Anda di halaman 1dari 13

BLUD PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN RUJUKAN

RSUD NABIRE VIRAL LOAD (HIV RNA PCR QUANTITATIVE)


Jl.RE.Martadinata

No. Dokumen No.Revisi Halaman

0 0 1/1

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


PROSEDUR Direktur BLUD RSUD Nabire
OPERASIONAL
8 September 2018
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB, KBD
NIP. 196107161988121002

Suatu cara atau teknik pengambilan dan pengiriman spesimen yang


PENGERTIAN dilakukan untuk rujukan Viral Load (HIV RNA PCR Quantitative)

TUJUAN Memberikan Acuan untuk dapat melakukan:


1. Pengambilan spesimen rujukan pemeriksaan Viral Load
2. Pengiriman spesimen rujukan ke Labkesda provinsi
3. Dokumentasi pencatatan spesimen rujukan dan hasil
pemeriksaan PCR HIV RNA Viral Load

KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pengambilan dan Pengolahan Spesimen

1.1 Pengambilan Sampel darah vena


1.1.1 Pengambilan darah vena dengan menggunakan
jarum Vacuntainer
1. Siapkan tabung dan beri kode atau identitas
pasien
2. Siapkan jarum dan beri tahu pasien yang akan
diambil darah sebelum membuka jarum bahwa
jarum baru dan steril
3. Pasang jarum pada holder, taruh tutup diatas
meja pengambilan darah
4. Letakan lengan pasien lurus diatas meja dengan
telapak tangan menghadap keatas
5. Tourniquet dipasang 7-10 cm diatas lipat siku
pada bagian atas dari vena yang akan diambil
(jangan terlalu kencang)
6. Pasien disuruh mengepal dan menekuk tangan
beberapa kali untuk mengisi pembuluh darah
namun jangan memompa
7. Dengan tangan pasien masih mengepal, ujung
telunjuk kiri memeriksa/mencari lokasi pembuluh
darah yang akan ditusuk
8. Bersihkan lokasi dengan kapas alkohol 70 % dan
biarkan sampai kering, kulit yang telah
dibersihkan jangan dipegang lagi (selama
desinfeksi dengan alkohol bendungan tournuquet
harus dilonggarkan)
9. Pegang holder dengan tangan kanan dan ujung
telunjuk pada pangkal jarum
10. Tourniquet dikencangkan lalu vena ditusuk
perlahan dengan sudut 15-30 derajt
11. Bila jarum berhasil masuk vena,tekan tabung
EDTA sehingga vakumnya bekerja dan darah
terisap kedalam tabung EDTA
12. Bila darah sudah masuk buka kepalan tangan
13. Isi tabung vacutainer sampai volume 7-8 ml
14. Setelah cukup darah yang diambil, tourniquet
dilepas. Keluarkan tabung dan keluarkan jarum
perlahan-lahan
15. Homogenkan segera darah dengan cara
membolak – balikan tabung sebanyak 8 kali
secara perlahan
16. Tutup bekas tusukan dengan plester
17. Buang bekas jarum kedalam wadah tahan tusukan
(Sharp bin biohazard)

1.1.2 Pengambilan darah vena dengan menggunakan


Semprit
1. Siapkan tabung dan beri kode atau identitas
pasien
2. Siapkan semprit steril dan beri tahu pasien yang
akan diambil darah
3. Buka plastik pembungkus dan lakukan
pengecekan semprit, taruh tutup diatas meja
pengambilan darah
4. Letakan lengan pasien lurus diatas meja dengan
telapak tangan menghadap keatas
5. Tourniquet dipasang 7-10 cm diatas lipat siku
pada bagian atas dari vena yang akan diambil
(jangan terlalu kencang)
6. Pasien disuruh mengepal dan menekuk tangan
beberapa kali untuk mengisi pembuluh darah
namun jangan memompa
7. Dengan tangan pasien masih mengepal, ujung
telunjuk kiri memeriksa/mencari lokasi pembuluh
darah yang akan ditusuk
8. Bersihkan lokasi dengan kapas alkohol 70 % dan
biarkan sampai kering, kulit yang telah
dibersihkan jangan dipegang lagi (selama
desinfeksi dengan alkohol bendungan tourniquet
harus dilonggarkan)
9. Pegang semprit dengan tangan kanan dan ujung
telunjuk pada pangkal jarum
10. Tourniquet dikencangkan lalu vena ditusuk
perlahan dengan sudut 15-30 derajat
11. Bila jarum berhasil masuk vena, tariklah ujung
semprit sehingga darah terisap kedalam spuit
sebanyak 10 ml
12. Bila darah sudah masuk buka kepalan tangan
13. Pindahkan darah kedalam tabung EDTA dengan
cara melepaskan jarumnya dan pindahkan darah
dari spuit ke tabung melalui dinding tabung EDTA
14. Setelah cukup darah yang diambil, tourniquet
dilepas. Keluarkan jarum perlahan-lahan
15. Homogenkan segera darah dengan cara
membolak balikan tabung EDTA sebanyak 8kali
secara perlahan
16. Tutup bekas tusukan dengan plester dan buang
bekas jarum ke dalam wadah tahan tusukan

