Monitoring Bayi Baru Lahir Di Nicu Dengan Menggunakan Wearable Sensors
Monitoring Bayi Baru Lahir Di Nicu Dengan Menggunakan Wearable Sensors
Abstrak
Artikel ini menganalisis beberapa jurnal tentang sistem monitoring berkelanjutan pada bayi
baru lahir yang dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dengan menggunakan sistem
sensor yang diintegrasikan dengan alat yang bisa dipakai di badan bayi (wearable sensor).
Bahan tekstil yang bersifat konduktif digunakan untuk membuat integrasi sensor yang sesuai
untuk alat monitoring non-invasif, seperti biobelt (sabuk) dan smart jacket. Lokasi sensor,
bahan dan penampilan sensor didesain untuk mengoptimalkan fungsinya, kenyamanan
pasien, dan didesain dengan bentuk yang sesuai dengan prinsip estetik. Hasil eksperimen alat
sensor ini membuktikan bahwa penggunaan sabuk dan smart jacket menunjukkan
pengukuran yang akurat, nyaman bagi bayi dan stress less, tidak menimbulkan stimulus
nyeri, memungkinkan bayi untuk tetap bergerak aktif serta mudah diaplikasikan. Inovasi
teknologi ini diharapkan dapat mengurangi efek traumatik pada bayi yang dirawat di unit
perawatan intensif akibat pemasangan berbagai alat untuk monitoring parameter fisiologis.
Kata kunci : monitoring bayi di NICU, wearable sensor, tekstil konduktif, perawatan
atraumatik
Latar Belakang
Bayi baru lahir seringkali terpapar dengan sejumlah prosedur yang menyebabkan nyeri, baik
prosedur diagnostik, prosedur terapeutik, maupun prosedur pemasangan alat untuk
monitoring parameter fisiologis. Berbagai strategi manajemen nyeri dan prinsip atraumatic
care dilakukan untuk mencegah atau mengurangi nyeri pada bayi baru lahir. Monitoring
kesehatan sangat penting bagi bayi yang dirawat di unit perawatan intensif dan merupakan
hal yang secara kontinyu dilakukan di NICU. Monitoring ini membutuhkan desain
1
lingkungan yang unik, fungsi yang spesifik, dan menggunakan peralatan monitoring berbasis
sensor. Seperti juga anak, bayi membutuhkan perawatan yang kompeten dan sensitif untuk
meminimalkan efek negatif dari hospitalisasi dan mengembangkan aspek yang positif sebagai
energi untuk melakukan adaptasi terhadap situasi yang berpotensi menimbulkan stress yang
muncul secara tiba-tiba. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebuah teknik dan inovasi
teknologi yang memiliki akurasi tinggi dan sesuai dengan prinsip atraumatic care dengan
mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan bayi. Beberapa contohnya adalah alat sensor
berupa sabuk dan smart jacket untuk memonitor parameter fisiologis vital bayi di ruang
perawatan intensif. Teknologi ini merupakan teknologi non-invasif yang didesain secara
akurat dengan pertimbangan pemilihan bahan yang memiliki akurasi tinggi terhadap hasil
pengukuran dan nyaman bagi bayi serta memiliki nilai estetika yang tinggi.
2
reliabilitasnya, karena dukungan peralatan ini juga sangat berperan dalam kesembuhan
pasien.
Monitoring status kesehatan bayi merupakan hal yang sangat penting untuk deteksi awal
adanya masalah kesehatan (misalnya apnea, aritmia, dan hipoksemia) serta potensial
komplikasi (misalnya kejang). Parameter fisiologis yang harus dimonitor selama bayi
menjalani perawatan di unit perawatan intensif antara lain adalah :
1. Suhu tubuh, sebagai indikator keefektifan termoregulasi
2. Denyut jantung, menunjukkan indeks fungsi jantung dan kondisi stress pada bayi
3. Frekuensi pernafasan, berguna untuk mengevaluasi kejadian apnea berulang
4. Persentase hemoglobin yang diikat oleh oksigen (SpO2), untuk mengkaji efisiensi
aktivitas sistem pernafasan secara kontinyu
5. Elektrokardiogram (ECG)
Pengukuran vital sign sebagai parameter fisiologis juga memberikan indikasi terhadap
kondisi umum bayi. Umumnya, parameter tersebut menyediakan evidence tentang apakah
sistem fisiologi yang berbeda berfungsi dengan baik, misalnya apakah oksigen diikat dalam
darah, yang kemudian darah dapat mencukupi kebutuhan perfusi tubuh dengan baik, dan
apakah regulasi suhu tubuh berlangsung secara tepat. Perawatan dan monitoring bayi risiko
tinggi merupakan proses yang kompleks yang melibatkan penggunaan sejumlah mesin dan
kolaborasi di antara beberapa orang dengan keterampilan dan latar belakang yang berbeda.
