tidak rasional. Salah
satunya pada penggunaan obat keras dan antibiotik dalam upaya swamedikasi,
dimana masih adanya rumah tangga yang menyimpan obat keras tanpa resep 81,9%
dan antibiotic 86,1% (Riskesdas,2013).
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009, fasilitas pelayanan
kefarmasian yaitu Apotek, Instalasi Rumah Sakit, klinik , toko obat atau praktek
bersama. Pada kenyataannya masih ada masyarakat yang mendapatkan obat dari
orang lain sebesar 1,7 %, tenaga kesehatan 23,4% dan penjual obat tradisional
keliling 1,3% (Riskesdas, 2013). Obat obatan yang diperoleh bukan berasal dari
fasilitas pelayanan kefarmasian dapat menjadi peluang masuknya obat-obat palsu.
Untuk menjamin keefektifan suatu obat, perlu system penyimpanan yang baik dan
benar. Di Negara Iraq menunjukan bahwa 57,46% obat tidak disimpan di tempat
yang sesuai. Di palestina 43,4% produk obat disimpan di tempat yang relative tidak
aman dari jangkauan anak-anak dirumah (sweileh et al 2009).
Sedangkan untuk masyarakat di Indonesia sendiri masih kurang memahami
bagaimana obat tersebut disimpan dan digunakan karena kurangnya informasi ang
4
seharusnya didapatkan (Gitawati,2014) kesalahan dalam menyimpan obat akan
mempengaruhi kondisi zat aktif tersebut.
Sistem pembuangan obat yang tidak tepatmenjadi perhatian global. Di Negara-
negara berkembang masalah ini sangat besar dan tidak terdokumentasi dengan baik.
Penelitian yang dilakukan di ethiopeia menunjukkan 16,4% responden membuang
obat di tempat sampah, 13,3%membuang obat di toilet, 10,4% membuang obat di
lingkungan dan 77,6% responden tidak membedakan dalam membuang sediaan
obat padat dan cair (Atinafu et al., 2014)
5
BAB II. METODE PENELITIAN
2.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian adalah Farmasi Komunitas.
6
2.4.3.1 Kriteria Inklusi
a. Pengunjung Apotek Kimia Farma 111 Banjarbaru.
b. Bersedia menjadi responden penelitian.
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(d2 )
50
𝑛=
1 + 50(0,12 )
𝑛 = 33,3
Keterangan:
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
Berdasarkan rata-rata jumlah pengunjung Apotek Kimia Farma Banjarbaru setiap harinya
adalah 50 orang dan tingkat kesalahan yang diinginkan 0,1 maka diperoleh besarnya
sampel per harinya sebesar 33,3 orang kemudian dibulatkan menjadi 34 orang,
pengambilan sampel dilakukan selama tiga hari sehingga total sampel pada penelitian
adalah 102 pengunjung apotek.
7
2.7.1 Variabel Bebas
Dalam penelitian ini merupakan variabel bebas adalah tingkat pendidikan, pekerjaan,
penghasilan dan biaya dalam sekali berobat.
8
Rp1.000.000,00-Rp
2.500.000,00 (3)
Rp2.500.000,00-Rp
5.000.000,00 (4)
>Rp5.000.000,00 (5)
4. Biaya dalam sekali Menggunakan kuisioner Nominal
Pengobatan dengan kriteria jawaban :
< Rp 250.000,00 (1)
Rp250.000,00-Rp
500.000,00 (2)
Rp500.000,00-Rp
1.000.000,00 (3)
Rp1.000.000,00-Rp
2.000.000,00 (4)
>Rp2.000.000,00 (5)
5. pengetahuan dan Menggunakan kuisioner Nominal
penerapan Dagusibu dengan kriteria jawaban :
Kurang : Skor ≤ 55(1)
Cukup : Skor 56-75 (2)
Baik : Skor 76-100 (3)
(Arikunto, 2010)
9
2.9.3 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti mendatangi
langsung kepada responden. Kuisioner disusun berdasarkan variabel-variabel penelitian
dan responden mengisi sendiri kuisioner tersebut.
10
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden penelitian ini diambil dari populasi penelitian yang sesuai dengan kriteria
inklusi, yaitu pengunjung Apotek Kimia Farma 111 Banjarbaru dan bersedia menjadi
responden penelitian. Apotek Kimia Farma 111 Banjarbaru dipilih sebagai tempat
penelitian karena di apotek tersebut sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian
mengenai kriteria pengunjung apotek dan hubungannya dengan tingkat pengetahuan dan
penerapan Dagusibu obat yang benar. Selain itu, Apotek Kimia Farma 111 Banjarbaru
adalah apotek dengan pengunjung yang majemuk dan dapat menjadi gambaran kriteria
pengunjung yang memiliki tingkat pengetahuan dan penerapan Dagusibu obat yang baik
di kota Banjarbaru secara umum. Jumlah responden penelitian ini adalah 102 orang.