1.2 Pengolahan Spesimen


1. Darah EDTA yang kemudian disentrifuge pada kecepatan
lebih kurang 3000 rpm untuk mendapatkan plasma
selama kurang lebih 10 menit
2. Setelah 10 menit akan terpisah plasma diatasnya,
pisahkan plasma dari darah secara perlahan-lahan dengan
menggunakan pipet plastik atau transfer pipette atau bisa
juga menggunakan mikropipet kedalam tabung cryotube
atau wadah penampung yang bertutup
3. Plasma yang akan dikirim berupa tabung harus dalam
kondisi tertutup dan diberi label kode identitas pasien,
pastikan kode tidak hilang. Tabung/wadah penampung
spesimen seluruhnya dalam keadaan rapat dan tidak
tumpah bila ada parafilm maka tutuplah tabung dengan
parafilm
2. Penyimpanan Spesimen
 Spesimen plasma EDTA bila akan disimpan pada suhu 2-8 oC
(kulkas bawah) harus memperhitungkan waktu pengambilan dan
pengiriman spesimen. Pada suhu 2-8 oC sampel dapat bertahan
semenjak pengambilan sampai pengiriman (tiba dilokasi tujuan)
selama 5 hari
 Penyimpanan sampel lebih lama disimpan pada suhu -20 oC
(freezer)

3. Pengemasan dan pengiriman Spesimen


 Tabung-tabung tersebut lalu dikemas dalam wadah/box
 Untuk pengiriman kurang dari 24 jam maka pengiriman dilakukan
pada suhu 15-30 OC
 Untuk pengiriman lebih dari 24 jam maka pengiriman dilakukan
pada suhu 2-8 OC menggunakan ice pack dan Styrofoam

Jenis Spesimen Pemeriksaan Viral Load dan Pengirimannya


Spesimen Waktu Suhu Kondisi
Pengiriman Pengiriman

Plasma 24 jam 15-30 OC Suhu ruang dengan


EDTA temperature
terukur dibawah
30 OC

Plasma 5 hari 2-8 OC Cold Chain


EDTA

3.1 Prosedur Pengemasan Spesimen Cold Chain

a) Kotak Styrofoam / pendingin diberi label alamat yang dituju serta


pengirim dengan
Penerima :
Kepada :
Nama Instansi : …………………………
Alamat : ……………………………..
Up : …………………………………….(Nama jelas)
No telp dan HP : ………………….(wajib diisi)
Pengirim :
Nama : ………………………………………
Instansi : ……………………………………
Alamat : ……………………………………
No telp dan HP : ……………………..(wajib diisi)
Email : …………………………………….(bila ada)
b) Siapkan ice pack dan bungkus dengan kertas/Koran agar tahan
lama lalu bungkus lagi dengan plastik agar tidak membasahi
sampel
c) Masukkan ice pack pada bagian bawah dan samping Styrofoam
dan letakkan sampel diatas ice pack yang sudah dibungkus
kedalam Styrofoam lalu penuhi ruang dalam styrofoam yang
tersisa dengan kertas/Koran agar sampel tidak bergerak selama
masa pengiriman
d) Tutuplah sekeliling Styrofoam dengan lakban/ selotip dengan baik
e) Siapkan kelengkapan dokumen lalu masukkan ke dalam amplop
terpisah (sebaiknya dibungkus dengan plastik) kemudian lekatkan
diluar kotak Styrofoam/cool box tersebut dengan kuat (pastikan
tidak akan lepas selama pengiriman)

Catatan :