Monitoring secara komputerisasi memungkinkan perawat untuk melihat kecenderungan vital
sign dalam periode waktu yang relatif lama daripada monitoring dengan monitor vital sign
pada umumnya.
3
Perkembangan terkini dalam teknologi sensor dan teknologi komunikasi berbasis wireless
memungkinkan untuk menciptakan generasi baru dalam sistem monitoring dengan alat
elektronik yang dapat dipakai pada tubuh dan photonic. Kain yang nyaman siap
diintegrasikan dengan bahan untuk monitoring elektrokardiogram dan monitoring respirasi
pada sistem transmisi berbasis wireless. Dalam beberapa jurnal penelitian dibahas berbagai
macam teknologi monitoring bayi baru lahir di neonatal intensive care unit (nicu) dengan
menggunakan sensor yang dapat dikenakan pada tubuh bayi. Prinsip yang digunakan dalam
mengembangkan dan mengaplikasikan alat sensor tersebut adalah :
1. Mendukung fungsi monitoring status kesehatan vital
2. Merupakan teknik non-invasif dan mencegah gangguan pada bayi dan mencegah
munculnya penyebab stress
3. Memungkinkan keakuratan pengukuran suhu tubuh secara kontinyu baik digunakan di
dalam incubator ataupun di luar incubator selama proses kangaroo mother care
4. Aman digunakan di ruang NICU
5. Nyaman bagi bayi (misalnya : cegah penggunaan bagian yang kasar dan tajam)
6. Penempatan/pemasangan alat sensor tidak boleh di atas tulang
7. Mudah digunakan oleh seluruh petugas kesehatan dengan latar belakang pendidikan dan
keterampilan yang berbeda
8. Menyediakan feedback yang tepat/sesuai jika diinterpretasikan oleh orang tua dan petugas
kesehatan dimana komponen sistem berfungsi secara benar
9. Mudah dibersihkan dan didisinfektan ; bagian yang tidak dapat dicuci harus mudah untuk
dilepas
10. Secara estetika tepat bagi lingkungan NICU, orang tua, dan petugas kesehatan ; terlihat
bersahabat, mengandung unsure bermain, dan familiar
Teknologi monitoring bayi risiko tinggi di NICU dengan alat sensor yang dapat dikenakan
pada tubuh bayi antara lain sebagai berikut :
1. Penggunaan Alat Sensor Berupa Sabuk (Biobelt) Lembut Yang Terbuat Dari Serat
Bambu
Alat ini terbuat dari serat bamboo yang sangat lembut. Sensor suhu tubuh berukuran kecil
dimasukkan dalam alat ini. Sensor terletak di atas hepar untuk menyediakan pengukuran
suhu tubuh yang optimal. Sensor suhu tubuh ini dibungkus dengan bahan katun yang
lembut untuk membatasi pengaruh lingkungan (misalnya suhu ruangan) dalam
pengukuran suhu. Sabuk dan alat sensor dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
4
Gambar 1. Sabuk untuk monitoring suhu tubuh bayi di NICU
Berdasarkan prinsip pengembangan alat sensor untuk monitoring vital sign pada bayi di
atas, sensor harus non-invassif dan berukuran kecil. Untuk memonitor bayi baru lahir,
sensor ini memiliki akurasi 0.1 ⁰C. Sensor NTC (Negative Temperature Coefficient)
dipilih karena keakuratan dan desainnya sesuai dengan kebutuhan bayi. Sensor ini terbuat
dari tekstil konduktif yang lembut dan fleksibel. Selain nyaman, alat sensor ini aman dan
memungkinkan bayi premature untuk bernafas dengan bebas. Sabuk juga didesain agar
secara estetika menarik dan memberikan fungsi bermain pada bayi. Penampilan gambar
katak dipilih untuk tujuan estetika ini (lihat gambar 3)
5
Gambar 3. Penampilan gambar katak pada sabuk
Sabuk ini dipakaikan di atas area hepar, kemudian disambungkan ke oscilloscope digital
untuk monitoring dan interpretasi data hasil pengukuran suhu tubuh. Sebuah PC
digunakan untuk memproses data dan menampilkan hasil pengukuran (lihat gambar 4).
