Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN KONSEP SPL DAN MATRIKS DALAM

MENENTUKAN TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK PADA


TIAP-TIAP RESISTOR
Rangga Ajie Prayoga1), Rizky Fauziah Setyawati1), Siti Gita Permana1), Hendra Kartika2)
1)
Program Studi Pend. Matematika, FKIP Universitas Singaperbangsa Karawang
2)
Staff Pengajar Program Studi Pend. Matematika, FKIP Universitas Singaperbangsa Karawang
ranggaajieprayoga@gmail.com

Abstrak
Sistem Persamaan Linear dan Matriks merupakan salah satu bidang kajian didalam matematika. Suatu masalah yang
rumit dan kompleks itu membuat seorang sulit memecahkannya jika didalam penyajian masalah tersebut tidak dibuat
lebih sederhana. Sebaliknya suatu masalah yang sulit dipecahkan jika disajikan dalam bentuk yang lebih sederhana
akan lebih mudah dalam memecahkannya. Seperti artikel ini membahas konsep SPL dan matriks serta
penggunaannya dalam menentukan tegangan dan arus listrik pada rangkain kerja elektronika.

Kata kunci : SPL (Sistem Persamaan Linear), matriks, hukum kirchoff 1 dan 2

PENDAHULUAN
Informasi dalam bidang sains dan matematika seringkali ditampilkan dalam bentuk baris-baris dan kolom-
kolom yang membentuk jajar empat persegi panjang yang disebut matriks Matriks seringkali merupakan tabel-tabel
data numerik yang diperoleh melalui pengamatan fisik, tetapi dapat juga muncul dalam berbagai macam konteks
matematis.
Charless (1993: 49) mendefinisikan matriks adalah suatu bilangan yang berbentuk persegi panjang. Cara
yang biasa digunakan untuk menuliskan sebuah matriks dengan m baris dan n kolom, dan salah satu cara aplikasi
penggunaaan matriks untuk mempersingkat sistem persamaan linear cara seperti ini disebut matriks diperbesar
(Rorres, 2004: 25). Aplikasi matriks yang disusun dalam bentuk matriks diperbesar banyak mengilhami penyelesaian
sistem persamaan linear, penyelesaian tersebut meliputi aturan Crammer, Eliminasi Gauss, Invers Matriks, dalam
penggunaan metode-metode tersebut digunakan berbagai sifat-sifat operasi matriks.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan kajian beberapa sumber informasi berupa jurnal atau buku dan informasi yang
berada blog-blog di internet. Adapun buku yang dikaji yaitu buku MATRIKS PERSAMAAN LINEAR DAN
PEMOGRAMAN LINEAR dengan penulisnya Dr. Ruminta lalu mengkaji beberapa blog yang alamat web nya
tercantum pada daftar pustaka.
Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara atau implementasi dari bidang
matematika ke bidang lain khususnya dalam penerapan sistem persamaan linear terhadap elektronika.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengertian Sistem Persamaan Linear
Definisi persamaan linear : Secara umum sebuah persamaan linear dalam n variable , , …, . Dapat
dinyatakan dalam bentuk : + +…+ = b, dengan , , …, dan adalah konstanta real. Variabel-
variabel dalam suatu persamaan linear kadang disebut variabel bebas .
Definisi sistem persamaan linear (SPL) : Himpunan berhingga dari persamaan linear- persamaan linear
dalam n variable , , …, , dinamakan sistem persamaan linear atau sistem linear. Bentuk umum sistem
persamaan linear (disingkat SPL) yang terdiri dari m persamaan dan n variable , , …, , dapat ditulis sebagai :

+ +…+ =
+ +…+ =
:……………………………………. (1)
+ +…+ =
Dengan dan ( ) adalah konstanta-konstanta Real.
Jika ditinjau daribentuk sistem persamaan linear pada persamaan (1)maka dapat juga dinyatakan sebagai :

AX = B

Dengan [ ]; [ ]; [ ]

Dimana A merupakan matriks koefisien dari sistem persamaan linear.

Penyelasaian Sistem Persamaan Linear sederetan angka ….. , disebut suatu penyelesaian sistem
persamaan linear jika , , ….. , merupakan penyelesaian dari setiap persamaan dalam sistem
tersebut. Suatu persamaan linear bisa mempunyai penyelesaian (konsisten) baik tunggal maupun tak hingga
(penyelesaian banyak) dan tidak mempunyai penyelesaian (tak konsisten). Ada dua system persamaan lineat yaitu :

1. Sistem Persamaan Linear Homogen


Bentuk umum Sistem Persamaan Linear Homogen dengan m persamaan dan n variabel dapat dituliskan
sebagai berikut :

AX = O

Dengan [ ][ ] []

Sistem Persamaan Linear Homogen merupakan SPL konsisten, karena paling tidak memiliki penyeselaian
, , ….. , , solusi ini disebut solusi trivial (unique). Sedangkan jika ada solusi lain maka
dinamakan solusi tak trivial (infinite).

2. Sistem Persamaan Linear Non Homogen


Sistem Persamaan Linear Non Homogen adalah sejumlah persamaan linear dimana sisi sebelah kanan dari
persamaan tersebut adalah tidak sama dengan nol ( ). Dapat dinotasikan sebagai berikut :
AX = B

Dengan [ ][ ] [ ]

Solusi persamaan linear non homogen:


1. Jika ( ) ( = jumlahbilangan yang tidak diketahui) dan ( ) , maka penyelesaian persamaan
adalah trivial (unique).
2. Jika ( ) ( = jumlahbilangan yang tidak diketahui), penyelesaian persamaan adalah non trivial
(infinite).

Ada beberapa metode penyelesaian SPL non homogen yaitu Grafik, Substitusi, Invers Matriks, Cramer,
Eliminasi Gauss, Eliminasi Gauss Jordan, Dekomposisi Matriks.

Penyelesaian SPL dengan Metode Crammer


Jika A adalah matriks koefisien SPL nonhomogen dan ( ) , maka solusi dari SPL AX = B adalah :

Dimana An (n = 1,2,3, . . . , k) adalah matriks yang diperoleh dengan mengganti kolom ke-n pada matriks A oleh
matriks kolom B.
Jika matriks A :

A=[ ]

Maka An (n = 1,2,3, . . ., k) adalah sebagi berikut :

A =[ ],A =[ ], . . . . A =[ ]
1 2 n

Hukum Kirchhoff
Ada dua hukum Kirchoff yakni hukum I Kirchoff atau KCL(Kirchhoff’s Current Law) dan hukum II
Kirchoff atau KVL (Kirchhoff’s voltage Law).
 Hukum Kirchhoff I menyatakan : Jumlah aljabar kuat arus yang menuju suatu titik cabang rangkaian listrik =
jumlah aljabar arus yang meninggalkan titik cabang tersebut.

Pada gambar 4.1 arus , , dan menuju titik cabang A, sedangkan arus dan meninggalkan titik
cabang A. Maka pada titik cabang A tersebut berlaku persamaan :
  menuju titik cabang    meninggalkan titik cabang
+ + = +
 Hukum II Kirchhoff menyatakan : Jumlah aljabar penurunan tegangan (voltage drop) pada rangkaian
tertutup (loop) menuruti arah yang ditentukan = jumlah aljabar kenaikan tegangan (voltage rise) nya. Atau:

Pada gambar 4.2, arah pembacaan mengikuti arah jarum jam seperti yang ditunjukkan panah melingkar, jadi
mengikuti arah a-b-c-d-e-f-a. Pada baterei, arah pembacaan dari a ke b atau dari – ke +, sehingga dari a ke b terjadi
voltage rise sebesar E1, sebaliknya dari d ke e terjadi voltage drop sebesar E2. Pada resistor R1 arah pembacaan dari
b ke c dan arus mengalir dari b ke c juga, oleh karena arus mengalir dari tegangan tinggi ke rendah, maka tegangan b
lebih besar dari tegangan c sehingga dari b ke c terjadi voltage drop sebesar I R1. Dengan penalaran yang sama maka
dari c ke d, e ke f, f ke a berturut-turut terjadi voltage drop sebesar I R2, I R4, dan I R3.
Maka pada loop berlaku persamaan :
 V drop   V rise
I R1 + I R2 + E2 + I R4 + I R3 = E1
I ( R1 + R1 + R1 + R1 ) = E1 - E2
Pada waktu menggunakan hukum tersebut, jika dari perhitungan diperoleh harga arus bertanda aljabar -, maka arah
arus yang benar adalah berlawanan dengan arah yang telah ditentukan secara sembarang pada langkah awal.