- Semakin tebal kotak Styrofoam dan semakin banyak ice pack yang
dimasukkan, cool chain dapat bertahan semakin lama
- Pengiriman melalui kurir dianjurkan dilakukan pada hari dan jam
kerja serta harus ada koordinasi antara pihak pengirim dengan
pihak penerima sebelum barang dikirim dan setelah barang
diterima
Unit Terkait Laboratorium,Rawat Jalan, Rawat Inap, IGD
BLUD PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN RUJUKAN
RSUD NABIRE TETES DARAH KERING (DRY BLOOD SPOT)UNTUK PEMERIKSAAN
JL. RE.MARTADINATA HIV DNA PCR (EID)

No. Dokumen No.Revisi Halaman

0 0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


STANDAR Direktur BLUD RSUD Nabire
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 September 2018
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB, KBD
NIP. 196107161988121002

PENGERTIAN Suatu cara atau tekhnik yang dilakukan untuk pengambilan dan
pengiriman spesimen rujukan untuk pemeriksaan HIV DNA PCR (EID)

TUJUAN Memberikan acuan untuk dapat melakukan :


1. Pengambilan spesimen rujukan pemeriksaan HIV DNA PCR pada
bayi <18 bulan
2. Pengiriman spesimen rujukan ke Labkesda Provinsi
3. Dokumentasi pencatatan pencatatan spesimen rujukan dan hasil
pemeriksaan HIV DNA PCR
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Persiapan Pengambilan Spesimen Sampel Tetes Darah Kering


(Dry Blood Spot)

Pemilihan Lokasi dan Prosedur Preparasi untuk Area


Pengambilan Sampel

Umur, Berat Badan Lokasi Pengambilan darah


1-4 bulan, berat badan <6 kg Tumit
5-10 bulan, berat badan < 10 kg Ibu jari kaki
Berat badan > 10 kg Jari

1. Hangatkan area pengambilan agar sirkulasi darah lancar


2. Kenakan sarung tangan bebas bedak
3. Bersihkan kaki dengan NaCl dan keringkan dengan kain
lembut
4. Bersihkan dengan air hangat dan keringkan kembali
dengan kain lembut
5. Bersihkan kembali dengan Alkohol preparasi
6. Usap sampai kering dengan kasa atau biarkan kering
dengan sendirinya lalu lakukan penusukan. Area
pengambilan yang terkena alkohol harus dikeringkan
sebelum penusukan karena alkohol dapat menyebabkan
spesimen terdilusi sehingga mempengaruhi hasil
pemeriksaan

2. Pengambilan Spesimen DBS (Dry Blood Spot)


2.1 Pengambilan dari Tumit Kaki
2.1.1 Lakukan Penusukan pada Tumit kaki dengan
menggunakan blood lancet
2.1.2 Hapus tetes darah pertama dengan kasa steril
2.1.3 Biarkan darah menetes dalam tetesan darah besar.
Sentuhkan secara lembu filter paper (Whatman 903)
pada satu sisi kertas bagian depan (terdapat print
bulatan)
2.1.4 Biarkan darah menyerap dengan baik, dan seluruh
bulatan terisi penuh. Pengisian satu bulatan filter
harus dilakukan dengan sekali aplikasi tetesan darah
(minimal 3 lingkaran). Oleh karena itu pastikan
tetesan darah cukup besar sebelum diaplikasikan ke
filter paper
2.1.5 Untuk mempertahankan aliran darah, tekanan yang
lembut dan intermiten harus diberikan pada sekitar
area penusukan
2.1.6 Setelah selesai, tekan dengan baik area penusukan
sampai darah berhenti mengalir dengan kasa steril

2.2 Pengambilan dari Ibu Jari Kaki


2.2.1 Hangatkan area penusukan
2.2.2 Gunakan handschoen nitril
2.2.3 Posisikan bayi, kaki ke bawah
2.2.4 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan
alkohol swab, biarkan kering minimal 30 detik
2.2.5 Lakukan penusukan dengan menggunakan blood
lancet
2.2.6 Hapus tetesan pertama dengan menggunakan kasa
kering
2.2.7 Biarkan darah menetes dalam tetesan darah besar.
Sentuhkan secara lembut filter paper (Whatman
903)
2.2.8 Isi 1 lingkaran penuh dalam 1 kali aplikasi
2.2.9 Aplikasikan pada minimal 4 lingkaran
2.2.10 Setelah selesai, tekan dengan baik area penusukan
sampai darah berhenti mengalir dengan kasa steril

3. Pengeringan Sampel DBS


Setelah didapatkan bulatan yang terisi penuh pada seluruh
lingkaran kartu, lakukan pengeringan kartu DBS
Keringkan bulatan darah pada bidang yang tidak
menyerap, bersih dan kering selama lebih kurang 4
jam secara horizontal dengan tidak terkena cahaya
matahari secara langsung.

