SEJARAH APINDO
Terlahir pada 31 Januari 1952, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) awalnya berdiri
dengan nama Badan Permusyawaratan Urusan Sosial Seluruh Indonesia. Pasca perjuangan
kemerdekaan usai, pembangunan di segala bidang mulai menjadi perhatian, salah satunya pada
bidang sosial ekonomi. Bidang ini pula yang merupakan hal baru di dunia usaha.
Permasalahan terkait dunia usaha mulai muncul, seperti isu hubungan industrial dan
ketenagakerjaan, serta perburuhan. Tuntutan yang diperjuangkan para buruh mengalami
perubahan, dimana sebelum kemerdekaan, tuntunan kaum buruh menjadi pergerakan dalam
rangka mencapai kemerdekaan. Di era pasca kemerdekaan, telah muncul tuntutan untuk
mendapatkan hak perlindungan kerja yang lebih baik sehingga hal ini memicu munculnya
permasalahan hubungan kerja yang melibatkan buruh dengan majikan.
Seiring dengan meningkatnya isu di bidang perburuhan dan hubungan industrial, para
majikan mempertimbangkan pentingnya satu wadah yang mampu menjadi forum komunikasi
dan bertukar pikiran untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul dalam bidang
hubungan industrial dan buruh. kepentingan pemerintah dan para majikan. Dalam lingkup yang
lebih luas, forum tersebut bisa menyuarakan aspirasi para majikan kepada pemerintah maupun
organisasi lain, baik di dalam dan luar negeri, yang terkait dalam dunia hubungan industrial dan
perburuhan.
Forum ini mengalami beberapa kali perubahan nama, hingga pada 31 Januari 1952,
tercetus Badan Permusyawaratan Sosial Ekonomi Pengusaha Seluruh Indonesia (PUSPI). Sesuai
dengan tuntutan perkembangan jaman, PUSPI kembali berubah nama menjadi Asosiasi
Pengusaha Indonesia (APINDO) melalui Musyawarah Nasional (Munas) APINDO II di
Surabaya, tahun 1985.
Konsekuensi dari kondisi seperti ini adalah semakin meningkatnya penggangguran dan
tingginya angka kemiskinan. Salah satu upaya untuk penanganan tekanan berat terhadap
perekonomian Nasional adalah membangun hubungan industrial yang sehat, aman, dan harmonis.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) merupakan sarana perjuangan dunia usaha untuk
merealisasikan hubungan industrial yang harmonis, dan berkesinambungan.
C. KEANGGOTAAN APINDO
a) Jenis Keanggotaan:
1) Anggota Biasa (AB) adalah perusahaan berbentuk persekutuan atau badan hukum
milik swasta dan koperasi maupun milik perseorangan yang didirikan dan
menjalankan usahanya secara tetap dan terus-menerus serta sudah memenuhi
ketentuan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Anggota Biasa
mendaftar melalui Dewan Pimpinan Kabupaten/ Kota atau Dewan Pimpinan Provinsi
sesuai domisili perusahaan.
2) Anggota Luar Biasa (ALB) adalah perusahaan berbentuk persekutuan atau badan
hukum milik negara dan milik swasta yang didirikan dan menjalankan usahanya secara
tetap dan terus-menerus serta sudah memenuhi ketentuan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. ALB mendaftar melalui Dewan Pimpinan Nasional dan/ atau
Dewan Pimpinan Provinsi sesuai domisili perusahaan.
D. MANFAAT KEANGGOTAAN
1) Mendapatkan informasi terbaru mengenai Kebijakan Pemerintah terkait
ketenagakerjaan dan dunia usaha.
2) Mendapatkan konsultasi, pendampingan, pembelaan dalam rangka penyelesaian
Hubungan Industrial ataupun masalah Ketenagakerjaan lainnya.
3) Mengikuti Kegiatan Temu Rutin Anggota APINDO yaitu Members Gathering dan
CEO/ Owners Gathering.
4) Anggota dapat menyampaikan pendapat, saran, usul, dan keluhan tentang
Kebijakan Ketenagakerjaan maupun lainnya melalui APINDO. APINDO terlibat
dalam penentuan Upah Minimum Propinsi melalui keterwakilan dalam Dewan
Pengupahan. APINDO juga terlibat pada penyusunan Peraturan Pemerintah terkait
Ketenagakerjaan, Perdagangan, dan Perindustrian serta peraturan lainnya yang
berhubungan dengan dunia usaha.
5) Karyawan perusahaan anggota dapat mengikuti pelatihan, lokakarya, diskusi atau
seminar di dalam dan luar negeri yang diselenggarakan oleh APINDO bekerjasama
dengan lembaga kerjasama nasional maupun Internasional.
6) Berkesempatan untuk ikut serta dalam Business to Business Meeting dengan delegasi
pengusaha dari berbagai negara yang diselenggarakan atas kerjasama dengan kedutaan
besar negara sahabat, kamar dagang asing, dan mitra APINDO.
7) Mendapat newsletter yang berisi pembahasan mengenai isu terhangat dunia usaha dan
ketenagakerjaan serta pernyataan sikap APINDO terhadap isu tertentu.
E. PERSYARATAN KEANGGOTAAN
1) Perusahaan legal yang telah memenuhi ketentuan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2) Berdomisili di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
APINDO. (2019). APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia). Diakses pada tanggal 9 April 2019
dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://apindo.or.id/&ved=2ah
UKEwjw8vf5ksPhAhWMQN4KHdAPAvoQFjAVegQIBhAD&usg=AOvVaw2Tp18PV
PXgJQu4lplV6PuN