Penerapan
Jika didalam sebuah rangkain kerja elektronika seperti gambar dibawah ini. Carilah tegangan dan arus listrik
pada tiap-tiap resistor untuk rangkaian berikut ini

Penyelesaian
Dengan mengunakan hukum Kirchoff 2, tentukan 4 buah loop sembarangan seperti pada gambar berikut ini.

Berdasarkan hukum kirchoff 2 didapat 4 persamaan yaitu


Loop 1 didapat :
Loop2 didapat :

Loop 3 didapat :

Loop 4 didapat :

Kemudian buat menjadi sistem persamaan linear dari 4 persamaan yang diperoleh dari hukum kirchoff sebagai
berikut.

lalu dari SPL tersebut rubah kedalam bentuk matriks Diperoleh :

Dengan menggunakan konsep SPL dan matriks kita akan mendapatkan banyak cara untuk menyelesaikan SPL
dan matriks tersebut salah satunya dengan menggunakan metode crammer

Terlihat bahwa = dan = karena rangkain simetris. Sekarang menganalisa arus dalm rangkaian listrik dengan
menggunakan hukum kirchoff 1. Perhatikan gambar dibawah ini
Dari titik H-G-F mengalir arus i1 yaitu : 1,13 A

Dari titik D-E-F mengalir arus i4 yaitu : 1,13 A


Dari titik B-A-H mengalir arus i2 yaitu : 0,32 A

Dan Dari titik B-C-D mengalir arus i3 yaitu : 0,32 A

Bila ke 4 arus ini digambarkan ke dalam rangkaian di dapat :

0.32 A 0.32 A
Maka tegangan tiap resistor dapat dihitung :
4Ω 4Ω
VAB = VBC = 0.32A x 4Ω = 1.28 V
0.64 A
VAH = VCD = 0.32A x 2Ω = 0.64 V


VBI = 0.64A x 2Ω = 1.28 V

0.32 A
0.32 A VHI = VID = 0.81A x 4Ω = 3.24 V
0.81 A 0.81 A 0.81 A 0.81 A
4Ω 4Ω
1.13 A 1.13 A
VHG = VDE = 1.13A x 2Ω = 2.26 V
2.26 A
VGF = VFE = 1.13A x 4Ω = 4.52 V
10V

2.26 A

4Ω 4Ω
1.13 A 1.13 A

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan konsep Sistem
Persamaan Linear yang dihubungkan dengan konsep Matriks merupakan cara untuk memudahkan dalam menentukan
tegangan dan arus listrik didalam elektronika dengan penyajian yang lebih sederhana serta banyak cara untuk
menentukannya dengan banyaknya cara ini diharapkan mempermudah dalam mencarinya karena disesuaikan dengan
kebutuhan yang ada.
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan beberapa saran, yaitu : 1) menyajikan Sistem Persamaan Linear
tersebut kedalam bentuk Matriks. 2) menggunakan beberapa metode dalam mencari solusi tersebut yang sesuaikan
dengan kebutuhan yang ada

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ruminta. 2014. Matrtiks Persamaan Linear dan Pemograman Linear. Bandung : Rekayasa Sains
https://djukarna.wordpress.com/tag/resistor/ (Dilihat pada 20 November 2016)
http://kreasiaspin.blogspot.co.id/2014/06/bunyi-dan-rumus-hukum-kirchoff-1-dan-2.html?m=1 (Dilihat pada 19
November 2016)

Anda mungkin juga menyukai