Bila Kartu Tetes Darah Kering tidak kering dengan


sempurna dan tidak juga kering pada suhu
ruangan atau setelah dikeringkan semalaman,
kemaslah Tetes Darah Kering dengan penambahan
desiccant

Drah yang sudah keing akan berubah warnanya


dari merah terang menjadi merah tua kecoklatan
pada kartu/ kertas saring dan kertas/ kartu akan
menjadi agak melengkung

 Pengeringan kartu DBS dapat dilakukan dengan


menggantungkan kartu pad arak kertas (dry rack) atau dapat
menggunakan model rak alternative lain (tidak boleh
mengeringkan dengan hair dryer)
 Pengeringan sampel adalah tahap paling penting untuk
memastikan kestabilan RNA virus HIV dalam kertas saring
 Tetes darah kering sangat stabil namundapat rusak oleh
panas,kelembaban dan cahaya.
Cahaya dan Oksigen dapat bereaksi dengan hemoglobin
menghasilkan oksigen aktif yang dapat merusak sel virus
DNA/RNA
 Jangan menyentuh bagian kartu yang terkena darah untuk
melihat apakah darah sudah mengering.

4. Pengemasan Spesimen Dry Blood Spot (DBS) atau Tetes Darah


Kering

4.1 letakkan Kartu Tetes Darah Kering diantara lembaran kertas


glassine sehingga kartu – kartu Tetes Darah kering satu sama
lain tidak saling bersentuhan dan tidak lengket. Kemaslah 10-
15 kartu tetes Darah kering dalam wadah zip lock
impermiabel yang mengandung sedikit udara
4.2 Tambahkan 5-10 paket bahan desicant (untuk
menghilangkan sisa kelembaban dikartu), dan kartu indikator
kelembaban (sebagai penanda kelembaban relative dalam
wadah)

5. Penyimpanan Spesimen Dry Blood Spot (DBS) atau Tetes Darah


Kering
1. Untuk penyimpanan dalam jangka pendek (akan segera
digunakan) pada lemari pendingin bersuhu 4℃
2. Untuk penyimpanan jangka panjang (lebih dari 90 hari),
Tetes Darah Kering disimpan pada freezer (suhu -20℃ )
3. Tetes Darah Kering hanya dikeluarkan dari lemari pendingin
bila akan dikirim atau diperiksa

6. Pengiriman Spesimen Tetes darah Keing atau Dry Blood Spot


(DBS)
1. Periksalah spesimen sebelum dikirim, pastikan identitas
dikartu DBS sudah lengkap
2. Jika indikator kelembaban telah berubah menjadi merah
muda, keluarkan kemasan dari lemari pendingin dan biarkan
sebentar pada suhu kamar lalu segera ganti bahan desiccant
dan kartu indikator dengan yang baru
3. Setelah dikemas dengan rapat , masukan kemasan plastik
kedalam amplop kertas dan disegel rapat kemudian
masukkan kedalam amplop besar pengiriman disertai
lampiran dokumen identitas spesimen dan formulir
permintaan pemeriksaan
4. Apabila sudah lengkap maka amplop disegel dan diberikan
label tujuan alamat pengiriman dengan jelas dan tuliskan
identitas pengirim dengan jelas

Identitas Pengirim mencantumkan sbb:


Pengirim :
Nama :……………………….
Instansi : ……………………………
Alamat :…………………………
No.telp/HP:……………………(wajib diisi)
Email : …………………………….(bila ada)

Pencatatan Pengiriman sampel DBS dan hasil pemeriksaan


EID DNA PCR

 Pengiriman spesimen EID harus menyertakan :


- Surat pengantar (terlampir)
- Form pengiriman yang sudah diisi dengan lengkap
- List pengiriman sampel (terlampir)

UNIT TERKAIT Laboratorium, Rawat jalan, Rawat inap, IGD


BLUD ALUR STRATEGI 3 PEMERIKSAAN HIV UNTUK DIAGNOSIS
RSUD NABIRE
JLRE.MARTADINATA

No. Dokumen No.Revisi Halaman

0 0 1/1

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


STANDAR Direktur BLUD RSUD Nabire
PROSEDUR
OPERASIONAL 8 September 2018
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB, KBD
NIP. 196107161988121002