Pengambilan data dilakukan dengan cara pengisian kuisioner yang diberikan kepada
pengunjung apotek pada bulan April 2018.
11
Pendidikan Frekuensi (f) Persen (%)
SD 0 0
SMP 10 9,80
SMA 63 61,76
PT 28 27,45
LAIN 0 0
Total 102 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah responden dari tertinggi hingga terendah
adalah kelompok tingkat pendidikan SMA (61,76%), Perguruan Tinggi (27,45%),
kemudian SMP (9,80%). Tidak ada responden dari tingkat pendidikan SD dan Lain-
lain.
12
3.1.3 Karakteristik responden berdasarkan Penghasilan
Rp500.000,00-Rp
1.000.000,00 7 6,86
Rp1.000.000,00-Rp
2.500.000,00 33 32,35
Rp2.500.000,00-Rp
5.000.000,00 45 44,12
>Rp5.000.000,00 14 13,73
Total 102 100
Biaya dalam satu kali berobat dapat menggambarkan tingkat kesadaran terhadap
kesehatan sendiri dan usaha untuk memperoleh informasi terutama informasi
tentang perilaku pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
Biaya dalam satu kali berobat dengan pengetahuan dan penerapan Dagusibu obat
yang benar . Dalam kategori ini, responden dibagi dalam 5 kelompok, yaitu :
Tabel 5. Responden berdasarkan Biaya Satu Kali Berobat
13
Biaya Satu Kali Berobat Frekuensi (f) Persen (%)
< Rp 250.000,00 83 81,37
Rp 250.000,00-Rp
14 13,73
500.000,00
Rp 500.000,00-Rp
2 1,96
1.000.000,00
Rp 1.000.000,00-Rp
2 1,96
2.000.000,00
>Rp 2.000.000,00 1 0,98
Total 102 100
14
sedang (55,88%), rendah (44,12) dan tidak terdapatresponden yang memiliki
tingkat pengetahuan dan penerapan yang baik (0%).
Tingkat Pengetahuan
Total
Pendidikan Kurang Sedang Baik p value
n % N % n % N %
SD - 0% - 0% - 0% 0 100%
SMP 8 80% 2 20% 0 0% 10 100%
SMA 24 38,1% 39 61,9% 0 0% 63 100% 0,042
PT 13 44,8% 16 55,2% 0 0% 29 100%
LAIN - 0% - 0% - 0% 0 100%
Total 45 44,1% 57 55,9% 0 0% 102 100%
15
yang signifikan antara pekerjaan dengan pengetahuan dan penerapan Dagusibu
pada pengunjung Apotek Kimia Farma 111 Banjarbaru.
Berikut adalah gambaran hubungan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan dan
penerapan Dagusibu obat yang benar pengunjung apotek :
Tabel 8. Hubungan Pekerjaan dengan tingkat pengetahuan dan penerapan
Dagusibu obat yang benar pengunjung apotek
Tingkat Pengetahuan
Total
Pekerjaan Kurang Sedang Baik p
n % n % n % N % value
Mahasiswa/Pelajar 3 33,33% 6 66,67% 0 0% 9 100%
PNS 6 42,9% 8 56,1% 0 0% 14 100%
Pegawai Swasta 13 44,8% 16 55,2% 0 0% 29 100% 0,036
Pedagang 17 70,8% 8 29,2% 0 0% 24 100%
Lain-lain 6 24% 19 76% 0 0% 25 100%
Total 45 44,1% 57 55,9% 0 0% 102 100%
Tingkat Pengetahuan
Total
Penghasilan Kurang Sedang Baik p
n % N % n % N % value
< Rp 500.000,00 3 100% 0 0% 0 0% 3 100%
Rp500.000,00-Rp 0,000
6 85,7%% 1 13,3% 0 0% 7 100%
1.000.000,00
16
Rp1.000.000,00-Rp
14 42,4% 19 57,6% 0 0% 33 100%
2.500.000,00
Rp2.500.000,00-Rp
22 48,9% 23 51,1% 0 0% 45 100%
5.000.000,00
>Rp5.000.000,00 0 0% 14 100% 0 0% 14 100%
Total 45 44,1% 57 55,9% 0 0% 102 100%
Hubungan antara biaya dalam sekali berobat dengan perilaku konsumsi obat pada
pengunjung apotek Kimia Farma 111 Banjarbaru didapatkan nilai signifikan p
adalah 0,306, karena nilai signifikan p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara biaya dalam satu kali berobat dengan
pengetahuan dan penerapan Dagusibu pada pengunjung Apotek Kimia Farma 111
Banjarbaru.
Berikut adalah gambaran hubungan biaya dalam sekali berobat dengan tingkat
pengetahuan dan penerapan Dagusibu obat yang benar pengunjung apotek :
Tabel 10. Hubungan biaya dalam sekali berobat dengan tingkat pengetahuan dan
penerapan Dagusibu obat yang benar pengunjung apotek
Tingkat Pengetahuan
Total
Penghasilan Kurang Sedang Baik p
n % N % n % N % value
< Rp 250.000,00 38 45,8% 45 54,2% 0 0% 83 100%
Rp 250.000,00-Rp
4 28,6%% 10 71,4% 0 0% 14 100%
500.000,00
Rp 500.000,00-Rp
2 100% 0 0% 0 0% 2 100% 0,306
1.000.000,00
Rp 1.000.000,00-Rp
1 50%% 1 50% 0 0% 2 100%
2.000.000,00
>Rp 2.000.000,00 0 0% 1 100% 0 0% 1 100%
Total 45 44,1% 57 55,9% 0 0% 102 100%
17
dari dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang obat. (PP IAI, 2014). Penelitian
tentang tingkat pengetahuan dan penerapan Dagusibu pengunjung apotek Kimia
Farma 111 Banjarbaru ini dilakukan terhadap 102 responden. Adapun karakteristik
responden yang juga merupakan gambaran karakteristik pengunjung apotek secara
umum digambarkan berdasarkan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, penghasilan
dan biaya dalam satu kali berobat. Keempat kategori ini kemudian akan dilakukan
pengujian secara statistik menggunakan uji chi square untuk mengetahui
hubungannya dengan tingkat pengetahuan dan penerapan Dagusibu yang benar.
18
Berdasarkan penelitian, penghasilan seseorang memiliki hubungan yang signifikan
dengan tingkat pengetahuan dan penerapan Dagusibu yang benar(p <0,05),
seseorang dengan penghasilan yang memadai lebih besar kemungkinannya untuk
datang ke fasilitas kesehatan, memeriksakan diri, serta mengambil obat. Hal ini
dapat dihubungkan dengan biaya transport yang dimiliki. (Syaer, 2010). Begitu pula
bila dihubungkan dengan perilaku pengobatan Dagusibu yang benar, penghasilan
yang cukup memungkinkan perilaku dagusibu terutama upaya mendapatkan obat
di fasilitas pelayanan kesehatan yang resmi lebih besar untuk dilakukan.
Sedangkan hubungan biaya dalam sekali berobat dengan tingkat pengetahuan dan
penerapan Dagusibu yang benar oleh pengunjung apotek tidak memiliki hubungan
yang signifikan (p > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa berapapun biaya yang
dikeluarkan dalam sekali berobat tidak mempengaruhi tingkat kesadaran terhadap
kesehatan sendiri dan usaha untuk memperoleh informasi terutama informasi
tentang perilaku pengobatan.
19
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan pada karya tulis ilmiah ini dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, menggunakan
pendekatan cross sectional yang kemudian dianalisis secara deskriptif
dengan uji chi square.
2. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa karakteristik responden
berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi dan terendah adalah SMA
(61,76%), SMP (9,80%); karakteristik pekerjaan tertinggi dan terendah
adalah pegawai swasta (28,43%) dan pelajar (8,82%); penghasilan tertinggi
dan terendah adalah Rp2.500.000,00-Rp 5.000.000,00 (44,12%) dan < Rp
500.000,00 (2,94%); biaya berobat respoden tertinggi dan terendah adalah
< Rp250.000,00 (81,37%) dan > Rp 2.000.000,00 (0,98%); tingkat
pengetahuan Dagusibu lebih banyak kelompok sedang (55,88%).
3. Berdasarkan hasil analisis diketahui didapatkan nilai signifikan p < 0,05
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan, pekerjaan, penghasilan dengan pengetahuan dan penerapan
Dagusibu pada pengunjung Apotek Kimia Farma 111 Banjarbaru. Namun
nilai signifikan p > 0,05 diketahui pada karakteristik biaya berobat yang
tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan dan penerapan Dagusibu
pada pengunjung Apotek Kimia Farma 111 Banjarbaru.
4. Dari hasil karya tulis ilmiah ini dapat disimpulkan bahwa berapapun biaya
yang dikeluarkan dalam sekali berobat tidak mempengaruhi tingkat
kesadaran pasien terhadap kesehatan sendiri dan usaha untuk memperoleh
informasi tentang pengobatan yang efektif bagaimana, sebaliknya tingkat
pendidikan, pekerjaan, penghasilan mempengaruhi pengetahuan dan
penerapan Dagusibu pada pengunjung Apotek Kimia Farma 111
Banjarbaru.
SARAN
20
Saran pada karya tulis ilmiah ini agar kedepannya lebih baik dan bagus lagi dapat
di sarankan untuk penelitian selanjutnya pengambilan sampel dibeberapa tempat di
instansi kesehatan lain seperti beberapa apotik, puskesmas atau rumah sakit untuk
membandingkan tingkat pengetahuan dan penerapan dagusibu obat yang benar
terhadap pasien yang berobat untuk memperluas pengetahuan pasien tentang
pengobatan .
21
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi
Revisi). Jakarta :Rineka Cipta
22