Pengukuran suhu tubuh dengan menggunakan NTC sensor ini kemudian dibandingkan
dengan pengukuran suhu tubuh yang sering digunakan saat ini (dengan menggunakan
thermometer). Hasilnya, pengukuran dengan sensor NTC menunjukkan variasi perubahan
suhu tubuh lebih banyak daripada sensor biasa pada thermometer. Hal ini disebabkan
karena sensor NTC pada sabuk lebih konduktif dibandingkan dengan sensor biasa.
Kesimpulannya, alat ini dipilih karena keakuratan dan kenyamanannya dalam memonitor
suhu tubuh secara kontinyu pada perawatan bayi risiko tinggi di NICU.
6
Gambar 5. Smart Jacket
Jaket ini terbuka pada bagian depan dan terdapat pembuka pada bagian belakang dan topi,
dengan tujuan untuk memfasilitasi skin-on-skin contact, fototerapi dan observasi medis.
Topi terdiri dari pelindung mata dan ruang untuk menempatkan sensor. Untuk kebutuhan
estetika, jaket didesain mendekati pakaian bayi yang biasa dipakai. Kombinasi warna
putih dan hijau dengan gambar binatang yang berwarna-warni dipilih karena bersifat
unisex (dapat digunakan pada bayi laki-laki dan perempuan) dan terlihat ceria dan bersih.
Berdasarkan desain ini pula, konsep Diversity Textile Electrode Measurement (DTEM)
dipilih. Bayi memakai jaket yang terdiri dari 6 (enam) elektrode konduktif (lihat gambar
6) yang dapat menangkap sinyal biopotensial pada posisi yang berbeda. Ketika satu
sensor lepas dari kulit, sensor yang lain dapat menyediakan sinyal yang bagus.
Konstruksi jaket dapat dilihat pada gambar 7. Tiga lapisan (1) katun digunakan dan pada
lapisan tengah (2) sirkuit Shieldex perak, (3) pada lapisan pertama, elektroda dijahit di
sepanjang sirkuit pada lapisan tengah. (4) Elektrode tersambung dengan monitor melalui
kawat karbon, (5) lapisan katun ketiga untuk membungkus.
7
Gambar 7. Konstruksi elektrode
Jaket ini diujicobakan pada 2 (dua) subyek : satu neonatus dengan usia gestasi 30 minggu
5 hari dan satu lagi dengan usia gestasi 31 minggu 6 hari. Tes pada bayi dapat dilihat pada
gambar 8. Dari gambar 9 dapat disimpulkan bahwa kualitas EKG yang dihasilkan oleh
elektrode tekstil perak sangat bagus dan gelombang QRS kompleks terlihat lebih jelas dan
bagus kualitas gambarnya.
8
Gambar 9. Hasil rekaman EKG “smart jacket”
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua dan petugas kesehatan, mereka memiliki
apresiasi positif terhadap penggunaan alat ini karena bayi dapat bergerak dengan
bebas/aktif, desainnya sangat aestetik, proses pemakaian yang stress-less, dan terintegrasi
dengan penggunaan pelindung mata sehingga cukup efektif digunakan bersamaan dengan
fototerapi.
9
Daftar Pustaka
Bouwstra, S., et.al. (2010). Smart jacket design for neonatal monitoring with wearable
sensors. IEEE Computer Society : 89.1.87 : 6.4755.701
Chen, W., et.al. (2010). Monitoring body temperature of newborn infants at neonatal
intensive care units using wearable sensors. Bodynets ICST 978-963-9799-41-7
Costeloe, K., et.al. (2000). The EPICure study : outcomes to discharge from hospital for
infants born at the threshold of viability. Pediatrics, vol.106, pp.659-671
Langenhove, L.V. (2007). Smart textiles for medicine and healthcare materials, systems and
applications. England : Woodhead Publishing Ltd
Murković, I.,et.al. (2008). Sensors in neonatal monitoring: current practice and future trends.
PMID : 14757919 PubMed.
Paradise, R.,et.al. (2005). A wearable health care system based on knitted integrated sensors.
Information technology in Biomedicine, IEEE Transaction on, vol.9, pp. 337-344
Patrizia, M., Erik, G., Alessandro, P., Alessia, R. (2008). Supporting inspection strategies
through palpable assemblies. Communication Science Department : University of
Siena
Piccini, L., et.al. (2008). New monitoring approach for neonatal intensive care unit.
Communication Science Department : University of Siena
Quinn, J.A. (2007). Bayesian condition monitoring in neonatal intensive care. Journal in
Institude for Adaptive and Neural Computation : University of Edinburg
10