Strategi yang digunakan pada pemeriksaan HIV untuk diagnosis dengan


PENGERTIAN menggunakan Metoda Rapid Diagnostic Test

Agar petugas laboratorium dapat memahami dan melaksanakan


TUJUAN pemeriksaan HIV untuk diagnosis sesuai dengan alur strategi 3

KEBIJAKAN

PROSEDUR Kebijakan Standar Pemeriksaan HIV Nasional mengacu pada Permenkes


nomor 241
untuk diagnosis dengan menggunakan strategi 3 yaitu dengan 3 macam
reagen
dengan persyaratan sbb :
• Menggunakan 3 jenis reagen pemeriksaan dengan :
• Sudah lulus Uji Evaluasi Reagensia Pemeriksaan HIV di RSCM
• Reagen 1 (Sensitivitas >99%, Spesifisitas ≥98%)
• Reagen 2 (Spesifisitas >98%)
• Reagen 3 (Spesifitas>99%)
• Preparasi Antigen dan Prinsip Tes reagen 1,2,3 tdk sama
• Hasil discordant < 5 %
Penjelasan:
1. Sampel diperiksa dengan reagensia 1, bila hasilnya non reaktif,
dilaporkan HIV Negatif
2. Bila reagensia 1 Reaktif, dilanjutkan dengan reagensia 2
3. Bila reagensia 2 hasilnya Non Reaktif, ulangi tes HIV dengan
reagensia 1 dan 2 secara bersamaan
4. Bila reagensia 1 dan 2 Reaktif, dilanjutkan ke reagensia 3
5. Bila reagensia 1 dan 2 dan 3 Reaktif, hasil dilaporkan HIV Positif
6. Bila reagensia 1 Reaktif dan reagensia 2 atau 3 salah satu Non
Reaktif, hasdil dilaporkan Indeterminate
7. Untuk bahan pemeriksaan yang memberikan hasil
indeterminate,pemeriksaan perlu diulang dengan bahan baru
yang diambil minimal 14 hari sesudah pengambilan yang
pertama. Bila hasil pemeriksaan kedua juga indeterminate,
dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR, bila sarana PCR tidak
memungkinkan rapid gtes dapat diulang yaitu pada 3, 6, atau 12
bulan. Bila hasil tetap menunjukkan “indeterminate” setelah 1
tahun dan faktor resiko rendah, hasil dapat dinyatakan sebagai
HIV Negatif.
8. Untuk penentuan resiko tinggi atau rendah hanya dapat
dilakukan oleh dokter penanggung jawab yang berwenang

UNIT TERKAIT Laboratorium, Rwat Jalan, Rawat Inap,IGD


BLUD PEMERIKSAAN ANTI HCV
RSUD NABIRE No Dokumen No. Revisi Halaman
Jl.RE.Martadinata 0 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur BLUD RSUD Nabire

8 September 2018
Dr. Johni Ribo Tandisau, SpB, KBD
STANDAR NIP. 196107161988121002
PROSEDUR
OPERASIONAL
Suatu cara penetapan kualitatif immunologi yang cepat berdasarkan
prinsip immunokromatografi untuk mendeteksi adanya antibodi
terhadap Hepatitis C.
PENGERTIAN
Prinsip kerjanya adalah dengan melekatkan pada membrane suatu
recombinant protein HCV yang digunakan untuk mengidentifikasi
adanya anti HCV dengan sensitifitas yang tinggi.
Untuk penetapan kualitatif antibodi terhadap virus hepatitis C (anti
TUJUAN
HCV) didalam serum sebagai penunjuk adanya infeksi hepatitis C.

KEBIJAKAN

1. Keluarkan test card dari bungkusnya. Letakkan test card pada


permukaan datar.
2. Tulis identitas pasien dan cocokan dengan sampel.
3. Teteskan 10 µl ke lubang sampel.
4. Tambahkan 4 tetes buffer (sekitar 120 µl) dengan dropper yang
tersedia kedalam lubang sampel.
5. Baca hasilnya antara 5-20 menit setelah meneteskan sampel.
Insterprestasi hasil ;
Positif : muncul 2 garis berwarna merah muda di daerah test dan
PROSEDUR
daerah kontrol.
Negatif : hanya 1 muncul 1 garis berwarna merah muda di daerah
control.
Invalid : tidak muncul garis berwarna merah muda di daerah control

Perlu perhatian ;
1. Anti HCV rapid strip disimpan pada suhu 1-30℃ dalam sampul
asli yang belum dibuka.
2. Jangan membekukan tes kit.
Instalasi Rawat Inap.
Instalasi Gawat Darurat.
UNIT TERKAIT
Instalasi Rawat Jalan.
Instalasi Laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai