OLEH :
KELOMPOK 5
DOSEN PEMBIMBING
2020
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. BATASAN MASALAH
Penulis membatasi masalah tugas akhir ini pada Mencari Nilai Arus Pada
Tiap Titik Pada Rangkaian Paralel Dengan Metode Gauss-Jordan.
C. RUMUSAN MASALAH
i. Mencari Nilai Arus pada Rangkaian Paralel dengan Metode Gauss-
Jordan menggunakan bahasa pemrograman Matlab.
ii. Membandingkan hasil perhitungan program dengan hasil pehitungan
secara manual.
iii. Keunggulan dan kelemahan metode Gauss-Jordan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hukum Kirchoff
Dalam hukum kirchhoff dikenal 2 teori yang dapat digunakan untuk analisis
rangkaian elektronika yaitu Hukum Kirchoff Arus (KCL, Kirchoff Current Law)
dan Hukum Kirchoff Tegangan (KVL, Kirchoff Voltage Law).
∑ ¿=0
4
Arah setiap arus ditunjukkan dengan anak panah, jika arus berharga positif
maka arus mengalir searah dengan anak panah, demikian sebaliknya. Dengan
demikian untuk rangkaian seperti pada gambar diatas dapat dituliskan persamaan
matematik berdasarkan hukum kirchoff arus sebagai berikut:
−I 1+ I 2 + I 3=0 1
Tanda negatif pada I1 menunjukkan bahwa arus keluar dari titik cabang dan
jika arus masuk titik cabang diberi tanda positif.
Pada hukum kirchhoff tegangan atau yang sering disebut hukum kirchoff ke
II ini menyatakan “Pada setiap rangkaian tertutup (loop), jumlah penurunan
tegangan adalah nol” . Hukum kirchhoff tegangan ini dapat juga dinyatakan
dengan persamaan matematika sebagai berikut.
∑ Vn=0
Dari contoh rangkaian pada gambar diatas dengan hukum kirchhoff dapat
dituliskan beberapa persamaan matematis untuk menyatakan hukum kirchhoff
tegangan sesuai loop sebagai berikut.
Untuk lup I 2 seperti gambar diatas, jumlah dari tegangan sekitar lup itu
sama dengan sumber tegangan V 1. Persamaannya adalah
5
I 2 . R1 + ( I 2+ I 3 ) . R 2=V 1 2
Untuk lup I 3 seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, jumlah dari
jatuh tegangan sekitar lup itu sama dengan tegangan sumber V 2. Persamaannya
adalah ... .
I 3 . R3 + ( I 3+ I 2 ) . R 2=V 2 3
B. Metode Gauss-Jordan
6
Langkah-langkahnya yaitu sbb:
a. Jika matriks entrinya nol semua , maka tidak ada penyelesaian
b. Mencari kolom dari kiri yang berisi entri tidak nol, entri tidak nol dalam baris
pertama adalah satu
c. Bila entri baris kolom pertama tidak sama dengan satu, maka dilakukan operasi
baris elementer pada baris tersebut
d. Kemudian untuk baris dibawahnya, mengikuti langkah b dan c, entri di bawah
baris kolom pertama dibuat nol dan seterusnya
e. Jika terdapat baris-baris yang memiliki entri semuanya nol, maka baris-baris
tersebut berada di bawah baris-baris yang memiliki entri-entri bukan nol
f. Setelah terbentuk matriks segitiga atas, maka lakukan substitusi untuk
memperoleh penyelesaian sistem. [ CITATION Indrayani2009 \l 1057 ]
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil
Sesuai dengan batasan masalah dan teori dasar yang telah dibuat, didapat
contoh soal sebagai berikut:
Carilah kuat arus pada masing masing-masing cabang pada rangkaian berikut
jika diketahui R1=2 Ω , R2=6 Ω, R3=3 Ωdan V 1=12 volt , V 2=8 volt !
Penyelesaian
Untuk memperoleh persamaan dari rangkaian tersebut, kita gunakan hukum
tegangan kirchoff pada tiap lup arus.
−I 1+ I 2 + I 3=0 1
8
Untuk lup I 2 seperti gambar diatas, jumlah dari tegangan sekitar lup itu
sama dengan sumber tegangan V 1. Persamaannya adalah
I 2 . R1 + ( I 2+ I 3 ) . R 2=V 1 2
Untuk lup I 3 seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas, jumlah dari
jatuh tegangan sekitar lup itu sama dengan tegangan sumber V 2. Persamaannya
adalah ...
I 3 . R3 + ( I 3+ I 2 ) . R 2=V 2 3
0+ R 2 . I 2 + ( R2 + R3 ) . I 3 =V 2
- I 1+ I 2 + I 3 =0
Matrik A :
0 ( R 1+ R 2 ) + R2
A= 0
−1 [ R2
1
( R 2 + R3 )
1 ] iv
I1
[]
B= I 2
I3
9
V1
C= V 2
0 []
Jika ditulis dalam bentuk operasi matrik adalah :
0 ( R1 + R2 ) +R2 I1 V1
[ 0
−1
R2
1 1 ][ ] [ ]
( R2 + R3 ) I 2 = V 2
I3 0
[ A ] [ B ] =[ C ]
Sehingga dari persamaan (1.9) besar kuat arus dapat dinyatakan sebagai
[A]
[ B ]=
[ C]
Menurut data pada soal bahwa :
R1=2 Ω , R2=6 Ω, R3=3 Ω dan V 1=12 volt , V 2=8 volt Sehingga matriksnya
dapat ditulis sebagai berikut :
0 8 6
[
A= 0 6 9
−1 1 1 ]
I1
B= I 2
I3 []
12
C= 8
0 [] v
10
hanya menginput matriks A dan C akan diperoleh nilai matriks B sebagai nilai
arus pada tiap titik.
Untuk listing program dan running program dapat dilihat dibagian lampiran.
−I 1+ I 2 + I 3=0 1
I 2 . R1 + ( I 2+ I 3 ) . R 2=V 1 2
I 3 . R3 + ( I 3+ I 2 ) . R 2=V 2 3
Dijabarkan menjadi
I 2 . R1 + I 2 . R 2+ I 3 . R 2=V 1
I 3 . R3 + I 3 . R2 + I 2 . R 2=V 2
−I 1+ I 2 + I 3=0
8 I 2+ 6 I 3=12
6 I 2+ 9 I 3=8
−I 1+ I 2 + I 3=0
11
B. Pembahasan
I 1=¿1,4444 ,
I 2=¿1,6667 dan
I 3=¿ -0.2222
I 1=¿1,4443 ,
I 2=¿1,6665 dan
I 3=¿ -0.2222
Dari data diatas dapat dilihat bahwa terdapat nilai perbedaan yang relatif kecil
yaitu sebesar ±0.0002 untuk perhitungan mengguanakan program dan secara
manual. Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan menggunakan bahasa
pemrograman merupakan perhitungan yang valid.
12
13
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dibuat program untuk mencari nilai arus pada rangkaian paralel
dengan metode gauss-jordan menggunakan bahasa pemrograman matlab dan
setelah dilakukan perhitungan manual dengan hukum kirchoff untuk rangkaian
dan permasalahan yang sama, dapat dilihat bahwa nilai arus yang didapat yaitu
hampir sama. Hal ini menunjukkan kevalidan perhitungan dengan bahasa
pemrograman. Untuk listing program dan running program dapat dilihat dibagian
lampiran.
Kelebihan
Mengubah sistem persamaan linier menjadi matriks identitas yang
sederhana
Dapat menyelesaikan persamaan dengan matriks invers
Mudah dalam menyelesaikan persamaan dengan banyak variable
Dapat mengurangi kesalahan dalam perhitungan
Kekurangan
Nilai konstanta yang dimasukkan terbatas
Pada keadaan tertentu, tidak dapat menunjukkan nilai x secara
langsung
B. SARAN
Dari pembuatan Tugas Akhir ini penulis dapat memberikan saran bahwa
setiap masalah pasti ada solusinya. Contohnya pada persamaan yang
kompleks,apabila tidak bisa diselesaikan dengan metoda analitik maka dapat
15
diselesaikan dengan metoda numerik. Begitu juga dengan kehidupan, jika suatu
masalah tidak selesai dengan suatu penyelesaian,maka pasti ada cara lain untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
16
LAMPIRAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Sartono, A. (2006). Penggunaan Metode Numerik dan Matlab dalam Fisika. Jakarta:
Universitas Indonesia.
18